KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT,berkat Rahmat dan HidayahNya
penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Manajemen asuhan
kebidananan pada bayi baru lahir pada bayi Ny D Irna D Anak RSUP DR M Djamil
Padang Tgl 17-18 Nofember 2008.Makalah ini penulis buat untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah PKK II Kebidanan Di RSUP DR M Djamil pada Program Studi D
III Kebidanan Politeknik Kesehatan Padang.
Penulis membuat makalah ini berdasarkan sumber yang relevan yang penulis peroleh
dari buku-buku pustaka.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan kendala dan hambatan
baik dalam memperoleh sumber yang relevan maupun dari segi penulisan.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rika Hardi
A, Amd.Keb selaku pembimbing lapangan serta Ibu Widdefrita S.KM selaku dosen
pembimbing serta teman-teman dan berbagai pihak yang ikut membantu yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan,untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa
mendatang.
Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan
dan dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Neonatus merupakan bayi yang berumur 0-28 hari.Masa ini merupakan masa transisi
dimana bayi memulai kehidupan dilur rahim ibunya.Begitu banayk perubahan ya ng
dialami samapi dari organ fisik maupun fungsi tubuhnya.Hal ini terjadi karena bayi
sudah hidup terpisah dari ibunya
Mengingat begitu besar perubahan ynag terjadi maka tak sdapat diingkari begitu
banyak juga permasalahn ynag timbul karena hal tersebut.Diantaranya adalah
perubahan patologis yang memberikan pengaruh buruk terhadap petumbuhan dan
perkembangan bayi.
Salah satunya adalah terjadinya ikterus atau yang lebih dikenal dengan bayi
kuning.Ikterus neonatorum merupakan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan
bilirubin dalam jaringan tubuh sehingga kulit,mukosa,dan sklera berubah warna
menjadi kuning.
Ikterus ini banyak terjadi pada bayi baru lahir terutama pada bayi prematur dan
BBLR.Hal ini disebabkan karena organ hati yang berfungsi sebagai pemecah bilirubin
belum terbentuk sempurna atau belum berfungsi sempurna layaknya bayi cukup
bulan.
Mengingat begitu besar dampak dari ikterus maka perlu rasanya memberikan
penyuluhan pada ibu yang bayinya menderita ikterus agar dapat memberikan
perawatan yang berorientasi pada penyembuhan segera ikterus,Dan hal ini juga tak
kalah penting dengan memberitahukan pada ibu yang mempunyai bayi agar terhindar
dan dapat mengantisipasi agar bayinya terhindar dari tetanus neonatorum
Untuk lebih jelasnya akan penulis bahas pada BAB berikutnya
2.Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Menjelaskan tentang ikterus neonatororum meliputi definisi,etiologi, tanda dan
gejala, klasifikasi ,manifestasi klinis,dan penanganan
Menjelasakan tentang terapi sinar sebagai salah satu pengobatan ikterus neonatorum
Megidentifilkasi salah satu kasus ikterus neonatorum di ruangan Peristi RS
M.Djamil Pdanag
Menjelaskan Manajemen Asuhan Kebidanan pada kasus ikterus neonatoru pada
Bayi Ny D denagn ikterus neonatorum grade IV
BAB II
TINJAUAN TEORI
IKTERUS
1. Definisi
Ikterus adalah perubahan warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan
oleh bilirubin ( Hellen Farrer ,Perawatan Maternitas )
Ikterus adalah menguningnya sklera ,kulit,jaringan lain akibat penimbunan bilirubin
dalam tubuh ( IKA jilid 1 )
Ikterus adalah meningginya kadar bilirubin dalam jaringan ekstravaskuler sehingga
kulit ,konjungtiva ,mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning.Ikterus
neonatorum adalh keadaan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir yang disebut juga
hiperbilirubinemia ( Ngastiyah ,Perawatan anak sakit )
Ikterus adalah pewarnaan kuning dikulit ,konjungtiva dan mikosa yang terjadi
karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah .Disebut dengan hiperbilirbinemia
jika apabila didapatkan kadar bilirubin dalam darah > 5 mg % ( 85 mikromol / L )
( PONED )
Ikterus atau warna kuning pada bayi baru lahir dalam batas normal pada hari ke 2-3
dan menghilang pada ahri ke10
2. Etiologi
Adapun penyebab timbulnya ikterus atau jaundice adalah :
Kurangnya protein Y dan Z ,enzim glukoronil tranferase yang belum cukup
jumlahnya ( ikterus fisiologis )
Produksi bilirubin yang berlebihan misalnya pada pemecahan darah ( hemolisis )
yang berlebihan pada incompabilitas ( ketidaksesuaian ) darah bayi dengan ibunya
Gangguan dalam proses uptake da konjugasi akibat dari gangguan fungsi liver
Ganguan proses tranportasi karena kurangnya albumin yang meningkat bilirubin
Gangguan ekskresi yang terjadim akibat sumbatan liver karena infeksi atau
kerusakan sel liver
3. Klasifikasi
Ada 2 macam iktersu neonatorum :
Ikterus Fisiologis
Ikterus yang timbul pada hari ke 2-3
Tidak mempunyai dasar patologis
Kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau tidak mempunyai potensi
menjadi kern ikterus
Tidak menyebabkan morbiditas pada bayi
Ikterus tampak jelas pada hari ke 5 dan 6 dan menghlang pada hari ke 10
Ikterus yang cenderung menjadi patologik adalah :
Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama setelah lahir
Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5 mg % atau lebih setiap 24 jam
Ikterus yang disertai :
o Berat lahir kurang dari 2000 gram
o Masa gestasi kurang dari 36 minggu
o Asfiksia,hipoksia,dan sindroma gawat nafas pada neonatus
o Infeksi
o Trauma lahir pada kepala
o Hipoglikemia ,
o Hiperosmolaritas darah
o Proses hemolisis
o Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia kurang dari 8 hari atau 14 hari
Ikterus Patologis
o Penyalit hemolitik ,isoantibodi,karena ketidakcocokan golongan darah ibu dan anak
seperti rhesus antagonis ABO dan sebagainya
o Kelainan dalam sel darah merah seperti defisiensi G-6PD ( glukosa pspat
dehidrokinase ) ,talasemia
o Hemolisis : Hematoma ,polisitemia ,perdarahan karena trauma lahir,
o Infeksi :septisemia,meningitis ,infeksi saluran kemih,toksoplasmosis, sifilis,rubella
da hepatis
o Kelainan metabolik : hipoglikemia
o Obat batan yang menggantikan bilirubin dengan albumin seperti sulfonamid
salisilat,sodium benzoat ,gentamicin.
4. Tanda dan gejala
Ikterus Fisiologis:
o Warna kuning timbul pada hari ke 2 dan 3 serta tampak jelas pada hari ke 5 dan ke 6
serta menghilang pada hari ke 10 .
o Bayi tampak biasa ,minum baik dan pertambahan berat badan biasa
o Kadar bilirubin serum pada bayi kurang dari 12 mg /dl dan pada BBLR 10 mg /dl
dan akan hilang pada hari ke14
Ikterus Patologis
o Timbul kuning pada 24 jam pertama kehidupan
o Kuning ditemukan pada umur 14 hari atau lebih
o Tinja berwarna pucat
o Kuning sampai lutut dan siku
o Serum bilirubin total lebih dari 12,5 mg /dl pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10
pada bayi kurang bulan ( BBLR )
o Peningkatan kadar bilirubin 5 mg % atau lebih dalam 24 jam
o Ikterus diserai dengan proses hemolisis ( Inkompatibilitas darah )
o Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan bilirubin serum 1 mg /dl atau 3
mg/dl/hari
o Ikterus menetap setelah bayi berumur 10 hari pada bayi cukup bulan dan lebih dari
14 ahri pada bayi kurang bulan ( BBLR )
5. Manifestasi Klinis
Pengamatan ikterus dilakukan dengan sinar matahari .Bayi baru lahir akan tampak
kuning apabila kadar bilirubin serumnya kira kira 6 mg/dl .Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk pemeriksaan derajat kuning pada BBL menurut kramer adalah
dengan jari telumjuk ditekankan pada tempat tempat yang tulangnya menonjol seperti
tulang hidung ,dada ,lutut.Tempat yang ditekan akan tampak pucat
Bahaya hiperbilirubinemia adalah kern ikterus yaitu suatu perusakan otak akibat
perlengketan bilirubin inbdirec pada otak terutama pada korpus striatum da
talalmus.Secara klinis pada awalnya tidak jelas dapat berupa :
Mata berputar
Letargi
Kejang
Tidak mau menghisap
Malas minum
Tonus otot meningkat
Leher kaku dan epistotonus
Spasme otot
Ketulian pada nada tinggi ,gangguan bicara ,retardasi mental
Derajat Ikterus Menurut KRAMER ( 1969 )
Derajat Ikterus Daerah Ikterus Perkiraan kadar Bilirubin
1 Kepala dan leher 6,6 mg %
2 Pusat leher 9,9 mg %
3 Pusat paha 13,2 mg %
4 Lengan + tungkai 16.3 mg %
5 Tangan + kaki > 16,5 mg %
6. Patofisiologi
Kurang lebih 80-85% biirubin berasal dari penghancuran eritrosit yang tua..Sisanya
15-20 % bilirubin berasal dari penghancuran eritrosit muda karena proses
eritropuesisyang infektif disumsum tulang , hasil metabolisme protein yang
mengandung heme lain seperti sitokrom P 450 hepatik ,katalase peroksidase
,mioglobin otot dan enzim yang mengandng heme dengan distribusi luas
Gangguan metabolisme bilirubin dapat terjadi lewat salah satu dari keempat
mekanisme ini ,yaitu over produksi ,penurunan ambilan hepatic,,penurunan konjugasi
hepatic,penurunan ekskresi bilirubin kedalam empedu akibat disfungsi intrahepatik
atau mekanik ekstrahepatik
Over Produksi
Peningkkatan jumlah hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah yang sudah tua
atau yang mengalami hemolisis akan meningkatkan produksi bilirubin .Penghancuran
eritrosit yang menimbulkan hiperbilirubinemia paling sering akibat intravaskuler
seperti kelainan auto imun ,mikroangiopati ,atau hemoglobinopatiatau akibat resorbsi
hematom yang besar..Ikterus yang timbul yaitu ikterus hemolitik.
Konjugasi dan tranfer bilirubin berlangsung normal ,tetapi suplai bilirubi tidak
terkonjugasi melampaui kemamapuan sel hati ..Akibatnya bilirubin tak terkonjugasi
meningkat dalam darah.Karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air maka
tidak dapat diekskresikan dalam urine dan tidak terjadi bilirubinemia .Tetapi
pembentukan urobilirubin meningkat yang mengakibatkan peningkatkan ekskresi
dalam urine dan feses
Beberapa penyebab ikterus hemolitik ,hemoglobin abnormal ( cikle sel anemia)
.Kelainan eritrosit ( sferositosis herediter ) ,antibody serum ( Rh .Inkompatibilitas
trasfuse ),Obat obatan .
Penurunan Ambilan Hepatik
Pengambilan bilirubin tak terkonjugasi dilakuka dengan memisahkannya dari albumin
dan berikatan dengan protein penerima.Beberapa bat obatan seperti asam
flavaspidat ,novobiosin dapat mempengaruhi uptake ini
Penurunan konjugasi Hepatik
Terjadinya konjugasi bilirubin sehingga terjadi peningkatan bilirubin tak
terkonjugasi .Hal ini disebabakan oleh defisiensi enzim glukoronil trasperase
Penurunan Bilirubin kedalam empedu
Hal ini terjadi akibat disfungsi intrahepatik dan ekstra hepatik tergantung ekskresi
bilirubin terkonjugasi oleh hepatosit yang aan menimbulkan masuknya kembali
bilirubin kedalam sirkulasi sistemik sehingga timbul hiperbilirubinemia
7. Komplikasi
Terjadi kern ikterus atau ensefalopati biliaris.Kern Ikterus adalah kerusakan otak
akibat perleketan bilirubin indirek pada otak terutama pada korpus striatum
,talamus,nukleus subtalamus hipokampus ,nukleus merah didasar ventrikel IV
Gejala kern ikterus dapat segera terlihat pada neonatus gejala ini mungkin sangat
ringan dan hanaya memperlihatkan gangguan imunn letargi dan hipotonia
Sealnjutnya bayi ungkin kejang ,spastik dan ditemukan opistotonus.Pad stadium
lanjut mungkin didapatkan adanya asetosis disertai gangguan pendengaran dan
retardasi mental dihari kemudian.Oleh karena itu,pada penderita
hiperbilirubinemiadilakukan pemeriksaan berkala, baik dalam hal pertumbuhan fisik
dan motorik ataupun perkembangsn mental serta ketajaman pendengaran.
8. Penatalaksanaan
Ikterus Fisiologis
Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya sekitar
jam 7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
Lakukan asuhan dasar pada bayi
Beri minum bayi sesuai kebutuhan dan kalori yang cukup
Perhatikan frekwensi BAB
Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
Mencegah Mencegah terjadinya infeksi
Jika bayi dapat menghisap ,anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI eklusif
lebih sering minimal setiap 2 jam
Jika bayi tidak dapat menyusu beriakn ASI melalui pipa nasogastrik atau dengan
gelas dan sendok
Jaga bayi agar tetap hangat
Ikterus fisisologis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat dirawat jalan
dengan nasehat untuk ku njungan ulang setelah tujuh hari .Jika bayi tetap kuning
selama 7 hari maka
Lakukan penilaian lengkap
Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari semalam
atau apakah sering buang air besar
Tindakan
o Jika didapatkan klasifikasi lakukan tindakan lanjut
o Jika tetap didapatkan klasifikasi ikterus fisiologis :
Disertai kencing 6 kali sehari semalam atau BAB sering ajari ibu cara menyinari bayi
dan kunjungan ulang setelah 14 hari
Disertai kencing 6 kali sehari semalan dan BAB kurang lakukan penilaian ulang
pemberian ASI.
o Jika kuning menghilang pujilah ibu
Ikterus Patologis
Cegah agar gula darah tidak turun
Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya
Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau susu
pengganti ,Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum
dirujuk
Cra membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200 cc
air masak
Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa
ansogastrik ,jika tidak rujuk segera
Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama kehidupan
Rujuk segera.
Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan membutuhkan
pemeriksaan labor lanjut
Pada bayi dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk
Perhatikan frekwensi BAK dan BAB
Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di RS dan jemur bayi dibawah sinar
matahari pagi pada jam 7-8 selaam 30 menit/.15 menit telentang dan 15 menit
telungkup
Cegah kontak kdengan keluarga yang sakt dan cegah trjadiny ainfeksi
TERAPI SINAR
Sejarah dan Prinsip Dasar
Terapi sinar ditemukan oleh kremer.Terapi sinar konvensional menggunakan panjang
gelombang 425-475 nanometer.Intensitas cahaya yang biasa digunakan adalah 6-12
mikro watt /cm per nm.Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm diatas bayi..Jumlah
bola lampu yang dipergunakan berkisar antara 6-8 buah terdiri dari biru ( F20T12 )
,cahaya biru khusus ( F20T12/BB ) atau daylight fluorescent tubes.Cahaya biru kuusu
memilki kerugian karena dapat membuat bayi terlihat bir walaupun pada bayi yang
sehat hal ini secara umum tidak mengkhawatirkan.Untuk mengurangi efek ini
,digunakan 4 tabung cahaya biru kusus pada bagian tengah unit terapi sinar standar
dan dua tabung day light pada setiap bagian samping unit.
Pada bayi baru lahir ,enzim hati yang berfungsi sempurna sehingga banyak bilirubin
tidak dapat terkonjugasi dan bayi terlihat kuning.Dengan bertambahnya umur bayi
maka enzim hati tersebut akan lebih baik fungsinya ,bilirubin akan lebih banyak
dikonjugasi dan warna kuning pada tubuh serta mata bayi berkurang ,lalu
menghilang .Proses ini memerlukan waktu sekitar seminggu untuk bayi baru lahir
dengan berat badan normal dan sekita 2 minggu untuk BBLR .Biasanya peningkatan
bilirubin pada keadaan ini jarang mencapai kadar bilirubin yang berbahaya bagi
bayi.Untuk mempercepat konjugasi bilirubin dapat dilakukan pemberian sinar biru
( fototerapi ),yaitu sinar khusus yang dapat membantu kerja enzim hati sehingga
proses konjugasi lebih cepat terjadi.
Bilirubin tidak larut dalam air.Cra kerja adalah dengan mengubah bilirubin menjadi
bentuk yang larut dalam air untuk diekskresikan melalui empedu atau urine.Ketika
bilirubin meng arborbsi cahaya ,terjadi reaksi fotokimia yaitu iso merisasi.Juga
terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang
dengan cepat dibersihkan dari plasma melalau empedu.Lumirubin adalh produk
terbanayak degradasi bilirubin akibat terapi sinar pada manusia.Sejumlah kecil
bilirubin Plasma tidak terkonjugasi diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang
diekskresikan lewat urin.Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingakn bentuk
asalnya dan secar langsung bisa diekskresikan mellaui empedu.Hnaya produk foto
oksidab saja yang bisa diekskresikan lewat urin.Peningkatan bilirubin isomer dalam
empedu menyebabakan bertambahnya pengeluaran cairan empedu kedalam usus
,sehingga peristaltik usus meningkat dan bilirubin akan lebih cepat meningglakan
usus halus.Itulah sebabnya terapi secara klinis tidak efektif pada bayi dengan
gangguan peristaltik seperti obstruksi usus atau bayi denag enteritis.Pada penderita
asidosis ,hipoksia ,atau hipoalbumineia penggunaan terapi sinar perlu disertai
perbaikan kelainan yang menyertainya.
A. IDENTITAS/ BIODATA
Nama Bayi : Bayi NY D
Anak ke : Pertama
Umur bayi : 8 hari
Tgl : 9 Nofember 2008
Jenis kelamin : Laki laki
Berta Badan sekarang : 2200 gram
Berat badan lahir : 2600 gram
Panjang badan : 47 cm
No MR : 616555
Nama ayah : Tn D
Umur : 30 th
Suku/bangsa :Minang/Indonesia
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
Pekejaan :Wiraswasta
Alamat :Jl.Pinang Suri 3 no 27 Air Tawar Padang
B. DATA SUBJEKTIF
Pasien masuk tanggal : 13 Nofember 2008
Pukul : 15.10 WIB
Keluahn utama : Bayi kuning sejak 1 hari yang lalu
Riwayat kehamilan
HPHT : 15-02-2008
TP : 22-11-2008
Imunisasi : lengkap
Usia kehamilan :38-39 minggu
Riwayat Penyakit Kehamilan
Perdarahan : Tidak ada
Pre Eklampsia : Tidak ada
Eklampsia : Tidak ada
Penyakit Kelamin : Tidak ada
Penyakit Lain : Tidak ada
Kebiasaan waktu hamil
Makanan : Tidak ada pantangan
Obat Obatan : TIdak ada
Merokok : Tidak ada
Lain lain : Tidak ada
Riwayat persalianan Sekarang
Riwayat Persalinan : Sectio Secarea
Ditolong Oleh : Dokter
Ketuban : Jernih
Komplikasi persalinan
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
Keadaan BBL
A/S : 7/8 ( langsung menangis )
Resusitasi
Penghisapan lendir : ada
Ambu : Tidak ada
Masase jantung : Tidak ada
Oksigen : Ada
Rangsangan : Tidak ada
Riwayat penyakit sekarang
Bayi lahir secara section secarea 8 hari yang lalu atas indikasi partus lama berat
badan lahir 2600 gram panjang badan 47 cm langsung menangis,jejas persalinan tidak
ada dan kelainan kongenital tidak ada .
Ampak kuning sejak 5 hari yang lalu/sejak tanggla 12 Nofember 2008 pada muka
dan leherpada mulanya ,sekarang kuning sudah sampai lutut
Tampak tahi mata kiri kehijauan pada pinggir kelopak mata sehingga kelopak mata
kiri lengket sejak tanggal 13 -11-2008
C. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : Sedang
2. Tanda Vital
a) Nadi : 145x/ mnt
b) Pernafasan : 43x/ mnt
c) Suhu : 36,8C
3. Pemeriksaan
a) Kepala : UUB ,UUK : tidak cekung ,berdenyut ,bentuk kepala normal,tidak ad
kapu dan hematom.
b) Mata
Kelopak mata : tidak ada oedema
Konjungtiva : ada kotoran mata
Sclera : ikterik
Simetris : Ya
Nutrisi
1. Minuman yang diberikan : ASI ( bayi sudah menyusu dengan ibu )
2. Pemberian : Setiap 2 -3 jam
Eliminasi
o BAB : 5 kali
o BAK : 10 kali
Istirahat/tidur
Keadaan waktu tidur : tenang
Kebersihan diri : Bersih
Pengetahuan ibu
Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi sehari hari: Ibu masih takut merawat bayinya
dan merasa belum mamapu untuk merawat bayinya
Tanggapan keluarga : Baik
Obat yang diberikan :
Antopometri
1. LK : 32 cm
2. LD : 28 cm
3. LLA : 12 cm
4. LP : 24 cm
Pemeriksaan labor
o Tanggal 17 -11 2008 :
o Hb : 18,6 gr %
o Leukosit : 10.700
o Trombosit : 131.000
o Hematokrit : 52 %
o Bilirubin total : 13,2
o Bilirubin direk : 3,3
o Bilirubin indirek : 9,9
o SGOT : 74
o SGPT : 15
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpalan
Adapun dari penjelasan diatas dapat disimpulkan :
Ikterus merupakana penyakit yang disebabkan olkeh penimbunan kadar bilirubin
dalam jaringan tubuh yang mengakibatkan bayi menjadi kuning.Peningkatan kadar
bilirubin yang lebih dari 5 mg% dapat dikatakan ikterus neonatorum
Dalam salah satu kasus yang diambil dapat disimpulkan bahwa bayi Ny D menderita
ikterus Grade IV dengan kuning sudah sampai pada lutut dan lengan dengan jumlah
kadar blirubi total mencapai 13,3 mg %.
Adapun penanganan yang dilakukan di RS adalah dengan memberikan terapi sinar
yang bertujuan untuk memecah bilirubin agar dapat dikeluarkan melalui urine
( bilirubin direk ) sehingga dengan ini kadar bilirubin dapat berkurang
Dalam Follow Up selama 2 hari didapatkan hasil bahwa dengan penyinaran yang
dilakuka selama lebih kurang 4 hari sudah dapat menurunkan kadar bilirubin menjdi
7,4 mg % yang tentunya juga didukung oleh faktor eksternal lainnya yaitu dengan
pemberian nutrisi yang adekuat
2. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan :
Menyarankan pada ibu bayi agar melakukan terapi pencegahan ikterus neonatorum
dengan cara :
Menjemur bayi dibawah sinar matahari pagi selama 30 menit
Memberiakn ASI yang adekuat
Pengontrolan BAK dan BAB
Perawatan bayi sehari hari
Bagi ibu yang bayinya terkena ikterus agar tetapa dapat memberikan ASI dan
minuman yang cukup untuk bayi sehingga dapat menurunkan kadar ikterus dan
membantu mempercepat penyembuhan
Diharapkan bagi Bidan jika menemukan kasus ikteru neonatorum untuk dapat
melakukan pemeriksaan secara seksama dan mampu mengidentifikasi dan
memberiakan pertolongan pertama pada bayi ikterik dan merujuk kasus tersebut
ketingkat pelayanan kesehatan yan g lebih tinggi.