Anda di halaman 1dari 50

Dosen Pengampu:

Dr. Meidiana Dwidiyanti, M.Sc.


NIP. 196005151983032002
Anggota Kelompok
Asyifa Putri Yuniarika 22020120140143
Elkana Setyo Utomo 22020120140044
Kezia Indah Permata 22020120130116
Laela Nur Nabilah 22020120130113
Maria Stella Febrianti 22020120130045
Nabila Azzahra 22020120130100
Nanda Riyanggi Nurani Fatikha 22020120120021
Nuur Annisa Rahmah 22020120140144
Sinta Kusuma Adiyanti 22020120120027
PEMBAHASAN

01 DEFINISI NAPZA 04 RENTANG RESPONS

02 JENIS-JENIS NAPZA 05 FAKTOR-FAKTOR


PENYEBAB

03 GOLONGAN NAPZA 06 PATOFISIOLOGI


NAPZA
PEMBAHASAN

07 TANDA & GEJALA 10 ASUHAN


KEPERAWATAN
JIWA
08 KOPING SPIRITUAL 11 KESIMPULAN

09 CONTOH KASUS 12 DAFTAR PUSTAKA


DEFINISI NAPZA

Napza (Narkotika, Psikotropika, dan


Zat Adiktif lain) adalah
bahan/zat/obat yang bila masuk ke
dalam tubuh manusia akan
mempengaruhi tubuh terutama
otak/susunan saraf pusat sehingga
menyebabkan gangguan kesehatan
fisik, psikis, dan fungsi sosial.
JENIS JENIS NAPZA

Kokain Sabu-sabu

Heroin Ganja Ekstasi


JENIS JENIS NAPZA

Nipam Alkohol

Diazepam Megadon
GOLONGAN NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN

Golongan Jenis Gambar

Opioida Morfin, heroin (putauw),


candu, kodein, petidin.

Kanabis Ganja (Mariyuana), minyak


hashish.

Kokain Serbuk kokain, daun koka.

Alkohol Semua minuman yang


mengandung ethyl alkohol.
GOLONGAN NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN

Golongan Jenis Gambar

Sedative-hipnotik Sedatin (BK), rohypnol,


mogadon, dumolid, nipam,
mandrax.

MDA Ekstasi
(Methylenedioxyamphetamine)

Halusinogen LSD, meskalin, kecubung

Solvent dan Inhalasi Lem, (aica aibon), acetone,


tiner, N2O
GOLONGAN NAPZA YANG DISALAHGUNAKAN

Golongan Jenis Gambar

Nikotin Terdapat dalam


tembakau

Kafein Terdapat dalam kopi


EFEK DAN CARA PENGGUNAAN
Jenis Cara penggunaan Efek pada tubuh

Opium, heroin, morfin Dihirup melalui hidung, Merasa bebas dari rasa sakit, tegang,
disuntikan melalui otot euphoria.
atau pembuluh darah vena.

Kokain Ditelan bersama minuman, Merasa gembira, bertenaga, lebih


dihisap seperti rokok atau percaya diri.
disuntikan.

Kanabis, Mariyuana, Ganja Dicampur dengan tembakau Rasa gembira, lebih percaya diri,
rileks.

Alkohol Diminum Bergantung kandungan alkoholnya.

Amfetamin Dihisap, ditelan Merasa lebih percaya diri, mengurangi


rasa lelah,
meningkatkan konsentrasi.
EFEK DAN CARA PENGGUNAAN

Jenis Cara penggunaan Efek pada tubuh

Sedative Ditelan Merasa bebas dari rasa sakit,


tegang, euphoria.

Sabu-sabu Dihisap Merasa gembira, bertenaga, lebih


percaya diri.

XTC Ditelan Rasa gembira, lebih percaya diri,


rileks.

LSD Dihisap atau ditelan Bergantung kandungan alkoholnya.


Golongan NAPZA

Narkotika Narkotika Golongan I Narkotika Golongan II Narkotika Golongan III

cth : ganja, heroin, kokain, Cth : petidin dan Contoh : kodein.


morfin, opium, turunannya, benzetidin,
betametadol,

Psikotropika Psikotropika Golongan Psikotropika Golongan Psikotropika Psikotropika Golongan


I II Golongan III IV
Cth : MDMA, ekstasi, Cth : amfetamin, Contoh : pentobarbital, diazepam, bromazepam,
LSD, dan STP. metamfetamin, dan flunitrazepam fenobarbital, nitrazepam,
metakualon pil KB, pil Koplo, Rohip,
MG, dll

Bahan lem kayu, penghapus


Alkohol Rokok Minuman cair, aseton, cat,
Adiktif memabukkan bensin.
Lain
RENTANG RESPONS

Rentang Respon ini berfluktuasi dari kondisi yang ringan sampai dengan yang
berat. Indikator dari rentang respon berdasarkan perilaku yang ditampakkan
oleh remaja dengan gangguan penggunaan zat adiktif.
Faktor Klien
Menggunakan NAPZA
1. Faktor Predisposisi
Faktor Biologis

● Keluarga: terutama orang tua yang


menyalahgunakan Napza.
● Metabolik: perubahan metabolisme
alkohol yang mengakibatkan
respons fisiologis.
● Infeksi pada otak: gejala sisa dari
ensefalitis, meningitis.
● Penyakit kronis: kanker, asma, dan
lain-lain.
Faktor Klien
Menggunakan NAPZA
1. Faktor Predisposisi
Faktor Psikologis

1) Tipe kepribadian: dependen, ansietas, depresi,


psikopat.
2) Harga diri rendah akibat penganiayaan masa anak-anak.
3) Disfungsi keluarga: keluarga tidak stabil, role model
negatif, orang tua pengguna.
4) Individu yang mempunyai perasaan tidak aman.
5) Cara pemecahan masalah yang menyimpang.
6) Individu dengan krisis identitas.
7) Permusuhan dengan orang tua.
Faktor Klien
Menggunakan NAPZA
1. Faktor Predisposisi
Faktor Sosial-Kultural
1) Sikap masyarakat yang ambivalen tentang
penggunaan zat.
2) Norma kebudayaan: menggunakan halusinogen atau
alkohol untuk upacara adat.
3) Lingkungan: diskotik, mall, lokalisasi, lingkungan
rumah kumuh dan padat.
4) Kontrol masyarakat kurang terhadap pengguna
Napza.
5) Kehidupan agama yang kurang.
6) Perilaku tindak kriminal pada usia dini
Faktor Klien
Menggunakan NAPZA
2. Faktor Presipitasi
a. Pernyataan untuk mandiri dan
membutuhkan teman sebaya sebagai
pengakuan.
b. Reaksi sebagai prinsip kesenangan:
menghindari rasa sakit, rileks agar
menikmati hubungan interpersonal.
c. Kehilangan sesuatu yang berarti:
rumah, sekolah, kelompok teman sebaya.
d. Dampak kompleksitas era globalisasi:
film/iklan, transportasi lancar.
PATOFISIOLOGI NAPZA
PATOFISIOLOGI NAPZA
Tanda dan Gejala
Tingkah Laku pasien Pengguna Zat
Sedatif Hipnotik
a. Menurunnya sifat menahan diri.
b. Jalan tidak stabil, koordinasi motorik kurang.
c. Bicara cadel, bertele-tele.
d. Sering datang ke dokter untuk minta resep.
e. Kurang perhatian.
f. Sangat gembira, berdiam, depresi, dan kadang
bersikap bermusuhan.
g. Gangguan dalam daya pertimbangan.
h. Dalam keadaan yang over dosis, kesadaran
menurun, koma dan dapat menimbulkan kematian.
i. Meningkatkan rasa percaya diri.
Tanda dan Gejala
Tingkah Laku pasien Pengguna
Ganja

a. Kontrol diri menurun bahkan hilang.


b. Menurunnya motivasi perubahan diri.
c. Euphoria ringan.
Tanda dan Gejala
Tingkah Laku pasien Pengguna
Alkohol
a. Sikap bermusuhan.
b. Kadang bersikap murung, berdiam.
c. Kontrol diri menurun.
d. Suara keras, bicara cadel, dan kacau.
e. Agresi.
f. Minum alkohol pagi hari atau tidak kenal waktu.
g. Partisipasi di lingkungan sosial kurang.
h. Daya pertimbangan menurun.
i. Koordinasi motorik te rganggu akibat cenderung me ndapat
kecelakaan.
j. Dalam keadaan over dosis, kesadaran me nurun bahkan sampai
koma.
Tanda dan Gejala
Tingkah Laku pasien Pengguna
Opioda

a. Terkantuk-kantuk.
b. Bicara cadel.
c. Koordinasi motorik terganggu.
d. Acuh terhadap lingkungan, kurang perhatian.
e. Perilaku manipulatif untuk me ndapatkan zat
adiktif.
f. Kontrol diri kurang.
Tanda dan Gejala
Tingkah Laku pasien Pengguna
Kokain
a. Hiperaktif.
b. Euphoria, agitasi, dan sampai agitasi.
c. Iritabilitas.
d. Halusinasi dan waham.
e. Kewaspadaan yang berlebih.
f. Sangat tegang.
g. Gelisah insomnia.
h. Tampak membesar-besarkan sesuatu.
i. Dalam keadaan over dosis: kejang, delirium, dan
paranoid.
Tanda dan Gejala
Tingkah Laku pasien Pengguna
Halusinogen
a. Tingkah laku tidak dapat diramalkan.
b. Tingkah laku merusak diri sendiri.
c. Halusinasi, ilusi.
d. Distorsi (gangguan dalam penilaian,
waktu dan jarak).
e. Sikap merasa diri benar.
f. Kewaspadaan meningkat.
g. Depersonalisasi.
h. Pengalaman yang gaib/ajaib.
DAMPAK 1. Terhadap kondisi fisik

PENGGUNAAN 1) Akibat zat itu sendiri


a. Ganja: menurunkan daya tahan sehingga mudah terserang infeksi
NAPZA dan memperburuk aliran darah koroner.
b. Kokain: aritmia jantung, ulkus atau perforasi sekat hidung, jangka
panjang terjadi anemia dan turunannya berat badan.
c. Alkohol: gangguan lambung, kanker usus, gangguan hati, gangguan
pada otot jantung dan saraf, gangguan metabolisme, cacat janin dan
gangguan seksual.
2) Akibat bahan campuran/pelarut: bahaya yang mungkin timbul antara lain
infeksi, emboli.
a. Akibat cara pakai atau alat yang tidak steril: infeksi, terjangkitnya
AIDS atau hepatitis.
b. Akibat pertolongan yang keliru
c. Akibat tidak langsung: stroke pada pemakaian alkohol atau
malnutrisi karena gangguan absorbsi pada pemakaian alkohol.
d. Akibat cara hidup pasien: terjadi kurang gizi, penyakit kulit,
kerusakan gigi dan penyakit kelamin.
2. Terhadap kehidupan mental emosional
Intoksikasi alkohol atausedatif-hipnotik
menimbulkan perubahan kehidupan mental
emosional yang bermanifestasi pada gangguan
perilaku tidak wajar. Pemakaian ganja yang berat dan
lama menimbulkan sindrom amotivasionalPutus obat
golongan amfetamin dapat menimbulkan depresi
sampai bunuh diri.
3. Terhadap kehidupan sosial
Gangguan mental emosional pada penyalahgunaan obat
akan mengganggu fungsinya sebagai anggota
masyarakat, bekerja atau sekolah. Pada umumnya
prestasi akan menurun, lalu dipecat/dikeluarkan yang
berakibat semakin kuatnya dorongan untuk
menyalahgunakan obat
Koping Spiritual
Ada banyak upaya untuk menangani klien pengguna napza salah satunya adalah dengan koping spiritual.
Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya rehabilitasi yang menanamkan nilai-nilai spiritual, seperti mengenal
Sang Pencipta lebih dekat, menebar cinta kasih dalam bermasyarakat, dsb. Koping adalah upaya penyelesaian
masalah dalam mengatasi perubahan yang terjadi baik dari segi kognitif maupun perilaku sebagai dampak dari
penyelesaian negatif pada masalah. Salah satu koping yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi pengguna napza adalah koping spiritual.
Konseling Spiritual

Belajar Agama Beajar Shalat


Klien diajarkan cara berdo’a Klien diajarkan bagaimana tata
serta merenungkan cara mengerjakan sholat hingga
kesalahannya kepada pencipta. bacaan-bacaan dalam sholat,
Hal ini dilakukan di setiap dan berwudhu sebelum shalat.
aktivitas klien sehingga klien Seluruhnya diajarkan oleh
menjadi terbiasa dan instruktur religi agar klien
menumbuhkan spiritualitas terbiasa melaksanakan sholat.
klien.
Belajar Baca Al Quran
Klien diajarkan untuk membaca
al-Qur’an yang benar. Hal ini
dilakukan agar klien memahami
pentingnya keagamaan serta
spiritualitas di dalam dirinya.
Dampak Konseling Spiritual

Dekat dengan Allah Memotivasi Diri


Sikap dan keyakinan religius dan Semakin tinggi kesehatan spiritual
aktivitas spiritual mengurangi stres seseorang, memberikan makna
psikologis dan mencegah perilaku dan rasa nilai bagi dirinya dan
berisiko tinggi seperti merokok, dunia di sekitarnya, dan
alkohol, dan penyalahgunaan cenderung tidak menghadapi
narkoba. perilaku berisiko tinggi, seperti
penyalahgunaan narkoba.

Konsisten Beribadah Rajin Sholat


Aktivitas : sholat, berdo’a, Klien merasa dirinya lebih rajin
membaca al-Qur’an dan ibadah mengerjakan sholatnya
lainnya. Dampak dari klien yang dibandingkan dirinya yang dulu
mengerjakan ibadah dan sama sekali tidak sholat. Ini
mengerjakan ibadah bisa sedikit memberikan sedikit dampak
membawa klien ke arah yang lebih perubahan pola hidup klien.
baik.
03
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGGUNA NAPZA
CONTOH KASUS
Sdr “S” adalah seorang pengangguran berusia 25 tahun di daerah Pleburan, Semarang
dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya dalam keadaan tangan di borgol dan kaki diikat
karena ketahuan mengkonsumsi obat-obatan terlarang berupa ganja. 2 hari sebelum masuk
rumah sakit Sdr “S” mengkonsumsi obat dextro sebanyak 10 butir, miras, dan ganja 1 batang
dengan cara dihisap. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan TD: 110/70 mmHg, nadi:
99x/menit, suhu: 36,5°C, RR: 20x/menit, TB: 168 cm, BB: 56 kg.
Pengkajian

Identitas 1.
2.
Nama klien: Sdr. S
Umur: 25 tahun
3. Alamat: Pleburan, Semarang.

Alasan Masuk Klien mengatakan saat MRS (Masuk Rumah Sakit) dipaksa oleh keluarganya dalam keadaan tangan
diborgol dan kaki diikat karena ketahuan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan emosi.
Keadaan Saat Masuk: Klien mengatakan saat MRS dalam keadaan sadar dan pasca penyalahgunaan obat
dextro sebanyak 10 butir, miras dan ganja 1 batang 2 hari sebelum MRS.
Pemakaian Terakhir: Klien mengatakan sebelum di bawa kesini, klien mengkonsumsi ganja 1 batang
dengan cara dihisap

Riwayat Klien mengatakan pernah di rawat di PKJM selama 1 bulan dan mendapatkan rehabilitasi rohani dan
Pengobatan medik.
Pengkajian

Faktor Klien mengatakan dibawa ke RSJ lawang, klien pernah dirawat selama 1 bulan di PKJM Banyuwangi. Saat
pulang kembali bergabung dengan teman-teman yang dulu. Dan mengulangi perbuatan hal yang sama
Predisposisi (miras dan penyalahgunaan obat dextro). Pada tahun 2015 klien mengaku pernah ditahan di BNN selama 10
hari. Menurut status klien di rumah sering ngamuk-ngamuk sejak 2 bulan yang lalu. Paling parah 1 minggu.
Klien sulit tidur. Minta apapun harus dituruti jika tidak orang tua diancam. Klien mengatakan depresi
karena hubungan dengan pacarnya tidak disetujui keluarganya.

Faktor Klien mengatakan awalnya dia dapat tawaran pil dextro dari temannya yang mengatakan pil dextro dapat
Presipitasi membuat pikiran happy. Klien mencoba pil tersebut saat punya masalah.

Pemeriksaan a. Tanda-tanda vital : TD: 110/70 mmHg, Nadi: 99x/menit., Suhu: 36,5o C., RR: 20x/menit
Fisik b. Pengukuran TB: 164 cm, BB: 56 kg
c. Keluhan Fisik: Tidak Ada.
Pengkajian

Psikososial a. Pola asuh: Klien mengatakan sejak kecil sampai sekarang diasuh oleh ibunya
b. Pola komunikasi: jika ada masalah klien mencertitakan dengan teman-temannya.
c. Pengambilan keputusan: mengambil keputusan pasti ayah.

Konsep Diri a. Gambaran diri: Klien mengatakan tidak ada masalah dengan tubuhnya
b. Peran: saya seorang anak dengan usia 18 tahun, sekolah dan bermain dengan teman-teman.
c. Identitas: Klien memperkenalkan dirinya dan identitas keluarganya dan klien bangga dengan identitas
menjadi laki-laki.
d. Ideal diri: Klien mengatakan ingin segera berkumpul bersama keluarga dan berhenti mengkonsumsi
obat-obatan terlarang. Klien ingin segera kembali sekolah.
e. Harga diri: Klien mengatakan saya merasa malu saat pulang nanti karena saya dibawa kesini dengan
kondisi tangan diborgol dan kaki diikat. Saya merasa tetangga selalu berfikir negatif.
Pengkajian

Hubungan a. Orang yang dekat/dipercaya saat ini: dekat dengan teman-temannya


Sosial b. Peran serta dalam kegiatan kelompok masyarakat: Kadang-kadang ikut kumpul dengan tetangga tetapi
lebih banyak kumpul dengan teman main. Di RS klien selalu mengikuti program-program yang sudah
direncanakan seperti ke ruang rehabilitasi untuk bermusik dan melakukan sholat berjama’ah.
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: Klien tidak mempunyai hambatan

Spiritual a. Nilai dan keyakinan: Klien mengatakan agamanya islam dan meyakini adanya Tuhan.
b. Kegiatan ibadah: Klien melakukan ibadah secara rutin dan berjamaah selama di RSJ. Saat di rumah,
klien mengatakan sholatnya bolong-bolong.

Status Mental a. Penampilan: Klien berpakaian sesuai dengan fungsinya, baju tidak kusut, rambut disisir rapi.
b. Pembicaraan: Saat wawancara cara berbicara klien lambat dan dapat dimengerti dengan volume suara
lembut.
Pengkajian

Status Mental Aktivitas motorik / psikomotor


1) Kelambatan: Klien tidak mengalami keterlambatan aktivitas motorik/ psikomotor
2) Peningkatan: Klien banyak beraktivitas, sulit untuk diam, terkadang klien terlihat mondar-mandir.
Afek dan Emosi
1) Afek: Afek klien dangkal/datar,
2) Emosi: Klien cemas,

Persepsi a. Halusinasi: Klien tidak mendengar bisikan aneh ataupun hal-hal aneh pada penglihatan,
penciuman, pengecapan dan perabaan.
b. Ilusi: Klien mampu melihat hal yang dilihat sesuai dengan kenyataan,
c. Depersonalisasi: merasa asing pada lingkungan di RSJ ini tapi tidak pada diri sendiri
maupun orang lain.
Pengkajian

Proses Pikir a. Arus Pikir: Arus pikir klien koheren,


b. Isi Pikir: Isi pikiran klien obsesif, terbukti klien sering mengeluhkan klien ingin cepat pulang, karena
ingin berkumpul dengan keluarganya.
c. Bentuk Pikir: Bentuk pikiran klien realistik.

Tingkat a. Secara Kuantitatif: Kesadaran klien compos mentis (GCS : 4-5-6).


Kesadaran b. Secara Kualitatif : Klien mampu berorientasi baik dengan waktu, Klien juga mampu berorientasi
dengan tempat dan lingkungannya. Klien mau merubah posisi duduknya yang semula kakinya di atas
kursi menjadi diturunkan ketika ditegur.

Memori Klien tidak mengalami gangguan memori baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Pengkajian

Tingkat Saat klien diajak berbicara dengan topik “Apa kesan dan pesan saat di sini?” Klien dapat menjawab dengan
konsentrasi & baik, dan saat diminta menjawab soal berhitung (11+4-2=..) klien dapat menjawab dengan benar yaitu 13.
Berhitung

Kemampuan Klien mengatakan bila sampai dirumah, saya akan bergaul dengan teman baru yang lebih baik dan akan
Penilaian menjauhi teman-teman yang memakai obat-obat terlarang.

Daya Tilik Diri Klien menyadari dengan kesalahan yang telah diperbuat di masa lalu dan menyadari dengan keadaannya
saat ini.
ANALISIS DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan

1. Data Subjektif: Resiko Perilaku Kekerasan


(RPK)
- Klien mengatakan selalu mengancam ibunya jika tidak diberi uang
dengan ancaman tidak mau pulang.

- Menurut status, klien mengancam sambil membawa parang dan


marah-marah.

Data Objektif: Klien banyak beraktivitas, sulit untuk diam, kadang terlihat
mondar-mandir.

2. Data Subjektif: Harga Diri Rendah


SItuasional
- Klien mengatakan bahwa dirinya merasa malu saat pulang nanti
karena dibawa dalam keadaan kondisi tangan diborgol dan kaki
diikat.

- Klien mengatakan merasa bahwa tetangga selalu berpikir negatif.

Data Objektif: Afek klien dangkal/datar, klien hanya menampakkan ekspresi


datar dan menjawab pertanyaan secara singkat dan menunduk.
ANALISIS DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan

3. Data Subjektif: Klien mengatakan saat pulang kembali bergabung dengan Koping Individu Inefektif

teman-teman yang dulu dan mengulangi perbuatan hal yang sama (miras
dan penyalahgunaan obat dextro).

Data Objektif: Saat ditanya bagaimana cara klien jika ada masalah, klien
menjawab menghindar/ tidak pulang.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan

Resiko perilaku Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 - Membina hubungan saling percaya
kekerasan jam, diharapkan klien dapat membina saling dengan cara (menjelaskan maksud
percaya. dan tujuan interaksi, jelaskan
Kriteria hasil: Klien dapat menunjukan tanda- tentang kontrak yang akan dibuat,
tanda percaya kepada perawat beri rasa aman dan sikap empati).
a. Wajah cerah. - Diskusikan bersama klien tentang
b. Tersenyum. perilaku kekerasan (penyebab,
c. Mau berkenalan. tanda dan gejala, perilaku yang
d. Ada kontak mata. muncul dan akibat dari perilaku
e. Mau menceritakan perasaan yang tersebut).
dirasakan. - Bantu klien mengungkapkan
f. Mau mengungkapkan masalahnya. perasaan marahnya.
- Motivasi klien.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan

2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, - Bina hubungan saling percaya
Konsep Diri: diharapkan konsep diri membaik menggunakan prinsip
HDR Kriteria hasil: komunikasi terapeutik
a. Penilaian diri positif meningkat. - Beri pujian yang realistik dan
b. Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan hindarkan memberikan
positif meningkat. penilaian yang negatif setiap
c. Penerimaan penilaian positif terhadap diri kali bertemu dengan klien.
sendiri meningkat. - Jelaskan masalah yang
d. Minat mencoba hal baru meningkat. dialami.
e. Berjalan menampakkan wajah meningkat. - Jelaskan strategi dan proses
f. Postur tubuh menampakkan wajah meningkat. terapi pikiran perilaku.
g. Perasaan malu menurun. - Diskusikan pikiran keliru yang
h. Perasaan marah menurun. dialami.
i. Perasaan tidak mampu melakukan apapun
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan

3. Koping Individu Setelah dilakukan interaksi selama 3x24 jam - Nyatakan kepada klien bahwa
Inefektif klien dapat memiliki koping yang efektif perawat dapat mengerti apabila
Kriteria hasil: klien belum siap membicarakan
a. Klien mampu memventilasi perasaannya masalahnya.
secara bebas. - Kaji status koping yang digunakan
b. Klien dapat mengidentifikasi koping oleh klien.
dan perilaku yang berkaitan dengan - Diskusikan dengan klien
kejadian yang dihadapi. alternatif koping yang tepat bagi
c. Klien dapat berpartisipasi dalam klien.
pengambilan keputusan yang berkaitan - Bantu klien untuk mengidenfikasi
dengan perawatan dirinya. stressor.
d. Dapat memotivasi untuk aktif mencapai - Beri dukungan jika klien
tujuan yang realistik. mengungkapkan perasaannya
- Bantu klien meningkatkan pemikiran
INTERVENSI KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan

3. Koping Individu - Libatkan klien dalam menetapkan


Inefektif tujuan perawatan yang ingin dicapai.
- Dorong untuk berpartisipasi dalam
beraktivitas tersebut.
- Motivasi keluarga untuk berperan
aktif dalam membantu klien
menurunkan rasa bersalah.
CONCLUSIONS
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza)
merupakan masalah yang sangat krusial dan perlu ditangani
dengan segera karena dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan
atau psikologi berupa pikiran, perasaan (mood) dan perilaku
seseorang, serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan
atau psikologi. seseorang yang mengkonsumsi Napza memiliki
dampak yang berbeda beda dan juga tanda gejala yang
berbeda tergantung dari jenis Napza yang dikonsumsinya
karena Napza memiliki jenis yang beraneka ragam. Seseorang
yang menggunakan Napza secara berlebihan atau menjadi
pecandu akan memiliki dampak yang sangat berbahaya baik
itu bagi tubuh maupun hingga kejiwaan orang tersebut. oleh
karena itu, seseorang dengan penggunaan Napza perlu
ditangani dan diberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh dan komprehensif dengan segera baik oleh tenaga
kesehatan maupun keluarga yang bersangkutan.
REFERENCES
Alifia, Ummu. (2019). Apa Itu Narkotika dan NAPZA? Semarang: Alprin.
Hawari, D. (2001). Penyalahgunaan dan Ketergantungan Napza, Jakarta: FK UI.
Nurhanifah, Fitri (2019) ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENDERITA PENYALAHGUNAAN NAPZA
DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN KOPING INDIVIDU Di Wilayah Rumah Sakit Jiwa Dr.
Arif Zainudin Surakarta. Tugas Akhir (D3) thesis, Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan
Perawat Nasional Indonesia.
Roziqin M., dkk. (2016). Asuhan Keperawatan Pada Remaja dengan Penyalahgunaan NAPZA.
Universitas Airlangga.
Zatrahadi, Firman, Ahmad. (2021). Pengembangan Konseling Spiritual pada Masa Rehabilitasi
untuk Pecandu Narkoba. Psikobuletin: Buletin Ilmiah Psikologi 2 (3): 233 – 244.
ROLE PLAY
Do you have any
questions?

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai