Anda di halaman 1dari 24

Pembimbing :

dr. Beatrix Siregar, M.Ked(Ped), Sp.A


Oleh :
Putri Nur Oktavia Jauhari
20360100
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF ILMU
KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM HAJI
MEDAN SUMATERA UTARA
TAHUN 2020

IMUNISASI PADA ANAK


definisi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu
penyakit, sehingga apabila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit
ringan.
TUJUAN PEMBERIAN IMUNISASI
Secara umum imunisasi mempunyai dua tujuan berikut ini.

2. Tujuan Khusus
a). Tercapainya target Universal Child Immunization
(UCI) yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80%
1. Tujuan Umum
secara merata pada bayi di seluruh desa/ kelurahan
Menurunkan angka
pada tahun 2014.
kesakitan, kematian
b). Tervalidasinya Eliminasi Tetanus Maternal dan
dan kecacatan akibat
Neonatal (insiden di bawah 1 per 1.000 kelahiran
Penyakit yang Dapat
hidup dalam satu tahun) pada tahun 2013.
Dicegah dengan
c). Eradikasi polio pada tahun 2015.
Imunisasi (PD3I).
d). Tercapainya eliminasi campak pada tahun 2015.
e.). Terselenggaranya pemberian imunisasi yang aman
serta pengelolaan limbah medis (safety injection
practise and waste disposal management).
Sistem kekebalan tubuh terdiri dari
kekebalan aktif dan pasif.
Kekebalan Aktif Perlindungan Kekebalan Pasif Kekebalan atau
yang dihasilkan oleh sistem perlindungan yang diperoleh dari
kekebalan seseorang sendiri dan luar tubuh bukan dibuat oleh
menetap seumur hidup. tubuh itu sendiri.
Aktif Alamiah
didapatkan ketika (Pasif Alamiah) (Kekebalan Pasif Buatan)
seseorang menderita • Kekebalan yang diperoleh dengan cara
suatu penyakit. didapat dari ibu melalui menyuntikkan antibodi
plasenta saat masih yang diekstrak dari satu
berada dalam individu ke tubuh orang
kandungan lain sebagai serum.
• Kekebalan yang Contoh: pemberian
Aktif Buatan didapatkan diperoleh dengan serum antibisa ular
dari pemberian pemberian air susu kepada orang yang
vaksinasi. pertama (colostrom). dipatuk ular berbisa
Definisi vaksin
Vaksin adalah antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati,
masih hidup tetapi dilemahkan, masih
utuh atau bagiannya, yang telah
diolah, berupa
toksin mikroorganisme yang telah
diolah menjadi toksoid, protein
rekombinan yang apabila diberikan
kepada seseorang akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit infeksi tertentu.
Faktor-faktor Yang Perlu Dipertimbangkan
• Epidemiologi
•Jenis vaksin (inaktif atau live attenuated)
•Respon imun
•Maternal antibodi (vaksin hidup: campak)
•Resiko munculnya KIPI reaksi vaksin
• Komitmen global
• Feasibiltas program
Live Attenuated Inactivated
• Derivat dari virus atau • Dari organisme yang
bakteri liar (wild) yang diambil, dihasilkan dari
dilemahkan. menumbuhkan bakteri
• Tidak boleh diberikan atau virus pada media
kepada orang yang kultur, kemudian
defisiensi imun. diinaktifkan. Biasanya,
• Sangat labil dan dapat hanya sebagian
rusak oleh suhu tinggi (fraksional). • Selalu
dan cahaya. memerlukan dosis ulang.
Campak, mumps, • Virus inaktif utuh:
Klasifikasi Vaksin
VIRUS rubella, polio, yellow influenza, polio, rabies,
fever, dan cacar air hepatitis A.
• Virus inaktif fraksional:
sub-unit (hepatitis B,
influenza, acellular
pertussis, typhoid
injeksi), toxoid (DT
botulinum), polisakarida
murni (pneumococcal,
meningococcal, Hib), dan
polisakarida konjungasi
(Hib dan pneumococcal).
BCG dan tifoid oral • Bakteri inaktif utuh
BAKTERI (pertussis, typhoid,
cholera, pes)
JENIS IMUNISASI
Jenis imunisasi PP no 12 tahun 2017
• Imunisasi program
• Imunisasi pilihan
Imunisasi Program
Imunisasi Program
• Imunisasi rutin:
> Imunisasi dasar < 1 tahun
> Imunisasi lanjutan/ booster
Batuta, BIAS, WUS
• Imunisasi tambahan: kelompok usia tertentu
> Kampain MR, PIN, kondisi outbreak
• Imunisasi khusus: haji
Imunisasi dasar
 Vaksin hepatitis B dianjurkan
diberikan dalam umur 12 jam,
diberikan setelah vitamin K1.
Imunisasi lanjutan
Imunisasi Pilihan
Imunisasi Pilihan dapat berupa Imunisasi terhadap penyakit:
a. pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh pneumokokus;
b. diare yang disebabkan oleh rotavirus;
c. influenza;
d. cacar air (varisela);
e. gondongan (mumps);
f. campak jerman (rubela);
g. demam tifoid;
h. hepatitis A;
i. kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human Papillomavirus;
j. Japanese Enchephalitis;
k. herpes zoster;
l. hepatitis B pada dewasa; dan
m. demam berdarah.
1. HiB 5. Influenza
Vaksin HiB adalah vaksin yang berisikan Haemophilus Imunisasi yang dianjurkan lainnya adalah
Influenza Tipe B yang berfungsi untuk melindungi anak dari vaksin influenza. Vaksin influenza akan
penyakit selaput radang otak. Vaksin ini diberikan pada anak memberikan perlindungan anak terhadap
ketika usia 2,3,4 bulan dengan penguatan pada usia 15-18 infeksi saluran pernapasan. Vaksin ini
bulan. dapat diberikan pada anak sejak usia 6
2. PCV bulan.
Imunisasi yang dianjurkan selanjutnya adalah vaksin PCV. Vaksin 6. Tifoid
ini diberikan agar anak terlindungi dari penyakit pneumokokus. Vaksin tifoid berguna untuk melindungi
Vaksin ini diberikan sejak anak berusia 2 bulan sebanyak 3 kali, anak dari demam tifus. Diberikan pada
yakni pada usia 2, 4, dan 6 bulan dan penguatan pada usia 12- anak mulai usia 2 tahun dan diberikan
15 bulan. vaksin ulang setiap 3 tahun.
3. Rotavirus 7. HPV
Vaksin rotavirus berfungsi untuk melindungi anak dari diare Vaksin HPV berguna untuk melindungi dari
parah yang biasanya berlangsung pada musim pancaroba. kanker serviks yang banyak menyerang
Vaksin rotavirus diberikan pada anak berusia 2 dan 4 bulan serta wanita. Tentu pemberian vaksin ini efektif
6 bulan (bila vaksin yang diberikan berupa pentavalent). diberikan jika sebelum menikah. Vaksin
4. Varisela human papiloma virus (HPV) Apabila
Vaksin vaerisela dianjurkan untuk diberikan pada anak sejak usia diberikan pada remaja usia 10-13 tahun,
1 tahun dan akan jauh lebih baik jika diberikan sebelum anak pemberian cukup 2 dosis dengan interval
masuk sekolah. Vaksin ini akan melindungi anak dari penyakit 6-12 bulan; respons antibodi setara
cacar air. dengan 3 dosis.
8. Vaksin JE (Japanese Enchephalitis)
diberikan mulai usia 12 bulan pada daerah
endemis atau turis yang akan bepergian ke
daerah endemis tersebut. Untuk perlindungan
jangka panjang dapat diberikan booster 1-2
tahun berikutnya.
9. Vaksin measles, mumps, rubella (MMR/MR)
Vaksin MMR dapat diberikan pada usia 12
bulan, apabila anak belum mendapat vaksin
campak pada usia 9 bulan.
10. Vaksin dengue
Vaksin dengue yang disetujui oleh WHO saat ini
adalah vaksin hidup tetravalen untuk anak
berusia 9 – 16 tahun. Vaksin diberikan 3 kali
dengan jadwal 0, 6, dan 12 bulan. Dosis vaksin
0,5 ml setiap pemberian.
KEJADIAN IKUTAN PASCA-IMUNISASI (KIPI)
KIPI adalah kejadian medis yang berhubungan dengan
imunisasi, baik berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan,
efek farmakologis, kesalahan prosedur ataupun
koinsiden. Penyebab/etiologi KIPI dibagi dalam 2 (dua)
klasifikasi, yaitu klasifikasi lapangan dan klasifikasi
kausalitas. Pemantauan KIPI pada dasarnya terdiri dari
penemuan, pelacakan, analisis kejadian, tindak lanjut,
pelaporan, dan evaluasi. Tindak lanjut KIPI meliputi
pengobatan dan komunikasi. Evaluasi yang dilakukan
meliputi evaluasi rutin dan tahuhan. Penanggulangan
KIPI terdiri dari pencegahan primer dan
penanggulangan medis KIPI.
IMUNISASI ANAK PADA SAAT SITUASI PANDEMI COVID-19
Dalam melaksanakan pemberian imunisasi dasar harus dilakukan hal-hal
sebagai berikut;
1. Diusahakan mengatur jadwal kedatangan agar anak tidak banyak
berkumpul terlalu lama.
2. Di wilayah dengan kasus Covid-19 tinggi, diusahakan ada petugas
yang menanyakan apakah ada kontak dengan anggota keluarga atau
tetangga yang dirawat di RS karena menderita Covid-19
3. Apabila ada riwayat kontak dilayani seusai dengan prosedur yang
telah ditentukan Kemenkes
4. Apabila tidak ada kontra indikasi imunisasi diberikan sesuai jadwal
5. Diusahakan ada petugas yang mengatur memisahkan anak sakit dan
anak sehat yang akan diimunisasi ke ruang tunggu dan ruang layanan yang
berbeda
6. Sediakan hand sanitizer atau bak cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir, agar orang tua dan anak dapat mencuci tangan ketika baru
dating dan akan pulang ke rumah
7. Kursi ruang tunggu harus diatur sedemikian rupa agar
jarak antar penunggu 1-2 meter
8. Anak yang sudah bisa berjalan perlu dijaga, agar tidak
berjalan mondar-mandir di fasilitas kesehatan
9. Jauhi orang yang sedang batuk pilek
10. Dokter dan petugas kesehatan yang berusia lebih dari
65 tahun dianjurkan tidak berhadapan dengan pasien, tetapi
aktif membantu menyebarluaskan hal-hal yang
berhubungan dengan pencegahan pandemi Covid-19 dan
hubungannya dengan program imunisasi melalui media
sosial atau media lain.
Pelaksanaan
- social distancing
Dalam memenuhi pelaksanaan social distancing maka
dianjurkan,
Anak sehat dan orangtuanya sebaiknya tidak keluar rumah,
kecuali ada keperluan yang sangat penting, misalnya untuk
imunisasi bayi dan balita
Di rumah tetap dberikan ASI, makanan bergizi, jauhi orang
batuk pilek, cuci tangan sebelum menyentuh bayi, jangan
mencium bayi, kalau sakit segera berobat ke dokter.

Anda mungkin juga menyukai