OLEH
NI MADE AYU WIDYASARI
P07120018086
TINGKAT 3.3
PRODI D III
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2020
1. KONSEP IMUNISASI PADA ANAK
1.1 Pengertian Imunisasi
Kata imun berasal dari bahasa Latin yaitu immunitas yang artinya
pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada senator Romawi selama masa
jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warga negara biasa dan terhadap
dakwaan. Kemudian dalam perkembangan sejarah, pengertiannya berubah
menjadi perlindungan terhadap penyakit dan lebih spesifik lagi terhadap penyakit
menular. Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibodi, yang dalam
bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun (toksin disebut antigen).
Secara khusus antigen merupakan bagian dari protein kuman atau protein
racunnya. Bila antigen untuk pertama kalinya masuk ke dalam tubuh manusia,
maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti terhadap racun kuman
yang disebut dengan antibodi (Riyadi, 2011).
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh bayi membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2009). Imunisasi adalah
cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap penyakit, sehingga bila
kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak menjadi sakit. Kekebalan yang
diperoleh dari imunisasi ini dapat berupa kekebalan pasif ataupun aktif (IDAI,
2011).
1.2 Jenis-Jenis Imunisasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 42 Tahun 2013,
berdasarkan sifat penyelenggaraannya, imunisasi dikelompokkan menjadi
imunisasi wajib dan imunisasi pilihan (Kemenkes RI, 2013).
1) Imunisasi Wajib
a. Bacillus Calmette Guerin (BCG)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau
yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG.
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah 1 kali dan waktu pemberian
imunisasi BCG pada umur 0 – 11 bulan, akan tetapi pada umumnya
diberikan pada bayi umur 2 – 3 bulan, kemudian cara pemberian imunisasi
BCG melalui intradermal.
b. Diphtheria Pertusis Tetanus (DPT)
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit diphteri, pertusis dan tetanus. Imunisasi DPT ini merupakan
vaksin yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan
sifat racunnya akan tetapi masih dapat merangsang pembentukan zat anti
(Toxoid). Waktu pemberian imunisasi DPT antara umur 2 – 11 bulan
dengan interval 4 minggu. Cara pemberian imunisasi DPT adalah melalui
injeksi intramuskular.
c. Hepatitis B
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
hepatitis yang kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair. Frekuensi
pemberian imunisasi hepatitis 3 kali. Waktu pemberian imunisasi hepatitis
B pada umur 0 – 11 bulan. Cara pemberian imunisasi hepatitis ini adalah
intramuscular.
d. Polio
Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit
poliomyelitis. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan.
Terdapat 2 macam vaksin polio yaitu Inactivated Polio Vaccine (IPV =
Vaksin Salk) dan Oral Polio Vaccine (OPV = Vaksin Sabin) Frekuensi
pemberian imunisasi Polio adalah 4 kali. Waktu pemberian imunisasi
Polio antara umur 0 – 11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian
imunisasi Polio melalui oral.
e. Campak
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. Penyakit
infeksi ini disebabkan oleh virus morbilli yang menular melalui droplet.
Imunisasi campak diberikan pada anak usia 9 bulan sebanyak satu kali
dengan waktu pemberian imunisasi campak pada umur 9 – 11 bulan. Cara
pemberian imunisasi campak melalui subkutan kemudian efek
sampingnya adalah dapat terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas.
2) Imunisasi Pilihan
Imunisasi pilihan adalah imunisasi lain yang tidak termasuk dalam
imunisasi wajib, namun penting diberikan pada bayi, anak, dan dewasa di
Indonesia mengingat beban penyakit dari masing-masing penyakit.
a. Imunisasi Measles, Mumps, Rubella
Imunisasi MMR bertujuan untuk mencegah Measles (campak),
Mumps (gondongan) dan Rubella merupakan vaksin kering yang
mengandung virus hidup. Vaksin MMR harus diberikan sekalipun ada
riwayat infeksi campak, gondongan dan rubella atau sudah mendapatkan
imunisasi campak. Bisa diberikan pada anak dengan penyakit kronis
seperti kistik fibrosis, kelainan jantung bawaan, kelainan ginjal bawaan,
gagal tumbuh, sindrom Down. Pemberian imunisasi MMR pada anak
berusia ≥ 1 tahun yang berada di day care centre, family day care dan
playgroups.
b. Haemophilllus influenzae tipe b (Hib)
Imunisasi Hib adalah vaksin polisakarida konyugasi dalam bentuk
liquid, yang dapat diberikan tersendiri atau dikombinasikan dengan vaksin
DPaT (tetravalent) atau DpaT/HB (pentavalent) atau DpaT/HB/IPV
(heksavalent). Kontra Indikasi: Vaksin tidak boleh diberikan sebelum bayi
berumur 2 bulan karena bayi tersebut belum dapat membentuk antibody.
c. Imunisai tifoid
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit thypus abdominalis. Terdapat 2 jenis vaksin tifoid, yaitu :
1) Vaksin tifoid oral
• Dibuat dari kuman Salmonella typhi galur non patogen yang telah
dilemahkan, menimbulkan respon imun sekretorik IgA,
mempunyai reaksi samping yang lebih rendah dibandingkan
vaksin parenteral.
• Kemasan dalam bentuk kapsul.
• Penyimpanan pada suhu 2 – 80C.
• Vaksin tifoid oral diberikan untuk anak usia ≥ 6 tahun.
2) Vaksin tifoid polisakarida parenteral
• Susunan vaksin polisakarida: setiap 0,5 ml mengandung kuman
Salmonella typhii; polisakarida 0,025 mg; fenol dan larutan bufer
yang mengandung natrium klorida, disodium fosfat, monosodium
fosfat.
• Penyimpanan pada suhu 2 – 80C, jangan dibekukan
• Kadaluwarsa dalam 3 tahun
• Vaksin Polisakarida Parenteral diberikan untuk anak usia ≥ 2
tahun.
d. Imunisasi Varicela
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit varicella (cacar air). Vaksin virus hidup varisela-
zoster yang dilemahkan terdapat dalam bentuk bubuk kering.
Penyimpanan pada suhu 2–80C. Vaksin dapat diberikan bersama
dengan vaksin MMR (MMR/V). Vaksin diberikan mulai umur masuk
sekolah (5 tahun). Pada anak ≥ 13 tahun vaksin dianjurkan untuk
diberikan dua kali selang 4 minggu.
e. Imunisasi Hepatitis A
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya hepatitis A.
Rekomendasi:
1) Populasi risiko tinggi tertular Virus Hepatitis A (VHA).
2) Anak usia ≥ 2 tahun, didaerah terutama endemis. Pada anak usia >
2 tahun antibodi maternal sudah menghilang. Di lain pihak,
kehidupan sosialnya semakin luas dan semakin tinggi pula paparan
terhadap makanan dan minuman yang tercemar.
3) Pasien Penyakit Hati Kronis, berisiko tinggi hepatitis fulminan bila
tertular VHA.
4) Kelompok lain: pengunjung ke daerah endemis; penyaji makanan;
anak usia 2–3 tahun di Tempat Penitipan Anak (TPA); staf TPA;
staf dan penghuni institusi untuk cacat mental; pria homoseksual
dengan pasangan ganda; pasien koagulopati; pekerja dengan
primata bukan manusia; staf bangsal neonatologi.
f. Imunisasi Influenza
1) Vaksin influenza mengandung virus yang tidak aktif (inactivated
influenza virus).
2) Vaksin influenza mengandung antigen dari dua sub tipe virus
influenza A dan satu sub tipe virus influenza B, subtipenya setiap
tahun direkomendasikan oleh WHO berdasarkan surveilans
epidemiologi seluruh dunia.
3) Untuk menjaga agar daya proteksi berlangsung terus-menerus,
maka perlu dilakukan vaksinasi secara teratur setiap tahun,
menggunakan vaksin yang mengandung galur yang mutakhir.
4) Vaksin influenza inaktif aman dan imunogenesitas tinggi.
5) Vaksin influenza harus disimpan dalam lemari es dengan suhu 2 oC
– 8oC
6) Tidak boleh dibekukan
g. Human Papiloma Virus (HPV)
Vaksin HPV yang telah beredar di Indonesia dibuat dengan
teknologi rekombinan. Vaksin HPV berpotensi untuk mengurangi
angka morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan infeksi
HPV. Terdapat dua jenis vaksin HPV yaitu: vaksin bivalen (tipe 16
dan 18) dan vaksin quadrivalen (tipe 6, 11, 16 dan 18). Vaksin HPV
mempunyai efikasi 96–98% untuk mencegah kanker leher rahim yang
disebabkan oleh HPV tipe 16/18. Imunisasi vaksin HPV
diperuntukkan pada anak perempuan sejak usia > 10 tahun. Dosis 0,5
ml, diberikan secara intra muskular pada daerah deltoid. Vaksin HPV
bivalen, jadwal 0,1 dan 6 bulan pada anak usia lebih dari 10 tahun.
Vaksin HPV quadrivalen, jadwal 0,2 dan 6 bulan pada anak usia lebih
dari 10 tahun.
DT 3 – 7 tahun 6 minggu
BCG
- Kristal 1 tahun Dibawah 20% dalam 3 – 14 hari
Campak
LEMBAR PENGESAHAN