Anda di halaman 1dari 32

IMUNISASI

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENGERTIAN
IMUNISASI
Imunisasi berasal dari kata imun
yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi adalah pemberian
kekebalan tubuh terhadap suatu
penyakit dengan memasukkan
sesuatu kedalam tubuh agar
tubuh tahan terhadap penyakit Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah
yang sedang mewabah atau terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat
berbahaya bagi seseorang. yang diberikan untuk membantu mencegah suatu
penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan
antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi tubuh
Vaksin adalah produk biologi yang berisi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar
antigen berupa mikroorganisme yang sudah
mati atau masih hidup yang dilemahkan, anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi
masih utuh atau bagiannya, atau berupa penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-
toksin mikroorganisme yang telah diolah kanak maupun pada saat sudah dewasa.
menjadi toksoid atau protein rekombinan,
yang ditambahkan dengan zat lainnya, yang
bila diberikan kepada seseorang akan
menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu. (Kemkes,2017)
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah

Tujuan terjadinya penyakit tertentu pada seseorang,


dan menghilangkan penyakit tersebut pada
sekelompok masyarakat (populasi), atau
bahkan menghilangkannya dari dunia seperti
Imunisasi yang kita lihat pada keberhasilan imunisasi
cacar variola

 Imunisasi atau vaksin dibuat bukan untuk tujuan negatif


namun agar tubuh dapat membiasakkan dan membentuk Program imunisasi bertujuan untuk
antibody terhadap suatu pathogen yang masuk setelah proses memberikan kekebalan kepada bayi agar
imunisasi diberikan. dapat mencegah penyakit dan kematian bayi
serta anak yang disebabkan oleh penyakit
 Imunisasi juga diberikan agar daya tahan tubuh anak yang yang sering berjangkit. Program imunisasi
diimunisasi lebih kebal terhadap berbagai ancaman terutama mempunyai tujuan umum yaitu menurunkan
pada berbagai penyakit masyarakat seperti polio, campak angka kesakitan, kecacatan dan kematian
hingga TBC yang penularannya sangat cepat dan rawan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan
sehingga proses vaksinasi diharapkan dapat menyesuaikkan imunisasi.
tubuh dengan lingkungan baru dan melindunginya.
Manfaat Imunisasi

Untuk anak Untuk keluarga Untuk negara

menghilangkan kecemasan dan memperbaiki tingkat


mencegah
psikologi pengobatan bila anak kesehatan, menciptakan
penderitaan yang
sakit. Mendorong pembentukan bangsa yang kuat dan
disebabkan oleh
keluarga apabila orang tua yakin berakal untuk melanjutkan
penyakit, dan
bahwa anaknya akan menjalani pembangunan negara.
kemungkinan cacat
masa kanak-kanak yang
atau kematian.
nyaman
Jenis Imunisasi
1. Imunisasi Aktif
Merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi
suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi
spesifik yang akan menghasilkan respons seluler dan humoral serta
dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar-benar terjadi proses
infeksi maka tubuh secara cepat dapat merespons. Dalam imunisasi aktif
terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :
Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi
sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam
infeksi buatan dapat berupa poli sakarisa, toksoid atau
virus dilemahkan atau bakteri dimatikan

Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan


kultur jaringan

Preservatif, stabilizer, dan antibiotika yang berguna untuk


menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk
stabilisasi antigen.

Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang


berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
2. Imunisasi Pasif
Merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari
plasma manusia atau binatang yang digunakan untuk mngatasi
mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

Dalam pemberian imunisasi pada anak dapat dilakukan dengan beberapa


imunisasi yang dianjurkan antara lain :

BCG (Bacillus Imunisasi DPT ( Imunisasi Hepatitis


Diphteri, Pertusis, dan Imunisasi Polio Imunisasi Campak
Calmette-Guerin) B
Tetanus )

Imunisasi MMR ( Imunisasi HiB


Measles, Mumps, dan Imunisasi Tiphus Imunisasi Hepatitis A
Abdominalis Imunisasi Varicella (Haemophilus Influenzae
Rubela ) Tipe B)
Penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (PD3I)

TBC Difteri Batuk Rejan Tetanus

Hepatitis B
Polimielitis Campak
MACAM-MACAM IMUNISASI
IMUNISASI DASAR

IMUNISASI
 Untuk mencegah penyakit TBC (batuk ANJURAN
darah)
1.BCG
 Diberikan pada saat usia bayi lahir – 2 bulan,
tetapi yang paling efektif pada usia 2 bulan.
2. DPT 1. HIB
 Untuk mencegah difteri (radang
tenggorokan), pertusis (batuk rejan/batuk 2. MMR
100 hari), dan tetanus (kejang). (Mumps/gondon
 Diberikan sebanyak 3x yaitu pada saat usia
bayi 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.
g,
3. Polio Measles/campa
 Untuk mencegah penyakit polio k, Rubella/cacar
 Diberikan sebanyak 4x yaitu pada saat usia
anak ketika lahir, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 jerman)
bulan. 3. THYPOID
4. Campak
 Untuk mencegah penyakit campak 4. VARICELLA
(CACAR AIR)
 Diberikan 1x pada saat usia anak 9 bulan.
5. Hepatitis B
5. HEPATITIS A
 Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
 Diberikan 3x yaitu pada saat usia bayi 1
bulan, 2 bulan, dan 12 bulan
D. MACAM-MACAM IMUNISASI

1. Imunisasi wajib
Berdasarkan Permenkes No. 12 Tahun 2017,
ada beberapa imunisasi wajib yang harus diberikan
kepada bayi sebelum berusia 1 tahun. Imunisasi ini
bisanya diberikan gratis oleh pelayanan kesehatan di
bawah naungan pemerintah, seperti Posyandu,
Puskesmas, maupun rumah sakit daerah.
• Vaksin hepatitis B
Hepatitis B adalah infeksi menular yang
menyerang hati (liver) dan bisa berujung pada
kanker hati atau sirosis. Vaksin hepatitis B harus
didapat segera setelah bayi baru lahir, paling lambat
12 jam setelah kelahiran. Namun, bayi harus
mendapatkan suntikan vitamin K1 dulu 30 menit
sebelum divaksin.
Selain untuk melindungi bayi dari penularan hepatitis B
dari orang lain di masa depannya, vaksin ini sekaligus
berfungsi mencegah risiko penularan dari ibu ke anak
saat persalinan. Sebab kenyataannya cukup banyak
ibu yang tidak menyadari dirinya kena hepatitis B
karena tidak pernah merasakan gejala apa pun.

Setelah jadwal vaksin yang pertama, imunisasi


hepatitis B juga harus diulang dua kali lagi. Satu saat
bayi telah berumur 1 bulan dan terakhir saat usianya 6
bulan. Pengulangan imunisasi ini bertujuan untuk
“memperbarui” jangka waktu perlindungannya dan
memperkuat sistem imun anak.
• Vaksin polio
Polio adalah infeksi virus menular yang menyerang sistem saraf
pusat di otak. Polio menyebabkan badan pengidapnya lumpuh sehingga
juga umum dikenal sebagai penyakit lumpuh layu. Pada kasus yang lebih
parah, polio sampai mengganggu pernapasan dan proses menelan
sehingga dapat berakibat fatal bila tidak diobati.

Itu kenapa bayi perlu mendapatkan vaksin polio secepatnya


sebelum berusia genap 1 tahun. Vaksin polio terdiri dari 4 rangkaian yang
harus dilengkapi semuanya. Vaksin yang pertama diberikan segera setelah
baru lahir, yang kedua pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan terakhir saat
menginjak 6 bulan. Namun, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
merekomendasikan imunisasi polio dilanjutkan saat bayi berusia sekitar 18-
24 bulan.
• Vaksin campak
Campak (rubeola) adalah infeksi menular yang cukup
umum terjadi pada usia anak-anak. Penyakit ini menyerang saluran
pernapasan dan kemudian menginfeksi seluruh tubuh. Nah,
imunisasi dapat membantu menurunkan risiko buah hati Anda tertular
penyakit ini. Vaksin ini diberikan untuk mencegah penyakit campak berat
yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru), diare, dan bahkan
bisa menyerang otak.

Vaksin campak diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat anak


berusia 9 bulan dan 24 bulan. Namun, vaksin campak kedua pada usia 24
bulan tidak perlu lagi diberikan jika anak sudah mendapatkan vaksin MMR
pada usia 15 bulan. Sebelum program imunisasi dilaksanakan secara
global, campak adalah salah satu penyakit endemik penyebab kematian
anak terbanyak setiap tahun di dunia.
• Vaksin pentavalen (DPT-HB-HiB)

Vaksin pentavalen merupakan vaksin kombinasi dari vaksin DPT,


vaksin HB, dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B). Vaksin ini
diberikan untuk mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis
(batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang
otak).
Jadwal pemberian vaksin ini sebanyak 4 kali, yaitu pada usia 2
bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan 18 bulan. Jika tidak dicegah sejak dini,
beragam penyakit ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang lebih
serius pada anak di masa depannya. Difteri, misalnya,
dapat menyebabkan penyumbatan jalur napas dan melumpuhkan kerja
jantung. Sementara batuk rejan bisa berujung pada infeksi pneumonia,
dan tetanus bisa melumpuhkan saraf dan otot-otot tubuh. Begitu pula
dengan haemophilus influenza tipe B yang bisa menyebabkan pneumonia
dan meningitis di kemudian hari.
2. Imunisasi tambahan
Masih mengacu pada ketentuan Permenkes No. 12 Tahun 2017, bayi
sangat ditekankan untuk mendapat beberapa imunisasi tambahan di
luar lima vaksin wajib di atas. Jenis vaksin pilihan juga bisa diberikan
pada anak-anak hingga orang dewasa seusai dengan kebutuhan dan
kondisi.
• Vaksin MMR
Vaksin MMR bertujuan untuk mencegah penyakit campak
(Measles), gondongan (Mumps), dan Rubela (campak Jerman).
Vaksin ini umumnya diberikan saat anak berusia 12-18 bulan.
Namun jika anak sudah pernah vaksin campak dan punya riwayat
kena salah satu penyakit di atas sebelumnya, ia tetap perlu
mendapatkan vaksin MMR.
Vaksin ini juga direkomendasikan bagi anak yang memiliki
penyakit kronis seperti kistik fibrosis, kelainan jantung bawaan,
kelainan ginjal bawaan, serta sindrom Down.
• Vaksin tifoid
Vaksin tifoid bertujuan mencegah infeksi bakteri Salmonella typhii yang
merupakan penyebab penyakit tifus. Vaksin ini bisa diberikan saat anak berusia 24
bulan.
Perlu dicatat bahwa kemampuan vaksin tifoid untuk melindungi anak dari
tipes kurang lebih hanya sekitar 50-80% saja. Itu kenapa vaksin ini sebaiknya
diulang setiap 3 tahun sekali. Namun, orangtua juga tetap perlu untuk memilah-milih
makanan yang sehat serta memastika kebersihan diri anak dan kualitas sanitasi di
tempat tinggal.
• Vasin rotavirus
Vaksin rotavirus berfungsi mencegah infeksi rotavirus yang bisa
mengakibatkan diare kronis. Ada 2 jenis vaksin rotavirus, yakni vaksin monovalent
dan pentavalent. Kedua jenis vaksin tersebut bisa diberikan secara oral, dengan
jadwal pemberian yang berbeda.
Vaksin monovalent diberikan 2 kali saat anak berusia 6-12 minggu, dengan
jarak waktu pemberian selama 8 minggu. Sementara vaksin pentavalent diberikan 3
kali, mulai saat anak berusia 2 bulan dengan jarak waktu pemberian per 4-10
minggu. Vaksin pentavalent terakhir maksimal diberikan saat anak berusia 8 bulan.
Rangkaian vaksin rotavirus sebaiknya sudah selesai dilengkapi semua saat anak
menginjak usia 24 bulan.
• Vaksin pneumokokus (PCV)
Vaksin PCV adalah imunisasi untuk melindungi anak dari infeksi bakteri
pneumokokus. Infeksi bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit pneumonia,
meningitis, dan infeksi telinga.
Vaksin ini bisa diberikan pada anak mulai usia 7-12 bulan sebanyak 2 kali
dengan jarak 2 bulan. Jika diberikan pada anak yang sudah berusia di atas 2 tahun,
PCV cukup diberikan sebanyak 1 kali.
• Varicella
Vaksin varicella (Varivax) adalah imunisasi rutin untuk mencegah cacar air.
Vaksin ini biasanya diberikan 1 kali, tepatnya setelah anak berusia 12 bulan.
Namun, alangkah lebih baiknya untuk diberikan sebelum anak masuk sekolah
dasar.
Jika vaksin varicella diberikan setelah usia anak 12 tahun, dibutuhkan
pemberian 2 dosis dengan jarak minimal sekitar 4 minggu. Vaksin cacar juga bisa
diberikan pada orang dewasa yang belum pernah kena cacar air sebelumnya. Perlu
dipahami bahwa vaksin ini tidak menjamin sepenuhnya Anda akan kebal dari cacar
air sama sekali. Namun, setidaknya imunisasi bisa menurunkan keparahan gejala
penyakitnya. Sebab jika anak tidak mendapatkan vaksin sama sekali, risiko
komplikasi cacar air justru akan semakin tinggi.
• Vaksin influenza
Vaksin influenza idealnya diberikan saat anak minimal sudah berumur 6 bulan.
Berbeda dengan jenis vaksin lainnya yang hanya diberikan sesuai jadwal, vaksin
influenza tidak demikian. Vaksin influenza boleh didapatkan kapan saja. Pemberian
vaksin ini juga sebaiknya diulang kembali setiap tahun untuk meencegah anak terkena
flu.
• Hepatitis A
Hepatitis A adalah infeksi virus yang menyebar melalui makanan maupun
feses penderitanya. Penyakit hepatitis A bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-
anak. Itu sebabnya pemberian vaksin hepatitis A harus dilakukan sedini mungkin,
tepatnya saat usia anak sudah menginjak 2 tahun. Pemberian vaksin ini biasanya
dilakukan 2 kali dengan jarak 6-12 bulan sekali. Namun, bisa juga didapatkan 2-3 kali
per 6-12 bulan bagi anak yang sudah berusia lebih dari 2 tahun.
Bagi anak yang lebih tua dan orang dewasa, vaksin ini bisa diulang setiap 10 tahun
sekali. Efektivitas vaksin akan mulai bekerja sekitar 15 hari setelah didapatkan dan
akan bertahan selama kurang lebih 20-50 tahun.
• HPV (human papiloma virus)
Vaksin HPV (human papiloma virus) bisa mulai diberikan ketika anak sudah
berusia 10 tahun. Vaksin ini dapat diberikan sebanyak 3 kali dalam rentang
usia 10-18 tahun.
Pemberian vaksin ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari virus HPV yang
dapat mengakibatkan kanker serviks, penyakit seks menular seperti kutil
kelamin, hingga kanker anus dan penis.
PENTINGNYA
IMUNISASI
Setiap manusia pada
dasarnya sudah memiliki
sistem kekebalan sejak
masih dalam kandungan
Imunisasi adalah
untuk melindungi diri cara memperkuat
dari serangan penyakit. sistem kekebalan
Meski begitu, sistem tubuh sehingga kebal
imun bayi belum bekerja akan serangan
seoptimal dan sekuat kuman penyakit, baik
sistem imun orang itu bakteri, virus,
dewasa sehingga jamur, parasit, dan
lainnya. Nah dengan
mereka akan lebih
imunisasi, artinya
gampang sakit. Di sinilah Anda melindungi bayi
peran imunisasi untuk Anda dari berbagai
menjaga kesehatan bayi risiko penyakit di
segera sejak baru lahir. masa yang akan
datang.
C. BAGAIMANA JIKA BAYI TIDAK IMUNISASI SAMA
SEKALI?
Perlu dipahami bahwa vaksinasi memang tidak
menjamin 100% efektif untuk mencegah penyakit.
Namun, manfaatnya akan lebih besar dari
risikonya. Jikapun anak tertular dan sakit, gejala yang
dialami akan jauh lebih ringan dan mudah diobati
ketimbang tidak diimunisasi sama sekali.

Jika tidak mendapat imunisasi, anak lebih


berisiko tertular dan mengalami sakit yang lebih parah.
Jika anak tidak diimunisasi, mereka juga akan
mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena komplikasi
yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian.
Ini karena tubuhnya tidak diperkuat dengan sistem
pertahanan khusus yang bisa mendeteksi jenis-jenis
penyakit berbahaya tertentu. Tubuh tidak mengenali
virus penyakit yang masuk sehingga tidak bisa
melawannya. Hal ini akan membuat kuman penyakit
semakin mudah berkembang biak dan menginfeksi
tubuh anak.
ALAT KONTRASEPSI
Kontrasepsi adalah alat atau
metode yang digunakan untuk
mencegah kehamilan. Usaha-
usaha itu dapat bersifat
sementara dan permanen
(Wiknjosastro, 2007).
Kontrasepsi yaitu pencegahan
terbuahinya sel telur oleh sel
sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel
telur yang telah dibuahi ke
dinding rahim (Nugroho dan
Utama, 2014).
Kontrasepsi temporer (sementara)
01
Kontrasepsi sementara pencegahannya hanya
bersifat sementara dan kemampuan hamil bisa
dikembalikan sewaktu-waktu. Kontrasepsi
temporer bisa dilakukan dengan menggunakan
alat ataupun tidak.

Kontrasepsi permanen (selamanya) JENIS


02 Kontrasepsi permanen dilakukan dengan sterilisasi dan
dilakukan ketika Anda sepakat untuk tidak memiliki anak lagi
karena sudah cukup. Beberapa cara sterilisasinya yaitu dengan
KONTRASEPSI
cara:
Tubektomi, yaitu metode bedah untuk menghentikan fertilitas BERDASARKAN
perempuan secara permanen
Implan tuba, yaitu dengan menggunakan implan berupa
logam-logam kecil yang fleksibel berbentuk tabung
EFEKTIVITAS
Vasektomi, prosedur medis dengan melakukan operasi kecil
untuk menghentikan kapasitas reproduksi pada laki-laki.
ALAT-ALAT KONTRASEPSI
1. Pil KB

Pil KB bersifat temporer dan dibagi ke dalam 2


golongan, yaitu jenis yang mengandung hormon
progesteron dan kombinasi progesteron-estrogen.

Efek Samping Pil KB:


•Meningkatkan risiko darah tinggi dan penyakit
kardiovaskular
•Peningkatan berat badan
•Dapat mengganggu produksi ASI
•Pendarahan tiba-tiba di luar jadwal menstruasi
•Rasa mual
•Sakit kepala dan terkadang ada rasa tidak nyaman
pada payudara
•Gairah seks menurun
2. Suntik KB

Suntik KB dibagi menjadi 2 tipe, ada yang menunda


kehamilan selama 1 bulan ada pula untuk 3 bulan.
Jenis kontrasepsi ini hampir mirip dengan pil KB,
namun jika pil KB harus rutin dikonsumsi setiap
hari, sedangkan suntik rutin setiap satu bulan atau
3 bulan sekali.

Efek Samping suntik KB:


•Rasa mual
•Peningkatan berat badan
•Gairah seks menurun
•Pendarahan di luar jadwal menstruasi atau bahkan
tidak menstruasi samasekali
•Sakit kepala
•Jerawatan
3. Implan

Kontrasepsi jenis ini merupakan penanaman sebuah


benda kecil seukuran batang korek api yang
dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya pada
lengan bagian atas. Implan termasuk dalam kategori
KB temporer, dengan jangka waktu pencegahan
kehamilan selama 3 tahun.

Efek Samping implan:


•Rasa nyeri di bagian lengan atas atau tempat implan
ditanam
•Menstruasi tidak teratur
•Peningkatan berat badan
•Kesulitan hamil kembali setelah implan dilepas
4. IUD / Spiral IUD merupakan alat berbentuk seperti huruf T
yang dimasukkan ke dalam rahim,
terkadang menyisakan sedikit benang di
vagina untuk menandakan posisi IUD. Ada 2
jenis IUD, yaitu IUD berisi tembaga dan
hormon. IUD tembaga bisa digunakan sampai
10 tahun, sedangkan IUD hormon hanya
sampai 5 tahun, beberapa wanita merasakan
kram perut pada penggunaan IUD tembaga.
Efek Samping IUD:
•Keram perut atau rasa sakit pada bagian
bawah perut
•Pendarahan yang cukup banyak saat
menstruasi atau bahkan menstruasi tidak
teratur
•Dapat lepas atau bergeser (jika lepas
biasanya akan keluar bersama darah haid)
•Dapat terjadi infeksi jika tubuh menolak
keberadaan IUD
5. Vasektomi

Vasektomi adalah tindakan KB yang dilakukan


untuk menghentikan aliran sperma dengan cara
menutup saluran vas deferens pada pria. Hal ini
memerlukan tindakan medis atau operasi dan
bersifat permanen.

Efek samping vasektomi:


•Bisa terdapat darah di dalam air mani
•Memar pada testis beberapa bulan pasca
operasi
•Pendarahan atau pembekuan darah pada area
testis
•Infeksi pasca operasi
•Perasaan tidak nyaman pasca operasi
6. Tubektomi

Tubektomi merupakan tindakan KB permanent atau


sterilisasi pada perempuan, yang dilakukan dengan
cara memotong atau menutup tuba falopi sehingga sel
telur tidak masuk ke dalam rahim, sekaligus
menghalangi sperma untuk masuk ke dalam tuba
falopi.
Efek samping tubektomi:
•Nyeri pada panggul atau perut
•Infeksi pasca operasi
•Pendarahan
•Komplikasi
•Beberapa orang juga dapat mengalami hamil ektopik
Menurut Wiknjosastro (2007) efektivitas atau daya guna suatu cara
kontrasepsi dapat dinilai pada 2 tingkat, yakni:

• Daya guna teoritis (theoretical


effectiveness), yaitu kemampuan
suatu cara kontrasepsi untuk

a. mengurangi terjadinya kehamilan


yang tidak diinginkan, apabila
kontrasepsi tersebut digunakan
dengan mengikuti aturan yang
benar.

• Daya guna pemakaian (use


effectiveness), yaitu kemampuan
kontrasepsi dalam keadaan sehari-

b. hari dimana pemakaiannya


dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti pemakaian yang tidak hati-
hati, kurang disiplin dengan aturan
pemakaian dan sebagainya.
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai