Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEBIDANAN

ANAK SEHAT PADA BAYI “ E” UMUR 2 BULAN DI


RUANG IMUNISASI PUSKESMAS UNTER IWES
SUMBAWA BESAR TAHUN 2022

NAMA : NURUL HAPNI

NIM : 2022082469

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS HUSADA JOMBANG
2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Kebidanan Pada Bayi " E " Umur 2 Bulan di Ruang Imunisasi Puskesmas Unter Iwes
Sumbawa Besar.
Mahasiswa atas nama :

Nama : NURUL HAPNI


NIM : 2022082469

Telah disahkan pada tanggal:

Bidan Koordinator Proseptor Akademik

YUNI HERAWATI,A.md.Keb ZENY FARMAWATI,S.ST.MPH

Ketua Stiker Husada JOMBANG Ketua Program Studi Pendidikan


Profesi Bidan

(Dra Hj.Soelijah Hadi, M.Kes., MM) ZENY FARMAWATI,S.ST.MPH


TINJAUAN PUSTAKA

I. Konsep Dasar
Imunisasi 1.
Pengertian
Imunisasai berasal dari kata imun, kebal atau resistensi . Anak di imunisasi berartidi
berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebalatau resistenterhadap
suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
(Notoatmodjo,2003)
Imunisasi adalah proses menginduksi imunisasi secara artificial dengan pemberian
bahan antigenic seperti agen imonologi (Berhman,2000).
2. Macam-macam kekebalan
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat digolongkan menjadi2 yaitu :
1. Kekebalan tidak spesifik ( Non spesifik resistance)
Yang dimaksud dengan factor-faktor non spesifik (khusus) adalah pertahanan
tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu
penyakit, misalnya air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus),
adanya reflek-reflek tertentu, misalnya batuk dan sebagainya.
2. Kekebalan spesifik ( non spesifik resistenci ) Kekebalan spesifik di
peroleh dari 2 sumber, yaitu :
a. Genetik
Kekebalan yang bersal dari sumber genetis biasanya berhubungan dengan
Ras ( warna kulit dan kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam cend
b. Kekebalan yang diperoleh ( acquired immunity)
Kekebalan ini di peroleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan.
Kekebalan dapat bersifat aktif dapat di peroleh setelah orang sembuh dari
penyakit campak ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif
juga dapat di peroleh melalui imunisasai yang berarti kedalam tubuhnya di
masukan organisasi pathogen ( bibit ) penyakit. Kekebalan pasif di peroleh
dari ibunya melaluiplasenta, ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap
penyakit tententu misalnya campak, malaria dantetanus maka anaknya
( bayi ) akan memeperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk
beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif bersifat sementara. (Notoatmodjo
2003 )
3. Faktor yang mempengaruhi
Kekebalan 1. Umur
Umur beberapa penyakit tertentu pada bayi( Anak Balita ) dan orang tua lebih
mudah terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat mudah atau usia tua
lebih rentan. Kurang kebal terhadap penyakit penyakit meular tertentu. Hal ini
mungkin di sebabakan karena kedua kelompok tersebut daya tahan tubuhnya
rendah.
2. Sex
Untuk penyakit-penyakit menular tertentu, seperti polio dan diphtheria lebih parah
terjadi pada wanita dari pada pria.
3. Kehamilan
Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit penyakit
menular tertentu, misalnya polio, peneumonia, malaria serta amubiasis. Sebaliknya
untuk penyakit thypoid dan meningitis jarang terjadipada wanita hamil.
4. Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resestensi tubuh terhadap
penyakit-penyakit infeksi, tetapi sebaliknya kekurang gizi berakibat kerentanan
sesorang terhadap penyakit infeksi.
5. Trauma
Stres adalah salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan
seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.( Notoatmodjo 2003 ).

4. Jenis - jenis Imunisasi


Pada dasarnya ada 2 ( dua ) jenis imunisasi:
1. Imunisasipasif ( passive imuniztion )
Imunisasi pasif adalah tubuh anak tidak membuat zat antibody sendiri tetapi di
peroleh dari luar setelah memperoleh zat penolak sehingga proses cepat tapi tidak
bertahan lama misalnya pemberian vaksin ATS ( antitetanus serum)
2. Imunisasi Aktif ( Aktive immunization )
Imunisasi pasif adalah kekebalan yang di peroleh tubuh setelah mendapat vaksin
(Imunisasi). Imunisasi yang di berikan pada anak adalah :

a. BCG untuk mencegah penyakit TBC


b. DPT untuk mencagah penyakit septeri, portusis dan tetanus.
c. Polio untuk mencegah penyakit polio mitetis.
d. Campak uuntuk mencegah penyakit campak ( Measles )
e. Hepatitis B Untuk mencagah penyakit hepatitis B
f. Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi TT untuk
mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang di lahirkan.

5. Tujuan ProgramImunisasi
1. Tujuan
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan kematian dan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit penyakit
tersebut adalah Diptheri, tetanus, portusis ( batuk rejan), polio, tuberculosis,
hepatitis B dan campak ( Measles ).
2. Sasaran
a. Bayi di bawah umur 1 tahun ( 0-11 ). b.
Ibu hamil ( awal kehamilan - 8 bulan ).
c. Wanita usia subur ( calon mempelaiwanita ). d.
Anak sekolah kelas 1 da VI
3. Pokok pokok kegiatan
a. Pencegahan terhadap bayi ( Imunisasi lengkap )
1}.Imunisasi BCG 1 kali,
2}.Imunisasi DPT 3 kali
3}.Imunisasi polio 4 kali,
4}.Imunisasi hepatitis B 3 k
5}.Imunisasi campak 1 kali
6) Imunisasi PCV 2 kali dan 1
kali usia 12 bulan
b. Pencegahan terhadap anak sekolah dasar Imunisasi DPT, Imunisasi TT.
c. Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS ( Calon Mempelai wanita )
imunisasiTT 2 kali. ( Notoatmodjo,2003 ).
6. Jadwal Imunisai

Tabel Jadwal Imunisasi


Umur Jenis imunisasi
0 7 hari Hepatitis B 1
1 bulan BCG, polio 1
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2, PCV 1
3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3, PCV 2
4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
9 bulan Campak
12 bulan PCV 3
Kemenkes RI 2021 Buku KIA

7. Antigen yang digunakan sebagai vaksin


Preparat antigenic yang digunakan sebagai vaksin.

Jenis Antigen Contoh Vaksin


Orgnisme hidup Alamiah dilemahkan Vaksinia ( Untuk cacat )
Vaksipolio oral(sabin) campak,
parotitis, rubella, demam, kunin,
naricela,zoster (human herpes
virus 3 ), BCG (untuk
tuberculosis)
Organisme utuh Virus Polio (salk). Rabies, influenza,
hepatitis A, typhus ( bukan
demam tipoid)
Framen Bakteri Pertusis, demamtyphoid, kolera,
subseluler
pes.
Toksoid Berbasis Kapsul Penoumokokkus,
polisakorida antigen meningokokkus, haemofilus
permukaan
influenza, Hepatitis B

Rekomendasi Ekpresiklongen Tetanus, dipteri, Hepatitis B


DNA ( dari rage )

Sumber : Wahab,2002
8. Efektivitas Vaksin
Vaksin yang efektif harus memiliki hal-hal sebagai berikut :
1. Merangsang timbulnya imunitas yang tepat, antibody untuk toksin dan organisme,
ektra seluler seperti streptococcus peneumonia, imunitas seluler untuk orgasme
intraseluler sepertihasiltubercolusis. Bila jenis respons imunitas yang paling sesuai
untuk suatu jenis infeksi tidak jelas seperti pada metona, lebih sulit pula dibuat
vaksin yang efektif untuk penyakit tersebut.
2. Stabil dalam penyimpanan
Hal ini sangat penting untuk vaksin hidup yang biasanya perlu di simpan di tempat
dingin atau memerlukan rantaipendingin yang sempurna daripabrik ke pabrik.
3. Mempuyai imunogritas yang cukup
Imunogrotas vaksin bahan mati sering perlu di naikan dengan anjuvan (bahan yang
di tambahkan atau diesmudifikasikan pada antigen untuk meningkatkan produksi
antobodi.
9. Persayaratan pemberian Vaksin
1. Pada bayi atau anak yang sehat
2. Pada bayi yang sedang sakit sakit
a. Sakit keras.
b. Dalam masa tunas suatu penyakit.
c. Defisiensi imunologi.
3. Vaksin harus baik, di simpan dalam lemari es suhu 2-8 C dan belum lewat masa
berlakunya.
4. Pemberian imunisasidengan teknik yang tepat.
5. Mengetahui jadwal jadwal vaksinasidengan melihat umur dan jenis imunisasi
yang diterima.
6. Meneliti jenis vaksin yang telah diberikan.
7. Memperhatikan dosis yang akan di berikan.
( Wahab,2002 )
II. Konsep Dasar Imunisasi DPT-HB-Hib Dan PCV
1. Pengertian
DPT-HB-Hib (Depteri, Pertusis, tetanus, Hepatitis, Haemophilus Influenza Tipe B)
adalah vaksin yang diberikan untuk melindungi anak dari penyakit difteri, pertusis,
tetanus, hepatitis dan meningitis. Vaksin ini perlu diberikan sebelum anak berusia
satu [1]tahun. Tak hanya melindungi, vaksin ini juga dapat mencegah komplikasi
yang disebabkan ketiga penyakit tersebut.

PCV (Pneomococcal Conjugate Vaccin ) adalah vaksin yang diberikan pada bayi usia
2 bulan, 3 bulan dan anak usia 12-15 bulan untuk mencegah penyakit pneumokokus.
2. Komposisi
Vaksin DPT-HB-Hib mengandung kombinasi dari vaksin difteri, tetanus toksoid, dan
pertusis selular, Hepatitis dan Hib. Vaksin ini bekerja dengan memicu terbentuknya
antibodi terhadap kuman DPT, HB dan Hib. Sedangkan PCV mengandung bakteri
pneumococcus.
3. Indikasi
Vaksi DPT-HB-Hib di indikasikan pada anak 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, sera 18 bulan
sebagai imunisasai lanjutan untuk memberi imunisasi aktif melawan infeksi yang di
sebabkanoleh virus DPT, HB dan Hib.
Vaksin PCV sebanyak 3 kali untuk bayi usia 2 bulan, 3 bulan dan 12-15 bulan.
4. Kontraindikasi
Jangan menggunakan vaksin DPT-HB-Hib dan PCV jika mempunyai kondisi medis di
bawah ini:
Riwayat alergi atau hipersensitivitas, iwayat ensefalopatiakibat vaksin pertusis dalam
7 hari terakhir, riwayat kelainan neurologis progresif (epilepsi, spasme infantil)
Sebaiknya tidak diberikan pada orang yang punya Riwayat kejang demam, demam
berat.
5. Efek Samping
Reaksi local yang umumnya sering di laporkan adalah rasa sakit, kemerahan dan
pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan,deman , kelehan, nafsu makan
hialag,sakit kepala, reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya berkurangdalam8-
10 hari setelah vaksinasi.
6. Dosis dan penggunan
a. Vaksin DPT-HB-Hib dan PCV di suntikan secara Intramuscular, suntkan di bagian
otot paha bagian atas. Vaksin DPT-HB-Hib paha kanan, PCV paha kiri.
b. Waktu pemberianpada umur mulai2 bulan diberikansebanyak 3 kalidengandosis 0,5
cc.
7. Cara Penyimpanan
Vaksin DPT-HB-Hib dan PCV merupakan vaksin inaktif yang seharusnya disimpan
pada suhu 2°C sampai8°C. Vaksin DPT yang disimpan pada suhu di bawah 2°C akan
cepat rusak danbila disimpan pada suhu diatas 8°C masih bisa bertahan sampai 14
hari.Vaksin DPT harus di dinginkan pada suhu yang sesuai ( 2-8 C ) karena sinar
matahari atau panas dapat membunuh virus vaksin. Bila virus vaksin mati sebelum di
suntikan, vaksintersebut tidak akan mampu menginduksi respond imun.
8. Cara pemberian vaksin DPT-HB-Hib

a. Petugas mencuci tangan


b. Pastikan vaksin yang akan digunakan dalam keadaan baik
c. Jelaskan kepada ibu anak tersebut, umur anak (2-11 bulan) jumlah suntikan 3x
untuk imunisasi DPT-HB-Hib
d. Mengatur posisi bayi
e. Ambil0,5 cc vaksin DPT-HB-Hib
f. Bersihkan 1/3 paha bagian luar dengan kapas DTT
g. Suntikan secara intra Muskuler (IM)
h. Terangkan kepada ibu, tentang panas akibat DPT-Hb-Hib, berikan obat
penurun panas/antipiretik kepada ibu
i. Anjurkan kompres hangat di lokasi suntikan
j. Rapikan Alat-alat
k. Petugas mencuci tangan
l. Dokumentasikan dalam KMS.
Untuk pemberian vaksin PCV sama dengan cara pemberian vaksin DPT-HB-Hib hanya
lokasi atau paha yang di suntikan berbeda. DPT-HB-Hib paha kanan, PCV paha kiri.

9. Hal hal yang perlu di perhatikan


1. Vaksin di berikan secara Intramuscular
2. Vaksin terhinda dari sinar matahari dan berada ditempat yang bersuhu 2-8 C
3. Jangan melarutkan vaksin sebelum siap diberikan
4. Sisa vaksin di buang dan tidak dapat dipakai setelah 3 jam pemakaian.
10. Obat-obatan Pamolsirup/tablet analgetik antiperetik
1. Komposisi
Pamolsirup setiap sendok teh (5ml) mengandung : Asetaminofen dalam
larutan benasalcohol120 mg
PamolTablet tiap tablet mengandung asetaminifen 500 mg
2. Cara kerja obat
Acetaminofen merupakan drivat para-aminofenol, bekerja sebagai analgesic dan
antipiretik.
3. Indikasi
Untuk meringan rasa sakit atau nyri, misalnya: sakit kepala, sakit gigi,sesudah
pencabutan gigi, nyeripada otot, demam, misalnya karena imunisasi.
4. Kontra Indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap asetaminofen, gangguan fungsi hati berat.
5. Efek Samping
Jarang terjadi efek samping yang tidak spesifik pada pemakaian asetaminofen
pernah dilaporkan, mual, muntah, diare,diaforsis, pallor dan sakit perut pada dosis
besar dan pemakaian lama dapat menyebabkan kerusakan hati.
6. Peringatan dan perhatian
Hati-hati bila digunakan pada pasien dengan penyakit ginjal, bila setelah 2 hari
demam tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak menghilang segera hubungi
petugas, pengunaan pada penderita yang mengkonsumsi alcohol dapat
meningkatkan resiko kerusakan fungsi hati.
7. Interaksi obat
a. Asetaminofen memperkuat kerja vasopressin,polysobatum, mempercepar
absobsi acetaminophen. Asetaminofen memperkuat efek beberapa obat
antihipertensi dengan menmbah efek depresi susunan saraf pusat. Propactelin
menghambat absorsi acetaminophen.
b. Metoklopramida mempercepat pengosongan lambung sehingga mempercepat
absorpsi acetaminophen dengan demikian mempercepat efek analgesic
8. Aturan pemakaian :
a. Pamolsirup :
-Di bawah 1 tahun : ½ -1 sendok teh 3xsehari.
-1-5 tahun 1-2 sendok teh 3xsehari x 6 -12 tahun : 2 4 sendok teh 3 x /hari
1 sendok teh ; 5 ml ( menurut petunjuk dokter).
b. PamolTablet :
-Dewasa : 1 2 tablet 3 4 x/hari x 6 12 tahun : ½ - 1 tablet 3 4 /hari
atau menurut petunjuk dokter.
c. Kemasan
Pamol sirup, botol berisi 60 ml netto di lengkapi dengan sendok teh.Pamol tablet /
kaplet,kemasan kotak .
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “E” UMUR 2 BULAN DI RUANG IMUNISASI
PUSKESMAS UNTER IWES SUMBAWA BESAR

Tanggal pengkajian : 15-07-2023 Jam : 09.00 WITA


No register : 37-00-09-01

I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama klien : Emmeril Khan
Umur : 2 bulan 15 hari
Nama Ibu : Ny Lilis Aprikayanti Nama Ayah : Tn Andri S
Umur : 34 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S.1 Keperawatan Pendidikan : Diploma III
Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Pegawai Homorer RSMA

Penghasilan : 2,5 juta/ bln Penghasilan : 2 juta/bln


Alamat : Dusun Sering Ai
Mata
RT 01 RW 05 Desa Kerato Sumbawa Besar

2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin mendapatkan imunisasi untuk anaknya yaitu DPT-HB-Hib 1
dan PCV 1 Sesuai jadwal di buku KIA.

3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang lalu
Ibu mengatakan anaknya tidakpernah sakit berat, tidak pernah di rawat di RS,
hanya batuk flek serta diare biasa.
b..Penyakit sekarang
Ibu mengatakan anaknya berumur 2 bulan 15 hari, dan waktunya mendapat
imunisasi DPT–Hb-Hib 1 dan PCV 1 dan sekarang dalam keadaan sehat
c. Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit campak, maupun
dalam keluaraga tidak pernah menderita penyakit menular
(TBC,Hepatitis,HIV/AIDS), Maupun penyakit menurun ( Darah
tinggi, DM,Asma,ginjal dll ).

4. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


No Usia Tempat Jenis Penolong Penyulit Anak Nifas Usia anak
Tgl/Bln/Th persalinan persalinan kehamilan
Kehamila
persalinan JK BB PB
n
RS spontan bidan BBLR L 2300 47 cm Normal 3 tahun
1. 28-6-2019
9 buln
RS SC SPOG IUFD P 2700 49 cm Normal IUFD
2. 3-10-2021
9 bulan
RS SC SPOG PLR (placenta L 2700 49 cm Normal 2 bulan 15
3. 31-7-2022 letak rendah) hari
9 bulan

5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

a. Pertumbuhan
BB : 5,1 kg
PB : 60 cm
LK : 37 cm
LD : 42 cm
LILA : 12 cm
b. Perkembangan
Motorik :
Halus : ibu mengatakan bayinya dapat melihat/mengikuti arah gerakan tangan
atau benda bergerak
Kasar : Mulai belajar mengangkat kepala dan berusaha telungkup
Adaptif : Bayi peka terhadap suara bila dia teridur dan menangis bila sendirian.
Bahasa : Mulai merespons dengan senyuman ketika di ajak berbicara
Socialpersonal: Mampu mengenali wajah yang sering dilihatnya.
6. Riwayat Psikososial
Bayi di rawat dengan penuh kasih sayang oleh orang tuanya, dan keluraga yang lain
terutama kakek2 dan nenek2nya
7. Riwayat Imunisasi
Imunisasi yang telah didapat :
HB : 3 jam setelah lahir.
BCG ,POLIO 1 : 03-09- 2022

Reaksi terhadap imunisasi : tidak ada

8. Pola kebiasaan sehari-hari


Nutrisi : Ibu mengatakan anaknya di berikan ASI saja
Eliminas :
BAK : 7-8 kali sehari warna kuning bau khas
BAB : 2 x sehari warna kuning konsistensi lembek.

Istirahat :
Pagi : Setelah selesai mandi dan diberikan ASI langsung tidur jam 08 00
Siang : jam 13.00 s . d 16.00 wita
Malam : jam20.00 05 wita terkadang terbangunsaat BAK/ BABdan haus
Aktivitas : Ibu mengatakan anaknya sudah mulai bisa mengangkat kepala

B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
TTV :
Nadi : 104 x/menit
RR : 38 x/menit
Suhu : 36,5 C

BB : 5,1 kg
PB : 60 cm
Lila : 12 cm
Lika : 37 cm
Lida : 42 cm
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Tidak ada benjolan, kulit kepala bersih, tidak ada lesi
Rambut : Rambut hitam, bersih gelombang
Wajah : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, konjungtiva tidak anemis ( merah mudah), sclera tidak
ikterus ( putih ) tidak juling
Hidung : bentuk normal bersih tidak ada sekret, tidak ada pernapasan
cuping hidung
Telinga : bentuk simitris bersih tidak ada purulent
Mulut : bentuk normal tidak sumbing, mukosa bibir lembab tidak pucat :
Leher Tidak terdapat bendungan vena jugularis dan pembesaran
kelenjar tiroid.
Dada : Tidak ada luka tidak ada wheezing dan ronchi, pernapasan
Abdomen baik : Tidak terdapat grastroskisis, perut tidak buncit
Genitalia : Jenis Kelamin laki-laki, tidak ada kelainan
Ekstremitas : Bentuk simetris, tidak oedema tidak ada paralise.
b. Palpasi

UUK /UUB : Normal tidak ada benjolan


Turgor : Normal
3. Pemeriksaan Penunjang : tidak di lakukan

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa: Bayi “ E” Umur 2 bulan di Ruang Imunisasi Puskesmas Unter Iwes Sumbawa Besar
DS : Ibu mengatakan ingin mendapatkan imunisasi untuk anaknya yaitu DPT-HB-
Hib 1 dan PCV 1 Sesuai jadwal di buku KIA. Anak lahir 31-05-2023, dan saat
ini dalam keadaan sehat.
DO :
Keadaan umum: Baik

Kesadaran : Composmetis
TTV :

- Nadi : 104 x/menit

- RR : 38 x/menit
- Suhu : 36,5 C
- BB : 5,1 kg
- PB : 60 cm
- Lila : 12 cm
- Lika : 37 cm
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Diagnosa : Bayi “E” Umur 2 bulan di Ruang Imunisasi Puskesmas Unter Iwes Sumbawa Besar
Tujuan :
Jangka Pendek :Setelah di lakukan asuhan kebidanan selama 1 x 45 menit di harapkan
imunisasi DPT-HB-Hib 1 dan PCV 1 dapat diberikan dengan baik
Kriteria Hasil :
- Ibu mengerti tentang penjelasan yang di berikan bidan
- Tidak terjadi pembengkakan pada daerah sekitar suntikan

Jangka Panjang : Setelah di lakukan asuhan kebidanan selama 3x 24 jam di harapkan bayi
tidak mengalami demam.
Kriteria hasil : Keadaan umum baik TTV dalam batas normal. Nadi : 100 - 160 x /menit
Suhu : 36,5 C - 37,5 C, RR : 30 - 60 x /menit
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada bayi dan ibu dengan melakukan komunikasi secara terapiutik
R : Menjalin hubungan dan menciptakan kepercayaan tethadap petugas serta ibu dapat
kooperatif dengan tindakan yang akan di lakukan.
2. Jelaskan pada ibu tentang imunisasi DPT-Hb-Hib dan PCV
R : Berbagi pengetahuan dengan ibu tentang imunisasi DPT-HB-Hib dan PCV
3. Jelaskan pada ibu hasil pemeriksaan
R : Ibu mengetahui keadaan dan kebutuhan bayinya saat ini
4. Persiapkan alat dan posisi
R : Alat dan posisi yang benar mendukung keberhasilan imunisasi
5. Periksa Label kadarluarsa
R : Label kadarluarsa menunjukan batas pemakaian vaksin dapat di gunakan
6. Tentukan dosis vaksin dan cara pemberian
R : Dosis dan cara pemberian yang tepat mendukung proses kekebalan yang efektif
7. Berikan vaksin DPT-HB-Hib 1 0,5 cc secara IM pada paha kanan bayi
R : Imunisasi DPT-HB-Hib membentuk kekebalan terhadap Virus Defteri, pertusis, tetanus,
hepatits B dan Hib penyebab meningitis.
8. Berikan vaksin PCV 1 0,5 cc secara IM pada paha kiri bayi
R : Imunisasi PCV membentuk kekebalan terhadap bakteri pneumokokus penyebab
pneomonia
9. Jelaskan pada ibu tentang efek samping imunisasi DPT-HB-Hib
R : Ibu mengetahui kebutuhan anaknya dan segera datang ke pelayanan kesehatan jika
terjadi panas lebih dari 3 hari.
10. Berikan obat penurun panas
R : Dengan pemberian obat akan mengurangi dan mengatasi gejala panas akibat
imunisasi.
11. Jelaskan pada ibu agar tidak mengososk daerah suntikan
R: Efektivitas vaksin dapat berkurang
12. Anjurkan pada ibu untuk menimbang bayinya setiap satu bulan sekali atau bila ada
keluhan.
R. Deteksi dini gangguan pertumbuhan bayi
13. Anjurkan ibu untuk membawa anaknya ke petugas kesehatan jika panas tidak turun-turun
selama 3 hari
R Untuk menghindari komplikasi lebih kompleks.
14. Catat hasil atau tanggal pemberian imunisasi DPT-HB-Hib 1 dan PCV 1pada buku KIA
R Dokumentasi agar tidak terjadi penyutikan ulang vaksin yang sama.

VI. IMPLEMENTASI
Diagnosa : Bayi “E” umur 2 bulan di Ruang Imunisasi Puskesmas Unter Iwes Sumbawa besar

1. Melakukan pendekatan pada bayi atau ibu dengan melakukan komunikasi secara terapiutik
sambil melakukan anamnesa.
2. Menjelaskan pada ibu tentang imunisasi DPT-HB-Hib. Imunisasi DPT-HB-Hib berfungsi
untuk membentuk kekebalan terhadap virus Depteri, Pertusis, Tetanus dan Hepatitis B,
dan Hib penyebab meningitis. di berikan 3 kali saat berusia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.
Efek samping biasanya demam ringan. Sedangkan vaksin PCV untuk mencegah
Pneomonia, diberikan sebanyak 3 kali saat bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, dan 12 bulan.
3. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan dan menunjukan bayi dalam keadaan sehat tidak
ada keluhan. Pemeriksaan suhu 36,5 C
4. Mempersiapkan alat dan posisi bayi Alat : Vaksin DPT-HB-Hib, kapas DTT, Buku KIA,
Bolpoin, Spuit 5 cc dan jarum , Tempat Sampah.
Posisi :
- Dudukan bayi pada pangkuan ibunya
- Tangan ibu memegang paha bawah bayi agar tidak bergerak
5. Memeriksa label kadarluarsa vaksin DPT-HB-Hib dan memastikan bahwa vaksin masih
bisa digunakan.
6. Menentukan dosis vaksin DPT-HB-Hib 0,5 cc, memperhatikann cara pemberian vaksin
sesuaidengan langkah yang di tetapkan.
7. Menyuntikan vaksin DPT-HB-Hib 1 0,5 cc secara IM pada paha kanan bagian luar
depan. 8. Menjelaskan pada ibu efek samping yang mungkin timbul yaitu kemerahan
bengkak dan
nyeri di daerah suntikan serta deman/pana,s jika terjadi reaksi tersebut yang harus
dilakukan adalah kompres dengan air hangat.
9. Selanjutnya Menyuntikkan vaksin PCV 1 pada paha kiri 0,5 cc IM
10. Memberikan obat penurun panas paracetamol 500 mg sirup, dapat di berikan 4-6 jam
dengan dosis 60-120 mg.
11. Menjelaskan pada ibu agar tidak mengososk daerah suntikan karna dapat menurunkan
efektivitas vaksin, jadi hanya di tekan saja.
12. Menginformasikan kepada ibu untuk menimbang bayinya setiap satu bulan sekali untuk
dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan bayinya, baik di posyandu atau
pelayanan kesehatan lain
13. Menganjurkan ibu membawa anaknya ke petugas kesehatan ( Puskesmas, RS dan
PMB ) jika panas tidak turun selama 3 hari.
14. Mencatat tanggal pemberian imunisasi DPT-HB-Hib 1 dan PCV 1 pada buku KIA dan
register bayi.

VII. EVALUASI
Tanggal 15-07-2023 jam 10. 30
Diagnosa : Bayi” E” Umur 2 Bulan di Ruang Imunisasi Puskesmas Unter Iwes Sumbawa
Besar. S : Ibu mengatakan bayinya telah di imunisasi DPT-HB-Hib 1 dan PCV 1
O : -Keadaan umum bayi baik.
- Ibu mengerti dan menyadari tentang efek samping dari imunisasi DPT-HB-Hib
dan PCV
A : Bayi E Umur 2 bulan 15 Hari Dengan imunisasi DPT-HB-Hib 1 dan PCV
1 P : Intervensi di lanjutkan
Memberikan obat penurun panas Paracetamol 500 mg sirup 3 x ¼ cth sehari jika
panas tidak turun >38 C, dan membawa anak ke petugas kesehatan jika panas tidak
turun selama 3 hari
Ibu bersedia mengikuti saran petugas.

Anda mungkin juga menyukai