Anda di halaman 1dari 51

VACCINATION

Dwi Novitasari
VAKSIN

suatu produk biologis yang terbuat dari


kuman,komponen kuman (bakteri, virus
atau riketsia), atau racun kuman (toxoid)
yang telah dilemahkan
atau dimatikan dan akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif
terhadap penyakit tertentu
.
IMUNISASI
Definisi
Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi
penyakit

Tujuan
Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan
menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
Mekanisme

A.Vaccines contain antigens


(weakened or dead viruses,
bacteria, and fungi that cause
disease and infection)
B. B cells to produce antibodies,
with assistance from T-cells
D. macrophages engulf them,
process the information
contained in the antigens,
C. and send it to the T-cells so
that an immune system
response can be mobilized
Macam kekebalan : (cara timbul)

1. Aktif
2. Pasif
1. Aktif

Definisi: pemberian antigen pada inang untuk


menginduksi pembentukan antibodi dan imunitas
seluler.
Tujuan: menginduksi perlindungan terhadap
berbagai bahan infeksius
Dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada
antigen, mis: imunisasi aktif, terpajan secara
alamiah.
Berlangsung lama krn memori imunologi
Bahan: materi yang diinaktivasi (mati) atau bahan
hidup yang dilemahkan
Lebih disukai karena:
kadar antibodi tinggi dipertahankan dalam

jangka lebih lama


frekuensi pemberian lebih jarang

secara beriringan membentuk imunitas seluler


2. Pasif

Definisi: pemindahan imunitas pada inang


menggunakan produk imunologis yang sudah
terbentuk
Tujuan: memberikan perlindungan terhadap antigen
Bahan: Imunoglobulin
Diperoleh dari luar tubuh, bukan dibuat individu itu

sendiri, mis: kekebalan janin yang diperoleh dari


ibu, imunisasi pasif.
Tidak berlangsung lama
Sasaran imunisasi pasif:

Individu yang tidak mampu membentuk antibodi


(agammaglobulinemia kongenital)
Pencegahan penyakit ketika waktu tidak
memungkinkan imunisasi aktif (misal: pasca
paparan)
Terapi penyakit tertentu yang secara normal
dicegah dengan imunisasi (misal: tetanus)
Terapi dalam kondisi imunisasi aktif tidak tersedia
atau tidak dapat dilaksanakan (misal: tergigit ular)
RESPON IMUN
1. PRIMER
Terjadi pada pajanan pertama kalinya dengan
antigen
Terbentuk antibodi Ig M

2. SEKUNDER
Terjadi setelah terpajan ulang dengan antigen
yang sama
Terbentuk antibodi Ig G
Syarat vaksin yang baik
1. Mampu meningkatkan respon imun terhadap penyakit
tertentu
2. Mempunyai daya proteksi yg lama
3. Aman
Tdk menimbulkan penyakit
4. Stabil
Tdk berubah dlm penyimpanan
sebelum diberikan
5. Relative murah
Efektifitas vaksinasi yg umum
Strategi vaksinasi
JENIS VAKSIN

1. Vaksin Hidup Attenuated


bakteri atau virus hidup yang dilemahkan dengan
cara pembiakan berulang-ulang harus dpt
berkembang biak respon imun respon imun =
infeksi alamiah. Bersifat labil, rusak oleh panas &
cahaya
contoh: campak, mumps, rubela, polio (virus)
BCG, demam tifoid oral (bakteri)
2. Vaksin Inactivated
bakteri, virus/ komponennya yg dibuat tidak aktif
dgn pemanasan atau bahan kimia
tidak dapat replikasi seluruh dosis ag tidak dapat
menyebabkan penyakit tidak dipengaruhi oleh ab yg
beredar selalu membutuhkan dosis ganda sedikit
atau tidak menimbulkan respon seluler
contoh: difteri, tetanus (toksoid)
haemophilus influenza(polisakarida)
SASARAN

Seluruh bayi mendapatkan imunisasi dasar


Seluruh anak sekolah mendapatkan imunisasi
lanjutan (campak, DT dan TT)
Wanita Usia Subur (termasuk bumil, dan catin)
mendapatkan imunisasi TT5 dosis
Kelompok berisiko tinggi
VAKSIN pd Umumnya

1. BCG (Bacillus Calmette Guerin ) : Memberi kekebalan aktif


thd TB
2. DPT (Difteri, Pertusis, tetanus) : memberi kekebalan secara
simultan thd DPT
3. TT (tetanus toksoid) : memberi kekebalan aktif thd tetanus
4. DT (Difteri, tetanus) : memberi kekebalan secara simultan
thd Difteri dan tetanus
5. Polio : memberi kekebalan aktif thd penyakit poliomyelitis
6. Campak : memberi kekebalan aktif thd penyakit campak
7. Hepatitis B : memberi kekebalan aktif thd infeksi virus
hepatitis B
8. DPT-HB : memberi kekebalan aktif thd DPT dan virus
hepatitis B
Imunisasi yang diwajibkan di Indonesia :

BCG (Bacillus Calmette-Gurin)


Hepatitis B
DPT
Polio
Campak
(Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi)

Beberapa penyakit vaksinnya


Terdapat 7 penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi PD3I .
Pertimbangan besarnya masalah yang
ditimbulkan, keganasan penyakit, efektifitas
vaksin dan yang terakhir masalah pengadaan
vaksin.
Penyebab Corynebacterium diphtheriae
Gejala dapat tidak ada atau ringan sekali berupa membran
dalam rongga hidung sampai sangat berat dan
menyebabkan kematian, yang sering dijumpai adalah
dengan pembengkakan kelenjar sekitar leher
Golongan umur penderita biasanya dibawah 15 tahun.
Untuk perlindungan kelompok umur tersebut dengan
memberikan Imunisasi DPT terhadap Bayi dan DT pada
murid SD Kls I .
Cara penularan melalui partikel percikan ludah yang
tercemar
DIPHTHERIA
Penyebab bakteri Bordetella pertussis
Gejala awal berupa pilek dan batuk, mulai hari ke 10 batuk
bertambah, batuk keras berturut-turut dan penderita baru
dapat melakukan inspirasi dalam yang terdengar sebagai
whoop kadang-kadang sampai muntah.
Komplikasi umumnya adalah Pneumonia yang paling banyak
menimbulkan kematian (usia kurang 1 tahun)
Cara penularan melalui droplet biasanya dari saudara
serumah.
Pencegahan dengan Imunisasi DPT
Efek samping DPT
Demam tinggi, rewel.
Reaksi lokal: merah, bengkak, nyeri
Reaksi umum: demam ringan, jarang
hiperpireksia, kejang
Penyebab kuman Clostridium tetani
Spora tetanus dalam luka berkembang biak scr anaerobik toxin.
Pada neonatus (Tetanus Neonatorum) kuman masuk melalui tali pusat.
Gejala khas berupa kejang tonik klonik, muka tampak menyeringai,
pada bayi mulut terkancing. Keluhan awal Tetanus Neonatorum adalah
bayi tidak mau menetek dan mulut mencucut seperti ikan bila tidak
diobati bayi akan menderita kejang sehingga bayi tampak biru hal ini
dapat menyebabkan kematian.
Reservoir adalah usus manusia dan hewan serta tanah yang
terkontaminasi kotoran hewan atau manusia.Pertolongan persalinan
dan perawatan tali pusat yang kurang steril masih merupakan masalah
Pencegahan dengan Imunisasi TT Ibu Hamil & WUS
Efek samping vaksinasi TT
dapat berupa pusing
diare ringan
sakit otot

Kontraindikasi
demam > 38,5oC
muntah/ diare
Terapi Kortikosteroid, imunosupresif, radiasi, keganasan
ibu hamil < 4 bln, bersama vaksin tifoid oral
Penyebab Virus Polio
Gejala awal tidak spesifik
seperti infeksi saluran nafas bagian atas dan
demam ringan. Paralisis yang bersifat flaksid.
Penularan virus Polio secara droplet dan
sangat cepat.
Reservoir hanya manusia
Pencegahan dengan Imunisasi Polio.
Penyebab Mycobacterium Tuberculosis
Penyakit ini masih merupakan masalah di
kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi
rendah, menyerang berbagai golongan umur
dan merupakan penyakit dalam keluarga.
Pencegahan dengan Imunisasi BCG terhadap
Bayi
Efek samping BCG
2-6 mgg dapat timbul papulasemakin besar
ulserasi selama 2-4 bln sembuh perlahan dgn
menimbulkan jaringan parut.
Bila ulkus keluar cairan kompres antiseptik
Bila cairan tambah banyak, koreng semakin besar
ditambah pembesaran kelenjar regional (aksila)
bawa ke dokter
Kontraindikasi BCG

Reaksi uji tuberkulin > 5 mm


Sedang menderita HIV, imunokompromise
Anak menderita gizi buruk
Sedang menderita demam tinggi
Menderita infeksi kulit yang luas
Pernah sakit tuberkulosis
Kehamilan
Rekomendasi BCG

BCG diberikan pada bayi < 2 bulan


Pada bayi yg kontak erat dgn px TB dg BTA(+3)
sebaiknya diberikan INH profilaksis dulu, bila
kontaknya sudah tenang dapat diberi BCG
BCG jangan diberikan pada bayi atau anak dengan
imunodefisiensi mis HIV, gizi buruk dan lain-lain
Penyebab Virus Morbilli / Virus Rubeola, ditularkan
melalui batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh
cairan hidung.
Gejala awal menyerupai selesma disertai
kunjungtivitis , sedang tanda khas berupa bintik
koplik, timbul dimulai dari dahi dan belakang telinga
kemudian menyebar ke muka, badan dan anggota
badan, pada kulit gelap sulit dilihat. Komplikasi
terjadi pada 30 % penderita berupa kunjungtivitis
berat dan Pneumonia.
Pencegahan dengan Imunisasi Campak
Efek samping vaksinasi campak
Biasanya terjadi pada imunisasi ulangan
lokal: rasa tidak nyaman

5-12 hr setelah imunisasi dapat timbul : demam tidak


tinggi atau erupsi kulit halus yg berlangsung kurang
dari 48 jam
o
hari ke 5-6 demam >39,5 C pada berlangsung 2
hari.
hari ke 7-10Ruam pada, berlangsung 2-4 hari

3 mgg pasca imunisasi dapat timbul: pembengkakan

KGB di belakang telinga


Kontraindikasi vaksinasi campak
demam tinggi
tx imunosupresi
Hamil
Alergi
tx imunoglobulin
HEPATITIS B
Penyebab Virus Hepatitis type B
Gejala tidak khas
Kelompok Resiko tinggi adalah secara vertikal bayi
dari ibu pengidap, secara horisontal pecandu
narkotika, tenaga medis, pekerja laboratorium
atau petugas akupungtur.
Diperlukan pemberian imunisasi Hepatitis B secara
dini (07 hari), menggunakan Uniject HB yang
merupakan alat suntik dan vaksin siap pakai.
Efek samping imunisasi hepatitis
jarang terjadi, demam yg agak tinggi lokal seperti
pada umumnya (sementara)
Umumnya ringan, bengkak, panas mual, nyeri sendi
& otot

Kontraindikasi
Ibu hamil
Indikasi utama vaksinasi hep B
Paparan darah yg mgandung HbsAg
Paparan seksual dgn pengidap HbsAg (+)
Paparan perinatal, ibu HbsAg(+), <48 jam
VAKSIN LAINNYA

Haemophilus Influenzae tipe b


Measles, Mumps, Rubella (MMR)
Varisela
Demam tifoid
Hepatitis A
Influenza
Pneumokokos
Jadwal imunisasi (1)
UMUR VAKSIN KETERANGAN

Saat lahir Hepatitis B-1 Hrs diberikan dlm waktu 12 jam stlh lahir.

1 bulan Hepatitis B-2 Interval HB-1 dan HB-2 adalah 1 bulan

0-2 bulan BCG Dpt diberikan sejak lahir. Apabila diberikan


> 3 bln sebaiknya dilakukan uji tuberkulin
terlebih dahulu dan BCG diberikan bila uji
tuberkulin (-)

2 bulan DTP-1 Diberikan pd umur > 6 minggu, dpt


dipergunakan DTwP atau DTaP atau
diberikan secara kombinasi dgn Hib
Hib -1 Dpt diberikan secara terpisah atau
kombinasi dgn DTP
Polio-1 Dpt diberikan bersamaan dgn DTP-1
Jadwal imunisasi (2)
UMUR VAKSIN KETERANGAN
4 bulan DTP-2 Pemberian DTP-2 dan Hib-2 dapat
Hib -2 terpisah atau dikombinasikan
Polio-2 Dpt diberikan bersamaan dgn DTP-2
6 bulan DTP-3 Pemberian DTP-3 dan Hib-3 dapat
terpisah atau dikombinasikan
Hib -3 Apabila menggunakan Hib-OPM, Hib-3 pd
umur 6 bln tdk perlu diberikan
Polio-3 Dpt diberikan bersamaan dgn DTP-3
Hepatitis B-3 Diberikan pd umur 3-6 bln. Interval HB_2
dan HB-3 min 2 bln, terbaik 5 bln
9 bulan campak Campak-1 diberikan pd umur 9 bln,
campak-2 sd kelas1/umur 6 thn. Apabila
tlh mndptkan MMR pada umur 15 bln,
campak-2 tdk diperlukan
Jadwal imunisasi (3)
UMUR VAKSIN KETERANGAN
15-18 bulan MMR Apabila sampai umur 12 bln blm dpt
campak, MMR dpt diberikan umur 12 bln.
Hib diberikan umur 15 bln
Hib -4
18 bulan DTP-4 DTP-4 diberikan 1 thn stlh DTP-3
Polio-4 Diberikan bersamaan dgn DTP-4
2 tahun Hepatitis A Diberikan pada umur > 12 bln, 2 kali dgn
interval 6-12 bln
2-3 tahun tifoid Imunisasi perlu diulang setiap 3 tahun
5 tahun DTP-5
Polio-5
6 tahun MMR Diberikan utk catch up immunization pd
anak yg belum dpt MMR-1
10 tahun dT/TT Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5
diberikan utk mendapat imunitas selama 25
thn
varisela
Jadwal imunisasi

No. Jenis vaksin Jumlah pemberian Selang waktu Sasaran


pemberian

1 BCG 1 kali - Bayi (0-11


bulan)
2 DPT 4 kali 4 minggu Bayi (2-11
(DPT 1, 2, 3, 4) bulan
3 Polio 3 kali 4 minggu Bayi, 2-11
(polio 1, 2, 3) bulan
4 Campak I kali - Anak (9-11
bulan)
Jadwal Imunisasi

No. Jenis vaksin Jumlah Selang waktu Sasaran


pemberian pemberian

5 DT 2 kali 4 minggu Anak kelas 1 SD


(wanita)

6 TT 2 kali 4 minggu Anak Kelas IV SD


(wanita)

7 TT calon 2 kali (TT 1, 2) 4 minggu Sebelum akad


pengantin nikah)
wanita
Jadwal Imunisasi
No. Jenis Jumlah Selang waktu Sasaran
vaksin pemberian pemberian
8 TT.IH - 1 kali - Bila ibu hamil
(booster) pernah menerima TT
2 kali waktu calon
pengantin atau
kehamilan
sebelumnya
4 minggu - Bila belum pernah,
maka pemberian
dilakukan selam
kehamilan
KEBERHASILAN IMUNISASI
Status imun penjamu
Faktor genetik penjamu

Kualitas dan kuantitas vaksin


Bayi yang baru lahir dari
ibu yang pernah
menderita campak tidak
diberikan vaksin campak
Pemberian ASI yang
Status mengandung IgA
imun terhadap polio mngurangi
efektivitas vaksin
pejamu Pemberian obat
imunosupresan, penyakit
devisiensi imun
Gizi buruk
Penyakit
Faktor alergi
genetik yang
pejamu dapat
diturunkan
Cara pemberian
vaksin
Kualitas Dosis vaksin terlalu
& rendah/ tinggi
kuantitas Frekwensi pemberian
vaksin
Jenis vaksin
(hidup/mati)
TATA CARA PEMBERIAN IMUNISASI

Sebelum melakukan imunisasi


memberitahu risiko vaksinasi dan tdk imunisasi

persiapan bila terjadi reaksi ikutan

baca dgn teliti informasi produk

tinjau apakah ada kontraindikasi

periksa pasien dan beri antipiretik bila perlu

periksa kondisi vaksin (warna, kadaluarsa)

pemberian sesuai jadwal

berikan vaksin dengan tehnik yang benar


Perlu diperhatikan pada anak sebelum imunisasi

Pernah mengalami kejadian ikutan yg berat


Alergi terhadap bahan dalam vaksin
Sedang terapi steroid, radioterapi/kemotx
Menderita sakit yg menurunkan imunitas
Bulan lalu mendapat vaksin virus hidup (campak,
poliomielitis, rubela)
Pada 3 bln lalu mendpt imunoglobulin/ transfusi darah
Setelah pemberian imunisasi

berilah petunjuk kpd pengasuh/ortu apa yg harus


dikerjakan dalam kejadian reaksi biasa atau reaksi
ikutan yang lebih berat
catat imunisasi dalam rekam medis
Reaksi post vaksinasi
Reaksi lokal di tempat suntikan atau reaksi umum
Derajat ringan selama 1-2 hari
Lokal: kemerahan, gatal, nyeri kompres hangat
Teraba benjolan kecil agak keras beberapa
minggu atau lebih tidak perlu tindakan

Anda mungkin juga menyukai