Anda di halaman 1dari 68

MATERI INTI 3

TATA LAKSANA KEGAWAT DARURATAN


PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN
NIFAS

Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) Obginsos


FKUB/ RSSA Malang
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 2

Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan
tatalaksana kehamilan, persalinan, dan nifas

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pelatihan ini peserta mampu:
1) Melakukan tata laksana kegawatdaruratan dasar pada
kehamilan, persalinan dan nifas
2) Menjelaskan tata laksana pada kehamilan, persalinan,
dan nifas dengan penyulit obstetri
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 3

Pokok Bahasan
Dalam modul ini akan dibahas pokok bahasan dan
subpokok bahasan sebagai berikut:
1. Tata Laksana kegawatdaruratan dasar pada kehamilan,
persalinan dan nifas
a. Henti jantung dan henti napas
b. Syok
c. Kejang
d. Sesak napas
e. Pingsan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 4

2. Tata Laksana pada kehamilan dan persalinan


dengan penyulit obstetri
a. Hiperemesis Gravidarum
b. Kehamilan Ektopik Terganggu
c. Perdarahan Antepartum
d. Persalinan Preterm
e. Ketuban Pecah Dini
f. Persalinan Lama (kelainan His, CPD, Makrosomia )
g. Kelainan letak dan malpresentasi dalam persalinan
h. Distosia Bahu
i. Infeksi Nifas
j. Prolaps Tali Pusat
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 5

Kerjasama Tim dalam Penanganan Kasus Gawat Darurat

Keadaan gawat darurat obstetri

Tidak
TERDUGA

Respon tim medis yang cepat Tim terdiri atas Dokter, Perawat, dan
dan tepat Bidan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 6

Strategi Persiapan Tim


Tempatkan
1. Memastikan ketersediaan peralatan pada troli
dan pisahkan alat
perlengkapan, obat-obatan, dan 1 steril dengan tidak
alat – alat emergensi steril

2. Tim penolong yang terampil dan


pembagian tugas yang jelas Tim penolong
terdiri atas 3
3. SOP penanganan kasus 2, 3 orang
kegawatdaruratan
4. Sistem pembiayaan tidak boleh
menghambat pertolongan
kegawatdaruratan
5. Transportasi yang memadai Transfer ibu segera
5 setelah
untuk membawa ibu ke RS pertolongan dasar
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 7

Pengaturan Tim Emergensi

Dokter Komunikasi Tim Bidan Komunikasi Tim Perawat


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 8

Metode Komunikasi
 Menggunakan KODE
untuk mobilisasi tim
emergensi
 Komunikasi internal tim
Badge merah Badge hijau
memakai badge/kartu
berwarna
 Masing-masing penolong
memiliki tugas tersendiri
Badge kuning
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 9

Pembagian Tugas
Tim Emergensi
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 10

Klasifikasi kondisi ibu berdasarkan gejala yang dialami

1. Stabilisasi
2. Pemberian oksigen
3. Infus dan terapi cairan Penatalaksanaan awal
kegawatdaruratan obstetri
4. Transfusi darah
5. Medika mentosa
6. Rujukan !!
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 11

URAIAN MATERI

1. TATA LAKSANA
KEGAWATDARURATAN DASAR
PADA KEHAMILAN, PERSALINAN,
DAN NIFAS
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 12

A. Henti Nafas dan Jantung


Tatalaksana umum
1. Panggil bantuan tim respon awal emergensi
2. Lakukan penilaian awal cepat kondisi keadaan umum,
hemodinamik dan keadaan yang mendukung kepada
penegakan diagnosis
3. Lakukan langkah-langkah penatalaksanaan sesuai
dengan algoritme
4. Berikan informasi yang jelas kepada keluarga situasi
yang sedang terjadi serta upaya yang sedang dilakukan
oleh tim
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 13

Tatalaksana khusus
Resusitasi Jantung Paru
(RJP) :
30x kompresi
2x bantuan nafas

Menilai pernapasan Chest trust


Metode RJP pada ibu hamil :

1. Cek kesadaran ibu


2. Panggil bantuan
3. Bebaskan jalan napas
(head tilt – chin lift)
Menilai nadi

Memberi bantuan napas


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 14

4. Cek nadi  Ada/Tidak

5. Bila nadi tidak teraba  RJP

6. Tekan/kompresi dada di

pertengahan sternum
7. Kompresi sebanyak 30 : 2

8. Pasang kanul IV No. 16 atau

18
9. Pada Ibu usia kehamilan >20

minggu :
Miringkan ibu ke sisi kiri 15-
30O, bila tidak mungkin dorong
uterus ke sisi kiri

(Cardiff Wedge)
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 15

B. Syok
Curigai atau antisipasi kejadian syok jika terdapat kondisi
berikut ini:
1. Perdarahan pada kehamilan muda
2. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau pada saat
persalinan
3. Perdarahan pascasalin
4. Infeksi berat (seperti pada abortus septik, korioamnionitis,
metritis)
5. Kejadian trauma
6. Gagal jantung
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 16

Tatalaksana Syok
Umum :
1. Carilah bantuan tenaga kesehatan lain.
2. Pastikan jalan napas bebas dan berikan oksigen.
3. Miringkan ibu ke kiri.
4. Hangatkan ibu.
5. Pasang infus intravena (2 jalur bila mungkin) dengan
menggunakan jarum terbesar (no. 16 atau 18 atau ukuran
terbesar yang tersedia).
6. Berikan cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat)
sebanyak 1 liter dengan cepat (15-20 menit).
7. Pasang kateter urin (kateter Folley) untuk memantau jumlah
urin yang keluar.
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 17

8. Lanjutkan pemberian cairan sampai 2 liter dalam 1 jam


pertama, atau hingga 3 liter dalam 2-3 jam (pantau
kondisi ibu dan tanda vital).
9. Cari penyebab syok dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang lebih lengkap secara simultan,
kemudian beri tatalaksana yang tepat sesuai penyebab.
10. Pantau tanda vital dan kondisi ibu setiap 15 menit.

11. Bila ibu sesak dan pipi membengkak, turunkan


kecepatan infus menjadi 0,5 ml/menit (8-10 tetes/menit),
pantau keseimbangan cairan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 18

Khusus (berdasarkan penyebab syok)


1. Hemoragik :
• Atasi sumber perdarahan
• Transfusi bila Hb < 7g/dl atau bila klinis menunjukkan
anemia berat
2. Septik :
• Ambil sampel darah, urin, dan pus/nanah untuk kultur
mikroba
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 19

• Berikan kombinasi antibiotika kepada ibu dan


lanjutkan sampai ibu tidak demam selama 48 jam:
 Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, DITAMBAH
 Gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam,
DITAMBAH
 Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 20

3. Anafilaktik :
• Hentikan kontak dengan alergen yang dicurigai.
• Resusitasi cairan yang agresif
• Epinefrin/adrenalin 1:1000 (1 mg/ml) 0,2-0,5 ml IM
atau subkutan.
• Antihistamin (difenhidramin 25-50 mg IM atau IV),
penghambat reseptor H2 (ranitidin 1 mg/kgBB IV) dan
kortikosteroid (metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari,
diberikan tiap 6 jam
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 21

C. KEJANG
C1. Eklampsia – dibahas pada bab berikutnya
C2. Epilepsi

• Gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-gejala yang datang dalam

serangan-serangan, berulang.
• Kejang muncul tidak dipengaruhi kehamilan.

Tatalaksana :

1. Panggil bantuan tim respon awal


4. Jika ibu kejang,  10 mg
emergensi
diazepam IV pelan selama 2
2. Nilai KU, hemodinamik, dan
menit, bisa diulang sesudah
penegakan diagnosis
10 menit
3. Obat dosis terendah dan HINDARI
5. Segera rujuk ibu ke rumah
penggunaan obat pada
sakit
kehamilan muda  kelainan
bawaan (asam valproat).
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 22

C3. Malaria
Disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium, dan ditandai
dengan gejala demam, anemia, dan splenomegaly.

Tata laksana:
Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan
pengobatan pada orang dewasa lainnya. Pada ibu hamil tidak diberikan
Primakuin.
Pengobatan Malaria falciparum dan Malaria Vivaks Pada Ibu Hamil

Umur Kehamilan Pengobatan

Trimester I – III ( 0 -9 Bulan) ACT Tablet selama 3 hari

Sumber : Buku Saku Penatalaksanaan Malaria, 2017 (Kemenkes RI)


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 23

D. Sesak Napas
D1. Asma Akut

Penyakit sistem respirasi yang ditandai dengan episode sesak dan mengi
berulang

Pada persalinan
• Asma dapat memburuk selama persalinan sehingga persalinan harus

dilakukan di rumah sakit.


• Penanganan asma akut saat persalinan sama dengan saat kehamilan.

• Persalinan per vaginam disarankan kecuali jika terdapat indikasi obstetri

untuk seksio sesarea.


• JANGAN beri prostaglandin, untuk mencegah perdarahan pasca salin

manajemen aktif kala 3 dan ergometrin 0,2 mg IM jika dianggap perlu.


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 24

D2. Edema Paru Akut


Terkumpulnya cairan di ruang interstisial paru dan alveoli, yang
mencegah terjadinya difusi baik oksigen maupun karbondioksida

Tatalaksana
• Posisikan ibu dalam posisi tegak

• Berikan oksigen dengan sungkup 8 – 10L/menit

• Berikan furosemide 40 mg IV.

• Bila produksi urin masih rendah (<30 ml/jam dalam 4 jam), pemberian

• Furosemid dapat diulang.

• Ukur keseimbangan cairan. Batasi cairan yang masuk.


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 25

E. Pingsan
Adalah suatu keadaan dimana seorang mengalami rasa “pusing”
(dizzy) hingga kemudian kehilangan kesadaran sejenak atau
pingsan (faint). Hal ini terjadi akibat fluktuasi tekanan darah yang
terjadi sejenak dan cepat

Penyebab pingsan dapat beragam, mulai dari sebuah efek


perubahan fisiologis dari hemodinamik ibu hamil hingga sebuah
kondisi patologis. Beberapa penyebab tersebut adalah:
• Penurunan tekanan darah sebagai kondisi fisiologis akibat
kehamilan pada trimester awal
• Mual, muntah yang berlebihan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 26

Penyebab Pingsan (Lanjutan)


• Tekanan oleh uterus dan janin yang ada di dalamnya
pada pembuluh darah besar aorta, terutama saat
berbaring terlentang, pada kehamilan yang lebih lanjut.
• Cuaca yang sangat panas
• Anemia
• Dehidrasi
• Pingsan dapat pula terjadi akibat gangguan pada jantung
yang jika tidak diatasi dengan baik dapat menimbulkan
gagal jantung di kemudian hari(lihat penatalaksanaan
gangguan jantung)
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 27

E1. Gangguan Jantung (Gagal Jantung)


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 28
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 29

2. TATA LAKSANA KASUS KEHAMILAN


DAN PERSALINAN DENGAN
PENYULIT OBSTETRI
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 30

A. Hiperemesis Gravidarum
• Mual dan muntah yang terjadi
pada kehamilan hingga usia 16
minggu
• Klasifikasi derajat HEG:
• Tanpa dehidrasi
• Dengan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan
elektrolit
• Dengan muntah yang
persisten, dehidrasi, gangguan
keseimbangan elektrolit,
ketosis dan penurunan berat
badan > 5%

Ilustrasi penyebab terjadinya


Hiperemesis Gravidarum
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 31

Diagnosis
Hipermesis Gravidarum :

 Mual dan muntah hebat,

 Berat Badan turun > 5%

dari BB sebelum hamil,


 Ketonuria,

 Dehidrasi,

 Ketidakseimbangan

elektrolit

Durasi hiperemesis gravidarum


selama kehamilan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 32

Tatalaksana
1. Umum : Periksa kondisi umum, hemodinamik,
pertahankan kecukupan nutrisi (vitamin dan asam
folat) di awal kehamilan
2. Khusus :
 Doksilamin 10mg dan Vitamin B6 10mg hingga 4 tablet/hari
 Dimenhidrinat (50-100 mg peroral atau supositoria, 4-6 kali
sehari (maksimal 200 mg/hari bila meminum 4 tablet
doksilamin/piridoksin)) atau prometazine (5-10 mg 3-4 kali sehari
per oral atau supositoria)
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 33

Tatalaksana
 Chlorpromazine, Proklorperazine, Prometazine, Metoklopramide,

Ondansetron
 Jika dehidrasi, pasang kanula intravena dan berikan cairan, serta:

suplemen multivitamin IV, dimenhidrinat, Klorpromazin /


Proklorperazin / Prometazin / Metoklopramid, dan bila perlu,
tambahkan metrilprednisolon ATAU Ondansetron
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 34

Mola Hidatidosa
Penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan pada
villi khorionik yang disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edema.
Diagnosis :

 Perdarahan pervaginam berupa  Nyeri perut


bercak hingga berjumlah banyak  Serviks terbuka
 Mual dan muntah hebat  Keluar jaringan seperti anggur, tidak
 Ukuran uterus lebih besar dari ada janin
usia kehamilan  Takikardi, berdebar-debar (tanda-
 Tidak ditemukan janin intrauteri tanda tirotoksikosis)
 Jika tersedia, USG dapat membantu
menegakkan diagnosis mola
hidatidosa
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 35

Prinsip Tatalaksana

1. Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan


dasar, ibu harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
2. Lakukan penilaian awal cepat kondisi keadaan umum, hemodinamik
dan keadaan yang mendukung kepada penegakan diagnosis
3. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik
<90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika
tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap pikirkan kemungkinan tersebut
saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena
kondisinya dapat memburuk dengan cepat.
4. Siapkan darah/donor keluarga untuk transfusi, terutama pada mola
berukuran besar.
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 36

Tata laksana Khusus (dilakukan di FKTRL


(Sekunder))
1. Evakuasi mola

2. Pemberian uterotonika

3. Pemeriksaan kadar HCG serum secara tiap 2 minggu

4. Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2


kali pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah sakit
rujukan tersier yang mempunyai fasilitas kemoterapi.
5. HCG urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8
minggu juga mengindikasikan ibu perlu dirujuk ke rumah
sakit rujukan tersier
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 37

B. Kehamilan Ektopik Terganggu


Diagnosis :
 Trias klasik (nyeri perut

mendadak, riwayat amenorea,


perdarahan pervaginam)
 Keadaan klinis pasien tidak

sesuai dengan jumlah


perdarahan.
 Nyeri abdomen dan pelvis

 Nyeri goyang portio (+)

Lokasi fetus pada kehamilan ektopik


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 38

Tatalaksana

1. Periksa kondisi umum dan hemodinamik

2. Cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) IV 500 cc


dalam 15 menit pertama, atau 2L dalam 2 jam
pertama, dan dilanjutkan selama merujuk
3. Pasang 2 jalur IV

4. Segera lakukan rujukan !!


5. Siapkan donor keluarga
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 39

C. Perdarahan Antepartum

1. Kriteria diagnosis: 6. Perdarahan Pasca Salin


 Perdarahan berulang selama  Atonia Uteri
kehamilan  Robekan Jalan Lahir: perineum,
 Perdarahan tanpa nyeri, pada dinding vagina, serviks
usia >28 minggu  Retensio plasenta
2. Abortus  Sisa plasenta

3. Mola Hidatidosa  Inversio uteri

4. Plasenta Previa  Gangguan pembekuan darah

5. Solusio Plasenta 7. Tatalaksana sesuai penyebab


6. Ruptur Uteri
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 40

C1. Abortus
• Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan
• Kriteria :
1. Usia kehamilan < 22 minggu (WHO – IMPAC), atau
2. Usia kehamilan < 20 minggu atau berat janin < 500 gram.
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 41

Faktor Predisposisi

1. Faktor dari janin (fetal) : kelainan genetik (kromosom)

2. Faktor dari ibu (maternal) : infeksi, kelainan hormonal

 hipotiroidisme, diabetes, malnutrisi, penggunaan


obat-obatan, merokok, konsumsi alkohol, faktor
immunologis dan defek anatomis seperti uterus didelfis,
inkompetensia serviks dan sinekhiae uteri karena
sindrom Asherman.
3. Faktor dari ayah (paternal) : kelainan sperma
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 42

Jenis abortus dan gejala khas


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 43

Diagnosis
1. Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak
2. Perut nyeri dan kaku
3. Pengeluaran sebagian produk konsepsi
4. Serviks dapat tertutup maupun terbuka
5. Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya
6. Apabila tersedia ultrasonografi – sangat membantu menegakkan
diagnosis
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 44

Tatalaksana Umum
1. Lakukan penilaian secara cepat mengenai keadaan
umum ibu, hemodinamik dan keadaan yang mendukung
kepada penegakan diagnosis.
2. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi,
tekanan sistolik <90 mmHg).
3. Bila syok  lakukan tatalaksana awal syok.

4. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok  tetap pikirkan


kemungkinan tersebut saat penolong melakukan
evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat
memburuk dengan cepat.
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 45

5. Bila ada tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus


dengan komplikasi, berikan kombinasi antibiotika
sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
• Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam

• Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam

• Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam

6. Segera RUJUK ibu ke rumah sakit


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 46

7. Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat


dukungan emosional + konseling kontrasepsi pasca
keguguran.
8. Lakukan tatalaksana selanjutnya di Puskesmas untuk
abortus inkomplitus dan abortus kompletus.
9. Bila tegak diagnosis abortus imminens, abortus
insipiens, missed abortion dan gejala sepsis,
segera RUJUK pasien ke RS.
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 47

C2. Plasenta Previa

Plasenta yang berimplantasi di atas atau mendekati ostium serviks


interna.
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 48

Diagnosis

1. Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan >22 minggu

2. Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia

3. Syok

4. Tidak ada kontraksi uterus

5. Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul

6. Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin

7. Penegakkan diagnosis dibantu dengan pemeriksaan USG


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 49

Tatalaksana
1. PERHATIAN! Tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan dalam
sebelum tersedia kesiapan untuk seksio sesarea. Pemeriksaan
inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk menentukan sumber
perdarahan.
2. Lakukan penilaian awal cepat kondisi keadaan umum,
hemodinamik dan keadaan yang mendukung kepada penegakan
diagnosis
3. Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus cairan intravena
(NaCl 0,9% atau Ringer Laktat).
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 50

4. Lakukan penilaian jumlah perdarahan untuk memperhitungkan


kebutuhan cairan
5. Berikan tokolitik bila ada kontraksi:
 Nifedipin 3 x 20 mg/hari, atau
 MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam

6. Pematangan paru : pada kehamilan 24 – 34 minggu berikan dosis


pertama injeksi deksametason 6 mg IM
7. Rujuk ke Rumah Sakit dengan fasilitas lengkap
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 51

C3. Solusio Plasenta

Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya sebelum kelahiran bayi

Diagnosis
• Perdarahan dengan nyeri intermiten atau menetap

• Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada bekuan jika solusio

relatif baru
• Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi)

• Anemia berat

• Gawat janin atau hilangnya denyut jantung janin

• Uterus tegang terus menerus dan nyeri


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 52

Tatalaksana
• Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas

kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih


lengkap.
• Lakukan penilaian awal cepat kondisi keadaan umum, hemodinamik

dan keadaan yang mendukung kepada penegakan diagnosis


• Jika keadaan umum tampak ringan atau sedang dan belum terdapat

tanda-tanda syok, segera persiapkan rujukan


• Jika keadaan umum tampak sedang atau berat disertai tanda-tandaa

syok, terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi, lakukan


penanganan syok (lihat pokok bahasan penanganan syok) dan segera
lakukan rujukan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 53

C4. Ruptur Uteri

Ruptur uteri atau robeknya dinding rahim terjadi akibat


terlampauinya daya regang miometrium
Diagnosis :
1. Syok : takikardia dan hipotensi 6. Hilangnya gerak dan denyut jantung
2. Pasien tampak pucat tanpa disertai janin
perdarahan yang nyata terlihat 7. Bagian-bagian janin mudah dipalpasi
3. Dapat didahului oleh lingkaran 8. Bentuk uterus abnormal atau
konstriksi (Bundlle’s ring) konturnya tidak jelas
4. Nyeri perut hebat (dapat berkurang 9. Dapat ditemukan tanda akut abdomen
setelah ruptura terjadi) akibat dari adanya cairan bebas intra
5. Nyeri raba/tekan/lepas dinding perut abdominal
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 54

Tatalaksana
Tata laksana umum
• Lakukan penilaian awal cepat kondisi keadaan umum,
hemodinamik dan keadaan yang mendukung kepada penegakan
diagnosis (termasuk analisis partograf)
• Berikan oksigen menggunakan sungkup 8-10L/menit

• Lakukan resusitasi cairan sesuai dengan kondisi ibu (lihat tata


laksana syok)
• Lakukan rujukan dengan terus melakukan resusitasi cairan dalam
perjalanan rujukan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 55
Ringkasan Diagnosis Perdarahan Antepartum
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 56

D. Persalinan Preterm

Diagnosis
1. Persalinan yang terjadi >
20 minggu dan usia
kehamilan < 37 minggu
2. Kontraksi 4 kali dalam 20
menit atau 8 kali dalam
60 menit
3. Pembukaan serviks ≥
2cm
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 57

Persalinan Preterm

Tatalaksana :
1. Umum : RUJUK !!
2. Khusus : Tokolitik, kortikosteroid,
dan antibiotik profilaksis
3. Bila lahir di klinik/puskesmas :
 Cegah hipotermia !!

Metode Kangguru oleh Ayah


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 58

E. Ketuban Pecah Dini


Pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan atau
dimulainya tanda inpartu
Tatalaksana Umum
• Berikan antibiotik eritromisin
4x250mg kemudian lakukan
rujukan ke fasilitas yang
memadai.

Ilustrasi Ketuban Pecah Dini


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 59

Tatalaksana Khusus :
• Jika ketuban pecah terjadi pada kehamilan 24 – 34 minggu berikan
pematangan paru dosis pertama injeksi deksametason 6 mg IM
• Jika ketuban pecah terjadi pada kehamilan 24 – 34 minggu disertai
dengan kontraksi berikan tokolitik :
Nifedipin 3 x 20 mg/hari, atau
MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 gr / 6 jam
• Lakukan konseling pada pasien dan keluarga mengapa diperlukan
rujukan ke rumah sakit dengan fasilitas yang memadai, terutama jika
kehamilan masih <37 minggu
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 60

F. Persalinan Lama (Kelainan His, CPD,


Makrosomia)

 Waktu persalinan yang Kurva Friedman pada kelahiran normal


memanjang karena kemajuan
persalinan yang terhambat
 Tatalaksana :

 RUJUK !!!
 Pada kondisi dimana terjadi
distosia pada PK1 aktif
dengan his yang kuat maka
berikan tokolitik untuk
mencegah ruptur uteri dengan
cara sebagai berikut :
 Nifedipin 3x20 mg/hari atau
 MgSO4 4 gram IV dosis
awal dilanjutkan 4 gram/ 6
jam
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 61

G. Kelainan Letak dan Malpresentasi dalam


Persalinan
MALPOSISI

Posisi abnormal verteks


kepala janin (dengan
ubun-ubun kecil sebagai
penanda) terhadap
panggul ibu. Jenis jenis
malposisi yaitu posisi
oksiput posterior dan
posisi oksiput lintang

Tata Laksana :
Jika terdapat tanda
persalinan macet, segera
lakukan rujukan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 62

Malpresentasi
1. Presentasi Dahi
2. Presentasi Muka
3. Presentasi Majemuk
4. Presentasi Bokong (sungsang)
5. Letak Lintang

Tata Laksana :
Segera Lakukan Rujukan
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 63

H. Distosia Bahu
Kepala dilahirkan, bahu
anterior tidak dapat lewat
di bawah simfisis pubis.
• Tanda distosia bahu yang
harus diamati penolong
persalinan adalah:
• Kesulitan melahirkan wajah STRETCHING

dan dagu
• Kepala bayi tetap melekat
erat di vulva atau bahkan
tertarik kembali (turtle sign)
• Kegagalan paksi luar kepala
bayi
• Kegagalan turunnya bahu
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 64

Penting
dipahami
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 65

I. Infeksi Nifas
Penyebab (terbanyak)
• Metritis : Infeksi pada uterus pasca salin

• Abses Pelvis : Abses pada regio pelvis

• Mastitis : Infeksi pada mammae (payudara)


06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 66

Tatalaksana :
• Metritis : Oksigen, Hidrasi, Antibiotik, pantau tanda vital, nyeri perut,

dan cairan pervaginam. Lakukan tindakan bila diperlukan.


• Abses pelvis : Oksigen, Hidrasi, Antibiotik, dan pungsi kavum douglas

• Mastitis : Hidrasi dan antibiotik

Gambaran radiologi (transvaginal) pada


abses pelvis
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 67

J. Prolaps Tali Pusat

• Tali pusat keluar dari uterus


sebelum janin
• Tatalaksana : RUJUK !! Dan
posisikan ibu miring ke kiri
06/23/2022 Dr. dr. I Wayan Agung Indrawan, SpOG(K) 68

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai