Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU SISTEM NUROBEHAVIORE

MENGNALISIS JURNAL
(Pengaruh Pengaturan posisi pada pasien stroke untuk
mengurangi resiko luka tekan)

Disusun Oleh :

Nama : I Gusti Ngurah Kardisaputra


Nim : 010113a047
Kelas : PSIKA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2015
A. Latar Belakang

Umumnya stroke dapat mengakibatkan lima tipe ketidak mampuan yaitu : proses atau
1) masalah dalam mengatur gerakan,2) gangguan snsori, 3) masalah dalam menggunakan dan
mmahami bahasa, 4) masalah dalam brfikir dan mengingat, 5) gangguan emosional (
Lewis,2007), pasien dengan gangguan prsyarafan seringkali disertai dengan penurunan
kemampuan dalam mobilisasi (parase). Penurunan mobilisasi sering di jumapai pada pasien
dengan gangguan neurologi seperti strok. suryadi (2004) membuktikan bahwa imobilisasi
faktor yang paling signifikan menyebabkan luka tekan (sari 2007). Ssuai dengan asal katanya
luka tekan adalah luka akibat adanya tekanan, tekanan merupakan faktor yang paling utama
terbentuknya lukameekanism terbentuknya luka tekan ini berawal dari adanya tekanan
invansif lama, dan berkurangnya toleransi jaringan (Bryant 2002). National Pressure Ulcers
Avisory Panel (NPUAP-EPUAP) 2009 mendapatkan enam dimensi pencegahan dan
penatalksanaan luka tkan yang terdiri dari : pengkajian resiko, pengkajian fisik,pengaturan
posisi, penggunaan alat penyanggah dan populasi khusus
Pengaturan posisi adalah salah satu intervensi keperawatan yang sangat tidak asing
dan ditetapkan dalam rangka pencegahan luka tekan khusus pada pasien-pasien yang
imobilisasi tindakan pencegahan luka pada pasien stroke harus dilakukan sedini mungkin dan
terus-menerus. Pemberian posisi yang benar sangatlah penting dengan sasaran utama
pemeliharaan integritas kulit yang yang dapat mengurangi tekanan, membantu kesejajaran
tubuh yang baik dan mencegah neuropati yang komperhensif (Smelzer & Bare 2002).

B. Penelitian Terkait
1. Nuh Huda,Mkep.,SpKMB dalam Jurnal Ilmiah Keperawatan STIKES Hang Tuah
Surabaya Volume 3 Novem 2/april 2012
Pelaksanaan pemberian posisi miring 30 derajat tersebut, pasien dilakukan perubahan
posisi secara berkala setiap2 jam, yaitu mulai jam 08.00-10.00 wib pasin dimiringkan ke arah
kanan, kemudian jam 10.00-12.00 wib pasien di terlentangkan, dan jam 12.00-14.00 wib
pasien dimiringkan kearah kiri, dan seterusnya sprti itu. Observasi pada pasien dilakukan
sampai 6 hari perawata. Daerah yang diobservasi adalah terutama daerah tulang tulang yang
menonjol yaitu daerah belakang kepala, sacrum, iskeum, koksik, tumit dan trokanter kondisi
yang diobsevasi mencangkup perubahan kulit yang hangat, adanya perubahan konsistensi
jaringan lebih kerasa atau lunak, adanya perubahan snsasi dan adanya kulit yang bewarna
merah (Braden, 2001) dari 20 pasien yang diobservasi tersebut dihadapkan hasil sebagian
brikut : 1) jenis kelamin laki-laki 15 orang dan 5 perempuan, 2) usia antara 45 tahun dan 75
tahun, 3) himiperase kanan 12 orang dan himiperase kiri 8 orang, 4) kkuatan otot yang lemah
antara 0-3, sebelum dilakukan pemberian posisi lateral 30 derajat, sblumnya pasien dilakukan
obsevasi pada daerah-daerah yang beresiko terkena luka dikubitus dengan menggunakan
skala braden, dari observasi ini didapat hasil bahwa 20 pasien yang diobsevasi bersiko
mngalami luka tekan dengan rentang nilai skala 8-16. Pada sekala braden bila didapat rentang
skor nilai > 18 maka pasien berisiko tidak mengalami luka tekan, tetapi bila skor nilai < 18
maka pasien beriko terjadi luka tekan . kemudian observasi ini dilakukan setiap hari (Brown
2004). Semua pasien tersebut diberikan posisi lateral 30 derajat yang di sanggah dengan
bantal, kemudian dilakukan perubahan posisi dari miring ke kanan, terlentang dan miring ke
kiri setiap 2 jam. Kemudian dilakukan observasi setiap hari. Hasil yang didapat pada hari ke
1, didapatkan bahwa 20 paien beresiko terjadi luka tekan dengan sekala braden skor nilai
yang didapat adalah 17 orang skor 10, 2 orang skor 12 dan 1 orang skor 15. Pada obsrvasi
hari ke 5 di dapat data bahwa 15 pasien skala braden skor 18, 3 orang skor 16 dan 2 orang
skor 17 observasi hari ke 10 didapat data bahwa 19 orang niali skala braden dengan skor >
18, 1 orang skor 15 dan mengalami luka tekan grade 1, yaitu di daerah sakrum yang tampak
terjadi kemerahan dan luka grate 1ditandai dengan kemerahan, terdapat intak dan hangat pada
lokasi sakrum. Hal tersebut terjadi pasien ini karna kekurangan upaya mlakukan kebersihan
toileting pada daerah punggung, hal ini terbukti saat dilakukan observasi pada pagi hari selalu
di dapat adanya rembesan air kencing di pempers dan banyak kringat yang ada ditubuh pasien
sehingga memudahkan terjadinya iritasi pada pasien tersbut kemudian terjadi luka tekan.
2. Pengaruh posisi...Dame Elysabeth Tutiarnauli Tarihoran, FIK UI, 2010
Pengaturan posisi miring 30 derajat adalah teknik reposisi untuk membebaskan
adanya tekanan dan mencegah kontak dengan kulit yang dapat mengakibatkan luka tekan
pasien dengan cara menempatkan tubuh pasien persis ditengah tempat tidur dengan
menggunakan bantal untuk menyanggah kepala dan lehe. Selanjutnya menempelkan satu
bantal yang berbentuk segitiga siku-siku yang telah di desain oleh peneliti pada sudut antara
bokong dan matras dengan cara memiringkan panggul setinggi 30 derajat. Bantal brikutnya
ditempatkan memanjang diantara kedua kaki ( Young 2004). Penelitian ini menunjukan
adanya pengaruh antara pelakuan posisi miring 30 derajat dengan kejadian luka tekan dimana
ada sebanyak 6 (37.5%) responden yang tidak yang tidak diberikan pelakuan posisi miring 30
derajat mengalami luka tekan. Sedangkan
C. Kesimpulan
Berdasarkan studi dan penelitian jurnal yang tersirat diatas menunjukan bahwa adanya
pengaruh yang sangat signifikan pada pengaturan posisi 30 derajat untuk pasien yang
mengalami penurunan daya mobilisasi dirinya, salah satu contoh adalah pasien dengan
gangguan neurologis yang salah satu manifestasi klinisnya adalah proses atau pnurunan
dalam mobilisasi. Kedua jurnal penelitian yang terkait dengan pengaruh posisi 30 derajat
pada pasien gangguan persyarapan (stroke) mendapat hasil yang tidak jauh dan hampir
dikatakan sama yakni dengan hasil bahwa pengaturan posisi 30 derajat tersebut dapat
mengurangi resiko terdapatnya luka tekan pada tubuh pasien.

Anda mungkin juga menyukai