BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Manfaat
a. Mahasiswa dapat memahami tentang imunisasi.
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien imunisasi.
c. Mengevaluasi institusi dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan operasional yang
telah ditetapkan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Diharapkan setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada By “J” Usia 3 bulan dengan imunisasi DPT
ComboII dan PolioIII diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan secara
komprehensif dan menyeluruh.
1.3.2 Tujuan khusus
- Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah pada anak
dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada anak dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu mengembangkan rencana asuhan kebidanan pada masalah yang muncul
- Mahasiswa mampu mengarahkan atau melaksanakan rencana tersebut secara efisien dan aman pada anak
dengan imunisasi
- Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi rencana tindakan pada anak dengan imunisasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
Adalah tubuh membuat antibody sendiri untuk dapat menghasilkan antibody tertentu, seseorang harus terinfeksi
oleh penyakit tertentu baik melalui terjangkit penyakit tersebut atau melalui pemberian vaksin yang mengandung
bakteri atau virus atau rancunnya yang sudah dilemahkan
f
Adalah tubuh anak diberikan antibody yang sudah dibuat. Kekebalan pasif juga mencakup kekebalan bawaan
(konginental) misalnya bayi mendapat antibody dari ibu melalui plasenta, kekebalan akan melindungi bayi
selama bulan-bulan pertama. Kehidupannya terhadap berbagai penyakit seperti tetanus, campak, malaria.
Namun kekebalan ini tidak dapat bertahan lama
2.1.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
- Polimyelitis (kelumpuhan)
- Campak
- Dipteri
- Pertusis
- Tetanus
- Tuberculosis
- Hepatitis
Sesuai dengan program pemerintah (depkes) tentang program pengembangan imunisasi (PPI), maka anak
harus mendapatkan perlindungan terhadap 7 penyakit utama tersebut, yaitu dengan imunisasi
2.1.5 Jenis Vaksin
1) Vaksin hidup
Berasal dari bakteri atau virus yang dilemahkan, bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila kena panas
dan sinar. Vaksin hidup dan tersedia saat ini:
Dari virus hidup : campak, gondok, rubella, demam kuning
Vaksin dari bakteri : BVG, demam tipoid
2) Vaksin inactivid
Berasal dari bakteri virus atau komponen yang dibuat tidak aktif vaksin incativid selalu membutuhkan dosis
ganda. Pada umumnya dosis yang pertama tidak menghasilkan imuniti produktif baru timbul setelah dari kedua /
ketiga vaksin inactivid yang tersedia saat ini berasal dari :
Seluruh sel virus inactivid. Contohnya : influenza, polio, rabies, hepatitis A.
Seluruh sel bakteri inactividm contohnya : pertusis, tyroid, kolera influenza, a-seluler, typoid VI
Toxoid contohnya : difteri, tetanus, botalium
Polisakarida murni, contohnya : pneumokokus, meningitid, hypotolamus, influenza type B
Gabungan polisakarida (haemophylus influenza type B dan pnemokokus)
B. Vaksin Pertusis
Vaksin ini dibuat dari kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan vaksin difteria dan
tetanus, Mudah rusak jika dipanaskan.
: Bordetella
: Droplets Infection
: Anak tiba-tiba menangis terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah/kebiruan, keluar air mata, kadang
sampai muntah.
C. Vaksin Tetanus
Macam vaksin tetanus :
1. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif seperti tetanus toxoid yaitu racun kuman tetanus yang dilemahkan.
)
sin difteri (DT)
sin difteri, pertusis, dan tetanus (DPT)
2. Serum yang mengandung kekebalan pasif terhadap tetanus (AST) anti tetanus serum.
a. Penyebab : Closridium Tetani
enularan : Kuman masuk lewat lika anaerob seperti suplai darah kurang, kotor, luka tusuk, tembak.
b. Tanda/gejala : Kejang dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti
papan, mulut kaku dan sukar dibuka (trismus).
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlaku
3. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
4. Mengetahui jadwal vaksinasi
5. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6. Memperhatiakan dosis yang akan diberikan yaitu 0,5 cc
F. Efek Samping
1. Demam tinggi
2. Pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari
3. Kadang-kadang demam tinggi dan kejang
G. Kontra Indikasi Pemberian DPT
u panas tinggi
siensi imunologik)
H. Kekebalan aktif yang diperoleh dari vaksin DPT
labelnya
n tercampur
n Ayah/Ibu : Untuk mengetahui status ekonomi dan aktivitas (Ibu) serta sosial ekonomi penderita agar nasehat kita nanti sesuai.
an : Untuk mengetahui status pengetahuan orang tua.
: Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan
kebidanan
: Untuk mengetahui tempat tinggal klien berada, dapat menilai apakah lingkungan cukup aman bagi bayi.
ang
Untuk mengetahui penyebab apa yang menyebabkan klien dibawa ke poli anak
ama
Apa yang dikeluhkan Ibu tentang keadaan bayinya
sehatan Sekarang
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas mengkaji agar dapat mengetahui tindakan
apa dilakukan
sehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama
1. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis
2. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma
3. Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan,
umur wanita dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar
harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada Ibu.
(Manuaba, 2000 : 2005)
4. Riwayat perinatal dan neonatal
a. Kehamilan
Ditanyakan pada Ibu ini kehamilan beberapa, keluhan Ibu pada saat hamil ini, periksa kemana dan sudah
beberapa kali periksa, mendapat obat apa saja setelah periksa
b. Persalinan
Ditanyakan pada Ibu melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana caranya serta penyulit yang dialami sewaktu
Ibu melahirkan, kemudian ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan
c. Nifas
Ditanyakan pada Ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa banyak, kontraksi uterus baik atau tidak
(bila kontraksi baik, uterus bulat dan mengeras). ASI sudah keluar apa belum, ada luka jahitan atau tidak
d. Neonatal
Ditanyakan pada Ibu tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan
5. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui apakah anak telah mendapat imunisasi lengkap/tidak
6. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana pola nutrisi Ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas personal hygiene.
7. Riwayat Psikologi dan Budaya
a. Psikologi
Bagaimana respon Ibu dan keluarga terhadap kelahiran anaknya
b. Sosial
Apakah hubungan Ibu dengan suami keluarga serta petugas kesehatan baik atau tidak
c. Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan termasuk pantang makan, minum jamu dan
kebiasaan berobat jika sakit
8. Data Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap Ibu terhadap agama yang diyakininya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/koma
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : normal (40 - 60 x / menit)
Suhu : normal (36,5 - 37,5oC)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah bersih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
Perut : tidak ada benjolan abnormal.
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Reflek : +/+
Integumen : Bersih, turgor baik
Genetalia : Bersih, testis sudah turun ke scrotum
Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
Leher : Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba pembesaran vena
jugularis.
Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Integumen : Bersih, turgor baik
c. Auskultasi
Dada : COR : Nadi teratur 100x / menit
Perut : Terdengar bising usus ± 12x / menit
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata
Bayi
Nama bayi : Bayi.”J”
Tanggal lahir : 15 September 2010
Usia : 3 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 5800 gram
Anak ke :I
Orang Tua
ama ibu : Ny.”M” Nama ayah : Tn.”D”
mur : 27 tahun Umur : 31tahun
gama : Islam Agama : Islam
uku : Jawa Suku : Jawa
endidikan : SMA Pendidikan : S1
ekerjaan : IRT Pekerjan : Swasta
enghasilan : - Penghasilan : ± Rp.2.000.000/bln
amat : Sumbersari no. 138A
2. Alasan datang ke posyandu
Ibu mengatakan bayinya berumur 3 bulan dan waktunya mendapatkan imunisasi DPT Combo II dan Polio III
3. Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tidak ada keluhan
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB : 5800 gram
- Tanda-tanda vital :
RR : 40 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,9 0C
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
Wajah : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah bersih
Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
Perut : tidak ada benjolan abnormal.
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Genetalia : Bersih
Anus : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan abnormal.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba pembesaran vena
jugularis.
Perut : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
Ekstremitas :
Atas : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
Integumen : Bersih, turgor baik
c. Auskultasi
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
- Imunisasi DPT memberi kekebalan terhadap penyakit depteri, pertusis dan tetanus.
- Polio untuk melindungi anak dari penyakit polio militus
2. Menjelaskan tentang reaksi setelah imunisasi DPT yaitu meningkatnya suhu tubuh, penanganannya berikan
pakaian yang tipis dan berikan obat penurun panas serta kompres dengan air hangat, kalau tidak sembuh bawa
ke rumah sakit,atau puskesmas terdekat.Reaksi polio relatif tidak ada, mungkin hanya berak-berak ringan.
3. Memberikan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII terlebih dahulu dengan mempersiapkan:
Persiapan alat untuk DPT Combo
a. Alat
- Vaksin DPT Combo didalam termos es atau lemari pendingin
- Spuit steril 0.5 cc
- Kapas alkohol
- Obat penurun panas
- KMS
b. Persiapan pasien
Orang tua pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
- Pasien dipangku
Langkah-langkah :
- Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian keringkan dengan menggunakan handuk kering.
- Cek label flacon, vaksin kocok hingga endapan sempurna
- Hadapkan sekarang dengan menggenggam flacon untuk mencegah obses steril
- Buka tutup flacon, bersihkan dengan kapas DTT
- Amati spuit 0,5 cc buka spuit yang akan disiapkan dan hisap vaksin sebanyak 0,5 cc
- Cabut jarum dari flacon ganti jarum dengan keluarkan udara yang terdapat dalam spuit hingga vaksin keluar
sedikit
- Tentukan tempat penyuntikan yaitu 1/3 paha bagian luar sebelah kanan
- Usap tempat penyuntikan dengan kapas DTT
- Pegang spuit dengan tangan masukkan jarum secara IM tidak mengenai pembuluh darah dan masukkan obat
pelan-pelan
- Kemudian cabut jarum suntik dan usap dengan kapas DTT, buang kapas kedalam tempat sampah medis
Persiapan alat untuk vaksin polio
a. Alat
- Vaksin polio dalam termos es
- Pipet plastik untuk vaksin polio
b. Langkah-langkah
- Buka tutup metal dan tutup karet
- Pasang pipa plastik dalam flacon
- Vaksin polio siap diberikan
- Mengatur posisi bayi dengan cara pemberian
o Ibu disuruh meneletangkan bayinya diatas pangkuan dan memegang erat-erat
o Mulut anak dibuka dengan menggunakan dua jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga mulut terbuka
o Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak sebanyak 2 tetes
4. Memberitahu ibu untuk tidak memberi minum pada bayinya sebelum 15 menit karena dapat mengurangi
keefektifan vaksin polio
5. Memberi obat penurun panas paracetamol 100 mg 3x1 bungkus
6. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif sampai 6 bulan dan tidak memberikan makanan tambahan
8. Memberitahu ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV yaitu tanggal 18 Januari
2011
VII. EVALUASI
Tanggal : 16 Desember 2010
Jam : 08.25 WIB
Dx : By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
S : - Ibu mengatakan sudah lega karena bayinya sudah diimunisasi DPT ComboII dan PolioIII
umum : baik
n : composmentis
nangis setelah disuntik DPT Combo II
r 3 bulan dengan imunisasi DPT Combo II dan Polio III
P : - Menganjurkan pada ibu untuk memberi obat paracetamol bila badan bayinya panas, supaya panasnya kembali
normal
- Mengingatkan ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV 18 Januari 2011
BAB V
PEMBAHASAN
Imunisasi adalah suatu pencegahan yang sengaja diberikan untuk memberikan kekebalan atau imunitas
pada bayi dan anak, sehingga bila terjangkit kuman tidak meninggal atau menderita sakit.
Berdasarka umur dan jadwal pemberan imunisasi pada bayi “J” adalah jadwal pemberian imunisasi
DPTII PolioIII pada pemberian imunisasi tidak ada masalah yang timbul dari anak.
Sedangakan sebagai antisipasi masalah potensial bisa ditemukan antara lain ditemukannya masalah-
masalah yang mungkin bisa terjadi pada anak tersebut, bidan akan lebih mudah memberikan asuhan kebidanan
dan penilaian pertumbuhan dan penanganan anak sesuai dengan usia anak.
Bidan dapat memberikan penjelasan tentang perawatan dan penanganan efek samping pasca pemberian
imunisasi dirumah, sehingga dapat diperoleh tujuan yang optimal.
Dalam intervensi dan omplementasi langkah pemberian vaksin baik DPT Combo dan Polio tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam teori disebutkan pemberian pmberian vaksin DPT dengan dosis 0,5
cc dan disuntikkan pada 1/3 bagian atas paha kiri serta pemberian vaksin polio dengan dosis 2 tetes dan
langkah ini telah dilakukan dalam praktek. Salah satunya yaitu pemberian obat anti piretik ditujukan untuk
mencegah demam karena vaksin pertusis. Dalam intervensi dan implementasi juga diberikan KIE tentang efek
samping sehingga dapat mengurangi tuntutan ibu pada petugas dan ibu mempunyai gambaran tentang efek
samping.
Pada langkah terakhir evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
Bidan dapat memberikan penjelasan tentang perawatan dan penanganan efek samping pasca pemberian
imunisasi dirumah, sehingga dapat diperoleh tujuan yang optimal.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan Kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi DPT Combo II dan Polio III dalam
pengkajian dan analisa data ditemukan diagnosa yaitu bayi sehat akan diimunisasi DPT II dan Polio III. Dari
masalah tersebut penulis melakukan tindakan diantaranya yaitu :
1. Melakukan pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan
3. Menjelaskan tentang manfaat dan efek samping dari imunisasi DPT Combo dan Polio
4. Melakukan informed concent
5. Memberitahu tentang perawatan bayi setelah mendapat imunisasi DPT Combo dan Polio
6. Melakukan imunisasi DPT Combo dan Polio dengan teknik yang baik dan benar
7. Memberikan terapi antipiretik
8. Memberitahu ibu untuk imunisasi bulan berikutnya
Dalam Asuhan Kebidanan ini peran serta dan kerjasama yang baik antara keluarga (ibu pasien) dengan
petugas kesehatan sangat diperlukan supaya tujuan Asuhan Kebidanan dapat tercapai dengan baik.
5.2 Saran
Bagi Petugas
Hendaknya pemberian imunisasi sesuai dengan prosedur sehingga tidak terjadi komplikasi saat dilakukann
imunisasi sehingga tidak timbul masalah yang mungkin terjadi karena pengaruh imunisasi.
hasiswa
Manggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan
mahasiswa tentang masalah – masalah dan cara imunisasi pada bayi