Anda di halaman 1dari 12

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran II Keputusan Kapuskesad


PUSAT KESEHATAN Nomor Kep / 841 / XII / 2019
Tanggal 20 Desember 2019

IMUNISASI DAN VAKSINASI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Kesehatan adalah milik yang amat berharga bagi setiap umat manusia. Ini
merupakan karunia Tuhan yang selalu harus dijaga dan ditingkatkan nilainya. Bagi
setiap prajurit TNI, usaha mempertahankan dan meningkatkan nilai kesehatan
merupakan usaha yang amat penting, sebab hanya prajurit yang sehat saja yang
dapat melaksanakan tugas dengan baik.

b. Usaha mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan makin lama


makin maju sesuai kemajuan teknologi, salah satunya dengan cara mengebalkan
diri terhadap penyakit tertentu dengan imunisasi dan vaksinasi, tindakan ini amat
berfaedah dan mutlak dilakukan karena kekebalan terhadap penyakit ini juga dapat
memberikan dorongan psikologis yang besar untuk melakukan tugas dengan baik
tanpa khawatir jatuh sakit.

c. Program pengembangan imunisasi dan vaksinasi telah menjadi Program


Nasional untuk seluruh rakyat Indonesia. Melaksanakan imunisasi dan vaksinasi
bukan saja penting untuk masyarakat TNI, tetapi juga untuk kepentingan Nasional.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran bagi Pendidikan Kecabangan Perwira Kesehatan (Dikcabpa Kes).

b. Tujuan. Agar Perwira Siswa Dikcabpa Kes mengerti tentang imunisasi


dan vaksinasi sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas di Satuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Pendahuluan.
b. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi.
c. Macam dan Jenis Imunisasi dan Vaksinasi.
d. Imunisasi dan Vaksinasi di Lingkungan Militer.
e. Cakupan Pencatatan dan Pelaporan.
f. Penutup.

4. Pengertian.

a. Imun / Kebal. Adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak akan jatuh
sakit bila terinfeksi suatu penyakit. Keadaan ini bersifat spesifik, artinya keadaan

RAHASIA
2

kebal hanya untuk penyakit tertentu saja. Misalnya seseorang yang kebal terhadap
penyakit Polio, tidak berarti dia juga kebal terhadap penyakit TBC atau sebaliknya.

b. Kekebalan Bawaan ( kekebalan congenital ). Adalah kekebalan yang


telah ada sejak bayi dilahirkan. Misalnya kekebalan bayi yang baru lahir terhadap
penyakit Tetanus, bila ibu yang mengandungnya telah mendapat kekebalan
imunisasi TT pada waktu ibu tersebut mengandung/hamil.

c. Kekebalan Di Dapat. Adalah kekebalan yang timbul akibat suatu


keadaan tertentu. Kekebalan demikian ini ada dua macam yaitu kekebalan aktif
dan kekebalan pasif.

d. Kekebalan Aktif. Adalah kekebalan yang didapat karena tubuh membuat


sendiri secara aktif, kekebalan ini ada dua macam yaitu :

1) Kekebalan aktif alamiah, yaitu kekebalan aktif yang didapat secara


alamiah setelah mendapat infeksi penyakit tertentu.
2) Kekebalan aktif buatan, yaitu kekebalan aktif yang didapat setelah
seseorang diberikan vaksin.

e. Kekebalan Pasif. Adalah kekebalan yang didapat setelah tubuh


mendapat zat kebal (anti body) dari luar, kekebalan pasif ada dua macam yaitu :

1) Kekebalan pasif alamiah, yaitu kekebalan pasif yang didapat dalam


kandungan setelah ibunya diberi zat kebal (anti body).
2) Kekebalan pasif buatan , yaitu kekebalan pasif yang terjadi setelah
tubuh diberi zat anti (anti body) dari luar.

f. Vaksin. Adalah zat yang mengandung benih penyakit atau antigen yang
telah dilemahkan kekuatannya dan diberikan kepada orang yang sehat agar orang
tersebut menjadi kebal.

g. Imunisasi. Adalah usaha yang dilakukan supaya seseorang menjadi


kebal dengan memberikan vaksin ke dalam tubuhnya.

h. Vaksinasi. Adalah pemberian vaksin kepada seseorang agar orang


tersebut kebal terhadap suatu penyakit. Istilah imunisasi dan vaksinasi mempunyai
tujuan yang sama. Di dalam tulisan ini pengertian imunisasi sama dengan
vaksinasi.

i. Imunisasi Dasar. Disebut juga imunisasi primer, adalah imunisasi


terhadap suatu penyakit yang diberikan untuk pertama kalinya dalam hidup
seseorang misalkan diberikan kepada anak dibawah usia 1 tahun (0-12 bulan).

j. Imunisasi Ulangan (Booster). Imunisasi yang diberikan setelah imunisasi


dasar, jarak waktu pemberian tergantung pada jenis imunisasinya.

k. Cold Chain. Atau rantai dingin adalah suatu rangkaian yang


menyangkut prosedur dan peralatan yang digunakan dalam penyampaian vaksin
dari pabrik pembuat sampai saat dilakukannya pemberian vaksin agar vaksin
tetap dalam keadaan baik.

l. Bayi. Adalah yang berumur 0 – 12 bulan.


3

m. Wanita Usia Subur. Adalah sejak seorang perempuan mendapat haid


yang pertama kali sampai menopause.

BAB II
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

5. Umum. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang
dipengaruhinya, tidak semua penyakit dapat dicegah dengan imunisasi dan tidak
semuanya menjadi program Imunisasi Nasional, bahkan ada yang vaksinnya tidak
tersedia di Indonesia.

6. Macam Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi Beberapa macam


penyakit yang dapat dicegah yaitu :

a. Cacar.
b. Dipteria.
c. Pertusis.
d. Tetanus.
e. Typhoid dan para typhoid.
f. Cholera.
g. Polio.
h. Campak atau Morbilli.
i. Influenza.
j. TBC
k. Rabies.
l. Sampar.
m. Yellow fever.
n. Hepatitis B
o. Meningitis.

7. Program Imunisasi Secara Nasional.

a. Imunisasi polio pencegahan penyakit poliomyelitis.


b. Imunisasi campak pencegahan penyakit campak.
c. Imunisasi DPT atau DT pencegahan penyakit Difteri.
d. Imunisasi DPT pencegahan penyakit Pertusis.
e. Imunisasi DPT atau TT pencegahan penyakit Tetanus.
f. Imunisasi BCG pencegahan penyakit TBC.
g. Imunisasi Hepatitis B.

8. Manfaat Imunisasi.

a. Mendapatkan Kekebalan aktif dari penyakit-penyakit tertentu


b. Menurunkan angka sakit dari penyakit tertentu.
c. Menurunkan angka kematian neonatal karena penyakit tetanus.
d. Menurunkan angka kesakitan & kematian karena penyakit tetanus dan
hepatitis pada prajurit.
e. Memperbaiki tingkat kesehatan secara Nasional.
4

f. Memperbaiki citra bangsa disegenap bangsa di dunia

9. Imunisasi untuk Keluarga.

a. Sasaran Imunisasi. Sasaran untuk imunisasi ini adalah ibu hamil


dan anak kurang dari 1 tahun ( 12 bulan ).

b. Macam Imunisasi untuk keluarga.

1) Untuk usia 0 s.d 12 bulan , diberikan imunisasi dasar :


a) BCG
b) DPT I, II, III
c) Polio I, II, III, IV.
d) Campak

2) Untuk anak kelas 1 SD.


a) Imunisasi ulangan DT sebanyak 1 X untuk anak yang pernah
mendapatkan DPT waktu bayi.
b) Imunisasi ulangan DT sebanyak 2 X untuk anak yang belum
pernah atau meragukan apakah pernah mendapat imunisasi DPT
waktu bayi.

3) Untuk anak wanita Kelas VI SD.


a) Imunisasi TT sebanyak 1 X untuk anak yang pernah mendapat
imunisasi DPT/DT waktu bayi/anak.
b) Imunisasi TT sebanyak 2 X untuk anak yang belum pernah
mendapat imunisasi DPT/DT atau jawabannya meragukan, apakah
pernah mendapat imunisasi pada waktu bayi/anak.

4) Untuk ibu hamil.


a) Imunisasi TT 1 X bila waktu calon pengantin sudah mendapat
imunisasi TT 2 X ( TT 1 & TT 2 ).
b) Imunisasi TT 2X bagi yang belum pernah mendapatkan
imunisasi TT atau meragukan.

c. Pelaksanaan Imunisasi untuk Keluarga. Dilaksanakan bersama-sama


dengan aparat Depkes RI. Instansi kesehatan yang dapat melaksanakan imunisasi
untuk keluarga :

1) Rumkitban, Polkes yang mempunyai tenaga imunisasi.


2) Rumah sakit Tk I s.d IV.
3) Tonkesyon yang mampu / mempunyai tenaga imunisasi.
4) Puskesmas dan Posyandu / Pos KB.
5) Instalasi kesehatan lain.

BAB III
MACAM DAN JENIS IMUNISASI DAN VAKSINASI
5

10. Umum. Kegiatan imunisasi dan vaksinasi yang dilakukan adalah untuk
memperoleh kekebalan terhadap suatu penyakit. Kekebalan terhadap beberapa penyakit
dapat terjadi bukan hanya karena terinfeksi bibit penyakit yang bersangkutan, tetapi
kekebalan dapat terjadi karena seseorang divaksinasi. Didalam Air Susu Ibu (ASI) juga
terdapat “anti body” terutama di dalam Jolong (colostrum), yang keluar beberapa hari
setelah bersalin, yang membantu melindungi bayi terhadap diare dan infeksi lainnya.
Biasanya penggunaan kata imunisasi ditujukan untuk pemberian vaksin pada bayi,
sedangkan pemberian vaksin pada remaja atau dewasa biasanya disebut vaksinasi.

11. Macam Vaksin/Imunisasi. Macam vaksin yang menjadi Program Imunisasi


Nasional.

a. Vaksin BCG.

1) Guna Vaksin BCG melindungi anak terhadap penyakit Tuberculosis


(TBC). Dibuat dari bibit penyakit hidup yang telah dilemahkan, ditemukan
oleh Calmette Gurin sehingga disebut BCG.
2) Susunan Vaksin BCG adalah bakteri hidup ( yang telah dilemahkan ).
3) Bentuk Vaksin BCG adalah vaksin beku kering seperti campak,
berbentuk seperti bubuk.
4) Sebelum disuntikan vaksin BCG harus lebih dahulu dilarutkan dengan
4 cc cairan pelarut ( Na Cl 0,9% ).
5) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam.
6) Vaksin akan rusak bila kena sinar matahari langsung.
7) Botol kemasan biasanya terbuat dari bahan yang berwarna gelap
untuk menghindari cahaya panas juga merusak BCG, pembekuan tidak
merusak vaksin kering.
8) Penyimpanan pada suhu 4 – 8o C
9) Cara vaksinasi Intra dermal.
10) Efek samping :
a) Timbul Scar, abses kecil pada bekas suntik.
b) Setelah 2 minggu penyuntikan akan terjadi pembengkakan
kecil merah di tempat penyuntikan dengan garis tengah 10 mm, pada
minggu ke 3 pembengkakan menjadi abses kecil yang kemudian
menjadi luka dengan garis tengah 10 mm.
c) Kadang-kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat
atau abses yang lebih dalam.
d) Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap TBC, proses
pembengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu.

11) Kontra Indikasi, penyakit kulit menahun, Excema, TBC, HIV, luka di
daerah suntikan.

b. Vaksin DPT. ( Difteri, Pertusis dan Tetanus ).

1) Terdiri atas toxoid Difteri, bakteri Pertusis dan Tetanus toxoid,


kadang-kadang disebut Triple “vaksin”.
2) DPT di simpan pada suhu 4 – 8 0 C.
3) Kemasan yang digunakan adalah :
a) 5 cc untuk DPT.
b) 5 cc untuk TT.
c) 25 cc untuk DT.
6

4) Cara Vaksinasi IM.


5) Efek Samping :
a) Panas. Anak menderita panas pada sore hari setelah
mendapat vaksinasi DPT, tetapi panas ini akan sembuh dalam 2 hari.
b) Rasa sakit di daerah suntikan. Hal ini perlu diberitahukan
kepada ibunya sesudah vaksinasi serta meyakinkan ibu bahwa
keadaan itu tidak berbahaya.
c) Peradangan. Bila pembengkakan terjadi 1 minggu atau
lebih sesudah vaksinasi, maka hal ini mungkin disebabkan
peradangan, segera bawalah anak tersebut ke dokter/puskesmas
untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
d) Kejang. Reaksi yang jarang terjadi tetapi sebaiknya
diketahui. Reaksi disebabkan oleh komponen P dari vaksin DPT dan
sebagai gantinya diberikan vaksin DT

6) Kontra Indikasi
a) DPT I : Panas lebih dari 38oC.
b) DPT II/III : Reaksi berlebihan setelah imunisasi DPT
(misalnya suhu tinggi dengan kejang, penurunan kesadaran. Shock
atau reaksi anafilaktik lainnya).
c) DT : Tidak ada.
d) TT : Tidak ada.

c. Vaksin Difteri.

1) Vaksin Difteri merupakan bagian dari vaksin DPT dan DT ( Difteri-


Tetanus ).
2) Difteri disebabkan oleh bakteri yang memproduksi racun. Vaksin
terbuat dari Toxoid yaitu racun difteri yang telah dilemahkan.
3) Vaksin Difteri akan rusak jika dibekukan dan panas.

d. Vaksin Pertusis.

1) Merupakan bagian dari vaksin DPT. Penyebab penyakit Pertusis


adalah bakteri.
2) Vaksin dibuat dari bakteri yang telah dimatikan, dan akan mudah
rusak bila kena panas.
3) Dalam vaksin DPT komponen Pertusis merupakan vaksin yang paling
mudah rusak.

e. Vaksin Tetanus.

1) Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT, DT atau sebagai


Tetanus Toxoid (TT).
2) Tetanus disebabkan oleh bakteri yang memproduksi toxin ( racun ).
3) Vaksin terbuat dari Toxoid yaitu toksin tetanus yang telah
dilemahkan.
4) Tetanus Toxoid akan rusak bila dibekukan dan kena panas.
5) Cara Vaksinasi IM.
6) Efek samping demam kemerahan atau pembengkakan pada daerah
Suntikan.
7) Kontra Indikasi untuk Vaksin Difteri dan Pertusis Flu, kelainan
penyakit syaraf, mudah kejang, asma dll.
7

f. Vaksin Polio.

1) Bibit penyakit yang menyebabkan polio adalah virus. Vaksin yang


digunakan oleh banyak negara adalah virus hidup (yang telah dilemahkan)
vaksin berbentuk cairan.
2) Kemasan sebanyak 1 cc atau 2 cc dalam flacon dilengkapi dengan
pipet untuk meneteskan vaksin. Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes
langsung dari botol ke mulut bayi, tanpa menyentuh mulut bayi.
3) Vaksin Polio oral sangat mudah dan cepat rusak jika kena panas
dibandingkan dengan vaksin lainnya.
4) Penyimpanan pada suhu 2 – 800C.
5) Efek samping tidak ada.
6) Kontra Indikasi Diare.

g. Vaksin Campak.

1) Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang


digunakan adalah virus hidup ( yang telah dilemahkan ).
2) Kemasan dalam flacon berbentuk gumpalan-gumpalan yang beku
dan kering untuk dilarutkan dalam 5 cc pelarut.
3) Sebelum disuntikan vaksin ini harus dilarutkan terlebih dahulu dengan
pelarut vaksin ( aquabidest ). Dibuat beku dan kering karena pabrik pembuat
vaksin ini pertama kali membekukan vaksin tersebut kemudian
mengeringkannya.
4) Potensi vaksin yang telah dilarutkan akan cepat menurun. Vaksin
campak mudah rusak oleh panas, sedangkan vaksin kering tidak akan rusak
pada pembekuan.
5) Penyimpanan pada suhu 00C.
6) Cara vaksinasi SC.
7) Efek samping. Panas dan kemerahan. Anak – anak mungkin panas
selama 1 – 3 hari setelah satu minggu penyuntikan, kadang – kadang
disertai kemerahan.

h. Vaksin Hepatitis B.

1) Bibit penyakit yang menyebabkan Hepatitis B adalah virus.


2) Vaksin Hepatitis B dibuat dari bagian virus yaitu lapisan paling luar
(mantel virus) yang telah mengalami proses pemurnian.
3) Vaksin Hepatitis B akan rusak karena pembekuan, juga karena
pemanasan.
4) Vaksin Hepatitis B paling baik disimpan pada temperatur 2 – 8 0 C.

12. Cara Pemberian Imunisasi.

a. Dapat peroral atau parenteral (suntikan).


b. Parenteral dapat dilakukan dengan suntikan.
1) Intra cutan.
2) Sub cutan.
3) Intramuscular.

c. Tempat Suntikan.
1) Lengan kanan atas untuk BCG.
8

2) Lengan kiri atas untuk Campak.


3) Paha sebelah luar untuk DPT dan Hepatitis B.

13. Kontra Indikasi Secara Umum. Pemberian Imunisasi harus ditunda sementara
atau dalam jangka waktu lama pada keadaan-keadaan :

a. Penyakit-penyakit yang akut, imunisasi tidak dapat diberikan selama ada


penyakit infeksi yang akut.
b. Penyakit-penyakit malignant, kelainan-kelainan pada darah dan bermacam-
macam tumor malignant.
c. Tuberkulosis, Imunisasi tidak akan bermanfaat pada penderita-penderita
tuberculose, terutama selama periode progresif.
d. Gamaglobulinaemia dan hypogama globulinaemia, keduannya merupakan
kontra indikasi terhadap penggunaan vaksin terutama BCG dan vaksin-vaksin yang
dibuat dari virus hidup, Imunisasi juga tidak berguna pada orang-orang yang
menerima infeksi Gamaglobulin.
e. Decompensatiocordis.
f. Penderita-penderita yang menerima immuno suppressant atau pengobatan
yang menghambat terjadinya kekebalan, seperti corticosteron, anti metabolisme
atau terapi penyinaran.
g. Kelainan pada susunan saraf tertentu adalah kontra indikasi terhadap
imunisasi pertusis, yellow fever dan rabies.
h. Penyakit-penyakit kulit ecema, pyodermatitis dan psoriasis adalah kontra
indikasi pada imunisasi BCG dan cacar.
i. Penyakit-penyakit allergi, terhadap penyakit allergi, perlu didahului dengan
sensitivity test.
j. Kelainan-kelainan pada ginjal kronis.

BAB IV
IMUNISASI DAN VAKSINASI DI LINGKUNGAN MILITER

14. Umum. Vaksinasi disebut juga imunisasi adalah pemberian vaksin ke dalam
tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tersebut. Macam
imunisasi untuk anggota TNI AD. Sehubungan dengan tugasnya yang mempunyai resiko
tinggi untuk mendapatkan luka dan kekerasan lainnya, diadakan program imunisasi TT
dan diberikan imunisasi Hepatitis B dengan skala prioritas

15. Imunisasi untuk Prajurit.

a. Macam imunisasi yang diperlukan untuk prajurit.


1) Imunisasi TT, meliputi imunisasi dasar dan ulangan. Khusus untuk
Kowad yang sedang hamil, berlaku ketentuan seperti wanita/ibu hamil
lainnya.
2) Imunisasi Hepatitis B, meliputi imunisasi dasar dan ulangan, sasaran
sesuai prioritas yang telah ditentukan. Imunisasi lainnya, khususnya untuk
prajurit yang akan bertugas ke luar negeri atau bila terjadi wabah di daerah
penugasan.

b. Pelaksanaan Imunisasi.
9

1) Imunisasi TT dilaksanakan di :

a) Instalasi kesehatan untuk pemberian imunisasi dasar pada


calon-calon prajurit TNI AD, diberikan pada waktu mengikuti
pendidikan dasar kemiliteran.
b) Rumkitban, Polkes, Rumah Sakit TNI AD dan lain-lain instalasi
Kesad yang ditentukan oleh Kakesdam masing-masing, untuk
imunisasi TT ulangan.

2) Imunisasi Hepatitis B. Dilakukan oleh Subditbindukkes bersama


kesehatan satuan yang menjadi sasaran, baik untuk imunisasi dasar
maupun ulangan.

c. Macam kegiatan yang diberikan Imunisasi / Vaksinasi

SELANG
IMUNISASI
GOLONGAN PEMBERIAN WAKTU WAKTU
YANG KET
PRAJURIT IMUNISASI PEMBERIAN PEMBERIAN
DIBERIKAN
(MINIMAL)
1 2 3 4 5 6

Prajurit baru TT 2X 4 Minggu Selama dalam Dosis 0,5 cc


masuk TT 1 & TT 2 dik dasar/Tuk IM di lengan
(werving) dan atas /
belum pernah bawah.
mendapat
imunisasi TT
sebelumnya.
Berlanjut,.....
10

lanjutan,.....
1 2 3 4 5 6

Prajurit baru TT 1X - - Bila


masuk imunisasi
(werving) dan yang lalu >
sebelumnya dari 5 th
pernah dilakukan
mendapat seperti
imunisasi TT < diatas dosis
5 tahun. 0.5 cc IM di
lengan
atas /
bokong.

Prajurit lama TT 1X 3 – 5 tahun Selama Dosis 0,5 cc


(laki-laki dan dari menjadi militer IM di lengan
Kowad yg pembinaan sampai 5 X atas /
tidak hamil) ulangan. bokong.

Kowad yang TT Sesuai ibu Sesuai ibu Selama hamil Dosis 0,5 cc
hamil hamil hamil IM di lengan
atas /
bokong.

Golongan Hepatitis B 3X Diberikan pada Setiap waktu Dosis 1cc


prajurit yang Imunisasi bulan ke 0,1,5 menurut (3X)
menjadi dasar. program
sasaran
berdasarkan -
skala prioritas Hepatitis B 1X Setelah 5 th dosis 1 cc
Imunisasi dari imunisasi
ulangan dasar

-
Golongan Sesuai Sesuai Sebelum Sesuai
prajurit yang ketentuan ketentuan berangkat kebutuhan
akan tugas ke tugas yang
luar negeri berlaku.

BAB V
CAKUPAN PENCATATAN DAN PELAPORAN

16. Umum. Pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu


aktivitas dalam bentuk tulisan, maka pelaporan merupakan jawaban dari kegiatan
pengawasan dan pencatatan tersebut. Di dalam pemberian imunisasi dan vaksinasi,
11

setiap orang yang telah mendapatkan imunisasi dan vaksinasi harus dicatat dalam kartu
imunisasi/vaksinasi setelah itu dilaksanakan system pelaporan.

17. Rangkaian Pencatatan dan Pelaporan.

a. Pasien  poliklinik, posyandu, puskesmas, dan lain lain  Imunisasi 


dicatat dalam kartu imunisasi (kartu dibawa oleh pasien setiap akan melakukan
imunisasi dan vaksinasi)

b. Poliklinik rumah sakit  catat dan lapor jumlah pasien yang mendapat
imunisasi dan vaksinasi tiap bulan

c. Laporan vaksinasi dan imunisasi di lingkungan TNI AD dicatat dalam


formulir X – KR – 17 dan hasil pelaporan tersebut dilaporkan ke komando atas.

Contoh Tabel X – KR – 17 :

LAPORAN VAKSINASI
BULAN : 2019

ANGKATAN SENDIRI UMUM &


ANGK
NO VAKSIN LAIN JML
MIL PNS KEL LAIN
LAIN
1 2 3 4 5 6 7 8
VD
1 HEPATITIS
VU
VD
2 BCG
VU
VD
3 DPT COMBO
VU
VD
4 POLIOMIELITIS
VU
VD
5 CAMPAK
VU
TETANUS VD
6
TOXOID VU
LAIN-LAIN / VD
7
UMUM VU
JUMLAH

Jakarta, 2014
Kepala Rumkit X

dr. X
12
RAHASIA

BAB VI
PENUTUP

18. Penutup. Demikian Naskah Sekolah ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman Gadik dan Perwira Siswa dalam proses belajar mengajar pada pelajaran
Imunisasi dan Vaksinasi untuk Pendidikan Perwira TNI AD.

Kepala Pusat Kesehatan Angkatan Darat,

Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S., M.A.R.S., M.H.


Mayor Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai