Anda di halaman 1dari 26

RAHASIA

KODIKLAT TNI ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Danpusdikkes


PUSAT PENDIDIKAN KESEHATAN Nomor Kep / / / 2012
Tanggal September 2012

RENCANA DUKUNGAN KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Kesehatan merupakan salah satu fungsi tehnis militer yanq diselenggarakan


dalam rangka pembinaan dan penggunaan kekuatan TNI Angkatan Darat.
Penyelenggara fungsi tehnis kesehatan dilaksanakan pada setiap satuan TNI
Angkatan Darat, baik dipangkalan maupun di lapangan, medan tempur atau di
daerah operasi. Penyelenggaraan fungsi tehnis kesehatan adalah satuan-satuan
Kesehatan TNI Angkatan Darat yaitu Satuan Kesehatan Wilayah (Satkesyah),
Satuan Kesehatan Lapangan (Satkeslap), dan Satuan Kesehatan Khusus
(Satkessus).

b. Satuan Kesehatan TNI Angkatan Darat merupakan bagian atau unsur dari
Kesatuan atau Komando atasan yang dibantunya, dan setiap kegiatan yang
dilaksanakan selalu berkaitan dengan pencapaian keberhasilan tugas pokok
Komando atasan yanq dibantu. Untuk terjamin terlaksananya bantuan kesehatan
secara berhasil dan berdaya guna, perlu adanya perencanaan yang sejalan
dengan perencanaan yang dibuat oleh Komando atasan yang dibantu, dengan
mengkaji segala aspek yang berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi tehnis
kesehatan.

c. Guna memperoleh perencanaan kesehatan yang mampu menjawab


tuntutan tugas, perlu adanya pedoman yang memuat prosedur penyusunan
perencanaan dan rencana kesehatan yang harus dipahami oleh setiap Perwira
Kesehatan, baik yang bertugas sebagai Kepala atau Komandan Satuan Kesehatan
maupun sebagai Perwira Staf dalam Satuan Kesehatan.

RAHASIA
2

d. Dalam rangka menyiapkan Perwira Kesehatan yang handal dalam


perencanaan, disusunlah Naskah Departemen Rencana Dukungan Kesehatan ini
sebagai bahan ajaran pada Pendidikan Dasar Kecabangan Kesehatan.

2. Tujuan. Naskah Departemen tentang Rencana Dukungan Kesehatan ini


disusun dengan maksud untuk dapat dijadikan bahan ajaran dengan tujuan agar Pasis
Diksarcab Kesehatan mengerti dan dapat menyusun serta merencanakan kegiatan
dukungan kesehatan dalam penugasannya.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Ruang Lingkup Naskah Departemen tentang
Rencana Dukungan Kesehatan bagi Pendidikan Dasar Kecabangan Kesehatan meliputi
dasar-dasar perencanaan, proses dan tehnik penyusunan perencanaan dukungan
kesehatan dengan tata urut penulisan sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Perencanaan Staf Kesehatan
c. Perkiraan Keadaan Kesehatan
d. Rencana Dukungan Kesehatan
e. Evaluasi Akhir Pelajaran
f. Penutup

4. Pengertian.

a. Dukungan Kesehatan. Dukungan kesehatan adalah segala upaya


kesehatan yang meliputi usaha bantuan administrasi, pekerjaan dan kegiatan yang
berhubungan dengan penyelenggaraan kesehatan yang ditujukan secara langsung
untuk mendukung latihan, tugas operasi dan kegiatan lapangan lainnya termasuk
bantuan kesehatan (Bankes),

b. Pelayanan Kesehatan. Adalah upaya kesehatan yang ditujukan untuk


tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi segenap personil TNI Angkatan
Darat dan keluarganya sebagai bagian dari bantuan kesehatan pada umumnya
dan pembinaan kesejahteraan moril pada khususnya.
3

c. Perencanaan. Adalah suatu proses persiapan yang berlanjut guna


melaksanakan tugas mendatang baik tugas yang dilimpahkan dari suatu atasan
maupun tugas yang dicari sendiri yang meliputi penelaahan secara rinci dan
sistematis mengenai semua aspek yang akan datang.

d. Rencana. Adalah hasil konkrit dari kegiatan dan proses perencanaan


yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan serta merupakan pernyataan
yang mendetail tentang cara bertindak yang harus dilakukan agar dapat tercapai
suatu tujuan

e. Rencana Kesehatan. Merupakan suatu produk atau hasil proses


perencanaan yang pada intinya berisikan cara-cara melaksanakan dukugan
kesehatan dalam rangka mendukung tugas pokok satuan yang didukung.

f. Perkiraan Keadaan. Adalah suatu penelaah yang logis dan teratur


dari semua faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok untuk sampai
suatu keputusan atau kesimpulan yang tepat.

g. Perkiraan Kesehatan. Perkiraan kesehatan adalah sebuah telaahan Staf


tentang pengaruh faktor kesehatan terhadap perlaksanaan tugas Pokok atau
terhadap cara bertindak yang direncanakan khusus bidang kesehatan atau suatu
analisa yang akan memberi sesuatu cara menyelesaikan yang disarankan
mengenai tugas dan bidang pengawasan oleh Perwira Kesehatan

h. Cara Bertindak. Adalah upaya pilihan atau cara yang memungkinkan


seorang Komandan melaksanakan tugas pokoknya dengan baik.

i. Staf. Adalah suatu badan yang terdiri dari Perwira - Perwira yang
bertugas membantu pimpinan dalam melaksanakan tugasnya.
4

BAB II
PERENCANAAN STAF KESEHATAN

5. Kedudukan Perencaaan Kesehatan.

a. Rencana operasi merupakan petunjuk Komandan yang menjelaskan tentang


tugas yang harus dilaksanakan dan cara bertindak satuan. Penjelasan tentang
tugas haruslah terinci dan mencakup seluruh bidang sehingga semua unsur
pendukung operasi mengerti benar akan tugas masing-masing. Penjelasan yang
terinci mengenai berbagai bidang tugas tidak dapat ditulis dalam format Rencana
atau Perintah Operasi. Untuk itu dibuat lampiran-lampiran yang memuat
keterangan-keterangan tentang berbagai hal, antara lain logistik yang dibuat oleh
Perwira Staf yang bersangkutan.
Keterangan tentang logistik dalam rangka menunjang rencana operasi di
buat pada Lampiran Rencana Bantuan Administrasi atau Logistik yang disiapkan
oleh Perwira Staf-4/Logistik. Lampiran Rencana Bantuan Administrasi merupakan
penjabaran dari pasal 4 Rencana Operasi.
Rencana Bantuan Administrasi dilengkapi pula dengan beberapa lampiran
yang menjelaskan masalah bantuan tehnis. Salah satu dari lampiran Renbanmin
adalah Rencana Kesehatan yang dibuat oleh Perwira Kesehatan sebagai Perwira
Staf Khusus dari Komandan Satuan.yang dibantu. Rencana kesehatan
menjelaskan pasal 2 dan 3 dari Rencana Bantuan Administrasi yaitu tentang Pe-
layanan Kesehatan dan Evakuasi atau Hospitalisasi.
Dalam hubungannya dengan Rencana atau Perintah Operasi maka
Rencana Kesehatan merupakan Sub lampiran pada Lampiran Renbanmin pada
Perintah Operasi.

b. Sehingga penulisan Judul pada Rencana Kesehatan, adalah sebagai


berikut:

SUB LAMPIRAN (RENCANA DUKUNGAN KESEHATAN) Pada


LAMPIRAN (RENCANA BANTUAN ADMINISTRASI) Pada
RENCANA OPERASI NO. ...
5

c. Visualisasi

PERINTAH
OPERASI

PERINTAH OPERASI NO.


1. KEADAAN
2. TUGAS POKOK
3. PELAKSANAAN
4. ADMINISTRASI
5. ADMINISTRASI (Lampiran D. Banmin

LAMPIRAN … (BANMIN) Pada


PRINOPS No.
1. UMUM
2. MATERIIL DAN PELAYANAN LAMPIRAN
a. ) dst BANTUAN
b. ) ADMINISTRASI
c. Pelayanan
1. Organisasi
2. Pelayanan tehnis
a. )
b. ) dst
c.) Kesehatan (sub lampiran Renkes)
d.) dst
3. EVAKUASI DAN HOSPITALISASI
(Sub Lampiran … RENDUKKES)
4. dst

SUB LAMPIRAN … (RENDUKKES) Pada


LAMPIRAN D (RENBANMIN) Pada
PERINTAH OPERASI NO. ….. SUB LAMPIRAN
1. ) RENCANA
2. ) DUKUNGAN
3. ) Sesuai penjelasan Renkes KESEHATAN
4. )
5. )
6

6. Dasar Perencanaan Kesehatan. Sebagai halnya dengan semua rencana


bantuan maka rencana kesehatan harus didasarkan atas Rencana Operasi.
Kebijaksanaan yang berlaku, peraturan-peraturan, petunjuk-petunjuk dan sebagainya,
semua dapat dimodifikasi oleh rencana operasi sedemikian rupa sehingga memenuhi
kebutuhan-kebutuhan suatu rencana militer tertentu.
Rencana operasi merupakan kunci pengontrol, sehingga semua rencana lain harus
seirama dengan rencana operasi. Dalam pembuatan rencana kesehatan, semua faktor-
faktor yang menonjol, harus diberi perhatian. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Kebijaksanaan dan peraturan yang menyangkut ketentaraan.
b. Peraturan-peraturan antar angkatan (Operasi Gabungan).
c. Peraturan yang mengikat pihak sekutu negara kawan.
d. Sistim pembekalan kesehatan.
e. Prosedur Bantuan Administrasi (Juklap-juklap) tentang pembekalan, perang
Nubika dan lainnya).
f. Angka statistik yang menyangkut korban rata-rata dari operasi. Untuk
memperoleh perencanaan kesehatan harus selalu berkoordinasi dengan para
Perwira Staf Umum dan atau para perwira Staf Khusus lain. Dari hasil koordinasi
mungkin akan dapat keterangan-keterangan tambahan untuk melengkapi
perencanaan sehingga selalu dapat disesuaikan dengan perkembangan situasi.

7. Ciri-ciri Rencana Kesehatan. Semua rencana militer, termasuk rencana


kesehatan, perlu memenuhi persyaratan tertentu. Syarat-syarat tersebut harus
berkesinambungan satu sama lain.

a. Rencana Harus Sehat. Rencana harus merupakan keterangan yang


cukup lengkap dan dianalisa oleh personil kesehatan yang berpengalaman. Harus
dicapai hasil guna yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sarana
kesehatan yang paling ekonomis. Cara bertindak yang dipilih dan tugas-tugas yang
dicantumkan harus merupakan cara yang paling baik untuk dibantu komandan
dalam mencapai tugas pokoknya.
7

b. Rencana Harus Lengkap. Rencana harus memuat keterangan atau


penjelasan yang lengkap agar setiap bawahan mengetahui dengan jelas apa yang
harus dikerjakannya. Rencana harus memperhitungkan dan menyiapkan jawaban
terhadap setiap pertanyaan yang mungkin diajukan oleh bawahan. Kelengkapan
suatu rencana tidak boleh dikorbankan demi mencapai kepadatan.

c. Rencana Harus Sederhana. Rencana yang hanya mengungkapkan


kepada bawahan "apa" dan "bilamana" mereka mengerjakan sesuatu, dan
membiarkan mereka memperkirakan sendiri " bagaimana " cara melakukannya,
akan lebih berdaya guna dari pada suatu rencana yang berbelit-belit. Dengan
mempergunakan protap semaksimal mungkin akan diperoleh rencana yang
sederhana dan mudah disesuaikan dengan perubahan situasi

d. Rencana Harus Padat. Rencana hanya memuat yang perlu-perlu saja


untuk dapat menunjang keputusan Komandan. Segala hal yang diperlukan sebagai
pelengkap atau mencakup kepentingan tehnis terbatas sebaiknya dilampirkan
sebagai Lampiran atau Sub Lampiran.

e. Rencana Harus Luwes. Rencana harus dibuat sedemikian rupa sehingga


mudah dimodifikasi, dengan menyiapkan alternatif cadangan sehingga dapat
menghadapi perkembangan situasi. Kepentingan akan keluwesan ini lebih
membutuhkan susunan rencana yang sederhana dan padat. Rencana yang
sederhana mudah dirubah atau disesuaikan dengan perubahan situasi.

f. Faktor Waktu. Pembuatan suatu rencana memerlukan waktu yang


cukup untuk memungkinkan berkoordinasi dengan Perwira Staf lainnya, untuk
disetujui Komandan, dan supaya bawahan dapat membuat rencana-rencana
penunjang Perwira kesehatan pada setiap eselon, dalam membuat rencana
kesehatan harus selalu mencantumkan alternatif cadangan untuk menghadapi
situasi pertempuran yang sewaktu-waktu berubah dengan cepat. Alternatif-
alternatif yang dipertimbangkan Komandan Satuan wajib pula dipertimbangkan.
Selanjutnya Perwira kesehatan wajib selalu terbuka untuk menerima keterangan-
keterangan tambahan dari unsur-unsur kesehatan bawahan atau tetangga
sehingga dapat mengadakan perubahan rencananya.
8

8. Proses Perencanaan Kesehatan

a. Proses perencanaan kesehatan pada prinsipnya sama dengan proses


perencanaan operasi yang dilakukan Komandan, yaitu mengikuti “prosedur
hubungan Komandan dan Staf “ (Hubungan antara prosedur Hubungan Komandan
dan Staf dengan proses perencanaan Staf Kesehatan dapat dilihat pada
lampiran1).

b. Perbedaannya adalah bahwa pada proses perencanaan operasi, Staf


Umum dari Komandan / Panglima, masing-masing membuat perkiraan keadaan
sesuai dengan bidangnya (Kir Intel, Kir ops, Kir Pers, Kir Log, dan Kir Ter). Masing
- masing Staf tidak mempunyai cara bertindak sendiri mengacu cara bertindak dari
Staf Operasi. proses perencanaan keschatan staf dari Kepala atau Komandan
sama-sama menyiapkan perkiraan keadaan kesehatan produk dari Kepala atau
Komandan Satkes. Disamping itu kesehatan merumuskan cara bertindak sendiri,
kepada cara bertindak Staf Operasi.

c. Walaupun terdapat perbedaan seperti telah diuraikan diatas, namun kedua


proses tersebut (proses perencanaan kesehatan dan proses perencanaan operasi)
merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Proses
perencanaan kesehatan sepenuhnya tergantung dari proses perencanaan operasi.

d. Urutan proses perencanaan kesehatan. Setelah menerima petunjuk


perencanaan, Kepala atau Komandan Satkes bersama-sama dengan Stafnya
menyusun perencanaan kesehatan. Urutan proses perencanaan kesehatan yang
langsung dikaitkan dengan proses perencanaan operasi oleh Staf Umum adalah :

1) Tugas Pokok. Tugas pokok satuan kesehatan didasarkan pada


tugas pokok Komando. Tugas pokok Komando harus dianalisa untuk
menemukan tugas nyataan kembali. Tugas pokok kesehatan dimuat secara
lengkap sesuai dengan kegiatan operasional tahap operasi dari kesatuan
tempur yang terlibat. Tugas pokok diformulasikan dengan STABIDIME.
Sebagai contoh :
9

Yonkes Divisi Infantri I Kostrad memberikan dukungan kesehatan kepada


Divisi Infantri I Kostrad yang melaksanakan offensif balas pada 010500 JUL
201B di Kalimantan Timur, melemparkan musuh keluar wilayah Indonesia,
melanjutkan gerakan atas perintah.

2) Pengumpulan keterangan. Untuk dapat menyusun perkiraan


keadaan kesehatan ( KIRKES ) yang lengkap, diperlukan keterangan-
keterangan yang menyangkut kesehatan. Pengumpulan keterangan-
keterangan aspek kesehatan dilaksanakan seluruh staf satuan kesehatan
secara terus menerus. (Unsur-unsur keterangan yang diperlukan, dapat
dilihat pada lampiran 2).

3) Analisa Tugas Pokok. Tugas pokok (simpulan) satuan kesehatan,


dianalisa lebih lanjut untuk menemukan tugas-tugas terkandung atau tugas
dikhususkan yang kemudian dirumuskan sebagai Tugas Nyataan kembali.
Contoh : (lihat butir 9.d)
Dalam rangka memberikan dukungan kesehatan, terkandung beberapa
tugas lain yaitu :
a) Mengamankan sumber-sumber logistik kesehatan setempat.
b) Memelihara kesehatan penduduk sipil setempat.
c) Menyingkirkan tawanan perang yang sakit.
d) Berkoordinasi dengan kesehatan sipil setempat dan lain-lain.

4) Petunjuk perencanaan. Petunjuk perencanaan Komandan atau


Kepala Satuan Kesehatan berisi penjelasan-penjelasan kepada Staf dan
satuan bawahan, tentang :
a) Tugas pokok.
b) Keadaan musuh.
c) Keadaan medan
d) Keadaan pasukan sendiri
e) Keinginan Kepala atau Komandan yang harus dikembangkan
f) Batas waktu
g) Kesempatan bertanya.
10

5) Perkiraan keadaan kesehatan. Perkiraan keadaan kesehatan


sebagai perkiraan Komandan atau Kepala Satuan, adalah penelaahan yang
logis dan teratur atas nama aspek operasi yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan tugas bertindak kesehatan guna mendukung pelaksanaan
tugas pokok komando yang dibantu. Pembahasan lebih rinci tentang
KIRKES diuraikan pada BAB III.

6) Keputusan Konsep Umum Operasi. Komandan atau Kepala Satuan


Satuan kesehatan menyampaikan konsep Umum Operasi kepada Staf dan
Kepala Satuan Kesehatan bawahan untuk memberikan gambaran tugas
yang harus/akan dilaksanakan :
Isi keputusan antara lain :
a) Keputusan formulasi SIABIDIBAME.
b) Penjelasan tentang pasukan.
c) Penjelasan tentang konsep operasi (pelaksanaan tugas
kesehatan.
d) Arahan tentang penggunaan satuan bawahan.
e) Waktu Renkes ditandatangani.
f) Kesempatan bertanya.

7) Rencana Kesehatan. KIRKES dan KEP / KUO dijabarkan dalam


rencana kesehatan (RENKES). Renkes akan memuat penjelasan tentang
cara bertindak kesehatan dalam mendukung satuan yang beroperasi.
Renkes akan diuraikan lebih lanjut pada BAB IV.

8) Pengawasan. Fungsi pengawasan ialah untuk memonitor apakah


Renkes yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan baik di lapangan.
Dengan pengawasan dapat segera diketahui penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi, sehingga dapat segera diluruskan.

9. Evaluasi
a. Jelaskan dengan bahasa sendiri, kedudukan perencanaan kesehatan pada
perencanaan operasi.
11

b. Jelaskan keterlibatan Perwira Staf Kesehatan dalam proses hubungan


komandan dengan staf.
c. Jelaskan bagaimana proses perencanaan kesehatan.
d. Dalam analisa tugas pokok kesehatan, apa tugas Perwira Staf Kesehatan.
e. Jelaskan secara singkat isi dari petunjuk perencanaan Komandan Satkes.
f. Jelaskan secara singkat isi dari Konsep Umum Operasi.

BAB III
PERKIRAAN KEADAAN KESEHATAN

10. Umum.

a. Setelah Komandan Kesatuan mengeluarkan petunjuk perencanaan, setiap


Perwira Staf membuat perkiraan keadaan. Perwira Staf Kesehatan membuat
perkiraan tentang kebutuhan dan kegiatan yang perlu dilakukan untuk menunjang
rencana Komandan dari aspek kesehatan.

b. Perkiraan keadaan di lingkungan TNI AD menggunakan bentuk tertentu


yang sama untuk semua kecabangan.
Bentuk yang standar (baku) ini memberi beberapa keuntungan, yaitu :
1) Adanya urutan-urutan yang sudah diatur.
2) Merupakan ceklis hingga tidak ada yang terlupakan atau terlewati.
3) Mudah dimengerti.
4) Mudah mengambil kesimpulan.
5) Memakai sumber informasi yang sama.

c. Di lapangan apabila waktu mendesak umumnya perkiraan keadaan tidak


dibuat tertulis, namun secara cepat tetap dibuat dalam fikiran dengan pola seperti
perkiraan keadaan tertulis.

d. Perkiraan keadaan adalah suatu proses yang terus menerus karena itu
selalu mengikuti perubahan situasi dan kondisi.
12

e. Perkiraan keadaan kesehatan merupakan lampiran dari perkiraan keadaan


Logistik.

f. Bentuk perkiraan keadaan kesehatan terdiri dari tiga yaitu :


a. Bagian kepala.
b. Bagian inti.
c. Bagian penutup.

11. Bagian Kepala. Bagian kepala perkiraan keadaan kesehatan memuat:

a. Klasifikasi. Klasifikasi dari perkiraan keadaan kesehatan adalah


rahasia, ditulis di bagian atas dan bawah, ditengah-tengah setiap halaman.
Letaknya untuk yang bagian atas, di atas nomor halaman.

b. Markas, Tempat dan Tanggal Waktu. Ditulis di bagian kanan atas


lembar pertama

c. Judul. Ditulis di bagian kiri dengan huruf besar sebagai berikut :


PERKIRAAN KEADAAN KESEHATAN NOMOR : …., Angka nomor menunjukkan
banyaknya perkiraan keadaan yang dibuat dalam kurun waktu tertentu atau dalam
rangka suatu operasi.

d. Penunjukan. Penunjukan menyatakan naskah lain berupa peta,


bagian atau dokumen yang digunakan dalam menyusun perkiraan keadaan
kesehatan. Penunjukkan harus jelas, misalnya untuk peta dicantumkan : kedar,
tahun, dan nomor lembarannya. Biasanya penunjukan pada perkiraan keadaan
kesehatan sama dengan penunjukan pada perkiraan lainnya dalam suatu operasi.

12. Bagian Inti. Bagian inti perkiraan keadaan kesehatan memuat :

a. TUGAS POKOK. Pasal pertama dari perkiraan keadaan kesehatan


adalah mengenai tugas pokok kesehatan yang harus dilaksanakan yang
didasarkan pada tugas pokok Komando. Tugas pokok kesehatan adalah sebagai
dasar pembuatan perkiraan keadaan kesehatan. Tugas pokok yang dicantumkan
13

adalah hasil perkiraan keadaan kesehatan. Tugas pokok yang dicantumkan adalah
hasil analisa tugas pokok kesehatan yang diformulasikan dengan SIABIDIME.

b. KEADAAN DAN CARA BERTINDAK. Pasal kedua ini bertujuan untuk


mempertimbangkan semua unsur dan aspek situasi yang mempengaruhi
pelaksanaan tugas pokok kesehatan serta merumuskan cara-cara bertindak.Pasal
ke dua ini merupakan analisa dari berbagai aspek, dengan urutan sebagai berikut :

1) Keadaan daerah operasi dan musuh.


a) Cantumkan keadaan daerah operasi, yang mencakup cuaca
dan medan, yang sangat berpengaruh pada pelaksanaan Tugas
pokok

Contoh :
(1) Kondisi hujan dan lembab dapat berpengaruh buruk
pada obat obatan dan alkes.
(2) Adanya jalan pendekat untuk kepentingan evakuasi
darat.
(3) Medan terbuka memungkinkan lebih banyak jatuh
korban.

b) Kemampuan dan kondisi musuh yang dapat mempengaruhi


Tugas pokok:
Contoh :
(1) Apakah musuh mempunyai kemampuan menggunakan
senjata Nubika ?
(2) Kegiatan musuh yang dapat merugikan kesehatan
prajurit kita seperti meracuni sungai atau sumber mata air.

2) Keadaan sendiri. Meliputi keadaan taktis, keadaan personel, keadaan


logistik dan keadaan teritorial, yang dapat merujuk kepada perkiraan Staf
bersangkutan hal-hal yang berpengaruh pada pelaksanaan Tugas pokok
perlu dicantumkan.
Contoh :
14

a) Pentahapan operasi.
b) Satpur yang melaksanakan operasi dengan kondisi status
kesehatan prajuritnya.
c) Adanya kendaraan yang dapat dimanfaatkan untuk
mengangkut korban apabila diperlukan.
d) Tenaga bantuan rakyat untuk evakuasi korban.

3) Keadaan Kesehatan. Keadaan kesehatan yang sangat erat dengan


dukkes, mencakup pengobatan dan evakuasi.
a) Situasi Medik Daerah (SMD). Data yang dapat dicuplik dari
SMD antara lain :
(1) Epidemiologi. Cantumkan tentang penyakit yang
bersifat endemi atau pernah terjadi wabah, serta penyakit
menular yang memerlukan perhatian. Contoh : Malaria,
Typhoid, Muntaber.
(2) Instalasi kesehatan yang terdapat di daerah operasi,
baik militer (kecuali TNI AD), Polri maupun pemerintah atau
swasta, yang mencakup Rumah Sakit, Poliklinik, Apotik, PBF,
Pabrik Obat dan sebagainya.
(3) Personel kesehatan dengan kualifikasi dokter, dokter
spesialis atau paramedis.

b) Satuan. Kesehatan Lapangan (Satkeslap). Cantumkan


Satkeslap yang dimiliki oleh Satuan Kesehatan yang akan
mendukung, dengan kemungkinan penugasan bersifat Bawah
Perintah pada satuan yang didukung atau tetap berada di tangan
sendiri.
Contoh :
(1) Kesdam memiliki Denkeslap dan BL ( Bantuan
Langsung ).
(2) Yonkes memiliki Kikeslap dan Kirumkitlap.

c) Instalasi Kesehatan Sendiri. Mencakup Instalasi kesehatan


dan RS dalam jajaran satuan kesehatan pendukung, yang
15

merupakan prioritas untuk sandaran bagi Satkeslap, guna


kepentingan hospitalisasi ataupun bagian dari rantai evakuasi.

d) Bekal Kesehatan. Mencantumkan jenis, jumlah, distribusi


maupun cara permintaan tentang bekal kesehatan.

e) Evakuasi.
(1) Kebijakan evakuasi, antara lain :
(a) Yang bertanggung jawab terhadap evakuasi
adalah satuan kesehatan dari belakang mengambil
korban / penderita ke depan.
(b) Manfaatkan sarana evakuasi yang dimiliki (ambulans
darat) secara maksimal, bila medan dan faktor
keamanan memungkinkan.
(c) Evakuasi udara atas persetujuan Panglima.

(2) Rantai evakuasi. Meliputi rantai evakuasi utama


maupun cadangan, dari setiap daerah kemungkinan jatuhnya
korban, menuju satkeslap / satkesyah / Rumkit lain.

(3) Sarana Evakuasi yang dimiliki oleh jajaran Satkeslap /


Satkesyah, yang mencakup ambulans tahan peluru dan
sebagainya.

(4) Cara Bertindak. Untuk merumuskan CB maka perlu


dicari variabel yang relevan dengan dukungan kesehatan yang
akan diberikan, dihadapkan kepada fakta yang ada, dari satu
variabel dapat dirumuskan minimal 2 CB.
CB dirumuskan dengan formulasi A BI DI BA, dan yang
bervariasi adalah unsur BA nya.
Contoh :
a) Dari variabel pola kodal dapat dirumuskan CB sebagai berikut :
(1) Sentral.
(2) Desentralisasi.
16

(3) Kombinasi sentralisasi dan desentralisasi.

b) Dari variabel pola dukungan kesehatan, maka dirumuskan CB


sebagai berikut :
(1) Areal service.
(2) Unit service.

c) Dari variabel titik berat dukungan kesehatan, maka dirumuskan


CB sebagai berikut :
(1) Titik berat pengobatan (patob).
(2) Titik berat evakuasi.

c. ANALISA CARA BERTINDAK. Pasal tiga ini menganalisa setiap cara


bertindak yang telah ditentukan, dengan mempertimbangkan kesukaran-kesukaran
yang dihadapi dan kemungkinan hasil yang dapat dicapai dari setiap cara
bertindak. Pasal ini juga menganalisa kemungkinan korban di pihak sendiri
(jumlah dan lokasinya). Jalur Evakuasi, kebutuhan bekal kesehatan / umum,
kekuatan tenaga kesehatan (Organik, BP, BU, Kesehatan sipil/swasta, kesehatan
tawanan perang).

d. PERBANDINGAN CARA BERTINDAK. Pasal empat dari KIRKES


memperbandingkan untung dan rugi dari tiap cara bertindak yang telah ditentukan
untuk memperoleh cara bertindak yang paling menguntungkan (terbaik) bagi
pelaksanaan tugas kesehatan atau cara bertindak taktis yang paling baik/mungkin
dibantu satuan kesehatan.

e. KESIMPULAN. Pasal lima KIRKES mencantumkan cara


bertindak terbaik yang di pilih dengan rumusan SIABIDIBAME. Juga menjelaskan
keterbatasan/kendala yang dihadapi dan rencana/saran pemecahannya.

13. Bagian Penutup. Pada penutup dicantumkan :


a. Tanda tangan, dari Ka/Dan Satkes.
b. Daftar lampiran bila ada.
17

c. Klasifikasi, pada bagian bawah, tengah-tengah (klasifikasi dicantumkan


pada setiap lembaran kertas KIRKES).

14. Evaluasi
a. Kapan KIRKES mulai disusun dan apa hasil akhir yang diharapkan dari
KIRKES itu ?
b. Untuk memperoleh data-data yang valid guna penyusunan KIRKES Ka/Dan
Satkes mengadakan koordinasi. Jelaskan dengan siapa berkoordinasi dan apa
yang di koordinasikannya ?
c. Jelaskan isi dari bagian Kepala dan Bagian Penutup KIRKES.
d. Bagian inti KIRKES terdiri dari berapa pasal ? Jelaskan secara singkat isi
dari tiap-tiap pasal.
e. Dari kelima pasal KIRKES, pasal mana yang memerlukan imajinasi ?

BAB IV
RENCANA KESEHATAN

15. Umum

a. Rencana kesehatan merupakan produk atau hasil proses perencanaan yang


pada intinya berisikan cara-cara pelaksanaan dukungan kesehatan yang akan
dilakukan dalam rangka mendukung tugas pokok komando atasan.

b. Rencana Kesehatan merupakan bagian dari Rencana Bantuan administrasi,


yang dimuat pada pasal 5 perihal Evakuasi dan Hospitalisasi. Dapat juga dibuat
sebagai lampiran dari Rencana Bantuan Administrasi (Renbanmin).

c. Sebagai lampiran dari Renbanmin atau Sub Lampiran dari Renops,


Rencana Kesehatan disusun dalam format yang baku yaitu dengan pola yang
sama dengan Renbanmin dan mulai disusun setelah adanya konsep umum operasi
dari Panglima atau Komadan Atasan.
18

d. Pemberlakuan Rencana Kesehatan menjadi suatu perintah yang


dilaksanakan adalah bersamaan dengan induknya yaitu Rencana Operasi.
Pengawasan pelaksanaannya dilakukan oleh Perwira Staf Kesehatan.

e. Susunan Rencana Kesehatan terdiri dari tiga bagian, yaitu :


1) Bagian kepala.
2) Bagian inti.
3) Bagian penutup.

16. Bagian Kepala. Bagian kepala memuat :

a. Klasifikasi. Biasanya rahasia. Ditentukan oleh Komando yang


dibantu. Ditulis pada setiap lembar naskah dibagian tengah atas dan bawah.
b. Nomor Lembaran. Menunjukkan jumlah copi Rencana yang dibuat.
Maksudnya untuk mengontrol distribusinya guna mencegah kebocoran (Diterima
oleh yang tidak berhak). Penomoran ditentukan oleh Pa Staf-2/Ops. Ditulis
dibagian kanan atas lembar pertama Renkes.
c. Markas, Tempat dan Tanggal Waktu. Markas yang mengeluarkan, tempat
pengeluaran (dengan nama tempat/kota dan koordinat dalam kurung), tanggal
penandatanganan dibuat di bawah nomor lembaran Renkes. Markas dan Tempat,
dapat disandi. Penulisan nama bulan, hanya tiga huruf pertama.
d. Nomor Petunjuk Berita. Ditentukan oleh Perwira Staf-2/Ops melalui
Perwira Hub Satuan. Gunanya untuk menyamar laporan penerimaan perintah
operasi.
Ditulis di bawah tanggal waktu.
e. Judul. Judul Renkes ditulis pada urutan berikutnya, dimulai dari tepi
kiri dengan huruf besar seluruhnya.
f. Penunjukan. Menyatakan Peta / bagian yang digunakan dalam
penyusunan Renkes disertai Kedar, Tahun pembuatan dan Nomor Lembarannya.
g. Daerah Waktu. Menunjukkan waktu di daerah waktu mana Rencana
Opeasi akan dilaksanakan dan banyak dibuat kalau tempat pembuatan rencana
dan pelaksanaannya mempunyai daerah waktu yang berbeda.
h. Susunan Tugas. Menjelaskan bagaimana Ka / Dan Satuan Kesehatan
menyusun satuan dibawahnya dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya. Dapat
19

dibuat pada pasal 3 Renkes apabila satuan kesehatan jumlahnya tidak banyak
(pada sub pasal tugas-tugas satuan bawahannya). Bila satuan-satuan tersebut
tidak dicantumkan disini. Judul ini dapat ditiadakan.

i. Penulisan Bagian Kepala Renkes.

RAHASIA
KLASIFIKASI

Lembar No. : ….dari ... lembar


Markas
Tempat
Tanggal
Penunjuk berita

SUB LAMPIRAN … (RENCANA DUKUNGAN KESEHATAN) Pada


PADA LAMPIRAN ... (RENCANA BANTUAN ADMINISTRASI) Pada
RENCANA OPERASI NO. : ....

Penunjukan : Peta :
Kedar :
Tahun :
Lembaran No. :

Daerah waktu :

Susunan Tugas :

17. Penjelasan Rendukkes.


Format Renkes disusun sama seperti Rencana Operasi, disesuaikan dengan
kebutuhan dibidang kesehatan.. Format Renkes terdiri atas 5 pasal yaitu Keadaan,
20

Tugas pokok, Pelaksanaan, Administrasi, Komando dan Perhubungan. Renkes


merupakan sub lampiran Renbanmin, sehingga autentikasiya oleh Staf – 4 / Logistik..
Renkes harus dibuat sebelum Renbanmin selesai dibuat. Renkes sebagai
kelanjutan dari Kirkes, sehingga penyusunan ataupembuatan Renkes adalah sama
dengan penyusunan atau pembuatan Kikkes. Berkaitan dengan Tugas Operasi, Renkes
merupakan sub lampiran dari Renbamin. Dalam kegiatan bidang kesehatan, Renkes
dapat dibuat berdiri sendiri, misalnya Renkes dalam rangka dukungan kesehatan pada
kunjungan Presiden RI.
Rencana dukungan kesehatan meliputi bagian kepala, Inti dan penutup dan dapat
dijabarkan sebagai berikut

a. Bagian Kepala
1). Klasifikasi. Klasifikasi bersifat Rahasia, ditulis pada tiap lembaran
makalah dibagian atas dan bawah, ditengah menggunakan huruf besar dan
diberi garis bawah atau huruf tebal.

2). Nomor Lembaran.


a) Nomor lembaran menunjukkan urutan beberapa dari jumlah
eksemplar yang dibuat.
b) Maksudnya untuk mengontrol distribusi, guna mencegah
kebocoran (diterima oleh yang tidak berhak).
c) Penomoran sama atau mengikuti penomoran induknya
(Rencana operasi).
d) Yang ditentukan oleh Perwira Staf Operasi.
e) Penulisan dibagian kanan atas lembaran pertama.

3). Markas, Tempat, Tanggal, dan Waktu.


a) Markas adalah markas satuan kesehatan yang mengeluarkan,
contohnya MAKESDAM III / SLW.
b) Tempat adalah tempat perbuatan Renkes, dengan
mencantumkan nama, tempat (kota) disertai karvak atau koordinator
dalam kurung, contoh : BANDUNG (43 48).
c) Tanggal waktu adalah tanggal penandatanganan Rencana
Operasi dengan lampiran atau sub lampirannya termasuk Renkes.
21

Penulisan bulan hanya tiga huruf pertama dengan huruf besar.


Contoh 280800 AGU 201B.

4). Nomor petunjuk berita.


a) Ditentukan oleh Perwira Staf 2 / Operasi melalui Perwira
Perhubungan.
b) Kegunaannya untuk penyamaran dalam rangka pengamanan.
c) Ditulis dibawah tanggal waktu.
5). Judul. Judul Rencana Kesehatan ditulis pada urutan
berikutnya dimulai dari tepi kiri dengan huruf besar seluruhnya diberi
huruf bawah.

6) Penunjukkan.
a) Menyatakan peta / bagan / dokumen yang digunakan dalam
penyusunan Renkes, disertai Kedar, Tahun pembuatan dan Nomor
lembarannya.
b) Penujukkan sama dengan yang digunakan pada Kirkes.
c) Penulisan penunjukkan menggunakan huruf kecil (kecuali
huruf pertama) diberi garis bawah diikuti titik dua.
7). Daerah Waktu. Menunjukkan waktu didaerah mana operasi itu akan
dilaksanakan (WIB, WITA, atau WIT). Daerah waktu ini harus diisi bila
tempat pembuatan rencana berbeda dengan waktu tempat pelaksanaan
operasi. Contohnya: perencanaan dibuat di Bandung (WIB) sedangkan
operasi di Kalimantan (WITA), maka yang dicantumkan pada daerah waktu
adalah (WITA).

8). Susunan Tugas.


a) Menjelaskan bagaimana Komandan attau Kepala satuan Kes
menyusun satuan dibawahya dalam rangka pelaksanaan tugas
pokok.
b) Dapat dibuat pada pasal tiga Renkes apabila satuan bawahan
tidak banyak (pada sub pasal tugas bawahan).
c) Bila satuan bawahan tidak dicantumkan dalam susunan tugas,
maka judul ini dapat ditiadakan.
22

b. Bagian inti.

1). KEADAAN.
a) Merupakan pasal suatu Renkes.
b) Memuat pernyataan yang secara umum berpengaruh pada
pelaksanaan tugas pokok kesehatan selama mendukung tugas
operasi, yang meliputi pasukan musuh, pasukan kawan serta
penerimaan dan pemberian BP.
c) Pasukan musuh terutama mengenai kemampuan musuh yang
dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok kesehatan.
d) Pasukan kawan. Yang dimaksud adalah satuan kesehatan
lainnya setingkat dan satu tingkat diatas satuan kesehatan yang
bersangkutan, mencangkup satuan kesehatan angkatan lain maupun
kesatuan kesehatan sipil (pemerintah atau swasta).
Contoh: Satuan satu diatas Kesdam, berkaitan dengan tugas
operasi (penggunaan kekuatan) adalah Puskes TNI, kepentingannya
antara lain untuk mendukung obat-obatan (bekal ulang).
e) Penerimaan dan pemberian Bawah Perintah. Mengenai suatu
Kesatuan yang akan diterima atau diberikan penugasan Bawah
Perintah, dari atau kepada satuan terkait dengan ketentuan waktu
mulai di BP kan.
f) Pra anggapan. Bila diperlukan maka pra anggapan ini dapat
diisi sesuatu hal yang bukan fakta.

2). TUGAS POKOK.


a) Tugas pokok merupakan pasal kedua Renkes.
b) Memuat uraian singkat dan jelas tentang tugas pokok
kesehatan, yang sama dengan yang tercantum pada Kirkes.
c) Formulasi tugas pokok adalah S I A B I D I M E.
d). Tunyali ( tugas dinyatakan kembali ).

3). PELAKSANAAN.
a) Merupakan pasal tiga Renkes.
23

b) Memuat garis besar rencana umum dukungan kesehatan


dihadapkan kepada pola / tahapan operasi dan hal-hal yang terkait
dengan Dukungan kesehatan, tentang evakuasi dan hospitalisasi
serta penugasan satuan bawahan secara spesifik cadangan dan
diakhiri dengan instruksi koordinasi, yang merupakan instruksi umum
dan berlaku untuk semua satuan bawahan.
c) Satuan bawahan yang dicantumkan pada sub pasal 3.b dan
selanjutnya, sesuai yang tercantum pada susunan tugas.
d) Cara menulis pada penugasan satuan bawahan maupun
instruksi koordinasi adalah menggunakan kalimat perintah bukan
kalimat berita.
Contoh: Siapkan (betul)
Menyiapkan (salah)
Dukung (benar)
Mendukung (salah)

4). ADMINISTRASI.
a) Merupakan pasal empat Renkes yang memuat tentang
personel dan logistik.
b) Personel meliputi uraian personel kesehatan, tentang
kemampuan / batas kemampuan atau hal lainya yang memerlukan
perhatian.
c) Logistik.
(1) Bekal Kesehatan, antara lain meliputi uraian jenis bekal,
cara pembekalan ataupun kemampuan bekal.
(2) Ambulans, antara lain meliputi uraian jenis, jumlah,
kemampuan / batas Kemampuan.

5). KOMANDO DAN PERHUBUNGAN.


a) Merupakan pasal Lima Renkes.
b) Perhubungan, memuat tentang sarana komunikasi yang dapat
digunakan serta prosedur komunikasi yang berlaku.
24

c) Komando, memuat tentang kedudukan maupun cara


pengendalian dari Komando / kepala satuan yang memberikan
Dukkes.

c. Bagian Penutup. Bagian penutup Renkes memuat :

1). Nyatakan mengerti. Ditulis pada bagian kiri bawah dengan huruf
besar seluruhnya. Maksudnya adalah bahwa setiap pejabat kesehatan yang
menerima Renkes, harus mengerti betul isinya, sehingga paham akan
keterlibatannya apa tugasnya dan kapan harus berbuat.

2). Tajuk tanda tangan Panglima / Komandan Satuan atasan, ditulis di


bagian kanan bawah.

d. Autentikasi oleh Asisten Logistik / Perwira Seksi 4 log ditulis di sebelah kiri.
e. Lampiran-lampiran, ditulis di bagian kiri.
f. Daftar distribusi, ditulis di bawah daftar lampiran.
g. Klasifikasi, pada tengah-tengah kertas.

18. Evaluasi
a. Tulis dan jelaskan isi Bagian Kepala dari Renkes.
b. Jelaskan hubungan Renkes dengan Renops.
c. Jelaskan tentang Daerah Waktu pada Renkes.
d. Jelaskan mengenai pasal 4 Renkes.
e. Jelaskan mengenai pasal 5 Renkes.

BAB V
EVALUASI

19. Evaluasi
a. Jelaskan dengan bahasa sendiri kegiatan perencanaan kesehatan pada
perencanaan operasi.
25

b. Jelaskan keterlibatan Pa Staf kesehatan dalam prores hubungan Komandan


dengan Staf.
c. Jelaskan dengan singkat dan jelas bagaimana proses perencanaan
kesehatan. RAHASIA
d. Jelaskan apa maksud "penunjukan" pada bagian Kepala dari RENKES dan
apa isi penunjukan itu ?
e. Dalam rangka pembuatan RENKES, Perwira Kesehatan harus selalu
berkoordinasi. Jelaskan dengan siapa berkoordinasi dan apa yang dikoordinasikan
dengan tiap-tiap pejabat itu.
f. Dari kelima pasal RENKES, pasal-pasal mana yang memerlukan koordinasi
dan pasal-pasal mana yang memerlukan imajinasi
g. Jelaskan apa perbedaan bagian penutup dari RENKES. Mengapa berbeda ?
h. Ceritakan langkah-langkah yang dilakukan dalam rangka pembuatan
rencana kesehatan guna menunjang pembuatan rencana operasi.

BAB VI
P E N U TU P

20. Penutup. Demikian Naskah Departemen tentang Rencana Kesehatan ini


disusun sebagai bahan ajaran pada Pendidikan Dasar Kecabangan Kesehatan.

Komandan Pusat Pendidikan Kesehatan

dr. Bambang Pratomo Sulistyanto, MM


Kolonel Ckm NRP 31444
26

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai