Anda di halaman 1dari 105

TENTARA NASIONAL INDONESIA No. 201.

08-030501
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PT : REN-13.

PENYUSUNAN
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
DI LINGKUNGAN TNI AD

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


NOMOR KEP/685/VIII/2022 TANGGAL 19 AGUSTUS 2022
TENTARA NASIONAL INDONESIA No. 201.08-030501
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PT : REN-13.

PENYUSUNAN
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
DI LINGKUNGAN TNI AD

DISAHKAN DENGAN KEPUTUSAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


NOMOR KEP/685/VIII/2022 TANGGAL 19 AGUSTUS 2022
i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI........................................................................................................ i
RINGKASAN EKSEKUTIF……………………………………………………………………. ii
Keputusan Kasad Nomor Kep/685/VIII/2022 tanggal 19 Agustus 2022
tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di
Lingkungan TNI AD ………………………………………………......................... 1

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1. Umum …………………………………………………………….. 3
2. Maksud dan Tujuan .………………….….…………………… 3
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut .………..……….…………… 4
4. Dasar .………………………………………..……….…………… 4
5. Pengertian…………………………………………………………. 5

BAB II KETENTUAN UMUM

6. Sistem Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara. 5


7. Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran…….... 5
8. Program dan Kegiatan UO TNI AD.................................. 6
9. Prioritas Nasional UO TNI AD......................................... 7
10. Anggaran....................................................................... 8
11. Klasifikasi Jenis Belanja................................................ 10

BAB III MEKANISME PENYUSUNAN RKA

12. Umum…………………..………………………………….……… 12
13. Tim Penyusun.........…………………………….……………… 13
14. Tahapan…...........………………………………..……………… 16
15. Penetapan...................................................................... 23
16. Dokumen Pendukung.....……………………………………… 23

BAB IV APLIKASI PENYUSUNAN RKA

17. Umum........................................................................... 25
18. Modul Administrasi....................................................... 25
19. Modul Penganggaran..………………………...………………. 34

BAB V PENUTUP

20. Keberhasilan………………..……………………………………. 60
21. Penyempurnaan…………………..…………………………….. 60

LAMPIRAN A PENGERTIAN……………………………………………………………. 61
LAMPIRAN B DAFTAR FORMAT, PETUNJUK DAN CONTOH
PENGISIAN........................................................................ 67
LAMPIRAN C DAFTAR KRO DAN SATUAN ……………............................... 88
ii

RINGKASAN EKSEKUTIF
PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
DI LINGKUNGAN TNI AD

Pendahuluan Salah satu dokumen perencanaan pembangunan


pertahanan negara yang disusun melalui
mekanisme bottom up adalah Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA). Penyusunan RKA di lingkungan
TNI AD dimulai dari pengajuan rencana kebutuhan
tahunan (TAB-2), penetapan pagu indikatif, pagu
anggaran, dan alokasi anggaran Mengacu pada
Petunjuk Administrasi Perencanaan Program dan
Anggaran, maka penyusunan RKA dilaksanakan
mulai dari tingkat Satker, Kotama, Balakpus
sampai dengan UO TNI AD. Namun hingga saat ini
kegiatan penyusunan RKA di lingkungan TNI AD
berpedoman pada Peraturan yang diterbitkan oleh
Kementerian Keuangan. Berdasarkan kondisi
tersebut, maka perlu disusun Juknis Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran di Lingkungan TNI AD
guna mewujudkan kesamaan pemahaman dan
tindakan sehingga output dan outcome dari setiap
kegiatan yang dilaksanakan oleh Satker dapat
terukur sesuai target kinerja.

Tujuan dan Sasaran Juknis ini diharapkan dapat dijadikan pedoman


dalam penyusunan RKA sehingga dapat
menghasilkan RKA yang berkualitas sesuai dengan
prinsip ekonomis, efisiensi dan efektivitas anggaran
(value for money). Selain itu, Juknis ini juga dapat
digunakan sebagai sumber bahan ajaran bagi
lembaga pendidikan di lingkungan TNI AD.

Ketentuan Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan


Umum dalam penyusunan RKA antara lain SPP Hanneg,
Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran,
Program dan Kegiatan UO TNI AD, Prioritas
Nasional UO TNI AD, Anggaran serta Klasifikasi
Jenis Belanja.

Mekanisme Penyusunan RKA dilakukan dengan


Penyusunan menggunakan sistem aplikasi yang dibangun oleh
Kementerian Keuangan RI. Perumusan detail
belanja dilaksanakan oleh staf perencanaan
bersama staf umum lainnya di lingkungan TNI AD
melalui pembentukan kelompok kerja.

Penetapan RKA ditetapkan pada bulan September atau


Oktober satu tahun sebelum tahun yang
direncanakan secara pararel sesuai dengan
tingkatannya.
iii

Aplikasi Modul dalam aplikasi SAKTI yang digunakan


Penyusunan RKA untuk penyusunan RKA adalah modul administrasi
dan modul penganggaran.

Keberhasilan dan Keberhasilan dalam penyusunan tergantung dari


Penyempurnaan disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam
Juknis oleh para pembina dan pengguna.
Penyempurnaan Juknis Penyusunan Rencana Kerja
dan Anggaran di Lingkungan TNI AD ini
dilaksanakan kepada Kasad melalui Dankodiklatad.
2

KEPUTUSAN KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


Nomor Kep/685/VIII/2022

tentang

PETUNJUK TEKNIS
PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
DI LINGKUNGAN TNI AD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA STAF ANGKATAN DARAT,

Menimbang : a. bahwa dibutuhkan adanya peranti lunak berupa


petunjuk teknis untuk digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan tugas bagi satuan dan sumber
bahan ajaran bagi lembaga pendidikan di lingkungan
Angkatan Darat;

b. bahwa untuk memenuhi kebutuhan tersebut, perlu


ditetapkan Keputusan Kasad tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di
Lingkungan TNI AD;

Mengingat : 1. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31


Oktober 2013 tentang Buku Petunjuk Administrasi
tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum
Angkatan Darat;

2. Keputusan Kasad Nomor Kep/511/VIII/2015 tanggal 3


Agustus 2015 tentang Buku Petunjuk Administrasi
tentang Perencanaan Program dan Anggaran di
Lingkungan Angkatan Darat;

3. Keputusan Kasad Nomor Kep/548a/VI/2016 tanggal


15 April 2020 tentang Perubahan I Petunjuk Teknis
tentang Tulisan Dinas;

4. Keputusan Kasad Nomor Kep/182a/III/2020 tanggal 5


Oktober 2021 tentang Perubahan I Petunjuk Teknis
Tata Cara Penyusunan Doktrin TNI AD;

5. Keputusan Kasad Nomor Kep/728/X/2021 tanggal 27


Oktober 2021 tentang Petunjuk Referensi Stratifikasi
Doktrin TNI AD;
2

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/62/I/2022 tanggal


7 Januari 2022 tentang Perintah Menyusun/Revisi
Doktrin TNI AD TA 2022;

2. Surat Perintah Kasad Nomor Sprin/807/III/2022


tanggal 1 Maret 2022 tentang Perintah Melaksanakan
Penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran di Lingkungan TNI AD;

3. Hasil perumusan kelompok kerja penyusunan


Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran di Lingkungan TNI AD;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : 1. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja dan


Anggaran di Lingkungan TNI AD sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini
menggunakan kode PT: REN-13.

2. Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana Kerja dan


Anggaran di Lingkungan TNI AD ini berklasifikasi
Biasa.

3. Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasad sebagai


pembina materi petunjuk teknis ini.

4. Ketentuan lain yang bertentangan dengan materi


petunjuk teknis ini dinyatakan tidak berlaku.

5. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
pada tanggal 19 Agustus 2022

a.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


DANKODIKLAT,

tertanda

IGNATIUS YOGO TRIYONO, M.A.


Distribusi: LETNAN JENDERAL TNI

A dan B Angkatan Darat


Autentikasi
1. Kasum TNI DIREKTUR AJUDAN JENDERAL TNI AD,
2. Irjen TNI
3. Dirjen Renhan Kemhan RI
4. Asrenum Panglima TNI
5. Kapusjarah TNI FAISAL AHMADI, S.I.P., M.M., CHRMP.
BRIGADIR JENDERAL TNI
3

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/ 685 /VIII/ 2022
Tanggal 19 Agustus 2022

PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN


DI LINGKUNGAN TNI AD

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

Sistem Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara (SPP Hanneg)


yang telah ditetapkan dalam Permenhan RI Nomor 31 Tahun 2018 telah
membagi 3 tahapan perencanaan yaitu Jangka Panjang, Jangka Menengah
dan Tahunan. Sesuai dengan pentahapan tersebut, perencanaan program
dan anggaran tahunan TNI AD dimulai dari penyusunan Rencana
Kebutuhan (Renbut), Rancangan Awal Rencana Kerja (Ranwal Renja),
Rancangan Rencana Kerja (Ranc Renja), Rencana Kerja (Renja), Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA), Petunjuk Pelaksanaan Program dan Anggaran
(PPPA) sampai dengan penetapan Program Kerja dan Anggaran (Progjagar).
Dokumen tersebut disusun melalui mekanisme top down dan bottom up.
Mekanisme top down dilaksanakan untuk memberikan panduan dan arahan
yang tidak bisa diubah terkait pokok-pokok kebijakan Komando atas
sedangkan mekanisme bottom up dilaksanakan untuk mewadahi saran dan
masukan dari satuan bawah terkait program dan kegiatan dalam rangka
pelaksanaan tugas pokoknya. Salah satu dokumen perencanaan
pembangunan pertahanan negara yang disusun melalui mekanisme bottom
up adalah RKA.

Penyusunan RKA di lingkungan TNI AD dimulai dari pengajuan


rencana kebutuhan (TAB-2), penetapan pagu indikatif, pagu anggaran, dan
alokasi anggaran. Angka yang tercantum dalam ketiga pagu tersebut
merupakan batasan angka tertinggi yang tidak boleh dilampaui sebagai
acuan dalam menyusun RKA. Mengacu pada Petunjuk Administrasi
Perencanaan Program dan Anggaran, maka penyusunan RKA dilaksanakan
mulai dari tingkat Satker, Kotama, Balakpus sampai dengan UO TNI AD.
Namun hingga saat ini kegiatan penyusunan RKA di lingkungan TNI AD
berpedoman pada Peraturan yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan.

Atas dasar kondisi tersebut, maka perlu disusun Juknis Penyusunan


Rencana Kerja dan Anggaran di Lingkungan TNI AD guna mewujudkan
kesamaan pemahaman dan tindakan. Keberadaan juknis ini juga
diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan dokumen rencana
kerja dan anggaran di lingkungan TNI AD sehingga dapat dihasilkan RKA
yang berkualitas yaitu yang sesuai dengan prinsip ekonomis, efisiensi dan
efektivitas anggaran (value for money). Selain itu, Juknis ini juga dapat
digunakan sebagai sumber bahan ajaran bagi lembaga pendidikan di
lingkungan TNI AD.

2. Maksud dan Tujuan.

Maksud. Juknis ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dan


penjelasan tentang penyusunan dokumen rencana kerja dan anggaran di
lingkungan TNI AD.
4

Tujuan. Juknis ini bertujuan sebagai pedoman dalam penyusunan


dokumen rencana kerja dan anggaran di lingkungan TNI AD.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

Ruang Lingkup. Juknis ini membahas tentang penyelenggaraan


kegiatan penyusunan dokumen rencana kerja dan anggaran di lingkungan
TNI AD.

Tata Urut.

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Mekanisme Penyusunan RKA.

4) Bab IV Aplikasi Penyusunan RKA.

5) Bab VI Penutup.

4. Dasar. Penyusunan juknis ini menggunakan dasar sebagai berikut:

Peraturan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun


2018 tentang Sistem Perencanaan dan Pembangunan Pertahanan Negara;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208 Tahun 2019 tentang


Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L dan Pengesahan DIPA;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 Tahun 2021 tentang


Pelaksanaan Sistem SAKTI;

Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1024/XII/2020 tanggal 21


Desember 2020 tentang Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi;

Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013


tentang Bujukmin tentang Penyelenggaraan Administrasi Umum Angkatan
Darat;

Keputusan Kasad Nomor Kep/511/VIII/2015 tanggal 3 Agustus 2015


tentang Petunjuk Administrasi tentang Perencanaan Program dan Anggaran
di Lingkungan TNI AD;

Keputusan Kasad Nomor Kep/548.a/VI/2016 tanggal 15 April


2020 tentang Perubahan I Petunjuk Teknis tentang Tulisan Dinas
Angkatan Darat;

Keputusan Kasad Nomor Kep/763/X/2020 tanggal 6 Oktober 2020


tentang Petunjuk Penyelengaraan Penyusunan Dokumen Perencanaan
Pembangunan Pertahanan Negara di Lingkungan TNI AD;

Keputusan Kasad Nomor Kep/800/X/2020 tanggal 22 Oktober 2020


tentang Petunjuk Penyelenggaraan Penyusunan dan Penerbitan Doktrin
TNI AD;

Keputusan Kasad Nomor Kep/728/X/2021 tanggal 27 Oktober 2021


tentang Petunjuk Referensi Stratifikasi Doktrin TNI AD;

Keputusan Kasad Nomor Kep/182.a/III/2020 tanggal 27 November


2021 tentang Perubahan I Petunjuk Teknis Tata Cara Penyusunan Doktrin
TNI AD;
5

Keputusan Kasad Nomor Kep/872/XII/2021 tanggal 13 Desember


2021 tentang Doktrin Perencanaan TNI AD;

Peraturan Dirjen Anggaran Kemkeu RI Nomor PER-4/AG/2022


tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L dan
Pengesahan DIPA;

Petunjuk Pelaksanaan Kapuslapbinkuhan Kemhan Nomor:


Juklak/28/XII/2021 tanggal 2 Desember 2021 tentang Pedoman
Pelaksanaan SAKTI di Lingkungan Kemhan dan TNI; dan

Surat Edaran Bersama Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan


Kemen PPN/Bappenas Nomor B-517/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020 dan
DJA Kemkeu Nomor S-122/MK.2/2020 tanggal 24 Juni 2020 tentang
Pedoman Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran.

5. Pengertian. (Lampiran A).

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Sistem Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara (SPP Hanneg).1


Sistem Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara merupakan satu
kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana
pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pertahanan negara. Salah satu dokumen
yang disusun sebagai bagian dari proses perencanaan tahunan adalah Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA). Penyusunan Dokumen RKA di lingkungan TNI AD
dilaksanakan pada setiap tingkatan mulai dari Satker, Kotama, Balakpus sampai
dengan tingkat UO TNI AD dengan memedomani dokumen perencanaan dan
dokumen anggaran.

Berdasarkan SPP Hanneg, proses penyusunan RKA diawali dari pengajuan


Renbut Tahunan pada “TAB-2”. Selanjutnya pada tingkat UO TNI AD akan
menyusun Ranwal Renja yang secara paralel disusun oleh seluruh Kotama,
Balakpus, dan Satker. Setelah diterimanya Pagu Indikatif dari Kementerian
Keuangan, maka Dokumen Rencana Kerja (Renja) akan diterbitkan oleh UO TNI
AD sebagai panduan bagi Kotama, Balakpus dan Satker dalam penyusunan RKA
Pagu Indikatif. Setelah usulan RKA Pagu Indikatif dikirimkan ke Kementerian
Keuangan, maka akan diterima Pagu Anggaran yang akan ditindaklanjuti untuk
penyusunan RKA Pagu Anggaran. Berdasarkan penelaahan dari Kementerian
Keuangan dan Bappenas, tahapan berikutnya adalah diterimanya Alokasi
Anggaran yang menjadi acuan final bagi UO TNI AD, Kotama, Balakpus dan Satker
dalam melaksanakan penyesuaian RKA.

7. Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran (RSPP). 2 Sistem


perencanaan dan penganggaran sebagai sebuah sistem selalu diupayakan untuk
dapat menghasilkan output pada level terbaiknya. Namun demikian, meskipun
selalu diupayakan perbaikan pada sistem penganggaran berbasis kinerja pada
implementasinya masih ditemukan adanya kendala dalam penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK) yang berdampak pada terhambatnya
mekanisme penilaian kinerja mulai dari tingkat UO sampai dengan Satker.

1
Permenhan Nomor 31 Tahun 2018 tentang SPP Hanneg.
2
Surat Edaran Bersama Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Kemen PPN/Bappenas Nomor B-517/M.PPN/ D.8/
PP.04.03/05/2020 dan DJA Kemkeu Nomor S-122/MK.2/2020 tanggal 24 Juni 2020 tentang Pedoman Redesain Sistem
Perencanaan dan Penganggaran.
6

Dihadapkan dengan kendala tersebut diatas, maka Kementerian Keuangan


dan Kemen PPN/Bappenas melaksanakan Redesain Sistem Perencanaan dan
Penganggaran untuk seluruh Kementerian/Lembaga termasuk di dalamnya Unit
Kerja Eselon I dengan tujuan sebagai berikut:

Mewujudkan implementasi kebijakan money follow program;

Memperkuat penerapan anggaran berbasis kinerja;

Meningkatkan konvergensi program dan kegiatan


antarkementerian/lembaga dalam konteks perencanaan Tematik, Holistik,
Integratif dan Spasial (THIS), sehingga mengurangi terjadinya tumpang
tindih program dan kegiatan antarkementerian/lembaga;

Meningkatkan keselarasan rumusan program dan kegiatan antara


dokumen perencanaan dan dokumen penganggaran;

Menyusun informasi kinerja perencanaan dan penganggaran yang


mudah dipahami oleh publik;

Mendorong Kementerian/Lembaga untuk menerapkan value for


money dalam proses perencanaan dan penganggaran serta pelaksanaannya;

Meningkatkan integrasi belanja antarkementerian/lembaga (level


Pemerintah Pusat) dan belanja Pusat-Daerah;

Mewujudkan keterkaitan dan keselarasan antara Visi Misi Presiden,


Fokus Pembangunan (arahan Presiden), serta Tujuh Agenda Pembangunan,
Tugas dan Fungsi Kementerian/Lembaga dan Daerah; dan

Mewujudkan keselarasan rumusan nomenklatur Program, Kegiatan,


Keluatan (Output) Kegiatan yang mencerminkan real work (konkret).

Guna mewujudkan tindak lanjut implementasi dari RSPP sesuai penjelasan


di atas, Satker dalam penyusunan dokumen RKA harus memedomani ketentuan
Klasifikasi Rincian Output (KRO) dan Rincian Output (RO) yang digunakan dalam
penginputan di aplikasi agar diperoleh Output kegiatan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Adapun KRO dan RO yang berlaku bagi seluruh
Kementerian/Lembaga sebagai acuan dalam penyusunan dokumen RKA
tercantum dalam Lampiran C Juknis ini, sedangkan KRO dan RO yang berlaku di
Lingkungan TNI AD dituangkan dalam Pedoman Kode Program dan Anggaran di
Lingkungan TNI AD.

8. Program dan Kegiatan UO TNI AD. Dalam rangka mewujudkan visi dan
misi Presiden, Kemhan dan TNI melaksanakan beberapa Program dan Kegiatan
sebagai penjabaran dari tugas dan fungsinya. Sesuai dengan hasil Trilateral
Meeting3 pembahasan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran, maka
dalam penyusunan RKA di Lingkungan TNI AD dibatasi pada penjabaran tugas
dan fungsi yang terdiri dari 6 Program dan 20 Kegiatan. Namun demikian struktur
program dan kegiatan ini tidak mutlak sama setiap tahunnya, tapi dapat
mengalami perubahan sesuai dengan amanah RSPP, adapun program dan
kegiatan yang berlaku saat ini adalah sebagai berikut:

Program Pelaksanaan Tugas TNI terdiri dari 1 Kegiatan yaitu


Dukungan Kesiapan Operasi matra Darat;

Program Profesionalisme dan Kesejahteraan Prajurit terdiri dari 5

3
Surat Dirjen Renhan Kemhan RI Nomor B/2092/XII/2020 tanggal 8 Desember 2020 tentang Rumusan KRO dan RO
RSPP di lingkungan Kemhan dan TNI.
7

Kegiatan yaitu:

1) Penyelenggaraan Latihan Matra Darat;

2) Penyelenggaraan Pendidikan Matra Darat;

3) Pembinaan Psikologi Matra Darat;

4) Penyelenggaraan Kesehatan Matra Darat; dan

5) Peningkatan Perumahan Dinas Matra Darat.

Program Modernisasi Alutsista, non-Alutsista dan Sarana Prasarana


Pertahanan terdiri dari 6 Kegiatan yaitu:

1) Pemeliharaan/Perawatan/Peningkatan non-Alutsista Matra


Darat;

2) Pengadaan non-Alutsista Matra Darat;

3) Pembangunan/Pengadaan Sarana Prasarana Pertahanan Matra


Darat;

4) Pengadaan Alutsista Matra Darat;

5) Pemeliharaan/Perawatan/Peningkatan Alutsista Matra Darat;


dan

6) Pemeliharaan/Perawatan/Peningkatan Sarana Prasarana


Pertahanan Matra Darat.

Program Pembinaan Sumber Daya Pertahanan terdiri dari 1 kegiatan


yaitu Pembinaan Teritorial.

Program Riset, Industri dan Pendidikan Tinggi Pertahanan terdiri dari


1 Kegiatan yaitu Penelitian dan Pengembangan Pertahanan Matra Darat.

Program Dukungan Manajemen terdiri dari 6 Kegiatan yaitu:

1) Pengelolaan Organisasi dan SDM;

2) Pengelolaan Keuangan, BMN dan Umum;

3) Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik;

4) Legislasi dan Litigasi;

5) Pengelolaan Risiko, Pengendalian dan Pengawasan Internal; dan

6) Pengelolaan Sistem Informasi dan teknologi.

9. Prioritas Nasional UO TNI AD. Program dan kegiatan yang dikategorikan


sebagai Prioritas Nasional UO TNI AD tertuang pada Dokumen Renstra TNI AD.
Guna mempermudah pengelompokan dan identifikasi pada Aplikasi SAKTI, maka
KRO dari Program dan Kegiatan Prioritas Nasional tersebut diberi tagging huruf
“R**”. Berdasarkan Renstra TNI AD yang berlaku saat ini Prioritas Nasional
dibatasi pada dua program yaitu:

Program Modernisasi Alutsista, non-Alutsista dan Sarana Prasarana


Pertahanan terdiri dari 6 Kegiatan yaitu:

1) Pemeliharaan/Perawatan/Peningkatan non-Alutsista Matra


Darat;
8

2) Pengadaan non-Alutsista Matra Darat;

3) Pembangunan/Pengadaan Sarana Prasarana Pertahanan Matra


Darat;

4) Pengadaan Alutsista Matra Darat;

5) Pemeliharaan/Perawatan/Peningkatan Alutsista Matra Darat;


dan

6) Pemeliharaan/Perawatan/Peningkatan Sarana Prasarana


Pertahanan Matra Darat.

Program Profesionalisme dan Kesejahteraan Prajurit terdiri dari 1


Kegiatan yaitu Peningkatan Perumahan Dinas Matra Darat.

Program dan kegiatan Prioritas Nasional yang telah disusun tertuang pada
pagu indikatif, dalam hal terjadi perubahan maka harus dibahas dalam forum
Trilateral Meeting (TM) antara Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian
Keuangan dan Kementerian Pertahanan.

10. Anggaran. Untuk menghasilkan RKA yang berkualitas sesuai dengan


prinsip ekonomis, efisiensi dan efektivitas anggaran (value for money), maka
penyusunan anggaran dilaksanakan melalui tiga pendekatan serta beberapa
sumber pendanaan.

Pendekatan Penyusunan Anggaran4. Pendekatan yang digunakan


dalam penyusunan anggaran terdiri atas beberapa pendekatan antara lain
Penganggaran Terpadu, Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK), dan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).

1) Pendekatan Penganggaran Terpadu. Penyusunan anggaran


terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses
perencanaan dan penganggaran di lingkungan Kementerian/Lembaga
untuk menghasilkan dokumen RKA-K/L dengan klasifikasi anggaran
menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja (ekonomi). lntegrasi atau
keterpaduan proses perencanaan dan penganggaran dimaksudkan
agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk
Kementerian/Lembaga baik yang bersifat investasi maupun untuk
keperluan biaya operasional. Pada sisi lain penerapan Penganggaran
Terpadu juga diharapkan dapat mewujudkan satuan kerja (satker)
sebagai satu satunya entitas akuntansi yang bertanggung jawab
terhadap aset dan kewajiban yang dimilikinya, serta adanya akun
(pendapatan dan/atau belanja) untuk satu transaksi sehingga
dipastikan tidak ada duplikasi dalam penggunaannya.

Penganggaran terpadu merupakan unsur yang paling mendasar


bagi pelaksanaan elemen reformasi penganggaran lainnya, yaitu PBK
dan KPJM, dengan kata lain bahwa pendekatan anggaran terpadu
merupakan kondisi yang harus terwujud terlebih dahulu.

2) Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK). PBK


merupakan suatu pendekatan dalam sistem penganggaran yang
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dan kinerja yang
diharapkan, serta memperhatikan efisiensi dalam pencapaian kinerja
tersebut. Landasan konseptual yang mendasari penerapan PBK
antara lain:

4
Peraturan Dirjen Anggaran Kemkeu RI Nomor PER-4/AG/2022 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan
RKA K/L dan Pengesahan DIPA.
9

a) Pengalokasian anggaran berorientasi pada kinerja (output


dan outcome);

b) Pengalokasian anggaran Program/Kegiatan


pembangunan nasional dilakukan dengan pendekatan
penganggaran berbasis program (money follow program); dan

c) Terdapat fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap


menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manages).

Adapun tujuan penerapan PBK yaitu:

a) Menunjukkan keterkaitan antara pendanaan dengan


kinerja yang akan dicapai;

b) Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam


penganggaran; dan

c) Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam


melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran.

Agar penerapan PBK tersebut dapat dioperasionalkan, maka


PBK menggunakan instrumen sebagai berikut:

a) Indikator Kinerja, merupakan intrumen yang digunakan


untuk mengukur kinerja suatu instansi pemerintah;

b) Standar Biaya, merupakan satuan biaya yang ditetapkan


berupa standar biaya masukan, standar biaya keluaran, dan
standar struktur biaya sebagai acuan perhitungan kebutuhan
anggaran; dan

c) Evaluasi Kinerja, yang merupakan penilaian terhadap


sasaran kinerja, konsistensi perencanaan dan implementasi,
serta realisasi penyerapan anggaran.

Berdasarkan ketiga hal tersebut diatas, dapat disimpulkan


bahwa secara operasional prinsip utama penerapan PBK adalah
adanya keterkaitan yang jelas antara kebijakan yang terdapat dalam
dokumen perencanaan nasional dengan rencana dan alokasi
anggaran yang dikelola oleh K/L, Unit eselon I maupun Satker.

3) Pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).


KPJM adalah pendekatan penyusunan anggaran berdasarkan
kebijakan, dengan pengambilan keputusan yang menimbulkan
implikasi anggaran dalam jangka waktu lebih dari satu tahun
anggaran. Sesuai dengan amanat UU 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, dalam penerapan KPJM, K/L menyusun Prakiraan
Maju dalam periode tiga tahun ke depan, hal tersebut merupakan
keharusan yang dilakukan setiap tahun.

Sumber Pendanaan. Terdapat tujuh sumber pendanaan yang berlaku


dalam penyusunan RKA di lingkungan Kemhan antara lain Rupiah Murni
(RM), Rupiah Murni Pendamping (RMP), Pinjaman Luar Negeri (PLN),
Pinjaman Dalam Negeri (PDN), Hibah, PNBP, BLU dan SBSN. Namun
demikian hanya empat sumber pendanaan yang digunakan dalam
penyusunan RKA di lingkungan TNI AD untuk mewadahi kebutuhan
anggaran dari masing-masing program dan kegiatan. Ketentuan dalam
penentuan Sumber Pendanaan yang harus dipedomani oleh Satker dalam
penyusunan RKA antara lain sebagai berikut:
10

1) Rupiah Murni (RM). Sumber pendanaan ini digunakan untuk


mewadahi kebutuhan anggaran belanja pegawai, belanja barang dan
belanja modal;

2) Badan Layanan Umum (BLU). Sumber pendanaan ini


digunakan untuk mewadahi kebutuhan anggaran Satker BLU (Rumah
Sakit Tingkat I s.d. IV yang sudah ditetapkan sebagai Satker BLU di
Lingkungan TNI AD);

3) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Sumber pendanaan ini


digunakan untuk mewadahi kebutuhan anggaran Satker PNBP
(Kesdam dan Satker PNBP lainnya di Lingkungan TNI AD); dan

4) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Sumber pendanaan ini


digunakan untuk mewadahi kebutuhan anggaran dalam rangka
pembangunan perumahan dinas prajurit yang termasuk dalam
Prioritas Nasional.

11. Klasifikasi Jenis Belanja.5 Implementasi dari Penganggaran Berbasis


Kinerja (PBK) menuntut agar tiap-tiap Unit Organisasi harus menyusun Program
dan Kegiatan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan berupa
keluaran (output) dan outcome. Keluaran (output), dapat dibedakan menjadi
keluaran (output) untuk keperluan internal organisasi (belanja operasional) dan
keluaran (output) untuk eksternal organisasi (belanja non operasional).

Belanja Operasional. Keluaran (output) untuk keperluan internal


organisasi, seperti layanan perkantoran serta sarana dan prasarana internal
dilakukan standarisasi rumusan, kode dan juga komponen dan akun yang
digunakan sesuai dengan Klasifikasi Jenis Belanja. Komponen-komponen
dalam keluaran (output) tersebut distandardisasi dalam sistem informasi
dengan menggunakan kode keluaran (output) dan kode komponen yang
sudah baku. Sesuai dengan klasifikasi belanja, akun yang digunakan dalam
keluaran (output) layanan perkantoran adalah belanja pegawai dan belanja
barang, dengan perincian sebagai berikut:

No Uraian Detail
1. Gaji dan Tunjangan (Komponen a. Gaji Pokok;
dengan kode 001 dalam sistem
aplikasi) b. tunjangan yang melekat pada gaji;

c. tunjangan kinerja;

d. honorarium dalam rangka


pembayaran honor tetap, termasuk
honor pegawai honorer yang akan
diangkat menjadi pegawai dalam
rangka mendukung tugas pokok dan
fungsi UO yang bersangkutan;

e. uang lembur;

f. uang lauk pauk TNI/Polri;

g. uang makan pegawai ASN;

h. gaji pokok dan tunjangan pegawai


non PNS pada Lembaga/Komisi,

5
PMK Nomor 102/PMK.02/2018 Tentang Klasifikasi Anggaran.
11

tunjangan tenaga pendidik non-PNS,


termasuk tunjangan profesi guru dan
dosen Non PNS;

i. tunjangan ikatan dinas; dan

j. tunjangan lain yang sah.


2. Operasional dan pemeliharaan a. Kebutuhan sehari-hari perkantoran
kantor (Komponen dengan kode (antara lain: ATK, barang cetak, alat
002 dalam sistem aplikasi) kebersihan, perlengkapan fotokopi/
komputer, langganan surat kabar/
berita/majalah, honor satpam, honor
cleaning service, honor sopir, honor
pramubakti (yang dipekerjakan secara
kontraktual), pengurusan sertifikat
tanah, dan pembayaran PBB;

b. Langganan daya dan jasa (antara


lain: listrik, telepon, air, gas, jasa pos
dan giro, telex, internet, bandwitdh,
komunikasi (khusus diplomat) sewa
kantor/gedung, sewa kendaraan dinas,
dan sewa mesin fotokopi;

c. pemeliharaan kantor (antara lain


pemeliharaan: bangunan/gedung ,
instalasi jaringan, sarana prasarana
kantor, kendaraan dinas dan
pengurusan pajak kendaraan dinas);
dan

d. pembayaran terkait operasional


kantor (antara lain: honor terkait
tenaga pendukung operasional kantor,
bahan makanan, penambah daya
tahan tubuh (hanya diberikan kepada
pegawai yang bekerja di tempat dengan
kondisi atau suhu tidak normal),
pemeriksaan kesehatan pegawai,
keprotokoleran (termasuk pas dan jasa
tol tamu), operasional pimpinan,
pelantikan/pengambilan sumpah
jabatan/pegawai, pakaian dinas,
pakaian kerja, dan perjalanan dinas
dalam rangka konsultasi/koordinasi).

Ketentuan terkait komponen dengan kode 001 dan 002 sebagai


berikut:

1) Merupakan komponen dari keluaran (output) Layanan


Perkantoran;

2) Bersifat permanen;

3) Merupakan komponen belanja yang wajib dipenuhi


pengalokasiannya;

4) Komponen 001 menggunakan akun belanja pegawai dan


komponen 002 menggunakan akun belanja barang; dan
12

5) Detail komponen 001 dan 002 dalam keluaran (output) layanan


perkantoran dapat disesuaikan dengan kebutuhan Satker, sepanjang
masih dalam kelompok akun belanja.

Belanja Non-Operasional. Selain Belanja Operasional, dalam proses


penyusunan RKA juga distandardisasikan perincian untuk komponen
dukungan operasional pertahanan dan keamanan (Belanja Non-
Operasional).

No Uraian Detail
1. Dukungan Operasional a. Belanja pegawai (tunjangan
pertahanan keamanan khusus);
(komponen dengan kode 003
dalam sistem informasi) b. Belanja barang operasional lainnya;

c. Belanja langganan daya dan jasa;

d. Belanja pemeliharaan (gedung/


Alutsista); dan

e. Belanja perjalanan dinas biasa/


tetap.

Ketentuan terkait komponen dengan kode 003 sebagai berikut:

1) Hanya dimiliki oleh Kementerian/Lembaga yang mempunyai


tugas dan fungsi di bidang pertahanan dan keamanan, antara lain :
Kementerian Pertahanan dan Polri;

2) Komponen ini merupakan bagian/tahapan dari keluaran


(output) teknis (sesuai tugas dan fungsi Satker);

3) Menggunakan akun belanja barang; dan

4) Merupakan komponen belanja yang juga wajib dipenuhi


pengalokasiannya oleh Kementerian/Lembaga, namun tidak dapat
dikategorikan sebagai belanja operasional.

Selain komponen dengan kode 003, terdapat komponen dengan kode


051 dalam sistem informasi yang juga termasuk dalam belanja non-
operasional. Adapun kode ini digunakan untuk detail yang tergolong dalam
belanja modal. Referensi terkait penggunaan kode akun (belanja pegawai,
belanja barang dan belanja modal) dituangkan dalam Pedoman Kode
Program dan Anggaran di Lingkungan TNI AD.

BAB III
MEKANISME PENYUSUNAN RKA

12. Umum. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) merupakan dokumen


perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan dalam satu
tahun anggaran. Dokumen ini disusun secara berjenjang mulai dari tingkat
Satker, Kotama, Balakpus serta UO TNI AD. Penyusunan RKA dilakukan dengan
menggunakan sistem aplikasi yang dibangun oleh Kementerian Keuangan yaitu
Sistem Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI). Penyusunan RKA di
13

lingkungan Kemhan RI termasuk UO TNI AD secara khusus 6 mengikuti aturan


sebagai berikut:

Pengalokasian anggaran untuk keperluan belanja pegawai dan


sebagian belanja barang operasional, mulai dilakukan langsung sampai
dengan tingkat Satker, selain lima Satker (UO) yang sudah ada; dan

Pengalokasian anggaran selain untuk keperluan belanja pegawai dan


sebagian belanja barang operasional dilakukan secara terpusat (pada
tingkat UO).

13. Tim penyusun. Penyusunan rencana kerja dan anggaran dilaksanakan oleh
staf perencanaan di lingkungan TNI AD melalui pembentukan kelompok kerja

Tingkat UO TNI AD.

1) Tim Penyusun.

a) Asrena Kasad selaku Ketua koordinator;

b) Asisten Kasad lainnya sebagai koordinator tiap-tiap


bidang; dan

c) Pejabat lain yang ditunjuk sebagai anggota dan


pendukung.

2) Tugas dan Tanggung jawab.

a) memastikan hubungan logis antara sasaran program


beserta indikatornya dengan sasaran strategis Kemhan RI
beserta indikatornya;

b) menyusun informasi kinerja tingkat kegiatan yang akan


digunakan oleh Satker. lnformasi kinerja tersebut adalah
sasaran kegiatan serta indikatornya, keluaran (output) berupa
KRO dan RO serta indikatorya, dan komponen (optional);

c) melakukan penandaan anggaran (budget tagging) pada


level RO;

d) meneliti dan memastikan pagu anggaran/alokasi


anggaran UO TNI AD per program dan per jenis belanja telah
sesuai;

e) menetapkan sasaran kinerja untuk masing-masing


Satker mengacu pada dokumen RKP, Renja K/L dan Renja TNI
AD tahun berkenaan untuk volume Keluaran (Output) berupa
KRO dan RO, baik dalam kerangka angka dasar maupun untuk
usulan baru;

f) menetapkan Alokasi Anggaran masing-masing Satker


untuk:

(1) Alokasi Anggaran dalam kerangka angka dasar;

(2) Alokasi Anggaran untuk memenuhi usulan baru;


dan

6
Peraturan Dirjen Anggaran Kemkeu RI Nomor PER-4/AG/2022 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penelaahan
RKA K/L dan Pengesahan DIPA.
14

(3) Alokasi keluaran (output) prioritas sesuai dengan


kesepakatan tiga pihak (trilateral meeting).

g) menyiapkan daftar pagu perincian per Satker yang


berfungsi sebagai batas tertinggi pagu Satker, termasuk
perincian pagu per Satker untuk penggunaan PNBP lintas
Satker dalam satu unit eselon I;

h) menyusun dokumen pendukung, antara lain Kerangka


Acuan Kerja/Term Of Reference (TOR), Rincian Anggaran Biaya
(RAB), dan Format Penandaan Anggaran RO; dan

i) mengumpulkan dan menyatukan dokumen pendukung


teknis dari Satker, antara lain Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA) BLU, RKBMN yang telah disetujui DJKN, perhitungan
kebutuhan biaya pembangunan/renovasi bangunan gedung
negara atau yang sejenis, surat pernyataan dari masyarakat/
Pemda penerima barang yang akan diberikan oleh
Kementerian/Lembaga, Clearance khusus untuk belanja
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari pihak berwenang
(jika ada), dan data dukung teknis lainnya.

Tingkat Kotama/Balakpus.

1) Tim Penyusun.

a) Asren Kotama/Balakpus selaku Ketua koordinator;

b) Asisten Kotama/Balakpus lainnya sebagai koordinator


tiap-tiap bidang; dan

c) Pejabat lain yang ditunjuk sebagai anggota dan


pendukung.

2) Tugas dan Tanggung Jawab.

a) menyiapkan dokumen sebagai acuan maupun sebagai


dasar pencantuman sasaran Kinerja Kegiatan dan alokasi
anggaran Keluaran (output) yang berupa KRO dan RO dalam
RKA Satker, meliputi:

(1) informasi mengenai sasaran Kinerja (sampai


dengan tingkat Keluaran (output) dan Alokasi Anggaran
Kementerian/Lembaga untuk masing-masing Kegiatan
(termasuk sumber dana) sesuai kebijakan unit eselon I.
Informasi Kinerja tersebut terbagi dalam Alokasi
Anggaran Kementerian/Lembaga jenis Angka Dasar dan/
atau usulan baru;

(2) peraturan perundang-undangan dari Kementerian/


Lembaga lain terkait penyusunan RKA;

(3) dokumen Renja Kotama/Balakpus;

(4) referensi atau Juknis Penyusunan RKA;

(5) standar biaya untuk tahun yang direncanakan


(meliputi standar biaya masukan, standar biaya keluaran
15

dan standar struktur biaya), standar akuntansi


pemerintah.

b) meneliti dan memastikan kesesuaian dengan kebijakan


unit eselon I dalam hal:

(1) besaran Alokasi Anggaran pada Satker; dan

(2) besaran Angka Dasar dan/atau usulan baru.

c) Menghimpun RKA Satker untuk selanjutnya disampaikan


kepada Unit Organisasi.

Tingkat Satker.

1) Tim Penyusun.

a) Pejabat Perencanaan dan Anggaran Satker selaku Ketua


koordinator;

b) Pejabat staf lainnya sebagai koordinator tiap-tiap bidang;


dan

c) Pejabat lain yang ditunjuk sebagai anggota dan


pendukung.

2) Tugas dan Tanggung Jawab.

a) menyiapkan dokumen sebagai acuan maupun sebagai


dasar pencantuman sasaran Kinerja Kegiatan dan alokasi
anggaran Keluaran (Output) yang berupa KRO dan RO dalam
RKA Satker, meliputi:

(1) informasi mengenai sasaran Kinerja (sampai


dengan tingkat Keluaran (Output) dan Alokasi Anggaran
Kementerian/Lembaga untuk masing-masing Kegiatan
(termasuk sumber dana) sesuai kebijakan unit eselon I.
Informasi Kinerja tersebut terbagi dalam Alokasi
Anggaran Kementerian/Lembaga jenis Angka Dasar
dan/atau usulan baru;

(2) peraturan perundang-undangan dari Kementerian/


Lembaga lain terkait penyusunan RKA;

(3) dokumen Renja Satker;

(4) referensi atau Juknis Penyusunan RKA;

(5) standar biaya untuk tahun yang direncanakan


(meliputi standar biaya masukan, standar biaya keluaran
dan standar struktur biaya), standar akuntansi
pemerintah;

(6) persetujuan Menteri Keuangan atas penggunaan


dana PNBP; dan

(7) Rencana PNBP dalam bentuk target dan/atau pagu


penggunaan PNBP.

b) meneliti dan memastikan kesesuaian dengan kebijakan


unit eselon I dan Kotama/Balakpus dalam hal:
16

(1) besaran Alokasi Anggaran pada Satker; dan

(2) besaran Angka Dasar dan/atau usulan baru.

(3) menyusun Kertas Kerja Satker (KK Satker) dan RKA


Satker, dan selanjutnya KPA mengirim (submit) RKA
Satker;

(4) menyiapkan dokumen pendukung, seperti


KAK/TOR, RAB, Penandaan Anggaran (budget tagging),
dan untuk Satker BLU menyiapkan dokumen RBA BLU;

14. Tahapan. Proses Penyusunan RKA dilaksanakan melalui beberapa tahapan,


diawali dari rencana kebutuhan tahunan, penetapan pagu indikatif, pagu
anggaran dan alokasi anggaran.

Rencana Kebutuhan tahunan. Rencana kebutuhan tahunan berisi


perhitungan kebutuhan anggaran satu tahun (tahun yang direncanakan)
untuk mendukung tugas pokok dan fungsi TNI AD. Dokumen ini disusun
secara bottom up mulai dari tingkat Subsatker, Satker, Kotama/Balakpus
sampai dengan tingkat Angkatan Darat. Renbut ditetapkan pada periode
dua tahun sebelum tahun yang direncanakan dan menjadi masukan dalam
penyusunan Renbut tahunan satuan atas serta menjadi salah satu bahan
pertimbangan penentuan Angka Dasar serta menjadi masukan dalam
penyusunan Draft Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan Rancangan Awal
Renja.

Pagu Indikatif.

1) Angka Dasar. Prakiraan Maju yang telah dicantumkan pada


dokumen perencanaan dan penganggaran tahun sebelumnya akan
dijadikan Angka Dasar untuk perencanaan dan penganggaran pada
tahun anggaran yang direncanakan. Kementerian Pertahanan dalam
hal ini UO dapat melaksanakan Pemutakhiran Angka Dasar.
Selanjutnya, pada bulan Januari hingga Februari Kementerian
Keuangan akan melaksanakan Tinjau Ulang Angka Dasar serta
berkoordinasi dengan Kementerian PPN/Bappenas untuk
melaksanakan Pemutakhiran Angka Dasar sebagai salah satu bahan
dalam penyusunan Pagu Indikatif,

2) Penetapan Pagu Indikatif. Pagu Indikatif ditetapkan melalui


Surat Bersama Menteri Keuangan dan Menteri PPN/Kepala Bappenas
pada bulan Maret. Pagu Indikatif digunakan sebagai bahan
penyusunan Rancangan Awal RKP;

3) Rancangan Renja. Setelah penetapan Pagu Indikatif, sesuai


dengan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah (RKP),
Kementerian Pertahanan termasuk UO di dalamnya melaksanakan
pemutakhiran data melalui exercise program dan kegiatan serta
melaksanakan Trilateral Meeting (TM) dengan Kementerian Keuangan
dan Kementerian PPN/Bappenas guna pembahasan penyusunan
Rancangan Renja;

4) Rancangan Renja UO sebagai bagian dari Rancangan Renja K/L


disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian
PPN/Bappenas sebagai bahan penyempurnaan Rancangan RKP dan
penyusunan perincian pagu menurut UO, Fungsi, Program, dan
Kegiatan sebagai bagian dari RAPBN;
17

5) Pemerintah menyampaikan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN


dengan DPR yang meliputi Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-
Pokok Kebijakan Fiskal, RKP serta Rincian Unit Organisasi, Fungsi
dan Program; dan

6) Pemerintah kemudian menetapkan RKP dan ditindaklanjuti


oleh Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas dengan
menetapkan Pagu Anggaran.

Pagu Anggaran. Pagu Anggaran ditetapkan pada bulan Juni


dalam rangka penyusunan RKA. Adapun penyusunan RKA dilaksanakan
sebagai berikut:

1) Mekanisme Penyusunan Kertas Kerja (KK) Satker.

a) Penyusunan perincian anggaran belanja kegiatan yang


direncanakan pada Satker dituangkan ke dalam dokumen KK
Satker dengan menggunakan aplikasi yang dibangun oleh
Kementerian Keuangan. Informasi yang dituangkan pada KK
Satker merupakan informasi perincian anggaran belanja
keluaran (output) sampai dengan tingkat detil biaya.
Penyusunan KK Satker pada suatu Satker melalui langkah-
langkah sebagai berikut:

(1) Satker melakukan login aplikasi SAKTI;

(2) dalam pengisiannya mengikuti petunjuk pengisian


yang dijelaskan dalam buku manualnya. Dalam hal
pengisian kode akun, agar berpedoman pada Peraturan
Menteri Keuangan mengenai Bagan Akun Standar (BAS)
beserta peraturan pelaksanaannya;

(3) penyusunan perincian anggaran belanja Keluaran


(Output) dilakukan dengan dua cara:

(a) Menuangkan rencana belanja jenis Angka


Dasar Alokasi Anggaran pada suatu kegiatan
sampai dengan detil biaya. Data yang digunakan
adalah Prakiraan Maju yang dicantumkan pada
data hasil reviu Angka Dasar.

(b) Menuangkan kebijakan baru Pagu Anggaran:

i. Berkenaan dengan jenis kebijakan


baru Alokasi Anggaran K/L, Satker
menuangkan Alokasi Anggaran K/L pada
Satker secara rinci sampai dengan detail
biaya;

ii. Penuangan jenis kebijakan baru Pagu


Anggaran baru mengacu pada proposal
kebijakan baru yang telah disetujui untuk
tahun yang direncanakan;

iii. Dalam perhitungan Pagu Anggaran


mengutamakan penggunaan produksi dalam
negeri. Dengan kata lain, penggunaan produk
impor dibatasi;
18

iv. Setelah meyakini kebenaran semua


data yang ada, kemudian mencetak KK
Satker berkenaan; dan

v. melengkapi data dukung yang


diperlukan, untuk kemudian disampaikan
bersamaan dengan KK Satker yang telah
ditandatangani oleh KPA kepada unit eselon I
sebagai bahan penyusunan RKA TNI AD.

2) Mekanisme penyusunan RKA Satker.

a) Operator Satker melakukan login aplikasi SAKTI


kemudian melaksanakan perekaman data usulan (penyusunan
KK dan RKA Satker dilakukan dengan user yang sama, jadi
apabila sedang menyusun KK Satker tidak perlu login kembali).
Dalam hal kondisi tertentu, penyusunan RKA Satker dapat
dilaksanakan oleh operator unit eselon I.

b) proses pengisian yang dilakukan sesuai dengan petunjuk


dalam buku manual (dijelaskan pada Bab IV tentang Aplikasi
Penyusunan RKA), pada saat mengisi dalam rangka menyusun
KK Satker, akan digunakan juga dalam penyusunan RKA
Satker;

c) untuk mencetak RKA Satker, dapat memilih menu cetak


RKA Satker; dan

d) menyampaikan RKA Satker yang telah ditandatangani


oleh KPA bersamaan dengan KK Satker yang telah
ditandatangani oleh KPA dan data dukung terkait kepada
Kotama/Balakpus dan unit eselon I (Srenaad).

3) Mekanisme Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan.

Rencana anggaran Kegiatan merupakan dokumen untuk


merinci informasi Kinerja penganggaran dan kebutuhan
anggaran untuk setiap Kegiatan. Informasi yang terdapat pada
rencana anggaran Kegiatan secara otomatis akan terisi ketika
Satker selesai menyusun KK Satker dan RKA Satker. Informasi
yang harus ada pada RKA-K/L tingkat Kegiatan adalah sebagai
berikut:

a) Alokasi Kegiatan yang merupakan akumulasi dari


Keluaran (Output) berupa KRO dan RO di bawahnya.
Alokasi Kegiatan harus sama dengan pagu yang ada
pada Pagu Anggaran K/L;

b) Informasi Sasaran Kegiatan dan target Indikatornya;

c) Informasi Keluaran (Output) berupa KRO dan RO di


bawahnya dan alokasinya;

d) Indikator Keluaran (Output) berupa KRO dan RO di


bawahnya beserta target volume dan satuannya;

e) Penandaan Anggaran (Budget Tagging) pada level RO; dan

f) Informasi perincian biaya berupa: kelompok biaya, jenis


belanja sesuai dengan tahapan (komponen), dan sumber dana.
19

4) Mekanisme Penyusunan RKA Kotama/Balakpus.

a) Kotama/Balakpus menghimpun/mengkompilasi KK
Satker, RKA Satker dan rencana anggaran Kegiatan per
Kotama.

b) Kotama/Balakpus meneliti kelengkapan informasi


Kinerja yang digunakan dalam penyusunan RKA Kotama
(informasi mengenai Sasaran Kegiatan dan
indikatornya, serta Keluaran (output) berupa KRO dan
RO di bawahnya dan indikatornya).

c) Kotama/Balakpus memvalidasi Kinerja dan anggaran


program yang menjadi tanggungjawab Kotama
berkenaan dengan:

(1) total Pagu Anggaran Kotama;

(2) sumber dana yang terdiri atas Rupiah Murni,


Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Pinjaman Dalam
Negeri (PDN), Badan Layanan Umum (BLU), dan Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN); dan

(3) sasaran Kinerja Jenis barang/jasa serta volume


dan satuan Keluaran (Output).

d) Kotama/Balakpus meneliti dan menyaring relevansi


komponen (jika ada), dengan Keluaran (output) pada masing-
masing KK Satker.

e) Apabila terdapat ketidaksesuaian atas relevansi


komponen dengan Keluaran (output), Kotama
melakukan koordinasi dengan Satker untuk perbaikan
pada KK Satker dan RKA Satker.

f) Kotama/Balakpus melakukan perencanaan tentang


operasionalisasi kegiatan yang berisikan antara lain:

(1) identifkasi faktor-faktor pendukung (faktor


pegawai, sarana, dan prasarana) dan penghambat faktor
lingkungan/kultur kerja);

(2) identifikasi Satker pelaksana kegiatan; dan

(3) penjelasan mengenai perubahan Alokasi Anggaran


K/L belanja kegiatan dari yang sedang berjalan dengan
yang diusulkan;

g) Kotama/Balakpus meneliti kembali ketepatan penandaan


anggaran atau budget tagging dan melakukan perubahan yang
dibutuhkan.

h) Kotama/Balakpus menyampaikan RKA Kotama yang


telah direviu beserta data dukung terkait kepada Asrena Kasad
u.p. Paban II/Renproggar Srenaad untuk diteliti, kemudian
diteruskan kepada APIP untuk direviu.

5) Mekanisme Penyusunan RKA TNI AD.

a) Unit eselon I dengan supervisi oleh Srenaad


menghimpun/mengkompilasi RKA dan KK Kotama beserta
20

Satker jajarannya dan rencana anggaran Kegiatan per lingkup


unit eselon I berkenaan.

b) Unit eselon I dengan supervisi oleh Srenaad meneliti


kelengkapan informasi Kinerja yang digunakan dalam
penyusunan RKA-K/L (informasi mengenai Sasaran Kegiatan
dan indikatornya, serta Keluaran (output) berupa KRO dan RO
di bawahnya dan indikatornya).

c) Unit eselon I dengan supervisi oleh Srenaad memvalidasi


Kinerja dan anggaran program yang menjadi tanggung jawab
unit eselon I berkenaan dengan:

(1) total Pagu Anggaran TNI AD;

(2) sumber dana yang terdiri atas Rupiah Murni,


Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Badan Layanan
Umum (BLU), dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN);
dan

(3) sasaran Kinerja Uenis barang/jasa serta volume


dan satuan Keluaran (output).

d) Unit eselon I dengan supervisi oleh Srenaad meneliti dan


menyaring relevansi komponen (jika ada), dengan Keluaran
(output) pada masing-masing KK Satker.

e) Apabila terdapat ketidaksesuaian atas relevansi


komponen dengan Keluaran (output), unit eselon I
melakukan koordinasi dengan Kotama dan Satker untuk
perbaikan pada KK Satker dan RKA Satker.

f) Unit eselon I dengan supervisi oleh Srenaad melakukan


perencanaan tentang operasionalisasi kegiatan yang berisikan
antara lain:

(1) identifkasi faktor-faktor pendukung (faktor


pegawai, sarana, dan prasarana) dan penghambat faktor
lingkungan/kultur kerja);

(2) identifikasi Satker pelaksana kegiatan; dan

(3) penjelasan mengenai perubahan Alokasi Anggaran


K/L belanja kegiatan dari yang sedang berjalan dengan
yang diusulkan;

g) Unit eselon I dengan supervisi oleh Srenaad meneliti


kembali ketepatan penandaan anggaran atau budget tagging
dan melakukan perubahan yang dibutuhkan.

h) Unit eselon I dalam hal ini Srenaad menyampaikan RKA


TNI AD yang telah di reviu APIP beserta data dukung terkait
kepada Sekjen Kemhan u.p. Dirjen Renhan Kemhan RI diteliti,
kemudian diteruskan kepada APIP Kemhan RI untuk direviu.

Alokasi Anggaran. Penyesuaian RKA berdasarkan Alokasi Anggaran.

1) Berdasarkan hasil kesepakatan pembahasan dengan Komisi I


DPR RI terkait Alokasi Anggaran, Kemhan menyesuaikan RKA-K/L.
Penyesuaian dimaksud adalah:
21

a) penyesuaian terhadap Angka Dasar apabila terdapat


perubahan parameter ekonomi (indeks inflasi atau indeks KPJM
untuk tahun yang direncanakan) dan/atau penyesuaian
parameter non ekonomi apabila terdapat perubahan kebijakan
sehingga berpengaruh terhadap besaran Alokasi Anggaran K/L;

b) adanya Program baru sebagai hasil kesepakatan


pembahasan dengan dengan komisi terkait di DPR RI; dan

c) Pergeseran anggaran antarprogram yang telah mendapat


persetujuan dengan komisi terkait di DPR RI.

2) Mekanisme Penyesuaian Kertas Kerja Satker.

a) melakukan login ke dalam aplikasi SAKTI untuk


selanjutnya melakukan penyesuaian-penyesuaian yang
dibutuhkan;

b) mengidentifikasi dan meneliti perubahan-perubahan


belanja sesuai dengan Alokasi Anggaran;

c) menyesuaikan Alokasi Anggaran Angka Dasar sampai


dengan tingkat detil dan menuangkan kebijakan baru Alokasi
Anggaran/Inisiatif Baru mengacu pada proposal yang telah
disetujui ke dalam anggaran;

d) melengkapi perubahan data dukung atas penyesuaian


terhadap Alokasi Anggaran; dan

e) menyampaikan Kertas Kerja Satker hasil penyesuaian


yang telah ditandatangani oleh KPA dan data dukung kepada
unit eselon I.

3) Mekanisme Penyesuaian Rencana Kerja dan Anggaran


Satker. Berdasarkan KK Satker yang telah disesuaikan, Satker juga
menyesuaikan RKA Satker dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) melakukan login ke dalam aplikasi SAKTI untuk


melakukan penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan;

b) mengidentifikasi dan meneliti perubahan-perubahan


informasi rencana Kinerja, dan target pendapatan, sesuai
dengan Alokasi Anggaran Satker dan pemutakhiran Rencana
PNBP dalam hal terdapat perubahan Rencana PNBP
berdasarkan kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam APBN;

c) kecuali untuk rencana penarikan dan target pendapatan,


data/informasi yang disesuaikan pada KK Satker secara
otomatis juga merubah data/informasi dalam RKA Satker;

d) meneliti kembali kesesuaian perincian belanja Satker


yang tertera pada RKA Satker dengan KK Satker hasil
penyesuaian;

e) setelah diyakini kebenarannya, mencetak RKA Satker


yang telah disesuaikan; dan

f) menyampaikan RKA Satker yang telah disesuaikan dan


ditandatangani oleh KPA bersamaan dengan KK Satker yang
telah disesuaikan beserta data dukung terkait kepada unit
eselon I.
22

4) Mekanisme Penyesuaian Rencana Anggaran Kegiatan. Proses


penyesuaian Rencana Anggaran Kegiatan berbarengan dengan
perbaikan terhadap KK Satker dan RKA Satker. Sama halnya dengan
proses penyusunan, dalam proses perbaikan unit eselon I harus
memperhatikan rumusan kinerja, alokasi, serta target-target yang
berubah sesuai dengan penetapan Alokasi Anggaran K/L.

5) Mekanisme Penyesuaian Rencana Kerja dan Anggaran


Kotama.

a) Kotama menghimpun/mengkompilasi RKA dan KK Satker


jajarannya dan rencana anggaran Kegiatan per
Kotama yang telah disesuaikan;

b) mengidentifikasi dan meneliti perubahan-perubahan


informasi rencana Kinerja, dan target pendapatan, sesuai
dengan Alokasi Anggaran Kotama dan pemutakhiran Rencana
PNBP dalam hal terdapat perubahan Rencana PNBP
berdasarkan kesepakatan Pemerintah dan DPR dalam APBN;

c) kecuali untuk rencana penarikan dan target pendapatan,


data/informasi yang disesuaikan pada KK Satker secara
otomatis juga merubah data/informasi dalam RKA Satker;

d) meneliti kembali kesesuaian perincian belanja Satker


jajarannya yang tertera pada RKA dan KK masing-masing
Satker hasil penyesuaian;

e) setelah diyakini kebenarannya, mencetak RKA Kotama


yang telah disesuaikan; dan

f) menyampaikan RKA Kotama yang telah disesuaikan dan


ditandatangani oleh Pangkotama bersamaan dengan RKA dan
KK Satker yang telah disesuaikan beserta data dukung terkait
kepada Asrena Kasad u.p. Paban II/Renproggar Srenaad.

6) Mekanisme Penyesuaian RKA TNI AD.

a) Unit eselon I menghimpun/mengkompilasi RKA dan KK


Kotama beserta Satker jajarannya yang telah disesuaikan per
lingkup unit eselon I berkenaan;

b) Unit eselon I menyesuaikan RKA TNI AD berdasarkan RKA


dan KK Satker melalui aplikasi SAKTI;

c) Unit eselon I memvalidasi kinerja dan anggaran program


yang menjadi tanggung jawab unit eselon I berkenaan dengan:

(1) total Alokasi Anggaran TNI AD;

(2) sumber dana, yang terdiri atas Rupiah Murni,


PNBP, BLU, dan Surat Berharga Syariah Negara; dan

(3) Sasaran Kinerja jenis barang/jasa, indikator/


target Keluaran (output), serta volume dan satuannya;

d) Unit eselon I meneliti dan menyaring relevansi akun dan


detil belanja pada tiap-tiap tahapan dengan Keluaran (output)
(KRO dan RO) pada masing-masing KK Satker dan RKA Satker;
23

e) Apabila terdapat ketidaksesuaian atas relevansi akun dan


detil belanja pada tiap-tiap tahapan dengan Keluaran (output), unit
eselon I melakukan koordinasi dengan Kotama dan Satker untuk
perbaikan pada RKA Kotama serta RKA dan KK Satker; dan

f) Unit eselon I menyampaikan RKA TNI AD yang telah


disesuaikan dan data dukung kepada Sekjen Kemhan u.p.
Dirjen Renhan Kemhan RI.

15. Penetapan. Setelah melalui pentahapan penyusunan yang sudah dijelaskan


sebelumnya, maka RKA ditetapkan dengan mekanisme sebagai berikut:

tingkat UO TNI AD pada bulan September atau Oktober satu tahun


sebelum tahun yang direncanakan setelah penetapan RKA Kotama/
Balakpus. RKA ditetapkan dengan Keputusan Kasad, untuk kemudian
disampaikan kepada Menhan dan Panglima TNI sebagai masukan RKA
Kemhan dan TNI;

tingkat Kotama/Balakpus pada bulan September atau Oktober satu


tahun sebelum tahun yang direncanakan setelah penetapan RKA Satker.
RKA ditetapkan dengan Keputusan Pang/Dan/Kepala Balakpus, untuk
kemudian disampaikan kepada Kasad sebagai masukan RKA UO TNI AD;
dan

tingkat Satker pada bulan September atau Oktober satu tahun


sebelum tahun yang direncanakan setelah mendapatkan masukan dari
subSatker. RKA ditetapkan dengan Keputusan Ka Satker, untuk kemudian
disampaikan kepada Pang/Dan/Kepala Balakpus sebagai masukan RKA
Kotama/Balakpus.

16. Dokumen Pendukung.

Kerangka Acuan Kerja (KAK)/Term of reference (TOR).

KAK/TOR adalah dokumen yang menginformasikan gambaran umum


dan penjelasan mengenai keluaran kegiatan yang akan dicapai sesuai
dengan tugas dan fungsi K/L yang memuat latar belakang, penerima
manfaat, strategi pencapaian dan biaya yang diperlukan. KAK/TOR
merupakan dokumen perencanaan kegiatan yang berisi penjelasan/
keterangan mengenai apa, mengapa, siapa, kapan, dimana, bagaimana dan
berapa biaya suatu kegiatan.

Rincian Anggaran Biaya (RAB).

RAB adalah suatu dokumen yang berisi tahapan pelaksanaan,


perincian komponen-komponen masukan dan besaran biaya dari setiap
komponen suatu kegiatan. Dokumen RAB merupakan dokumen pendukung
KAK/TOR. Dalam penyusunan RAB harus memperhatikan standar biaya
yang telah ditetapkan baik berupa Standar Biaya Masukan (SBM), Standar
Biaya Keluaran (SBK) dan Norma Indeks.
24

VISUALISASI PENYUSUNAN RKA

Catatan: bagan di atas memvisualisasikan perencanaan


program dan anggaran untuk tahun 2023
25

BAB IV
APLIKASI PENYUSUNAN RKA

17. Umum. SAKTI adalah sistem yang mengintegrasikan proses


perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan serta pertanggungjawaban APBN
pada instansi pemerintah, yang merupakan bagian dari sistem pengelolaan
keuangan negara7. Aplikasi ini digunakan sebagai sarana bagi seluruh
Kementerian/Lembaga termasuk Kemhan dan TNI dalam mendukung
implementasi Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) untuk
melakukan pengelolaan keuangan negara mulai dari tahap perencanaan sampai
dengan tahap laporan atau pertanggungjawaban keuangan. Ketentuan-ketentuan
yang terdapat pada SAKTI adalah sebagai berikut:

SAKTI diaplikasikan dalam beberapa modul antara lain:

1) Modul Administrasi;
2) Modul Penganggaran;

3) Modul Komitmen;

4) Modul Bendahara;

5) Modul Pembayaran

6) Modul Persediaan;

7) Modul Aset Tetap;

8) Modul Piutang; dan

9) Modul Akuntansi dan Pelaporan.

SAKTI menggunakan database terpusat (single database) dan dapat


diakses oleh banyak user dari level Satker, Wilayah, Eselon Satu dan
Kementerian.

Hak akses SAKTI hanya diberikan kepada Pengguna sesuai dengan


kewenangannya.

Terhadap pengiriman data dari SAKTI ke SPAN dilakukan


pengamanan secara elektronik.

Penyelenggaraan pengamanan secara elektronik dilakukan dalam


bentuk Tanda Tangan Elektronik berupa One Time Password (OTP),
biometric, maupun bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KPA bertanggung jawab atas pelaksanaan operasional SAKTI di


Satker.

Penyusunan RKA dilaksanakan dengan menggunakan Modul


Penganggaran, untuk Satker yang belum memiliki akun SAKTI agar
melaksanakan pendaftaran user melalui Modul Administrasi.

18. Modul Administrasi.

Modul Administrasi8 pada Aplikasi SAKTI-Web adalah modul yang


digunakan satuan kerja untuk melakukan perekaman user, pejabat dan

7
PMK Nomor 171/PMK.05/2021 tentang Pelaksanaan Sistem SAKTI.
8
Juknis SAKTI WEB, Direktorat SITP Kemkeu RI 2021.
26

penandatangan. Kewenangan user pada Modul Admin SAKTI Web terdiri


dari:

1) Admin lokal bertugas untuk melakukan administrasi user,


pejabat dan penandatanganan.

2) KPA selaku approval anggaran dan Kuasa Pengguna Anggaran


pada Satker tersebut.

3) Operator Anggaran bertanggung jawab dalam kegiatan


operasional modul anggaran SAKTI Web.

Alur pendaftaran User SAKTI-Web.

1) Pendaftaran user SAKTI dilakukan oleh satuan kerja dengan


membawa tiga formulir kepada KPPN untuk dilakukan proses upload,
yakni:

a) Form Referensi Satker.

(1) Diisi berdasarkan level Satker berkenaan, yaitu:

(a) level Satker (unit terkecil);

(b) level Wilayah (Kanwil);

(c) level Unit (Eselon 1); dan


(d) level Kementerian.

(2) Tujuan dari pendaftaran referensi ini adalah


sebagai dasar dalam melakukan konsolidasi laporan unit
dibawahnya.

Contoh Form Referensi-Level Satker


27

Contoh Form Referensi-Level Wilayah (Kanwil)

Contoh Form Referensi-Level Unit (Eselon-1)


28

Contoh Form Referensi-Level Kementerian

(3) Yang harus diperhatikan pada pengisian referensi


Aplikasi SAKTI:

(a) Kode Satker : diisi dengan Kode Satker


Pengguna.

(b) Nama Satker : diisi deskripsi Satker


berdasarkan DIPA.

(c) Kode UAKPB : diisi sesuai dengan referensi


pada aplikasi SIMAK-BMN.

(d) Kode SP-DIPA : diisi sesuai dengan Kode SP-


DIPA tahun berjalan (optional).

(e) Alamat Satker : diisi sesuai dengan Alamat


Satker terkini.

(f) Kode Pos : diisi sesuai dengan kode pos


terkini.

(g) Nomor Telpon Satker : diisi sesuai


dengan nomer telepon terkini.

(h) No Fax Satker : diisi sesuai dengan nomer


fax terkini.

(i) Kode Lokasi : diisi sesuai kode lokasi


Satker berdasarkan DIPA.
29

(j) Nama Propinsi : diisi sesuai nama propinsi


Satker.

(k) Nama Kab/Kota : diisi sesuai nama


kabupaten/kota Satker.

(l) Nama Kecamatan : diisi sesuai nama


kecamatan Satker.

(m) Nama Kelurahan : diisi sesuai nama


kelurahan Satker.

(n) Kode Wilayah : diisi berdasarkan kode


wilayah pada SIMAK-BMN.

(o) Deskripsi Wilayah : diisi berdasarkan


deskripsi wilayah pada SIMAK-BMN.

(p) KPPN Bayar : diisi sesuai tiga digit kode


KPPN bayar.

(q) Jenis Satker : diisi sesuai jenis Satker


berdasarkan aplikasi SPAN.

(r) Unit Teknis : diisi sesuai unit teknis yang


dimiliki Satker.

(s) Kewenangan : diisi sesuai jenis


kewenangan pada DIPA.

(t) Peran Konsolidasi : diisi apakah selaku


konsolidator/bukan.

(u) Satker konsolidasi : diisi Satker yang


menjadi konsolidasian laporan (kanwil/eselon I-
nya) sebagai rujukan Satker terdaftar.

(v) Kode UAPBEI : diisi kode UAPB Eselon I


berdasarkan SIMAK BMN.

(w) Kode BA Pelaksana (K/L) : diisi kode 3


digit BA Pelaksana untuk DK/TP/UB.

(x) Kode Unit Eselon I Pelaksana : diisi kode 2


digit Eselon I Pelaksana untuk DK/TP/UB.

b) Form pendaftaran User SAKTI-Web (admin, operator dan


KPA). Satker mengisi Form pendaftaran user sesuai dengan
kebutuhan pengguna aplikasi SAKTI.
30

(1) Yang harus diperhatikan:

(a) Satker mengisi Form pendaftaran user dan


membuat SK user.

(b) Pastikan kode Satker sudah sesuai.

(c) Email harus menggunakan email kedinasan.

(d) Nomor HP harus valid dan aktif.

(e) Baris NPWP diisi tanpa pemisah symbol (-).

(2) Ketentuan penggunaan user pada SAKTI:

(a) Dalam 1 Satker hanya diperkenankan


mendaftarkan satu user KPA.

(b) Approver, Validator dan Operator untuk satu


modul yang sama tidak boleh dijabat oleh orang
yang sama.

(c) Dalam hal pendaftaran user piloting tahap ini


terkait dengan modul anggaran, maka KPA dan
Operator tidak boleh dijabat oleh orang yang sama.

i. User KPA tidak boleh merangkap user


operator anggaran.

ii. User admin diperbolehkan merangkap


user operator anggaran.

(d) Admin dan operator diperbolehkan untuk


didaftarkan lebih dari satu orang, contoh pengisian
form seperti telihat pada gambar berikut:

c) SK Penetapan user SAKTI. SK pendaftaran user dibuat


dan sesuai dengan isian pada formulir pendaftaran user.
(Contoh SK terlampir).

2) Setelah Satker selesai membuat Form Referensi Satker, Formulir


pendaftaran user SAKTI dan membuat SK user SAKTI. Seluruh
dokumen dikirimkan kepada KPPN bayar Satker bersangkutan dalam
bentuk hardcopy (telah bertanda tangan KPA), file dalam format pdf
untuk SK yang sudah ditandatangani dan file dalam format excel
sebagai lampiran.
31

3) KPPN akan melakukan pengecekan, mendaftarkan referensi


Satker, mendaftarkan user SAKTI dan mengadministrasikan SK yang
diterima. User yang dibuat oleh Satker akan berstatus Tunggu
Approve KPPN.

4) KPPN akan melakukan approve user sehingga status user


menjadi aktif dan dapat digunakan. Pada saat yang sama, user dan
password akan dikirimkan oleh sistem kepada alamat email yang
didaftarkan di SAKTI.

Tampilan Modul Admin SAKTI-Web.

Ketika User siap digunakan, Satker dapat melakukan login


SAKTI-Web. Pastikan untuk menggunakan browser Mozilla Firefox
atau Google Chrome dengan versi terbaru.

1) Masuk ke aplikasi SAKTI-Web menggunakan browser Mozilla


Firefox atau Google Chrome terbaru.

2) Masukkan user dan password yang telah dimiliki, sesuaikan


tahun anggaran dengan tujuan penggunaan. (role admin).
32

3) Setelah user dan password dimasukkan, kemudian akan tampil


menu utama.

4) Susunan menu pada modul Admin dapat digambarkan sebagai


berikut:

Ubah password. Setelah pengguna mendapatkan kata sandi awal,


maka pengguna dianjurkan untuk segera mengubah kata sandi. Hal ini
berlaku untuk semua user termasuk admin.

Perubahan user. Prosedur perubahan user sama dengan prosedur


pendaftaran user, Satker membawa Formulir pendaftaran user SAKTI dan
SK user SAKTI perubahan. Dokumen dikirimkan kepada KPPN bayar Satker
bersangkutan dalam bentuk hardcopy, file dalam format pdf untuk SK yang
sudah ditandatangani dan file dalam format excel sebagai lampiran.

Tugas Admin lokal. Setelah pengajuan user SAKTI disetujui oleh KPPN
mitra kerja, Admin lokal melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pengecekan kebenaran data (kewenangan operator, validator


maupun approver) dilaksanakan melalui tree menu: Administrasi →
Admin → Pengelola Pengguna dan Kontrol Akses → Pengelolaan
pengguna.
33

Sebagai langkah awal pelaksanaan SAKTI, pengecekan dapat


dilakukan pada level:
Kewenangan Peran Kelompok Pengguna
KPA ROLE_APPROVER ANGGARAN_APPROVER
Operator RKA K/L ROLE_OPERATOR ANGGARAN OPERATOR
Supervisor ROLE_ADMIN ADMIN_LOKAL

Contoh kelompok pengguna ANGGARAN_OPERATOR

2) Melengkapi input data pejabat. Dapat dilakukan melalui tree


menu : Administrasi → Umum → Jabatan → Pejabat.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengisian


referensi pejabat yaitu:

a) Pada bagian kolom SK diisi sesuai dengan SK Penunjukan


Pejabat.

(1) Jabatan : diisi jabatan sesuai SK.

(2) Peran : diisi peran sesuai SK (pada umumnya


uraian sama dengan nama jabatan).
34

(3) Pengangkatan : diisi dengan pemberi mandat


jabatan pada SK.

(4) Penandatanganan : diisi penandatanganan SK.

(5) Nomor : diisi sesuai nomor SK/SPRIN/Surat Tugas.

b) Dalam hal pejabat di suatu instansi berhalangan, hal


yang harus diperhatikan mengenai rangkap jabatan:

(1) Rangkap jabatan antara KPA dengan PPK atau


PPSPM masih diperkenankan.

(2) Tidak diperkenankan adanya rangkap jabatan


antara PPK dengan PPSPM.

(3) Diperkenankan dalam 1 Satker terdapat lebih dari


1 PPK.

c) Dalam hal pada Satker memiliki keterbatasan jumlah


pegawai sehingga tidak memungkinkan menunjuk operator
SAKTI berstatus PNS, pejabat yang berwenang dapat menunjuk
PPNPN/P3K sebagai operator SAKTI.

3) Melengkapi input data penandatangan. Dapat dilakukan pada


tree menu : Administrasi → Umum → Penandatanganan →
Penandatanganan.

4) Setelah admin lokal telah melakukan verifikasi pengguna, maka


user pada aplikasi SAKTI-Web dapat menggunakan aplikasi tersebut.

19. Modul Penganggaran.9

Modul penganggaran adalah modul yang memuat proses Penyusunan


Rencana Kerja Anggaran sampai dengan penyusunan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran termasuk di dalamnya proses perencanaan
penyerapan anggaran dan penerimaan dalam periode satu tahun anggaran.

Modul penganggaran pada SAKTI meliputi:


1) Fungsi penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK) : SBK Total
dan SBK Indeks.

9
Juknis SAKTI WEB, Direktorat SITP Kemkeu RI 2021.
35

2) Fungsi penyusunan anggaran (kertas Kerja/RKAKL-DIPA):


Belanja, Pendapatan/Penerimaan, Informasi BLU, Informasi Valas/
PHLN, KPJM, Data Pegawai.

3) Fungsi penyusunan rencana penarikan dan penerimaan dana:


Hal III DIPA, Annual Finansial Plan (AFP) per bulan dalam satu tahun.

4) Fungsi pembuatan usulan revisi : Satker (POK), DIPA (Kanwil


DJPb/DJA).

Integrasi modul penganggaran pada SAKTI merupakan


gabungan dari beberapa aplikasi yang telah ada sebelumnya untuk
kemudian dilakukan penyatuan sehingga tercipta penyederhanaan
proses kerja hanya melalui satu aplikasi saja.

Proses ini merupakan proses penyusunan rencana kerja dan


anggaran Satker yang nantinya akan disahkanmenjadi dokumen
pelaksanaan anggaran (DIPA) tahun anggaran berikutnya. Proses
yang ada pada aplikasi SAKTI dimulai dari usulan satuan kerja yang
nantinya akan disampaikan ke level Unit Eselon I dan selanjutnya
akan disampaikan ke Direktorat Jenderal Anggaran. Kegiatan ini
melibatkan dua level user yaitu Operator dan Approver (KPA), baik itu
di level Satker, Unit Eselon I, maupun DJA.

Perbedaan aplikasi SAKTI pada Modul Penganggaran dengan


RKA KL eksisting meliputi:
No SAKTI-Web RKAKL Eksisting
1. Pembagian role operator dan approver Tidak ada pembagian role
2. Single database Database belum terintegrasi
3. Pengiriman data usulan revisi otomatis Pengiriman ADK Manual
4. Terdapat log transaksi Tidak ada log transaksi
5. Locking Pagu
6. Alur keuangan yang streamlined dari
penganggaran, pelaksanaan hingga pelaporan

Role dalam modul penganggaran.

Terdapat beberapa role yang dalam modul penanggaran dibedakan


pada role operator Satker dan role Approver/KPA Satker dengan kewenangan
yang dimiliki oleh masing-masing role.
36

1) Operator Satker.

a) Membuat RKA Satker.

b) Mencetak RKAKL.

c) Mencetak Lampiran RKAKL.

d) Mencetak laporan-laporan.

e) Mengirim ADK DIPA revisi.

f) Merekam data POK (Rencana Penarikan Dana Bulanan).

g) Merestore dan merekam data pegawai.

h) Mencetak konsep DIPA.

i) Merekam usulan SBK (level unit).

j) Mengakses data referensi.

2) Approver/KPA Satker.

a) Persetujuan data Satker.

b) Persetujuan data Rencana Penarikan Dana (POK).

c) Persetujuan data Rencana Penarikan Pendapatan/


Penerimaan.

Status history pada aplikasi SAKTI terbagi menjadi beberapa kode:

a) D00 : RKA KL Awal.

b) B00 : DIPA Awal.

c) Axx : usulan Revisi DIPA ke xx.

d) Bxx : DIPA Revisi ke xx.

e) Cxx : Revisi Satker/POK.

Contoh form monitoring submit dan approve data untuk melihat history pada
aplikasi SAKTI
37

Alur penyusunan anggaran.

1) Satker.

a) Login pada tahun yang direncanakan.

b) Menu utility → pilih status D00 – RKAKL Awal.

c) Input data pada form belanja.

d) Menyesuaikan data Rencana Penarikan Dana (RPD) pada


form POK.

e) Mengisi data form pendapatan.

f) Mengisi data rencana penerimaan dan pendapatan


(bulanan).

g) Validasi data belanja.

h) Approval oleh KPA.

2) Unit eselon I.

a) Login pada tahun yang direncanakan.

b) Monitoring usulan RKA.

c) Persetujuan/penolakan usulan RKA Satker.

d) Membuat ADK RKA unit dan mengirimkan ke DJA.

3) DJA.

a) Monitoring usulan RKA.

b) Penelaahan RKA.

c) Persetujuan/penolakan usulan RKA.

Catatan:

1. Satker tetap mengirimkan


usulan RKA ke Kotama secara
administrasi utk dikompulir
menjadi RKA Kotama, sedangkan
secara sistem usulan RKA Satker
langsung dikirimkan ke Unit Eselon
I.

2. Unit Eselon I (Srenaad) tetap


mengirimkan usulan RKA ke
Kemhan secara administrasi utk
dikompulir menjadi RKA Kemhan
dan TNI, sedangkan secara sistem
usulan RKA TNI AD langsung
dikirimkan ke DJA.
38

Proses penyusunan RKA-KL menggunakan aplikasi SAKTI. Terdapat


beberapa cara untuk melakukan penyusunan RKA KL pada aplikasi SAKTI,
yaitu:

1) Migrasi data RKA dari data DIPA terakhir tahun anggaran


sebelumnya.

a) Login operator anggaran pada tahun anggaran


berikutnya. Dapat dilakukan dengan cara: pilih menu
penganggaran → utility → memilih status histrory → pilih status
history RKAKL Awal → klik Ok.

b) Kemudian masuk ke menu RUH → Migrasi RKAKL → klik


tombol pencari untuk memilih Satker. Kemudian akan muncul
data DIPA terakhir tahun lalu. Untuk melakukan migrasi data,
cukup klik tombol mapping kode kemudian klik tombol Proses.
39

c) Setelah proses berhasil dilakukan, maka akan ada


notifikasi “Berhasil Simpan” dan data RKAKL akan termigrasi.

d) Untuk memeriksa hasil kerja yang telah dilakukan, dapat


masuk melalui menu monitoring submit dan approve data.
40

e) Langkah selajutnya adalah penyesuaian RPD pada menu


POK, input form pendapatan, input estimasi pendapatan/
penerimaan, validasi data belanja, serta approval oleh KPA.

f) Ketika proses migrasi pada tingkat operator Satker telah


dilakukan, namun belum di approve oleh KPA, status history
dapat dihapus (menggunakan role aprrover). Namun untuk
melakukan proses ini harap berhati-hati, dikarenakan proses
ini tidak dapat di undo. Untuk menghapus data status history,
dapat dilakukan melalui menu Utility → Hapus data.

Sebaiknya biasakan untuk selalu memeriksa monitoring submit


dan approve data setiap kali ada perubahan status history,
karena dari menu tersebut kita dapat melihat perbandingan
status history RKA KL awal sebelum dan setelah dihapus.

2) Input data RKA dari awal.

a) Login operator anggaran pada tahun anggaran yang


direncanakan melalui menu Utility → memilih status memory →
Pilih status history RKAKL Awal → Ok
41

b) Masuk ke menu RUH → Belanja Redesain → pilih Satker


→ Ok.

c) Selanjutnya pada tampilan akan terdapat tombol-tombol


yang berguna untuk melakukan penginputan form belanja,
seperti rekam KRO, cari, kalkulator, hapus, ubah, copy, paste,
cetak, simpan dan keluar.
42

d) Untuk mulai melakukan penginputan data, klik tombol


Rekam KRO dan akan muncul dialog box seperti pada gambar.
Lalu isi data sesuai kebutuhan dan klik Ok.

Tampilan sebelum diisi data

Tampilan setelah diisi data

e) Setelah selesai, data output akan muncul bersama dengan


Program dan Kegiatan secara otomatis.
43

f) Untuk mulai menginput data RO, klik pada baris KRO.

g) Akan muncul box Rekam RO.

h) Klik tombol Rekam RO, kemudian isi data sesuai


kebutuhan, klik tombol “Ok”.

Tampilan sebelum diisi data


44

Tampilan setelah diisi data

i) Setelah RO berhasil diinput, maka data RO akan muncul


pada form. Apabila ingin melanjutkan untuk mnginput
komponen, klik pada RO untuk memunculkan tombol ”Rekam
Komponen”.
45

j) Klik tombol “Rekam Komponen” pada form belanja, maka


akan muncul dialog box seperti pada gambar. Isi data sesuai
kebutuhan, lalu klik tombol “Ok”.

Tampilan sebelum diisi data

Tampilan setelah diisi data

k) Setelah berhasil input data Komponen, maka data akan


muncul pada form belanja. Kemudian untuk melanjutkan
merekam sub komponen, klik pada tombol “Sub Komponen”.
46

l) Setelah klik tombol “Rekam Sub Komponen”, maka akan


muncul dialog box seperti gambar. Lalu isi data sesuai
kebutuhan.

m) Setelah berhasil input data Sub Komponen, maka data


akan muncul pad form belanja. Kemudian untuk melanjutkan
merekam Akun, klik baris Sub Komponen yang dituju, lalu klik
tombol “Rekam Akun”.

n) Setelah klik tombol “Rekam Akun”, maka akan muncul


dialog box seperti gambar di bawah. Lalu isikan data sesuai
kebutuhan, jika selesai lanjut klik “ok”.
47

o) Setelah berhasil input data Akun, maka data akan


muncul pada form belanja. Kemudian untuk melanjutkan
merekam Header 1, klik baris akun yang dituju, lalu klik tombol
“Rekam Header 1” (Optional). Selanjutnya untuk merekam
Header 2, klik baris Header yang dituju, lalu klik tombol “Rekam
Header 2” (Optional).
48

Tampilan setelah header diisi

p) Setelah berhasil input data header, maka data akan


muncul pada form belanja. Untuk melanjutkan merekam detail,
maka klik pada akun/header yang dituju, kemudian klik tombol
“Rekam Detail”.
49

q) Setelah berhasil input detail, maka data akan muncul


pada form belanja.

r) Catatan : Input data header 1 dan header 2 bersifat


optional, jika tidak dibutuhkan maka operator dapat langsung
input “Rekam detail” setelah melaksanakan “Rekam Akun”.
(seperti gambar dibawah ini).

s) Setelah form belanja selesai diinput, maka klik tombol


“Simpan”, pilih “Yes” dan tunggu sampai dengan muncul
notifikasi “berhasil disimpan” di pojok kanan atas.
50

t) Langkah berikutnya adalah melaksanakan penyesuaian


Rencana Penarikan Dana Bulanan pada menu RUH > RPD
Bulanan (Hal III). Klik tombol pencairan Satker untuk memilih
Satker dan menampilkan data POK untuk Satker tersebut.

u) Pilih KRO yang akan dilakukan penyesuaian RPD


Bulanan.
51

v) Setelah pilih KRO maka akan tampil data RPD. Klik


tombol “Renc. Penarikan” yang masih belum sesuai (warna
merah) untuk menyesuaikan rencana penarikan bulanan untuk
komponen tersebut, atau klik ikon expand (>) pada komponen
atau klik tombol “Tampilkan Semua” untuk menyesuaikan
rencana penarikan dari level detail.

w) Setelah klik tombol “Renc. Penarikan” maka akan muncul


dialog box seperti pada gambar berikut. Pagu yang telah
disediakan harus tidak bersisa supaya POK dapat divalidasi.
Terdapat empat metode (dasar hitung) penyesuaian RPD yaitu
Persen, Jumlah Penarikan, Rata-rata serta Rata Gaji. Operator
dapat memilih salah satu metode tersebut sesuai kebutuhan.

x) Setelah seluruh data RPD disesuaikan, klik “Simpan”


kemudian akan tampil form belanja dengan tombol “Renc.
Penarikan” yang telah sesuai (warna hijau toska).
52

y) Langkah selanjutnya khusus untuk penyusunan RKAKL


adalah mengisi form pendapatan. Caranya ke menu RUH →
Penerimaan/Pendapatan → Rekam (langkah ini dilakukan oleh
Satker PNPB dan BLU).

z) Setelah data selesai diinput lalu klik tombol “Simpan”,


kemudian akan muncul notifikasi di pojok kanan atas.
53

aa) Langkah selanjutnya yaitu menginput data Rencana


Penerimaan/Pendapatan bulanan yang dapat dilakukan pada
menu RUH → Rencana Penerimaan/Pendapatan. Kemudian
pilih kategori sesuai data yang telah diinput.

bb) Pilih data yang akan dilaksanakan penyesuaian, lalu klik


tombol “Ubah”.

cc) Setelah klik tombol “Ubah” akan muncul dialog box


seperti gambar. Lalu operator dapat melaksanakan penyesuaian
data dengan 3 metode yaitu Persen, Jumlah Penerimaan serta
Rata-rata (pilih salah satu) kemudian klik “Simpan” dan akan
muncul notifikasi “berhasil disimpan” di pojok kanan atas.
54

dd) Setelah selesai, pilih ikon (x), kemudian klik tombol


“Tutup” dan pilih “Ya”.

ee) Langkah terakhir yang harus dilakukan operator sebelum


data belanja dapat diapprove oleh KPA adalah melakukan
Validasi Data Belanja untuk mengetahui secara sistem, langkah
mana yang terlewati atau belum sesuai. Langkah ini dapat
dilakukan dengan cara ke menu RUH → Validasi Data Belanja
→ Pilih kriteria → dan pilih history data yang akan divalidasi →
klik tombol “Proses”.
55

ff) Apabila data valid maka akan muncul notifikasi “data


valid” seperti pada gambar.

gg) Dalam hal data belum valid, maka akan muncul notifikasi
“data belum valid”.

hh) Data yang belum valid dapat dilihat penjelasannya pada


tombol “Unduh Validasi” dan “Lihat Kode Validasi”.
56

ii) Kemudian buka file hasil unduhan (Form Cetak Validasi


belanja) dan cek kesalahan data yang harus diperbaiki. Sebagai
contoh pada gambar di bawah ini terjadi kesalahan pada data
sebagai berikut:

(1) WA : Program Dukungan Manajemen.

(2) 6498 : Kegiatan Pengelolaan Organisasi dan SDM.

(3) EBA : KRO Layanan Dukungan Manajemen


Internal.

(4) 994 : RO Layanan Perkantoran.

(5) 001 : Komponen Operasional.

(6) 511211 : Akun 511211.

(7) 0053 : kode kesalahan 0053 (cek penjelasan Form


Kode Validasi belanja). Kode 0053 adalah kesalahan
Jumlah rencana penarikan tidak sama dengan pagu
RKAKL. Sehingga perlu dilakukan penyesuaian RPD pada
data yang terletak di poin (1) sampai (6).

Form Cetak Validasi Belanja

Form Kode Validasi Belanja

jj) Untuk melakukan penyesuaian RPD dapat mengikuti


langkah-langkah pada huruf v) sampai x).

kk) Setelah seluruh data dinyatakan valid, maka KPA dapat


melakukan approval dengan cara login SAKTI menggunakan
akun approver → Menu Penganggaran → Monitoring →
Monitoring Submit dan Approve Data. KPA mengklik baris yang
akan diapprove, kemudian conteng kolom “S” yaitu singkatan
dari “Satker” kemudian klik tombol “Simpan”. Apabila proses ini
berhasil dilakukan, maka unit dapat melihat data usulan Satker
untuk kemudian diproses lebih lanjut.
57

3) Monitoring usulan RKAKL dari Satker oleh Unit.

a) Unit dapat melakukan monitoring usulan RKAKL dari


Satker. Operator unit dapat membuat, memeriksa, menghapus
serta mengubah data usulan RKA yang telah diajukan oleh
Satker. Langkah pertama login sebagai operator unit pada tahun
anggaran yang direncanakan dan masuk ke menu
Penganggaran → Monitoring → Submit dan approve data.

b) Langkah selanjutnya, Unit melaksanakan validasi data


belanja dari Satker. Masuk ke menu Penganggaran → RUH →
Validasi Data Belanja → Pilih Satker yang akan divalidasi → beri
tanda pada checkbox dan klik tombol “Proses”.
58

c) Setelah data dinyatakan valid, kegiatan selanjutnya


adalah approval oleh Kepala UO. Approval dilaksanakan dengan
cara masuk ke Menu Penganggaran → Monitoring → Monitoring
Submit dan Approve Data. Kepala UO mengklik baris yang akan
diapprove, kemudian conteng kolom “U” yaitu singkatan dari
“Unit” kemudian klik tombol “Simpan”. Apabila proses ini
berhasil dilakukan, maka akan muncul notifikasi pada pojok
kanan atas.

d) Rangkaian proses penyusunan RKA oleh Unit selesai.


Tahap selanjutnya adalah monitoring usulan RKAKL dari unit
yang dilakukan oleh Kemhan untuk ditindaklanjuti ke Kemkeu
RI sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku.

Unduh dokumen RKA.

1) Setelah rangkaian penyusunan RKA dilaksanakan, maka


Satker dapat mengunduh dokumen RKA yang telah disusun dengan
cara login sebagai operator → menu Penganggaran → Laporan/Cetak
→ RKA Satker → contreng checkbox pada kolom cetak → contreng
checkbox pada Bagian A, B dan C → klik tombol “Unduh”.
59

2) File yang berhasil diunduh dapat dibuka sesuai masing-masing


bagian (A,B dan C) dan selanjutnya dapat dicetak sebagai RKA Satker.

3) RKA Satker yang telah diunduh atau dicetak dikirimkan ke


Sren Kotama untuk selanjutnya dikompulir menjadi RKA Kotama.

4) Unit eselon 1 (Srenaad) dapat mengunduh RKA seluruh Satker


jajarannya dengan mengikuti langkah pada poin 1) dan 2), selanjutnya
seluruh RKA Satker tersebut dikompulir menjadi RKA TNI AD.

Unduh dokumen Rincian Kertas Kerja Satker (RKKS).

1) Penyusunan perincian anggaran belanja kegiatan yang


direncanakan pada Satker dituangkan dalam dokumen Rincian Kertas
Kerja Satker (RKKS). Informasi yang dituangkan dalam RKKS
merupakan informasi perincian anggaran belanja keluaran (output)
sampai dengan tingkat detail biaya.

2) Satker dapat mengunduh dokumen RKKS yang telah disusun


dengan cara login sebagai operator → menu Penganggaran →
Laporan/Cetak → Rincian Kertas Kerja Satker → pilih Satker → klik
tombol “Unduh PDF atau Unduh Excel”.
60

3) Satker dapat memedomani RKKS yang telah diunduh sebagai


referensi dalam realisasi belanja Satker setelah pengesahan DIPA oleh
Kemkeu RI.

BAB V
PENUTUP

20. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Petunjuk
Teknis Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di Lingkungan TNI AD ini akan
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penyusunan dokumen yang
dihasilkan, sehingga produk yang dihasilkan dapat menjadi acuan dan
dipedomani pada proses perencanaan pembangunan TNI AD ke depan khususnya
penyusunan rencana kerja dan anggaran di lingkungan TNI AD.

21. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu dan berkaitan dengan


adanya kebutuhan untuk penyempurnaan Petunjuk Teknis Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran di Lingkungan TNI AD, agar disarankan kepada Kasad melalui
Dankodiklatad sesuai dengan mekanisme umpan balik.

Autentikasi a.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


DIREKTUR AJUDAN JENDERAL TNI AD, ASISTEN PERENCANAAN DAN ANGGARAN,

tertanda
DA
FAISAL AHMADI, S.I.P., M. M., CHRMP. KASURI
BRIGADIR JENDERAL TNI MAYOR JENDERAL TNI
61

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran A Keputusan Kasad


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/ 685 / VIII /2022
Tanggal 19 Agustus 2022

PENGERTIAN

1. Alokasi Anggaran. Alokasi Anggaran adalah batas tertinggi anggaran


pengeluaran yang dialokasikan kepada Kementerian/Lembaga berdasarkan hasil
pembahasan Rancangan APBN yang dituangkan dalam berita acara hasil
kesepakatan pembahasan rancangan APBN antara Pemerintah dan Dewan
Perwakilan Rakyat. (PMK Nomor 208/PMK.02/2019 tentang Juksun dan Telaah
RKA K/L dan Pengesahan DIPA).

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. APBN adalah rencana


keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. (PMK Nomor 208/PMK.02/2019 tentang Juksun dan Telaah RKA K/L
dan Pengesahan DIPA).

3. Angka Dasar. Angka Dasar adalah indikasi pagu Prakiraan Maju dari
Kegiatan-Kegiatan yang berulang dan/atau Kegiatan-kegiatan tahun jamak
berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan dan menjadi acuan penyusunan
Pagu Indikatif dari tahun anggaran yang direncanakan. (PMK Nomor
208/PMK.02/2019 tentang Juksun dan Telaah RKA K/L dan Pengesahan DIPA).

4. Arsip Data Komputer. ADK adalah arsip data dalam bentuk softcopy yang
disimpan dalam media penyimpanan digital. (PMK Nomor 171/PMK.05/2021
tentang Pelaksanaan Sistem SAKTI).

5. Badan Layanan Umum (BLU). Badan Layanan Umum adalah instansi di


lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam Kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktifitas. (PP Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan BLU).

6. Badan Pelaksana Pusat (Balakpus). Balakpus adalah satuan kerja tingkat


Markas Besar TNI dan Markas Besar Angkatan yang bertugas sebagai staf dan
pelaksana kegiatan di tingkat pusat dalam lingkup Markas Besar TNI atau
Markas Besar Angkatan. (Perpres Nomor 66 Tahun 2019 tentang Susunan
Organisasi TNI).

7. Belanja Pegawai. Belanja Pegawai adalah kompensasi terhadap pegawai


baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang, yang harus dibayarkan
kepada pegawai pemerintah dalam dan luar negeri, baik kepada pejabat negara,
pegawai negeri sipil, dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum
berstatus PNS dan/atau non-PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan dalam rangka mendukung tugas fungsi UO pemerintah. (PMK
Nomor 143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Lakgar Belanja Negara di
Lingkungan Kemhan dan TNI).

8. Belanja Barang dan Jasa. Belanja Barang dan Jasa adalah pengeluaran
untuk menampung pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai untuk
memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan dan pengadaan barang
yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada
masyarakat/Pemerintah Daerah dan belanja perjalanan. (PMK Nomor
143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Lakgar Belanja Negara di Lingkungan
Kemhan dan TNI).
62

9. Belanja Modal. Belanja Modal adalah pengeluaran untuk pembayaran


perolehan aset tetap dan/atau aset lainnya atau menambah nilai aset tetap
dan/atau aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi
dan melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap/aset lainnya yang ditetapkan
pemerintah. (PMK Nomor 143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Lakgar Belanja
Negara di Lingkungan Kemhan dan TNI).

10. Bendahara Umum Negara (BUN). BUN adalah pejabat yang diberi tugas
untuk melaksanakan fungsi bendahara umum negara. (PMK Nomor
143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Lakgar Belanja Negara di Lingkungan
Kemhan dan TNI).

11. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA adalah Dokumen


Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran
dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN. (PMK
Nomor 208/PMK.02/2019 tentang Juksun dan Telaah RKA K/L dan Pengesahan
DIPA).

12. Inisiatif Baru. Inisiatif Baru adalah usulan tambahan rencana kinerja
selain yang telah dicantumkan dalam Prakiraan Maju yang berupa Program,
Kegiatan, Keluaran (Output), dan/atau komponen. (PMK Nomor
208/PMK.02/2019 tentang Juksun dan Telaah RKA K/L dan Pengesahan DIPA).

13. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). KPPN adalah instansi


vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kuasa dari
Bendahara Umum Negara untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Bendahara Umum Negara. (PMK Nomor 143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme
Lakgar Belanja Negara di Lingkungan Kemhan dan TNI).

14. Kebijakan. Kebijakan adalah penjabaran urusan pemerintahan dan/atau


prioritas pembangunan sesuai dengan visi dan misi Presiden yang rumusannya
mencerminkan bidang pertahanan dalam pemerintahan yang menjadi tanggung
jawab Kemhan dan/atau TNI, berisi satu atau beberapa upaya untuk mencapai
sasaran strategis penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan
indikator kinerja yang terukur, dalam bentuk kerangka regulasi, serta kerangka
pelayanan umum dan investasi pemerintah. (Perdirjen Renhan Kemhan RI Nomor
02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan Kemhan dan TNI).

15. Kegiatan. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh
satu atau beberapa Satker sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada
suatu Program dan terdiri atas sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
baik yang berupa personel (sumber daya manusia), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau ke semua
jenis sumber daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan
keluaran (output) Kegiatan dalam bentuk barang/jasa. (Perdirjen Renhan
Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan
Kemhan dan TNI).

16. Kegiatan Prioritas. Kegiatan Prioritas adalah kegiatan yang bersifat


signifikan dan strategis untuk mencapai Program Prioritas. (Perdirjen Renhan
Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan
Kemhan dan TNI).

17. Kementerian Pertahanan. Kemhan adalah Kementerian yang


menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertahanan. (PMK Nomor
143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Lakgar Belanja Negara di Lingkungan
Kemhan dan TNI).
63

18. Klasifikasi Anggaran. Klasifikasi Anggaran adalah pengelompokan


anggaran belanja negara berdasarkan struktur organisasi kementerian/ lembaga.
(Perdirjen Renhan Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut
di Lingkungan Kemhan dan TNI).

19. Klasifikasi Jenis Belanja. Klasifikasi Jenis Belanja adalah pengelompokan


anggaran belanja negara berdasarkan jenis belanja pada kementerian/lembaga.
(Perdirjen Renhan Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut
di Lingkungan Kemhan dan TNI.)

20. Klasifikasi Rincian Output (KRO). Klasifikasi Rincian Output adalah


kumpulan atas keluaran (output) K/L (Rincian Output) yang disusun dengan
mengelompokkan atau mengklasifikasikan muatan keluaran (output) yang
sejenis/serumpun berdasarkan sektor/bidang/jenis tertentu secara sistematis.
(SEB Menkeu dan Men PPN/Ka Bappenas tentang Pedoman RSPP).

21. Komando Utama (Kotama). Komando Utama adalah satuan komando


langsung di bawah pimpinan tertinggi suatu angkatan dan terdiri dari satuan-
satuan bawahan yang masing-masing bersifat komando. (Kep Kasad Nomor
Kep/906/IX/2019 tentang Kamus Istilah Militer TNI AD).

22. Komponen. Komponen adalah aktivitas berupa tahapan atau bagian yang
dilakukan untuk menunjang pencapaian Keluaran (Output) Kegiatan. (Perdirjen
Renhan Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di
Lingkungan Kemhan dan TNI).

23. Kuasa Pengguna Anggaran. KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa
dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab
penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
(PMK Nomor 143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Lakgar Belanja Negara di
Lingkungan Kemhan dan TNI).

24. Modul Administrasi adalah bagian dari SAKTI yang berfungsi untuk
mengelola data referensi dan data user SAKTI. (Juknis SAKTI WEB, Direktorat
SITP Kemkeu).

25. Modul Penganggaran adalah bagian dari SAKTI yang berfungsi untuk
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran sampai dengan penyusunan dokumen
pelaksanaan anggaran termasuk didalamnya proses perencanaan penyerapan
anggaran dan penerimaan/pendapatan dalam periode satu tahun anggaran.
(Juknis SAKTI WEB, Direktorat SITP Kemkeu).

26. Pagu Anggaran. Pagu Anggaran adalah batas tertinggi anggaran yang
dialokasikan kepada Kementerian/Lembaga dalam rangka penyusunan RKA
kementerian/Lembaga. (PMK Nomor 208/PMK.02/2019 tentang Juksun dan
Telaah RKA K/L dan Pengesahan DIPA).

27. Pagu Indikatif. Pagu Indikatif adalah ancar-ancar anggaran yang


diberikan kepada kementerian/lembaga sebagai pedoman dalam penyusunan
rencana kerja kementerian/lembaga. (PMK Nomor 208/PMK.02/2019 tentang
Juksun dan Telaah RKA K/L dan Pengesahan DIPA).

28. Pejabat Pembuat Komitmen. PPK adalah pejabat yang melaksanakan


kewenangan PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/ atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. (PMK Nomor
143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Lakgar Belanja Negara di Lingkungan
Kemhan dan TNI).
64

29. Pengguna Anggaran. PA adalah pejabat pemegang kewenangan


penggunaan anggaran Kementerian Negara/Lembaga. (PMK Nomor
143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme Lakgar Belanja Negara di Lingkungan
Kemhan dan TNI).

30. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Penerimaan Negara Bukan


Pajak adalah pungutan yang dibayar oleh orang pribadi atau badan dengan
memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas layanan atau
pemanfaatan sumber daya dan hak yang diperoleh negara berdasarkan
peraturan perundang-undangan, yang menjadi penerimaan pemerintah pusat di
luar penerimaan perpajakan dan hibah serta dikelola dalam mekanisme APBN.
(UU Nomor 9 Tahun 2018 tentang PNBP).

31. Pinjaman Dalam Negeri (PDN). Pinjaman Dalam Negeri adalah setiap
pinjaman oleh pemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri
yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu sesuai dengan masa
berlakunya. (PP Nomor 54 tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan dan
Penerusan PDN oleh Pemerintah).

32. Pinjaman Luar Negeri (PLN). Pinjaman Luar Negeri adalah setiap
pembiayaan melalui utang yang diperoleh pemerintah dari pemberi pinjaman
luar negeri yang diikat oleh suatu perjanjian pinjaman dan tidak berbentuk surat
berharga negara, yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu. (PP
Nomor 10 tahun 2011 tentang Tata Cara PLN dan Penerimaan Hibah).

33. Postur Pertahanan Negara (Postur Hanneg). Postur Hanneg adalah wujud
penampilan kekuatan pertahanan negara yang tercermin dari keterpaduan
kekuatan, kemampuan dan penggelaran sumber daya nasional yang ditata dalam
sistem pertahanan negara, terdiri atas komponen utama, komponen cadangan,
dan komponen pendukung. (Perdirjen Renhan Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020
tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan Kemhan dan TNI).

34. Postur TNI. Postur TNI adalah wujud penampilan TNI yang tercermin dari
keterpaduan kekuatan, kemampuan, dan gelar kekuatan TNI. (Perdirjen Renhan
Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan
Kemhan dan TNI).

35. Prakiraan Maju. Prakiraan Maju adalah proyeksi indikasi kebutuhan dana
unutk mencapai tingkat kinerja yang ditargetkan dalam jangka menengah. (PMK
Nomor 208/PMK.02/2019 tentang Juksun dan Telaah RKA K/L dan Pengesahan
DIPA).

36. Prioritas Nasional. Prioritas Nasional adalah program, kegiatan, proyek


untuk pencapaian sasaran rencana pembangunan jangka menengah nasional
dan kebijakan Presiden lainnya. (Perdirjen Renhan Kemhan RI Nomor 02 Tahun
2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan Kemhan dan TNI).

37. Prioritas Pembangunan. Prioritas Pembangunan adalah serangkaian


kebijakan yang dilaksanakan melalui prioritas nasional, program prioritas,
kegiatan prioritas, dan proyek prioritas. (Perdirjen Renhan Kemhan RI Nomor 02
Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan Kemhan dan TNI).

38. Program. Program adalah penjabaran kebijakan Kemhan dan TNI di


bidang tertentu yang dilaksanakan dalam bentuk upaya yang berisi satu atau
beberapa kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misinya yang dilaksanakan oleh
Kemhan dan TNI. (Perdirjen Renhan Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang
Tacar Sun Renbut di Lingkungan Kemhan dan TNI).
65

39. Program Prioritas. Program Prioritas adalah program yang bersifat


signifikan dan strategis untuk mencapai prioritas nasional. (Perdirjen Renhan
Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan
Kemhan dan TNI).

40. Proyek Prioritas. Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan oleh
Kemhan dan TNI yang memiliki sifat strategis dan jangka waktu tertentu untuk
mendukung pencapaian prioritas pembangunan, terdiri atas satu atau kumpulan
output Prioritas. (Perdirjen Renhan Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang
Tacar Sun Renbut di Lingkungan Kemhan dan TNI).

41. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. RKA-K/L,


adalah dokumen rencana keuangan tahunan Kementerian Negara/Lembaga yang
disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. (PMK Nomor
208/PMK.02/2019 tentang Juksun dan Telaah RKA K/L dan Pengesahan DIPA).

42. Rencana Kebutuhan Tahunan (Renbut Tahunan). Renbut Tahunan


adalah dokumen yang berisi perhitungan kebutuhan anggaran untuk satu tahun
(tahun yang direncanakan) untuk mendukung tugas pokok dan fungsi
Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia. (Perdirjen Renhan
Kemhan RI Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan
Kemhan dan TNI).

43. Rencana Penarikan Dana (RPD). Rencana Penarikan Dana adalah


rencana penarikan kebutuhan dana yang ditetapkan oleh Kuasa Pengguna
Anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Satker dalam periode 1 (satu) tahun yang
dituangkan dalam DIPA. (Juklak Kapuslapbinkuhan Nomor Juklak/28/XII/2021
tentang Pedoman Pelaksanaan SAKTI di lingkungan Kemhan dan TNI)

44. Rencana Penarikan Dana Bulanan. RPD Bulanan adalah rencana


penarikan kebutuhan dana bulanan untuk pelaksanaan kegiatan satuan kerja
dalam periode 1 (satu) tahun yang dituangkan dalam DIPA. (Juklak
Kapuslapbinkuhan Nomor Juklak/28/XII/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan
SAKTI di lingkungan Kemhan dan TNI).

45. Rencana Penarikan Dana Harian. RPD Harian adalah rencana penarikan
kebutuhan dana harian yang memuat tanggal penarikan dana, jenis belanja, dan
jumlah nominal penarikan. (Juklak Kapuslapbinkuhan Nomor
Juklak/28/XII/2021 tentang Pedoman Pelaksanaan SAKTI di lingkungan
Kemhan dan TNI).

46. Rencana Strategis (Renstra). Renstra adalah dokumen perencanaan


pembangunan untuk untuk lima tahun ke depan untuk dipedomani oleh satuan
bawahnya. (Permenhan Nomor 31 Tahun 2018 tentang SPP Hanneg).

47. Rincian Output (RO). Rincian Output adalah keluaran (output) riil yang
sangat spesifik yang dihasilkan oleh unit kerja K/L yang berfokus pada isu
dan/atau lokasi tertentu serta berkaitan langsung dengan tugas dan fungsi unit
kerja tersebut dalam mendukung pencapaian sasaran Kegiatan yang telah
ditetapkan. (SEB Menkeu dan Men PPN/Ka Bappenas tentang Pedoman RSPP).

48. Rupiah Murni (RM). Rupiah Murni adalah seluruh penerimaan


pemerintah, kecuali penerimaan pembiayaan proyek yang berasal dari pinjaman
luar negeri dan/atau dalam negeri. (PP Nomor 9 Tahun 2011 tentang Tacar
Pemberian Pinjaman Dari Pemerintah Kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia).
66

49. Rupiah Murni Pendamping (RMP). Rupiah Murni Pendamping adalah


dana rupiah murni yang harus disediakan pemerintah untuk mendampingi
pinjaman dan/atau hibah luar negeri. (PP Nomor 50 Tahun 2018 tentang Tacar
Pelaksanaan APBN).

50. Satuan Kerja (Satker). Satker adalah UO lini Kemhan/TNI yang


melaksanakan kegiatan Kemhan/TNI dan memiliki kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran. (PMK Nomor 143/PMK.05/2018 tentang
Mekanisme Lakgar Belanja Negara di Lingkungan Kemhan dan TNI).

51. Sasaran. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau
keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. (Perdirjen Renhan Kemhan RI
Nomor 02 Tahun 2020 tentang Tacar Sun Renbut di Lingkungan Kemhan dan
TNI).

52. Sasaran Kegiatan. Sasaran Kegiatan adalah hasil yang akan dicapai dari
suatu Kegiatan untuk pencapaian sasaran program yang mencerminkan
berfungsinya keluaran (output) kegiatan. (PMK Nomor 208/PMK.02/2019 tentang
Juksun dan Telaah RKA K/L dan Pengesahan DIPA).

53. Sasaran Program. Sasaran Program adalah hasil yang akan dicapai dari
suatu program untuk pencapaian sasaran strategis yang mencerminkan
berfungsinya keluaran (output) program. (PMK Nomor 208/PMK.02/2019 tentang
Juksun dan Telaah RKA K/L dan Pengesahan DIPA).

54. Sub Satuan Kerja (Sub Satker). Subsatker adalah bagian dari Satuan
Kerja (Satker) sebagai pengguna anggaran di lingkungan TNI AD. (Permenhan
Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunkin Pegawai di
Lingkungan Kemhan).

55. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Surat Berharga Syariah Negara
adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,
sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata
uang rupiah maupun valuta asing. (UU Nomor 19 Tahun 2008 tentang SBSN).

56. Tentara Nasional Indonesia. TNI adalah TNI Angkatan Darat, TNI
Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. (PMK Nomor 143/PMK.05/2018
tentang Mekanisme Lakgar Belanja Negara di Lingkungan Kemhan dan TNI).

57. Unit Eselon I. Unit Eselon I adalah tingkatan organisasi di lingkungan


Kemhan dan TNI yang memiliki kewenangan pengelolaan anggaran sesuai tugas
dan fungsi. Unit eselon I di lingkungan TNI AD yaitu Staf Umum Angkatan Darat
sesuai dengan fungsi kewasgiatan.

58. Unit Organisasi (UO). UO adalah tingkatan dalam organisasi pengelolaan


program dan anggaran di lingkungan Kemhan dan TNI, terdiri atas UO Kemhan,
UO Markas Besar TNI, UO Angkatan Darat, UO Angkatan Laut, dan UO
Angkatan Udara. (Permenhan Nomor 31 Tahun 2018 tentang SPP Hanneg).

Autentikasi a.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


DIREKTUR AJUDAN JENDERAL TNI AD, ASISTEN PERENCANAAN DAN ANGGARAN,

tertanda
DA
FAISAL AHMADI, S.I.P., M.M., CHRMP. KASURI
BRIGADIR JENDERAL TNI MAYOR JENDERAL TNI
TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran B Keputusan Kasad
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep / 685 / VIII /2022
Tanggal 19 Agustus 2022

DAFTAR FORMAT, PETUNJUK DAN CONTOH PENGISIAN

NO CONTOH
URAIAN HAL KET
URUT NOMOR
1. Format Buku Induk RKA 1 68

2. Petunjuk dan contoh pengisian Buku Induk 2 70


RKA

3. Format RKA (Bagian A, B dan C) 3 76

4. Format RKKS 4 79

5. Format KAK/TOR 5 80

6. Petunjuk pengisian KAK/TOR 6 81

7. Format RAB 7 84

8. Petunjuk pengisian RAB 8 85

Autentikasi a.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


DIREKTUR AJUDAN JENDERAL TNI AD, ASISTEN PERENCANAAN DAN ANGGARAN,

tertanda

FAISAL AHMADI, S.I.P., M.M., CHRMP. KASURI


BRIGADIR JENDERAL TNI MAYOR JENDERAL TNI
68

KOPSTUK
………………………………………… CONTOH NO: 1

FORMAT BUKU INDUK RENCANA KERJA DAN ANGGARAN


TNI AD/KOTAMA/BALAKPUS/SATKER TA XXXX

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

2. Maksud dan Tujuan.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

4. Dasar.

BAB II
FUNGSI, SUB FUNGSI, PROGRAM DAN KEGIATAN

5. Umum.

6. Fungsi.

7. Sub Fungsi.

8. Program dan Kegiatan.

BAB III
PAGU ALOKASI ANGGARAN YANG DIRINCI

9. Umum.

10. Anggaran per Program.

11. Anggaran per Jenis Belanja.

12. Anggaran per Sumber Dana.

BAB IV
SATUAN KERJA

13. Umum.

14. Kewenangan Kantor Pusat.

15. Kewenangan Kantor Daerah.


69

BAB V
PENUTUP

16. Penutup.

KA UO/PANGKOTAMA/KABALAKPUS/SATKER,

NAMA
PANGKAT

Daftar Sub Lampiran :

A. Sub Lampiran A RKA (Bagian A, B dan C)


B. Sub Lampiran B RKKS
70

KOPSTUK
CONTOH NO: 2
……………………………………………..

PETUNJUK DAN CONTOH PENGISIAN


BUKU INDUK RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
TNI AD/KOTAMA/BALAKPUS/SATKER

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TNI AD


TA 2023

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum. Terdiri dari 3 subpasal. Penjelasan masing-masing subpasal sebagai


berikut:

a. Subpasal a. Menjelaskan tentang latar belakang disusunnya Rencana


Kerja dan Anggaran TA 2023.

Contoh Pengisian:

Perencanaan program dan anggaran tahunan TNI AD disusun


melalui mekanisme top down dan bottom up. Mekanisme top down
dilaksanakan untuk memberikan panduan dan arahan terkait pokok-
pokok kebijakan Komando atas sedangkan mekanisme bottom up
dilaksanakan untuk mewadahi saran dan masukan dari satuan bawah
terkait program dan kegiatan dalam rangka pelaksanaan tugas
pokoknya.

b. Subpasal b. Menjelaskan fakta-fakta penyusunan Rencana Kerja dan


Anggaran TA 2023.

Contoh Pengisian:

Salah satu dokumen perencanaan program dan anggaran tahunan


yang disusun melalui mekanisme bottom up adalah Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA). RKA TNI AD disusun secara berjenjang pada level
keluaran (output), kegiatan dan program yang terdiri atas rencana kerja
dan anggaran satuan kerja (Satker) di lingkungan TNI AD. Penyusunan
RKA TNI AD mengacu pada dokumen Rencana Kerja TNI AD yang di
dalamnya telah memuat rumusan informasi kinerja sehingga dapat
mewujudkan penganggaran terpadu dan berbasis kinerja.

c. Subpasal c. Menjelaskan pentingnya penyusunan Rencana Kerja dan


Anggaran TA 2023.

Contoh Pengisian:

Agar Perencanaan Program dan Anggaran TNI AD TA 2023 lebih


terarah, valid, akuntabel dan legal maka perlu disusun dan ditetapkan
Rencana Kerja dan Anggaran TNI AD TA 2023 yang selanjutnya akan
menjadi masukan dalam penyusunan RKA Kemhan dan TNI TA 2023
serta sebagai pedoman dalam penyusunan Petunjuk Pelaksanaan
Program dan Anggaran (PPPA) TNI AD TA 2023.
71

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Uraian mengenai maksud disusunnya Rencana Kerja dan


Anggaran TNI AD.

Contoh Pengisian:

Memberikan gambaran dan penjelasan tentang Rencana Kerja dan


Anggaran TNI AD yang akan dilaksanakan pada tahun 2023.

b. Tujuan. Uraian mengenai tujuan disusunnya Rencana Kerja dan


Anggaran TNI AD.

Contoh Pengisian:

Sebagai masukan dalam penyusunan RKA Kemhan dan TNI TA


2023 serta menjadi pedoman dalam penyusunan PPPA TNI AD TA 2023.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Disii Ruang Lingkup dan Tata Urut
sesuai format Rencana Kerja dan Anggaran TNI AD.

Contoh Pengisian:

Pendahuluan

4. Dasar. Diisi dengan peraturan Perundang-undangan yang digunakan


sebagai dasar atau acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran TNI
AD.

Contoh Pengisian:

Peraturan Menteri Pertahanan RI Nomor 31 Tahun 2018 tentang Sistem


Perencanaan Pembangunan Pertahanan Negara (SPP Hanneg).

BAB II
FUNGSI, SUB FUNGSI, PROGRAM DAN KEGIATAN

5. Umum. Menguraikan mengenai penyusunan klasifikasi anggaran yang


terstruktur dan terinci menurut fungsi dan sub fungsi.

Contoh Pengisian:

Rencana Kerja dan Anggaran disusun secara terstruktur dan dirinci


berdasarkan klasifikasi anggaran. Salah satu klasifikasi anggaran tersebut
adalah klasifikasi menurut fungsi yang merinci anggaran belanja menurut
fungsi dan sub fungsi. Penggunaan fungsi dan sub fungsi disesuaikan dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing Kementerian/Lembaga.

6. Fungsi. Menguraikan mengenai fungsi sebagai perwujudan kepemerintahan


di bidang tertentu guna mencapai tujuan pembangunan nasional yang dituangkan
dalam Program dan Kegiatan dalam fungsi pertahanan.

Contoh Pengisian:

Fungsi adalah perwujudan dari kepemerintahan di bidang tertentu yang


dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional. TNI AD
sebagai bagian dari Kemhan RI menuangkan Program dan Kegiatan yang
dilaksanakan ke dalam Fungsi Pertahanan.
72

Kode Fungsi Uraian

02 Fungsi Pertahanan

7. Sub Fungsi. Menguraikan mengenai sub fungsi sebagai penjabaran lebih


lanjut dari fungsi.

Contoh Pengisian:

Sub fungsi merupakan penjabaran lebih lanjut dari fungsi. TNI AD


menjabarkan Program dan Kegiatan dalam Fungsi Pertahanan dengan Sub
Fungsi Pertahanan Negara.

Kode Sub Fungsi Uraian

01 Sub Fungsi Pertahanan Negara

8. Program dan Kegiatan. Menguraikan mengenai penjabaran Program dan


Kegiatan TNI AD sesuai dengan Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran.

Contoh Pengisian:

Berdasarkan Surat Bersama Menteri Keuangan RI dan Menteri


Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor S-122/MK.2/2020
dan B-517/M.PPN/D.8/PP.04.03/05/2020 tanggal 24 Juni 2020 tentang
Pedoman Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran, TNI AD telah
menindaklanjuti dengan menjabarkan Pagu Alokasi Anggaran TA 2022 ke
dalam 6 Program dan 20 Kegiatan yaitu:

a. Program Pelaksanaan Tugas TNI terdiri dari 1 (satu) kegiatan,


yaitu:

- Dukungan Kesiapan Operasi Matra Darat.

b. Program Profesionalisme dan Kesejahteraan Prajurit terdiri dari 5


(lima) kegiatan, yaitu:

1) Penyelenggaraan Pendidikan Matra Darat;

2) Penyelenggaraan Latihan Matra Darat;

3) Penyelenggaraan Kesehatan Matra Darat;

4) Pembinaan Psikologi Matra Darat; dan

5) Peningkatan Perumahan Dinas Matra Darat.

c. Program Moderinisasi Alutsista, non-Alutsista dan Sarana


Prasarana Pertahanan terdiri dari 6 (enam) kegiatan, yaitu:

1) Pengadaan Alutsista Matra Darat;

2) Pemeliharaan / Perawatan / Peningkatan Alutsista Matra


Darat;

3) Pembangunan / Pengadaan Sarpras Pertahanan Matra


Darat;

4) Pengadaan non-Alutsista Matra Darat;


73

5) Pemeliharaan / Perawatan / Peningkatan non-Alutsista


Matra Darat; dan

6) Pemeliharaan / Perawatan / Peningkatan Sarpras


Pertahanan Matra Darat.

d. Program Pembinaan Sumber Daya Pertahanan terdiri dari (1) satu


kegiatan yaitu:

- Pembinaan Teritorial.

e. Program Riset, Industri dan Pendidikan Tinggi Pertahanan terdiri


dari (1) satu kegiatan yaitu:

- Penelitian dan Pengembangan Pertahanan Matra Darat.

f. Program Dukungan Manajemen terdiri dari 6 (enam) kegiatan,


yaitu:

1) Pengelolaan Organisasi dan SDM;

2) Pengelolaan Keuangan, BMN dan Umum;

3) Pengelolaan Sistem Informasi dan Teknologi;

4) Pengelolaan Komunikasi dan Informasi Publik;

5) Legislasi dan Litigasi; dan

6) Pengelolaan Resiko, Pengendalian dan Pengawasan


Internal.

BAB III
PAGU ALOKASI ANGGARAN YANG DIRINCI

9. Umum. Menguraikan mengenai Pagu Alokasi Anggaran yang diterima TNI


AD.

Contoh Pengisian:

Berdasarkan Surat Menteri Keuangan RI Nomor S-909/ MK.02/2021


tanggal 4 Oktober 2021 tentang Penyampaian Pagu Alokasi Anggaran K/L TA
2022 dan Surat Menteri Pertahanan RI Nomor B/1932/ 18/02/5/DJREN
tanggal 5 Oktober 2021 tentang Penyampaian Alokasi Anggaran Kemhan dan
TNI TA 2022, Alokasi Anggaran TNI AD Tahun 2022 adalah sebesar
Rp62.341.714.368.000,00.

10. Anggaran per Program. Menguraikan mengenai Pagu Alokasi Anggaran TNI
AD Tahun 2022 per Program.

Contoh Pengisian:

Alokasi Anggaran TNI AD Tahun 2022 per Program sebagai berikut:

a. Program Pelaksanaan Tugas TNI Rp225.858.442.000,00.

b. Program Profesionalisme dan, Kesejahteraan Prajurit


Rp7.408.849.598.000,00.
74

c. Program Modernisasi Alutsista, non-Alutsista dan Sarana Prasarana


Pertahanan Rp10.099.357.636.000,00.

d. Program Pembinaan Sumber Daya Pertahanan Rp249.349.818.000,00.

e. Program Riset, Industri dan Pendidikan Tinggi Pertahanan


Rp70.190.914.000,00.

f. Program Dukungan Manajemen Rp44.288.107.960.000,00.

11. Anggaran per Jenis Belanja. Menguraikan mengenai Pagu Alokasi


Anggaran TNI AD Tahun 2022 per Jenis Belanja.

Contoh Pengisian:

Alokasi Anggaran TNI AD Tahun 2022 per Jenis Belanja sebagai


berikut:

a. Belanja Pegawai Rp36.587.433.840.000,00.

b. Belanja Barang Rp15.430.579.530.000,00.

1) Operasional Rp5.324.931.320.000,00.

2) Non-Operasional Rp10.105.648.210.000,00.

c. Belanja Modal Rp10.323.700.998.000,00.

12. Anggaran per Sumber Dana. Menguraikan mengenai Pagu Alokasi


Anggaran TNI AD Tahun 2022 per Sumber Dana.

Contoh Pengisian:

Alokasi Anggaran TNI AD Tahun 2022 per Sumber Dana sebagai


berikut:

a. Rupiah Murni (RM) Rp57.303.293.774.000,00.

b. PNBP Rp1.342.093.989.000,00.

c. BLU Rp2.762.961.125.000,00.

d. SBSN Rp933.365.480.000,00.

BAB IV
SATUAN KERJA

13. Umum. Menguraikan mengenai Satker penerima Daftar Isian Pelaksanaan


Anggaran (DIPA).

Contoh Pengisian:

Berdasarkan Keputusan Kasad Nomor Kep/430/XII/2020 tanggal 4


Desember 2020 tentang Penetapan Satuan Kerja, Penunjukan Kuasa
Pengguna Anggaran dan Penetapan Jenis Kewenangan Satuan Kerja
dilingkungan TNI AD TA 2022 terdapat 315 Satker sebagai penerima Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang terdiri dari 1 Satker Kewenangan
Kantor Pusat dan 314 Kewenangan Kantor Daerah.
75

14. Kewenangan Kantor Pusat. Menguraikan mengenai Satker Kewenangan


Kantor Pusat.

Contoh Pengisian:

- Satker Mabes TNI AD

15. Kewenangan Kantor Daerah. Menguraikan mengenai Satker Kewenangan


Kantor Daerah di Kotama/Balakpus.

Contoh Pengisian:

KODE
NO SATKER KEWENANGAN
SATKER
1 2 3 4

Kostrad

1. 684672 Makostrad Kantor Daerah

2. 684796 Zeni Kostrad Kantor Daerah

3. 684822 Hub Kostrad Kantor Daerah

4. 684818 Pal Kostrad Kantor Daerah

5. 684782 Bekang Kostrad Kantor Daerah

6. 684839 Divif 1/Prakasa Vira Ghupti Kantor Daerah

7. 684850 Brigif Raider 13/Galuh Rahayu Kantor Daerah

8. 684864 Brigif Para Raider 17/Sakti Budhi Kantor Daerah


Bhakti

BAB V
PENUTUP

16. Penutup. Dalam bab ini memuat simpulan secara singkat mengenai
rencana kebutuhan tahunan yang telah disusun dan arahan dari pimpinan.

Contoh Pengisian:

Demikian Rencana Kerja dan Anggaran TNI AD TA 2022 disusun untuk


digunakan sebagai masukan dalam penyusunan RKA Kemhan dan TNI TA
2022 serta sebagai pedoman dalam penyusunan PPPA TNI AD TA 2022.

KA UO/PANGKOTAMA/KABALAKPUS/SATKER,

NAMA
PANGKAT
76

CONTOH NO: 3

Format RKA Satker.


Bagian A : Rencana Kinerja Satuan Kerja.

RENCA NA KERJA ANGGARAN SATKER

RENCANA KINERJA SATUAN KERJA

TAHUN ANGGARAN 20XX

a) KEMENTERIAN
NEGARARA/LEMBAGA : xxx) ….(Berisikan Nama Kementerian/Lembaga beserta kodenya)
b) UNIT ORGANISASI : xx) ….(Berisikan Nama Unit Eselon I beserta kodenya)
c) SATUAN KERJA : xxxxxx) ….(Berisikan Nama Satuan Kerja berada beserta kodenya)
d) PROVINSI : xx) ….(Berisikan Provinsi Satker berada beserta kodenya)
e) LOKASI : xx) ….(Berisikan Lokasi Satker berada beserta kodenya)

Halaman :

PROGRAM/SASARAN ALOKASI ANGGARAN TA 20XX


PROGRAM/INDIKATOR KINEJA
KODE PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR VOLUME ANGKA INISIATIF
JUMLAH
KINERJA KEGIATAN/KRO/INDIKAOR SATUAN DASAR BARU
KRO/RO/INDIKATOR RO
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
xxx.xx.xx Program (Berisikan uraian Program) 9.999.999 9.999.999 9.999.999
Sasaran Program
… (Berisikan uraian Sasaran
Program)
Indikator Program
1. ….. 99 sat
2. ….. (Berisikan Indikator Kinerja 99 sat
Program)
Output Prgram 1 (Berisikan nama 99 sat 9.999.999 9.999.999 9.999.999
Output Program)
Indikator Output Program
1. ….. 99 sat
2. ….. (Berisikan Indikator Output 99 sat
Program)
xxxx Kegiatan 1… (Berisikan nama 9.999.999 9.999.999 9.999.999
Kegiatan)
Indikator Kinerja Kegiatan
1. ….. 99 sat
2. ….. (Berisikan Indikator Kinerja 99 sat
kegiatan)
xxx KRO 1…. (Berisikan nama KRO) 99 sat 9.999.999 9.999.999 9.999.999
Indikator KRO:
1. ….. 99 sat
2. ….. 99 sat
xx RO 1 …. (Berisikan nam RO) 99 sat 9.999.999 9.999.999 9.999.999
Indikator Output
1….. 99 sat
2….. 99 sat
KRO 2 …. (Berisikan nama KRO) 99 sat 9.999.999 9.999.999 9.999.999
… dst
xxxx Kegiatan 2…. 9.999.999 9.999.999 9.999.999
…. dst
Output Program 2 99 sat 9.999.999 9.999.999 9.999.999
… dst
77
CONTOH NO: 3
Bagian B : Rincian Belanja Satuan Kerja.

RENCA NA KERJA ANGGARAN SATKER

RENCANA BELANJA SATUAN KERJA

TAHUN ANGGARAN 20XX

a) KEMENTERIAN
NEGARARA/LEMBAGA : xxx) ….(Berisikan Nama Kementerian/Lembaga beserta kode)
b) UNIT ORGANISASI : xx) ….(Berisikan Nama Unit Eselon I beserta kode)
c) SATUAN KERJA : xxxxxx) ….(Berisikan Nama Satuan Kerja berada beserta kode)
d) PROVINSI : xx) ….(Berisikan Provinsi Satker berada beserta kode)
e) LOKASI : xx) ….(Berisikan Lokasi Satker berada beserta kode)

Halaman :

PROGRAM/SASARAN ALOKASI ANGGARAN TA 20XX


PROGRAM/INDIKATOR KINEJA
PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR KEBIJAKAN KP/
KODE KINERJA VOLUME ANGKA BARU/ SD/ KD/
JUMLAH
KEGIATAN/KRO/INDIKAOR SATUAN DASAR INISIATIF CP DK/
KRO/RO/INDIKATOR BARU TP
RO/LOKASI/KOMPONEN
1 2 3 4 5 6 7 8
xxx.xx.xx Program1 (Berisikan uraian Program) 9.999.999 9.999.999 9.999.999
Sasaran Program

… (Berisikan uraian Sasaran Program)

Indikator Kinerja Program


1. ….. 99 sat
2. ….. (Berisikan Indikator Kinerja 99 sat
Program)
xxxx Kegiatan 1… (Berisikan nama 9.999.999 9.999.999 9.999.999
Kegiatan)

Indikator Kinerja Kegiatan


1. ….. 99 sat
2. ….. (Berisikan Indikator Kinerja 99 sat
kegiatan)

xxx KRO 1…. (Berisikan nama KRO) 99 sat 9.999.999 9.999.999 9.999.999

Indikator KRO:
1. ….. 99 sat
2. ….. 99 sat

xx RO 1 …. (Berisikan nam RO) 99 sat 9.999.999 9.999.999 9.999.999


Indikator Output
1….. 99 sat
2….. 99 sat

xxx KRO 2 …. (Berisikan nama KRO) 99 sat 9.999.999 9.999.999 9.999.999


… dst
xxxx Kegiatan 2…. 9.999.999 9.999.999 9.999.999
…. dst
xxx.xx.xx Program 2 (Berisikan nama Program) 9.999.999 9.999.999 9.999.999
….. dst

TA 20XX
KEBIJAKAN
PAGU
ANGKA DASAR BARU/INISIATIF JUMLAH
BARU
RM
RMP
PNBP
BLU
PLN
HLN
PDN
HLN
PBS
TOTAL
78

CONTOH NO: 3

Bagian C : Target Pendapatan Satuan Kerja.

RENCA NA KERJA ANGGARAN SATKER

RENCANA BELANJA SATUAN KERJA

TAHUN ANGGARAN 20XX

a) KEMENTERIAN
NEGARARA/LEMBAGA : xxx) ….(Berisikan Nama Kementerian/Lembaga beserta kode)
b) UNIT ORGANISASI : xx) ….(Berisikan Nama Unit Eselon I beserta kode)
c) SATUAN KERJA : xxxxxx) ….(Berisikan Nama Satuan Kerja berada beserta kode)
d) PROVINSI : xx) ….(Berisikan Provinsi Satker berada beserta kode)
e) LOKASI : xx) ….(Berisikan Lokasi Satker berada beserta kode)

Halaman :

PROGRAM/KEGIATAN/SUMBER PENDAPATAN/AKUN TARGET


KODE
PENDAPATAN 20XX-I 20XX
1 2 3 4
Program1 (Berisikan uraian Program) 9.999.999 9.999.999
Kegiatan 1… (Berisikan nama Kegiatan) 9.999.999 9.999.999

PERPAJAKAN 9.999.999 9.999.999


Uraian akun pendapatan 9.999.999 9.999.999
Uraian akun pendapatan 9.999.999 9.999.999

PNBP 9.999.999

Kegiatan 2….(Berisikan nama Kegiatan) 9.999.999 9.999.999


…. dst
Program 2 (Berisikan nama Program) 9.999.999 9.999.999
….. dst

URAIAN TARGET TARGET


TA 20XX-I TA 20XX
PERPAJAKAN
PNBP
79

CONTOH NO: 4

Format Rincian Kertas Kerja Satker (RKKS).

RINCIAN KERTAS KERJA SATKER

a) KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA : xxx) ….(Berisikan Nama Kementerian/Lembaga beserta kode)
b) UNIT ORGANISASI : xx) ….(Berisikan Nama Unit Eselon I beserta kode)
c) UNIT KERJA : xxxxxx) ….(Berisikan Nama Satuan Kerja berada beserta kode)
d) ALOKASI : xx) ….(Berisikan Alokasi Satker)

Halaman :

ALOKASI ANGGARAN TA 20XX SD/


PROGRAM/KEGIATAN/KRO/RO/KOMPONEN/
KODE HARGA JUMLAH CP
SUBKOMP/DETIL VOLUME
SATUAN BIAYA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
xxx.xx.xx Program1 (Berisikan rumusan Program) 9.999.999 9.999.999
xxxx Kegiatan 1… (Berisikan rumusan Kegiatan) 9.999.999 9.999.999

xxx KRO 1…. (Berisikan rumusan KRO) 99 sat 9.999.999 9.999.999


99 sat 9.999.999 9.999.999
xx RO 1…. (Berisikan rumusan RO)

xxx Komponen 1…. (Berisikan rumusan Komponen) 9.999.999 9.999.999


Jumlah Komponen ….(Utama/Pendukung) 9.999.999 9.999.999

xxxxxx Uraian akun belanja 9.999.999 9.999.999


Detail belanja 9.999.999 9.999.999

xxxxxx Uraian akun belanja 9.999.999 9.999.999


…..dst 9.999.999 9.999.999

xxx Komponen 2… (berisikan uraian komponen) 9.999.999 9.999.999


…., dst 9.999.999 9.999.999

xx RO 2 ….(Berisikan rumusan RO) 99 sat 9.999.999 9.999.999


….dst

xxx KRO 2 …(Berisikan rumusan KRO) 99 sat 9.999.999 9.999.999


….dst

xxxx Kegiatan 2…. (Berisikan uraian nam Kegiatan) 9.999.999 9.999.999


…. Dst
xxx.xx.xx Program 2 (Berisikan nama Program) 9.999.999 9.999.999
….. dst

TA 20XX
KEBIJAKAN
PAGU
ANGKA DASAR BARU/INISIATIF JUMLAH Lokasi, tanggal
BARU KPA
RM
RMP
PNBP
BLU
PLN
HLN
PDN Nama
HLN NIP,
PBS
TOTAL
80

KOPSTUK
………………………………………… CONTOH NO: 5

FORMAT KAK/TOR

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE


RO/SUBKOMPONEN ……. TA XXXX

Kementerian Negara/Lembaga : ……………….………………………………. (1)


Unit Eselon I/II : ………………………………….……………. (2)
Program : …………………………………….…………. (3)
Sasaran Program : …………………………………….…………. (4)
Indikator Kinerja Program : 1.…………………………………………….. (5)
2…………………………………………………
Kegiatan : .………………………………………………. (6)
Sasaran Kegiatan : …………………….…………………………. (7)
Indikator Kinerja Kegiatan : 1.…………………………………………….. (8)
2………………………………………………
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : ………………….……………………………. (9)
Indikator KRO : 1.…………………………………………….(10)
2……………………………………………..
Rincian Output (RO) : ……………………………………………….(11)
Indikator RO : 1……………………………………………..(12)
2……………………………………………..
Volume RO : ……………………………………………….(13)
Satuan RO : ……………………………………………….(14)
Komponen : ……………………………………………….(15)
Sub Komponen : ……………………………………………….(16)
Indikator Sub Komponen : ……………………………………………….(17)
Volume Sub Komponen : ……………………………………………….(18)
Satuan Sub Komponen : ……………………………………………… (19)

A. Latar Belakang
1. Dasar Hukum ………………………………….(20)
2. Gambaran Umum…………………………….. (21)
B. Penerima Manfaat. ……………………………….... (22)
C. Strategi Pencapaian Keluaran
1. Metode Pelaksanaan ……………………….. (23)
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan……..…. (24)
D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran……………. (25)
E. Biaya yang Diperlukan…………………………….. (26)

Dan/Ka Satker,

Nama……………………(27)
Pangkat/NRP………......(28)
81

CONTOH NO: 6

PETUNJUK PENGISIAN KAK/TOR

(1) Diisi nama Kementerian/Lembaga dalam hal ini Kemhan RI.


(2) Diisi nama Unit Eselon I yaitu Mabes TNI AD dan Eselon II yaitu Satker
masing-masing.
(3) Diisi nama Program sesuai dengan dokumen Renja K/L.
(4) Diisi dengan Sasaran Program yang akan dicapai dalam Program. Pengisian
sasaran program dapat dilihat dari dokumen Indikator Kinerja Utama (Program
dan Kegiatan).
(5) Diisi dengan Indikator Kinerja Program. Pengisian Indikator Kinerja Program
dapat dilihat dari dokumen Indikator Kinerja Utama (Program dan Kegiatan).
Indikator Kinerja Program dapat diisi lebih dari satu indikator sesuai dengan
dokumen IKU, tergantung relevansi terhadap Sub Komponen yang akan disusun.
(6) Diisi nama Kegiatan sesuai dengan dokumen Renja K/L.
(7) Diisi dengan Sasaran Kegiatan yang akan dicapai dalam kegiatan. Pengisian
sasaran kegiatan dapat dilihat dari dokumen Indikator Kinerja Utama (Program
dan Kegiatan).
(8) Diisi dengan Indikator Kinerja Kegiatan. Pengisian Indikator Kinerja Kegiatan
dapat dilihat dari dokumen Indikator Kinerja Utama (Program dan Kegiatan).
Indikator Kinerja Kegiatan dapat diisi lebih dari satu indikator sesuai dengan
dokumen IKU, tergantung relevansi terhadap Sub Komponen yang akan disusun.
(9) Diisi nama/nomenklatur Klasifikasi Rincian Output (KRO).
(10) Diisi Indikator KRO. Pengisian Indikator Kinerja KRO dapat dilihat dari
dokumen Indikator Kinerja KRO.
(11) Diisi nama/nomenklatur Rincian Output (RO).
(12) Diisi Indikator RO. Pengisian Indikator Kinerja RO dapat dilihat dari dokumen
Indikator Kinerja RO.
(13) Diisi mengenai jumlah/banyaknya kuantitas keluaran (output) yang
dihasilkan dalam RO tersebut. Volume RO diperoleh dari penjumlahan volume Sub
Komponen pada RO tersebut.
(14) Diisi uraian mengenai satuan ukur yang digunakan dalam rangkA
pengukuran kuantitas keluaran (output) pada RO tersebut sesuai dengan
karakteristiknya. Pengisian satuan ukur RO dapat dilihat pada RSPP UO TNI AD.
(15) Diisi dengan Komponen. Komponen merupakan tahapan/bagian dari proses
pencapaian output yang berupa paket-paket pekerjaan. Komponen terdiri dari
belanja operasional (001 dan 002) dan belanja non operasional (003, 051, 052 dan
053).
(16) Diisi dengan Sub Komponen. Subkomponen merupakan kelompok-kelompok
detil belanja, yang disusun dalam rangka memudahkan dalam pelaksanaan
Komponen. Subkomponen sifatnya opsional (boleh digunakan, boleh tidak). Dalam
hal terdapat kesamaan nomenklatur antara RO dan Sub Komponen maka TOR
disusun hanya sampai level RO. Oleh karena itu terdapat beberapa struktur
anggaran dalam RSPP UO TNI AD tidak menggunakan Sub Komponen.
(17) Diisi Indikator Sub Komponen. Pengisian Indikator Sub Komponen dapat
melihat dari dokumen Indikator Sub Komponen.
(18) Diisi mengenai jumlah/banyaknya kuantitas keluaran (output) yang
dihasilkan dalam Sub Komponen tersebut. Pengisian satuan ukur ukur Sub
Komponen dapat dilihat pada RSPP UO TNI AD.
82

(19) Diisi uraian mengenai satuan ukur yang digunakan dalam rangka
pengukuran kuantitas keluaran (output) pada Sub Komponen tersebut sesuai
dengan karakteristiknya.
(20) Dasar hukum berisi peraturan, ketentuan atau referensi yang terkait
langsung dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Contoh: PPPA TNI AD,
Progjagar Kotama/Balakpus/Satker, dsb.
(21) Gambaran Umum. Bagian ini menjelaskan gambaran umum jenis kegiatan
yang akan dilaksanakan. Apa dan mengapa kegiatan ini perlu dilaksanakan
diuraikan dengan jelas. Apabila diperlukan disampaikan data pendukungnya.
Gambaran umum juga menjelaskan jenis kegiatannya. Contoh : Kegiatan Generik
atau Kegiatan Teknis (Kegiatan Prioritas Nasional, Kegiatan Prioritas K/L dan
Kegiatan Teknis Non Prioritas). Selain penjelasan gambaran umum kegiatan,
bagian ini memuat penjelasan target volume output yang akan dicapai. Apabila
terkait output barang, disampaikan data kondisi barang milik Negara seperti
kuantitas yang diharapkan, kuantitas saat ini dan kondisi barangnya.
(22) Penerima Manfaat. Bagian ini memuat sasaran penerima manfaat kegiatan.
Sasaran penerima manfaat dapat berasal dari internal dan/atau eksternal UO TNI
AD. Contoh : kegiatan pemeliharaan Ranpur Anoa, maka penerima manfaat adalah
Satuan Infanteri TNI AD.
(23) Metode Pelaksanaan. Dalam bagian ini dijelaskan cara pelaksanaan kegiatan,
apakah dilakukan secara kontraktual atau swakelola. Cara kontraktual berarti
pelaksanaan kegiatan melalui penyedia barang/jasa. Dalam pemilihan cara ini
harus diperhatikan ketentuan pemaketan. Apabila metode swakelola yang dipilih
maka harus diperhatikan ketentuan tentang swakelola. Metode ini biasanya
dilakukan apabila kegiatan merupakan kegiatan pelaksanaan tugas dan fungsi
Satker. Perlu dijelaskan siapa yang akan melaksanakan kegiatan swakelola ini
nanti.
(24) Tahapan dan Waktu Pelaksanaan. Tahapan/komponen masukan yang
digunakan dalam pencapaian keluaran kegiatan diuraikan dibagian ini. Kemudian
tahapan ini dirinci jadwal waktu (time table) pelaksanaanya. Dalam bagian ini
dijelaskan secara rinci tahapan kegiatan mulai dari tahap perencanaan, tahap
persiapan, tahap pelaksanaan sampai dengan tahap pengakhiran disertai dengan
waktu pelaksanaan kegiatan di masing-masing tahapan.
(25) Kurun Waktu Pencapaian Keluaran. Diisi dengan kurun waktu pencapaian
keluaran (output) dalam pelaksanaan kegiatan. Dapat dituangkan dalam contoh
tabel sebagai berikut:

TA 2022
TAHAPAN BULAN
NO KEGIATAN
VI VI XI
I II III IV V VI IX X XI
I II I
1. Perencanaan
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
4. Pengakhiran

(26) Biaya yang Diperlukan. Diisi dengan total anggaran yang dibutuhkan dalam
rangka pencapaian keluaran (output) dan penjelasan bahwa rincian biaya sesuai
dengan RAB terlampir. RAB merupakan rincian alokasi dana yang diperlukan
dalam pencapaian keluaran kegiatan.
83

(27) Diisi dengan nama Dan/Ka Satker/KPA. KAK/TOR ditandatangani oleh


Dan/Ka Satker atau pejabat perencanaan a.n. Dan/Ka Satker. Untuk Satker yang
bersifat heterogen (memiliki banyak Sub Satker), ditandatangani oleh Dan/Ka
Satker atau Dan/Ka Sub Satker a.n. Dan/Ka Satker. Khusus Satker
Denmabesad, penyusunan KAK/TOR oleh Kewasgiatan (Staf Umum)
ditandatangani oleh Paban.
(28) Diisi dengan Pangkat dan NRP Dan/Ka Satker/KPA.

Dan/Ka Satker,

Nama……………………(27)
Pangkat/NRP………......(28)
84

KOPSTUK
………………………………………… CONTOH NO: 7

FORMAT RAB

RINCIAN ANGGARAN BIAYA


RO/SUB KOMPONEN ……. TA XXXX

Kementerian Negara/Lembaga : ………………………………………………………. (1)


Unit Eselon I/II : ………………………………………………………. (2)
Kegiatan : ………………………………………………………. (3)
Sasaran Kegiatan : ………………………………………………………. (4)
Indikator Kinerja Kegiatan : 1.……………………………………………………. (5)
2……………………………………………………..
Klasifikasi Rincian Output (KRO) : ………………………………………………………. (6)
Indikator KRO : 1.……………………………………………….…… (7)
2……………………………………………………..
Rincian Output (KRO) : ………………………………………………………. (8)
Indikator RO : 1.……………………………………………………. (9)
2……………………………………………………..
Volume RO : ………………………………………………..……. (10)
Satuan RO : ……………………………………………………... (11)
Komponen : ……………………………………………………… (12)
Sub Komponen : ……………………………………………………… (13)
Indikator Sub Komponen : ……………………………………………………… (14)
Volume Sub Komponen : ……………………………………………………… (15)
Satuan Sub Komponen : ……………………………………………………… (16)
Alokasi Dana : ……………………………………………………… (17)

KOMPONEN/ RINCIAN
SUB VOLUME SUB JENIS PERHITUNGAN HARGA
KODE JUMLAH
KOMPONEN/ KOMPONEN KOMPONEN SATUAN
SAT JML
AKUN/DETIL
1 2 3 4 5 6 7 8
Utama/
xxx Komponen - - - - -
Pendukung
XX Sub Komponen 99 - - - - 999.999
xxxxxx Akun - - - - - 999.999
Detil belanja 1 99 sat x 99
- - 999 9999 999.999
sat x ….
Detil belanja 2 99 sat x 99
- - 999 9999 999.999
sat x ….
Detil belanja 3 99 sat x 99
- - 999 9999 999.999
sat x ….
Dst….. - - - - -
xxxxxx Akun - - - - - 999.999
Detil belanja 1 99 sat x 99
- - 999 9999 999.999
sat x ….
Detil belanja 2 99 sat x 99
- - 999 9999 999.999
sat x ….
Detil belanja 3 99 sat x 99
- - 999 9999 999.999
sat x ….
Dst….. - - - - -

* Lay out kertas dapat disesuaikan dengan model Landscape

Dan/Ka Satker,

Nama……………………(18)
Pangkat/NRP………......(19)
85

CONTOH NO: 8

PETUNJUK PENGISIAN RAB

(1) Diisi nama Kementerian/Lembaga dalam hal ini Kemhan RI.


(2) Diisi nama Unit Eselon I yaitu Mabes TNI AD dan Eselon II yaitu Satker
masing-masing.
(3) Diisi nama Kegiatan sesuai dengan dokumen Renja K/L.
(4) Diisi dengan Sasaran Kegiatan yang akan dicapai dalam kegiatan. Pengisian
sasaran kegiatan dapat melihat dari dokumen Indikator Kinerja Utama (Program
dan Kegiatan).
(5) Diisi dengan Indikator Kinerja Kegiatan. Pengisian Indikator Kinerja Kegiatan
dapat melihat dari dokumen Indikator Kinerja Utama (Program dan Kegiatan).
Indikator Kinerja Kegiatan dapat diisi lebih dari satu indikator sesuai dengan
dokumen IKU, tergantung relevansi terhadap Sub Komponen yang akan disusun.
(6) Diisi nama/nomenklatur Klasifikasi Rincian Output (KRO).
(7) Diisi Indikator KRO. Pengisian Indikator Kinerja KRO dapat melihat dari
dokumen Indikator Kinerja KRO.
(8) Diisi nama/nomenklatur Rincian Output (RO).
(9) Diisi Indikator RO. Pengisian Indikator Kinerja RO dapat melihat dari
dokumen Indikator Kinerja RO.
(10) Diisi mengenai jumlah/banyaknya kuantitas keluaran (output) yang
dihasilkan dalam RO tersebut.
(11) Diisi uraian mengenai satuan ukur yang digunakan dalam rangka
pengukuran kuantitas keluaran (output) pada RO tersebut sesuai dengan
karakteristiknya.
(12) Diisi dengan Komponen. Komponen merupakan tahapan/bagian dari proses
pencapaian output yang berupa paket-paket pekerjaan. Komponen terdiri dari
belanja operasional (001 dan 002) dan belanja non operasional (003, 051, 052 dan
053).
(13) Diisi dengan Sub Komponen. Subkomponen merupakan kelompok-
kelompok detil belanja, yang disusun dalam rangka memudahkan dalam
pelaksanaan Komponen. Subkomponen sifatnya opsional (boleh digunakan, boleh
tidak). Dalam hal terdapat kesamaan nomenklatur antara RO dan Sub
Komponen maka TOR disusun hanya sampai level RO. Oleh karena itu terdapat
beberapa struktur anggaran dalam RSPP UO TNI AD tidak menggunakan Sub
Komponen.
(14) Diisi Indikator Sub Komponen. Pengisian Indikator Sub Komponen dapat
melihat dari dokumen Indikator Sub Komponen.
(15) Diisi mengenai jumlah/banyaknya kuantitas keluaran (output) yang
dihasilkan dalam Sub Komponen tersebut.
(16) Diisi uraian mengenai satuan ukur yang digunakan dalam rangka
pengukuran kuantitas keluaran (output) pada Sub Komponen tersebut sesuai
dengan karakteristiknya.
(17) Diisi dengan total anggaran yang dibutuhkan untuk pencapaian Sub
Komponen.
(18) Diisi dengan nama Dan/Ka Satker atau pejabat perencanaan pejabat
perencanaan a.n. Dan/Ka Satker. Untuk Satker yang bersifat heterogen (memiliki
banyak Sub Satker), ditandatangani oleh Dan/Ka Satker atau Dan/Ka Sub Satker
a.n. Dan/Ka Satker. Khusus Satker Denmabesad, penyusunan RAB oleh
Kewasgiatan (Staf Umum) ditandatangani oleh Paban.
86

(19) Diisi dengan Pangkat dan NRP Dan/Ka Satker/KPA.


DATA DALAM TABEL
Kolom 1 : Kode.
Diisi dengan kode komponen, kode Sub Komponen dan kode mata
akun.
Contoh :
kode Komponen : 003.
kode Sub Komponen : PJ.
kode akun : 521211.
Kolom 2 : Komponen/Sub Komponen/Akun/Detil.
Diisi dengan uraian nama Komponen, nama Sub Komponen,
nama akun dan uraian detil belanja.
Contoh :
nama Komponen : Dukungan Operasional Pertahanan dan
Keamanan
nama Sub Komponen : Renja TNI AD TA 2023.
nama akun : Belanja Bahan.
uraian detil belanja : Biaya konsumsi, Biaya dokumentasi, Biaya
fotokopi.
Kolom 3 : Volume Sub Komponen.
Diisi jumlah/banyaknya kuantitas Sub Komponen yang akan
dihasilkan.
Contoh : 1 (satu) dokumen.
Kolom 4 : Jenis Komponen.
Komponen penyusunan RAB dapat dikelompokkan menjadi:
a. Komponen Utama (U) yaitu komponen pembiayaan langsung
dari pelaksanaan output layanan birokrasi/publik Satker.
Kebutuhan untuk komponen utama dipengaruhi oleh total
volume output yang akan dicapai
b. Komponen Pendukung (P) yaitu komponen-komponen
pembiayaan yang digunakan dalam rangka menjalankan dan
mengelola layanan birokrasi/publik Satker. Komponen
pendukung tidak terkait langsung dengan total volume output
yang akan dicapai. Komponen pendukung tidak perlu
dialokasikan oleh Satker sepanjang telah termasuk dalam alokasi
komponen operasional dan pemeliharaan perkantoran.
Kolom 5 : Rincian perhitungan (Satuan).
Diisi formula perhitungan satuan-satuan pendanaan. Diisikan
sebaris dengan uraian detil belanja. Perhitungan satuan
pendanaan disesuaikan dengan kebutuhan belanja dari Sub
Komponen sesuai perencanaan kegiatan.
Contoh:
Untuk uraian detil belanja Biaya Konsumsi : 10 orang x 5 hari x
2 pertemuan.
Untuk uraian detil belanja Biaya Dokumentasi : 1 paket x 2
frekuensi.
Kolom 6 : Rincian perhitungan (Jumlah).
87

Diisi hasil/jumlah perhitungan pada kolom 5. Diisikan sebaris


dengan uraian detil belanja.
Kolom 7 : Harga Satuan.
Diisi nominal harga satuan yang berpedoman pada standar biaya
yang berlaku (SBM, SBK dan Norma Indeks). Diisikan sebaris
dengan uraian detil belanja.
Catatan : Dalam hal biaya satuan ukur tidak terdapat dalam
standar biaya, maka dapat menggunakan data dukung lainnya
yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kolom 8 : Jumlah
Diisi nominal hasil-hasil perhitungan pada tingkat detil belanja,
akun dan Sub Komponen. Jumlah total anggaran pada tiap akun
harus sama dengan total anggaran pada Sub Komponen.

Catatan: Dalam 1 (satu) Sub Komponen dapat terdiri dari 1 (satu) atau lebih mata
akun. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan perencanaan kegiatan.

Dan/Ka Satker,

Nama……………………(18)
Pangkat/NRP………......(19)
88

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran C Keputusan Kasad


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep / 685 / VIII / 2022
Tanggal 19 Agustus 2022

DAFTAR KRO DAN SATUAN

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 AAA PAA Undang-Undang Uu, Ruu
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
2 AAB PAB Perppu
Undang
3 AAC PAC Peraturan Pemerintah PP, RPP
4 AAD PAD Peraturan Presiden Perpres, R.Perpres
A Peraturan 5 AAE PAE Keputusan Presiden Keppres
6 AAF PAF Instruksi Presiden Inpres
7 AAG PAG Peraturan Menteri Permen, Perka, R. Permen
Peraturan, Rancangan
8 AAH PAH Peraturan lainnya Peraturan, Surat
Kerangka Keputusan
A
Regulasi Rekomendasi Kebijakan,
9 ABA PBA Kebijakan Bidang Ekonomi dan Keuangan
Kajian
Kebijakan Bidang Investasi dan Rekomendasi Kebijakan,
10 ABB PBB
Perdagangan Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
11 ABC PBC Kebijakan Bidang Politik
Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
12 ABD PBD Kebijakan Bidang Hukum dan HAM
Kajian
Kebijakan/ Kebijakan Bidang Pertahanan dan Rekomendasi Kebijakan,
13 ABE PBE
B Kajian Keamanan Kajian
89

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rekomendasi Kebijakan,
14 ABF PBF Kebijakan Bidang Sarana dan Prasarana
Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
15 ABG PBG Kebijakan Bidang Kesehatan
Kajian
Kebijakan Bidang IPTEK, Pendidikan dan Rekomendasi Kebijakan,
16 ABH PBH
Kebudayaan Kajian
Kebijakan Bidang Energi dan Sumber Rekomendasi Kebijakan,
17 ABI PBI Kajian, Rekomendasi
Daya Alam
Rekomendasi Kebijakan,
18 ABJ PBJ Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup
Kajian
Kebijakan Bidang Tenaga Kerja, Industri Rekomendasi Kebijakan,
19 ABK PBK
dan UMKM Kajian
Kebijakan Bidang Tata Kelola Rekomendasi Kebijakan,
20 ABL PBL
Pemerintahan Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
21 ABM PBM Kebijakan Bidang Pelayanan Publik
Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
22 ABN PBN Kebijakan Bidang Sosial
Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
23 ABO PBO Kebijakan Bidang Teknologi Informasi
Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
24 ABP PBP Kebijakan Bidang Pengembangan Wilayah
Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
25 ABQ PBQ Kebijakan Bidang Aparatur
Kajian
Kebijakan Bidang Pertanian dan Rekomendasi Kebijakan,
26 ABR PBR
Perikanan Kajian
Kebijakan Bidang Ketahanan bencana Rekomendasi Kebijakan,
27 ABS PBS Kajian, Rekomendasi
dan perubahan iklim
Rekomendasi Kebijakan,
28 ABT PBT Kebijakan Bidang Ruang dan Pertanahan
Kajian
Rekomendasi Kebijakan,
29 ABU PBU Kebijakan Bidang Tenaga Nuklir
Kajian
90

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Rekomendasi Kebijakan,
30 ABV PBV Kebijakan Bidang Kehutanan
Kajian
Kebijakan Bidang Kemaritiman dan Rekomendasi Kebijakan,
31 ABW PBW
Kelautan Kajian
32 ACA PCA Perizinan Produk Produk, Keputusan
33 ACB PCB Perizinan Masyarakat Orang
34 ACC PCC Perizinan Kelompok Masyarakat Kelompok Masyarakat
C Perizinan Institusi, Badan Usaha,
35 ACD PCD Perizinan Lembaga
Registrasi
36 ACE PCE Perizinan Profesi Orang
37 ADA PDA Standarisasi Produk Produk, Ekor, Peralatan
38 ADB PDB Akreditasi Produk Produk
39 ADC PDC Sertifikasi Produk Produk, Sertifikat
Akreditasi, 40 ADD PDD Standarisasi Lembaga Lembaga, Unit Kerja
D Standarisasi 41 ADE PDE Akreditasi Lembaga Lembaga, Unit Kerja
dan Sertifikasi 42 ADF PDF Sertifikasi Lembaga Lembaga, Badan Usaha
43 ADG PDG Standarisasi Profesi dan SDM Orang
44 ADH PDH Akreditasi Profesi dan SDM Orang
45 ADI PDI Sertifikasi Profesi dan SDM Orang
46 AEA PEA Koordinasi Kegiatan
47 AEB PEB Forum Forum
Kesepakatan, Dokumen,
48 AEC PEC Kerja sama
Kegiatan
Koordinasi dan
E 49 AED PED Perjanjian Perjanjian
Kerjasama 50 AEE PEE Kemitraan Kesepakatan
51 AEF PEF Sosialisasi dan Diseminasi Orang
52 AEG PEG Konferensi dan Event Kegiatan, Paket Kegiatan
53 AEH PEH Promosi Promosi, Kegiatan
NSPK, Rancangan
F NSPK 54 AFA PFA Norma, Standard, Prosedur dan Kriteria Standar, Pedoman,
Standar
55 BAA QAA Pelayanan Publik kepada masyarakat Orang, Keping, Akta
91

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
56 BAB QAB Pelayanan Publik kepada lembaga Lembaga, Unit Kerja
57 BAC QAC Pelayanan Publik kepada badan usaha Badan Usaha, Penyalur
58 BAD QAD Pelayanan Publik kepada industri Industri
Pelayanan 59 BAE QAE Pelayanan Publik kepada UMKM UMKM
A Publik 60 BAF QAF Pelayanan Publik kepada Koperasi Koperasi
61 BAG QAG Pelayanan Publik kepada LSM LSM
Layanan, Bidang,
62 BAH QAH Pelayanan Publik Lainnya Dokumen, Bulan, Miliar
Rp
63 BBA QBA Layanan Bantuan Hukum Perseorangan Orang
Layanan 64 BBB QBB Layanan Bantuan Hukum Lembaga Institusi
Bantuan Layanan Bantuan Hukum Kelompok Kelompok Masyarakat,
B 65 BBC QBC
Masyarakat Kegiatan
Hukum
66 BBD QBD Layanan Bantuan Hukum Badan Usaha Badan Usaha
67 BCA QCA Perkara Hukum Perseorangan Perkara, Berkas Perkara
68 BCB QCB Perkara Hukum Lembaga Perkara, Berkas Perkara
Penanganan
C 69 BCC QCC Perkara Hukum Kelompok Masyarakat Perkara, Berkas Perkara
Perkara Hukum 70 BCD QCD Perkara Hukum Badan Usaha Perkara, Berkas Perkara
71 BCE QCE Penanganan Perkara Perkara, Berkas Perkara
72 BDA QDA Fasilitasi dan Pembinaan BUMN Bumn
73 BDB QDB Fasilitasi dan Pembinaan Lembaga Lembaga, Unit Kerja, Tim
74 BDC QDC Fasilitasi dan Pembinaan Masyarakat Orang
Fasilitasi dan Pembinaan Kelompok
Kerangka 75 BDD QDD Kelompok Masyarakat
Fasilitasi dan Masyarakat
Pelayanan D Pembinaan 76 BDE QDE Fasilitasi dan Pembinaan Keluarga Keluarga, KK
B
Umum Publik 77 BDF QDF Fasilitasi dan Pembinaan Koperasi Koperasi
78 BDG QDG Fasilitasi dan Pembinaan UMKM Umkm
79 BDH QDH Fasilitasi dan Pembinaan Badan Usaha Badan Usaha, Miliar USD
80 BDI QDI Fasilitasi dan Pembinaan Industri Industri, Ikm, Miliar Usd
81 BDJ QDJ Fasilitasi dan Pembinaan Start up Start Up
82 BEA QEA Bantuan Masyarakat Orang
E Bantuan 83 BEB QEB Bantuan Keluarga Keluarga, KK
92

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
84 BEC QEC Bantuan Produk Paket
85 BED QED Bantuan Tanaman Unit
86 BEE QEE Bantuan Kebencanaan Paket
87 BEF QEF Bantuan Luar Negeri Kegiatan
88 BEG QEG Bantuan Peralatan / Sarana Unit, Paket, Sr, Titik
89 BEH QEH Bantuan Kelompok Masyarakat Kelompok Masyarakat
90 BEI QEI Bantuan Lembaga Lembaga
91 BEJ QEJ Bantuan Pendidikan Tinggi Orang
Bantuan Pendidikan Dasar dan
92 BEK QEK Orang
Menengah
93 BEL QEL Bantuan Hewan Ekor
94 BEM QEM Bantuan Pelaku Usaha Pelaku Usaha
95 BFA QFA Subsidi kepada Masyarakat Orang
F Subsidi 96 BFB QFB Subsidi kepada Lembaga Lembaga
97 BFC QFC Subsidi Kepada Keluarga Rumah Tangga
Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang
98 BGA QGA Lembaga
Ekonomi
Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang
99 BGB QGB Sosial Lembaga
dan Budaya
Tata Kelola Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang
100 BGC QGC Lembaga
Pendidikan
G Kelembagaan Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang
Publik 101 BGD QGD Lembaga
Kesehatan
Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang
102 BGE QGE Politik Lembaga
dan Hukum
Tata Kelola Kelembagaan Publik Bidang
103 BGF QGF Lembaga
Pertahanan daan Keamanan
104 BHA QHA Operasi Bidang Pertahanan Operasi
H Operasi 105 BHB QHB Operasi Bidang Keamanan Operasi
106 BHC QHC Operasi Bidang Pencarian, Pertolongan, Operasi
93

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
dan Penanganan Bencana
107 BHD QHD Operasi Pengawasan Sumber Daya Alam Operasi
108 BIA QIA Pengawasan dan Pengendalian Produk Produk, Laporan
Pengawasan dan Pengendalian
109 BIB QIB Orang, Laporan
Masyarakat
Lembaga, Laporan,
110 BIC QIC Pengawasan dan Pengendalian Lembaga Badan Usaha,
Penyalur
Pengawasan dan Pengendalian Kelompok Kelompok Masyarakat,
Pengawasan 111 BID QID
Masyarakat Laporan
I dan Pengawasan dan Pengendalian
Pengendalian 112 BIE QIE Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
113 BIF QIF Pengawasan dan Pengendalian Layanan Layanan, Laporan
114 BIG QIG Pemeriksaan dan Audit Penerimaan Laporan
Pengawasan dan Pengendalian Badan
115 BIH QIH Badan Usaha, Laporan
Usaha
Pengawasan dan Pengendalian
116 BII QII Hektar, Laporan
Lingkungan
117 BJA QJA Penyidikan dan Pengujian Produk Produk
Penyidikan dan
J 118 BJB QJB Penyidikan dan Pengujian Peralatan Unit
Pengujian 119 BJC QJC Penyidikan dan Pengujian Penyakit Sampel
Pemantauan masyarakat dan kelompok
120 BKA QKA Laporan
Pemantauan masyarakat
K 121 BKB QKB Pemantauan produk Laporan
Lapangan
122 BKC QKC Pemantauan lembaga Laporan
123 BLA QLA Persidangan Lembaga Legislatif Sidang
L Persidangan 124 BLB QLB Persidangan Lembaga Eksekutif Sidang
125 BLC QLC Persidangan Lembaga Yudikatif Sidang
Informasi dan Layanan, Dokumen,
126 BMA QMA Data dan Informasi Publik Publikasi,
M Komunikasi Wilayah, Peta, Data
Publik 127 BMB QMB Komunikasi Publik Layanan, Kegiatan
128 CAA RAA Sarana Bidang Pendidikan Paket, Unit, M2
94

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
129 CAB RAB Sarana Bidang Kesehatan Paket, Unit
130 CAC RAC Sarana Bidang Konektivitas Darat Unit, Paket
131 CAD RAD Sarana Bidang Konektivitas Udara Unit, Paket
132 CAE RAE Sarana Bidang Konektivitas Laut Unit
Sarana Bidang Pertahanan dan
133 CAF RAF Unit, Unit, Paket
Keamanan
Sarana Bidang Pertanian, Kehutanan dan
134 CAG RAG Unit
Lingkungan Hidup
135 CAH RAH Sarana Bidang Industri dan Perdagangan Unit
136 CAI RAI Sarana Pengembangan Kawasan Unit, Hektar
137 CAJ RAJ Sarana Bidang Ketenagakerjaan Unit
Sarana Bidang Konektivitas
A Sarana 138 CAK RAK Unit, Paket
Perkeretaapian
Sarana Bidang Kemaritiman, Kelautan,
139 CAL RAL dan Unit
Kerangka Perikanan
C
Investasi Fisik Sarana Bidang Pariwisata, Ekonomi
140 CAM RAM Kreatif dan Unit
Kebudayaan
Sarana Bidang Teknologi Informasi dan
141 CAN RAN Unit
Komunikasi
142 CAO RAO Sarana Bidang IPTEK Unit
Sarana Bidang Pencarian, Pertolongan,
143 CAP RAP dan Unit
Penanganan Bencana
Prasarana Bidang Konektivitas
144 CBA RBA Km, Paket, Unit
Perkeretaapian
Prasarana Bidang Perumahan dan Unit, Hektar, KK,
145 CBB RBB
B Prasarana Pemukiman Liter/Detik, SR
Prasarana Bidang Konektivitas Darat
146 CBC RBC Km
(Jalan)
147 CBD RBD Prasarana Bidang Konektivitas Laut Unit
95

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
148 CBE RBE Prasarana Bidang Konektivitas Udara Unit, Paket
Prasarana Bidang Konektivitas Darat
149 CBF RBF M
(Jembatan)
150 CBG RBG Prasarana Bidang SDA dan Irigasi Unit
Prasarana Bidang Pencarian, Pertolongan,
151 CBH RBH Unit
dan Penanganan Bencana
Prasarana Bidang Pendidikan Dasar dan
152 CBI RBI Unit
Menengah
153 CBJ RBJ Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi Unit
Prasarana Bidang Pertanian, Kehutanan
154 CBK RBK Unit
dan Lingkungan Hidup
Prasarana Bidang Industri dan
155 CBL RBL Unit, Ruas
Perdagangan
Prasarana Bidang Pertahanan dan
156 CBM RBM Unit
Keamanan
Prasarana Bidang Pariwisata dan
157 CBN RBN Unit
Kebudayaan
158 CBO RBO Prasarana Pengembangan Kawasan Km2, Bidang
159 CBP RBP Prasarana Bidang Konektivitas Darat Unit, Paket
Prasarana Bidang Kemaritiman, Kelautan,
160 CBQ RBQ Unit
dan Perikanan
161 CBR RBR Dukungan Teknis Dokumen
162 CBS RBS Prasarana Jaringan Sumber Daya Air Km
Prasarana Bidang Teknologi Informasi Unit, Kab/Kota,
163 CBT RBT
dan Komunikasi Kecamatan, Lokasi
164 CBU RBU Prasarana Bidang IPTEK Unit
165 CBV RBV Prasarana Bidang Kesehatan Unit
166 CCA RCA OM Sarana Bidang Pendidikan Paket, Unit
167 CCB RCB OM Sarana Bidang Kesehatan Paket, Unit
C OM Sarana 168 CCC RCC OM Sarana Bidang Konektivitas Darat Unit, Paket
169 CCD RCD OM Sarana Bidang Konektivitas Udara Unit, Paket
170 CCE RCE OM Sarana Bidang Konektivitas Laut Unit
96

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
OM Sarana Bidang Pertahanan dan
171 CCF RCF Unit
Keamanan
OM Sarana Bidang Pertanian, Kehutanan
172 CCG RCG Unit
dan Lingkungan Hidup
OM Sarana Bidang Industri dan
173 CCH RCH Unit
Perdagangan
174 CCI RCI OM Sarana Pengembangan Kawasan Unit, Hektar
175 CCJ RCJ OM Sarana Bidang Ketenagakerjaan Unit
OM Sarana Bidang Konektivitas
176 CCK RCK Unit, Paket
Perkeretaapian
OM Sarana Bidang Teknologi Informasi
177 CCL RCL Unit
dan Komunikasi
OM Sarana Bidang Pencarian,
178 CCM RCM Unit
Pertolongan, dan Penanganan Bencana
OM Prasarana Bidang Konektivitas
179 CDA RDA Km, Paket, Unit
Perkeretaapian
OM Prasarana Bidang Perumahan dan Unit, Hektar, KK,
180 CDB RDB
Pemukiman Liter/Detik, SR
OM Prasarana Bidang Konektivitas Darat
181 CDC RDC Km
(Jalan)
182 CDD RDD OM Prasarana Bidang Konektivitas Laut Unit
183 CDE RDE OM Prasarana Bidang Konektivitas Udara Unit, Paket
OM Prasarana Bidang Konektivitas Darat
184 CDF RDF M
D OM Prasarana (Jembatan)
185 CDG RDG OM Prasarana Bidang SDA dan Irigasi Unit
OM Prasarana Bidang Pencarian,
186 CDH RDH Pertolongan, Unit
dan Penanganan Bencana
OM Prasarana Bidang Pendidikan Dasar
187 CDI RDI Unit
dan Menengah
188 CDJ RDJ OM Prasarana Bidang Pendidikan Tinggi Unit
OM Prasarana Bidang Pertanian,
189 CDK RDK Unit
Kehutanan dan Lingkungan Hidup
97

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
OM Prasarana Bidang Industri dan
190 CDL RDL Unit
Perdagangan
OM Prasarana Bidang Pertahanan dan
191 CDM RDM Unit
Keamanan
OM Prasarana Bidang Pariwisata dan
192 CDN RDN Unit
Kebudayaan
193 CDO RDO OM Prasarana Pengembangan Kawasan Km2, Bidang
194 CDP RDP OM Prasarana Bidang Konektivitas Darat Unit, Paket
OM Prasarana Bidang Kemaritiman,
195 CDQ RDQ Kelautan, Unit
dan Perikanan
196 CDR RDR OM Prasarana Jaringan Sumber Daya Air Km
OM Prasarana Bidang Teknologi Informasi Unit, Kab/Kota,
197 CDS RDS
dan Komunikasi Kecamatan, Lokasi
198 CDT RDT OM Prasarana Bidang IPTEK Unit
Konservasi Kawasan/Rehabilitasi
199 CEA REA Hektar
E Konservasi Ekosistem
200 CEB REB Konservasi Jenis/Spesies Jenis
Pendidikan Vokasi Bidang Komunikasi
201 DAA SAA Orang
dan Informatika
202 DAB SAB Pendidikan Vokasi Bidang Infrastruktur Orang
Pendidikan Vokasi Bidang Pertanian dan
203 DAC SAC Orang
Perikanan
Kerangka Pendidikan
A 204 DAD SAD
Pendidikan Vokasi Bidang Pariwisata dan
Orang
Investasi SDM Vokasi Kebudayaan
D Pendidikan Vokasi Bidang Kehutananan
dan Sosial 205 DAE SAE Orang
dan Lingkungan Hidup
Ekonomi
206 DAF SAF Pendidikan Vokasi Bidang Kesehatan Orang
207 DAG SAG Pendidikan Vokasi Bidang Industri Orang
208 DBA SBA Pendidikan Tinggi Orang
B Pendidikan 209 DBB SBB Pendidikan Menengah Orang
210 DBC SBC Pendidikan Dasar Orang
98

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
211 DBD SBD Pendidikan Pra-Sekolah Orang
212 DBE SBE Pendidikan Non Gelar Orang
Pelatihan Bidang Komunikasi dan
213 DCA SCA Orang, Kegiatan
Informatika
214 DCB SCB Pelatihan Bidang Infrastruktur Orang, Kegiatan
Pelatihan Bidang Pertanian dan
215 DCC SCC Orang, Kegiatan
Perikanan
Pelatihan Bidang Pariwisata dan
216 DCD SCD Orang, Kegiatan
Kebudayaan
Pelatihan Bidang Kehutananan dan
217 DCE SCE Lingkungan Orang, Kegiatan
Hidup
C Pelatihan 218 DCF SCF Pelatihan Bidang Ekonomi dan Keuangan Orang, Kegiatan
Pelatihan Bidang Pertahanan dan
219 DCG SCG Orang, Kegiatan
Keamanan
220 DCH SCH Pelatihan Bidang Industri Orang, Kegiatan
221 DCI SCI Pelatihan Bidang Pendidikan Orang, Kegiatan
222 DCJ SCJ Pelatihan Bidang Sosial Orang, Kegiatan
Pelatihan Bidang Pencarian, Pertolongan,
223 DCK SCK Orang, Kegiatan
dan Penanganan Bencana
224 DCL SCL Pelatihan Bidang Ekonomi Kreatif Orang, Kegiatan
225 DCM SCM Pelatihan Bidang Kesehatan Orang, Kegiatan
226 DCN SCN Pelatihan Bidang IPTEK Orang, Kegiatan
227 DDA SDA Penelitian dan Pengembangan Produk Produk, Bibit/Benih, Ekor
228 DDB SDB Penelitian dan Pengembangan Purwarupa Purwarupa, Desain
Penelitian dan
D 229 DDC SDC Penelitian dan Pengembangan Modeling Model, Desain
Pengembangan Penelitian dan Pengembangan yang
230 DDD SDD Kekayaan Intelektual
Dipatenkan
Layanan, Laporan,
Administrasi Dukungan 231 EBA Layanan Manajemen Dukungan Internal
Dokumen
E Pemerintahan A Manajemen 232 EBB Layanan Sarana dan Prasarana Internal Unit, M2. Paket
Internal Internal 233 EBC Layanan Manajemen SDM Internal Orang, Layanan
99

Kode Kode
Kode Grup Kode Jenis
NO KRO KRO KRO Satuan
Grup KRO Jenis KRO
(Non PN) (PN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Dokumen, Layanan,
234 EBD Layanan Manajemen Kinerja Internal
Laporan
235 FAA UAA Kearsipan Dokumen, Arsip
Sistem Informasi, Modul
236 FAB UAB Sistem Informasi Pemerintahan Aplikasi, Layanan
Orang, K/L, Daerah, Unit
237 FAC UAC Peningkatan Kapasitas Aparatur Negara
Kerja
238 FAD UAD Perencanaan dan Penganggaran Layanan, Dokumen
239 FAE UAE Pemantauan dan Evaluasi serta Pelaporan Laporan, Rekomendasi
Laporan, LHP, Pendapat
Hukum, Bahan
Administrasi 240 FAF UAF Pemeriksaan Keuangan Negara Pertimbangan,
Tata Kelola
Pemerintahan A Pertimbangan
Pemerintahan 241 FAG UAG Pengawasan Pembangunan Laporan
Internal
242 FAH UAH Pengelolaan Keuangan Negara Laporan
F Pemerintahan
Peningkatan Manajemen Lembaga Lembaga, K/L, Pemda,
(antar KL dan 243 FAI UAI
Pemerintahan Unit Kerja
antar Pem 244 FAJ UAJ Benda Materai dan Cukai Unit
Pusat Daerah) 245 FAK UAK Pengelolaan Aset BUN Unit, Aset
Pengelolaan Pelaksanaan Anggaran dan
246 FAL UAL Dokumen, Kegiatan
Pembiayaan
Rupiah, Hektar, Orang,
247 FAM UAM Hasil Kelolaan Dana Usaha Mikro, Milyar
Pembinaan 248 FBA UBA
Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah Daerah (Prov/Kab/Kota),
Daerah Provinsi, Kab/Kota
Pemerintah
B
Daerah dan 249 FBB UBB
Fasilitasi dan Pembinaan Pemerintah
Desa, Desa/Kelurahan
Pusat Desa
100

RO GENERIK DALAM KRO DUKUNGAN MANAJEMEN INTERNAL

Kode Kode RO
KRO Satuan Nomenklatur RO Generik Komponen
KRO Generik
01- Gaji dan Tunjangan
994 Layanan Perkantoran
02- Operasional Perkantoran
957 Layanan Hukum
Layanan Hubungan Masyarakat dan
958
Informasi
Layanan Dukungan Manajemen 959 Layanan Protokoler
EBA Layanan
Internal 962 Layanan Umum
969 Layanan Bantuan Hukum
963 Layanan Data dan Informasi
Layanan Organisasi dan Tata Kelola
960
Internal
956 Layanan BMN
Layanan Sarana dan Prasarana 951 Layanan Sarana Internal
EBB Unit
Internal 971 Layanan Prasarana Internal
954 Layanan Manajemen SDM
Layanan Manajemen SDM 996 Layanan Pendidikan dan Pelatihan
EBC Orang
Internal 968 Layanan Pendidikan Kedinasan
952 Layanan Perencanaan dan Penganggaran
953 Layanan Pemantauan dan Evaluasi
Layanan Manajemen Kinerja 955 Layanan Manajemen Keuangan
EBD Dokumen
Internal 965 Layanan Audit Internal
961 Layanan Reformasi Kinerja
974 Layanan Penyelenggaraan Kearsipan

Autentikasi a.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT


DIREKTUR AJUDAN JENDERAL TNI AD, ASISTEN PERENCANAAN DAN ANGGARAN,

tertanda

FAISAL AHMADI, S.I.P., M.M., CHRMP. KASURI


BRIGADIR JENDERAL TNI MAYOR JENDERAL TNI

Anda mungkin juga menyukai