Anda di halaman 1dari 18

PERUBAHAN I

KEPUTUSAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


Nomor Kep/555.a/VI/2018

tentang

DOKTRIN TENTARA NASIONAL INDONESIA TRI DHARMA EKA KARMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Menimbang : bahwa perlu diadakan perubahan Keputusan Panglima TNI Nomor


Kep/555/VI/2018 tanggal 5 Juni 2018 tentang Doktrin Tentara
Nasional Indonesia Tri Dharma Eka Karma;

Mengingat : 1. Peraturan Panglima TNI Nomor 21 Tahun 2013 tentang


Pengesahan Doktrin dan Petunjuk di Lingkungan Tentara
Nasional Indonesia;

2. Peraturan Panglima TNI Nomor 43 Tahun 2015 tentang


Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan Tentara Nasional
Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Panglima TNI Nomor 48 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Panglima TNI Nomor 43 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan Tentara Nasional
Indonesia;

3. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/555/VI/2018 tanggal


6 Juni 2018 tentang Doktrin Tentara Nasional Indonesia Tri
Dharma Eka Karma (Tridek);

4. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1125/XI/2018 tanggal 5


November 2018 Tentang Petunjuk Referensif Stratifikasi
Doktrin di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia;

5. Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/1126/XI/2018 tanggal 5


November 2018 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Penyusunan
dan Penerbitan Doktrin di Lingkungan Tentara Nasional
Indonesia;

Memperhatikan : 1. Surat Perintah Panglima TNI Nomor Sprin/73/I/2018 tanggal


14 Januari 2018 tentang penugasan Anggota Kelompok Kerja
Doktrin Tentara Nasional Indonesia Tri Dharma Eka Karma;

2. Pertimbangan Pimpinan TNI;


2

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : 1. Perubahan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/555/VI/2018


tanggal 5 Juni 2018 tentang Doktrin Tentara Nasional
Indonesia Tri Dharma Eka Karma, sebagai berikut:

a. Bab I Pasal 3, mengubah klausul “kepentingan


penyelenggaraan pertahanan negara”

Semula tertulis:

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Doktrin TNI Tridek


ini meliputi berbagai hal yang berhubungan dengan
TNI dalam rangka kepentingan penyelenggaraan
pertahanan negara dan mendukung kepentingan
nasional yang disusun dengan tata urut sebagai
berikut:

Diubah menjadi:

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Doktrin TNI Tridek


ini meliputi berbagai hal yang berhubungan dengan
TNI dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI dan
mendukung kepentingan nasional yang disusun
dengan tata urut sebagai berikut:

b. Bab I Pasal 4. b, mengubah klausul “Undang-Undang


Nomor 23/Prp Tahun 1959 tentang Keadaan Bahaya”.

Semula tertulis:

b. Undang-undang Nomor 23/Prp Tahun 1959 tentang


Keadaan Bahaya.

Diubah menjadi:

b. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang


Nomor 23/Prp/1959 tentang Pencabutan Undang-
Undang Nomor 74 Tahun 1957 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 160 Tahun 1957) dan
Penetapan Keadaan Bahaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 139,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1908)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 52 Prp Tahun
1960 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 170, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 2113).

c. Bab II Pasal 9, mengubah klausul “pengalaman operasi”


3

Semula tertulis:

9. Umum. Pada dasarnya TNI dibentuk untuk


menyelenggarakan tugas negara di bidang
pertahanan dalam menghadapi berbagai ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara. Selain melaksanakan tugas pertahanan
tersebut, TNI juga disiapkan untuk melaksanakan
tugas-tugas dalam rangka mendukung kepentingan
nasional sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pada bab ini akan diuraikan sejarah; jati
diri; pengalaman operasi; karakter; peran, fungsi,
dan tugas TNI, serta organisasi TNI.

Diubah menjadi:

9. Umum. Pada dasarnya TNI dibentuk untuk


menyelenggarakan tugas negara di bidang
pertahanan dalam menghadapi berbagai ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara. Selain melaksanakan tugas pertahanan
tersebut, TNI juga disiapkan untuk melaksanakan
tugas-tugas dalam rangka mendukung kepentingan
nasional sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Pada bab ini akan diuraikan sejarah; jati
diri; karakter; peran, fungsi, dan tugas pokok TNI;
tugas Angkatan; serta organisasi TNI.

d. Bab II Pasal 10 a. 1), mengubah klausul “tanggal 23


Agustus 1945”

Semula tertulis:

1) TNI lahir dari kancah perjuangan untuk


mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dimulai
dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
pada tanggal 23 Agustus 1945.

Diubah menjadi:

1) TNI lahir dari kancah perjuangan untuk


mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dimulai
dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR)
pada tanggal 22 Agustus 1945.

e. Bab II Pasal 10 c. 2), mengubah klausul “Operasi Militer di


Luar Negeri”

Semula tertulis:

2) Operasi Militer di Luar Negeri. Penugasan TNI yang


dilaksanakan sejak kontingen Garuda I (1957) ke
Mesir sampai dengan Kontingen Garuda XXIII (2018)
ke Libanon; Operasi Woyla (1981) di Don Muang,
Thailand; dan Operasi Pembebasan Sandera MV
Sinar Kudus di Somalia (2011).
4

Diubah menjadi:

2) Operasi Militer di Luar Negeri. Penugasan TNI yang


dilaksanakan sejak kontingen Garuda I (1957) ke
Mesir sampai dengan Kontingen Garuda XXXIX-A
(2018) ke Republik Demokratik Kongo, Operasi
Woyla (1981) di Don Muang, Thailand; dan Operasi
Pembebasan Sandera MV Sinar Kudus di Somalia
(2011).

f. Bab II Pasal 10 c. 3), mengubah klausul “Pelajaran-


pelajaran yang dapat diambil dari sejarah kelahiran TNI
sampai dengan perkembangannya, dan masih dapat
diterapkan dalam pelaksanaan tugas TNI di masa
mendatang, antara lain adalah:”

Semula tertulis:

3) Pelajaran yang dapat diambil.

a) nilai-nilai keagamaan, kebangsaan,


kebersamaan, kemanusiaan, semangat juang,
keprajuritan, pantang menyerah, rela
berkorban, cinta damai tetapi lebih cinta
kemerdekaan, dan keberanian;

b) kemanunggalan TNI dengan rakyat;

c) kemampuan dalam melaksanakan operasi


gerilya;

d) kesemestaan dalam mempertahankan


keutuhan NKRI;

e) kebersamaan TNI dengan komponen bangsa


lainnya dalam melaksanakan Operasi Militer
dan diplomasi untuk pencapaian tujuan
politik negara;

f) keterpaduan antar Angkatan dalam operasi


gabungan;

g) kerja sama dengan Kementerian/Lembaga


(K/L) lainnya melaksanakan tugas
kemanusiaan; dan

h) keunggulan alutsista, komando dan kendali,


serta kesatuan komando sangat memengaruhi
pelaksanaan tugas.

Diubah menjadi:

3) Pelajaran yang dapat diambil. Pelajaran-pelajaran


yang dapat diambil dari sejarah kelahiran TNI
sampai dengan perkembangannya, dan masih
dapat diterapkan dalam pelaksanaan tugas TNI di
masa mendatang, antara lain adalah:
5

a) nilai-nilai keagamaan, kebangsaan,


kebersamaan, kemanusiaan, semangat juang,
keprajuritan, pantang menyerah, rela
berkorban, cinta damai tetapi lebih cinta
kemerdekaan, dan keberanian;

b) kemanunggalan TNI dengan rakyat;

c) kemampuan dalam melaksanakan Operasi


Gerilya;

d) kesemestaan dalam mempertahankan


keutuhan NKRI;

e) kebersamaan TNI dengan komponen bangsa


lainnya dalam melaksanakan Operasi Militer
dan diplomasi untuk pencapaian tujuan
politik negara;

f) keterpaduan antar Angkatan dalam Operasi


Gabungan;

g) kerja sama dengan Kementerian/Lembaga


(K/L) lainnya melaksanakan tugas
kemanusiaan; dan

h) keunggulan alutsista, komando dan kendali,


serta kesatuan komando sangat memengaruhi
pelaksanaan tugas.

g. Bab II Pasal 11. c, menghapus klausul “tentara


kebangsaan, bukan tentara kedaerahan, suku, ras, atau
golongan agama”, karena terjadi pengulangan penulisan

Semula tertulis:

c. Tentara Nasional. Tentara Nasional yaitu tentara


kebangsaan Indonesia yang bertugas demi
kepentingan negara di atas kepentingan daerah,
suku, ras, atau golongan agama. Sebagai Tentara
Nasional, TNI merupakan tentara kebangsaan,
bukan tentara kedaerahan, suku, ras, atau golongan
agama. TNI mengutamakan kepentingan nasional
dan kepentingan bangsa di atas semua kepentingan
daerah, suku, ras, atau golongan agama apapun.

Diubah menjadi:

c. Tentara Nasional. Tentara Nasional yaitu tentara


kebangsaan Indonesia yang bertugas demi
kepentingan negara di atas kepentingan daerah,
suku, ras, atau golongan agama. TNI mengutamakan
kepentingan nasional dan kepentingan bangsa di
atas semua kepentingan daerah, suku, ras, atau
golongan agama apapun.
6

h. Bab II Pasal 11, mengubah klausul tulisan penjelasan


pada gambar.

Semula tertulis:

JIWA JUANG TINGGI

Agustus 1949, Delta Tamiang: Mayor Jhon Lie, Komandan kapal The Outlaw,
adalah seorang perwira ALRI beretnis Tionghoa, berhasil lolos dari blokade laut
dan udara Belanda saat kembali dari Thailand untuk membawa senjata bagi para
pejuang Indonesia. Perjuangan John Lie menunjukkan jati diri prajurit TNI sebagai
tentara Nasional yang tidak memandang suku dan kedaerahan sekaligus tentara
pejuang yang senantiasa berupaya keras untuk mencapai tujuan dengan jiwa
juang yang tinggi.
7

Diubah menjadi:

JIWA JUANG TINGGI

Agustus 1949, Delta Tamiang: Mayor Jhon Lie, Komandan kapal The Outlaw,
adalah seorang perwira ALRI, berhasil lolos dari blokade laut dan udara
Belanda saat kembali dari Thailand untuk membawa senjata bagi para pejuang
Indonesia. Perjuangan John Lie menunjukkan jati diri prajurit TNI sebagai
tentara Nasional yang tidak memandang suku dan kedaerahan sekaligus
tentara pejuang yang senantiasa berupaya keras untuk mencapai tujuan
dengan jiwa juang yang tinggi.
8

i. Bab II Pasal 12, mengubah klausul “Nilai-nilai tersebut


menjadikan prajurit TNI memiliki karakter sebagai
berikut:”

Semula tertulis:

12. Karakter Prajurit TNI. Karakter Prajurit TNI


tercermin dari nilai-nilai yang terdapat dalam
Sumpah Prajurit, Sapta Marga, 8 (Delapan) Wajib
TNI, serta 11 Asas Kepemimpinan TNI. Nilai-nilai
tersebut menjadikan prajurit TNI memiliki karakter
sebagai berikut:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang


Maha Esa;

b. setia kepada Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945;

c. bermoral dan tunduk pada hukum serta


peraturan perundang-undangan;

d. berdisiplin serta taat kepada atasan; dan

e. bertanggung jawab dan melaksanakan


kewajibannya sebagai tentara.

Diubah menjadi:

12. Karakter Prajurit TNI. Untuk mewujudkan jati diri


TNI sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang,
Tentara Nasional, dan Tentara Profesional, maka
Prajurit TNI harus mempunyai karakter:

a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang


Maha Esa;

b. setia kepada Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945;

c. bermoral dan tunduk pada hukum serta


peraturan perundang-undangan;

d. berdisiplin serta taat kepada atasan; dan

e. bertanggung jawab dan melaksanakan


kewajibannya sebagai tentara.

j. Bab II Pasal 13, mengubah klausul “b. Fungsi. Sebagai alat


pertahanan negara, TNI berfungsi sebagai:”

Semula tertulis:

13. Peran, Fungsi, dan Tugas Pokok TNI. Sesuai


Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, TNI
memiliki peran, fungsi, dan tugas sebagai berikut:
9

b. Fungsi. Sebagai alat pertahanan negara, TNI


berfungsi sebagai:

1) penangkal setiap bentuk ancaman militer


dan ancaman bersenjata baik yang
datang dari luar maupun dari dalam
negeri yang mengancam kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa;

2) penindak setiap bentuk ancaman


sebagaimana dimaksud di atas yang
sudah masuk ke wilayah kedaulatan
NKRI; dan

3) pemulih terhadap kondisi negara yang


terganggu akibat perang atau akibat
kekacauan keamanan.

Diubah menjadi:

13. Peran, Fungsi, dan Tugas TNI. TNI memiliki peran,


fungsi, dan tugas sebagai berikut:

b. Fungsi. Sebagai alat pertahanan negara, TNI


berfungsi sebagai:

1) penangkal terhadap setiap bentuk


ancaman dan gangguan dari luar dan
dalam negeri terhadap kedaulatan,
keutuhan wilayah, dan keselamatan
bangsa;

2) penindak terhadap setiap bentuk


ancaman sebagaimana dimaksud pada
1); dan

3) pemulih terhadap kondisi keamanan


negara yang terganggu akibat
kekacauan keamanan.

k. Bab II Pasal 15, mengubah klausul “Organisasi TNI”

Semula tertulis:

15. Organisasi TNI. Organisasi TNI terdiri atas Markas


Besar TNI yang membawahkan Markas Besar TNI
Angkatan Darat, Markas Besar TNI Angkatan Laut,
dan Markas Besar TNI Angkatan Udara. Markas
Besar TNI terdiri atas Unsur Pimpinan, Unsur
Pembantu Pimpinan, Unsur Pelayanan, Badan
Pelaksana Pusat, dan Komando Utama Operasi.
Markas Besar Angkatan terdiri atas Unsur
Pimpinan, Unsur Pembantu Pimpinan, Unsur
Pelayanan, Badan Pelaksana Pusat, dan Komando
Utama Pembinaan. Susunan organisasi TNI diatur
dalam Peraturan Presiden dan dijabarkan dalam
Peraturan Panglima TNI.
10

Diubah menjadi:

15. Organisasi TNI.

a. Organisasi TNI terdiri atas Markas Besar TNI


yang membawahkan Markas Besar TNI
Angkatan Darat, Markas Besar TNI
Angkatan Laut, dan Markas Besar TNI
Angkatan Udara.

b. Markas Besar TNI terdiri atas Unsur


Pimpinan, Unsur Pembantu Pimpinan,
Unsur Pelayanan, Badan Pelaksana Pusat,
dan Komando Utama Operasi.

c. Markas Besar Angkatan terdiri atas Unsur


Pimpinan, Unsur Pembantu Pimpinan,
Unsur Pelayanan, Badan Pelaksana Pusat,
dan Komando Utama Pembinaan.

d. Susunan organisasi TNI diatur dalam


Peraturan Presiden dan dijabarkan dalam
Peraturan Panglima TNI.

l. Bab III Pasal 17. b, mengubah klausul judul pada gambar.

Semula tertulis:

Kemanunggalan TNI dan Rakyat

Gambar ini mengilustrasikan, prajurit TNI bahu-membahu dengan anggota POLRI dalam
meringankan beban penderitaan masyarakat saat menghadapi berbagai bencana
11

Diubah menjadi:

Tugas TNI dalam menghadapi berbagai bencana,


bersama komponen bangsa lainnya

Gambar ini mengilustrasikan, prajurit TNI bahu-membahu dengan komponen bangsa lainnya dalam
meringankan beban penderitaan masyarakat saat menghadapi berbagai bencana

m. Bab III Pasal 19. c, mengubah klausul “Konstelasi


Geografis Indonesia.”

Semula tertulis:

c. Konstelasi Geografis Indonesia. Pada aspek luas dan


bentuk wilayah, Indonesia sebagai negara kepulauan
dengan 17.504 pulau memiliki luas 7,81 juta km2 dengan
wilayah daratan 2,01 juta km2 dan wilayah laut 5,8 juta
km2.

Diubah menjadi:

c. Konstelasi Geografis Indonesia. Pada aspek luas dan


bentuk wilayah, Indonesia sebagai negara kepulauan
dengan 17.504 pulau memiliki luas 8,3 juta km2 dengan
wilayah daratan 1,9 juta km2 dan wilayah laut 6,4 juta
km2 dengan panjang garis pantai 1087.000 Km..

n. Bab IV Pasal 22. a, mengubah klausul “mengatasinya


secara bertahap sesuai fungsi TNI.”

Semula tertulis:

a. Kebijakan. Kebijakan yang diambil untuk


menghadapi ancaman dan gangguan adalah dengan
mengatasinya secara bertahap sesuai fungsi TNI.

Diubah menjadi:

a. Kebijakan. Kebijakan yang diambil untuk


menghadapi ancaman dan gangguan adalah dengan
mengatasinya secara bertahap sesuai fungsi TNI,
yaitu penangkalan, penindakan dan pemulihan.

o. Bab IV Pasal 22. 1) b), mengubah klausul “tentang Sistem


Pertahanan Semesta (Sishanta)”.
12

Semula tertulis:

b) Penindakan (dalam Strategi OMP). Pada tahap


penindakan dilaksanakan strategi yang
menggunakan kekuatan TNI sesuai kebijakan dan
keputusan politik negara dan/atau setelah adanya
pernyataan perang oleh Presiden. Strategi
menghadapi musuh dilakukan melalui Operasi
Intelijen, Operasi Tempur, Operasi Teritorial,
Diplomasi Militer, Operasi Informasi. Untuk sasaran
yang bernilai strategis terpilih dilaksanakan operasi
khusus. Bantuan dari luar TNI yang diperlukan
untuk memperkuat komponen utama bersifat
opsional melalui mobilisasi komponen cadangan dan
pendukung. Strategi penindakan yang
diselenggarakan bersifat defensif aktif (active
defence) dengan menggunakan pola pertahanan
berlapis (defence in depth). Tindakan yang
dilakukan, yaitu menghancurkan musuh di
pangkalannya, dalam perjalanan, dan setelah masuk
ke wilayah NKRI. Selanjutnya, apabila musuh
berhasil merebut dan menguasai seluruh atau
sebagian wilayah NKRI maka dilaksanakan perang
berlarut dengan taktik gerilya. Pada tahap
penindakan ini dilaksanakan secara efektif dengan
didukung teknologi informasi yang modern, di
antaranya Network Centric Warfare (NCW).

Diubah menjadi:

b) Penindakan (dalam Strategi OMP). Pada tahap


penindakan dilaksanakan strategi yang
menggunakan kekuatan TNI sesuai kebijakan dan
keputusan politik negara dan/atau setelah adanya
pernyataan perang oleh Presiden. Strategi
menghadapi musuh dilakukan melalui Operasi
Intelijen, Operasi Tempur, Operasi Teritorial,
Diplomasi Militer, Operasi Informasi. Untuk sasaran
yang bernilai strategis terpilih dilaksanakan operasi
khusus. Bantuan dari luar TNI yang diperlukan
untuk memperkuat komponen utama bersifat
opsional melalui mobilisasi komponen cadangan dan
pendukung. Strategi penindakan yang
diselenggarakan adalah menggunakan Sistem
Pertahanan Semesta (Sishanta), bersifat defensif
aktif (active defence) dengan menggunakan pola
pertahanan berlapis (defence in depth). Tindakan
yang dilakukan, yaitu menghancurkan musuh di
pangkalannya, dalam perjalanan, dan setelah masuk
ke wilayah NKRI. Selanjutnya, apabila musuh
berhasil merebut dan menguasai seluruh atau
sebagian wilayah NKRI maka dilaksanakan perang
berlarut dengan taktik gerilya. Pada tahap
penindakan ini dilaksanakan secara efektif dengan
didukung teknologi informasi yang modern, di
antaranya Network Centric Warfare (NCW).
13

p. Bab IV Pasal 22. 2) a), menghapus klausul “Operasi


Pemberdayaan Wilayah Pertahanan.” karena pengulangan
penulisan.

Semula tertulis:

a) Penangkalan. Pada tahap ini dilaksanakan strategi


yang menggunakan kekuatan TNI melalui kegiatan
dan Operasi Militer dalam rangka menangkal
ancaman bersenjata, ancaman nonmiliter, dan
gangguan. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain
Diplomasi Militer diantaranya latihan bersama,
pendidikan, pertemuan militer, kunjungan, kerja
sama militer, atau olahraga militer; dan pembinaan
teritorial dan/atau Pemberdayaan Wilayah
Pertahanan yang bersinergi dengan Polri, Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan
Nasional Pencarian dan Pertolongan (BNPP), Badan
Keamanan Laut (Bakamla), K/L terkait lainnya; serta
aktif di Forum Koordinasi Pimpinan Daerah
(Forkopimda). Sedangkan operasi yang dilaksanakan
antara lain Operasi Mengatasi Gerakan Separatisme
Bersenjata, Operasi Mengatasi Pemberontakan
Bersenjata, Operasi Mengatasi Aksi Terorisme,
Operasi Pemberdayaan Wilayah Pertahanan, Operasi
Pengamanan Objek Vital Nasional, Operasi
Pengamanan Wilayah NKRI, Operasi Pengamanan
Presiden dan Wapres beserta keluarganya, serta
Operasi Membantu Pengamanan Tamu Negara
Setingkat Kepala dan Perwakilan Pemerintah Asing
yang sedang berada di Indonesia, Operasi
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan; Operasi
Perdamaian Dunia; Operasi Membantu Pemerintah
di Daerah; Operasi Membantu Polri dalam rangka
Kamtibmas; Operasi Membantu Menanggulangi
Akibat Bencana Alam, Pengungsian, dan Pemberiaan
Bantuan Kemanusiaan; Operasi Membantu
Pencarian dan Pertolongan dalam kecelakaan; dan
Operasi Membantu Pemerintah dalam Pelayaran dan
Penerbangan yang didukung oleh Operasi Teritorial,
Operasi Intelijen, dan Operasi Informasi.

Diubah menjadi:

a) Penangkalan. Pada tahap ini dilaksanakan strategi


yang menggunakan kekuatan TNI melalui kegiatan
dan operasi militer dalam rangka menangkal
ancaman bersenjata, ancaman nonmiliter, dan
gangguan. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain
Diplomasi Militer di antaranya latihan bersama,
pendidikan, pertemuan militer, kunjungan, kerja
sama militer, atau olahraga militer; dan pembinaan
teritorial dan/atau Pemberdayaan Wilayah
Pertahanan yang bersinergi dengan Polri, Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Basarnas, Badan Nasional Pengelola Perbatasan
(BNPP), Badan Keamanan Laut (Bakamla), K/L
terkait lainnya; serta aktif di Forum Koordinasi
14

Pimpinan Daerah (Forkopimda). Sedangkan Operasi


yang dilaksanakan antara lain Operasi Mengatasi
Gerakan Separatisme Bersenjata, Operasi Mengatasi
Pemberontakan Bersenjata, Operasi Mengatasi Aksi
Terorisme, Operasi Pemberdayaan Wilayah
Pertahanan, Operasi Pengamanan Objek Vital
Nasional, Operasi Pengamanan Wilayah NKRI,
Operasi Pengamanan Presiden dan Wapres beserta
keluarganya, serta Operasi Membantu Pengamanan
Tamu Negara Setingkat Kepala dan Perwakilan
Pemerintah Asing yang sedang berada di Indonesia,
Operasi Perdamaian Dunia; Operasi Membantu
Pemerintah di Daerah; Operasi Membantu Polri
dalam rangka Kamtibmas; Operasi Membantu
Menanggulangi Akibat Bencana Alam, Pengungsian,
dan Pemberiaan Bantuan Kemanusiaan; Operasi
Membantu Pencarian dan Pertolongan dalam
kecelakaan; dan Operasi Membantu Pemerintah
dalam Pelayaran dan Penerbangan yang didukung
oleh Operasi Teritorial, Operasi Intelijen, dan Operasi
Informasi.

q. Bab IV Pasal 22. 2) b) (2), menghapus klausul “termasuk


mendukung kebijakan pemerintah mewujudkan Poros
Maritim Dunia”, karena bukan termasuk dalam ancaman
nonmiliter.

Semula tertulis:

(2) Dalam menghadapi ancaman nonmiliter, TNI


membantu pemerintah dalam menghadapi ancaman
yang berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, bencana, teknologi, dan legislasi; termasuk
mendukung kebijakan pemerintah mewujudkan
Poros Maritim Dunia. Perbantuan tersebut
dilaksanakan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta prosedur K/L terkait.

Diubah menjadi:

(2) Dalam menghadapi ancaman nonmiliter, TNI


membantu pemerintah dalam menghadapi ancaman
yang berdimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, bencana, teknologi, dan legislasi.
Perbantuan tersebut dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta prosedur
K/L terkait.

r. Bab IV Pasal 23. b. 2), mengubah klausul “Pendidikan”


karena lingkupnya terlalu sempit.

Semula tertulis:

2) Penyiapan. Penyiapan postur TNI dilaksanakan


oleh Angkatan melalui kegiatan-kegiatan antara lain:
pendidikan, latihan, pembinaan doktrin,
pemeliharaan/perawatan materiel/alutsista dan
fasilitas. Dalam penyiapan postur TNI juga diberikan
pemahaman wawasan kebangsaan dan ketahanan
15

nasional, serta Hukum Humaniter Internasional dan


HAM. Tujuan penyiapan postur TNI untuk
mewujudkan satuan-satuan TNI yang mampu
melaksanakan operasi khas angkatan dan siap
melaksanakan operasi militer bersifat gabungan.
Selain itu kegiatan penyiapan juga mencakup
komponen cadangan dan pendukung sesuai dengan
kebijakan Kemhan.

Diubah menjadi:

2) Penyiapan. Penyiapan postur TNI dilaksanakan


oleh Angkatan melalui kegiatan-kegiatan antara lain
pembinaan personel dan tenaga manusia, latihan,
pembinaan doktrin, pemeliharaan/perawatan
materiel/alutsista dan fasilitas. Dalam penyiapan
postur TNI juga diberikan pemahaman wawasan
kebangsaan dan ketahanan nasional, serta Hukum
Humaniter Internasional dan HAM. Tujuan
penyiapan postur TNI untuk mewujudkan satuan-
satuan TNI yang mampu melaksanakan Operasi
Khas Angkatan dan siap melaksanakan Operasi
Militer bersifat gabungan. Selain itu kegiatan
penyiapan juga mencakup komponen cadangan dan
pendukung sesuai dengan kebijakan Kemhan.

s. Bab V pasal 25. b, menambah klausul “Tataran


Kewenangan Menteri Pertahanan”.

Ditambah menjadi:

2) Menteri Pertahanan. Merumuskan kebijakan umum


penggunaan kekuatan TNI dan komponen
pertahanan lainnya.

t. Bab V pasal 26. b. 1), menghapus klausul “Tataran


Kewenangan Menteri Pertahanan b) karena termasuk
dalam penggunaan kekuatan”.

Semula tertulis:

a) menetapkan kebijakan tentang penyelenggaraan


pertahanan negara berdasarkan kebijakan umum
yang ditetapkan Presiden RI;

b) merumuskan kebijakan umum penggunaan


kekuatan TNI dan komponen pertahanan lainnya;
dan

c) menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan,


perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional,
serta pembinaan teknologi dan industri pertahanan
yang diperlukan oleh TNI dan komponen pertahanan
lainnya.

Diubah menjadi:

a) menetapkan kebijakan tentang penyelenggaraan


pertahanan negara berdasarkan kebijakan umum
yang ditetapkan Presiden RI; dan
16

b) menetapkan kebijakan penganggaran, pengadaan,


perekrutan, pengelolaan sumber daya nasional,
serta pembinaan teknologi dan industri pertahanan
yang diperlukan oleh TNI dan komponen pertahanan
lainnya.

u. Bab V Pasal 25. b, mengubah urutan penomoran “Tataran


Kewenangan Panglima TNI”.

Semula tertulis:

2) Panglima TNI.

Diubah menjadi:

3) Panglima TNI.

v. Bab V Pasal 25. b, menambah klausul “Tataran


Kewenangan Kepala Staf Angkatan”

Ditambah menjadi:

4) Kepala Staf Angkatan. Membantu Panglima TNI


dalam penggunaan komponen pertahanan negara
sesuai dengan kebutuhan Angkatan.

w. Bab V pasal 26. b. 3), menghapus klausul “Tataran


Kewenangan Kepala Staf Angkatan c) karena termasuk
dalam penggunaan kekuatan”

Semula tertulis:

a) memimpin Angkatan dalam pembinaan kekuatan


dan kesiapan operasional Angkatan;

b) membantu Panglima TNI dalam menyusun kebijakan


tentang pengembangan postur, doktrin, dan strategi
serta operasi militer dengan matra masing-masing;

c) membantu Panglima TNI dalam penggunaan


komponen pertahanan negara sesuai dengan
kebutuhan Angkatan; dan

d) melaksanakan tugas lain sesuai dengan matra


masing-masing yang diberikan oleh Panglima TNI.

Diubah menjadi:

a) memimpin Angkatan dalam pembinaan kekuatan


dan kesiapan operasional Angkatan;

b) membantu Panglima TNI dalam menyusun kebijakan


tentang pengembangan postur, doktrin, dan strategi
serta operasi militer dengan matra masing-masing;
dan

c) melaksanakan tugas lain sesuai dengan matra


masing-masing yang diberikan oleh Panglima TNI.
17

x. Bab VI Pasal 28, mengubah klausul “dan merupakan


turunan dari atau setingkat di bawah doktrin dasar yaitu
Doktrin Pertahanan Negara (Hanneg)”.

Semula tertulis:

28. Umum. Doktrin TNI Tridek adalah Doktrin Induk


bagi TNI yang berada pada strata strategi militer dan
merupakan turunan dari atau setingkat di bawah
doktrin dasar yaitu Doktrin Pertahanan Negara
(Hanneg). Doktrin TNI Tridek ini menjadi pedoman
yang mengikat bagi doktrin-doktrin turunannya
termasuk doktrin Angkatan. Pada bab ini akan
dijelaskan stratifikasi doktrin secara singkat dan
doktrin turunan langsung dari Doktrin TNI Tridek
ini.

Diubah menjadi:

28. Umum. Doktrin TNI Tridek adalah Doktrin Induk


bagi TNI yang berada pada strata strategi militer,
bersifat filosofis dan fundamental. Doktrin TNI
Tridek ini menjadi pedoman yang mengikat bagi
doktrin-doktrin turunannya termasuk doktrin
angkatan. Pada bab ini akan dijelaskan stratifikasi
doktrin secara singkat dan doktrin turunan
langsung dari Doktrin TNI Tridek ini.

y. Bab VI Pasal 30. b. 1), mengubah klausul “Pengawasan


dan Pemeriksaan, Keahlian dan Kekhususan,
Perencanaan, Intelijen, Operasi, Personel, Logistik, Teritorial,
serta Komunikasi dan Elektronika”

Semula tertulis:

1) Fungsi Umum. Doktrin Fungsi Umum (DFU)


tersebut meliputi doktrin-doktrin: Pengawasan dan
Pemeriksaan, Keahlian dan Kekhususan,
Perencanaan, Intelijen, Operasi, Personel, Logistik,
Teritorial, serta Komunikasi dan Elektronika.

Diubah menjadi:

1) Fungsi Umum. Doktrin Fungsi Umum (DFU)


tersebut meliputi doktrin-doktrin: Perencanaan,
Intelijen, Operasi, Personel, Logistik, Teritorial,
serta Komunikasi dan Elektronika.

z. Bab VI Pasal 30. b. 2), mengubah klausul “Doktrin,


Pendidikan, Latihan, Hukum, Kepolisian Militer,
Penerangan, Kesehatan, Perbekalan, Pengadaan,
Pembinaan Mental, Keuangan, Informasi dan Pengolahan
Data, Pengkajian Strategi, Penelitian dan Pengembangan,
Kerja sama Internasional, Garnisun Tetap, Media Siber,
Pelestarian Sejarah, dan DFK Pelayanan (Denma, Setum,
Satkomlek, dan Puskodal)”

Semula tertulis:
18

2) Fungsi Khusus. Doktrin Fungsi Khusus (DFK) ini


diperlukan oleh Balakpus TNI dan Unsur Pelayanan,
yaitu DFK terkait: Doktrin, Pendidikan, Latihan,
Hukum, Kepolisian Militer, Penerangan, Kesehatan,
Perbekalan, Pengadaan, Pembinaan Mental,
Keuangan, Informasi dan Pengolahan Data,
Pengkajian Strategi, Penelitian dan Pengembangan,
Kerja sama Internasional, Garnisun Tetap, Media
Siber, Pelestarian Sejarah, dan DFK Pelayanan
(Denma, Setum, Satkomlek, dan Puskodal).

Diubah menjadi:

2) Fungsi Khusus. Doktrin Fungsi Khusus (DFK) ini


diperlukan oleh Inspektorat, Sahli dan Balakpus
TNI, yaitu DFK terkait: Pengawasan dan
Pemeriksaan, Keahlian dan Kekhususan, Hukum,
Penelitian dan Pengembangan, Reformasi
Birokrasi dan Organisasi serta Pengadaan.

aa. Penomoran halaman, mengubah penomoran halaman yang


sebelumnya dimulai dari Daftar Isi, diubah menjadi
penomoran halaman dimulai dari Bab I Pendahuluan.

2. Dengan demikian, maka Keputusan Panglima TNI Nomor


Kep/555/VI/2018 tanggal 6 Juni 2018 telah diadakan
perubahan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 Juli 2019

PANGLIMA TNI,

HADI TJAHJANTO, S.I.P.


Distribusi: MARSEKAL TNI

A dan B Tentara Nasional Indonesia


___________________________________

Anda mungkin juga menyukai