Anda di halaman 1dari 24

PEMBINAAN TERITORIAL DALAM

KETAHANAN NASIONAL

Pembinaan Teritorial bagi TNI


adalah upaya, pekerjaan dan
tindakan, baik secara berdiri sendiri
maupun bersama dengan aparat
terkait dan komponen bangsa lainnya
untuk membantu pemerintah dalam
menyiapkan kekuatan pertahanan
matra darat, laut dan udara; yang
meliputi wilayah pertahanan dan
kekuatan pendukungnya, serta
terwujudnya kemanunggalan TNI dan
Rakyat, yang dilaksanakan sesuai
kewenangan dan peraturan
perundang-undangan dalam rangka
tercapainya tugas pokok TNI. Apabila
dikaitkan dengan Undang –Undang
1
Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI
pada pasal 7 ayat (2) butir b angka 8,
disebutkan bahwa tugas TNI adalah
memberdayakan wilayah pertahanan
dan kekuatan pendukungnya secara
dini sesuai dengan Sistem
Pertahanan Rakyat Semesta.

Dasar Hukum
Dasar hukum yang berkait dengan
pembinaan teritorial dalam
mendukung ketahanan nasional
tersebut, adalah:

a. UUD 1945 Pasal 30 Ayat (2)


tentang Pertahanan dan
Keamanan Negara: “Usaha
Pertahanan dan Keamanan
Negara dilaksanakan melalui
2
Sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta oleh
TNI dan Polri, sebagai kekuatan
Utama, dan rakyat sebagai
Kekuatan Pendukung”.
b. UU RI Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara Pasal
7 ayat (2): “Sistem Pertahanan
Negara dalam menghadapi
ancaman militer menempatkan
TNI sebagai Komponen Utama
dengan didukung oleh cadangan
dan Komponen Pendukung”.
c. UU RI Nomor 34 tahun 2004
tentang TNI Pasal 8d, tentang
tugas TNI AD : “Angkatan Darat
bertugas melaksanakan
Pemberdayaan Wilayah
Pertahanan di darat”.
3
Maksud dan Tujuan :
a. Memberikan penjelasan dan
pemahaman tentang
Pemberdayaan Wilayah
Pertahanan di darat dan Binter
TNI AD pasca keluarnya UU RI
Nomor 34 Tahun 2004 tentang
TNI.
b. Mewujudkan pemahaman yang
sama tentang Pemberdayaan
Wilayah Pertahanan di darat dan
penyelenggaraan Binter TNI AD
pasca UU RI Nomor 34 Tahun
2004 bagi para prajurit TNI AD,
sehingga pelaksanaan Binter TNI
AD sebagai pelaksanaan tugas
Pemberdayaan Wilayah
Pertahanan di darat dapat
4
diimplementasikan sesuai
Perundang-undangan, dan tidak
menimbulkan keragu-raguan bagi
prajurit TNI AD dalam
pelaksanaan tugas di lapangan.

Pemberdayaan Wilayah
Pertahanan di Darat dilaksanakan
secara terus menerus dan
berkesinambungan sesuai
ketatalaksanaan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
Tugas Angkatan Darat ada 4 (empat)
sesuai Pasal 8 UU RI No. 34 tahun
2004:
a. Melaksanakan tugas TNI matra
darat di bidang pertahanan
b. Melaksanakan tugas TNI dalam
menjaga keamanan wilayah
5
perbatasan darat dengan negara
lain.
c. Melaksanakan tugas TNI dalam
pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra
darat.
d. Melaksanakan pemberdayaan
wilayah pertahanan di darat.

Dalam melaksanakan sistem


pertahanan negara melibatkan
seluruh komponen pertahanan
negara terdiri atas komponen utama,
komponen cadangan dan komponen
pendukung agar pelaksanaan
penyelenggaraan pertahanan negara
sesuai aturan hukum internasional
yang berkaitan dengan prinsip
pemberdayaan wilayah pertahanan
6
sesuai dengan UU RI. (UU RI No. 34
Tahun 2004) tentang TNI pasal 1
menjelaskan Sistem pertahanan
negara adalah sistem pertahanan
yang bersifat semesta yang
melibatkan seluruh warga negara,
wilayah dan sumber daya nasional
lainnya, dipersiapkan secara dini
oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total,
terpadu, terarah, berkesinambungan
dan berkelanjutan untuk
menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah
NKRI dan melindungi keselamatan
segenap bangsa dan Negara.
UU RI Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah,
dalam pasal 10 ayat (3): “Urusan
7
pemerintahan yang menjadi urusan
pemerintah sebagimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi politik luar
negeri, pertahanan, keamanan,
yustisi, moneter dan fiscal nasional
serta agama”.
Upaya untuk melaksanakan
pembinaan teritorial yang
berhubungan dengan perundang-
undangan, adalah melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan
diseluruh wilayah NKRI, sehingga
mampu disiapkan sebelum, selama
dan sesudah dengan melibatkan
instansi terkait dalam rangka
kepentingan pertahanan negara.
Peran Binter TNI AD sebagai
salah satu kegiatan utama dalam
pemberdayaan wilayah pertahanan
8
di darat dan mewujudkan
kemanunggalan TNI – Rakyat dalam
rangka mendukung tugas pokok TNI
AD dalam sistem pertahanan negara.
Hakikat Binter TNI AD adalah
kegiatan penyiapan wilayah
pertahanan dan kekuatan
pendukungnya secara dini sesuai
dengan Sistem Pertahanan Semesta
serta upaya untuk membangun,
memelihara, meningkatkan dan
memantapkan Kemanunggalan TNI-
Rakyat melalui kegiatan bantuan
untuk mengatasi kesulitan
masyarakat.

Sasaran Binter TNI AD


a. Ruang juang yg tangguh
berupa wilayah pertahanan aspek
9
darat yg siap sebagai mandala
perang atau mandala operasi.
b. Alat juang yg tangguh berupa
tersedianya Komponen Cadangan
dan Komponen Pendukung yang
sudah terorganisir secara nyata.
c. Kondisi juang yg tangguh
berupa kondisi dinamis
masyarakat dlm kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
d. Kemanunggalan TNI-Rakyat
yang tangguh berupa ikatan yg
kokoh dan kuat serta bersatu
padunya TNI-Rakyat.

Fungsi Binter TNI AD

10
a. Membantu pemerintah
menyiapkan potensi nasional
menjadi kekuatan pertahanan
aspek darat, meliputi : wilayah
pertahanan beserta kekuatan
pendukungnya, untuk
melaksanakan operasi militer
untuk perang
b. Membantu pemerintah
menyelenggarakan pelatihan
dasar kemiliteran
c. Membantu pemerintah
memberdayakan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.
d. Membantu tugas pemerintah
untuk pemberian bantuan
kemanusiaan, menanggulangi
akibat bencana alam,
pengungsian, merehabilitasi
11
infrastruktur dan mengatasi
masalah akibat pemogokan serta
konflik komunal.
e. Membangun, memelihara,
meningkatkan dan memantapkan
Kemanunggalan TNI – Rakyat.

Sasaran Pembinaan kemampuan


Binter TNI

A. Tingkat Satuan

1) Terwujudnya kemampuan Binter


Satkonwil secara terukur dalam
menerapkan sistem perencanaan
dan pengendalian Binter (Sisrendal
Binter) dan penerapan ” Lima
Kemampuan Teritorial tingkat
Satuan” untuk Kowil, meliputi :
12
a. Kemampuan temu cepat dan
lapor cepat
b. Kemampuan manajemen
Teritorial.
c. Kemampuan penguasaan
wilayah.
d. Kemampuan pembinaan
perlawanan rakyat.
e. Kemampuan komunikasi
sosial.
2) Terwujudnya kemampuan Satuan
non Kowil dalam melaksanakan
Binter Terbatas.
3) Terwujudnya keterpaduan
kegiatan Binter yang dilaksanakan
oleh Satkowil dan non Kowil dalam
melaksanakan Binter Terbatas.

B. Tingkat Perorangan
13
1. Terwujudnya profesionalisme
prajurit Teritorial sesuai bidang
tugas dan jabatannya
2. Terwujudnya kemampuan ”Lima
Kemampuan Teritorial tingkat
perorangan” bagi prajurit Satkowil,
meliputi :
a. Kemampuan
mendapatkan informasi
dan melaporkan dengan
cepat
b. Kemampuan
berkomunikasi dengan
masyarakat disekitar.
c. Kemampuan mendata
geografi, demografi dan
kondisi sosial terkait per-
tahanan negara.
14
d. Kemampuan
meningkatkan kesadaran
bela negara masyarakat
sekitar.
e. Kemampuan
penguasaan medan
sekitar.
3. Terwujudnya sikap Teritorial
setiap prajurit dalam berinteraksi
dengan masyarakat.

Obyek Binter TNI AD


a. Aspek Geografi → disiapkan
sebagai wilayah pertahanan yg
mampu memberikan ruang gerak
bagi pasukan sendiri dlm rangka
memenangkan peperangan.

15
b. Aspek Demografi → disiapkan sbg
kekuatan pendukung yg memiliki
kemampuan dan ketrampilan untuk
diorganisir dlm Komponen
cadangan dan Komponen
Pendukung.
c. Kondisi Sosial, merupakan aspek
kehidupan manusia yang terdiri dari
unsur Ipoleksosbud Hankam
disiapkan sebagai kekuatan
pendukung.

Maksud Pemberdayaan Wilayah


Pertahanan sesuai penjelasan UU
TNI Nomor 34 / 2004:
a. Membantu pemerintah
menyiapkan potensi nasional
menjadi kekuatan pertahanan untuk

16
melaksanakan OMP (Operasi
Militer untuk Perang)
b. Membantu pemerintah
menyelenggarakan pelatihan dasar
kemiliteran
c. Membantu pemerintah
memberdayakan rakyat sebagai
kekuatan pendukung.

Kekuatan pertahanan
mengandung 2 (dua) unsur yaitu :
1) Unsur wilayah pertahanan →
aspek geografis
2) Unsur kekuatan pendukung terdiri
dari rakyat meliputi 2 aspek : aspek
demografi dan aspek kehidupan
berupa kondisi sosial :

17
a) Aspek “demografi”: alat juang→
“komponen cadangan dan
komponen pendukung”.
b) Aspek “kehidupan”: kondisi
juang yg tangguh → “ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan”.

Makna yg tersirat dari Sistem


Pertahanan yang bersifat Semesta
tersebut, mengandung nilai-nilai yg
bersifat :
• Kerakyatan: adanya
keikutsertaan seluruh warga
negara sesuai dengan
kemampuan dan keahlian dalam
Sistem Pertahanan Negara.
• Kesemestaan: seluruh daya
bangsa dan negara mampu
18
memobilsasi diri guna
menanggulangi segala bentuk
ancaman dari luar maupun dari
dalam negeri.
• Kewilayahan: seluruh wilayah
negara merupakan tumpuan
perlawanan agar dapat
didayagunakan untuk mendukung
setiap bentuk perlawanan secara
berlanjut.

Sifat dan Lingkup Fungsi Binter


TNI AD

1. Sifat.
a. Sebagai kegiatan yang
terkoordinasikan, lintas sektoral,
terkait dan terpadu.

19
b. Sebagai kegiatan untuk
kepentingan pertahanan negara
dan membantu mengatasi
kesulitan masyarakat.

2. Lingkup.
a. Sistem Pertahanan semesta.
Fungsi Binter diarahkan untuk
membantu pemerintah dalam
menyiapkan dan mewujudkan
Sistem Pertahanan Semesta.
b. Pembangunan Nasional.
Fungsi Binter diarahkan untuk
membantu pemerintah dalam
mensukseskan Pembangunan
Nasional.
c. Sisbin TNI AD. Fungsi Binter
diarahkan untuk memberikan
batas-batas ruang lingkup yang
20
harus dilaksanakan TNI AD dalam
melaksanakan Binter.

Tujuan Binter TNI AD


a. Dalam perspektif kepentingan
Hankamneg, bertujuan untuk
menyiapkan wilayah pertahanan
dan kekuatan pendukungnya
secara dini dlm rangka
memenangkan peperangan.
b. Kepentingan masyarakat,
bertujuan untuk membantu
mengatasi kesulitan masyarakat.
c. Kepentingan TNI AD, bertujuan
untuk tercapainya Tugas Pokok TNI
AD.

Metode Binter TNI AD

21
a. Komunikasi Sosial.-- Untuk
penyampaian pikiran dan
pandangannya terkait dengan
Pemberdayaan Wilayah Pertahanan
di darat meliputi wilayah pertahanan
dan kekuatan pendukungnya serta
membangun, memelihara,
meningkatkan dan memantapkan
Kemanunggalan TNI-Rakyat.
b. Bhakti TNI.-- Untuk menangani
masalah-masalah sosial atas
permintaan Instansi terkait dan atau
inisiatif sendiri dan terkoordinasikan.
c. Binwanwil.-- Mewujudakan
kekuatan pertahanan aspek darat,
baik yg menyangkut wilayah
pertahanan maupun kekuatan
pendukung yg memliki ketahanan
dlm semua aspek kehidupan dan
22
memiliki kemampuan dan
ketrampilan serta upaya bela negara

Implementasinya bukan hanya


tanggung jawab TNI – Polri
melainkan kewajiban setiap warga
negara dalam menghadapi ancaman
nasional, hal ini bukan berarti semua
rakyat wajib memegang senjata
untuk melawan musuh seperti pada
zaman revolusi dulu, tetapi segenap
komponen bangsa dikerahkan untuk
kepentingan pertahanan sesuai
dengn fungsi dan profesi masing-
masing.
Bangsa Indonesia tidak akan
melaksanakan aneksasi atau
penyerangan terhadap negara lain,
dan dalam sishanta ini bangsa
23
Indonesia akan berperang di wilayah
sendiri. Untuk berperang perlu
disiapkan ruang, alat dan kondisi
juang yang tangguh yg dilaksanakan
dengan melaksanakan
pemberdayaan wilayah pertahanan
oleh seluruh komponen bangsa
sesuai fungsi dan tugas masing-
masing.

24

Anda mungkin juga menyukai