Anda di halaman 1dari 29

KONFIDENSIAL

PENATARAN INTELIJEN PARA BABINSA


DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUANNYA
SEBAGAI BAPUL

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pelaksanaan pembinaan teritorial yang berhasil dan berdaya guna di


tingkap Korem merupakan suatu landasan pokok keberhasilan pokok
pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan masyarakat
pada khususnya du daerah yang bersangkutan. Karena tujuan pembinaan
teritorial adalah untuk mewujudkan wilayah dengan seganap isinya menjadi
ruang, alat dan kondisi juang, maka perhatian utama dari Danrem adalah
bidang keamanan yang harus dibina secara kesinambungan, karena pada
dasarnya bertujuan terhadap masyarakat agar peka terhadap gejala-gejala
keamanan, sedangkan kegiatannya menjadi penangkal terhadap
kemungkinan gangguan yang akan timbul.

b. Untuk pelaksanaan pembinaan teritorial du daerah secara umum du


laksanakan oleh Apter secara terpadu dengan aparat Pemda serta yang
terkait lainnya. Sedangkan Kodim sendiri terdiri dari beberapa Koramil
dengan wilayah pembinaan yang sangat berat maka perlunya ada
pembinaan terhadap masyarakat oleh Aparat teritorial yang paling bawah
dengan sangat identik dekat dengan rakyat yaitu Pra Babinsa.

/ c. Pada . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
2

c. Pada saat sekarang dapat di lihat dari kenyataan apa yang ada
bahwa Aparat teritorial di tingkat koramil khususnya Pra Babinsa masih
sangat kurang bila dilihat dari segi kualitas maupun segi kuantitas jika
dihadapkan dengan berbagai macam masalah dan luas daerah
pembinaannya, sehingga dalam pelaksanaan tugasnya selalu mengalami
hambatan sebagai pelaksana Binter terdepan, disamping faktor lingkungan
yang banyak mempengaruhi aparat Babinsa itu sendiri.

d. Masalah ini merupakan tanggung jawab para unsur pimpinan Aparat


Teritorial khususnya dalam rangka menanggulangi dan meningkatkan
kemampuan para Babinsa dalam pelaksanaan tugasnya selaku pembina
teritorial terdepan, sehingga mereka mampu melaksanakan tugasnya
terutama pada pembinaan bidang keamanan yang pada dasarnya dapat
ditempuh jalan koordinasi dengan instansi terkait juga dengan tokoh agama,
tokoh masyarakat maupun tokoh adat. Terutama harus lebih efektif lagi
dalam membaca situasi/permasalahan secara cepat dan segera
melaporkannya, sahingga merupakan daya tangkal terhadap gejala
gangguan keamanan yang apabila tidak segera di atasi akan menimbulkan
kerawanan-kerawanan atau gejolak sosial yang semakin meluas.

2. Maksud dan Tujuan .

a. Maksud. Tulisan ini untuk memberikan gambaran tentang uapaya


meningkatkan kemampuan Babinsa dalam menemukan permasalahan
secara cepat dan melaporkannya dengan cepat pula. Jadi mengoptimalkan
fungsi Badan Pengumpul.

/ b. Tujuan . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
3

b. Tujuan. Untuk memberikan sumbangan pikiran agar dapat


dijadikan pedoman oleh para aparat teritorial di dalam melaksanakan
tugasnya.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut . Ruang lingkup pembahasan masalah ini
meliputi pembinaan teritorial tingkat Koramil dalam meningkatkan profesionalisme
para Babinsa sebagai ujung tombak, mata dan telinga dalam fungsinya selaku
Bapul dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan
b. Kondisi Babinsa Saat ini
c. Kondisi yang diharapkan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi
e. Optimalisasi Babinsa Dalam Rangka Peran sertanya sebagai Bapul
f. Kesimpulan dan Saran
g. Penutup

4. Pendekatan . Pembahasan tulisan ini dengan menggunakan


pendekatan anlisis pragmatis yaitu berdasarkan pengalaman pelaksanaan tugas di
lapangan dengan didukung buku-buku referensi yang ada.

5. Pengertian. Babinsa merupakan Badan Pengumpul adalah suatu


kemampuan untuk mengumpulkan keterangan atau informasi yang selanjutnya
segera dilaporkan kepada komandan / pihak yang memerlukan.

/ KONDISI . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
4

KONDISI BABINSA SAAT INI

6. Umum. Kebijaksanaan Pimpinan Angkatan Darat khususnya di bidang


pembinaan personil masih terus dilaksanakan sesuai dengan prinsip efektif dan
efisien baik untuk Satpur, Banpur maupun satuan teritoril. Untuk Sat ter sendiri
pada saat ini masih menggunakan personil dari Sat pur maupun Sat Banpur yang
pada umumnya sudah tidak efektif lagi.
Dikesatuan khususnya dalam bidang kesehatan rata-rata sudah stakes III, malah
ada personil satpur dipindahkan sater karena mentalnya jelek. Walaupun demikian
kondisipersonil sater masih banyak kekurangannya jika dihadapkan kepada
organisasi yang ada. Demikian juga bila ditinjau dari segi kemampuan yang
menyangkut sumber personil, pendidikan serta pengalaman dalam jabatan masih
banyak kekurangan. Jadi ditinjau dari segi kuantitas dan kualitas personil teritorial
masih banyak kekurangannya, bila dihadapkan kepada situasi dan kondisi saat ini.

7. Segi Kuantitas .

a. Dilihat dari organisasi koramil kuantitas personil koramil masih


banyak kekurangan, khususnya anggota Babinsa, dimana sesuai organisasi
yang diharapkan untuk idealnya satu orang Babinsa menguasai satu desa
sampai desa-desa untuk di daerah perkotaan. Tapi dalam kenyataannya
tiap Babinsa menguasai lebih dari tigas desa.

b. Dengan perkembangan situasi yang semakin tidak menentuk dengan


sendirinya ini akan sangat berpengaruh terhadap penempatan dan
penguasaan para Babinsa, terutama dalam membantu Aparat Kepolisian

/ untuk . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
5

untuk menangani dan mengikuti perkembangan yang cukup komplek yang


diperlukan budaya temu cepat dan lapor cepat.

8. Sumber Personil

a. Para Babinsa di tiap-tiap koramil di wilayah kodim yang tersebar di


seluruh Korem/Kodim sebelumnya berasal dari sat pur/sat Banpur yang
dialih tugaskan ke Kodim/Koramil. Sebagian personil yang dialihtugaskan
tersebut langsung di tempatkan sebagai Babinsa, tanpa dibekali lebih
dahulu pengetahuan maupun keterampilan teritorial bahkan banyak personil
yang alih tugas di bidang teritorial kondisi fisiknya sudah tidak memenuhi
syarat.

b. Ditinjau dari segi usia, banyak diantara personil yang dialih tugaskan
ke teritorial sudah mendekati batas minimal usia MPP. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di lapangan.

9. Pendidikan dan Latihan

a. Pendidikan. Adalah salah satu faktor yang mempengaruhi


mutu profesionalisme seseorang sebagian besar para Babinsa yang
berpangkat Bintara telah mengikuti secaba reguler/secara singkat, namun
masih banyak jabatan Babinsa yang dijabat oleh tamtama. Sedangkan
pendidikan spesialisasi teritorial belum pernah didapat. Sedang untuk
Secaba teritorial secara tersebar alokasinya masih sangat sedikit, untuk
penataran yang dilakukan oleh Korem/Kodim belum memadai dan belum
menjamin kemampuan yang diharapkan.

/ Bagi . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
6

Bagi Babinsa yang sudah mengikuti pendidikan teritorial maupun


penataran, kemungkinan tidak terlalu banyak kesulitan yang dihadapi,
stidak-tidaknya mereka telah memiliki bekal kemampuan walaupun harus
perlu peningkatan lagi.
Tetapi bagi para Babinsa yang sampai saat ini belum pernah sama sekali
mengikuti kursus/penataran teritorial, apalagi oleh sifat apatis tidak ada
kemauan untuk membenahi diri, maka bagaimana mungkin Babinsa
tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

b. Latihan. Latihan satuan maupun latihan dalam satuan khususnya


menyengkut masalah pengembangan pelaksanaan tugas Babinsa di
lapangan, belum dapat dilaksanakan sepenuhnya dan untuk hasilnyapun
masuh jauh dari harapan komando atas. Hal tersebut di karenakan
beberapa faktor yang membatasi antara lain cukup padatnya kegiatan/
kesibukan kodim maupun koramil.
Disamping hal tersebut di atas mengingat keterbatasan kemampuan
pelaksanaan penyelenggaraan latihan sendiri maka sudah seyogyanya
kegiatan latihan dititik beratkan pada pembekalan pengetahuan teritorial,
pengarahan dan petunjuk-petunjuk praktis. Karena selama ini pembekalan
keterampilan sangat kurang.

10. Pengalaman Dalam Jabatan .

a. Kemampuan dalam jabatan Babinsa ditinjau dari pengalaman dalam


jabatan sangat membantu pelaksanaan tugas di lapangan, terutama bagi
mereka yang sudah berpengalaman dalam beberapa jabatan baik saat
masih di satuan lamnya maupun di kodim atau koramil, karena cukup

/ banyak . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
7

banyak para Babinsa yang sudah bertugas di Kodim/Koramil lebih dari 4


tahun, pengalamannya tersebut mestinya dapat menambah kemampuan
Babinsa dalam melaksnakan tugasnya terutama bagi Babisan yang daerah
tanggung jawabnya meliputi beberapa desa dan jauh di pedalaman.
Namun kenyataannya masih terdapat para Babinsa yang cukup lama
bertugas dalam berbagai jabatan di Kodil/Koramil kemampuannya tidak
mengalami peningkatan.

b. Pada saat sekarang ini keadaan permasalahan di daerah/di desa


cukup komplek yang sangat perlu mendapat perhatian dan penanganan
secara serius dan terpadu antara aparat pemerintah maupun teritorial.
Sedangkan betapa lamanya peran serta Babinsa berdasarkan penyaluran
tugas yang kurang peka dan kurang tanggap dalam menghadapi
perkembangan situasi, kebanyakan mereka bertindak setelah timbul
permasalahan yang dilakukan tanpa melalui perencanaan matang.

11. Motivasi dan Dedikasi .

a. Motivasi. Dalam sumber personil telah dijelaskan bahwa satuan


tempur maupun Banpur melepaskan anggotanya kebanyakan yang sudah
tidak bisa maksimal di satuan tempur. Karena khususnya kategori
kesehatan sudah stakes II dan III.
Maka setelah masuk disatuan teritorial/Kodim sefcara kualitas belum
maksimal dan tidak bisa langsung di lepas di desa-desa sebagai Babinsa.
Ditambah lagi problem yang dihadapi anggota tentang perumahan, karena
setiap anggota yang sudah non organik di satuan tempur, harus keluar dari

/ rumah . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
8

rumah dinas, sedangkan dikoter pada tingkat apapun namanya perumahan


dinas terbatas.
Dihadapkan dengan kondusi yang semakin kompleks akan sangat
berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas Babinsa. Belum lagi motivasi
personil yang mempunyai anggapan bahwa aparat teritorial itu enak lebih
santai dan lebih banyak waktu untuk kegiatan diluar dinas. Dengan segala
uraian di atas bisa digambarkan masalah motivasi dan kemampuan untuk
melaksanakan sangat tugas sebagai Babinsa perlu waktu dan pengolahan-
pengolahan agar tercapainya tugas pembinaan teritorial lebih baik.

b. Dedikasi. Untuk meningkatkan dan menumbuhkan dedikasi yang


tinggi bagi personil yang baru menjabat sebagai Babinsa merupakan
tanggung jawab para Dan Ramil agar selalu memberi pengarahan-
pengarahan serta santi aji. Yang tidak kalah pentingnya bagaimana
menghilangkan anggapan bahwa di Komanda teritorial merupakan tempat
buangan atau tempat istirahat, karena pada kenyataannya banyak tugas
pembinaan di daerah. Bagi bagi Babinsa harus mempunyai dedikasi dalam
tugas karena di hadapkan demngan berbagai masalah di tengah-tengah
masyarakat.

/ KONDISI . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
9

KONDISI YANG DIHARAPKAN

12. Umum.

a. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, pada


dasarnya personil Apter khususnya para Babinsa harus memiliki
kemampuan teritorial :

1) Kemampuan Interlijen Teritorial


2) Kemampuan Pembinaan Teritorial
3). Kemampuan Penguasaan Wilayah
4) Kemampuan Pembinaan Kekuatan Rakyat Terlatih
5) Kemampuan Sebagai Inovator Pembangunan

b. Disamping lima kemampuan teritorial tersebut di atas setiap Babinsa


dituntut juga menguasai kemampuan praktis yang berkaitan dengan
tugasnya yaitu :

1) Kemampuan Mengenal Lingkungan Tugasnya


2) Kemampuan Pembinaan Keamanan
3) Kemampuan Deteksi Dini
4) Kemampuan Berkomunikasi secara efektif dengan tomas,
toga, adat dan bumas maupun tokoh pemuda serta antar aparat
lainnya.

/ c. Kemampuan . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
10

c. Kemampuan tersebut di atas, diharapkan dapat di aplikasikan secara


nyata di lapangan sebagai berikut :

1) Peka tanggap terhadap :

a) Peristiwa yang tidak bersifat rutin


b) setiap keluhan, kesulitan, keresahan dan gejolak
ditengah masyarakat.

2) Mengumpulkan, mencatat dan melaporkan setiap data teritorial


secara cepat, tepat dan nyata.

3) Memberikan motivasi dan dorongan kepada masyarakat untuk


menjaga dan memelihara kondisi lingkungan yang ada dan hasil-hasil
pembanguinan di daerahnya.

13. Kemampuan Temu Cepat dan Lapor Cepat .

a. Kondisi masyarakat berdasrkan pada umumnya sudah mengetahui,


mengamalkan Pancasila tidak mengalami kesulitan dalam pembinaan
sistem pelaksanaan keamanan rakyat semesta, yang melibatkan seluruh
masyarakat dan potensi wilayah dalam menghadapi hakekat ancaman
dalam menciptakan stabilitas keamanan di segala bidang, sehingga
penyelenggaraan pembangunan nasional akan tercapai.
Dalam Undang-undang No. 20/1982 Sistem Hankam rata sudah diatur
dalam sistematika kehidupan masuonal atau merupakan delapan aspek
kehidupan yang disebut Astra Gatra, maka konsepsi ketahanan nasional

/ tidak . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
11

tidak melihat aspke alamiah atau kemasyarakatan secara terpisah,


melainkan ditinjau secara umum dimana aspek yang satu dengan yang
lainnya erat kaitannya dan besar pengaruhnya terhadap aspek-aspek
lainnya, sedangkan kesilitannya merupakan konfigurasi dari pada daya
tahan nasional diataranya adalah kesadaran bela negara.
Kesadaran ini dapat tercermin dari adanya ra persatuan dan kesatuan antar
amasyarakat, sehingga apabila ada yang akan mengganggu sudah dapat
diketahui sebelum terjadi dan apabla ada hal-hal yang kurang pada
tempatnya, segera melaporkan kepada aparat keamanan yang menyatu
dengan masyarakat.

b. Upaya pembinaan oleh Apter dalam menghidupkan rasa tanggung


jawab masyarakat dalam temu cepat dan lapor cepat adalah upaya
mengembangkan potensi yang tumbuh dan berkembang atas kehendak dan
kemampuan masyarakat sendiri, untuk mewujudkan daya tangkal, daya
cegah terhadap setiap kemungkinan gangguan serta adanya pencegahan
yang ahrus dilakukan.
Sedangkan bentuk gangguan dan hambatanyang mungkin timbul antara
lain :

1) Ancaman. Ancaman terhadap keamanan masyaraka pada


umumnya kegiatan yang anti Pancasila dan UUD 1945. Golongan ini
dikategorikan dalam golongan ekstrim kuat, ekstrim lemah dan
ekstrim lainnya. Kegiatannya merupakan ancaman nyata yang selalu
harus diwaspadai, karena dampaknya yang dapat mempengaruhi
keyakinan, pola pikiran maupun persepsi tentang Pancasila dan UUD
1945.

/ 2) Menurut . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
12

2) Menurut tingkat perwujudannya ancaman dapat berupa :

(1) Ancaman potensial yaitu yang menjadi nyata jika kondisi


yang diperlukan ada dilingkungan sekitaranya.

(2) Ancaman aktual yaitu ancamam yang telah


mendapatkan kondisi menguntungkan untuk melaksanakan
kegiatan secara langsung.

3) Dlihat dari sifat ancaman dapat di bagi:

(1) Ancaman residual yang merupakan ancaman tidak


langsung, yakni berbagai jenis keadaan yang hanya
merupakan ancaman yang tidak tertangani dengan baik karena
telah menimbulkan kondisi yang tidak menguntungkan bagi
Pancasila dan UUD 1945

(2) Ancaman berencana ???? ideologi bangsa

4) Gangguan terhadap masyarakat berupa kegiatan golongan


ekstrim dan kegiatan politik secara inskonstitusional, gangguan
terhadap keamanan dan ketertiban, penyelenggaraan bidang
ekonomi dan pencarian kekayaan alam.

5) Gangguan keamanan nono fisik yang berlatar belakang


dengan kepentingan sosek, sosbud dan politik.

/ 14. Tata Cara. . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
13

14. Tata Cara Temu Cepat dan Lapor Cepat

a. Babinsa berkewajiban untuk melaksanakan pembinaan agar


masyarakat/petugas RT/RW tampil menemukan permasalahan dengan
cepat, secara pretentif maupun represif terhadap hal-hal yang akan
mengancam keamanan wilayah.
Pembinaan tersebut dapat langsung maupun tidak langsung terhadap
masyarakat dengan cara pelatihan praktis cara-cara temu cepat dan lapor
cepat.
Dalam hal ini masyarakat harus dapat diberikan penyuluhan, penerangan
dan komunikasi, sambung rasa antar aoarat desa dengan masyarakat agar
dapat memahami arti temu cepat dan lapor cepat dalam rangka terwujudnya
keamanan daerah.
Untuk pembinaan langsung Babinsa dapat menyampaikan saran, ide,
konsep dan pratap.
Untuk penjabaran dari pratap bisa berupa meningkatkan fungsi pos kamling
dan ronda malam, tiam tamu lebih dari 1 x 24 jam harus lapor RT/RW
setempat. Khususnya tindakan keamanan yang harus ditempuh apabila
menemukan hal-hal yang tidak diinginkan bisa melalui telpon, surat atau

b. Yang dimaksud dengan tata cara adalah bagaiman menerapkan


metode, harus disesuaikan dengan kondisi waktu dan tempat.

1) Setiap warga masyarakat punya kewajiban untuk


melaksanakan temu cepat dan lapor cepat.

/ 2) Seksi . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
14

2) Seksi keamanan pada tiap RT bertanggung jawab untuk


melaporkan situasi yang berkembang di RW, yang berdasarkan
laporan masyarakat maupun penemuan sendiri.

3) Setiap seksi keamanan RW melapor kepda Babinsa, unsur


Polri/Pemda

c. Pengendalian. Untuk pengendalian kegiatan di lakukan dengan cara :

1) Kewajiban melaporkan situasi/ketenangan sesuai waktu yang


ditentukan

2) Ditentukan sasaran dan seleksi

3) Penentuan awal dan batas waktu akhir pelaporan

4) Petunjuk baru sebagai lanutan petunjuk yang lama

d. Pengawasan dilakukan dengan cara :

1) Penelitian serta pemisahan atas keterangan yang masuk

2) Pengadaan pengecekan ulang informasi yang telah masuk

3) Perbandingan antara keterangan yang satu dengan lainnya


apakah ada kaitan.

/ 4) Pengecekan . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
15

4) Pengecekan sewaktu-waktu tentang kegiatan yang


dilaksanakan warga

5) Pengawasan terhadap warga dan petugas keamanan RT/RW


dalam kesiap-siagaannya.

e. Pengamatan/Observasi . Pengamatan dilaksanakan secara terbuka


maupun tertutup melalui jalan organisasi tingkat desa baik oleh aparat
keamanan maupun aparat pemerintah desa.

15. Membudayakan Temu Cepat dan Lapor Cepat

a. Membudayakan berarti membiasakan sesuati karena sudah menjadi


darah daging, maksudnya sudah merupakan ketentuan yang wajar dan
harus ditaati, dipatuhi dan merasa tidak terpaksa.
Pembudayaan temu cepat dan lapor cepat di lingkungan masyarkat tidak
dapat begitu saja, tapi memerlukan proses transformasi dan perencanaan
yang akhirnya menjadi kebiasaan.
Dalam pelaksanaannya seorang Babinsa harus melaksanakan kegiatannya
sebagai berikut :

1) Memberikan pengetahuan tentang hakekat ancaman dan


indikasi bisa melalui ceramah, sambung rasa dan piranti lunask (buku
petunjuk, surat kabar maupun selebaran) yang dapat dibaca oleh
seluruh masyarakat.

/ 2) Memberikan . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
16

2) Memberikan kemampuan melaksanakan temu cepat dan lapor


cepat di lingkungan RT/RW.

3) latihan yang terus menerus bertahap dan berlanjut.

b. Kebiasaan akan menjadi adat istiadat yang termus menerus


dilakukan dan merupakan hal yang harus diperkuat serta menjadi
kepribadian masyarakat.
Hubungan sosial antara para warga dsangatlah luas sedangkan Koramil
adalah merupakan satuan terkecil, maka Koramil mempunyai peran penting
sekali sebagai ujung tombak pembinaan teritorial dan menjadi filter pertam
bagi setiap permasalahan yang akan timbul kepermukaan sedangkan
peranan Koramil di lapangan di laksanakan oleh Babinsa sendiri, maka
diharapkan kemampuan dari pada Babinsa untuk dapat mengatasi masalah
ini.

c. Pada saat sekarang banyak timbul permasalahan di daerah baik itu


masalah sosial budaya maupun masalah kamtibmas yang ini semua dapat
menimbulkan keresahan sosial di masyarakat yang apabila tidak segera di
atasi dapat menjadi gejolak sosial yang dapat mengancam jalannya
pemerintahan. Untuk itu para Babinsa di daerah agar setiap saat harus
selalu bersama masyarakat.
Harus segara diketahui apabila ada permasalahan dan berupaya untuk
diatasi, tidak bisa diatasi segera laporkan kepada Komando atas. Apabila
hal ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka setiap permasalahan yang
ada di daerah akan segera dapat diatasi dan tidak memuncul di permukaan.
Jadi dalam hal ini temu cepat dan lapor cepat harus betul-betul merupakan
hal yang sangat penting di dalam mengatasi permasalahan di daerah.

/ FAKTOR . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

16. Umum. Keberhasilan Babinsa dalam melaksanakan tugasnya sangat


bergantung dari kemampuan yang dimiliki oleh Babinsa tersebut. Apabila kondisi
daerahnya semakin berkembang dan permasalahan teritorial semakin komplek,
maka kemampuan Babisan semakin penting untuk ditingkatkan secara bertahap
dan berlanjut.
Babinsa sendiri selaku pelaksana Danramil dalam melaksanakan fungsi
pembinaan pedesaan yang bertugas pokok melatih rakyat, memberikan
penyuluhan di bidang ketertiban, pertahanan serta keamanan lingkungan di
pedesaan.
Dengan banyaknya tugas dan tanggung jawab selaku Babinsa yang dihadapkan
dengan kualitas dan kuantitas personil di kaitkan dengan tingkat pendidikan yang
berpengaruh terhadpa profesionalisme maka perlu pemecehan tersendiri pada
Komando atas.

17. Faktor Lingkungan . Dalam pelaksanaan tugasnya di daerah para


Babinsa banyak kendala yang dihadapi dan kendala ini timbul dari berbagai segi
dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan tuigasnya antar alain
faktor lingkungan, sehingga apabila faktor-faktor yang berpengaruh ini tidak
segera diatasi, maka apa yang diharapkan dari Babins dalam melaksanakan
tugasnya tidak akan terlaksana dengan baik, malah akan menghambat atau
menambah permasalahan yang ada, terutama di hadapkan kepada tugas Babinsa
yang cukup komplek dan mereka harus dapat melaksanakan temu cepat dan lapor
cepat dalam setiap permasalahan yang ada.

/ Babinsa . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
18

Babinsa adalah Bintara pembina desa domana pelaksanaan tugasnya mereka


berada di tengah-tengah masyarakat, dalam masyarakat itu sendiri lingkungannya
berbeda-beda sesuai dengan keadaan/poleksos bud dan agama daerah masing-
masing.
Dalam hal ini para Babinsa harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
masyarakat sekelilingnya dimana ia bertugas bahkan harus dapat membawa
masyarakat kepada kondisi yang diharapkan. Dan jangan sebaliknya para Babinsa
malah terpengaruh oleh lingkungan masyarakatnya ke arah yang negatif,
umpamanya saja lingkungan masyarakatnya suka mabuk-mabukan, penjudi dan
lain sebagainya. Karena kalau hal ini sampai terjadi akan membawa dampak yang
kurang baik terhadap pelaksanaan tugas khususnya citra TNI.
Pada prinsipnya Babinsa harus dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat
lingkungannya bahkan harus dapat menempatkan guna mendukung pelaksanaan
tugasnya dengan baik.

18. Lingkungan Kerja/Aparat Lain . Dalam melaksanakan tugasnya


selaku pembina teritorial, para Babinsa tidak dapat bekerja sendiri, harus ada
kerja sama dan koordinasi dengan aparat lain yang ada di desa baik itu aparat
pemerintah maupun swasta, serta lembaga-lembaga masyarakat yang ada.
Dalam hal ini para Babinsa harus dapat menjadikan mereka sebagai mitra kerja
walaupun itu beda pendapat. Jadi dengan kelompok masyarakat yang beda
pendapat tetap di dekati karena itu merupakan mitra kerja, karena dalam
melaksanakan pembinaan teritorial Apter tidak dapat terlepas dari Aparat
Pemerintah maupun masyarakat yang terkait. Justru apabila Babinsa sudah dapat
membina mereka khususnya merupakan patner kerja maka ini akan merupakan
patner kerja, maka ini akan memudahkan atau membantu pelaksanaan tugas di
daerah dalam melaksanakan Binter, termasuk arus informasi yang didapatkan.

/ 19. Lingkungan . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
19

19. Lingkungan Keluarga . Dalam melaksanakan tugasnya Babinsa tidak


dapat terlepas dari lingkungan keluarga yang akan mempengaruhi dan lingkungan
keluarga ini merupakan pengaruh yang cukup besar terhadap pelaksanaan tugas,
karena banyak para Babinsa yang karena sibuk dengan tugasnya apabila dia
harus membina beberapa desa sehingga para Babinsa lupa akan tugas tanggung
jawab selaku kepala rumah tangga sehingga rimah tangganya kurang harmonis.
Dan hal ini telah menyimpang jauh dari apa yang diharapkan selaku Babinsa
pelopor, dinamisator dalam menghadapi masalah di desanya, bahkan sudah
menyimpang dari patokan selaku TNI dimana telah menyimpang dari Delapan
Wajib TNI.
Bahkan sangat disayangkan apabila seorang Babinsa dapat berhasil
melaksanakan tugas dengan baik tapi disisi lain ia tidak dapat membina
keluarganya dengan baik dan harmonis. Untuk itu diharapkan lingkungan keluarga
ini mendapat perhatian yang betul-betul agar dalam melaksanakan tugasnya
selaku Pembina Teritorial dapat terlaksana dengan baik pula.

20. Faktor Sikap Mental . Faktor-faktor yang mempengaruhi Babinsa dalam


melaksanakan tugasnya seperti diuraikan di atas tadi sangat tergantung akan
sikap dan mental dari Babinsa itu sendiri, apabila seorang Babinsa mempunyai
sikap mental yang baik atau kuat, maka Babinsa tersebut tidak akan mudah
terpengaruh oleh keadaan lingkungannya, tetapi sebaliknya apabila sikap
mentalnya tidak baik atau tidak kuat maka pengharuh lingkungan maupun
pengaruh lainnya akan cepat sekali berpengaruh terhadap kehidupannya dan
pelaksanaan tugasnya.
Untuk itu pembinaan mental bagi para Babinsa sangat perlu mendapat perhatian,
khususnya dari para pemimpin/atasanya maupun Babinsa itu sendiri agar dapat
menghadapi setiap masalah dalam pelaksanaan tugas dapat lebih baik lagi.

/ 21. Sarana . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
20

21. Sarana Perhubungan dan Transportasi . Kemampuan Babinsa dalam


temu cepat dan lapor cepat sebagai bapul juga dipengaruhi oleh sarana
perhubuingan dan sarana transportasi yang memadai. Bagaimana seorang
Babinsa dapat dengan cepat menemukan dan melaporkan masalah yang dihadapi
apabila ia tidak dapat dilengkapi dengan sarana tersebut, apabila Babinsa tersebut
diberi tugas membina beberapa desa yang letaknya cukup berjauhan hal ini akan
dapat menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan wajib lapor kepada atasannya.
Memang ada beberapa orang Babinsa yang dapat dukungan kendaraan dinas
roda dua, ada juga yang mempunyai sendiri tapi itu sebagian kecil.

/ UPAYA . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
21

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN


BABINSA SELAKU BAPUL

22. Umum

a. Meningkatnya kemampuan Binter melalui pemahaman terhadap


lingkungan untuk mengikuti perkembangan dalam kehidupan masyarakat
yang mencakup bidang politik, ekonomi, sosial budaya, agama dan
psykologi serta mampu mengambil tindakan pencegahan dan tindakan
pemberantasan dalam rangka memelihara stabilitas wilayah maka di
perlukan peran serta aparat Babinsa dengan mengedepankan
profesionalisme masing-masing individu.

b. Dengan pembinaan teritorial yang baik maka segenap aparat


teritorial dapat mengembangkan potensi wilayahnya menjadi kekuatan,
sehingga seluruh kekuatan wilayah secara total mampu dihadapkan kepada
kemungkinan timbulnya ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan
yang terjadi di hadapkan dengan tatanan reformasi saat ini yang masih
diwarnai oleh berbagai gejolak yang dapat mempengaruhi ketahanan
nasional khususnya di daerah, maka upaya pembinaan teritorial lebih
diarahkan kepada masyarakat dan kondisi sosial yang berkembang.

c. Pembinaan teritorial dapat dilakukan antara lain dengan menganalisa


gejolak-gejolak sosial dan gangguan keamanan yang timbul di wilayah, lalu
dicari cara penanggulangan untuk mencegah timbulnya gejolak sosial yang
lebih besar, maka selaku Babinsa harus aktif mengadakan komunikasi

/ dengan . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
22

dengan seluruh komponen masyarakat untuk menimbulkan rasa keterikatan


antara masyarakat dengan aparat teritorial di wilayahnya. Maka perlunya
Babinsa diberikan pendidikan/kursus atau penataran dasar intelijen untuk
meningkatkan budaya lapor cepat dan temu cepa selaku bapul.

23. Penempatan Dalam Jabatan .

a. Bertitik tolak dari kondisi nyata kemampuan Babinsa dewasa ini


untuk mencapai kemampuan Babinsa yang diharapkan agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, terlebih dahulu harus di upayakan
penampatan personil secara selektif untuk setiap jabatan Babinsa.
Sebelum personil lain satuan dialih tugaskan ke Kodim perlu diadakan
seleksi meliputi mental pribadinya, fisiknya, dan inteligensinya. Karena
Kodim/Koramil bukan merupakan temmpat penampungan orang yang sakit-
sakitan, bermental jelek dan intelijensinya rendah, karena secara nyata
tugas Babinsa jauh lebih berat dari pada tugas jabatan yang setingkat di
kesatuan/instansi lain.
Bagi personil yang sudah memenuhi syarat, terlebih dahulu diberikan
pembekalan bidang teritorial, dasar-dasar intelijensi melalui kursus atau
penataran setidak-tidaknya mereka sudah memiliki kemampuan dasar
sebelum melaksanakan tugasnya di bidang teritorial. Setelah mereka dialih
tugaskan ke Kodim ditempatkan di tempat jabatan yang ada pada Kodim
sambil diberi pembekalan atau di pul dahulu sambil menunggu dilaksanakan
program penataran teritorial dan dasar-dasar pengetahuan intelijen serta
pengetahuan administrasi praktis.
Maksud ialah agar lebih memahami lingkup pelaksanaan tugas di bidang
teritorial.

/ Sedangkan . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
23

Sedangkan peranan Dandim serta para Pa staf Kodim sangat penting


dalam menambah bekal pengetahuan dan keterampilan mereka selama di
Ma Kodim untuk Posi Ops Kodim harus merencanakan jadwal latihan
bidang teritorial bagi para anggota yang akan diarahkan ke Koramil sebagai
Babinsa.
Untuk waktu, bisa setelah apel pagi selama 30’ – 1 jam tiap hari sebelum
kegiatan staf.
Setelah lebih kurang 6 bulan di Makodim dan pengetahuan tentang teritorial
sudah ada, baru diberi kesempatan untuk menduduki jabatan di Koramil,
setelah adaptasi dan sentasi daerah baru di percayakan untuk melakukan
pembinaan desa.

b. Pada kenyataannya masih banyak para Babinsa yang belum


memenuhi syarat untuk menduduko jabatan tersebut, mereka belum
memiliki kemampuan dasar di bidang teritorial. Keadaan tersebut jangan
dibiarkan berlarut-larut tetapi perlu segera diupayakan agar mereka dapat
diberi kesempatan untuk mengikuti kursus teritorial maupun kursus dasar-
dasar untuk teritorial.
Karena hal ini sangat menunjang dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
Sedangkan dalam meningkatkan kemampuan lebih ditujukan bagi mereka
yang telah mempunyai dasar-dasar maka satuan membuat program
pelatihan/penataran bidang teritorial dan pengetahuan intelijen yang
sasaran pokoknya adalah budaya wajib lapor dan temu cepat setiap muncul
permasalahan di daerah tanggung jawabnya selaku Babinsa.
Untuk mereka yang kondisi kesehatannya tidak memenuhi syarat,
sebaiknya dipindahkan pada jabatan yang ringan, karena seorang Babinsa
dituntut kondisi fisik yang sehat agar setiap saat dapat bergerak di
beberapa tempat di wilayah tanggung jawabnya yang demikian luas.

/ Demikian . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
24

Demikian juga bagi Babinsa yang mentalnya sudah rusak, lebih baik segera
dipindahkan ke tempat lain karena di khawatirkan bukan membina
masyarakat, tapi justru merusak dan merongrong masyarakat yang
akibatnya lagi anggota tersebut tambah rusak mentalnya. Yang jelas ia
akan merusak citra TNI-AD khususnya.

24. Pendidikan dan Latihan .

a. Pendidikan. Pendidikan teritorial untuk Babinsa diselenggarakan tiap


tahun seperi secaba teritorial dan kursus Bintara teritorial. Namun alokasi
yang diprogramkan belum dapat memenuhi tuntutan kebutuhan personil
untuk jabatan Babinsa. Demikian juga penataran Babinsa yang
diselenggarakan masih terbatas jumlahnya muapun waktu pelaksanaannya
dan belum tentu sebagai jaminan dalam membekali maupun meningkatkan
kemampuannya.
Mengingat sangat pentingnya kemampuan Babinsa yang diharapkan dan
untuk memenuhi tuntutan kemampuan tersebut, sebagai konsekuensinya
adalah alokasi peserta khusus dan penataran Bintara teritorial harus
diperbanyak lagi. Demikian juga para Babinsa maupun calon Babinsa yang
telah mengikuti kursus/penataran baru memiliki bekal kemampuan,
sedangkan untuk meningkatkan, sudah saatnya diperkirakan untuk
menyelenggarakan sus Babinsa yang mengarah pada spesialisasi jabatan.

b. Latihan. Latihan ini dilaksanakan di Kodim dan Koramil yang


pelaksanaannya lebih banyak di ruangan/teori dari pada di lapangan, itupun
hanya terbatas pada pemberian ceramah/pelajaran, pengarahan-
pengarahan dan petunjuk-petunjuk yang disampaikan oleh Dan Dim
perwira staf Kodim dan para Dan Ramil.

/ Kepada . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
25

Kepada para Babinsa jarang sekali diberikan latihan yang bersifat aplikasi
pelaksanaan tugas di lapangan memang merencanakan latihan tersebut
bukanlah mudah karena kendala waktu dan dana.
Mengingat faktor yang dibatasi khususnya dana latihan yang cukup besar,
tetapi minimal para Babinsa perlu dilatih cara penyelesaian masalah yang
sering terjadi di daerah binaannya.
Apabila latihan studi kasus sering diberikan kepada Babinsa diharapkan
kemampuannya semakin meningkat.
Dalam hal ini peran serta Dan Dim, perwira staf dan para Dan Ramil sangat
menentukan berhasil tidaknya pelaksanaan latihan tersebut.

c. Latihan Satuan . Kegiatan ini dilaksanakan atas inisiatif dan Koter


dan dilaksanakan di satuan masing-masing misalnya latihan di tingkat
Kodim/Koramil dan sifatnya bisa penataran atau ceramah biasa. Untuk
tingkat Kodim dapat dilaksanakan tiap selesai upacara Bendera hari Senin
dalam rangka jam komandan. Untuk tingkat Koramil ini dapat dilaksanakan
sesuai kemampuan dan situasi yang ada.

25. Kesejahteraan

a. Dalam pelaksanaan tugasnya para Babinsa sering dihadapkan juga


pada masalah kehidupan rumah tangganya sendiri khususnya masalah
ekonomi/keuangan, yang keadaannya hanya cukup atau pas-pasan dan
pada umumnya para Babinsa tidak dapat mengatasi masalah ini yang
akhirnya sering menganggu atau menghambat pada pelaksanaan tugas.
Hal ini adalah merupakan tanggung jawab para pimpinan untuk ikut
mengatasinya, diharapkan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan

/ para . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
26

para Babinsa misalnya melalui Koperasi, mengolah lahan tidur dengan


dibagi masing-masing aggota dapat petak perkebunan itupun kalau ada
lahan Kodim yang terlantar.

b. Kenyataan di lapangan tidak sedikitnya juga para Babinsa yang


dapat berwiraswasta dalam upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga,
misalnya mempunyai keahlian di bidang pertukangan, berdagag dan lain
sebagainya. Sehingga tidak selalu bergantung pada gaji maupun kepada
orang lain.

26. Pembekalan Diri Pribadi

a. Meningkatkan kemampuan Babinsa tidak hanya dilaksanakan melalui


pendidikan dan latihan, tetapi hikmah pengalaman selama bertugas di
lapngan diharapkan sebagai dorongan bagi para Babinsa untuk membekali
dirinya dalam berbagai pengetahuan dan keterampilan.
Karena mempelajari pengetahuan bidang teritorial tidak ada putusnya,
makin banyak yang dipelajari makin banyak pula yang harus diketahui.
Yang perlu diupayakan adalah menimbulkan kesadaran dan keimanan para
Babinsa untuk membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan dan
keterampilan yang berkaitan dengan tugasnya.

b. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para Babinsa dalam


membekali dirinya, antara lain harus rajin membaca buku-buku bidang
teritorial, bidang sosial, surat kabar, majalah dan mengadakan tukar pikiran
dengan pihak-pihak yang diperlukan.

/ KESIMPULAN . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
27

KESIMPULAN DAN SARAN

27. Kesimpulan

a. Kondisi daerah saat ini maju dengan pesatnya sesuai dengan


perkembangan jaman serta pembangunan yang telah diprogramkan oleh
pemerintah dan untuk menunjang hal ini semua perlu kesinambungan dan
berbagai pihak khususnya bidang pembinaan keamanan yang perlu
pelaksanaannya dilakukan oleh Apter yang bertugas di daerah.

b. Keberhasilan Babinsa dalam melaksanakan tugasnya sangat


tergantung pada kemauan dan kemampuan para Babinsa, karena itu
Babinsa harus memiliki kemampuan intelijen teritorial.

c. Temu cepat dan lapor cepat merupakan hal yang sangat penting bagi
Babinsa yang merupakam mata dan telinga pada garis depat teritorial.
Sehingga tiap permasalahan yang ada dapat segera di atasi dan tidak
sampai meluas sehingga berdampak terhadap keresahan masyarakat.

d. Upaya peningkatan kemampuan Babinsa merupakan tanggung jawab


para Dan Koter serta disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah yang
ada dalam upaya peningkatan selain harus selalu koordinasi dengan
instansi terkait dalam pelaksanaannya.

28. Saran

/ b. Perlu . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
28

a. Perlu ditentukan persyaratan-persyaratan bagi personil yang akan


ditempatkan dalam jabatan Babinsa baik fisik, mental maupun intelijennya
dan perlu sebelumnya diberikan bekal kemampuan dasar minimal telah
mengikuti penataran Bintara Teritorial.

b. Untuk memenuhi kebutuhan para Babinsa yang belum pernah


mengikuti kursus/penataran teritorial, program pendidikan ditiap-tiap Kodim
perlu ditingkatkan alokasi jumlah pesertanya.

c. Diharapkan kepada para Dan Dim/Dan Ramil agar lebih mendorong


lagi para Babinsanya untuk membekali dirinya masing-masing, bila perlu
para Babinsa diperintahkan untuk mempelajari buku-buku teritorial. Untuk
itu perlu adanya perpustakaan di Kodim maupun Koramil.

d. Perler di selanggarakan penataran Bintara sebagai pembina desa di


Kodim secara bertahap bertingkat dan berlanjut agar para Babinsa menjadi
petugas di lapangan yang siap pakai.

/ PENUTUP . . . . . . .

KONFIDENSIAL
KONFIDENSIAL
29

PENUTUP

Demikianlah karya tulis ini dibuat berdasarkan kemampuan pengalaman


dari penulis saat menjabat Dan Ramil di daerah pedalaman yang sarana dan
prasarananya sangat terbatas, serta sumber daya manusianya yang masih sagat
rendah.

Bandung, Nopember 2000


Penulis

PAHAT
NOSIS. 412

KONFIDENSIAL

Anda mungkin juga menyukai