Anda di halaman 1dari 12

METODE BINTER SAAT INI YANG DILAKSANAKAN OLEH SATKOWIL DAN SATUAN

NON KOWIL DAPAT MENJAWAB PERMASALAHAN PILKADA YANG MUNGKIN


AKAN TIMBUL DI WILAYAH TANGGUNGJAWABNYA

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Dalam upaya pertahanan keamanan, Tentara Nasional Indonesia menganut


doktrin Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) yang
merupakan upaya pengerahan seluruh kekuatan nasional untuk menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta mengamankan segala usaha untuk
mencapai tujuan nasional. Sebagai Komando Teritorial pada tingkat yang paling
rendah yaitu di kecamatan, Komando Rayon Militer (Koramil) mempunyai peran
yang sangat penting yaitu sebagai ujung tombak pelaksanaan Sishankamrata itu.
b. Di dalam kerangka Sishankamrata itu (berdasarkan UU no 3 tahun 2002
tentang Pertahanan Negara dinamakan Sistem Pertahanan Semesta), Koramil
mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Pembinaan Teritorial dan Perlawanan
Rakyat yang meliputi pembinaan geografis, demografis dan kondisi sosial dalam
rangka menciptakan Ruang, Alat dan Kondisi Juang yang tangguh di daerahnya
untuk kepentingan Pertahanan Keamanan Negara (Hankamneg).
c. Keberadaan Komando Rayon Militer (KORAMIL) yang merupakan satuan
dari Komando Kewilayahan yang terkecil dan rata-rata terletak di Kecamatan-
kecamatan yang merupakan ujung tombak terdepan didalam pelaksanaan
pembinaan Teritorial di wilayahnya, Koramil dipimpin oleh Komandan yang
berpangkat Perwira Pertama, hal ini dikarenakan peran para Danramil tersebut
dalam pelaksanaan tugasnya selalu melaksanakan koordinasi dengan aparat yang
berada di Kecamatan antara lain Camat dan Kapolsek yang merupakan Unsur
Pimpinan Kecamatan (MUSPIKA).
d. Sebagai seorang Komandan atau Pimpinan, maka seorang Danramil harus
dapat menciptakan suasana yang kondusif, baik dalam lingkungan kerja maupun
dengan mitra kerjanya yaitu aparat Pemda dan Kepolisian serta masyarakat
binaannya. Seorang Danramil harus menunjukkan sifat kepemimpinannya yang
baik karena Danramil merupakan suatu publik figure dalam daerah tersebut,
apalagi pada era reformasi sekarang dimana seseorang atau kelompok bebas
menyuarakan tugas dan aspirasinya yang bisa memicu terjadinya konflik horisontal
di tengah masyarakat. Oleh sebab itu kemampuan dari tiap-tiap Danramil di dalam
melaksanakan tugas harus mengacu pada aturan yang sudah ditetapkan dari
Komando Atas.
e. Konflik horizontal yang terjadi dalam pemilu atau pilpres, dapat digunakan
oleh kekuatan politik yang kalah untuk membuat kekacauan dan tindakan anarkis
yang pada akhirnya diharapkan akan menganulir pemilu atau pilpres yang telah
dilaksanakan. Jika kondisi ini terjadi, maka proses demokrasi dan keamanan dalam
negeri mengalami ancaman serius.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Maksud penulisan karmil ini untuk memberikan suatu


gambaran tentang bagaimana Peningkatan Peran dan Kemampuan Binter bagi
Danramil dalam rangka menangkal konflik horisontal dalam masyarakat pada masa
pilkada, pemilu maupun pilpres.
b. Tujuan. Tujuannya adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada
Komando Atas dalam Upaya Peningkatan Peran dan Kemampuan Binter bagi
Danramil dalam rangka menangkal konflik horisontal pada masa pilkada, pemilu
maupun pilpres.
3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang lingkup. Dalam pembahasan tulisan ini dibatasi pada upaya


Peningkatan Peran dan Kemampuan Binter bagi Danramil dalam rangka
menangkal konflik horisontal pada masa pilkada, pemilu maupun pilpres.

b. Tata Urut. Pembahasan ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1) Pendahuluan
2) Latar belakang Pemikiran
3) Kondisi Danramil saat ini
4) Faktor Yang mempengaruhi
5) Kondisi Danramil yang Diharapkan
6) Peningkatan Peran dan Kemampuan Binter bagi Danramil
7) Penutup

4. Metode dan pendekatan.

a. Metode. Metode yang digunakan dalam penulisan iniadalah metode


Edukasi, Sosialisasi dan Pengawasan.
b. Pendekatan. Pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan Pengamatan,
Pengalaman dan Historis.

BAB II

LATAR BELAKANG PEMIKIRAN


METODE BINTER SAAT INI YANG DILAKSANAKAN OLEH SATKOWIL DAN SATUAN
NON KOWIL DAPAT MENJAWAB PERMASALAHAN PILKADA YANG MUNGKIN
AKAN TIMBUL DI WILAYAH TANGGUNGJAWABNYA

5. Umum.

a. Pentingnya Peran seorang Danramil didalam pelaksanaan tugas para


Danramil terutama di lapangan dominan aparat Komando Kewilayahan selalu
berhubungan dengan masyarakat selalu memiliki sikap dan perilaku yang
mendasar yang berlandaskan kepada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan
Wajib TNI.
b. Pembinaan Teritorial merupakan tolak ukur terhadap berhasil atau tidaknya
tugas aparat Kewilayahan dalam melaksanakan Pembinaan Teritorial di wilayah
tanggung jawabnya. Berangkat dari pentingnya permasalahan pembinaan teritorial
tersebut penulis menyoroti bahwa kemampuan Danramil dalam pembinaan
teritorial saat ini masih belum dilaksanakan secara optimal dan perlu adanya upaya
peningkatan kemampuan tersebut, dengan harapan dimasa yang akan datang
antara masyarakat dan aparat kewilayahan dapat dilaksanakan secara optimal
untuk mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

6. Landasan Historis.

a. Pada masa lalu dan sampai saat ini pembinaan teritorial merupakan salah
satu fungsi utama TNI AD yang telah lahir bersama TNI.

b. Peranan Danramil sebagai ujung tombak dari satuan Komando Kewilayahan


merupakan hal yang strategis dalam substansi pembinaan teritorial untuk
kepentingan Pertahanan agar mendapat dukungan rakyat.

c. Peranan Danramil dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya


diperlukan kemampuan pembinaan teritorial dalam memberikan berita atau
informasi untuk kepentingan pertahanan untuk mendapat simpati masyarakat.
Penulis berpendapat bahwa pembinaan teritorial yang dilaksanakan saat ini belum
dipahami secara optimal dan perlu adanya upaya meningkatkannya.

7. Landasan Pemikiran.

a. Mengacu pada Landasan Idiil. Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara


Bangsa Indonesiayang merupakan falsafah dan pandangan hidup yang
mengandung pengertian bahwa Pancasila dalam pengamalannya didasarkan atas
keselarasandan keseimbangan, mencerminkan sikap kekeluargaan dan gotong
royong serta mengutamakan permusyawaratan untuk mencapai mufakat.

b. Mengacu pada Landasan Konstitusional. Undang-undang Dasar 1945


(amandemen II) mengatur beberapa ketentuan pokok yang berhubungan langsung
dengan implementasi peran TNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta
sebagai alat negara yang menjaga keutuhan NKRI :

1) Pasal 1 ayat (1) berbunyi : Negara Indonesia adalah Negara


Kesatuan yang Berbentuk Republik.

2) Pasal 30 ayat (1) berbunyi : Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha Pertahanan dan Keamanan Negara.
3) Pasal 30 ayat (2) berbunyi : Usaha Pertahanan dan Keamanan Negara
dilaksanakan melalui sistem Pertahanan rakyat semesta oleh TNI dan Polri
sebagai Kekuatan Utama dan Rakyat sebagai kekuatan Pendukung.

c. Landasan Operasional. Doktrin, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8


Wajib TNI sebagai pedoman prajurit TNI dalam pelaksanaan tugasnya sebagai
tentara pejuang, tentara rakyat, tentara nasional dan tentara profesional.

BAB III

KONDISI PERAN SATKOWIL DAN NON KOWIL SAAT INI

8. Umum. Reformasi internal yang dilakukan TNI pada hakekatnya sebuah keputusan
politis yang dapat diimplementasikan sebagai peran TNI sesuai dengan paradigma baru
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perkembangan situasi saat ini masih
diwarnai berbagai masalah akibat adanya pemberitaan yang mendiskreditkan dan
cenderung mengedepankan informasi negatif terhadap sikap dan peran TNI dimasa orde
baru.

9. Perubahan Paradigma TNI . Berawal dari adanya ketidak percayaan masyarakat


terhadap para elit politik yang berasal dari purnawirawan yang bergulir dari beberapa
wilayah cenderung menimbulkan sikap masyarakat yang destruktif menjadi biang
timbulnya konflik horisontal dengan membawah panji-panji, simbol-simbol keagamaan,
suku, ras dan komunitas tertentu. Masyarakat tidak lagi memberikan kepercayaan dan
suaranya kepada purnawirawan TNI. Hal ini merupakan bentuk dan stikma negatif bahwa
kepemimpinan TNI bersifat otoriter.

10. Peran dan Kemampuan Danramil Saat ini. Dapat terukur saat ini bahwa
kemampuan Danramil didalam melaksanakan tugas di lapangan masih tergambar
kelemahan sebagai berikut :

a. SDM dihadapkan dengan Pendidikan Umum pada umumnya masih terbatas dan
kurang.

b. Tingkat pengalaman bidang sosial Danramil masih terbatas dihadapkan


dengan bidang sosial masyarakat.

c. Tingkat penguasaan ilmu teritorial belum optimal.

d. Kemampuan komunikasi sosial belum optimal sehingga terkendala dalam


membina masyarakat.
BAB IV

FAKTOR YANG BERPENGARUH

11. Umum. Tugas dan tanggung jawab Danramil di lapangan sangat berat dan komplek
disaat mengatasi Konflik horisontal yang terjadi di wilayahnya terutama konflik masyarakat
dalam Pilkada, Pemilu atau Pilpres. Banyak faktor yang mempengaruhi optimalisasi
kemampuan Danramil dalam melaksanakan komunikasi sosial untuk mewujudkan
Kemanunggalan TNI dan Rakyat.

12. Faktor Internal.

a. Kekuatan.

(1) Tingginya Motivasi kerja. Peran serta Danramil dalam setiap


melaksanakan tugas secara aktif dan berada di tengah masyarakat dapat
memberikan mitivasi dan semangat dalam setiap kegiatan yang
dilaksanakan secara bersama-sama antara lain :
(a) Pelaksanaan gotong royong.
(b) Olah raga bersama.
(c) Hadir dalam rapat-rapat.

(2) Tingkat Mental kepribadian Danramil cukup baik. Hal ini dapat dilihat
dari tingkah laku Danramil di lapangan, pada dasarnya saling menghormati,
sopan santun dan murah senyum yang menjadi ciri khas aparat komando
kewilayahan menjadi modal utama bagi Danramil dalam melakukan anjang
sana ke rumah masyarakat sehingga keberadaan Danramil di daerah dapat
diterimah oleh masyarakatnya.

b. Kelemahan.

(a) Kurang bertanggung jawab. Danramil yang kurang bertanggung jawab


akan bersikap masa bodoh, memandan remeh tugas dari informasi yang di
berikan ataupun didapatkan.

(b) Adanya Loyalitas semu. Pada dasarnya loyalitas tersebut tidak ada
ukurannya yang pasti, namun masih terdapat Danramil yang hanya
memperlihatkan loyalitas kepada atasan saja dan mengabaikan kesamping
maupun ke bawah.

13. Faktor eksternal.


a. Peluang.

1) Dukungan dari Masyarakat. Sampai saat ini peran Danramil masih


mendapat tempat dihati masyarakat sekitar karena keberadaannya dapat
memberikan rasa aman, tenang dan nyaman dalam wilayahnya sehingga
masyarakat dengan ikhlas akan membantu sesuai dengan kemampuannya.

2) Dukungan dari Muspika. Peran serta Danramil didalam melaksanakan


pembinaan teritorial mendapat tanggapan positif dari unsur Muspika
sehingga dapat membantu mengatasi kesulitan yang timbul didalam
pelaksanaan tugas dan dapat diselesaikan secara bersama-sama.

b. Kendala. Lingkungan tempat kerja. Tingkat pendidikan pada umumnya di


pedesaan hanya sebatas SD dan SLTP tentunya merupakan kendala dalam
melaksanakan sosialisasi Binter yang menjadi tugas pokoknya. Hal ini dapat
menyebabkan masyarakat tertentu tidak dapat lagi berfikir secara jernih tentang
situasi yang berkembang namun yang penting bagi masyarakat, mana yang cocok
oleh mereka itulah yang benar. Oleh sebab itu peran Danramil dalam menghadapi
situasi ini sangat dibutuhkan.
BAB V

KONDISI PERAN SATKOWIL DAN NON SATKOWIL YANG DIHARAPKAN.

14. Umum. Peran Danramil harus memiliki kemampuan yang cukup dan memadai
didalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelindung
masyarakat. Karena itu diperlukan suatu profesionalisme dalam setiap mengatasi
permasalahan sosial di wilayahya.

15. Peran dalam Memperbaiki citra TNI di Masyarakat. Peran Danramil yang
diharapkan untuk mengatasi dan mengembalikan citra TNI di masyarakat sangatlah
penting khususnya memperbaiki citra Purnawirawan yang berada di wilayahnya. Danramil
mampu memberikan pemahaman para elit politikdan purnawirawan untuk selalu bersikap
netral, antisipatif dan tanggap terhadap situasi yang berkembang di wilayah tanggung
jawabnya. Danramil harus banyak mengadakan pendekatan kepada tokoh Pemuda,
Agama, Cendikia dan tokoh Religius lainnya dalam rangka menangkal kebencian dan
ketidak simpatisan masyarakat kepada TNI. Danramil harus mampu menciptakan situasi
yang damai, murah senyum dan banyak mendukung kegiatan kemasyarakatan.

16. Kemampuan Danramil. Menyikapi permasalahan yang ada diatas, maka semua
kelemahan yang masih dimiliki Danramil harus segera di perbaiki dengan cara sebagai
berikut :

a. SDM harus ditingkatkan melalui pendidikan yang berkaitan dengan kewilayahan.

b. Meningkatkan pengalaman dan sering komunikasi dengan atas untuk


mendapatkan pengarahan dari Komando Atas.

c. Kuasai ilmu teritorial secara mendalam, bekali buku saku tentang teritorial
dan aturan lainnya.

d. Tingkatkan komunikasi sosial dengan cara perbanyak melakukan kegiatan


kontak sosial secara langsung dengan masyarakat, adakan komunikasi dengan
Muspika secara terus menerus serta hindai perbuatan-perbuatan tercelah seperti
main judi, mabuk-mabukan, bersikap arogan serta menggunakan seragam dinas
yang tidak sesuai aturan
BAB VI

PENINGKATAN PERAN DAN KEMAMPUAN BINTER


BAGI SATKOWIL DAN NON SATKOWIL

17. Umum. Tuntutan tugas Danramil yang semakin komplek pada globalisasi dan
reformasi ini membuat dan menuntut adanya peningkatan mutu SDM Danramil yang akan
dipromosikan untuk menduduki jabatan tersebut harus disiapkan, dibina dan
dikembangkan dengan cepat dan terarah.

18. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Dengan peningkatan SDM Danramil tentu akan memberikan dampak


terhadap pencitraan TNI pada umumnya dan Danramil pada khususnya secara
optimal.

b. Sasaran. Dalam rangka pencapaian tugas pokok aparat kewilayahan pada


tingkat Kecamatan maka perlu diarahkan para Danramil untuk memperbaiki dan
menjaga citra TNI di mata masyarakat.

19. Subyek, Obyek dan Metoda.

a. Subyek. Danrem, Dandim adalah merupakan subyek yang dapat mendorong


dan mengarahkan pada Danramil yang ada di wilayah teritorial tanggung jawabnya.

b. Obyek. Danramil harus mampu mengawaki dan mengendalikan serta


mengawasi secara ketat wilayah teritorial tanggung jawabnya.

c. Metoda. Adapun metoda yang digunakan dalam rangka meningkatkan


kemampuan Binter bagi Danramil adalah :

1) pembekalan pendidikan bagi seluruh pejabat Danramil.

2) Sosialisasi yakni menumbuhkan kerjasama dan keterbukaan didalam


Binter bagi Danramil.

3) Pengawasan yakni dilaksanakan secara melekat oleh unsur pimpinan


sehingga segala kegiatan Binter selalu berada pada norma dan nilai-nilai
yang berlaku.
20. Tersedianya Sarana dan Prasarana. Terselenggaranya seluruh kegiatan Binter
bagi Danramil harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang optimal agar
tercipta kegiatan sesuai dengan rencana yaitu :

a. Piranti Lunak. Dengan adanya perubahan Undang-undang TNI dan


Kebijakan terkait dengan pertahanan tentu akan berakibat pada petunjuk dan
peraturan yang berlaku.

b. Piranti Keras. Perlu adanya dukungan alat komunikasi kendaraan, perangkat


komputer dan sistem internet perlu dioptimalkan.

c. Anggaran. Guna mendukung pelaksanaan kegiatan Binter maka perlu


didukung anggaran operasional yang memadai.

21. Upaya Yang dilakukan.

a. Peningkatan peran serta Danramil.

1) Penegakan Hukum. Negara kita adalah negara hukum dimana dalam


pelaksanaan suatu kegiatan diatur oleh hukum, sehingga seluruh lapisan
masyarakat akan merasa aman dan percaya kepada pemerintah.

2) Menciptakan kondisi kondusif. Pasca era reformasi yang telah


dirasakan masyarakat belum sepenuhnya kondusif sehingga unsur koter
khususnya Danramil harus mampu menciptakan wilayah wilayah teritorial
yang kondusif dengan berkoordinasi para tokoh Adat, Agama dan Tokoh
masyarakat serta seluruh masyarakat binaannya secara bersama-sama
menciptakan suasana yang kondusif, aman dan tidak bermakna issue-issue.

3) Mampu berdialog. Danramil selalu bertindak sebagi mediator yang


bersifat netral kepada masyarakat sehingga tercipta komunikasi dan
diharapkan adanya hubungan yang saling menerima dan memberi antara
satu dengan yang lain.

4) Menciptakan Kondisi yang Harmonis. Kemampuan Danramil dituntut


untuk mampu menciptakan kondisi yang harmonis sehingga dapat tercipta
saling hormat menghormati, harga menghargai, saling asah, asih dan asuh
serta aktif mengajak seluruh lapisan masyarakat dalam rangka menjaga
hubungan antar sesama yang harmonis.

b. Peningkatan Profesionalisme Danramil.

1) Peningkatan Kesejahteraan. Didalam pelaksanaan tugas perlu disiapkan


fasilitas pendukung seperti Perkantoran, Alsatri, Alsinton, Kendaraan,
Perumahan dan lain-lain yang dapatmemberikan motifasi dan suasana kerja
yang baik dan optimal.

2) Peningkatan Kepelatihan. Kemampuan para Danramil tentu berbeda-


beda salah satu penyebabnya karena adanya perbedaan Kecabangan,
sehingga para Danramil perlu dibekali kepelatihan, penataran, penyuluhan
dan pendidikan lainnya yang merupakan khasana ilmu dan keterampilan
sebagai bekal Danramil dalam pelaksanaan tugas.

3) Menumbuhkan Motivasi dan Rasa Bangga. Unsur Danramil perlu dibekali


dan ditanamkan motivasi dan rasa bangga sebagai prajurit TNI AD yang
bertugas di satuan teritorial dengan cara memberikan jam komandan,
Santiaji, santi karma dan latihan dasar keprajuritan secara periodik.

4) Meningkatkan Kedisiplinan. Disiplin merupakan suatu kebutuhan prajurit


dimanapun bertugas dan berada. Disiplin dilaksanakan saat bertugas,
kehidupan sehari-hari dan dilaksanakan dengan kesadaran dan tanpa unsur
paksaan.

BAB VII
PENUTUP

22. Kesimpulan. Dari uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Peran dan Kemampuan para Danramil dalam hal pembinaan teritorial saat ini
belum mampu menjawab tantangan perkembangan zaman dan era reformasi,
sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas Danramil dilapangan yang
berkaitan dengan komunikasi sosial untuk mengantisipasi terjadinya konflik
horisontal ditengah-tengah masyarakat.

b. Untuk mengantisipasi kelemahan para Danramil dilapangan perlu dibekali


peningkatan kemampuan dibidang teritorial berupa peningkatan SDM, Pendidikan,
Pelatihan, Peningkatan Peran Danramil dan Peningkatan profesionalisme Danramil
guna mendukung pelaksanaan tugas pokoknya dalam rangka menangkal timbilnya
konflik horisontal dimasyarakat.

23. Saran.

a. Sebelum para Perwira Pertama (PAMA) menjabat sebagai Danramil, perlu


dibekali pendidikan formal (SUSDANRAMIL) maupun non formal (pengarahan,
Jam Komandan dan lain-lain.)
b. Didukung sarana prasarana yang optimal sehingga memiliki motivasi dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan dan penyelesaian tugas pokok sebagai
pembina kewilayahan.

Singaraja, April 2017


Penulis

Ida Komang Widnyana


Kapten Inf NRP 614322

Anda mungkin juga menyukai