Anda di halaman 1dari 18

TERBATAS

PUSAT PENDIDIKAN ZENI


SATUAN PENDIDIKAN PERWIRA

ESSAY

UPAYA MENINGKATKAN MODERNISASI


ALUSISTA GUNA MENDUKUNG PERAN BATALYON
ZENI TEMPUR SEBAGAI PASUKAN BANTUAN DALAM GERAK
MAJU DAN MANUVER PASUKAN

1. Pendahuluan.

Masa revolusi kesenjataan satuan Zeni, Kavaleri dan Artileri tidak berkembang
termasuk pasukan tank dan meriam yang dikuasai TNI. Pada masa ini pembangunan
TNI pasukan darat awalnya lebih banyak fokus ke Infanteri. Menurut Moekhardi dalam
Pendidikan Pembentukan Perwira TNI-AD 1950-1956, sekelompok pemuda dipimpin Ir.
Suratin yang merupakan pendiri dan Ketua Pertama PSSI, ia sukses membuat komandan
tentara Jepang menyerahkan peralatan. Moekhardi, Ir. Suratin, dan Ir. Nowo membentuk
satuan zeni dengan nama Dinas Genie di Kementerian Pertahanan pada 15 Oktober
1945, yang kemudian jadi nama zeni. Di Jawa Barat, eks zeni KNIL Indonesia,
membangun Sekolah Genie di Batujajar, Bandung Barat, pada 12 November 1945, di
bawah pimpinan Adijat Soeparmadi. Para siswa yang di didik menjadi kompi zeni pada
Divisi Siliwangi. Satuan Zeni merupakan bagian yang sangat penting dari Satuan tugas
Batalyon yang sedang melaksanakan tugas operasi, satuan ini sebagai pasukan bantuan
tempur yang membantu melancarkan pergerakan pasukan Infanteri dan lainnya .
Diharapkan Keberhasilan atau kegagalan Zeni Tempur sangat dipengaruhi oleh
kemampuan Personel Zeni Tempur dan kelengkapan Alutsistanya. Namun kenyataannya
tingkat kemantapan satuan saat ini masih jauh dari Minimum Essential Force, hal ini
merupakan konsekuensi logis dari dukungan anggaran yang kurang memadai bagi
kebutuhan pembangunan kekuatan, kemampuan dan gelar satuan TNI AD khususnya
satuan Zeni TNI AD secara keseluruhan pada saat latihan maupun operasi pertempuran.
Tingkat kemantapan titik berat kepada pelaksanaan pembangunan Alutsista, Untuk

TERBATAS
TERBATAS
2

meningkatkan kemampuan Personel Zeni Tempur dan kelengkapan Alutsista yang


menjadi pokok permasalahannya, maka saya membuat tulisan “optimalisasi peran
Batalyon Zeni Tempur sebagai pasukan bantuan gerak maju atau manuver terhadap
pasukan Infanteri”. Dengan tulisan ini diharapkan tugas Zeni Angkatan Darat dapat
terlaksana dengan baik.

Sehubungan dengan latar belakang tersebut di atas dapat di identifikasi persoalan


yang ada diantaranya yaitu pertama pembina latihan di jajaran TNI AD pada saat prajurit
melaksanakan pendidikan, kursus dan penataran ditemukan beberapa kendala yang
dapat menyebabkan pengetahuan prajurit tidak bisa berkembang sebagai contoh adalah
pada beberapa materi pelajaran masih terbatasnya alins atau alusista yang nantinya
akan digunakan di satuan, kedua sumber daya manusia yang berbeda sehingga
kemamuan prajurit tidak merata dalam menerima pelajaran atau bisa dikatakan transfer
knowledge tidak maksimal diterima oleh peserta didik. Dari identifikasi persoalan tersebut
maka dapat diambil suatu permasalahan yaitu ” bagaimana upaya meningkatkan
modernisasi alusista guna mendukung peran Yonzipur sebagai pasukan bantuan dalam
gerak maju dan manuver pasukan ”.

Adapun pentingnya memecahkan masalah ini adalah agar seluruh prajurit


khususnya dalam pembinaan dan latihan dapat meningkatkan kemampuannya, sehingga
dapat menjawab tuntutan tugas yang di embannya guna mendukung terwujudnya
pembinaan di satuan dalam rangka mencapai tugas pokok. Metode yang diguanakan
dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analisis melalui pengamatan dilapangan dan
studi kepustakaan.

Nilai guna dari penulisan ini adalah agar para pembaca mengerti langkah-langkah
yang dilaksanakan dalam upaya meningkatkan modernisasi alusista guna mendukung
peran Yonzipur sebagai pasukan bantuan dalam gerak maju dan manuver pasukan.
Adapun maksud dari penulisan ini untuk memberikan gambaran tentang upaya
meningkatkan kemampuan dalam mendalami dan menggunakan alusista guna
mendukung pasukan kawan, dengan tujuan memberikan saran dan masukan kepada
pimpinan dalam menentukan kebijakan tentang upaya meningkatkan alusista TNI AD

TERBATAS
TERBATAS
3

khususnya kecabangan Zeni. Pada penulisan ini dibatasi pada kemampuan dalam
mendalami dan menggunakan alusista guna mendukung pasukan kawan. Ruang lingkup
dalam penulisan ini meliputi Pendahuluan, Pembahasan dan Penutup.

2. Pembahasan.

Perspektif perkembangan modernisasi Alutsista yang sedang dilaksanakan oleh


TNI khususnya TNI AD tentu akan berimplikasi pada perubahan pola taktik dan teknik
bertempur sesuai dengan perkembangan lingkungan global, baik geopolitik maupun
geostrategis serta karakteristik wilayah NKRI. Perubahan karakteristik bentuk ancaman
dewasa ini juga semakin dinamis, kompleks, multidimensional dan sulit diprediksi. Hal ini
menuntut adanya perubahan pola taktis, teknis dan strategi yang lebih mengutamakan
high technology. Menurut Brigjen TNI Muhammad Munif bahwa arah kebijakan
pembangunan kekuatan TNI AD dilaksanakan atas dasar konsep pertahanan berbasis
kemampuan dengan mempertimbangkan kemungkinan ancaman yang dihadapi serta
kecenderungan perkembangan lingkungan strategis, pelaksanaannya diarahkan kepada
tercapainya kekuatan Minimum Essensial Force (MEF) yaitu tingkat kemampuan dalam
bentuk modernisasi maupun penambahan jumlah Alutsista serta gelar kekuatan yang
mampu menjamin kepentingan strategis pertahanan aspek darat, yang sebagian telah
dilaksanakan, tetapi mengingat keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan
dukungan anggaran pertahanan tidak secara penuh maka konsep pembangunan
kekuatan TNI AD tidak bisa dilaksanakan secara bertahap sesuai skala prioritas guna
mendukung tugas pokok TNI AD, hal ini membuat kemampuan satuan Zeni menjadi tidak
maksimal dalam membantu pasukan kawan.

Menindaklanjuti persoalan pertama yaitu perkembangan modernisasi Alutsista


yang sedang dilaksanakan oleh TNI khususnya TNI AD tentu akan berimplikasi pada
perubahan pola taktik dan teknik bertempur sesuai dengan perkembangan lingkungan
global, hal ini dapat dilihat dari data dan fakta antara lain bahwa kondisi Alutsista yang
dimiliki oleh TNI Angkatan Darat saat ini diluar dari pengadaan tahun 2010, pada
umumnya sebagian besar adalah pengadaan lama, yang dibuat antara Tahun 1940 s.d
1986. Sebagian besar Alutsista ini suku cadangnya relatif sulit didapat di pasaran, Hal ini

TERBATAS
TERBATAS
4

disebabkan karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan dukungan


anggaran pertahanan tidak secara penuh maka konsep pembangunan kekuatan TNI AD
tidak bisa dilaksanakan secara bertahap sesuai skala prioritas. Kondisi alutsista TNI yang
saat ini rata-rata usia pakainya sudah tua (25 s.d 40 tahun) berpengaruh pada tingkat
kesiapan operasional dan membutuhkan biaya operasional dan pemeliharaan yang
tinggi. Masih kurang memadainya jumlah alutsista TNI, sarana dan prasarana pertahanan
berpengaruh cukup signifikan terhadap penggelaran kekuatan TNI dalam mengatasi
berbagai bentuk ancaman, seperti permasalahan perbatasan dan pulau-pulau terdepan,
termasuk dalam mengatasi permasalahan maritim dan dirgantara. Belum tercapainya
postur pertahanan pada tingkat kekuatan pokok minimal minimum essential force
berpengaruh secara signifikan terhadap pertahanan negara. Kesiapan kekuatan ketiga
matra rata-rata baru mencapai 62,0 persen dari yang dibutuhkan pada saat ini. Dalam hal
ini taktik Zeni bukan/tidak dihadapkan pada taktik bagaimana mencari & menghancurkan
musuh dengan saling berhadapan langsung beradu senjata, teknik bertempur Zeni lebih
menggunakan kemampuan teknis yang bersifat taktis untuk mendukung suksesnya
kemenangan pasukan penyerbu [manuver]. Walaupun pada kondisi peperangan yang
tidak bisa diprediksi segala kemungkinannya atau karena sebab kebutuhan taktis yang
diperlukan tidak menutup celah pada situasi tertentu mereka harus beradu senjata
dengan musuh karena wilayah operasinya di daerah abu-abu dengan mobilitas tinggi
yang mengharuskan posisinya selalu dekat dengan pasukan penyerbu.

Berdasarkan peran Yonzipur sebagai alat negara di bidang pertahanan memiliki


tugas yang harus diemban hal ini sesuai  dengan Undang-Undang Nomor. 34 tahun 2004
tentang TNI pasal 7 ayat (1), tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,
mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang  Dasar Republik Indonesia Tahun 1945,
serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu dibutuhkan TNI yang
kuat solid tangguh dan profesional untuk melaksanakan tugas tersebut. Dalam pasal 8,
UU RI Nomor 34 tahun 2004 disebutkan bahwa tugas pokok TNI AD sebagai bagian
integral dari TNI yaitu, melaksanakan tugas TNI dalam menjaga keamanan wilayah darat,
melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra

TERBATAS
TERBATAS
5

darat, dan melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat. Diharapkan


Pembina latihan di jajaran TNI AD bertanggung jawab terhadap pelaksanaan latihan
dilingkungan satuannya, sehingga mampu menjamin terselenggaranya latihan sesuai
kebijaksanaan yang ditetapkan pimpinan TNI AD. Khususnya satuan Zeni Tempur yang
merupakan pemukul satuan Zeni Angkatan Darat dituntut untuk mampu melaksanakan
fungsi latihan dalam rangka pembinaan satuan guna meningkatkan kemampuan personel
yang telah memiliki kemampuan dasar perorangan dan untuk memelihara kemampuan
dan kelengkapan Alutsista satuan sampai dengan tingkat operasional serta penyiapan
satuan untuk menghadapi dan atau melaksanakan tugas tertentu serta memelihara
kemampuan satuan yang pernah dicapai dari latihan sebelumnya, sehingga kedepan
satuan Zeni Angkatan Darat akan menjadi satuan bantuan yang profesional.

Dihadapkan dengan kemampuan dan batas kemampuan khususnya Satuan Zeni


sesuai dengan Bujuklap Yonzipur diterangkan bahwa satuan Yonzipur dapat dilibatkan
dalam Operasi Matra Darat antara lain pada Operasi Serangan, Operasi Pertahanan,
Operasi Pemindahan Ke Belakang, Operasi Pergantian, Operasi Kondisi Khusus, Operasi
Dengan Pengaruh Nubika, Operasi Pernika, Operasi Mobil Udara, Operasi Gerilya dan
Operasi Lawan Gerilya. Melihat dari kemampuan tersebut maka Satuan Zeni memiliki
salah satu fungsi teknis militer umum TNI AD melaksanakan tugas di bidang Konstruksi
dan Destruksi guna memperbesar daya gerak pasukan sendiri, memperkecil daya gerak
musuh dan Nubika Pasif serta mempertahankan kelangsungan hidup satuan yang
dibantu dalam rangka mendukung tercapainya tugas-tugas TNI AD dalam mendukung
gerak maju dan manuver pasukan dalam pertempuran. Dianalisa sebab dan akibat
bahwa Yonzipur mempunyai tugas pokok menyelenggarakan/ melaksanakan fungsi
teknis Zeni guna memperbesar daya gerak satuan-satuan manuver, menghambat,
mempersulit serta menyesatkan gerak maju pasukan musuh, mempertinggi
kelangsungan hidup dan kemampuan operasi satuan manuver. Zeni Tempur sendiri
secara umum baik di dalam maupun luar negeri mempunyai fungsi sebagai pasukan
Bantuan Tempur terhadap Pasukan Manuver (Infanteri) berupa Bantuan Tempur Zeni
(Banpurzi) dan Bantuan Administrasi Zeni (Banminzi). Banpurzi diaplikasikan pada
segala pekerjaan yang bersifat membantu gerak maju pasukan manuver, dan aksi
menghambat gerak maju pasukan lawan, sedangkan Banminzi adalah segala upaya

TERBATAS
TERBATAS
6

kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan oleh prajurit Zeni di medan Tempur dalam
rangka membantu pasukan manuver agar tetap dapat bertahan di luar perbekalan,
peralatan, serta komunikasi, karena ketiga masalah ini menjadi tanggung jawab satuan
korps perbekalan, korps peralatan, dan korps komunikasi. Bantuan Administrasi Zeni
hanya bersifat kebutuhan yang bersifat taktis dan teknis di medan tempur. Terdapat
Sembilan kemampuan serta tugas Pokok satuan Zeni Angkatan Darat terdiri dari
Konstruksi, Destruksi, Rintangan, Samaran, Penyeberangan, Penyelidikan, Perkubuan,
Penjinakan bahan peledak (Jihandak) dan Nuklir-Biologi-Kimia (Nubika) pasif.
Berdasarkan Satuan Zeni harus dapat  melaksanakan   tugas memberikan bantuan
dalam rangka mendukung  operasi  militer  baik  operasi  militer  perang (OMP) maupun
operasi militer selain perang (OMSP).  Membantu masyarakat disekitarnya maupun untuk
tugas kemanusiaan disamping untuk memenuhi kelangsungan hidupnya sendiri. Saat ini
kondisi alutsista untuk TNI AD sudah mengalami kemajuan dihadapkan dengan TOP
DSPP, kondisi geografi, ancaman yang timbul, kebutuhan alutsista dalam MEF,
Mekanisasi dengan kecepatan maupun doktrin dalam suatu operasi serangan :

 Kaveleri memiliki alusista Tank Leopard 2 RI kecepatan 68 km/jam.


 Armed memiliki alusista MLRS Astros kecepatan 90 km/jam
 Infanteri memiliki Ran Mekanis M113 kecepatan 66 km/jam
 Arhanud memiliki alusista Rudal Star Streak kecepatan 135 km/jam.

Bagaimana dengan Pasukan Zeni dengan kemampuan memperlancar pasukan sendiri,


menghambat gerakan musuh dan memelihara kelangsungan hidup dengan fungsi
zeninya. Tentunya ini memerlukan pemikiran bersama dan beberapa gagasan yang bisa
membuat alutsista Zeni bisa menyesuikan kecabangan yang lainnya bila ditampilkan
dalam operasi gabungan yang melibatkan alutsista , saat ini Alutsista Zeni  :

 Jembatan Bailley dan Acrow.


Acrow adalah Acrow Bridge, manufaktur material jembatan rangka modular
asal New Jersey, AS. Dari penelurusan Indomiliter.com, Indonesia bersama
dengan AS, Kanada, Australia, Kolombia, Chile, Israel dan PBB, menjadi para
pemesan Acrow 700XS untuk kebutuhan jaringan jembatan logistik militer.

TERBATAS
TERBATAS
7

Acrow Bridge 700XS dirancang untuk dapat dilalui berbagai macam kendaraan
berat, MBT sekelas Leopard dan Abrams pun bisa melintas tanpa harus
khawatir berkat Advanced Modular Steel Technology.

 Medium Girder Bridge (MGB).


Dalam pengembangan teknologi jembatan darurat, pada tahun 1971 Inggris
memperkenalkan yang namanya  Medium Girder Bridge (MGB). MGB
merupakan jembatan taktis militer sedang yang berfungsi untuk
menyeberangkan material maupun dukungan logistik yang pemasangannya
sangat praktis dan mempunyai daya dukung yang besar dan mampu menahan
beban yang melintas diatasnya dengan kapasitas 60 Ton.

 Bozena 4 , kecepatan sekitar 20 km/jam.


Zipur TNI AD pun tak ketinggalan update alutsista, sejak tahun 2013 telah
didatangkan robot penghancur ranjau Bozena 4, buatan Way Industry,
Slovakia. Bozena 4 sanggup beroperasi selama 11 jam. Untuk menetralisir
ranjau, dilakukan secara manual dengan memanfaatkan tenaga dari ‘pukulan’
rantai baja pada flail unit. Flail unit berbentuk bulatan datar yang tergantung
pada rantai baja terletak dibagian depan, mirip dengan alat bajak sawah
modern Flail unit punya lebar 2,2 meter dan sanggup menetralkan ranjau
berhulu ledak TNT seberat 9 kg. Bozena 4 memiliki efisiensi kerja maksimum
2,500m² / jam berdasarkan jenis kondisi tanah dan medan.

 Amphibious Phonton kecepatan sekitar 80 km/jam.


Seiring hadirnya MBT (Main Battle Tank) Leopard 2A4 dengan bobot 60 ton,
maka diperlukan dukungan khusus untuk mobilitas, terutama saat tank tanpa
kemampuan amfibi ini harus melintasi sungai yang cukup lebar. Dalam
pengadaan armada Leopard 2A4 dari Jerman memang disertakan tank
jembatan BRLPZ-1 Beaver AVLB, namun dengan bentang jembatan 22 meter,
kemampuan Beaver lebih efektif untuk melintaskan Leopard di medan parit.
Dan inilah yang kemudian memunculkan nama M3 Amphibious Rig. Saat
melaju di darat, M3 Amphibious Rig tak ubahnya truk berukuran raksasa, punya

TERBATAS
TERBATAS
8

panjang 12,74 meter, lebar 3,35 meter dan tinggi 3,93 meter.

Menurut Kasad Jendral Mulyono disampaikan bahwa satuan Zeni Angkatan Darat
memiliki peran penting guna mendukung gerak maju dan manuver pasukan saat latihan
maupun saat operasi pertempuran. Hal ini pun di tuliskan dalam Bujuklap Yonzipur
bahwa Yonzipur mempunyai tugas pokok menyelenggarakan/ melaksanakan fungsi
teknis Zeni guna memperbesar daya gerak satuan-satuan manuver, menghambat,
mempersulit serta menyesatkan gerak maju pasukan musuh, mempertinggi
kelangsungan hidup dan kemampuan operasi satuan manuver kemudian peranan
Batalyon Zeni Tempur dalam membantu satuan intelijen secara umum adalah sebagai
badan pengumpul keterangan namun secara khusus Batalyon Zeni Tempur yang
mempunyai fungsi melaksanakan penyelidikan Zeni dapat membantu tugas-tugas satuan
intelijen. Kelemahanya yaitu kondisi satuan satuan TNI saat ini disampaikan oleh mantan
Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantio bahwa tingkat kemantapan satuan saat ini
masih jauh dari Minimum Essential Force, hal ini merupakan konsekuensi logis dari
dukungan anggaran yang kurang memadai bagi kebutuhan pembangunan kekuatan,
kemampuan dan gelar satuan TNI AD khususnya satuan Zeni TNI AD secara
keseluruhan pada saat latihan maupun operasi pertempuran. Kendalanya tingkat
kemantapan titik berat kepada pelaksanaan pembangunan Alutsista :

1) Peningkatan kemampuan mobilitas dalam rangka Operasi Militer untuk


Perang maupun Operasi Militer Selain Perang di seluruh wilayah kedaulatan NKRI.
2) Peningkatan kemampuan satuan tempur khususnya Pasukan Pemukul
Reaksi Cepat (striking force) tingkat pusat, serta satuan kewilayahan.
3) Kesiapan pasukan (standby force) terutama untuk penanggulangan
bencana alam serta untuk tugas-tugas misi perdamaian dunia dan keadaan
darurat lainnya.
4) Peningkatan kemampuan, kekuatan satuan Zeni AD.
5) Kodam sebagai kompartemen strategis harus memiliki daya tangkal yang
kuat dengan meningkatkan kemampuan, kekuatan dan gelar satuan sesuai
dengan luas wilayah yang dilindungi serta ancaman yang mungkin timbul.

TERBATAS
TERBATAS
9

Permasalahan saat ini bila ditinjau dari kualitas dan kuantitas Alutsista sesuai
dengan kondisi riil yang ada sampai saat ini TNI AD masih belum memenuhi kebutuhan
gelar satuan. Bila TNI AD maju berarti kita membangun Orgas TNI AD yang PEEM
(Profesional Efektif Efisien Modern) maka kemampuan modernisasi Alutsista adalah
kebutuhan dasar yang harus terpenuhi. Mantan Panglima TNI Jendral TNI Gatot
Nurmantio mengatakan bahwa Indonesia sejak kelahirannya telah merasakan betapa
besar peran TNI khususnya TNI AD dalam menjaga kelangsungan hidupnya, tidak ada
satupun peristiwa sejarah NKRI tanpa kehadiran TNI dan sampai sekarang TNI tetap
membuktikan sebagai pilar paling kokoh diantara pilar-pilar NKRI lainnya, walaupun
secara fisik dalam perspektif perbandingan daya tempur relatif diantara negara-negara
tetangga, kekuatan TNI bukan superior. Upaya Kebutuhan satuan TNI AD dalam
penyesuaian kemampuan Alutsistanya menjadi sangat urgen untuk diadakan dalam
rangka menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI. TNI AD sebagai bagian dari TNI telah
menggariskan pola pembangunan kekuatannya dengan modernisasi Alutsista (Alat
Utama Sistem Senjata) sebagai sebuah keniscayaan, mengingat fenomena keterbatasan
anggaran, maka modernisasi Alutsista di lingkungan TNI AD dilaksanakan secara
gradual, untuk jangka pendek target pencapaian pembangunan kekuatan agar dapat
mencapai MEF (Minimum Essential Force) yaitu tingkat kekuatan yang mampu menjamin
kepentingan strategis pertahanan aspek darat, mencapai kesiapan Alutsista rata-rata
45% dari ukuran ideal yang harus dimiliki. Alutsista merupakan sistem persenjataan baru
yang telah dipilih melalui proses yang panjang dan berkesinambungan, yang telah
dipertimbangkan dari berbagai aspek dan kepentingan antara lain faktor politis, ekonomi,
teknologi dan kemampuan dukungan industri dalam negeri serta memilki efek tangkal
(deterrent effect), guna memenuhi kebutuhan Minimum Essential Force Alutsista jajaran
satuan TNI AD. Alutsista modern memiliki teknologi dan daya tangkal tinggi (High
technology and deterrent effect), merupakan basic Operational Requirement (Opreq)
Alutsista yang harus dimiliki oleh jajaran satuan TNI AD.

Peran Batalyon zeni tempur sebagai pasukan bantuan gerak maju dan manuver pasukan
dalam operasi pertempuran.

TERBATAS
TERBATAS
10

Menindak lanjuti persoalan kedua yaitu tentang peran Batalyon zeni tempur
sebagai pasukan bantuan gerak maju dan manuver pasukan dalam operasi pertempuran.
Perlunya peningkatan kemampuan personel Zeni Tempur sebagai pasukan tempur yang
membantu melancarkan pergerakan pasukan infanteri dan lainnya, maka dalam tulisan
ini saya bermaksud akan memberikan penjelasan tentang upaya peningkatan
kemampuan personel Zeni Tempur, dengan tujuan memberi masukan kepada satuan
Zeni Angkatan Darat tentang optimalisasi peran batalyon Zeni Tempur sebagai pasukan
bantuan gerak maju atau manuver terhadap pasukan Infanteri sehingga Batalyon Zeni
Tempur dapat meningkat kualitasnya dan berhasil dalam penugasannya. Karena
menurut data dan faktanya bahwa pasukan Infanteri dalam gerak majunya sangat
bergantung kepada keberhasilan dari pasukan Zeni Angkatan Darat. Hal ini disebabkan
Satuan Yonzipur dalam melaksanakan tugasnya dapat dilibatkan pada semua daerah
operasi, baik daerah depan, daerah komunikasi dan daerah belakang. Hal ini disebabkan
bahwa Yonzipur mempunyai tugas pokok menyelenggarakan/ melaksanakan fungsi
teknis Zeni guna memperbesar daya gerak satuan-satuan manuver, menghambat,
mempersulit serta menyesatkan gerak maju pasukan musuh, mempertinggi
kelangsungan hidup dan kemampuan operasi satuan manuver.

Berdasarkan Buku Petunjuk Induk Zeni TNI AD bahwa terlaksananya tugas Satuan
Zeni dengan kemampuan taktik dan teknis Zeni untuk setiap saat dapat diproyeksikan
dalam membantu satuan TNI AD agar memiliki daya gerak dan daya tempur yang
optimal, kekuatan Satuan Zeni bertujuan untuk memberikan bantuan Zeni dengan
Konstruksi, Destruksi dan Nubika pasif serta mempertahankan kelangsungan hidup guna
mempertinggi daya gerak dan daya tempur kepada satuan yang dibantu, memperlemah
musuh sehingga dapat mencegah, menangkal serta mengatasi ancaman dan gangguan
yang membahayakan keutuhan, kedaulatan, keselamatan Bangsa Indonesia. Sehingga
diharapkan peran Batalyon Zeni Tempur dalam membantu gerak maju untuk kontak oleh
satuan manuver bertugas melakukan Penyelidikan dan pembersihan rintangan yang
terdapat pada rute gerakan, Mencari dan menandai lapangan ranjau serta rencana
membuat jalan terobosan dan Mengawasi rute kembali yang kemungkinan dipasang
rintangan oleh pihak musuh.

TERBATAS
TERBATAS
11

Pelibatan Zeni dalam mendukung satuan yang melaksanakan operasi dapat


berperan sebagai satuan Bantuan Tempur maupun Bantuan Administrasi. Satuan
Yonzipur harus dilengkapi dengan alat utama dan alat pendukung serta suku cadang
yang diperlukan untuk dapat digunakan dalam menyelesaikan setiap tugasnya di bidang
Zeni pada setiap teknis yang diperlukan dalam operasi yang dilaksanakan. Dianalisa
sebab dan akibat akan kurangnya dalam perencanaan suatu operasi agar ditentukan
secara jelas tugas dan tanggung jawab Satuan Zeni, sehingga penugasan yang tidak
memerlukan kemampuan secara teknis Zeni dan tidak membutuhkan alat peralatan Zeni
seperti tugas pionir dapat dibebankan kepada satuan yang dibantu.

Peleton Zeni Satuan Yonzipur merupakan satuan terkecil yang memiliki


kemampuan untuk melaksanakan seluruh fungsi Zeni secara utuh dan dapat dikerahkan
dalam satuan lebih besar sesuai kebutuhan tugas. Kelemahannya bahwa satu Peleton
zeni memiliki keterbatasan dalam kemampuan memberikan dukungan dan bantuan
kepada pasukan infanteri, kendalanya makan Peleton Zeni sedapat mungkin tidak
dikerahkan lebih kecil lagi, karena pemecahan dalam kelompok lebih kecil akan
mengakibatkan terbatasnya bantuan Zeni yang dapat diberikan, kecuali tugas-tugas
Jihandak dan pengamanan Nubika yang telah disiapkan dalam bentuk Tim. Apabila
terpaksa diperlukan pemecahan satuan yang lebih kecil dari tingkat Peleton untuk tugas-
tugas tertentu, komando dan pengendalian tetap berada pada Danton Zeni. Zeni dapat
melaksanakan tugas asistensi atau bantuan ahli tentang teknis Zeni kepada satuan yang
dibantu. Dimana Prajurit Zeni harus terus berupaya meningkatkan posturnya dengan
melaksanakan percepatan pembangunan alat utama Zeni agar dapat bantuan yang
seimbang dengan satuan yang dibantu, satuan Yonzipur harus terus ditingkatkan
kemampuannya di berbagai bidang dengan mempedomani Doktrin Petunjuk Zeni
Angkatan Darat terbaru untuk menjawab tantangan tugas yang semakin kompleks dan
dinamis. Keberadaan Korps Zeni merupakan pakem dalam dunia militer di semua
negara, secara teknik dan taktik keberadaannya sudah seusia dengan adanya
peperangan itu sendiri [sejak perang purba] di karenakan fungzi Zeni itu sendiri pada
awalnya merupakan praktek ilmu perang yang bersifat naluriah serta akal-akalan
[improvisasi] pada kondisi insidentil yang membutuhkan keterampilan teknis semisal

TERBATAS
TERBATAS
12

membuat jebakan, perangkap, menghancurkan perkubuan lawan dan fungsi pertahanan,


menghambat dan memfasilitasi kelancaran gerak maju pasukan sendiri [kawan].

Dalam Bujuklap Zeni TNI AD diterangkan bahwa kemampuan Batalyon Zeni


Tempur dapat digunakan pada operasi tempur dengan status BP atau BKO ke satuan
manuver dalam rangka memberikan bantuan Zeni untuk berbagai macam operasi TNI
AD, antara lain salah satunya dalam operasi serangan. Dimana peranan Batalyon Zeni
Tempur dalam operasi serangan adalah membantu gerak maju satuan manuver sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi Zeni. Berikut ini pentahapan satuan Zeni TNI AD dalam
membantu gerak maju dan manuver pasukan di medan operasi pertempuran yang
merupakan salah satu peluang bagi satuan Yonzipur bisa melaksanakan tugas pokoknya
sebagai pasukan bantuan, yaitu :

1) Tahap perencanaan.
a) Mempelajari tugas yang diterima.
b) Mengumpulkan dan mencari keterangan yang didapat dari
Koordinasi dengan staf satuan atas, samping dan hal-hal yang berkaitan
dengan gerak maju seperti keadaan rute yang akan dilalui maupun
rintangan yang akan menghambat gerakan pasukan.
c) Membuat rencana sementara yang meliputi Rencana waktu gerakan,
Rencana kegiatan satuan Zeni dan Rencana Pengerahan personel dan
peralatan yang digunakan serta keperluan lainnya.
d) Mengatur kegiatan awal yang meliputi Menyusun organisasi
personel dan peralatan, Melengkapi alat peralatan yang diperlukan dan
Melaksanakan pengecekan dan kesiapan alat peralatan serta personel.
e) Mengadakan pengintaian baik di atas peta maupun di medan yang
sebenarnya bersama-sama Komandan satuan lain yang terlibat operasi
serangan.
f) Menyempurnakan rencana sementara, hasil pengintaian digunakan
sebagai pertimbangan dan melengkapi serta sebagai bahan untuk
menyempurnakan rencana sementara yang telah dibuat.
g) Menyusun konsep umum operasi yang berbentuk Kirbanzi untuk

TERBATAS
TERBATAS
13

melengkapi perintah operasi satuan yang dibantu.


h) Mengeluarkan perintah operasi, Danyonzipur memberikan perintah
operasi kepada satuan bawah komando dan pengendalian Danyonzipur
baik berupa perintah lisan maupun perintah tertulis.
i) Pengawasan, dilaksanakan untuk melihat apakah perintah tersebut
dapat dilaksanakan oleh satuan bawah atau tidak serta mengendalikan
pelaksanaan gerak maju untuk kontak dapat berjalan sesuai dengan
rencana.

2) Tahap persiapan.
a) Menyiapkan personel yang diperlukan untuk gerak maju untuk
kontak.
b) Menyiapkan dan mengecek alat peralatan yang dibutuhkan.
c) Menyiapkan bekal dan keperluan dan lain-lain untuk mendukung
gerak
maju untuk kontak.
d) Melakukan pengecekan akhir dan latihan seperlunya.

3) Tahap Pelaksanaan.
a) Gerak Maju Untuk Kontak. Batalyon Zeni Tempur dalam
membantu gerak maju untuk kontak oleh satuan manuver bertugas
melakukan Penyelidikan dan pembersihan rintangan yang terdapat pada
rute gerakan, Mencari dan menandai lapangan ranjau serta rencana
membuat jalan terobosan dan Mengawasi rute kembali yang kemungkinan
dipasang rintangan oleh pihak musuh.
b) Pengintaian Paksa. Batalyon Zeni Tempur dalam membantu
Pengintaian paksa oleh satuan manuver bertugas Melaksanakan
penyelidikan rute mulai dari DP sampai dengan sasaran termasuk jalan
pendekat yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan satuan kita maupun
musuh, Membantu pelaksanaan pengintaian untuk mengetahui posisi dan
kekuatan musuh khususnya yang berkaitan dengan kemampuan Zeni
musuh dan melaksanakan pembersihan rintangan yang menganggu satuan

TERBATAS
TERBATAS
14

maneuver baik rute berangkat maupun kembali.


c) Serangan yang dikoordinasikan. Batalyon Zeni Tempur dalam
membantu serangan yang dikoordinasikan oleh satuan manuver bertugas
membersihkan rintangan-rintangan, pada medan-medan yang akan
menghambat atau merintangi gerakan satuan manuver dengan cara
menghancurkan dan membuat jalan-jalan terobosan, membuat lorong-
lorong terobosan pada rintangan buatan musuh, menggunakan alat Burpi
atau bahan peledak untuk menghancurkan kubu musuh yang menghambat
gerakan satuan maneuver, membantu penyebrangan satuan manuver pada
rintangan sungai dan memelihara dan perbaikan jalan pada rute perbekalan
RPC dan RPU.
d) Eksploitasi. Batalyon Zeni Tempur dalam membantu Eksploitasi oleh
satuan manuver bertugas membantu menghancurkan kekuatan musuh
dengan menggunakan kemampuan destruksi dan Burpi, membuat
rintangan-rintangan pada rute/jalan yang kemungkinan digunakan oleh
musuh untuk menyusun kekuatan kembali, membantu satuan manuver
untuk menghancurkan kekuatan cadangan musuh di daerah belakang
musuh dengan mengunakan kemampuan destruksi dan Burpi dan
menghancurkan rintangan-rintangan yang dipasang oleh musuh di daerah
belakang untuk mempercepat gerakan satuan manuver.
e) Pengejaran. Batalyon Zeni Tempur dalam membantu pengejaran
oleh satuan manuver bertugas Menyiapkan rute pengejaran untuk satuan
manuver agar dapat melaksanakan pengejaran dengan lancer, Memasang
jembatan dan mengatasi rintangan baik alam maupun buatan pada rute
yang akan dilalui satuan maneuver, Membantu penghancuran kedudukan
musuh maupun obyek-obyek vital yang mungkin digunakan oleh musuh dan
membuat dan memasang rintangan yang digunakan untuk membatasi
gerakan musuh.

d. Tahap pengakhiran.

1) Melakukan pengecekan dan penilaian terhadap hasil dari kegiatan


dalam operasi serangan.

TERBATAS
TERBATAS
15

2) Mengadakan evaluasi tentang hasil operasi.


3) Membuat saran dan laporan tentang hasil operasi serangan.

3. Penutup.

Dari uraian pembahasan diatas disimpulkan bahwa keberadaan Batalyon


Zeni Tempur TNI AD memiliki peran penting dalam mendukung tugas pokok TNI
AD dan sebagai pasukan bantuan guna mendukung gerak maju manuver dalam
operasi perang. Dalam tugasnya satuan Yonzipur mempunyai kemampuan
sebagai Bantuan Pertempuran Zeni (Banpurzi) dan Bantuan Administrasi Zeni
(Baminzi), Banpurzi diaplikasikan pada segala pekerjaan yang bersifat membantu
gerak maju pasukan manuver, dan aksi menghambat gerak maju pasukan lawan,
sedangkan Banminzi adalah segala upaya kegiatan dan pekerjaan yang dilakukan
oleh prajurit Zeni di medan Tempur dalam rangka membantu pasukan manuver
agar tetap dapat bertahan di luar perbekalan, peralatan, serta komunikasi, karena
ketiga masalah ini menjadi tanggung jawab satuan korps perbekalan, korps
peralatan, dan korps komunikasi. Bantuan Administrasi Zeni hanya bersifat
kebutuhan yang bersifat taktis dan teknis di medan tempur. Digambarkan dalam
essay diatas bahwa Satuan Zeni sebagai sosok prajurit yang jenius, pandai dan
terampil dalam menerapkan berbagai hal guna mendukung pencapaian tugas
pokok yang diembannya. Baik dimasa damai maupun di masa perang. Dimana
Prajurit Zeni harus terus berupaya meningkatkan posturnya dengan melaksanakan
percepatan pembangunan alat utama Zeni agar dapat bantuan yang seimbang
dengan satuan yang dibantu, satuan Yonzipur harus terus ditingkatkan
kemampuannya di berbagai bidang dengan mempedomani Doktrin Petunjuk Zeni
Angkatan Darat terbaru untuk menjawab tantangan tugas yang semakin kompleks
dan dinamis. Keberadaan Korps Zeni merupakan pakem dalam dunia militer di
semua negara, secara teknik dan taktik keberadaannya sudah seusia dengan
adanya peperangan itu sendiri [sejak perang purba] di karenakan fungzi Zeni itu
sendiri pada awalnya merupakan praktek ilmu perang yang bersifat naluriah serta
akal-akalan [improvisasi] pada kondisi insidentil yang membutuhkan keterampilan

TERBATAS
TERBATAS
16

teknis semisal membuat jebakan, perangkap, menghancurkan perkubuan lawan


dan fungsi pertahanan, menghambat dan memfasilitasi kelancaran gerak maju
pasukan sendiri (kawan). Oleh sebab itu disarankan kepada Bapak Kasad saat ini
keberadaan satuan Yonzipur sangat dibutuhkan dalam perang serta dalam situasi
ekstrem Zeni berada di garis depan untuk membuka jalan bagi satuan korps lain,
sementara pada situasi damai Zeni membantu pemulihan kerusakan pada objek-
objek dan daerah. Oleh karena itu diharapkan agar pemerintah berkomitmen
untuk terus meningkatkan dan memodernisasi alat utama sistem senjata
pertahanan di tubuh TNI AD khususnya untuk meningkatkan alusista satuan
Yonzipur, dengan begitu satuan Yonzipur akan selalu siap untuk mendukung gerak
maju dan manuver pasukan dalam pelaksanaan operasi tempur.

Saran yang kedua adalah melakukan kerjasama militer dengan negara lain
dalam bentul latihan gabungan dengan Militer Negara lain. Kondisi tersebut yang
diharapkan atas implementasi kerjasama militer (sesuai Peraturan Panglima TNI
Nomor Perpang/89/XII/2009) dengan negara lain yang sejalan dengan tingkatan
pelaksanaan substansi dasar kerjasama militer agar menciptakan kepercayaan
dan meningkatkan persahabatan (Confidence Building Measure),   dengan  
sasaran terwujudnya hubungan persahabatan yang lebih kondusif dan saling
menguntungkan antara TNI dengan Angkatan Bersenjata Negara sahabat dan
meningkatkan kemampuan militer dan pertahanan (Defence Capacity), dengan
sasaran meningkatnya kemampuan dan profesionalitas personel TNI,
meningkatnya efektifitas dan efisiensi operasional TNI dalam melaksanakan tugas
pokok TNI dan mengoptimalkan penggunaan dan pemeliharaan terhadap Alutsista
guna melaksanakan tugas pokok TNI .

Demikian tulisan kami tentang upaya meningkatkan modernisasi alusista


serta peran Batalyon zeni tempur sebagai pasukan bantuan dalam gerak maju dan
manuver pasukan, penulis sangat menyadari terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan ini. Kami berharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penulis selanjutnya di masa yang mendatang.

TERBATAS
TERBATAS
17

Penulis

Supriyadi, S.H.
Nosis 119005

Lampiran :
1. Alur Pikir.
2. Daftar Pustaka.

Lampiran 2 (Daftar Pustaka)

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang Undang RI Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.


2. Undang Undang RI Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
3. Buku Petunjuk Lapangan Batalyon Zeni Tempur.
4. Buku Petunjuk Induk Zeni TNI AD.
5. Buku Petunjuk Operasi tentang Zeni.
6. Buku tentang Modernisasi Alutsista TNI AD Dalam Tinjauan Tantangan Tugas
Kedepan oleh Mayjen TNI Burhanuddin Siagian.
7. Media elektronik tentang perkembangan alusista TNI oleh Jendral TNI (Purn)
Gatot Nurmantiyo.
8. Media elektronik tentang kondisi alusista TNI saat ini oleh pengamat militer dan

TERBATAS
TERBATAS
18

strategi bapak Kusnanto Anggoro.

TERBATAS

Anda mungkin juga menyukai