Anda di halaman 1dari 10

KONSEPSI DUKUNGAN MATERIIL PERALATAN PALDAM XVII/CENDERAWASIH

DALAM RANGKA MENDUKUNG KESIAPAN OPERASI SATJAR


KODAM XVII/CENDERAWASIH

PENDAHULUAN

Kodam XVII/Cenderawasih adalah salah satu satuan dari TNI AD yang merupakan
Komando Kewilayahan Pertahanan yang berada di Provinsi Papua dimana wilayahnya
membentang dari Merauke sampai dengan Biak. Kodam XVII/Cenderawasih selain sebagai
Kotama Bin juga sebagai Kotama Ops dikarenakan masih banyaknya kegiatan separatisme
di wilayah Papua. Dengan demikian Balakdam di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih di
dalam mendukung tugas pokoknya tidak hanya berorientasi dari segi pembinaan satuan
namun juga mendukung tugas pelaksanaan tugas operasi-operasiyang dilaksanakan di
wilayah Papua baik dalam rangka pengamanan batas negara, pulau terluar maupun daerah
rawan.

Paldam XVII/Cenderawasih merupakan Badan Pelaksana Kodam XVII/Cenderawasih


yang membidangi kesiapan operasional materiil peralatan sesuai dengan Doktrin TNI AD
Kartika Eka Paksi Nomor KEP 184/II/2018 tanggal 28 Februari 2018 menyebutkan bahwa
fungsi Peralatan yaitu Pembekalan, Pemeliharaan, Asnik, Intelnik dan Litbang. Yang
pertama, Pembekalan yaitu fungsi pokok peralatan dimana harus mendukung semua bekal
materiil peralatan kepada seluruh satuan di jajaran TNI Angkatan Darat. Kedua pemeliharaan
yaitu fungsi pokok peralatan yang berkaitan dengan menjaga kesiapan dari materiil peralatan
tersebut dengan jalan pemeliharaan secara berkala sehingga siap digunakan dan
operasional. Ketiga, Asnik yaitu upaya dari satuan peralatan guna mendukung dan
membantu satuan di dalam setiap kegiatan latihan maupun kegiatan operasional harian
sehingga setiap terdapat permasalahan atau kendala dapat diatasi secara cepat dan tepat.
Keempat, Intelnik yaitu salah satu fungsi peralatan dimana diperlukan untuk menerangkan
secara jelas suatu kejadian atau malfunction yang melibatkan materiil peralatan dari segi
spesifikasi teknis materiil tersebut. Dan yang kelima Litbang yaitu suatu fungsi yang
menitikberatkan pada penelitian suatu materiil peralatan dimana dapat dikembangkan dan
ditingkatkan kemampuan dari materiil tersebut sehingga memiliki nilai guna yang lebih baik
dari kondisi semula dalam mendukung operasional satuan.
2

Paldam XVII/Cen sebagai Balakdam dibawah Kodam XVII/Cenderawasih memiliki


keunikan didalam pelaksanaan tugasnya sehingga hal tersebut bisa menjadi keuntungan dan
juga sebagai kendala. Salah satu keunikan adalah dari segi geografi, dimana provinsi Papua
secara garis besar terdiri dari daerah dataran rendah di sekitar Kabupaten Merauke,
Jayapura dan Nabire serta dataran tinggi yang membentang di daerah Pegunungan Tengah
dari Wamena, Puncak Jaya sampai dengan Mamugu. Dari kondisi geografis tersebut
sebagian besar distribusi materiil peralatan menggunakan jalur udara, tentu saja hal ini
membawa konsekuensi pada biaya distribusi materiil. Selain itu, Provinsi Papua memiliki
medan yang cukup berat dimana sebagian besar infrastruktur jalan belum diperkeras yang
menyebabkan masih banyaknya jalan berlumpur serta juga banyaknya aliran sungai
sehingga memerlukan banyak jembatan. Terlepas dari kerugian tersebut juga memiliki
manfaat yaitu sedikitnya jenis dari materiil peralatan khususnya kendaraan yang bisa
digunakan pada medan tersebut maka mempermudah didalam menentukan jenis suku
cadang, identifikasi permasalahan dan pelaksanaan perbaikannya.

Dibawah ini matriks tentang wilayah rawatan Paldam XVII/Cen yang tidak dapat
ditempuh menggunakan transportasi darat.

NO SATUAN STALHAR/SATKAI TRANSPORTASI


1 Paldam XVII/Cen Denpal XVII/2 Biak Laut/Udara
Denpal XVII/3 Merauke Udara
Benglap XVII/3-1 Merauke Udara

2 Denpal XVII/1 Kodim 1702/Jayawijaya Udara


Jayapura Yonif 756/WMS Udara
Kodim 1705/PANIAI laut/udara

3 Denpal XVII/2 Biak Kodim 1709/YAWA laut/udara


Kodim 1714/PJ udara
Yonif RK 753/AVT laut/udara
Denzipur 12/OHH laut/udara
3

Dari matriks diatas dapat dilihat beberapa satuan rawatan yang memerlukan
transportasi udara dan laut yang tentunya memerlukan biaya yang relatif lebih tinggi dan hal
tersebut harus ditanggung oleh Paldam XVII/Cenderawasih dalam pengiriman materiil bekal
peralatan baik berupa senjata, munisi dan kendaraan serta kebutuhan pendukung lainnya
berupa suku cadang, alkap dan bahan kerja.

Sehubungan dengan uraian di atas, dukungan materiil peralatan yang dilaksanakan


oleh Paldam XVII/Cenderawasih masih belum sesuai dengan yang diharapkan baik dari segi
jumlah maupun kualitas materiilnya sehingga memerlukan beberapa konsep sebagai bahan
kajian dalam menyelesaikan dinamika-dinamika yang terjadi di dalam pelaksanaan tugas.
Diharapkan adanya solusi sehingga dukungan materiil peralatan dapat terlaksana secara
efektif, efisien dan tetap menjaga daya guna dari materiil tersebut. Dalam pelaksaaan tugas
pokok Paldam XVII/Cenderawasih ini terdapat beberapa persoalan yang harus dipecahkan,
antara lain, Pertama, Konsep dukungan materiil peralatan Paldam XVII/Cenderawasih yang
efektif dan efisien dihadapkan dengan kondisi wilayah Papua. Kedua, Peranan Paldam
XVII/Cenderawasih dalam kesiapan operasi satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih.

Dari uraian permasalahan di atas dapat dirumuskan pokok permasalahan yaitu


Bagaimana Konsepsi Dukungan Materiil Peralatan Paldam XVII/Cenderawasih dalam
rangka Mendukung Kesiapan Operasi Satjar Kodam XVIICenderawasih? Untuk
menjawab hal ini maka penulis mencoba untuk menganalisanya dari berbagai sudut pandang
yang ada.

Dari penjelasan di atas, adapun pentingnya penulisan essai ini adalah agar para
pimpinan Direktorat Peralatan dapat memahami pentingnya penyusunan konsep dukungan
materiil peralatan Paldam XVII/Cenderawasih dihadapkan dengan kondisi wilayah Papua.
Sebagai acuan penulis dalam penulisan esai ini menggunakan metode deskriptis analisis
berdasarkan pengamatan di lapangan dan pendekatan secara empiris. Nilai guna yang dapat
diambil adalah agar peserta Rabinniscabpal TA. 2020 dapat mengetahui Konsepsi Dukungan
Materiil Peralatan Paldam XVII/Cenderawasih dalam rangka Mendukung Kesiapan Operasi
Satuan Jajaran Kodam XVIICenderawasih, sedangkan maksud dan tujuannya untuk
4

memberikan gambaran tentang dinamika yang dihadapi Paldam XVII/Cenderawasih dalam


pelaksanaan tugas pokok dan ruang lingkup pembatasan penulisan pada setingkat Paldam.

PEMBAHASAN

Menyikapi permasalahan di atas maka diperlukan suatu konsep dukungan materiil


peralatan Paldam XVII/Cenderawasih dalam rangka mendukung kesiapan operasional
satuan jajaran Kodam XVIICenderawasih dihadapkan pada dinamika yang dihadapi saat ini
maka penulis akan mencoba mengurai secara rinci pokok permasalahan di atas. Selama ini
dukungan materiil peralatan masih mengandalkan Kapal ADRI dimana dukungan ateriil
peralatan yang dilaksanakan dimulai dari gudang pusat yang berada di Pulau Jawa
selanjutnya dikirim ke gudang daerah Paldam XVII/Cenderawasih yang berada di Jayapura.
Setelah materiil diterima selanjutnya dilaksanakan proses pemeriksaan dan kemudian
dikirimkan ke stalhar maupun satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih. Proses pengiriman
dari gudang daerah di Paldam XVII/Cenderawasih ini menunggu waktu yang cukup lama
dikarenakan menyesuaikan dengan jadwal operasional alat angkutan dari Kapal ADRI
maupun pesawat Hercules. Proses diatas tidak efektif dan efisien dari segi waktu dan juga
kebutuhan dari satuan yang menuntut pengiriman yang cepat guna kesiapan operasional
satuan.

Konsep dukungan materiil peralatan Paldam XVII/Cenderawasih yang efektif dan


efisien dihadapkan dengan kondisi wilayah Papua.

Konsep dukungan efektif dan efisien yang dimaksud adalah sebuah konsep yang
mangatur mekanisme pendistribusian dukungan materiil peralatan ke Stalhar dan Satkai
secara cepat dan tepat dengan mengutamakan efisiensi anggaran serta menjaga kualitas
dari materiil tersebut. Permasalahan pendistribusian dukungan materiil peralatan ini dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pertama, distribusi dukungan materiil peralatan dari Gudang
Pusat di Pulau Jawa ke Paldam XVII/Cenderawasih di Jayapura dan kedua dari Paldam
XVII/Cenderawasih di Jayapura ke Stalhar atau satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih
yang tersebar di seluruh wilayah Papua.
5

Dari permasalahan yang dihadapi tersebut, penulis mencoba memberikan beberapa


solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala dukungan materiil peralatan baik
dukungan Gudang Pusat di Pulau Jawa ke Paldam XVII/Cenderawasih dan kedua dari
Paldam XVII/Cenderawasih ke Stalhar atau satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih.
Solusi-solusi tersebut diantaranya, Pertama, dukungan Materiil peralatan yang dibekalkan
oleh Gudang Pusat dikirimkan langsung menggunakan jasa ekspedisi sipil kepada satuan
pemakai. Penggunaan ekspedisi sipil ini bertujuan agar dukungan materiil peralatan dapat
setiap saat dikirimkan oleh Gudang Pusat ke Gudang Daerah Paldam XVII/Cenderawasih
maupun ke satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih. Dengan konsep pengiriman langsung
ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas waktu dan kesiapan operasional satuan.
Dengan adanya pengiriman langsung ini maka memiliki konsekuensi personel Stalhar harus
standby di satuan pemakai sebelum dukungan materiil tiba di lokasi. Tujuan dari personel
standby di satuan pemakai tersebut agar pada saat barang tiba di lokasi dapat dengan
langsung dilaksanakan pemeriksaan maupun perbaikan materiil. Dengan seperti ini maka
efektivitas kerja Stalhar dan Satkai dapat tercapai dikarenakan materiil sudah tiba di tempat
tujuan. Kedua, pembuatan Command Center di Direktorat Peralatan TNI AD yang terkoneksi
dengan seluruh jajaran satuan peralatan meliputi Maditpalad, Gudang Pusat sampai dengan
seluruh Paldam di Kotama. Command Center yang dimaksud ini adalah semacam pusat
komando yang memuat seluruh jaringan distribusi bekal materiil peralatan dimulai dari
dokumen kontrak, ekspedisi, tracking packet, tanda terima oleh satuan pemakai sampai
dengan pelaporan hasil distribusi dukungan materiil. Command Center ini dapat juga sebagai
media pengendalian segala bentuk kegiatan satuan peralatan yang mewadahi seluruh fungsi
satuan peralatan yaitu Pembekalan, Pemeliharaan, Asnik, Intelnik dan Litbang dari seluruh
struktural Satuan Peralatan yang tersebar di berbagai Kotama. Command Center disini
memiliki fungsi diantaranya. Satu, Pusat Data Materiil Peralatan diseluruh Jajaran TNI AD.
Dua, Pusat Komunikasi Satuan Peralatan Jajaran TNI AD. Tiga, Pusat Monitoring secara
nyata dan tepat waktu (realtime) dari seluruh kegiatan jajaran Satuan Peralatan. Empat,
Pusat Call Center satuan Jajaran Peralatan TNI AD. Lima, Pusat Literatur Seluruh
Ketentuan/Prosedur Peralatan. Enam, Tracking packet distribusi dukungan materiil peralatan.
Pada Command Center yang tersebut diatas dibuat aplikasi statistik yang memuat seluruh
materiil peralatan baik persediaan suku cadang maupun kerusakan yang sering terjadi dan
berkaitan dengan seluruh materiil peralatan sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman di
dalam pengadaan suku cadang maupun alkap pendukung lainnya. Sebagai contoh, apabila
6

kita mengetahui jumlah laporan kerusakan senjata di suatu Paldam dalam rentang waktu
triwulan maka kita dapat memetakan prioritas jenis suku cadang yang dibutuhkan guna
mendukung kesiapan operasional satuan pemakain. Selain itu, pengadaan dapat
dilaksanakan secara lebih akurat dikarenakan materiil yang dilaksanakan pengadaan
tersebut merupakan materiil yang memang digunakan di satuan pemakai. Serta dengan
adanya monitoring tersebut maka kita dapat melihat jumlah stok suku cadang yang berada di
gudang daerah masing-masing sehingga dapat dipetakan kapan harus ditambah sesuai
dengan kemampuan gudang pusat kemudian disinkronkan dengan jadwal operasional kapal
ADRI maupun pesawat Herkules. Dengan adanya Command Center ini maka diharapkan
aplikasi dari fungsi kecabangan peralatan dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
Ketiga, dengan memberikan anggaran khusus untuk pengangkutan dukungan materiil
peralatan terutama guna suku cadang dan alat pendukung ke Stalhar jajaran Paldam
XVII/Cenderawasih. Hal ini menjadi penting dikarenakan menjadi kendala dari Stlahar jajaran
Paldam XVII/Cenderawasih ketika memberikan dukungan materiil peralatan di satuan
rawatan yang letaknya jauh dari Stalhar. Sebagai contoh, Paldam XVII/Cenderawasih saat
memberikan dukungan materiil berupa suku cadang senjata ke satuan Yonif 756/WMS yang
berada di Kabupaten Punjak Jaya (jajaran wilayah Pegunungan Tengah). Paldam
XVII/Cenderawasih yang dalam hal ini adalah gudang daerah akan mengalami kesulitan
dalam proses pengiriman materiil peralatan dikarenakan jarak antara Gudang daerah yang
berada di Jayapura dengan Yonif 756/WMS mencapai 265 km dan hanya dapat ditempuh
menggunakan pesawat udara. Selain itu, jadwal penerbangan yang tersedia dari pesawat
sipil hanya sekali dalam sehari dengan jenis pesawat ATR yang memiliki kapasitas muat
terbatas. Paldam XVII/Cenderawasih akan membutuhkan biaya lebih besar guna pengiriman
materiil tersebut dan hal ini belum tersedia angggaran untuk pengiriman materiil. Apabila
menunggu pengiriman materiil peralatan dari pesawat Herkules milik TNI AU maka akan
membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan dimulai dari pengajuan dukungan ruang muat sampai
dengan proses pengiriman materiil tersebut. Dinamika seperti diatas ini mengakibatkan
adanya keterlambatan dalam dukungan materiil peralatan ke satuan pemakai. Keterlambatan
pengiriman dukungan materiil tersebut menyebabkan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh
satuan jajaran Paldam XVII/Cenderawasih tidak dapat berjalan maksimal di satuan rawatan.
Dengan kondisi tersebut diharapkan tersedianya alokasi dukungan anggaran khusus untuk
biaya pengiriman materiil peralatan. Dukungan anggaran diharapkan dapat dialokasikan
7

pada setiap jenis kegiatan pengadaan yang dilaksanakan baik oleh pengadaan pusat
maupun pengadaan yang dilaksanakan oleh Paldam XVII/Cenderawasih.
Dibawah ini perkiraan biaya pengiriman dari Jayapura ke Stalhar jajaran Paldam XVII/Cen

NO STALHAR TARIF/KG TRANSPORTASI

1 Denpal XVII/3 Merauke Rp. 75.000 Udara


2 Denpal XVII/2 Biak Rp. 85.000 Udara
3 Benglap XVII/3-2 Timika Rp. 88.000 Udara
4 Timpal Wamena Rp. 50.000 Udara
5 Nabire Rp. 78.000 Udara
6 Serui Rp. 74.000 Udara + Laut

Data diatas dapat dijadikan referensi di dalam mempertimbangkan jumlah biaya yang
dibutuhkan di dalam 1 tahun anggaran dimana minimal di dalam 1 Triwulan Stalhar
melaksanakan asnik sekitar 2-3 kali. Diharapkan sebelum pelaksaan asnik dilaksanakan,
pengiriman dukungan materiil peralatan baik berupa suku cadang maupun alkap pendukung
terlebih dahulu sudah dilaksanakan sehingga efektivitas pekerjaan dapat tercapai secara
optimal. Dengan begitu dukungan materiil peralatan sekaligus fungsi pemeliharaan dapat
berjalan secara efektif dan efisien.

Peranan Paldam XVII/Cenderawasih dalam kesiapan operasi satuan jajaran


Kodam XVII/Cenderawasih.

Dengan adanya penambahan fungsi peralatan berupa asistensi teknik, intelijen teknik
serta penelitian dan pengembangan materill peralatan maka Paldam XVII/Cenderawasih
melaksanakan program kerja dan anggaran yang telah ditetapkan oleh Direktorat Peralatan
TNI AD dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam XVII/Cenderawasih. Asistensi teknik
merupakan upaya dari satuan peralatan guna mendukung dan membantu satuan pemakai di
dalam setiap kegiatan latihan maupun kegiatan operasional harian sehingga setiap terdapat
permasalahan atau kendala dapat diatasi secara cepat dan tepat. Intelnik yaitu salah satu
fungsi peralatan dimana diperlukan untuk menerangkan secara jelas suatu kejadian atau
8

mulfunction yang melibatkan materiil peralatan dari segi spesifikasi teknis materiil tersebut.
Dan Litbang Matpal yaitu suatu fungsi yang menitikberatkan pada penelitian suatu materiil
peralatan dimana dapat dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan materiilnya sehingga
memiliki nilai yang lebih baik dari kondisi semula guna mendukung satuan. Beberapa
kegiatan yang dilaksanakan Paldam XVII/Cenderawasih dalam penerapan tambahan ketiga
fungsi diatas diantaranya. Pertama, Pelibatan personel Paldam XVII/Cenderawasih dalam
pelaksanaan investigasi kasus kejadian kontak tembak antara Satgas Gakkum TNI/Polri
Ilaga dengan KKSB/TPN-OPM di Kampung Olenki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak,
Papua. Pelibataan personel ini sesuai dengan dasar Surat Perintah Pangdam
XVII/Cenderawasih Nomor: Sprin/2878/IX/2019 tanggal 20 September 2019 tentang perintah
untuk melakukan investigasi kejadian kontak tembak antara KSB dengan Satgas Gakkum
TNI/Polri yang terjadi pada tanggal 17 September 2019 di Kampung di Kampung Olenki,
Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua. Personel Paldam XVII/Cenderawasih yang
tergabung dalam tim investigasi tersebut sebanyak 2 (dua) orang atas nama Kolonel Cpl
Hezron Herman H. Simanjuntak dan Kapten Cpl Vegas Afi Susanto, S.S.T. Han. Inventigasi
ini dilakukan dikarenakan terdapat korban dari masyarakat sipil yang merupakan penduduk
setempat sebanyak 3 (tiga) orang meninggal dunia dan 5 (lima) orang terluka. Kegiatan yang
dilaksanakan saat pelaksanaan investigasi tersebut yaitu memberikan analisa secara teknis
dari senjata yang digunakan oleh pihak Satgas Gakkum TNI/Polri Ilaga maupun KKSB/TPN-
OPM. Senjata KKSB/TPN-OPM yang digunakan saat kejadian sejumlah kurang lebih 8
(delapan) pucuk jenis campuran diantaranya M 16, SS dan AK 47. Dari data senjata-senjata
yang digunakan tersebut, personel dari Paldam XVII/Cenderawasih memberikan analisa
kepada tim investigasi yang berdasarkan spesifikasi teknis senjata dan bukti-bukti yang ada
di lapangan berupa bekas hantaman proyektil di dinding, penemuan kelongsong, serpihan
logam, jarak tembakan, kelembaban udara, kualitas munisi dan sebagainya. Hasil dari
investigasi tersebut selanjutnya dibuat laporan investigasi secara keseluruhan dan dilaporkan
kepada Pangdam XVII/Cenderawasih. Kedua, Pelaksanaan asistensi teknik terhadap materiil
yang digunakan oleh satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih. Hal ini bertujuan agar dapat
membantu Satkai dalam kesiapan operasi dan melaksanakan pendampingan secara teknis
dalam pelaksanaan kegiatan satuan pemakai Kodam XVII/Cenderawasih. Asnik yang
dilaksanakan diantaranya asnik senjata dan munisi pada saat kegiatan latihan menembak
satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih, asnik kendaraan pada saat kegiatan kunjungan
kerja pejabat VIP dan VVIP, asnik kendaraan pada kegiatan apel pengecekan kendaraan
9

seluruh jajaran Kodam XVII/Cenderawasih yang berada di wilayah Jayapura dan sebagainya.
Tim Asnik tersebut dikeluarkan oleh tiap-tiap Stalhar dengan kekuatan sekitar 4 (empat)
orang guna mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan jajaran Kodam
XVII/Cenderawasih. Ketiga, Peningkatan pelayanan pemeliharaan dan perbaikan materiil
peralatan Paldam XVII/Cenderawasih terhadap satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih.
Hal ini dillaksanakan dengan cara Denpal XVII/1 Jayapura mengirimkan 1 (satu) Timpal Aju
di wilayah Wamena dengan kekuatan 2 (dua) orang atas nama Lettu Cpl Supriyadi dan
Serka Sudarji sedangkan Denpal XVII/2 Biak mengirimkan 1 (satu) Timpal Aju di wilayah
Puncak Jaya dengan kekuatan 2 (dua) orang atas nama Serka Imam dan Praka Teguh.
Timpal Aju ini dibentuk dengan tujuan agar dapat menjangkau pemeliharaan dan perbaikan
materill peralatan satuan-satuan rawatan yang berada di wilayah Pegunungan Tengah.
Satuan rawatan dari Timpal Aju Wamena diantaranya Kodim 1702/Jayawijaya, Yonif
756/WMS, Satgas Pamrahwan Yonif 503/Mayangkara, Satgas Pamrahwan Yonif RK
751/VJS, Perwakilan Satgas Pinangsirih dan Perwakilan Satgas Nemangkawi. Sedangkan
satuan rawatan dari Timpal Aju Puncak Jaya diantaranya Kodim 1714/Puncak Jaya, Satgas
Rahwan Pinangsirih sektor Puncak Jaya, Satgas Pamrahwan Yonif 721/Makassar, Satgas
Pamrahwan Yonif RK 753/AVT dan Satgas Rahwan Nemangkawi sektor Puncak Jaya.
Keempat, Pelaksanakan Litbang Matpal berupa pembuatan pivot senjata SP-3 kal. 7,62 mm
Pindad. Pembuatan pivot ini dilaksanakan untuk menambah perkuatan jumlah senjata dalam
pelaksanaan kegiatan IC (Infiltration Cross) oleh Rindam XVII/Cenderawasih. Selama ini
yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah senjata jenis Madsen Seatter sehingga
dengan adanya penambahan senjata SP-3 kal 7,62 mm Pindad ini dapat digunakan secara
bergantian guna pemeliharaan senjata yang lebih optimal. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan diatas merupakan tindakan nyata dari Paldam XVII/Cenderawasih dalam
peningkatan peranan satuan peralatan dihadapkan dengan dimanika yang dihadapi di
Kodam XVII/Cenderawasih.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpukan beberapa penyelesaian masalah di atas yaitu,
Pertama, dukungan materiil peralatan dari pusat yang berupa dukungan pengadaan baru
10

agar dapat disertakan dalam kontrak pengadaan berupa biaya ekspedisi atau transportasi
langsung menuju ke Stalhar atau satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih. Kedua,
pembuatan Command Center di Direktorat Peralatan TNI AD sebagai media pengendalian
segala bentuk kegiatan satuan peralatan yang mewadahi seluruh fungsi satuan Peralatan
yaitu Pembekalan, Pemeliharaan, Asnik, Intelnik dan Litbang dari seluruh struktural Satuan
Peralatan yang tersebar di berbagai Kotama. Yang ketiga adalah dengan memberikan
anggaran khusus untuk biaya ekspedisi/pengangkutan dukungan materiil peralatan ke
Stalhar jajaran Paldam XVII/Cenderawasih. Diharapkan solusi-solusi tersebut dapat
memberikan penyelesaian di dalam menghadapi dinamika Paldam XVII/Cenderawasih yang
lebih kompleks dibandingkan dengan wilayah lain dikarenakan Kodam XVII/Cenderawasih
melaksanakan tugas sebagai Kotama Bin dan Kotama Ops.

Saran

Dimohon kepada Direktur Peralatan agar dapat menyusun literatur tentang


mekanisme distribusi bekal yang efektif dan efisien dihadapkan dengan kondisi wilayah
Kodam XVII/Cenderawasih sehingga dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan program
kerja dan anggaran Paldam XVII/Cenderawasih.

Demikianlah Essai tentang Konsepsi Dukungan Materiil Peralatan Paldam


XVII/Cenderawasih dalam rangka Mendukung Kesiapan Operasi Satjar Kodam
XVIICenderawasih. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan memberikan
masukan bagi Pimpinan dalam menyiapkan dan memberikan kontribusi yang positif dalam
meningkatkan kualitas Corps Peralatan TNI AD

Jayapura, Februari 2020


Penulis,

Antoni Nainggolan
Letnan Kolonel Cpl NRP 31319

Anda mungkin juga menyukai