PENDAHULUAN
Kodam XVII/Cenderawasih adalah salah satu satuan dari TNI AD yang merupakan
Komando Kewilayahan Pertahanan yang berada di Provinsi Papua dimana wilayahnya
membentang dari Merauke sampai dengan Biak. Kodam XVII/Cenderawasih selain sebagai
Kotama Bin juga sebagai Kotama Ops dikarenakan masih banyaknya kegiatan separatisme
di wilayah Papua. Dengan demikian Balakdam di wilayah Kodam XVII/Cenderawasih di
dalam mendukung tugas pokoknya tidak hanya berorientasi dari segi pembinaan satuan
namun juga mendukung tugas pelaksanaan tugas operasi-operasiyang dilaksanakan di
wilayah Papua baik dalam rangka pengamanan batas negara, pulau terluar maupun daerah
rawan.
Dibawah ini matriks tentang wilayah rawatan Paldam XVII/Cen yang tidak dapat
ditempuh menggunakan transportasi darat.
Dari matriks diatas dapat dilihat beberapa satuan rawatan yang memerlukan
transportasi udara dan laut yang tentunya memerlukan biaya yang relatif lebih tinggi dan hal
tersebut harus ditanggung oleh Paldam XVII/Cenderawasih dalam pengiriman materiil bekal
peralatan baik berupa senjata, munisi dan kendaraan serta kebutuhan pendukung lainnya
berupa suku cadang, alkap dan bahan kerja.
Dari penjelasan di atas, adapun pentingnya penulisan essai ini adalah agar para
pimpinan Direktorat Peralatan dapat memahami pentingnya penyusunan konsep dukungan
materiil peralatan Paldam XVII/Cenderawasih dihadapkan dengan kondisi wilayah Papua.
Sebagai acuan penulis dalam penulisan esai ini menggunakan metode deskriptis analisis
berdasarkan pengamatan di lapangan dan pendekatan secara empiris. Nilai guna yang dapat
diambil adalah agar peserta Rabinniscabpal TA. 2020 dapat mengetahui Konsepsi Dukungan
Materiil Peralatan Paldam XVII/Cenderawasih dalam rangka Mendukung Kesiapan Operasi
Satuan Jajaran Kodam XVIICenderawasih, sedangkan maksud dan tujuannya untuk
4
PEMBAHASAN
Konsep dukungan efektif dan efisien yang dimaksud adalah sebuah konsep yang
mangatur mekanisme pendistribusian dukungan materiil peralatan ke Stalhar dan Satkai
secara cepat dan tepat dengan mengutamakan efisiensi anggaran serta menjaga kualitas
dari materiil tersebut. Permasalahan pendistribusian dukungan materiil peralatan ini dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu pertama, distribusi dukungan materiil peralatan dari Gudang
Pusat di Pulau Jawa ke Paldam XVII/Cenderawasih di Jayapura dan kedua dari Paldam
XVII/Cenderawasih di Jayapura ke Stalhar atau satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih
yang tersebar di seluruh wilayah Papua.
5
kita mengetahui jumlah laporan kerusakan senjata di suatu Paldam dalam rentang waktu
triwulan maka kita dapat memetakan prioritas jenis suku cadang yang dibutuhkan guna
mendukung kesiapan operasional satuan pemakain. Selain itu, pengadaan dapat
dilaksanakan secara lebih akurat dikarenakan materiil yang dilaksanakan pengadaan
tersebut merupakan materiil yang memang digunakan di satuan pemakai. Serta dengan
adanya monitoring tersebut maka kita dapat melihat jumlah stok suku cadang yang berada di
gudang daerah masing-masing sehingga dapat dipetakan kapan harus ditambah sesuai
dengan kemampuan gudang pusat kemudian disinkronkan dengan jadwal operasional kapal
ADRI maupun pesawat Herkules. Dengan adanya Command Center ini maka diharapkan
aplikasi dari fungsi kecabangan peralatan dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
Ketiga, dengan memberikan anggaran khusus untuk pengangkutan dukungan materiil
peralatan terutama guna suku cadang dan alat pendukung ke Stalhar jajaran Paldam
XVII/Cenderawasih. Hal ini menjadi penting dikarenakan menjadi kendala dari Stlahar jajaran
Paldam XVII/Cenderawasih ketika memberikan dukungan materiil peralatan di satuan
rawatan yang letaknya jauh dari Stalhar. Sebagai contoh, Paldam XVII/Cenderawasih saat
memberikan dukungan materiil berupa suku cadang senjata ke satuan Yonif 756/WMS yang
berada di Kabupaten Punjak Jaya (jajaran wilayah Pegunungan Tengah). Paldam
XVII/Cenderawasih yang dalam hal ini adalah gudang daerah akan mengalami kesulitan
dalam proses pengiriman materiil peralatan dikarenakan jarak antara Gudang daerah yang
berada di Jayapura dengan Yonif 756/WMS mencapai 265 km dan hanya dapat ditempuh
menggunakan pesawat udara. Selain itu, jadwal penerbangan yang tersedia dari pesawat
sipil hanya sekali dalam sehari dengan jenis pesawat ATR yang memiliki kapasitas muat
terbatas. Paldam XVII/Cenderawasih akan membutuhkan biaya lebih besar guna pengiriman
materiil tersebut dan hal ini belum tersedia angggaran untuk pengiriman materiil. Apabila
menunggu pengiriman materiil peralatan dari pesawat Herkules milik TNI AU maka akan
membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan dimulai dari pengajuan dukungan ruang muat sampai
dengan proses pengiriman materiil tersebut. Dinamika seperti diatas ini mengakibatkan
adanya keterlambatan dalam dukungan materiil peralatan ke satuan pemakai. Keterlambatan
pengiriman dukungan materiil tersebut menyebabkan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh
satuan jajaran Paldam XVII/Cenderawasih tidak dapat berjalan maksimal di satuan rawatan.
Dengan kondisi tersebut diharapkan tersedianya alokasi dukungan anggaran khusus untuk
biaya pengiriman materiil peralatan. Dukungan anggaran diharapkan dapat dialokasikan
7
pada setiap jenis kegiatan pengadaan yang dilaksanakan baik oleh pengadaan pusat
maupun pengadaan yang dilaksanakan oleh Paldam XVII/Cenderawasih.
Dibawah ini perkiraan biaya pengiriman dari Jayapura ke Stalhar jajaran Paldam XVII/Cen
Data diatas dapat dijadikan referensi di dalam mempertimbangkan jumlah biaya yang
dibutuhkan di dalam 1 tahun anggaran dimana minimal di dalam 1 Triwulan Stalhar
melaksanakan asnik sekitar 2-3 kali. Diharapkan sebelum pelaksaan asnik dilaksanakan,
pengiriman dukungan materiil peralatan baik berupa suku cadang maupun alkap pendukung
terlebih dahulu sudah dilaksanakan sehingga efektivitas pekerjaan dapat tercapai secara
optimal. Dengan begitu dukungan materiil peralatan sekaligus fungsi pemeliharaan dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Dengan adanya penambahan fungsi peralatan berupa asistensi teknik, intelijen teknik
serta penelitian dan pengembangan materill peralatan maka Paldam XVII/Cenderawasih
melaksanakan program kerja dan anggaran yang telah ditetapkan oleh Direktorat Peralatan
TNI AD dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam XVII/Cenderawasih. Asistensi teknik
merupakan upaya dari satuan peralatan guna mendukung dan membantu satuan pemakai di
dalam setiap kegiatan latihan maupun kegiatan operasional harian sehingga setiap terdapat
permasalahan atau kendala dapat diatasi secara cepat dan tepat. Intelnik yaitu salah satu
fungsi peralatan dimana diperlukan untuk menerangkan secara jelas suatu kejadian atau
8
mulfunction yang melibatkan materiil peralatan dari segi spesifikasi teknis materiil tersebut.
Dan Litbang Matpal yaitu suatu fungsi yang menitikberatkan pada penelitian suatu materiil
peralatan dimana dapat dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan materiilnya sehingga
memiliki nilai yang lebih baik dari kondisi semula guna mendukung satuan. Beberapa
kegiatan yang dilaksanakan Paldam XVII/Cenderawasih dalam penerapan tambahan ketiga
fungsi diatas diantaranya. Pertama, Pelibatan personel Paldam XVII/Cenderawasih dalam
pelaksanaan investigasi kasus kejadian kontak tembak antara Satgas Gakkum TNI/Polri
Ilaga dengan KKSB/TPN-OPM di Kampung Olenki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak,
Papua. Pelibataan personel ini sesuai dengan dasar Surat Perintah Pangdam
XVII/Cenderawasih Nomor: Sprin/2878/IX/2019 tanggal 20 September 2019 tentang perintah
untuk melakukan investigasi kejadian kontak tembak antara KSB dengan Satgas Gakkum
TNI/Polri yang terjadi pada tanggal 17 September 2019 di Kampung di Kampung Olenki,
Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua. Personel Paldam XVII/Cenderawasih yang
tergabung dalam tim investigasi tersebut sebanyak 2 (dua) orang atas nama Kolonel Cpl
Hezron Herman H. Simanjuntak dan Kapten Cpl Vegas Afi Susanto, S.S.T. Han. Inventigasi
ini dilakukan dikarenakan terdapat korban dari masyarakat sipil yang merupakan penduduk
setempat sebanyak 3 (tiga) orang meninggal dunia dan 5 (lima) orang terluka. Kegiatan yang
dilaksanakan saat pelaksanaan investigasi tersebut yaitu memberikan analisa secara teknis
dari senjata yang digunakan oleh pihak Satgas Gakkum TNI/Polri Ilaga maupun KKSB/TPN-
OPM. Senjata KKSB/TPN-OPM yang digunakan saat kejadian sejumlah kurang lebih 8
(delapan) pucuk jenis campuran diantaranya M 16, SS dan AK 47. Dari data senjata-senjata
yang digunakan tersebut, personel dari Paldam XVII/Cenderawasih memberikan analisa
kepada tim investigasi yang berdasarkan spesifikasi teknis senjata dan bukti-bukti yang ada
di lapangan berupa bekas hantaman proyektil di dinding, penemuan kelongsong, serpihan
logam, jarak tembakan, kelembaban udara, kualitas munisi dan sebagainya. Hasil dari
investigasi tersebut selanjutnya dibuat laporan investigasi secara keseluruhan dan dilaporkan
kepada Pangdam XVII/Cenderawasih. Kedua, Pelaksanaan asistensi teknik terhadap materiil
yang digunakan oleh satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih. Hal ini bertujuan agar dapat
membantu Satkai dalam kesiapan operasi dan melaksanakan pendampingan secara teknis
dalam pelaksanaan kegiatan satuan pemakai Kodam XVII/Cenderawasih. Asnik yang
dilaksanakan diantaranya asnik senjata dan munisi pada saat kegiatan latihan menembak
satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih, asnik kendaraan pada saat kegiatan kunjungan
kerja pejabat VIP dan VVIP, asnik kendaraan pada kegiatan apel pengecekan kendaraan
9
seluruh jajaran Kodam XVII/Cenderawasih yang berada di wilayah Jayapura dan sebagainya.
Tim Asnik tersebut dikeluarkan oleh tiap-tiap Stalhar dengan kekuatan sekitar 4 (empat)
orang guna mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh satuan jajaran Kodam
XVII/Cenderawasih. Ketiga, Peningkatan pelayanan pemeliharaan dan perbaikan materiil
peralatan Paldam XVII/Cenderawasih terhadap satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih.
Hal ini dillaksanakan dengan cara Denpal XVII/1 Jayapura mengirimkan 1 (satu) Timpal Aju
di wilayah Wamena dengan kekuatan 2 (dua) orang atas nama Lettu Cpl Supriyadi dan
Serka Sudarji sedangkan Denpal XVII/2 Biak mengirimkan 1 (satu) Timpal Aju di wilayah
Puncak Jaya dengan kekuatan 2 (dua) orang atas nama Serka Imam dan Praka Teguh.
Timpal Aju ini dibentuk dengan tujuan agar dapat menjangkau pemeliharaan dan perbaikan
materill peralatan satuan-satuan rawatan yang berada di wilayah Pegunungan Tengah.
Satuan rawatan dari Timpal Aju Wamena diantaranya Kodim 1702/Jayawijaya, Yonif
756/WMS, Satgas Pamrahwan Yonif 503/Mayangkara, Satgas Pamrahwan Yonif RK
751/VJS, Perwakilan Satgas Pinangsirih dan Perwakilan Satgas Nemangkawi. Sedangkan
satuan rawatan dari Timpal Aju Puncak Jaya diantaranya Kodim 1714/Puncak Jaya, Satgas
Rahwan Pinangsirih sektor Puncak Jaya, Satgas Pamrahwan Yonif 721/Makassar, Satgas
Pamrahwan Yonif RK 753/AVT dan Satgas Rahwan Nemangkawi sektor Puncak Jaya.
Keempat, Pelaksanakan Litbang Matpal berupa pembuatan pivot senjata SP-3 kal. 7,62 mm
Pindad. Pembuatan pivot ini dilaksanakan untuk menambah perkuatan jumlah senjata dalam
pelaksanaan kegiatan IC (Infiltration Cross) oleh Rindam XVII/Cenderawasih. Selama ini
yang digunakan dalam kegiatan tersebut adalah senjata jenis Madsen Seatter sehingga
dengan adanya penambahan senjata SP-3 kal 7,62 mm Pindad ini dapat digunakan secara
bergantian guna pemeliharaan senjata yang lebih optimal. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan diatas merupakan tindakan nyata dari Paldam XVII/Cenderawasih dalam
peningkatan peranan satuan peralatan dihadapkan dengan dimanika yang dihadapi di
Kodam XVII/Cenderawasih.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpukan beberapa penyelesaian masalah di atas yaitu,
Pertama, dukungan materiil peralatan dari pusat yang berupa dukungan pengadaan baru
10
agar dapat disertakan dalam kontrak pengadaan berupa biaya ekspedisi atau transportasi
langsung menuju ke Stalhar atau satuan jajaran Kodam XVII/Cenderawasih. Kedua,
pembuatan Command Center di Direktorat Peralatan TNI AD sebagai media pengendalian
segala bentuk kegiatan satuan peralatan yang mewadahi seluruh fungsi satuan Peralatan
yaitu Pembekalan, Pemeliharaan, Asnik, Intelnik dan Litbang dari seluruh struktural Satuan
Peralatan yang tersebar di berbagai Kotama. Yang ketiga adalah dengan memberikan
anggaran khusus untuk biaya ekspedisi/pengangkutan dukungan materiil peralatan ke
Stalhar jajaran Paldam XVII/Cenderawasih. Diharapkan solusi-solusi tersebut dapat
memberikan penyelesaian di dalam menghadapi dinamika Paldam XVII/Cenderawasih yang
lebih kompleks dibandingkan dengan wilayah lain dikarenakan Kodam XVII/Cenderawasih
melaksanakan tugas sebagai Kotama Bin dan Kotama Ops.
Saran
Antoni Nainggolan
Letnan Kolonel Cpl NRP 31319