Anda di halaman 1dari 93

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bimtek Applied Approach. Pembelajaran dalam perkuliahan


merupakan aspek utama dalam proses pendidikan karena pengalaman belajar yang dihayati
peserta didik selama perkuliahan akan sangat berperan dalam pembentukan pengetahuan,
kemampuan dan kompetensi peserta didik. Keberhasilan pencapaian tujuan perkuliahann akan
menentukan mutu pendidikan. Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah lembaga pendidikan
tinggi militer yang menganut sistem pendidikan Tri Tunggal Terpadu. Artinya sistem pendidikan
yang dilaksanakan meliputi bidang akademis, bidang jasmani militer, dan bidang pengasuhan
secara terpadu yang bertujuan mencetak Perwira TNI Angkatan Udara berpangkat Letnan Dua
yang memiliki sifat “Tri Sakti Wiratama”. Untuk mencapai hasil lulusan tersebut, salah satunya
ditentukan proses pembelajaran yang dilakukan oleh para Dosen. Menurut UU nomor 14 tahun
2005 menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan Dosen meliputi pembinaan dan
pengembangan profesi dan karir. Pembinaan dan pengembangan profesi dan karir meliputi
empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional.
Seorang dosen selain menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkaitan
dengan bidang studinya, juga dituntut memiliki kemampuan dalam proses pembelajaran peserta
didik di kelas yang diampunya. Kemampuan dalam proses pembelajaran peserta didik yang
dilakukan seorang dosen akan menentukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran,
kenyamanan pembelajaran peserta didik, kemudahan peserta didik memahami materi
pembelajaran yang disajikan dalam berbagai metode pembelajaran yang variatif, memahami
karakteristik peserta didik yang unik dengan gaya belajarnya masing masing yang kesemuanya
berpedoman pada Students’ Centered Learning dan penilaian meliputi tiga aspek yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kemampuan tersebut merupakan kompetensi pedagogik yang
harus dimiliki oleh seorang dosen yang harus ditunjukkan melalui kemampuan perencanaan,
kemampuan pelaksanaan, kemampuan penilaian dalam proses pembelajaran dengan
mengembangkan serta mengaktualisasikan segala potensi, bakat, dan keunikan peserta didik
Dalam rangka peningkatan kompentensi profesi dosen terutama kompetensi pedagogik,
maka diperlukan bimbingan teknis (bimtek) Applied Approach (AA) yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik dosen dalam merekonstruksi proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan agar menjadi lebih baik, diperlukan pembekalan pengetahuan dan
2

keterampilan rekonstruksi terutama bahan ajar untuk menyesuaikan dengan hasil evaluasi dan
penyesuaian dengan ketentuan pemerintah dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT).

B. Tujuan Bimtek Applied Approach. Tujuan dari Bimtek Applied Approach Angkatan
X tahun 2021 adalah agar memacu para Dosen untuk meningkatkan kompetensi pedagogik
dosen dalam merancang evaluasi perkuliahan, merekonstruksi mata kuliah, membuat kontrak
perkuliahan dan mengembangkan bahan ajaran dalam proses pembelajaran yang berbasis
Students’ Centered Learning (SCL) sehingga dapat meningkatkan kualitas perkuliahannya dan
pembelajaran di kelasnya menjadi lebih efektif, efisien dan memiliki daya tarik sesuai dengan
ketentuan pemerintah dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Perguruan Tinggi.

C. Materi Bimtek Applied Approach. Bimbingan teknis Applied Approach mencakup


materi mengenai manajemen dan penjaminan mutu PT, pengembangan kurikulum PT, model-
model pembelajaran inovatif, pengembanganan media pembelajaran, pengembangan silabus,
penilaian hasil belajar baik aspek kogniitif , aspek ketrampilan,maupun sikap. Melalui kegiatan
bimtek AA diharapkan Dosen akan mampu meningkatkan partisipasi aktif mahasiswa/taruna
dalam proses pembelajaran. Materi Bimbingan teknis Applied Approach Angkatan ke X tahun
2021 mencakup beberapa materi yang diberikan selama lima (5) hari kerja yang meliputi:

1. Etika dan Moral dalam Pembelajaran


2. Manajemen Mutu Pembelajaran di PT
3. Pengembangan Kurikulum di PT
4. Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
5. Pengembangan Bahan Ajar Cetak
6. Pengembangan Bahan Ajar Online
7. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran
8. Penilaian Aspek Keterampilan
9. Penelitian Aspek Afektif
10. Multimedia Pembelajaran
11. Penyusunan Panduan Praktikum
12. Rekonstruksi Mata Kuliah
13. Presentasi Rancangan Rekonstruksi Mata Kuliah
3

D. Waktu dan Tempat Bimtek Applied Approach. Program Bimtek Applied


Approach Angkatan ke X tahun 2021 dilaksanakan tanggal 20 September sampai dengan 20
Oktober 2021, dimana selama lima hari pelaksanaan bimtek dilakukan secara virtual dengan
menggunakan zoom meeting untuk materi yang bersifat teori, sedangkan untuk penyelesaian
tugas akhir pelatihan dilakukan secara mandiri.
4

BAB II
PELAKSANAAN BIMTEK APPLIED APPROACH

A. Pembukaan Pelaksanaan Bimtek Applied Approach.


Pembukaan Bimtek Applied Approach Angkatan X dilaksanakan pada tanggal 20
September 2021 secara virtual dan dibuka oleh Ketua Lembaga Penjaminan Mutu dan
Pengembangan Pendidikan (LPMPP) Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr.
Suharjono, Mkes, AIFO. serta diikuti oleh tim Applied Approach LPMPP UNY dan
peserta dari AAU. Kegiatan Bimtek Applied Approach Angkatan ke X Tahun 2021
dilaksanakan selama satu bulan mulai tanggal 20 September s.d 20 Oktober 2021,
dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Tatap Muka secara Virtual. Dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal
20 s.d 24 September 2021.

2. Paparan secara Virtual. Melaksanakan presentasi Rancangan Rekonstruksi


Mata kuliah pada hari Jumat tanggal 24 September 2021.

3. Tugas Mandiri. Kegiatan Tugas mandiri yang merupakan tugas akhir dalam
Bimtek Applied Approach dilaksanakan selama tiga minggu yang disesuaikan
dengan hari kerja. Tugas mandiri dibuat untuk mengetahui pemahaman dan
ketrampilan tentang materi rekontruksi mata kuliah. Tugas mandiri ini dengan
melakukan sebagai berikut :

a. Evaluasi terhadap mata kuliah yang hasilnya akan menjadi dasar dalam
merekontruksi matakuliah yang bersangkutan. Evaluasi tersebut ditujukan
kepada semua komponen mata kuliah seperti: bagaimana kualitas RPS,
kualitas materi atau bahan kuliah, kualitas pelaksanaan perkuliahan,
keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan, penggunaan media dan metode
pembelajaran.
b. Rekontruksi terhadap RPS atau silabus mata kuliah
c. Rekontruksi SAP sesuai RPS yang telah direkontruksi.
d. Rekontruksi bahan kajian atau materi (bahan ajar).
5

e. Menyusun Kontrak perkuliahan.

B. Materi Bimtek Applied Approach.

1. Materi Prakondisi dan Penugasan. Merupakan penjabaran kegiatan


Bimtek yang menjelaskan kegiatan mulai dari selesai pembukaan, dilanjutkan
presentasi rancangan rekontruksi mata kuliah dan pembuatan tugas akhir.
Inti bahasan materi mempelajari beberapa konsep umum tentang etika dan
moral serta mendiskripsikan pengertian dan menganalisis proses belajar dan
pembelajaran. Pembelajaran meliputi semua jenjang pendidikan (dasar sampai
perguruan tinggi) dan pendidikan formal, informal dan non formal. Pembelajaran
juga berisi tentang konsep dasar yang menggabungkan etika dan moral serta
bagaimana cara mengintegrasikan etika dan moral dalam pembelajaran.
Pengintegrasian tersebut dituangkan dalam penyusunan perencanaan
pembelajaran dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau
Rencana Pembelajaran Semester (RPS).

2. Materi Manajemen Mutu Pembelajaran di Perguruan Tinggi.


Memahami konsep mutu dan manajemen mutu dalam pembelajaran. Mutu
pembelajaran mengacu pada dua hal, yaitu pada kompetensi yang didapat
mahasiswa selama pembelajaran berlangsung dan proses bagaimana mahasiswa
mendapatkan kompetensi tersebut selama belajar. Beberapa faktor yang
mempengaruhi faktor mutu pembelajaran yaitu watak belajar, kondisi belajar dan
proses pembelajaran. Sedangkan manajemen mutu pembelajaran membekali
tentang pengetahuan dasar mutu dan manajemen mutu pendidikan, tahap-tahapan
manajemen mutu pembelajaran dijalankan, desain perbaikan perkuliahan, teknik-
teknik yang bisa dilakukan oleh dosen dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Materi Pengembangan kurikulum di Perguruan Tinggi. Materi


pengembangan kurikulum dalam perguruan tinggi membahas tentang perancangan
kurikulum, pengimplementasian kurikulum dan evaluasi terhadap kurikulum yang
diimplementasikan guna mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran.
6

Peningkatan kualitas kurikulum berdasarkan Permendiknas nomer 232 tahun 2000


dan nomer 045 tahun 2002, dituangkan bahwa kurikulum yang berlaku di
Perguruan Tinggi perlu dikembangkan secara mandiri sesuai program studinya
serta memenuhi standar nasional pendidikan seperti yang tertuang dalam
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005.

4. Materi Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Pandangan


konstruktivisme dalam pembelajaran menyatakan bahwa pengetahuan bukanlah
kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai
konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, dan lingkungannya.
Pendekatan pembelajaran yang mengedepankan partisipasi dari seluruh peserta
didik guna mencapai pemahaman yang mendalam dan bentuk pemikiran yang
lebih inovatif dan kreatif. Prinsip dasar model pembelajaran konstruktivisme, antara
lain: lima dimensi belajar menurut Marzano (1985), tiga dimensi pembelajaran
menurut Philips dan model prosedur pembelajaran konstruktivisme dalam kegiatan
pembelajaran.

5. Materi Pengembangan Bahan Ajar Cetak. Pengertian bahan ajar


adalah segala bentuk bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis berdasarkan prinsip pembelajaran yang digunakan dosen dan
mahasiswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah
dirumuskan. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan sasaran atau
mahasiswa dan juga menyesuaikan kompetisi yang harus dicapai, yaitu meliputi
aspek sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang terintegrasi yang dkembangkan
dalam proses pembelajaran. Penulisan bahan ajar cetak harus dilaksanakan
dalam rangka memudahkan mahasiswa dalam belajar. Jenis bahan ajar meliputi
bahan ajar cetak (modul, buku ajar/buku teks pelajaran, handout, LKS, brosur,
leaflet, foto/gambar, wallchart), bahan ajar audio ( kaset, radio, CD), bahan ajar
audio visua (video, film), bahan ajar multi media interaktif (CD, web). Sedangkan isi
dari bahan ajar harus meliputi tujuan, materi, media/contoh-contoh/gambar,
rangkuman, latihan dan evaluasi.
7

6. Materi Penilaian Aspek keterampilan. Istilah ketrampilan/skill dapat


dalan konteks ketrampilan kognitif dan atau ketrampilan psikomotor keduanya
dapat didemostrasikan sehingga disebut ketrampilan kinerja/performansi. Penilaian
aspek keterampilan merupakan salah satu aspek penilaian hasil belajar yang harus
dilakukan ketika implementasi program pembelajaran yang mencakup aspek
keterampilan kognitif dan aspek psikomotorik, baik yang berdiri sendiri maupun
yang terintegrasi. Penilaian aspek keterampilan didemonstasikan oleh peserta
didik, baik sebelum pembelajaran (placement assessment), selama berlangsung
proses pembelajaran (formative assessment) dan setelah pembelajaran berakhir
(summative assessment) dalam bentuk penilaian penempatan, penilaian formatif
dan penilaian sumatif.

7. Materi Aplikasi Penilaian Tindakan Kelas dalam Pembelajaran.


Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu pengamatan dan penelitian
yang bersifat refleksi yang dilakukan peneliti atau dosen dengan melakukan
tindakan-tindakan yang direncanakan dalam beberapa siklus untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas dan hasil proses pembelajaran. Upaya meningkatkan
kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dilakukan
secara mandiri maupun berkolaborasi dengan sesama dosen. Melalui PTK
masalah pendidikan dan pembelajaran dapat dikaji, ditingkatkan dan dituntaskan
sehingga proses pendidikan dan pembelajaran yang inovatif dan hasil belajar yang
optimal dapat diwujudkan secara sistematis. Dalam PTK dapat menggunakan
teknik atau gagasan dari semua jenis penelitian lainnya tetapi berbeda dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Orientasi PTK memadukan praktik
professional, penelitian dan refleksi tentang praktik pendidikannya sendiri.
Ciri umum penelitian harus kontektual, pemecahan masalah/praktis, fleksibel
dan adaptif, partisipatori, perubahan dalam praktik, kesahihan dalam dan luar,
konsensus. Penelitian kualitatif menggunakan sudut pandang sendiri sehingga
peneliti menggunakan kata “saya/kami”. Sedangkan penelitian kuantitatif
menggunakan sudut pandang pada orang ketiga sehingga menggunakan kata
“kami/peneliti”. Ada tiga cara untuk mencapai tujuan perguruan tinggi yaiu
dilakukan secara teknis, praktis dan kritis(sangat ideal tapi waktu lama). Tindakan
8

di kelas dilakukan apabila ada ditemukan gejala-gejala di kelas. Dalam satu siklus
penelitian melalui fase a) refleksi awal b) perencanaan c) tindakan d) mengamati e)
merefleksi. Satu siklus biasanya dalam 3 atau 4 kali pertemuan.

8. Materi Penilaian Aspek Afektif. Aspek afektif adalah aktifitas yang


melibatkan aspek perasaan, seperti perasaan senang mengikuti perkuliahan, suka
terhadap materi yang diajarkan, terlibat aktif dalam kelas dan semangat mengikuti
pembelajaran. Penilaian adalah proses yang sistematik dalam mengumpulkan data
dan menganalisis data tersebut yang ditujukan untuk pengambilan keputusan.
Dalam proses penilaian ada beberapa proses yang perlu dilakukan diantaranya
persiapan, penilaian, mengumpulkan informasi, menganalisis, menyimpulkan dan
pengambilan keputusan. Penilaian hasil belajar anak didik terkait dengan proses
assesmen dan evaluasi. Penilaian aspek afektif dapat dimaknai sebagai penilaian
yang terkait dengan pembelajaran yang melibatkan perasaan. Perwujudan aspek
afektif dalam penddikan adalah karakteristik perilaku manusia dalam bentuk minat,
sikap dan karakter. Metode penilaian aspek afektif yaitu metode pengumpulan data
dan metode pemberian skor. Pengumpulan data melalui kegiatan observasi,
wawancara dan pemberian angket. Sedangkan pedoman penilaian denga dua
cara yaitu pembuatan rubrik penilaian dan pembuatan skala penilaian.

9. Materi Pengembangan Bahan Ajar Online. Bahan ajar online adalah


bahan ajar yang diakses melalui jaringan internet atau intranet dengan demikian
agar bahan ajar dapat diakses secara online, maka dosen harus mengunggah
bahan ajar tersebut ke dalam website yang telah disediakan. Agar dapat digunakan
secara optimal, bahan ajar online harus memenuhi tiga standar yaitu standar
teknis, standar pedagogis dan instruksional serta standar tampilan. Bahan ajar
online dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu bahan ajar berbasis komputer,
bahan ajar berbasis web dan bahan ajar berbasis mobile. Untuk menghasilkan
bahan ajar online yang baik diperlukan langkah yang sistematis dan logis dalam
pengembangannya, meliputi analisis, desain, develop, evaluasi dan implementasi.

10. Materi Multimedia Pembelajaran. Pengembangan bahan ajar berbasis


multimedia merupakan salah satu pengembangan kemajuan teknologi computer di
9

bidang pendidikan. Multimedia dimaknai sebagai suatu sistem komunikasi interaktif


berbasis komputer yang mampu menciptakan, menyimpan, menyajikan dan
mengakses kembali informasi berupa teks, grafik, suara, video atau animasi.
Multimedia Pembelajaran merupakan suatu media yang mampu mengintegrasikan
unsur media teks, audio, visual dan interaktif dalam suatu program pembelajaran
komputer. Melalui multimedia pembelajaran, potensi multi indera anak didik dapat
diberdayakan untuk belajar konsep belajar yang abstrak dan kompleks dapat
dikonkritkan dengan multimedia pembelajaran, sehingga proses belajar menjadi
lebih sederhana dan mudah. Model sajian multimedia meliputi: tutorial, drill and
practice, simulations, games and hybrid. Karakteristik program multimedia
pembelajaran interaktif mencakup enam faktor, yaitu: umpan balik, percabangan,
penilaian, monitoring kemajuan, petunjuk belajar dan tampilan.

11. Materi Penyusunan Panduan Praktikum. Pembelajaran praktikum


merupakan strategi pembelajaran atau bentuk pembelajaran yang digunakan untuk
membelajarkan secara terintegrasi kemampuan psikomotorik, kognitif, dan afektif
yang menggunakan sarana bengkel dan laboratorium. Fungsi dari pembelajaran
praktikum, yaitu: melatih keterampilan yang dibutuhkan, memberi kesempatan
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sebelumnya secara
nyata, membuktikan dan menemukan suatu konsep secara ilmiah serta
menghargai ilmu dan keterampilan yang dimiliki. Karateristik pembelajaran
praktikum, yaitu: tingkatan pengenalan, tingkatan kemampuan terbatas, tingkatan
kemampuan profesional dan tingkatan analisis. Jenis bahan ajar praktikum berupa
Information Sheet, Experiment Sheet, Operation Sheet, Job Sheet dan Work Sheet.

12. Materi Rekonstruksi mata kuliah. Upaya pembelajaran di Perguruan Tinggi


agar tidak ketinggalan jaman dan senantiasa relevan, aktual, tanggap terhadap
perkembangan ilmu, teknologi dan seni maka perkuliahan perlu ditinjau ulang untuk
diperbarui atau rekonstruksi. Secara konseptual Rekontruksi mata kuliah adalah
proses sistematis mendesain ulang system perkuliahan berdasarkan data/informasi
hasil evaluasi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan produktifitas hasil
belajar. Sasaran rekontruksi mata kuliah adalah keseluruhan sistem perkuliahan
10

yang masih mengalami masalah tidak bersifat parsial karena komponen system
perkuliahan terdiri dari mahasiswa, dosen, silabus, rencana pelaksanaan
perkuliahan, sarana prasarana dan evaluasi hasil belajar. Prinsip prinsip
rekontruksi mata kuliah, adalah kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat
perhatian, partisipasi aktif siswa, perulangan, umpan balik, membatasi materi yang
tidak relevan dan penilaian autentik, teratur dan berkelanjutan.

13. Materi Presentasi Rancangan Rekontruksi Mata Kuliah. Kegiatan


Presentasi Rancangan Rekonstruksi Mata Kuliah dilaksanakan secara virtual pada
tanggal 24 September 2021. Presentasi Rancangan Rekontruksi Mata Kuliah ini
diikuti oleh seluruh peserta Bimtek Applied Approach Angkatan XI yang dipandu
oleh Tim Applied Approach dari Pusat Inovasi Pendidikan dan Pengembangan
Pembelajaran Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pendidikan (PIP3
LPMPP) Universitas Negeri Yogyakarta.
11

BAB III
REKONSTRUKSI MATA KULIAH

A. Hasil Evaluasi Mata Kuliah Intelijen Udara. Diperoleh hasilnya sebagai


berikut :

1. Deskripsi mata kuliah sudah memenuhi aspek tujuan, materi dan penilaian
namun dalam uraian aspek tujuan belum mendeskripsikan lulusan AAU sebagai
lulusan vokasi D4 sesuai jenjang kualifikasi 6.

2. Rumusan CP-MK belum memenuhi kriteria walaupun meliputi aspek sikap,


pengetahuan, dan keterampilan namun belum terdapat penjabaran ketrampilan
umum dan ketrampilan khusus.

3. Capaian pembelajaran belum mendeskripsikan tentang tingkat kedalaman


dan keluasan materi pembelajaran yang mengacu pada capaian pembelajaran
lulusan dari KKNI.

4. Model/metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran


Taruna belum sepenuhnya bersifat interaktif dan berpusat pada taruna (SCL), hal
ini terlihat dari strategi pembelajaran berupa ceramah (behauviorisme), tanya
jawab dan diskusi sederhana sehingga motivasi belajar taruna masih kurang
dalam mengikuti proses pembelajaran.

5. Teknik penilaian untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran taruna


belum dilakukan pemberian angket kepuasan terhadap materi yang diberikan di
akhir tatap muka.

6. Kegiatan taruna yang padat mengakibatkan kelelahan jasmani yang


selanjutnya taruna mengantuk dalam mengikuti proses pembelajaran.
12

7. Kegiatan protokoler yang banyak menyita waktu atau kegiatan tradisi di


AAU bagi taruna sehingga mengalami kejenuhan dalam mengikuti pendidikan
yang membuat motivasi belajar taruna mengalami penurunan dan kurang
konsentrasi dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran.

8. Bahan ajar atau diktat sebagai sumber belajar yang dibagikan sangat tidak
menarik, karena berupa foto copian.

B. Analisis Hasil Evaluasi Mata Kuliah. Menghasilkan kesimpulan sebagai


berikut:

1. Dosen perlu mendeskripsikan mata kuliah dalam uraian aspek tujuan


sesuai lulusan AAU sebagai lulusan vokasi D4 sesuai jenjang kualifikasi 6, yaitu
dengan bertujuan agar taruna mampu memahami dan menganalisa tentang
kegiatan intlijen udara di TNI AU, serta mampu untuk mengambil keputusan yang
tepat atas dasar analis informasi tentang fungai-fungsi Intelijen udara untuk
pencapaian hasil kerja organisasi TNI AU.

2. Dosen harus merumuskan CP-MK khususnya yang mencerminkan aspek


keterampilan untuk dijabarkan menjadi ketrampilan umum dan ketrampilan
khusus.

3. Dosen harus mendeskripsikan tentang tingkat kedalaman dan keluasan


materi pembelajaran yang mengacu pada capaian pembelajaran lulusan dari
KKNI yang menunjukkan bahwa Taruna mampu menjelaskan konsep teoritis
tentang Binjurit TNI AU dan konsep teoritis tentang fungsi-fungsi Binjurit TNI AU.

4. Dosen harus merumuskan model/metode pembelajaran yang digunakan


dalam proses pembelajaran Taruna bersifat interaktif dan berpusat pada taruna
(Student Centre Learning/SCL) yang meliputi diskusi kelompok, simulasi, studi
kasus, pembelajaran berbasis masalah atau metode pembelajaran lain yang
dapat secara efektif memfasilitasi pemenuhan capaian pembelajaran sehingga
Taruna lebih aktif baik secara mandiri maupun berkelompok.
13

5. Dosen harus merumuskan teknik penilaian untuk mengukur keberhasilan


proses pembelajaran taruna/Taruna melalui observasi, partisipasi, unjuk kerja,
tes tertulis, tes lisan sebagai parameter untuk mengukur tingkat penyerapan ilmu
oleh Taruna dan di akhir tatap muka selalu dilakukan pemberian angket
kepuasan terhadap materi yang telah diberikan.

6. Dosen memberikan saran kepada atasan dan satuan terkait agar jadwal
kegiatan taruna direvisi untuk menghindari kelelahan jasmani yang berlebihan,
dan selanjutnya taruna dapat mengikuti proses pembelajaran dengan optimal

7. Perlu adanya peningkatan ketrampilan untuk dosen pengampu materi


dalam menggunakan berbagai model, strategi dan metode pembelajaran yang
variatif antara lain: sering menggunakan tempat belajar yang berbeda (kelas, lab,
halaman), strategi yang bervariatif (pemberian reward dan punishment, diselingi
pemberian santiaji/santikarma), kegiatan belajar tidak monoton melalui selingan
multi media yang relevan dengan mata kuliah serta Taruna dirangsang untuk
belajar aktif baik secara mandiri maupun berkelompok.

8. Dosen memberikan saran kepada pimpinan agar bahan ajar atau diktat
sebagai sumber belajar yang dibagikan kepada taruna ditingkatkan kualitasnya.
14

REKONSTRUKSI MATA KULIAH


ANALISIS HASIL EVALUASI PERKULIAHAN
TAHUN AKADEMI 2021/2022

I. IDENTITAS MATA KULIAH

Mata Kuliah : Intelijen Udara (1 SKS)


Semester : VII
Prodi / Jurusan : Elektronika Pertahanan
Nama Dosen : Lettu Sus Sindy Zulfahmi Kanggas , S.T.Han

II. ANALISIS HASIL EVALUASI


Sebelum Rasional/Alasan
Aspek Hasil (Sesudah)
Rekontruksi Mata Rekontruksi (Analisis
Perkuliahan Rekontruksi Mata Kuliah
Kuliah Hasil Evaluasi)

A. Perencanaan
(RPS/Silabus)

1. Format Format RPS/Silabus Permenristekdikti No 44/


2015 ttg SNPT Perlu dilakukan
Pasal 12 rekontruksi dengan
Rencana pembelajaran menambah 3 unsur yaitu
semester (RPS) atau
istilah lain paling sedikit kode mata kuliah (Kode
memuat: Makul : LEK-3002),
a. nama program studi, semester (SEM:7 (Tujuh))
nama dan kode mata dan Jum-lah sks (SKS : 1)
kuliah, semester, sks,
nama dosen pengampu
masih terdapat 3 unsur yg
belum dipenuhi, yaitu
kode mata kuliah,
semester dan jumlah sks

2. Isi/Uraian a. Identitas Mata Intelijen Udara


Komponen RPS Kuliah

b. Deskripsi Mata
Kuliah
Perpres No.8/2012 ttg
KKNI
bhw sesuai jenjang Perlu dilakukan
kualifi-kasi 6 (lulusan rekontruksi dengan
D4) diurai-kan ttg menambahkan des-kripsi
deskripsi sesuai
15

jenjang kualifikasi D4 Mata Kuliah aspek tujuan


yai-tu menguasai sesuai jenjang kua-lifikasi
konsep teo-ritis bidang 6 (lulusan D4)
pengetahuan, mampu
mengaplikasikan “…bertujuan agar taruna
bidang keahliannya dan mampumenguasai
memanfaatkan ilmu konsep teoritis
pengetahuan teknologi, pengetahuan ttg aIntelijen
mampu mengambil
kepu-tusan yang tepat Udara, mampu mengapli-
berda-sarkan analisis kasikan bidang
informasi dan data keahliannya dan
serta bertang-gung memanfaatkan ilmu ttg
jawab pada pekerja-an Intelijen Udara, mampu
sendiri dan dapat dibe- mengambil keputusan
ri tanggungjawab atas
yang tepat berdasarkan
pencapaian hasil kerja
organisasi analisis informasi dan data
serta ber-tanggung jawab
Deskripsi mata kuliah pada peker-jaan sendiri
ini sudah memenuhi dan dapat diberi tang-
aspek tujuan, materi gungjawab atas penca-
dan penilaian namun paian hasil kerja organi-
c. Rumusan CP (MK) dalam uraian aspek
sasi….”
tujuan belum
mendeskripsikan ssi
jenjang kualifikasi D4
(jenjang kualifikasi 6)

Perpres No.8/2012 ttg


KKNI dan Permenris-
tekdikti No.44 Tahun 2015
ttg SNPT, Perlu dilakukan rekonstruksi
Pasal 5, 6, dan 7 sesuai kriteria / acuan
(tentang standar
kompetensi lulusan) Menjabarkan ketrampilan
menjadi :
Rumusan CP MK belum Ketrampilan umum (KU) :
memenuhi kriteria (baru agar Taruna mampu
mencakup aspek sikap, menjelaskan konsep teoritis
d. Rumusan CP pengetahuan dan ketram- ttg Intelijen Udara
(kolom 2 matrik ren- pilan) namun dari aspek Ketrampilan khusus (KK
cana pembelajaran ketrampilan belum terda- ) : agar Taruna mampu
pat penjabaran ketram-
pilan umum dan ketram- mengaplikasikan dan
pilan khusus memanfaatkan ilmu ttg
fungsi-fungsi Intelijen
Udara.
Permenristekdikti No.44
Tahun 2015 ttg SNPT,
Pasal 8, 9
(ttg Kedalaman dan ke-
luasan materi pembela-
16

jaran mengacu pd capai- Perlu dilakukan rekonstruksi


an pembelajaran lulusan sesuai kriteria / acuan
dirumuskan dengan me-
ngacu pada deskripsi Mendeskripsikan capaian
capaian pembelajaran lu- pembelajaran yg menun-
lusan dari KKNI. jukkan bhw taruna mampu
menjelaskan konsep teori-
Deskripsi CP lulusan tis ttg Intelijen Udara.
program diploma empat
belum mendeskripsikan
menguasai konsep teori-
tis bidang pengetahuan
e. Model / Metode dan keterampilan tertentu
Pembelajaran (kolom secara umum dan konsep
teoritis bagian khusus da-
4)
lam bidang pengetahuan
dan keterampilan tersebut
secara mendalam;

Pasal 10
Karakteristik proses pem-
belajaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10
ayat (2) huruf a terdiri
atas sifat interaktif,
holistik, integratif, saintifik,
Perlu dilaksanakan rekon-
kontekstual, tematik, efek-
struksi sesuai acuan
tif, kolaboratif, dan berpu-
sat pada taruna.
Metode pembelajaran se- Metode pembelajaran
bagaimana dinyatakan lebih menekankan pada
pada ayat (2) yang dapat proses pembelajaran yg
dipilih untuk pelaksanaan interaktif, kolaboratif
pembela-jaran mata ku-
liah meliputi: diskusi dan berpusat pd taruna
kelompok, simulasi, studi (SCL) melalui : diskusi
kasus, pembelajaran kola- kelompok, simulasi, studi
boratif, pembelajaran koo- kasus, pem-belajaran
peratif, pembelajaran ber-
basis proyek, pem- kolaboratif, pem-belajaran
belajaran berbasis ma- kooperatif, pem-belajaran
salah, atau metode pem- berbasis masalah, atau
belajaran lain, yang dapat
metode pembelajaran lain,
secara efektif memfa-
silitasi pemenuhan capai- yang dapat secara efek-tif
an pembelajaran mem-fasilitasi pemenuhan
capaian pembelajaran
Metode pembelajaran
f. Teknik Penilain belum memenuhi stan-
(kolom 7) dar sebagaimana pasal
10 ayat 2 dimana masih
kurang interaktif dan
belum berpusat pada
taruna.
17

Pasal 21
(1) Teknik penilaian
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (2)
huruf b terdiri atas
observasi, partisipasi,
unjuk kerja, tes tertulis,
tes lisan, dan angket.
(3) Penilaian sikap dapat
menggunakan teknik pe-
nilaian observasi. Perlu dilaksanakan rekon-
struksi sesuai acuan
Pada RPS telah dibe-
rikan penilaian namun Teknik penilaian berupa
g. Waktu (kolom 9)
masih belum sesuai dn Obsevasi, partisipasi,
masih terdapat keran- penugasan untuk
cuan dlm melak-
sanakan teknik ob- mengukur tingkat
servasi penyerapan ilmu oleh
Taruna secara tertulis
dan di akhir tatap muka
h. Referensi (kolom Bobot Mata Kuliah selalu dibe-rikan angket
10) Pembinaan Prajurit TNI kepuasan ter-hadap
AU adalah 1 SKS,
materi yang diberikan.
dengan perincian 50
menit tatap muka, 60
menit terstruktur dan 60
mandiri.

Referensi sudah sesuai


a. Apakah taruna dengan materi dan
B. Pelaksanaan
terlibat sangat aktif relevan dengan tujuan,
Perkuliahan dalam perku-liahan namun perlu penambah-
(sesuai hasil an referensi yang tidak perlu di rekonstruksi.
penilaian dosen uptodate, dan lebih
atau observer lain) banyak variasi (berupa
modul, web, internet, CD
interaktif dll)

b. Capaian Pembela-
jaran/Kompetensi Berdasarkan kajian Pen-
jamin Mutu, dan penilaian Sudah sesuai dengan
Akhir yang Diha-
dosen, Taruna terlibat ku- KKNI dan
rapkan: ....
(apakah disampai- rang aktif dalam perku- Permenristekdikti No 44,
liahan.
kan oleh dosen?) namun perlu ditambahkan
dengan materi-materi
terba-ru, sehingga perlu di
c. Uraian Materi (se-
lain uraian dosen rekon-struksi.
materi disampai-
kan dalam berba-
gai sumber belajar Dalam setiap pelaksana-
lain?: .... an kuliah, dosen selalu
18

menyampaikan Capaian
d. Jelaskan apakah Pembelajaran Tatap Mu- Dalam pelaksanaan kegiatan
dalam proses per- ka/Kompetensi Akhir perkuliahan MK Intelijen
kuliahan dosen yang Diharapkan.
Udara, Taruna perlu
menggunakan
berbagai model, dilibatkan untuk aktif melaui
strategi, dan meto- Taruna menggunakan kegiatan pem-belajaran
de pembelajaran urain dosen sebagai sum- secara interaktif sehingga
yang bervariasi?) ber utama, namun juga beberapa bagian perlu
diperkenankan menggu- direkonstruksi.
nakan sumber-sumber
lain yang relevan.

Dalam proses perkuliah-


an dosen menggunakan
berbagai model, strategi,
dan metode pembelajar-
an yang cukup variatif
antara lain: sering meng-
gunakan tempat belajar
yang berbeda (kelas, lab,
halaman), strateginya
cukup variatif (sering
e. Apakah model / memberikan reward dan
strategi pembela- punishment, sering dise-
jaran yang dipakai lingi dengan pemberian
dosen mengaktif- santiaji/santikarma, ke-
kan dan meng- giatan belajar tidak mono-
gairahkan belajar ton kadang diselingi de-
taruna. ngan menonton film yang
relevan dengan mata
kuliah)

Model/strategi
f. Apakah strategi pembela-jaran yang
pembelajaran yang dipakai dosen
diterapkan mampu
mengaktifkan dan
relevan untuk
mencapai Capaian meng-gairahkan belajar
Pembelajaran ta- maha-siswa cukup
tap muka? efektif, se-hingga
Taruna tidak bo-san
yang akhirnya antu-sias
g. Apakah pengala-
man belajar yang mengikuti kegiatan
diberikan kepada perkuliahan
taruna mam-pu
mengembang-kan
seluruh aspek Strategi pembelajaran
(sikap, penge- yang diterapkan mampu
tahuan, dan kete- relevan untuk mencapai
rampilan)? Capaian Pembelajaran
tatap muka.
h. Apakah tugas-
tugas terstruktur
19

dan mandiri sudah


diberikan dengan
jelas dan Pengalaman belajar yang
terencana? diberikan kepada maha-
a. Apakah evaluasi siswa mampu mengem-
C. Penilaian yang diberikan su- bangkan seluruh aspek
Perkuliahan dah tepat mengu- (sikap, pengetahuan, dan
kur aspek sikap, keterampilan).
pengetahuan, dan
keterampilan baik
umum maupun
khusus?)
Tugas-tugas terstruktur
diberikan oleh dosen se-
suai jadwal yang diberi-
b. Apakah tugas- kan opsjar
tugas yang diberi-
kan menunjang
tercapainya Capai- Evaluasi yang diberikan
an Pembelajaran? sudah tepat mengukur as-
pek sikap, pengetahuan,
dan keterampilan baik
umum maupun khusus.

c. Apakah tugas-
tugas yang diberi- Tugas-tugas yang diberi-
kan dikerjakan ma- kan tentu menunjang ter-
hasiswa capainya Capaian Pem-
belajaran antara lain da-
lam sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Untuk peningkatan
pelaksanaan evaluasi yang
diharapkan adalah

Penilaian dilakukan terhadap


a. Bobot penilaian seluruh aspek (sikap,
D. Komponen Lain
pengetahuan, ketrampilan
lebih kongkrit).

Tugas-tugas yang
diberi-kan akan
dikerjakan Taru-na
b. Waktu perkuliahan dengan cukup baik,
Berdasarkan hasil angket
sehingga dapat
yang dikeluarkan oleh
diketahui kemandirian
Direktorat Pengkajian AAU,
Taruna dan hasil evaluasi dan tugas-tugas
serapan ilmu yang yang diberikan sudah cukup
diterima oleh Taruna baik diberikan kepada
Taruna, namun perlu
20

ditingkatkan kembali
c. Referensi/sumber (direkonstruksi sebagian)
belajar Sudah sesuai cukup baik
yaitu Nilai Sikap 10 %,
Harian/tugas 40%, UTS
20 % dan UAS 30%

Mata kuliah Intelijen


Udara diberikan pada
semester 7, dan kegiatan
kuliah dilaksanakan pada
sesi ke-3, sehingga Taru-
na dalam kondisi lelah
saat melaksanakan
kegiatan perkuliahan. Berdasarkan KKNI, Permen-
ristekdikti dan refleksi diri,
komponen lain dalan RPS
Dosen memberikan refe- sudah cukupb baik dalam
rensi yang cukup banyak kegiatan perkuliahan, namun
dengan berbagai sumber. perlu dilaksanakan usaha-
untuk meningkatkan pro- usaha untuk meningkatkan
ses, strategi dan penca- ke arah yang lebih baik.
paian pembelajaran diper- Taruna kurang fresh dan
lukan peningkatan sum- kurang antusias saat mengi-
ber belajar/referensi dari kuti pelajaran
manapun yang disesuaian
hasil rekontruksi kedalam-
an dan keluasan materi
serta alat/media pembe--
lajaran.

Referensi / Sumber belajar


yang diharpakan adalah:
1. Bahan Ajar Cetak
berupa Diktat Kuliah
direvisi sesuai hasil
rekontruksi kedalaman
dan keluasan materi serta
alat/media pembelajaran.
2. LMS disesuaiakan
dengan teknologi saat ini.
3. Sumber belajar online.
4. Bahan Ajar Cetak lainnya
yang.

Yogyakarta, Oktober 2021


Dosen Pengampu,

Sindy Zulfahmi Kanggas, S.T.Han


Lettu Sus NRP 543202
21

C. Peta Hasil Analisis Capaian Pembelajaran

1. Peta Analisis Capaian Pembelajaran sebelum Rekonstruksi

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CP-MK)


Menerapkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi Intelijen Udara

UAS
22

Penyelenggaraan Pengamanan
7
Penyelenggaraan Intelijen TNI AU
6

UTS

Menjelaskan pokok Menjelaskan Pola


3 Intelijen Udara 5 Organisasi Intelijen

Menjelaskan Bentuk
4
Menjelaskan tentang
2 Intelijen TNI AU Intelijen Udara

Sub CPMK/
1
Menjelaskan Sejarah Intelijen
1-7 CPTM

KEMAMPUAN AWAL

2. Peta Analisis Capaian Pembelajaran Hasil Rekonstruksi


CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH (CP-MK)

1. Sikap : Taruna Memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,


menunjukkan sebagai calon perwira pertama TNI AU yang memiliki kepribadian prajurit sapta
marga, pengetahuan dan ketrampilan manajerial, kesamaptaan jasmani dan kemiliteran.
2. Pengetahuan : Taruna mampu menjelaskan definisi sistem pembinaan prajurit TNI
AU, fungsi-fungsi Binjurit TNI AU, mendiskusikan tataran kewenangan pola Binjurit,
mensimulasikan pelaksanaan fungsi-fungsi Binjurit, dan menerapkan kemampuan untuk
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sisbinjurit TNI AU dengan baik dan
lancar.
3. Ketrampilan :
a. Ketrampilan Umum : Taruna memiliki kemampuan untuk mengembangkan
konsep teoritis / pemikiran kontekstual (sesuai karakteristik program studi), menganalisa
untuk meningkatkan mutu dan menyajikan gagasan / karya inovatif untuk mengembangkan
ilmu/materi pembinaan prajurit (Binjurit) dalam rangka membuat keputusan yang tepat bagi
organisasi TNI AU.
23

UAS

Praktek Intelijen Lapangan


17

Intelijen Ramalan
16

Roda Perputaran Intelijen


UTS 15
Demonstrasi Massa
14
Pengamanan
7 13 Pelacakan Cyber

Organisasi Intelijen Udara


6 12 Pengumpulan data OSINS

Penyelenggaraan Intelijen Udara


5 11 Penggunaan UAV

Bentuk Intelijen Udara


4 10 Intelijen Asing di Indonesia

Pokok Intelijen Udara


3 9 Penggerakan Massa

Intelijen TNI AU Perang Cyber


2 8

Sejarah Intelijen Sub CPMK/


1 1-7 CPTM
24

Garis entri behavior


KEMAMPUAN AWAL
32

AKADEMI ANGKATAN UDARA


RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
KODE MAKUL:LEK-3002 SEM: 7 (Tujuh) SKS: 1 T Revisi: 01 Tanggal Oktober 2021
D1. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) sebelum Rekonstruksi (lama)

PROGRAM STUDI : Elektronika Pertahanan

MATA KULIAH : Intelijen Udara

DOSEN PENGAMPU : Lettu Sus Sindy Zulfahmi, S.T. Han.

I. DESKRIPSI MATA KULIAH

Perkuliahan Pembinaan Prajurit TNI AU ini bertujuan agar taruna mampu dalam mengembangkan pemikiran
kontekstual (sesuai karakteristik program studi) dan dapat menganalisa tentang Intelijen Udara sebagai bagian integral
dari sistem pembinaan kekuatan dan kemampuan (sisbinpuan) TNI AU yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai perwira Intelijen di Bidang pengamanan. Kajian utama meliputi sejarah Intelijen, Intelijen TNI AU, Pokok-pokok
Intelijen Udara, Bentuk Intelijen Udara, Penyelenggaraan Intelijen Udara, Pola organisasi penyelenggaraan Intelijen
Udara, Pengamanan. Perkuliahan ini dilaksanakan dengan pendekatan student center learning (SCL) sehingga Taruna
berperan aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Penilaian berbasis kompetensi mencakup: partisipasi aktif, penilaian sikap,
penugasan, dan ujian kompetensi

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH ( CP-MK)


33

1. Sikap : Taruna memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu berpartisipasi aktif
dan memiliki motivasi tinggi dalam mengikuti mata kuliah ini.

2. Pengetahuan : Taruna mampu menjelaskan definisi dan memahami tentang sejarah Intelijen, Intelijen TNI
AU, Pokok-pokok Intelijen Udara, Bentuk Intelijen Udara, Penyelenggaraan Intelijen Udara, Pola organisasi
penyelenggaraan Intelijen Udara, Pengamanan dengan baik dan lancar.

3. Ketrampilan :
a. Taruna memiliki keterampilan dalam bekerja secara kelompok dan kemampuan berkomunikasi secara
efektif, berfikir kritis untuk mengembangkan kemampuan analisa dalam materi sisbinjurit TNI AU dan membuat
keputusan yang tepat.
b. Taruna mampu menyajikan gagasan dan karya inovatif untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu
pembinaan prajurit TNI AU.

II. MATRIK RENCANA PEMBELAJARAN


Pertem Model/Metode Teknik Bobot
Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Referensi
uan ke Pembelajaran Penilaian Tagihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Menjelaskan Sejarah Intelijen Udara a. Ceramah a. Taruna mendengar- a. Taruna dapat menjelaskan a. Observasi 3% 50’ 1&3
Intelijen Udara b. Diskusi/TCL kan dan memperhati- awal mula adanya Intelijen b. Penilaian
c. Tanya Jawab kan materi b. Taruna dapat menjelaskan Sikap
b. Taruna merespon awal mula intelijen dalam TNI c. Penugasan 1
dan mendiskusikan -AU
bahan kajian c. Taruna dapat menjelaskan
c. Taruna mengerjakan kegiatan Intelijen yang pernah
tugas 1 secara dilakukan oleh suatu negara
individu
34

Pertem Model/Metode Teknik Bobot


Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Referensi
uan ke Pembelajaran Penilaian Tagihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Menjelaskan Intelijen TNI AU Intelijen TNI AU a. Ceramah a. Taruna mendengar- a. Taruna dapat mendefinisikan a. Observasi 3% 50’ 1&4
b. Diskusi/TCL kan dan memperhati- pengertian Intelijen b. Penilaian
c. Tanya Jawab kan materi b.Taruna dapat menjelaskan tu- Sikap
b. Taruna merespon juan Intelijen Udara c. Penugasan 2
dan mendiskusikan c.Taruna dapat menjelaskan sa-
bahan kajian saran Intelijen Udara
c. Taruna mengerjakan d.Taruna dapat menjelaskan
tugas 2 secara asas-asas Intelijen Udara
kelompok e. Taruna dapat menyampaikan
gagasan ttg Intelijen udara

3 Menjelaksan Pokok-pokok Pokok-pokok Intelijen Udara a. Ceramah a.Taruna mendengar- a. Taruna dapat menjelaskan ttg a. Observasi 7% 150’ 1&4
Intelijen Udara b. Sumbang Saran kan dan memperhati- Pokok-pokok Intelijen Udara b. Penilaian
c. Tanya jawab kan materi b. Taruna dapat menjelaskan sikap
b.Taruna mengkaji ba- tugas-tugas Intelijen Udara c. Penugasan 3
han kajian secara c.Taruna dapat menyebutkan
individu pokok-pokok Intelijen Udara
c. Taruna merespon sa-
jian materi ajar
d. Taruna mengerjakan
tugas 3 secara
kelompok

UTS Evaluasi Tertulis Menjawab Soal tertulis Taruna dapat menjawab soal Hasil ujian 20 % 100’
ujian dengan benar
4 Menjelaskan bentuk Intelijen Bentuk Intelijen Udara a. Ceramah a.Taruna mendengar- c. Taruna dapat menjelaskan ttg a. Observasi 3% 50’ 1&5
Udara b. Sumbang Saran kan dan memperhati- Intelijen Udara b. Penilaian
b. Tanya jawab kan materi d. Taruna dapat menjelaskan sikap
bentuk Intelijen udara c. Penugasan 4
b.Taruna merespon dan c.Taruna dapat menyebutkan sa-
mendiskusikan bahan tuan pelaksana Intelijen Udara
kajian
35

Pertem Model/Metode Teknik Bobot


Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Referensi
uan ke Pembelajaran Penilaian Tagihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
c.Mengerjakan tugas 4
secara individu
5 Menjelaskan Penyelenggaraan Intelijen a. Ceramah a. Taruna mendengar- a. Taruna dapat mendefinisikan a. Observasi 3% 150’ 1&3
penyelenggaraan Intelijen udara b. Sumbang saran kan dan memperhati- tugas intelijen udara b. Penilaian
udara c. Tanya jawab kan materi b.Taruna dapat menjelaskan tu- sikap
b. Taruna menjelaskan juan Intelijen Udara c. Penugasan 5
dan mengkaji bahan c.Taruna dapat menjelaskan
kajian Penyelenggaraan kekuatan
c. Taruna mengerjakan Intelijen Udara
tugas 5 secara d.Taruna dapat menjelaskan
individu asas-asas Intelijen Udara
e. Taruna dapat
menyampaikan gagasan ttg
penyelenggaraan Intelijen
Udara
6 Menjelaskan pola organisasi Tataran kewenangan dalam a. Ceramah a. Taruna mendengar- a. Taruna dapat menjelaskan a. Observasi 3% 100’ 1&3
Intelijen Angkatan Udara pola binjurit TNI AU pd b. Sumbangsaran kan dan memperhati- Pola organisasi Intelijen TNI- b. Penilain
tahap: c. Diskusi kan materi AU sikap
a. Perencanaan b. Taruna menganalisa b. Taruna dapat menganalisa
b. Pelaksanaan dan bekerjasama se- perbedaan fungsi2 masing-
c. Pengawasan & Pengen- cara kelompok masing bagian Intelijen
dalian (Wasdal) c. Taruna melaksana- c. Taruna berpartisipasi aktif
kan diskusi kelompok mendiskusikan pola organisasi
secara aktif yang tepat di Intelijen TNI AU

7 Mensimulasikan Pengamanan a. Ceramah a. Taruna mensimulasi- a. Taruna dapat mensimulasikan a. Observasi 3% 50’ 1&3
pengamanan b. Simulasi kan pengamanan pengamanan sesuai tataran b. Penilain
c. Tanya jawab b. Mengerjakan tugas 6 kewenangan pejabat yg terkait sikap
secara kelompok b. Taruna dapat menguraikan c. Penugasan 6
kegiatan fungsi pengamanan
bagi TNI AU
36

Pertem Model/Metode Teknik Bobot


Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Referensi
uan ke Pembelajaran Penilaian Tagihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
UAS Evaluasi Tertulis Menjawab Soal tertulis Taruna dapat menjawab soal Hasil ujian 30 % 100 ‘
ujian dengan benar

Penetapan Nilai Akhir :

No Penilaian Bobot

1 Sikap, partisipasi dan 10 %


kehadiran

2 Tugas 40 %

3 UTS 20 %

4 UAS 30 %

III. SUMBER PUSTAKA

1. Diktat Kuliah Taruna Akademi Angkatan Udara (2018). Intelijen Udara. Keputusan Gubernur AAU Nomor : Kep /
01 / I / 2018 tanggal 7 Januari 2018.
2. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang / 45 / VII /2008 tgl 21 Juli 2008 tentang Petunjuk Induk tentang pertahanan.
3. Peraturan Kasau Nomor Perkasau /124 / XII /2009 tgl 8 Desember 2009 tentang Buku Petunjuk Induk TNI AU tentang
Pengamanan.

IV. Jurnal
1. Jurnal Seskoau 2017. Peran Intelijen dalam TNI AU. Vol.1, No. 2 Hal. 75-79
37

2. Jurnal AAU 2017. Peranan pengamanan personel TNI AU. Vol.3, No.1. Hal.61-97

V. Tugas Taruna :

Tugas 1 Menganalisis awal mula terbentuknya Intelijen.

Tugas 2 Menjelaskan pengertian, tujuan, sasaran dan asas Intelijen TNI-AU.

Tugas 3 Menjelaskan pokok-pokok Intelijen Udara.

Tugas 4 Menjelaskan pengertian dan bentuk-bentuk Intelijen Udara.

Tugas 5 Menjelaskan Penyelenggaraan Intelijen Udara.

Tugas 6 Menjelaskan Pola Organisasi Intelijen Udara

Tugas 7 Mensimulasikan Pengamanan Yogyakarta, Oktober 2021


Dosen Pengampu

Sindy Zulfahmi Kangas.,S.T.Han

Lettu Sus 543202

AKADEMI ANGKATAN UDARA


RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
KODE MAKUL:LEK-3002 SEM: 7 (Tujuh) SKS: 1 T Revisi: 01 Tanggal Oktober 2021
D2. Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Hasil Rekonstruksi (baru)
38

PROGRAM STUDI : Elektronika Pertahanan

MATA KULIAH : Intelijen Udara

DOSEN PENGAMPU : Lettu Sus Sindy Zulfahmi Kanggas, S.T. Han

IV. DESKRIPSI MATA KULIAH

Perkuliahan Pembinaan Prajurit TNI AU ini bertujuan agar taruna mampu menguasai konsep teoritis
pengetahuan tentang Intelijen Udara sebagai bagian integral dari sistem pengamanan TNI AU, mampu mengaplikasikan
bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu tentang Intelijen udara, mampu mengambil keputusan yang tepat
berdasarkan analisis informasi dan data serta bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggungjawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. Kajian utama meliputi penjelasan tentang sejarah Intelijen,
Intelijen TNI AU, Pokok-pokok Intelijen Udara, Bentuk Intelijen Udara, Penyelenggaraan Intelijen Udara, Pola organisasi
penyelenggaraan Intelijen Udara, Pengamanan. Perkuliahan ini dilaksanakan dengan pendekatan/metode Student
Centre Learning (SCL) sehingga Taruna berperan aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Penilaian berbasis kompetensi
mencakup: partisipasi aktif, penilaian sikap, penugasan, dan ujian kompetensi.

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH ( CP-MK)

1. Sikap : Taruna Memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sebagai calon
perwira pertama TNI AU yang memiliki kepribadian prajurit sapta marga, pengetahuan dan ketrampilan manajerial,
kesamaptaan jasmani dan kemiliteran.
39

2. Pengetahuan : Taruna mampu menjelaskan definisi sistem pembinaan personel dan pembinaan SDM TNI
AU, Binpers, Bin SDM, fungsi-fungsi Binpers dan Bin SDM, mendiskusikan tataran kewenangan pola Binjurit,
mensimulasikan pelaksanaan Intelijen Udara dan menerapkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi Sisbinjurit TNI AU dengan baik dan lancar.

4. Ketrampilan :

a. Ketrampilan Umum : Taruna memiliki kemampuan untuk mengembangkan konsep teoritis /


pemikiran kontekstual (sesuai karakteristik program studi), menganalisa untuk meningkatkan mutu dan menyajikan
gagasan / karya inovatif untuk mengembangkan ilmu/materi pembinaan personel dan pembinaan SDM dalam
rangka membuat keputusan yang tepat bagi organisasi TNI AU.

b. Ketrampilan Khusus : Taruna memiliki keterampilan dalam bekerja secara perorangan


maupun kelompok, kemampuan berkomunikasi secara efektif dan berfikir kritis dan. mampu, mengaplikasikan
tentang pelaksanaan 7 (tujuh) fungsi Bin SDM dan 5 (lima) fungsi Binpers sesuai tataran kewenangan yang akan
diembannya setelah menjadi seorang perwira administrasi TNI AU.

V. MATRIK RENCANA PEMBELAJARAN


40

Pertem Model/Metode Teknik Bobot


Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Referensi
uan ke Pembelajaran Penilaian Tagihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Menjelaskan konsep teoritis Sejarah Intelijen d. Ceramah d. Taruna mendengar- d. Taruna dapat menjelaskan d. Observasi 3% 50’ 1&3
awal mula berdirinya e. Diskusi pok/SCL kan dan memperhati- awal mula berdirinya Intelijen e. Sikap,
Intelijen f. Tanya Jawab kan materi e. Taruna dapat menjelaskan Partisipasi
e. Taruna merespon awal mula Intelijen di f. Penugasan 1
dan mendiskusikan Indonesia
bahan kajian f. Taruna dapat menjelaskan
f. Taruna mengerjakan secara makna Intelijen
tugas 1 secara
individu

2 Menjelaskan Intelijen di TNI Intelijen TNI AU TNI AU d. Ceramah d. Taruna mendengar- a. Taruna dapat mendefinisikan d. Observasi 3% 50’ 1&4
AU e. Diskusi pok/SCL kan dan memperhati- Intelijen di TNI AU e. Sikap,
f. Tanya Jawab kan materi b.Taruna dapat menjelaskan tu- Partisipasi
e. Taruna merespon juan Intelijen di TNI AU f. Penugasan 2
dan mendiskusikan c.Taruna dapat menjelaskan sa-
bahan kajian saran Pembinaan Intelijen di
f. Taruna mengerjakan TNI AU
tugas 2 secara d.Taruna dapat menjelaskan
kelompok asas-asas Intelijen
e. Taruna dapat menyampaikan
gagasan ttg Intelijen di TNI
AU

3 Menjelaskan pokok-pokok Pokok-pokok Intelijen Udara d. Ceramah a.Taruna mendengar- e. Taruna dapat menjelaskan ttg d. Observasi 7% 150’ 1&4
Intelijen Udara e. Sumbang Saran kan dan memperhati- pokok-pokok Intelijen Udara e. Sikap,
f. Tanya jawab kan materi f. Taruna dapat menjelaskan sa- Partisipasi
b.Taruna mengkaji ba- saran dari tiap2 fungsi f. Penugasan 3
han kajian secara Intelijen Udara
individu c.Taruna dapat menyebutkan sa-
c. Taruna merespon sa- tuan pelaksana di Intelijen
jian materi ajar TNI AU
d. Taruna mengerjakan
tugas 3 secara
kelompok
41

Pertem Model/Metode Teknik Bobot


Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Referensi
uan ke Pembelajaran Penilaian Tagihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
UTS Evaluasi Tertulis Menjawab Soal tertulis Taruna dapat menjawab soal Hasil ujian 20 % 100’
ujian dengan benar
4 Menjelaskan Bentuk Intelijen Bentuk Intelijen Udara c. Ceramah a.Taruna mendengar- a. Taruna dapat mendefinisikan d. Observasi 3% 50’ 1&5
Udara b. Sumbang Saran kan dan memperhati- Bentuk Intelijen Udara e. Sikap,
d. Tanya jawab kan materi b.Taruna dapat menjelaskan tu- Partisipasi
juan Intelijen Udara f. Penugasan 4
b.Taruna merespon dan berdasarkan fungsinya
mendiskusikan bahan c.Taruna dapat menjelaskan sa-
kajian saran Intelijen Udara
c.Mengerjakan tugas 4 d.Taruna dapat menjelaskan
secara individu asas-asas Intelijen Udara
e. Taruna dapat menyampaikan
gagasan ttg Intelijen Udara

5 Menjelaskan 5 fungsi a. Penyediaan TNI AU d. Ceramah d. Taruna mendengar- a.Taruna dapat menjelaskan d. Observasi 3% 150’ 1&3
Pembinaan personel TNI AU e. Sumbang saran kan dan memperhati- hakekat dari tiap2 fungsi e. Sikap,
b. Pendidikan TNI AU f. Tanya jawab kan materi binpers TNI AU Partisipasi
e. Taruna menjelaskan b.Taruna dapat menjelaskan f. Penugasan 5
c. Penggunaan TNI AU dan mengkaji bahan penyelenggaraan dari tiap2
kajian fungsi binpers TNI AU
d. Perawatan TNI AU f. Taruna mengerjakan c.Taruna dapat menyebutkan sa-
tugas 5 secara tuan pelaksana fungsi binpers
e. Pemisahan TNI AU individu TNI AU

6 Mensimulasikan pelaksana- Binjurit TNI AU d. Ceramah c. Taruna mensimulasi- c. Taruna dapat mensimulasikan d. Observasi 3% 50’ 1&3
an fungsi-fungsi Binjurit TNI e. Simulasi kan pelaksanaan pelaksanaan fungsi2 Binpers- e. Sikap,
AU f. Tanya jawab fungsi2 Binjurit TNI man TNI AU sesuai tataran Partisipasi
AU kewenangan pejabat yg terkait f. Penugasan6
d. Mengerjakan tugas 6 d. Taruna dapat menguraikan
secara kelompok kegiatan fungsi2 Binjurit TNI
AU

7 Mendiskusikan tataran ke- Tataran kewenangan dalam d. Ceramah b. Taruna mendengar- d. Taruna dapat menjelaskan ta- c. Observasi 3% 100’ 1&3
wenangan pola Binjurit TNI pola Binjurit TNI AU e. Sumbangsaran kan dan memperhati- taran kewenangan dalam me- d. Sikap,
42

Pertem Model/Metode Teknik Bobot


Capaian Pembelajaran Bahan Kajian Pengalaman Belajar Indikator Penilaian Waktu Referensi
uan ke Pembelajaran Penilaian Tagihan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
AU pd tahap: f. Diskusi Pok/SCL kan materi wujudkn pola Binjurit TNI AU Partisipasi
a. Perencanaan b. Taruna menganalisa e. Taruna dapat menganalisa c. Penugasan7
b. Pelaksanaan dan bekerjasama se- perbedaan fungsi2 Binjurit TNI
c. Pengawasan & Pengen- cara kelompok AU
dalian (Wasdal) c. Taruna melaksana- f. Taruna berpartisipasi aktif
kan diskusi kelompok mendiskusikan tataran kewe-
secara aktif nangan dalam pelaksanaan
fungsi2 Binjurit TNI AU

UAS Evaluasi Tertulis Menjawab Soal tertulis Taruna dapat menjawab soal Hasil ujian 30 % 100 ‘
ujian dengan benar
Penetapan Nilai Akhir :

No Penilaian Bobot

1 Sikap, partisipasi dan 10 %


kehadiran

2 Tugas 40 %

3 UTS 20 %

4 UAS 30 %

VI. SUMBER PUSTAKA

1. Diktat Kuliah Taruna Akademi Angkatan Udara (2018). Intelijen Udara. Keputusan Gubernur AAU Nomor : Kep /
01 / I / 2018 tanggal 7 Januari 2018.
43

Tugas Taruna :

Tugas 1 Menjelaskan Tugas , asas-asas, dan prinsip Intelijen Udara

Tugas 2 Menjelaskan bentuk umum dan bentuk khusus Intelijen Udara.

Tugas 3 Menjelaskan tujuan dan sasaran Intelijen Udara.

Tugas 4 Menjelaskan bentuk dan tujuan penyelenggaraan Intelijen Udara

Tugas 5 Menjelaskan siklus penyelenggaraan Intelijen Udara

Menjelaskan penyelenggaraan Intelijen Udara di Skadron dan satuan


Tugas 6
kotama

Tugas 7 Mejelaskan tujuan, sasaran dan unsur-unsur pengamanan

Yogyakarta, Oktober 2021


Dosen Pengampu

Sindy Zulfahmi Kanggas, S.T. Han


Lettu Sus NRP 543202

E. Lembar Penilaian Hasil Belajar


44

1. Lembar Penilaian Aspek Afektif

TIPE TEKNIK JUMLAH


KOPETENSI DASAR INDIKATOR TEKNIK PENILAIAN
PENILAIAN SOAL
Dapat menjelaskan fungsi
Mampu menerima Materi Test Obyektif 2
dan peran Intelijen udara
Selalu mempehatikan dan
Dapat Merespon Test Obyektif 2
aktif di dalam kelas
Ketaatan dan ketepatan
Dapat mengorganisasi waktu Test Obyektif 2
melaksanakan tugas
Dapat melaksanakan
Dapat menilai Test Obyektif 2
paparan
Dapat memecahkan
Memiliki Inisiatif permasalahan atau Test Obyektif 2
persoalan

2. Lembar Penilaian Aspek Kognitif


KOMPETENSI DASAR DAN JENIS SOAL JENJANG
NO JUMLAH
INDIKATOR TERBUKA TERTUTUP KEMAMPUAN %

Taruna mampu menjelaskan awal mula Intelijen bagi suatu - 1 C1 1


1. 10
negara

2. Taruna mampu menjelaskan Intelijen TNI AU - 1 C2 1 10

3. Taruna mampu menjelaskan, pokok-pokok Intelijen udara - 1 C2 1 10

Taruna mampu menjelaskan, membedakan, dan mengkaji - 1 C2 1 10


4.
bentuk Intelijen udara

Taruna mampu menjelaskan dan mengkaji penyelenggaraan - 1 C2 1 10


5.
Intelijen udara
45

Taruna mampu menjelaskan dan mengkaji pola organisasi - 1 C2 1 10


6.
Intelijen udara

Taruna mampu menjelaskan, membedakan, dan mengkaji - 1 C2 1 10


7.
pengamanan

8. Taruna mampu menjelaskan dan mengerti perang cyber - 1 C2 1 10

Taruna mampu menjelaskan dan mengkaji pergerakan masa - 1 C2 1 10


9.
dan intelijen asing di Indonesia

Taruna mampu dan terampil penggunaan Drone dalam - 1 C3 1


10. 10
fungsi Intelijen

JUMLAH - 10 10 100

Keterangan:
C1 : Proses berfikir mengingat
C2 : Proses berfikir memahami
C3 : Proses berfikir menerapkan
C4 : Proses berfikir menganalisis
C5 : Proses berfikir mengevaluasi
3. Lembar penilaian Aspek Psikomotorik
NO DIMENSI SKOR

1. Taruna mampu mengaplikasikan pola organisasi Intelijen 2

2. Taruna mensimulasikan pengamanan 2

3. Taruna mampu menjaga attitude dengan baik 2

4. Taruna mampu menghafal prosedur kerja dengan baik 2

5. Taruna mampu mengaplikasikan fungsi Intelijen sesuai tataran kewenangan pejabat 2


46

Keterangan:
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan Tidak Memuaskan
2 : Dilakukan Memuaskan Yogyakarta, Oktober 2021
3 : Dilakukan Sangat Memuaskan Dosen Pengampu,

Sekor Rata rata = jumlah Skor/n = ?


Nilai = (Skor rata rata : 3) x 100
Sindy Zulfahmi Kanggas, S.T.Han
Lettu Sus NRP 543202
35

F. BAHAN AJAR

MATA KULIAH
INTELIJEN UDARA

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CP-MK)

1. Sikap :
Memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sebagai calon
perwira pertama TNI AU yang memiliki kepribadian prajurit sapta marga, pengetahuan
dan ketrampilan manajerial, kesamaptaan jasmani dan kemiliteran.

2. Pengetahuan :
Mampu menjelaskan definisi Intelijen udara, fungsi intelijen, pengamanan dan
mampu menerapkan kemampuan tersebut untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan Intelijen di TNI AU sebagai suatu sistem dengan baik dan lancar

1. Ketrampilan :

a. Ketrampilan Umum : Taruna memiliki kemampuan untuk


mengembangkan konsep teoritis / pemikiran kontekstual (sesuai karakteristik
program studi), menganalisa untuk meningkatkan mutu dan menyajikan gagasan
/ karya inovatif untuk mengembangkan ilmu/materi Intelijen udara dalam rangka
membuat keputusan yang tepat bagi organisasi TNI AU.

b. Ketrampilan Khusus : Taruna memiliki keterampilan dalam


bekerja secara perorangan maupun kelompok, kemampuan berkomunikasi
secara efektif dan berfikir kritis dan. mampu, mengaplikasikan tentang
pelaksanaan Intelijen serta pengamana sesuai tataran kewenangan yang akan
diembannya setelah menjadi seorang perwira administrasi TNI AU.
36

Sub CP-MK Pertemuan ke satu

Setelah mengikuti perkuliahan pertemuan ke satu ini, taruna tingkat empat prodi
elektronika Pertahanan mampu menjelaskan definisi intelijen dan pengamanan serta
mensimulasikan pelaksanaan fungsi-fungsi Intelijen udara, dan mampu menerapkan
kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Intelijen TNI AU
sebagai suatu sistem.

BAB I
SEJARAH INTELIJEN

1. Badan Istimewa (1945). Pasca proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,


masih pada bulan Agustus 1945, pemerintah Republik Indonesia mendirikan badan
Intelijen untuk pertama kalinya, yang dinamakan Badan Istimewa. Kolonel Zulkifli Lubis
ditunjuk memimpin lembaga ini bersama sekitar 40 mantan tentara Pembela Tanah Air
(Peta) yang menjadi penyelidik militer khusus. Personel-personel Intelijen pada lembaga
ini merupakan lulusan Sekolah Intelijen Militer Nakano, yang didirikan pendudukan
Jepang pada tahun 1943. Zulkifli Lubis merupakan lulusan sekaligus komandan Intelijen
pertama.

2. Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI) 1945. Pada awal Mei 1946,
dilakukan pelatihan khusus di daerah Ambarawa. Sekitar 30 pemuda lulusannya menjadi
anggota Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI). Lembaga ini menjadi "payung"
gerakan Intelijen dengan beberapa unit ad hoc, bahkan operasi luar negeri.

3. Lembaga Pertahanan B. Menteri Pertahanan Amir Sjarifuddin membentuk


"Badan Pertahanan B" yang dikepalai seorang mantan komisioner polisi pada bulan
Juli 1946. Kemudian dilakukan penyatuan seluruh seluruh badan Intelijen di bawah
Menhan pada 30 April 1947. BRANI menjadi Bagian V dari Badan Pertahanan B.

4. Badan Intelijen Staf Angkatan Perang (BISAP). Di awal tahun 1952, Kepala
Staf Angkatan Perang, T.B. Simatupang menurunkan lembaga Intelijen menjadi Badan
37

Informasi Staf Angkatan Perang (BISAP). Pada tahun yang sama, Wakil Presiden
Mohammad Hatta dan Menhan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menerima tawaran
Central Intelligence Agency Amerika Serikat (CIA) untuk melatih calon-calon intel
profesional Indonesia di Pulau Saipan, Filipina.

5. Badan Koordinasi Intelijen (BKI) 1959. Sepanjang tahun 1952-1958, seluruh


angkatan dan Kepolisian memiliki badan Intelijen sendiri-sendiri tanpa koordinasi
nasional yang solid. Maka 5 Desember 1958 Presiden Soekarno membentuk Badan
Koordinasi Intelijen (BKI) dan dipimpin oleh Kolonel Laut Pirngadi sebagai Kepala.

6. Badan Pusat Intelijen (BPI) 1959. Selanjutnya, 10 November 1959, BKI


menjadi Badan Pusat Intelijen (BPI) yang bermarkas di Jalan Madiun, yang dikepalai
oleh DR Soebandrio. Di era tahun 1960-an hingga akhir masa Orde Lama, pengaruh
Soebandrio pada BPI sangat kuat diikuti perang ideologi Komunis dan non-Komunis di
tubuh militer, termasuk Intelijen.

7. Satuan Tugas Intelijen (STI). Setelah gonjang-ganjing tahun 1965, Soeharto


mengepalai Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (KOPKAMTIB).
Selanjutnya di seluruh daerah (Komando Daerah Militer/Kodam) dibentuk Satuan Tugas
Intelijen (STI).

8. Komando Intelijen Negara (KIN). Pada tanggal 22 Agustus 1966, Soeharto


mendirikan Komando Intelijen Negara (KIN) yang dipimpin oleh Brigjen Yoga Sugomo
sebagai Kepala. Kepala Komando Intelijen Negara (KIN) bertanggung jawab langsung
kepada Soeharto. Sebagai lembaga Intelijen strategis, maka BPI dilebur ke dalam KIN
yang juga memiliki Operasi Khusus (Opsu) di bawah Letkol Ali Moertopo dengan asisten
Leonardus Benyamin (Benny) Moerdani dan Aloysius Sugiyanto.

9. Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN) 1967. Kurang dari setahun, 22


Mei 1967 Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) untuk mendesain KIN
menjadi Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN). Mayjen Soedirgo menjadi Kepala
BAKIN pertama. Pada masa Mayjen Sutopo Juwono, BAKIN memiliki Deputi II di bawah
38

Kolonel Nicklany Soedardjo, perwira Polisi Militer (POM) lulusan Fort Gordon, AS.
Sebenarnya di awal 1965 Nicklany sudah membentuk unit intel PM, yaitu Detasemen
Pelaksana Intelijen (Den Pintel) POM. Secara resmi, DenPintel POM menjadi Satuan
Khusus Intelijen (Satsus Intel), lalu tahun 1976 menjadi Satuan Pelaksana (Satlak)
BAKIN dan di era 1980-an kelak menjadi Unit Pelaksana (UP) 01. Mulai tahun 1970
terjadi reorganisasi BAKIN dengan tambahan Deputi III pos Opsus di bawah Brigjen Ali
Moertopo. Sebagai inner circle Soeharto, Opsus dipandang paling prestisius di BAKIN,
mulai dari urusan domestik Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Irian Barat dan
kelahiran mesin politik Golongan Karya (Golkar) sampai masalah Indocina. Tahun
1983, sebagai Wakil Kepala BAKIN, L.B. Moerdani memperluas kegiatan Intelijen
menjadi Badan Intelijen Strategis (BAIS). Selanjutnya BAKIN tinggal menjadi sebuah
direktorat kontra-subversi dari Orde Baru. Setelah mencopot L.B. Moerdani sebagai
Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam), tahun 1993 Soeharto mengurangi
mandat BAIS dan mengganti namanya menjadi Badan Intelijen ABRI (BIA).

10. Badan Intelijen Negara (BIN) Tahun 2002. Tahun 2000 Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) mengubah BAKIN menjadi Badan Intelijen Negara (BIN) sampai
sekarang.

BAB II
INTELIJEN TNI AU

1. Pengantar. Intelijen berusia sama dengan usia mulai lahirnya manusia ke bumi,
karena intelijen terwujud secara bersama sama dengan adanya kebutuhan manusia ,
jadi intelijen diperlukan karena adanya kebutuhan manusia untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Kebutuhan akan intelijen ini dapat dijelaskan sebagai berikut

a. Intelijen diperlukan Untuk Menghadapi Ancaman. Manusia selalu


melakukan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, demikian juga
dengan kelompok-kelompok manusia yang disebut keluarga, masyarakat, suku
bangsa (upaya suatu bangsa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di kenal
sebagai kepentingan nasional bangsa tersebut). Kepentingan-kepentingan dalam
39

upaya memenuhi kebutuhan hidup ini akan saling berbenturan setiap saat, dan
dalam benturan-benturan kepentingan ini akan terjadi : menguntungkan salah
satu pihak, merugikan salah salah satu pihak atau tidak berdampak. Bagi
pihak yang dirugikan maka benturan ini akan menjadi ancaman bagi
kelangsungan hidupnya. Untuk mencegah kerugian tersebut maka pihak terkait
harus dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, kemungkinan cara bertindak dan
dari pihak yang akan merugikan dan untuk ini diperlukan Intelijen.

b. Intelijen Diperlukan Untuk Memenuhi Keinginan/ Kebutuhan. Di atas


telah dijelaskan bahwa setiap manusia atau kelompok manusia selalu ingin
memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan untuk mencapai dan memenuhi
kebutuhan manusia ini akan terwujud apabila sesuai dengan yang diinginkan atau
yang dibutuhkan. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk
memperlancar dan mempercepat pencapaian keinginan dalam memenuhi
kebutuhan tersebut. Intelijen diperlukan untuk memwujudkan percepatan dan
kelancaran dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan ini.

2. Sistem Pertahanan Negara adalah salah satu fungsi dalam pemerintah di bidang
upaya pertahanan negara yang dilaksanakan secara terpadu, terarah dan nasional oleh
segenap potensi bangsa dengan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen
utamanya, dengan tujuan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta
menjamin keselamatan bangsa. Tugas pokok TNI seperti yang tertulis dalam UU RI No.
34 tahun 2004 yang meliputi tugas pokok untuk melaksanakan Operasi Militer Perang
(OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah untuk mencapai tujuan seperti
tersebut diatas.

3. Agar TNI berhasil melaksanakan tugas pokoknya maka TNI harus mampu untuk
menghadapi dan menanggulangi segala ancaman terhadap Negara dan bangsa baik
yang datang dari dalam maupun luar negeri, dan untuk itu maka TNI harus mempunyai
kemampuan dini untuk mengetahui tentang bentuk dan arah datangnya ancaman
tersebut. Kemampuan TNI secara dini tentang bentuk dan arah datangnya ancaman
terhadap negara dan bangsa itu dihasilkan oleh penyelenggaraan Intelijen Pertahanan
40

Negara ( Intelijen Haneg) yang terdiri dari Intelijen Militer yang diselenggarakan oleh
komponen-komponen Haneg lainnya.

4. Landasan penyelenggaraan Intelijen Haneg. Dalam pelaksanaannya intelijen


Haneg memerlukan suatu Landasan sebagai pedoman pelaksanaannya yang terdiri dari

a. Landasan Idiil. Bahwa penyelenggaraan Intelijen Haneg harus sesuai


dan tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan Dasar Negara yang
menjadi falsafah atau pedoman hidup bangsa. Oleh sebab itu maka landasan
idiil penyelenggaraan Intelijen Haneg adalah dasar Negara Pancasila.

b. Landasan Konstitusional. Bahwa penyelenggaraan Intelijen Haneg


harus sesuai dan tidak boleh melanggar ketentuan hukum negara yang berlaku.
Oleh sebab itu maka landasan konstitusional penyelenggaraan Intelijen Haneg
adalah UUD-1945.

c. Landasan Kebijakan. Bahwa penyelenggaraan Intelijen Haneg harus


mendukung kebijakan Politik Strategis Nasional (Polstranas) dan Politik Strategi
Pertahanan Negara (Polstra Haneg) dengan berpedoman kepada :

1) Pedoman Umum :

a) Harus merupakan upaya untuk mempertahankan


kemerdekaan, menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI serta
menjamin keselamatan bangsa.

b) Harus merupakan upaya untuk memulihkan dan


meningkatkan keamanan nasional.

c) Harus merupakan upaya untuk mencapai tujuan dan


kepentingan nasional.
41

2) Sasaran Umum. Adalah keamanan negara dan keselamatan


bangsa yang berdasarkan Pancasila dan UUD-1945 serta segala usaha
untuk mencapai tujuan nasional.

d. Landasan Operasional. Bahwa penyelengaraan Intelijen Haneg


harus dilaksanakan berdasarkan UU No. 34 tentang TNI dan Doktrin Tentara
Nasional Indonesia.

5. Pengertian Dasar Intelijen TNI AU. Intelijen TNI AU merupakan salah satu
bagian dari Intelijen TNI (Haneg) selain intelijen TNI AD dan Intelijen TNI yang
dilaksanakan oleh TNI AU, merupakan segala UPKT untuk mendapatkan keterangan
tentang kekuatan, kemampuan, teknologi, kerawanan, kelemahan maupun tujuan yang
terkandung degan pendukungnya dalam rangka operasa udara maupun demi
kepentingan Hankam/TNI. Karena bagian dari Intelijen TNI maka sebagai konsekwensi
logis mempunyai hubungan dengan Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS TNI) maupun
Badan Intel Negara (BIN). Pengertian dasar Intelijen TNI AU adalah sebagai berikut :

a. Intelijen TNI AU Sebagai Pengetahuan. Pengertian Intelijen TNI AU


sebagai pengetahuan adalah kumpulan bahan keterangan (informasi) yang telah
diolah, dianalisis dan ditafsirkan menjadi suatu produk intelijen yang bermakna
pengetahuan , guna disampaikan kepada pemimpin TNI AU agar dapat dijadikan
sebagai dasar atau pedoman dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan
penyusunan rencana serta perumusan kebijakan. Berdasarkan makna dan
kegunaannya, terdiri dari :

1) Berdasarkan Maknanya :

a) Intelijen TNI AU Taktis. Intelijen TNI AU Taktis adalah


pengetahuan untuk mendukung penentuan langkah-langkah
berdampak taktis, berdasarkan komponen taktis yang berkaitan
dengan kepentingan TNI AU.
42

b) Intelijen TNI AU Strategis. Intelijen TNI AU Strategis


adalah pengetahuan untuk mendukung penentuan langkah langkah
bersifat strategis, berdasarkan komponen strategis, yang diproses
menjadi produk intelijen memuat K-3N (Kekuatan, Kemampuan,
Kerawanan atau Kelemahan dan Niat) dari lawan/bakal lawan
terutama yang berkaitan dengan kekuatan udaranya untuk
kepentingan pencapaian tujuan nasional, diplomasi dan perang.

2) Berdasarkan Kegunaannya :

a) Intelijen TNI AU Dasar. Intelijen TNI AU Dasar adalah


pengetahuan yang bersifat relatif statis, luas dan umum serta yang
digunakan sebagai dasar penafsiran untuk menyimpulkan arti dari
gejala-gejala baru sebagai dampak dan terjadinya perubahan dan
perkembangan situasi yang berkaitan dengan kepentingan TNI AU.

b) Intelijen TNI AU Aktual. Intelijen TNI AU Aktual adalah


pengetahuan tentang perkembangan suatu masalah yang sedang
dalam proses dan berhubungan dengan Intelijen TNI AU Dasar,
yang berkaitan dengan kepentingan TNI AU.

c) Intelijen TNI AU Ramalan. Intelijen TNI AU Ramalan


adalah pengetahuan yang akan datang dan merupakan hasil
analisis dari Intelijen TNI AU Aktual dengan Intelijen TNI AU Dasar,
yang dapat dijadikan suatu perkiraan dengan kredibilitas tinggi.

b. Intelijen TNI AU Sebagai Organisasi. Pengertian Intelijen TNI AU


sebagai organisasi adalah badan atau alat untuk menggerakkan Intelijen TNI AU
yang sesuai dengan fungsi-fungsinya.

c. Intelijen TNI AU Sebagai Kegiatan. Pengertian Intelijen TNI AU sebagai


kegiatan adalah segala UPKT Intelijen yang dilaksanakan dengan taktik dan
43

teknik intelijen baik dilakukan secara terbuka maupun tertutup, yag berdampak
taktis maupun bersifat strategis untuk mendukung tugas TNI AU. Berdasarkan
penerapan dan fungsinya, terdiri dari :

1) Berdasarkan Penerapannya :

a) Kegiatan Intelijen. Kegiatan Intelijen adalah bentuk


penyelenggaraan Intelijen TNI AU yang dilaksanakan secara
terbuka maupun tertutup dan terus menerus serta berlanjut
berdasarkan kepada suatu tata cara kerja yang tetap, terhadap
sasaran penyelidikan dan pengamanan.

b) Operasi Intelijen. Operasi Intelijen adalah bentuk


penyelenggaraan Intelijen TNI AU yang dilaksanakan secara
tertutup berdasarkan suatu rencana operasi untuk menyelesaikan
tugas terhadap sasaran tertentu baik sasaran penyelidikan,
pengamanan maupun penggalangan dalam ruang serta waktu yang
tertentu.

2) Berdasarkan Fungsinya :

a) Fungsi Penyelidikan. Fungsi Penyelidikan merupakan


segala UPKT intelijen yang dilakukan secara terbuka maupun
tertutup untuk mencari dan mengumpulkan bahan keterangan
(informasi) yang dibutuhkan guna kepentingan TNI AU baik yang
berdampak taktis maupun bersifat strategis.

b) Fungsi Pengamanan. Fungsi Pengamanan merupakan


segala UPKT intelijen yang dilakukan secara terbuka maupun
tertutup untuk mengamankan personel, materiil, kegiatan dan
informasi/dokumen TNI AU. Penyelenggaraannya diwujudkan
dalam bentuk :
44

(1) Internal Security. Internal Security merupakan


kegiatan intelijen guna menciptakan dan memelihara kondisi
yang aman, sehingga tidak ada peluang bagi lawan/bakal
lawan untuk melakukan spionase, sabotase dan subversi
serta untuk memperkecil kerugian akibat kerawanan yang
ditimbulkan oleh pihak sendiri, bencana alam maupun
gangguan binatang luas.

(2) Kontra Intelijen. Kontra Intelijen merupakan operasi


intelijen untuk menumpas dan menghancurkan kegiatan
maupun operasi intelijen lawan/bakal lawan.

c) Fungsi Penggalangan. Fungsi Penggalangan merupakan


segala UPKT intelijen di suatu wilayah yang dilakukan secara
tertutup berdasarkan suatu rencana operasi, untuk merubah dan
menciptakan suatu kondisi yang dikehendaki dan menguntungkan
TNI AU guna kepentingan strategis.

6. Peranan Intelijen TNI AU. Peranan Intelijen TNI AU adalah sebagai berikut :

a. Komando dan Kendali. Peranan Intelijen TNI AU dalam Kodal adalah


untuk menyampaikan informasi, data dan produk intelijen kepada pemimpin TNI
AU guna membantu dalam pengendalian setiap kegiatan maupun operasi TNI
AU.

b. Penyusunan Kekuatan. Peranan Intelijen TNI AU dalam penyusunan


kekuatan adalah untuk menyampaikan informasi, data dan produk intelijen
kepada pemimpin guna merumuskan dan menyusun kekuatan termasuk
penyampaian perkiraan ancaman yang dituangkan dalam bentuk perkiraan
kontinjensi, sebagai dasar dalam penyusunan kekuatan udara.
45

c. Penggunaan Kekuatan. Peranan Intelijen TNI AU dalam penggunaan


kekuatan adalah untuk memberikan atau menyajikan data intelijen kepada
pemimpin tentang susunan bertempur musuh, sasaran dan kondisi medan yang
dihadapi guna dijadikan dasar bagi rencana penggunaan kekuatan udara.

d. Evaluasi Kekuatan. Peranan Intelijen TNI AU dalam evaluasi kekuatan


adalah untuk memberikan data hasil operasi yang telah dilaksanakan kepada
pemimpin, meliputi keberhasilan maupun kegagalan operasi, kerugian pihak
lawan dan pihak sendiri, dan perkiraan terhadap system pertahanan baru yang
dikembangkan oleh lawan, yang diperlukan sebagai bahan evaluasi untuk
merumuskan bentuk dan strategi operasi-operasi udara berikutnya.

e. Pembangunan Nasional. Peranan Intelijen TNI AU dalam


pembangunan nasional adalah untuk memberikan data dan produk intelijen yang
dapat digunakan dalam mendukung pemberdayaan wilayah pertahanan guna
kepentingan pembangunan nasional termasuk kepentingan pengembangan
kekuatan.

6. Tugas Intelijen TNI AU. Tugas Intelijen TNI AU adalah sebagai berikut :

a. Mencari dan mengumpulkan bahan keterangan (informasi) aspek strategis


guna dijadikan Intelijen Strategis yang memuat K3N lawan atau bakal lawan
terutama kekuatan udaranya guna mendukung tugas TNI AU dalam upaya
pertahanan negara.

b. Mencari dan mengumpulkan bahan keterangan (informasi) aspek taktis


untuk dijadikan Intelijen Taktis guna mendukung tugas TNI AU dalam OMP
maupun OMSP.

c. Mengantisipasi dan mencegah timbulnya potensi ancaman terhadap tubuh


TNI AU serta mendukung penumpasan dan penghancuran ancaman terhadap
Negara dan bangsa di wilayah TNI AU.
46

d. Menciptakan dan memelihara kondisi yang aman bagi personel, materiil,


kegiatan dan informasi/dokumen TNI AU dan menumpas serta menghancurkan
kegiatan maupun operasi intelijen lawan/bakal lawan di lingkungan TNI AU.

e. Menciptakan kondisi yang menguntungkan dan dikehendaki oleh TNI AU


untuk kepentingan strategis di daerah penyanggah.

f. Melaksanakan kegiatan Intelijen Udara untuk mengamankan wilayah udara


nasional dan wilayah perbatasan serta mendukung pemberdayaan wilayah
pertahanan khususnya yang berkaitan dengan potensi kedirgantaraan guna
kepentingan pembangunan dan pengembangan kekuatan.

g. Melaksanakan pengamanan berita, informasi maupun data yang


berklasifikasi rahasia atau sangat rahasia yang dikirim atau diterima melalui
sarana atau jaringan komunikasi elektronika serta menciptakan jaring komunikasi
persandian yang aman di jajaran TNI AU.

h. Menyelenggarakan pembinaan fungsi Intelijen TNI AU yang mencakup


pembinaan kekuatan dan kemampuan untuk mewujudkan Intelijen TNI AU yang
professional dan siap guna mendukung pencapaian keberhasilan tugas TNI AU.

7. Prinsip Intelijen TNI AU. Prinsip Intelijen TNI AU adalah sebagai berikut :

a. Kodal Terpusat. Penyelenggaraan Intelijen TNI AU harus mempunyai


Kodal secara terpusat, karena harus dapat dikendalikan dari tingkat terendah
sampai tingkat tertinggi sesuai dengan struktur Kodal TNI.

b. Tepat Waktu dan Tepak Guna. Penyelenggaraan Intelijen TNI AU harus


menghasilkan produk intelijen yang berguna dan dapat disampaikan kepada
pengguna secara tepat waktu.
47

c. Keamanan dan Kerahasiaan. Penyelenggaraan Intelijen TNI AU harus


dijamin keamanan dan kerahasiaan agar tidak diketahui oleh lawan/bakal lawan,
sehingga dapat menghindari kerugian baik personel maupun materiil dan
jatuhnya informasi atau dokumen ke pihak lawan/bakal lawan.

d. Daya Imajinasi. Setiap pelaksanaan dalam penyelenggaraan Intelijen


TNI AU harus mempunyai daya imajinasi agar dapat melakukan improvisasi
dalam melaksanakan tugasnya, sehingga dengan cepat dapat menyesuaikan diri
terhadap setiap keadaan sebagai akibat terjadinya perubahan dan perkembangan
situasi.

e. Luwes. Setiap pelaksana dalam penyelenggaraan Intelijen TNI AU harus


luwes (fleksible) dalam menyikapi prosedur-prosedur penyelenggaraan intelijen
yang sudah baku, karena alasan dan pertimbangan-pertimbangan sebagai akibat
dari terjadinya perubahan dan perkembangan situasi di lapangan, kadang-kadang
harus dijadikan sebagai dasar pelaksanaan tugas.

f. Efisiensi dan Efektivitas. Setiap pelaksanaan dalam penyelenggaraan


Intelijen TNI AU harus menggunakan prinsip efisiensi dan efektif dalam
menangani banyaknya permasalahan yang harus dihadapi, sehingga dapat
menentukan kepentingan yang harus diutamakan dalam pelaksanaan tugas.

8. Asas Intelijen TNI AU. Asas Intelijen TNI AU adalah :

a. Memegang Teguh Tujuan. Penyelenggaraan Intelijen TNI AU harus


selalu diarahkan kepada pencapaian tujuan sebagaimana yang telah ditentukan
dalam tahap perencanaan dan pengarahan.

b. Kerja Sama. Penyelenggaraan Intelijen TNI AU khususnya dalam


operasi gabungan menuntut kerja sama antara unsur-unsur intelijen agar dapat
mencegah dan menghindari terjadinya duplikasi kegiatan sehingga pengumpulan
bahan keterangan yang dibutuhkan dapat berjalan secara efisien dan efektif.
48

c. Penggabungan. Penyelenggaraan Intelijen TNI AU khususnya dalam


pengumpulan bahan keterangan (informasi) yang dibutuhkan harus diupayakan
dan di dapat dari berbagai sumber, sehingga dapat menghasilkan suatu
gabungan informasi yang mendekati kebenaran.

d. Cepat Tanggap. Setiap pelaksana dan unsur-unsur intelijen di lapangan


dalam penyelenggaraan Intelijen TNI AU harus cepat tanggap dalam melihat
perubahan dan perkembangan situasi untuk mencegah terjadinya pendadakan
dari pihak lawan.

9. Bentuk Intelijen TNI AU. Bentuk Intelijen TNI AU terdiri dari :

a. Bentuk Umum. Bentuk Umum Intelijen TNI AU adalah bentuk


berdasarkan tujuan dan sasaran penyelenggaraan, serta merupakan kemampuan
dari Intelijen TNI AU yang terdiri dari :

1) Intelijen Udara. Intelijen Udara adalah penyelenggaraan Intelijen


TNI AU yang menggunakan sarana dan wahana udara di wilayah
pertahanan baik untuk kepentingan perang, bukan perang maupun untuk
kepentingan nasional dalam pembangunan serta pengembangan
kekuatan.

2) Pengamanan Tubuh TNI AU. Pengamanan Tubuh TNI AU


adalah penyelenggaraan intelijen di wilayah TNI AU untuk kepentingan
mengamankan tubuh TNI AU.

3) Persandian TNI AU. Persandian TNI AU adalah penyelenggaraan


pengamanan berita yang meliputi pengiriman dan penerimaan berita yang
berklasifikasi rahasia/sangat rahasia melalui sarana komunikasi kripto,
secara cepat, tepat dan aman.
49

b. Bentuk Khusus. Bentuk Khusus Intelijen TNI AU adalah bentuk


berdasarkan pelaksana dan cara penyelenggaraannya, terdiri dari :

1) Human Intelligence. Human Intelligence adalah


penyelenggaraan Intelijen TNI AU yang menggunakan dan memanfaatkan
kemampuan personel intelijen beserta perlengkapannya untuk dapat
memahami, mengerti, dan mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman.
Human Intelligence merupakan salah satu sarana/alat yang paling efektif
dan efisien untuk mengumpulkan bahan keterangan (informasi) dalam
penyelenggaraan Intelijen TNI AU.

2) Signal Intelligence. Signal Intelligence adalah penyelenggaraan


Intelijen TNI AU yang mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan,
penganalisaan, dan pemanfaatan bahan keterangan (informasi) melalui
teknis dan operasional dari system komunikasi elektronika milik negara
yang berada di wilayah pertahanan yang potensial dan strategis bagi
upaya pertahanan Negara. Signal Intelligence juga merupakan
bagian dari sistem perang elektronika TNI AU.

3) Imagery Intelligence. Imagery Intelligence atau Intelijen Citra


adalah penyelenggaraan Intelijen TNI AU khususnya Intelijen Udara untuk
mendapatkan bentuk foto atau non foto yang diperoleh dari hasil
pengamatan maupun pengintaian udara. Intelijen Citra merupakan
penyajian bentuk sasaran paling akurat, terinci, dan jelas sebagai hasil
pengolahan dari suatu hasil interpretasi citra.

BAB III
POKOK-POKOK INTELIJEN UDARA

1. Pengantar. Penyelenggaraan Intelijen Udara digunakan sebagai cara dan alat


deteksi/pengindraan dini untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya ancaman serta
untuk mendukung penghancuran dan penanggulangan ancaman nyata yang datang dari
50

dan melalui udara. Sebagai salah satu bentuk dari penyelenggaraan Intelijen TNI AU
maka Intelijen Udara mempunyai tujuan, sasaran, sifat, kegiatan, kegunaan, tugas dan
fungsi udara yang berdasarkan pokok-pokok Intelijen TNI AU.

2. Tujuan dan Sasaran. Penyelenggaraan Intelijen Udara memiliki tujuan dan


sasaran sebagai berikut :

a. Tujuan. Intelijen Udara bertujuan menyediakan data Intelijen tentang


musuh secara tepat, cepat dan lengkap untuk mendukung operasi yang
dilaksanakan oleh TNI AU baik secara mandiri maupun operasi yang
dilaksanakan oleh TNI dalam bentuk gabungan, agar operasi berhasil dengan
lancar dan aman.

b. Sasaran. Sasaran Intelijen Udara adalah bahan keterangan tentang


musuh atau bakal musuh yang meliputi :

1) Sista udara termasuk pesawat terbang, personel dan fasilitas atau


instalasi dari alusista dan non alusista musuh yang berada di darat maupun
di laut dengan segala fasilitasnya.

2) Pesawat terbang, personel dan fasilitas atau instansi dari kekuatan


udara non militer.

3) Industri penerbangan dan industri strategis yang mampu


memproduksi peralatan atau perlengkapan maupun dukungan perangkat
lunak yang mendukung system pertahanannya.

4) Fasilitas dan dukungan logistik termasuk bahan bakar dan pelumas,


depot pemeliharaan dan penyimpanan serta system pengangkutan.

5) Sistem Komando, Kendali, Komunikasi, Komputerisasi dan Intelijen


(K41) ysng berperan dalam mengendalikan jalannya perang.
51

6) Objek vital dan objek strategis lainnya.

7) Ilmu pengetahuan, teknologi dan doktrin yang digunakan berikut


riset yang sedang dikembangkan.

3. Sifat, Kegiatan, dan kegunaan Intelijen Udara

a. Sifat. Dalam penylenggaraanya, kegiatan maupun operasi intelijen


dapat dilakukan sebelum, selama, dan atau sesudah operasi udara dilaksanakan,
baik dalam bentuk mandiri ataupun gabungan, dengan sifat tertutup/terbuka,
sebagai berikut :

1) Pada masa perang maupun damai.

2) Tidak terikat pada pembatasan ruang gerak.

3) Didukung informasi secara terus menerus melalui jaringan intelijen


yang dijamin kerahasiaannya.

4) Terkait dengan perkembangan tehnologi baik peralatan maupun


sistemnya.

b. Kegiatan. Secara garis besar kegiatan intelijen udara mengacu pada


siklus intelijen yaitu kegiatan pengarahan atau perencanaan, pengumpulan,
pengolahan, dan penyampaian yang penjabarannya menonjolkan aspek matra
udara, yaitu :

1) Memberikan pengarahan kepada badan-badan pengumpul tentang


bahan keterangan yang harus dikumpulkan, penunjukan badan
pengumpul dan tata cara pengumpulannya.
52

2) Mengumpulkan bahan keterangan yang menyangkut aspek


kedirgantaraan melalui berbagai macam cara dan oleh badan atau
sarana melalui antara lain pengamatan udara, pengintaian uadar, survey
udara, pemotretan udara dan lain-lain.

3) Mengolah bahan keterangan yang sudah terkumpul melalui proses


pencatatan, penilaian, penganalisisan, dan penafsiran.

4) Menyampaikan keterangan intelijen yang sudah diolah kepada


pengguna (user) atau yang berwenang dengan memperhatikan faktor-
faktor kecepatan, keamanan, cara dan sarana penyampaian serta
metode penyampaian.

c. Kegunaan. Pada dasarnya kegunaan intelijen udara adalah untuk


mendapatkan keterangan intelijen yang muntakhir tentang musuh dan bakal
musuh agar dapat disampaikan kepada pimpinan/user untuk dapat :

1) Mencegah atau menghindari pendadakan strategis, taktis, dan


ataupun teknologis.

2) Membantu perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan atau operasi


udara.

3) menyarankan kesiapan operasi tempur udara berdasarkan bentuk


dan pola ancaman.

4. Tugas dan Fungsi Intelijen Udara. Pada hakekatnya intelijen udara


merupakan bagian integral dari intelijen TNI AU, oleh karena itu asas, peran dan prinsip
inteljen udara tidak terlepas dari asas, peran dan fungsi intelijen TNI AU. Adapun tugas
dan fungsi intelijen udara dalam pelaksanaannya tetap berpedoman pada tugas dan
fungsi intelijen TNI AU, sebagai berikut :
53

a. Tugas Intelijen Udara. Tugas intelijen udara adalah :

1) Mencari dan mengumpulkan bahan keterangan (informasi) dan data


intelijen termasuk foto udara dan interpretasi citra serta gelombang
elektromagnetik lawan/bakal lawan untuk dijadikan produk intelijen udara
guna kepentingan pelaksanaan tugas TNI AU.

2) Menyelidiki dan mencegah timbulnya potensi ancaman yang datang


dari dan melalui udara di wilayah NKRI.

3) Melaksanakan operasi intelijen udara di wilayah pertahanan, di


daerah rawan ancaman dalam negeri dan di daerah yang dikuasai
musuh untuk mendukung tugas TNI AU dalam OMP dan OMSP.

4) Menciptakan dan memelihara kondisi yang aman di wilayah udara


nasional untuk mengamankan Negara dan bangsa.

5) Menciptakan kondisi yang dikehendaki dan menguntungkan di


wilayah udara nasional guna kepentingan nasional strategis dalam rangka
memperdayakan wilayah pertahanan.

6) Menumpas dan menghancurkan operasi intelijen udara lawan/bakal


lawan di wilayah pertahanan.

7) Mendukung operasi penanggulangan aksi bajak udara.

8) Mendukung pengamanan VVIP dalam penerbangan VVIP.

9) Mendukung pengamanan obyek vital nasional strategis yang


berkaitan dengan potensi kedirgantaraan.
54

b. Fungsi Intelijen Udara. Intelijen udara sebagai salah satu bentuk


penyelengaraan Intelijen TNI AU sama seperti intelijen lainnya yaitu
melaksanakan fungsi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.
Ketiga fungsi tersebut diselenggarakan dalam rangka melaksanakan segala
usaha terbuka maupun tertutup untuk mendapatkan bahan keterangan atau data
tentang lawan atau bakan lawan yang digunakan untuk kepentingan :

1) Perhitungan ancaman. Data atau informasi intelijen hasil


penyelenggara intelijen udara yang telah diolah menjadi produk intelijen
khususnya yang terkait dengan perkembangan situasi wilayah/daerah
dan data-data kekuatan lawan secara umum digunakan untuk
memperhitungkan kemungkinan ancaman yang akan dihadapi meliputi :

a) Peringatan. Produk intelijen udara yang berisi tentang


ancaman nyata dan ancaman potensial dapat digunakan
sebagai bahan masukan yang berfungsi untuk memberi
peringatan/atensi kepada pimpinan adanya ancaman. Agar fungsi
peringatan dapat berjalan dengan baik dan efektif maka
penyampaian produk intelijen udara kepada pimpinan adanya
ancaman. Agar fungsi peringatan dapat berjalan dengan baik dan
efektif maka penyampaian produk intelijen udara kepada pimpinan
harus tepat waktu dan tepat guna sehingga bermanfaat untuk
mengambil keputusan dan tindakan.

b) Perkiraan Ancaman. Produk intelijen udara yang memuat


data-data tentang kekuatan dan kemampuan, kelemahan dan
kerawanan, dan cara bertindak lawan berfungsi sebagai bahan
masukan kepada pimpinan dalam perencanaan pembinaan dan
penggunaan kekuatan udara pada masa damai maupun perang.

c) Perkembangan Keadaan. Produk intelijen udara yang


menyajikan data-data tentang perkembangan situasi terakhir lawan
55

sebagai bahan masukan kepada pimpinan dalam penyusunan


perencanaan penggunaan kekuatan. Dengan adanya data
perubahan situasi terakhir dapat digunakan untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian rencana strategi, taktik dan teknik
operasi.

d) Analisis Pertahanan dan Penerobosan. Produk intelijen


udara yang menyajikan hasil analisis terhadap pertahanan lawan
dan jalan menuju sasaran berfungsi sebagai bahan masukan
kepada pimpinan dalam penetuan cara bertindak (menyerang dan
bertahan) dalam melaksanakan operasi udara. Dengan mengetahui
data-data pertahanan lawan dapat memperkecil resiko bagi pihak
sendiri.

2) Perhitungan Sasaran. Data atau informasi intelijen hasil


penyelenggaraan intelijen udara yang telah diolah menjadi produk intelijen
khususnya yang terkait dengan perkembangan situasi sasaran baik
wilayah/daerah dan data-data kekuatan lawan di daerah operasi digunakan
untuk memperhitungkan kemungkinan ancaman yang akan dihadapi
meliputi :

a) Analisis Perkembangan Sasaran. Produk intelijen udara


hasil evaluasi perkembangan situasi terakhir daerah sasaran
meliputi identifikasi, analisis, prioritas dan pemilihan sasaran sangat
menentukan efektifitas penghancuran sasaran sehingga
diharapkan dapat mempercepat tercapainya penyelesaian tugas
operasi.

b) Analisis Kerawanan Sasaran dan Persenjataan. Produk


intelijen udara yang menganalisis kerawanan dari suatu sasaran
dengan system persenjataannya merupakan langkah yang sangat
penting dalam penggunaan kekuatan. Analisis tentang kerawanan
56

sasaran dan persenjataan yang kurang akurat akan menyebabkan


kurang efektifnya hasil operasi dan dapat menimbulkan kerugian
terhadap system persenjataan kita.

c) Pengumpulan Bahan Keterangan Sasaran.


Penyelenggaraan intelijen udara dalam mencari dan mengumpulkan
bahan keterangan (informasi) tentang sasaran, sangat diperlukan
untuk mendukung penentuan system senjata yang akan digunakan,
dan merupakan langkah penting dalam penggunaan kekekuatan.
Bahan-bahan keterangan yang dimaksud meliputi peta, hasil foto
udara, radar prediction, citra satelit dan sebagainya yang diproduksi
secara tepat waktu, sehingga dapat memberi gambaran yang
akurat, terperinci, dan jelas.

d) Perencanaan Tugas. Produk intelijen udara yang


menyajikan data-data tentang sasaran secara lengkap dab akurat
akan sangat diperlukan untuk merencanakan tugas oleh satuan-
satuan pelaksana operasional. Semakin lengkap dan akurat data
yang disajikan akan semakin tepat perencanaan yang disusun dan
keberhasilan pelaksanaan tugas akan semakin optimal.

3) Fungsi Evaluasi Pertempuran. Fungsi evaluasi pertempuran


dapat diwujudkan dalam bentuk penyelenggaraan intelijen udara untuk
melakukan evaluasi dan mengetahui akibat dari suatu operasi udara yang
telah dilaksanakan khususnya terhadap kekuatan dan kemampuan musuh.
Hasil evaluasi dapat berupa revisi perkiraan, laporan perhitungan
kekuatan, penentuan sasaran baru, revisi terhadap perhitungan kerusakan
dan penetapan tujuan yang sudah direvisi dan sebagainya. Tujuan evaluasi
pertempuran adalah untuk melengkapi pemimpin dan kesatuan operasional
dengan suatu hasil evaluasi yang obyektif, akurat terperinci dan jelas agar
mencapai tujuan operasi yang sedang dilaksanakan.
57

BAB IV
BENTUK INTELIJEN UDARA

1. Pengantar. Penyelenggaraan kegiatan dan operasi intelijen udara, dlaksanakan


diwilayah yuridiksi nasional, daerah rawan ancaman baik diatas permukaan darat
maupun laut, termasuk daerah perbatasan, pulau terdepan, dan daerah/wilayah yang
dikuasai musuh. Mengingat luasnya lingkup kegiatan yang dihadapi, maka
penyelenggaraan fungsi intelijen udara dilaksanakan melalui beberapa bentuk kegiatan
dan operasi intelijen udara.

2. Bentuk Kegiatan dan Operasi Intelijen Udara. Kegiatan dan operasi


intelijen udara pada hakekatnya bertujuan untuk mendapatkan data intelijen yang
berkaitan dengan cuaca, medan dan musuh guna mendukung pencapaian keberhasilan
dalam memenangkan pertempuran khususnya dibidang perhitungan ancaman,
perhitungan sasaran, dan evaluasi pertempuran. Adapun bentuk intelijen udara
sebagai berikut :

a. Intelijen sasaran. Intelijen sasaran diwujudkan dalam bentuk melakukan


segala usaha pekerjaan kegiatan dan tindakan (UPKT) intelijen yng
menggunakan sarana dan wahana udara di daerah yang dikuasai lawan untuk
mencari adan mengumpulkan bahan keterangan mengenai kondisi dan
perkembangan sasaran yang dibutuhkan, dengan tujuan, sasaran, dan
penerapan sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen sasaran bertujuan untuk


menyiapkan dan menyediakan produk intelijen udara tentang sasaran
dalam rangka penganalisisan perkembangan sasaran, kerawanan sasaran
dan persenjataan, guna mendukung perencanaan dan pelaksanaan
operasi udara maupun operasi militer lainnya.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen sasaran adalah


objek-objek vital nasional strategis, militer dan objek-objek lain lawan yang
58

diperlukan untuk penentuan sasaran dalam operasi udara dan operasi


militer lainnya.

3) Penerapan. Penyelenggaraan intelijen sasaran diterapkan dalam


bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan intelijen TNI AU
dengan pelaksanaan sebagai berikut :

a) Menggunakan pesawat terbang khususnya yang


berkemampuan intai yang dilengkapi dengan personel intelijen
udara dan peralatan optik/ elektronik termasuk operatornya.

b) Menggunakan sumber-sumber lain yang ditentukan dan


dapat dipercaya, untuk mengetahui tentang sasaran yang
diperlukan.

b. Intelijen Hanud. Penyelenggaraan intelijen hanud diwujudkan dalam


bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang menggunakan sarana dan wahana
udara di daerah yang dikuasai lawan untuk mencari dan mengumpulkan bahan
keterangan tentang unsur-unsur hanud lawan dengan tujuan, sasaran dan
penerapan sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen hanud bertujuan untuk


menyiapkan dan menyediakan intelijen tentang hanud lawan baik hanud
aktif maupun pasif, yang meliputi posisi, system dan kemampuan
operasional serta penunjangnya, untuk bertahan terhadap suatu serangan
udara yang diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan operasi udara
dan operasi militer lainnya.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen hanud adalah


instalasi artileri hanud, rudal, radar, pangkalan udara, pesawat terbang
buru sergap, pusat kodal serta instalasi-instalasi pendukung lainnya.
59

3) Penerapan. Penyelenggaraan intelijen hanud diterapkan dalam


bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan intelijen TNI AU,
dengan pelaksanaan sebagai berikut :

a) Menggunakan pesawat terbang dengan awaknya yang


dilengkapi dengan operasi intelijen, peralatan lawan pernika lawan
dan operatornya dan pendukung lainnya.

b) Menggunakan sumber-sumber lain yang ditentukan dan


dapat dipercaya mengetahui tentang system hanud lawan yang
diperlukan.

c. Intelijen Citra. Penyelenggaraan intelijen citra diwujudkan dalam


bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang menggunakan sarana dan wahana
udara di daerah yang dikuasai lawan dengan melaksanakan pemotretan udara
untuk mendapatkan hasil interpretasi citra dengan tujuan, sasaran, dan
penerapan sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen citra bertujuan untuk


menyiapkan dan menyediakan intelijen mengenai kegiatan dan objek-objek
lawan dengan menggunakan sarana perekam citra sebagai sumber utama
bahan keterangan intelijen udara, meliputi hasil-hasil fotografi optic,
elektronik, optronika.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen citra adalah daerah


perbatasan mandala perang dan daerah belakang lawan serta posisi
pasukan, jalur pendekat, peralatan perang dan objek-objek vital pendukung
tempur pihak awan, baik di udara, di permukaan dan di bawah permukaan
bumi.

3) Penerapan. Penyelenggaraan intelijen hanud diterapkan dalam


bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan intelijen TNI AU,
60

dengan menggunakan pesawat intai, satelit, peralatan foto optic maupun


elektronik dan peralatan deteksi magnetik serta unsur pendukungnya.

d. Intelijen Teknologi. Penyelenggaraan intelijen teknologi diwujudkan


dalam bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang menggunakan sarana dan
wahana udara di Negara lawan untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Negara lawan, khususnya yang
menyangkut sista udara dengan tujuan, sasaran dan penerapan sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen teknologi bertujuan untuk


menyiapkan dan menyediakan intelijen tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi Negara lawan, khususnya yang berkaitan
dengan sista udara yang dibutuhkan bagi perencanaan operasi udara dan
operasi militer lainnya, kepentingan perencanaan strategis dan
penggunaan kekuatan serta untuk menghindari pendadakan lawan.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen teknologi adalah


pusat industri militer maupun non militer beserta pendukungnya, data-data
hasil uji coba sista baru, penemuan-penemuan baru di bidang system dan
teknologi yang berkaitan dengan sista udara yang dimiliki lawan.

3) Pelaksanaan. Penyelenggaraan intelijen teknologi diterapkan


dalam bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan intelijen
TNI AU, dengan pelaksanaan sebagai berikut :

a) Menggunakan pesawat terbang intai dengan awaknya yang


dilengkapi dengan personel intelijen, peralatan lawan pernika lawan
dan operatornya, peralatan komlek dan pendukungnya.

b) Menggunakan sumber-sumber lain yang ditentukan dan


dapat dipercaya serta memanfaatkan Badan Pengkajian Teknologi
dan Litbang Perwakilan RI di luar negeri untuk mendapatkan bahan
61

keterangan (informasi) tentang perkembangan ilpengtek Negara


lawan.

e. Human Inteligence. Merupakan segala UPKT dalam rangka


pengumpulan bahan keterangan terhadap pihak lain yang dilaksanakan oleh
personel baik militer maupun sipil, sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan human intelligence bertujuan untuk


menyajikan data intelijen tentang lawan atau bakal lawan yang dilakukan
oleh personel intelijen.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan human intelligence adalah


menyangkut segala kondisi kekuatan lawan atau bakal lawan.

3) Penerapan. Penyelenggaraan human intelligence diterapkan dalam


bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan intelijen TNI AU,
dengan menggunakan agen dan atau badan-badan pengumpul yang telah
ditentukan dan dapat dipercaya.

f. Intelijen Sinyal. Penyelenggaraan intelijen sinyal diwujudkan dalam


bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang menggunakan sarana dan wahana
udara untuk mendapatkan bahan keterangan tentang kemampuan komunikasi,
elektronika dan pernika lawan, dengan tujuan, sasaran, dan penerapan sebagai
berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen sinyal bertujuan untuk


memberikan keterangan (informasi) tentang kemampuan dan system
komunikasi maupun elektronika lawan serta penunjangnya guna mencegah
atau melawan pernika lawan yang dapat mengancam atau mengganggu
pelaksanaan operasi udara dan operasi militer lainnya dan kepentingan
penganalisisan kemampuan signal/komlek lawan dalam rangka
perencanaan strategis.
62

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen signal adalah


pusat-pusat atau stasiun-stasiun komunikasi berikut jaringan komunikasi
dan elektronika lawan serta instalsi pendukungnya.

3) Penerapan. Penyelenggaraan intelijen signal diterapkan dalam


bentuk operasi intelijen udara secara terttutup oleh satuan intelijen TNI AU,
dengan menggunakan pesawat terbang berkemampuan pernika, satuan-
satuan yang melakukan monitoring dan observasi komlek, badan-bandan
pengumpul yang ditentukan dan dapat dipercaya serta sarana lain yang
dibutuhkan.

g. Intelijen Medan. Penyelenggaraan intelijen medan diwujudkan dalam


bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang menggunakan sarana dan wahana
udara ke daerah lawan untuk mendapatkan bahan keterangan tentang medan
dan cuaca dari suatu mandala operasi dalam rangka mendukung pelaksanaan
operasi udara dan operasi militer lainnya, dengan tujuan, sasaran, dan penerapan
sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen medan bertujuan untuk


menyajikan data intelijen tentang bentuk-bentuk medan (asli maupun
buatan), cuaca, musim dari suatu mandala operasi atau tempat-tempat
penting termasuk pengaruhnya terhadap operasi udara dan operasi militer.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen medan adalah


bentuk geografis medan asli maupun buatan, jalur perhubungan, jalur
pendekat, karakteristik medan/udara dan musim di atas mandala operasi.

3) Penerapan. Penyelenggaraan intelijen medan diterapkan dalam


bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan intelijen TNI AU,
dengan menggunakan pesawat terbang intai, satelit cuaca, peralatan-
63

peralatan meteorologi, agen khusus, dan sumber-sumber lain yang


ditentukan dan dapat dipercaya.

h. Intelijen Rute. Penyelenggaraan intelijen rute diwujudkan dalam


bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang menggunakan sarana dan wahana
udara ke daerah lawan untuk mendapatkan bahan keterangan tentang
kemungkinan ancaman yang dihadapi sepanjang rute operasi udara sejak dari
pangkalan tolak menuju sasaran sampai dengan kembali dengan tujuan, sasaran,
dan penerapan sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen rute bertujuan untuk


menyiapkan dan menyediakan data intelijen mengenai ancaman sepanjang
rute penerbangan yang meliputi posisi kekuatan/kemampuan hanud lawan,
cuaca, jalan pendekat, rintangan (obstacles) dan keterangan lain tentang
rute yang dibutuhkan untuk pelaksanaan operasi udara.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen rute adalah


pesawat-pesawat patroli dan buser lawan, kedudukan arteleri hanud,
cuaca, jalan pendekat, rintangan (obstacle), stasiun komlek lawan
termasuk radar, dokumen lawan, kapal laut dan instalasi-instalasi lawan
lainnya serta karakteristik geografi dan cuaca sepanjang rute yang dapat
mengganggu keamanan penerbangan dalam pelaksanaan operasi udara.

3) Penerapan. Penyelenggaraan intelijen rute diterapkan dalam


bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan intelijen TNI AU
dengan menggunakan pesawat terbang intai, satelit cuaca, radar, balon
udara, agen khusus, dan sumber-sumber lain yang ditentukan dan dapat
dipercaya.

i. Intelijen Penghindaran. Penyelenggaraan intelijen penghindaran


diwujudkan dalam bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang menggunakan
sarana dan wahana udara ke daerah lawan untuk mendapatkan bahan
64

keterangan tentang system kontra intelijen lawan, situasi Poleksosbudmil,


geografi dan demografi, musim dan cuaca, system transportasi dan komunikasi,
dengan tujuan, sasaran dan penerapan sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen penghindaran bertujuan


untuk menyiapakan dan menyediakan intelijen tentang cara untuk
menghindar agar tidak tertangkap, meloloskan atau menyelamatkan diri
apabila tertangkap dan keluar dari daerah yang dikuasai lawan,
menghindari penjebakan, pengejaran dan penangkapan oleh pihak lawan.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen penghindaran


adalah agen khusus, pesawat intai, satuan radar serta dokumen atau
badan pengumpul bahan keterangan lainnya, dan komponen taktis
maupun strategis.

3) Pelaksanaan penyelenggaraan intelijen penghindaran dilaksanakan


dalam bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan intelijen
TNI AU dengan menggunakan pesawat terbang intai, satelit cuaca, radar,
balon udara, agen khusus, serta sumber-sumber lain yang ditentukan dan
dapat di percaya.

j. Intelijen Psikologi dan Biografi. Penyelenggaraan intelijen psikologi dan


biografi diwujudkan dalam bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang
menggunakan sarana dan wahana udara ke daerah lawan untuk mendapatkan
bahan keterangan tentang kondisi psikologi pasukan lawan dan biografi pejabat-
pejabat penting sipil dan militer serta tokoh-tokoh masyarakat pihak lawan,
dengan tujuan, sasaran dan penerapan sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen psikologi dan biografi


bertujuan untuk menyiapkan dan menyediakan intelijen tentang kondisi
psikologi lawan meliputi pengaruh ideologi/budaya/adat istiadat terhadap
semangat juangnya dan riwayat hidup pemimpin formal maupun non formal
65

serta pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan serta kewibawaan


terhadap rakyat dan pasukannya.

2) Sasaran. Sasaran penyelenggaraan intelijen psikologi dan


biografi adalah pemimpin/pejabat Negara dan militer serta tokoh-tokoh
masyarakat penduduk serta pasukan (termasuk cadangan) yang berada
di daerah operasi dan sekitarnya.

3) Penerapan. Penyelenggaraan intelijen psikologi dan biografi


diterapkan alam bentuk operasi intelijen udara secara tertutup oleh satuan
intelijen TNI AU, dengan menggunakan agen-agen khusus, dokumen dan
sumber-sumber lain yang ditentukan dan dapat dipercaya.

BAB V
PENYELENGGARAAN INTELIJEN UDARA

1. Pengantar. Penyelenggaraan intelijen udara yang diterapkan dalam bentuk


kegiatan dan operasi intelijen udara bertujuan untuk mendukung tugas TNI AU baik
dalam OMP maupun OMSP juga untuk mengamankan wilayah udara nasional dan
mendukung pemberdayaan wilayah pertahanan guna kepentingan nasional serta
pengembangan kekuatan di masa damai.

2. Siklus Penyelenggaraan Intelijen Udara. Kwgiatan penyelenggaraan


intelijen udara nakan melibatkan berbagai peralatan dan cara-cara visual dengan
pentahapan yang sesuai dengan siklus intelijen atau Roda Perputaran Intelijen
(intelligence cyrcle). Siklus penyelenggaraan intelijen udara dilaksanakan melalui proses
sebagai berikut :

a. Proses Perencanaan. Proses perencanaan merupakan tahap pertama


dalam penyelenggaraan intelijen udara. Dalam tahap ini pimpinan intelijen akan
memberikan pengarahan kepada para badan pengumpul keterangan (bapulket)
tentang bahan keterangan (informasi) yang dibutuhkan sesuai dengan yang
66

dituangkan dalam bentuk perintah atau permintaan. Pimpinan intelijen juga akan
memberikan unsur-unsur utama keterangan (UUK) sebagai faktor yang harus
diperhitungkan dalam mempertimbangkan tindakan untuk mencapai sasaran dan
tujuan.

b. Proses Pengumpulan. Proses pengumpulan adalah tahap kedua yang


diwujudkan dalam bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang terencana,
terarah, dan terpadu melalui sarana dan wahana udara untuk mencari dan
mengumpulkan bahan keterangan (informasi) yang dibutuhkan.

c. Proses Pengolahan. Proses pengolahan adalah tahap ketiga yang


diwujudkan dalam bentuk pengolahan kumpulan bahan keterangan (informasi)
intelijen melalui proses pencatatan, penilaian, penganalisisan dan penafsiran
untuk menjadi produk intelijen.

d. Proses Penyampaian. Proses penyampaian adalah tahap terakhir


dalam penyelenggaraan intelijen udara. Pada tahap ini dilaksanakan proses
untuk menyampaikan produk intelijen yang telah dihasilkan kepada pengguna
secara tepat waktu.

3. Penyelenggaraan Fungsi Intelijen Udara. Penyelenggaraan fungsi intelijen


udara meliputi :

a. Penyelenggaraan Intelijen Penyelidikan. Penyelenggaraan intelijen


penyelidikan diwujudkan dalam bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang
menggunakan sarana dan wahana udara baik dilakukan secara terbuka maupun
tertutup di wilayah pertahanan, di daerah rawan ancaman dalam negeri atau di
daerah musuh untuk mencari dan mengumpulkan bahan keterangan
(informasi) guna kepentingan taktis maupun strategis dengan tujuan,
sasaran, sifat dan penerapan sebagai berikut :

1) Tujuan. Tujuan penyelenggaraan intelijen udara adalah :


67

a) Mendapatkan data komponen strategis tentang lawan/bakal


lawan khususnya tentang kekuatan udara yang berpotensi
mengancam negara dan bangsa.

b) Mendapatkan data komponen taktis tentang lawan untuk


mendukung tugas TNI AU dalam rangka OMP dan OMSP.

c) Mendapatkan data tentang kekuatan lawan khususnya


kekuatan hanud guna mendukung perencanaan operasi udara dan
operasi militer lainnya dalam rangka OMP.

d) Menyelidiki, mengantisipasi dan mencegah segala bentuk


potensi ancaman yang datang melalui wilayah perbatasan, wilayah
perairan dan wilayah udara nasional.

2) Sasaran. Penyelenggaraan intelijen udara mempunyai sasaran


sebagai berikut :

a) Sista udara lawan/bakal lawan termasuk pesawat terbang,


personel, dan fasilitas atau instalasi penerbangan, kekuatan hanud,
industri penerbangan (kemampuan produksi peralatan atau
perlengkapannya termasuk dukungan perangkat lunaknya),
kekuatan udara non militer, dukungan logistik (bahan bakar dan
minyak pelumas, depot pemeliharan dan penyimpanan termasuk
system pengangkutannya), ilpengtek, kedirgantaraan berikut riset
yang sedang dikembangkan serta doktrin.

b) Pesawat terbang asing yang legal (mempunyai ijin resmi dari


Pemerintah RI) dan pesawat terbang asing yang melakukan
penerbangan gelap (tanpa ijin resmi dari Pemerintah RI) di wilayah
udara nasional.
68

c) Kapal milik Negara asing yang legal (mempunyai ijin resmi


dari Pemerintah RI) dan kapal asing yang melakukan kegiatan illegal
(tanpa ijin resmi dari Pemerintah RI) untuk melakukan pelayaran
atau mencuri kekayaan alam di wilayah perairan nasional.

d) Individu maupun kelompok warga Negara asing yang


melakukan kegiatan lintas batas Negara dan melakukan kegiatan di
wilayah pertahanan secara illegal.

e) Dokumen dan data berupa foto udara maupun citra satelit


tentang tempat kedudukan dari kekuatan udara dan kekuatan hanud
lawan/bakal lawan.

f) Komponen taktis di daerah musuh atau di wilayah pertahanan


yang rawan ancaman.

g) Komponen strategis lawan/bakal lawan terutama tentang


kekuatan udaranya.

3) Sifat. Sifat dalam penyelenggaraan intelijen udara terdiri atas :

a) Preventif Aktif. Penyelenggaraan intelijen penyelidikan yang


bersifat untuk merintangi dan menghalangi kegiatan intelijen udara
lawan/bakal lawan di wilayah pertahanan dalam rangka mencegah
terjadinya ancaman terhadap Negara dan bangsa melalui media
udara.

b) Reprensif. Penyelengaraan intelijen penyelidikan yang


bersifat menemukan, mengusut dan mencegah terjadinya potensi
ancaman di wilayah perbatasan, wilayah perairan dan udara
nasional.
69

4) Pelaksanaan. Penyelenggaraan intelijen penyelidikan


dilaksanakan dalam bentuk kegiatan dan operasi intelijen udara sebagai
berikut :

a) Kegiatan Intelijen Penyelidikan. Kegiatan intelijen


penyelidikan dilakukan oleh intelijen TNI AU secara terus menerus
baik terbuka maupun tertutup untuk mencari dan mengumpulkan
bahan keterangan (informasi) intelijen tentang Kekuatan,
Kemampuan, Kelemahan dan Niat (K3N) lawan atau bakal lawan
dalam rangka mencegah terjadinya ancaman, dengan melalui :

(1) Pengamatan dan pengintaian udara.

(2) Pemotretan udara dan menginterpretasi data dan foto


udara.

(3) Intelijen sinyal baik komunikasi intelijen maupun


elektronika intelijen.

(4) Koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan


citra satelit.

(5) Koordinasi dengan Bais TNI dan badan/satuan intelijen


samping untuk mendapatkan K3N Negara asing.

b) Operasi Intelijen Penyelidikan. Operasi intelijen


penyelidikan dilakukan oleh satuan intelijen TNI AU secara tertutup
melalui sarana dan wahana udara di wilayah pertahanan, daerah
rawan ancaman dalam negari dan di daerah yang dikuasi musuh
untuk mencari dan mengumpulkan bahan keterangan (informasi)
intelijen udara, menyelidiki dan mencegah terjadinya potensi
70

ancaman, serta mendukung penumpasan dan penghancuran


ancaman, dengan melaksanakan operasi intelijen udara di daerah
musuh dan di daerah rawan ancaman dalam negeri, diwujudkan
untuk mendapatkan data komponen taktis, kedudukan dan kekuatan
hanud, pergerakan lawan guna mendukung pelaksanaan operasi
udara dan operasi militer lainnya.

b. Penyelenggaraan Intelijen Pengamanan. Penyelenggaraan intelijen


pengamanan diwujudkan dalam bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang
menggunakan sarana dan wahana udara baik secara terbuka maupun tertutup di
wilayah udara nasional untuk mengamankan wilayah udara nasional dengan
tujuan, sasaran, sifat dan pelaksanaan sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelenggaraan intelijen pengamanan adalah untuk


menciptakan dan memelihara kondisi yang aman di wilayah pertahanan
khususnya di wilayah udara nasional agar :

a) Tidak ada peluang bagi lawan/bakal lawan untuk melakukan


kegiatan dan operasi intelijen udara.

b) Dapat mencegah kerawanan di wilayah udara nasional yang


ditimbulkan oleh kecerobohan pihak sendiri.

c) Menumpas dan menghancurkan kegiatan dan operasi


intelijen udara lawan/bakal lawan di wilayah udara nasional.

2) Sasaran. Pesawat terbang asing yang beroperasi tanpa ijin di


wilayah udara nasional.

3) Sifat. Sifat penyelenggaraan intelijen pengamanan adalah :


71

a) Preventif. Penyelenggaraan intelijen pengamanan yang


bersifat untuk mencegah terjadinya ancaman dengan jalan
menciptakan dan memelihara kondisi yang aman sehingga tidak ada
peluang bagi lawan/bakal lawan untuk melakukan kegiatan dan
operasi intelijen udara di wilayah udara nasional.

b) Reprensif. Penyelenggaraan Penyelenggaraan intelijen


pengamanan yang bersifat untuk menumpas dan menghancurkan
kegiatan dan operasi intelijen udara lawan/akal lawan di wilayah
udara nasional.

4) Pelaksanaan. Penyelenggaraan intelijen pengamanan diterapkan


dalam bentuk kegiatan dan operasi intelijen udara sebagai berikut :

a) Kegiatan Intelijen Pengamanan. Kegiatan intelijen


pengamanan dilakukan oleh satuan intelijen TNI AU secara terus
menenerus baik terbuka maupun tertutup melalui sarana dan
wahana udara di wilayah udara nasional agar tidak ada peluang
bagi kegiata dan operasi intelijen udara lawan/bakal lawan, dengan
melalui :

(1) Pengamanan dan pengintaian udara.

(2) Pemotretan udara dan menginterprestasi data dan foto


udara.

(3) Intelijen sinyal baik komunikasi intelijen maupun


elektronika intelijen.

(4) Koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan


citra satelit.
72

(5) Koordinasi dengan Bais TNI dan badan/satuan intelijen


samping untuk mendapatkan K3N Negara asing.

b) Opersi Intelijen Pengamanan. Operasi intelijen pengamanan


dilakukan oleh satuan Intelijen TNI AU secara tertutup melalui
sarana dan wahana udara di wilayah udara nasional untuk
menumpas dan menghancurkan kegiatan dan operasi intelijen udara
lawan/bakal lawan, dengan pelaksanaan sebagai berikut :

(1) Operasi intelijen udara di wilayah udara nasional


diwujudkan dengan melakukan pengamatan dan pengintaian
udara yang dilakukan secara tertutup untuk menumpas dan
menghancurkan kegiatan/operasi intelijen udara lawan/bakal
lawan.

(2) Operasi intelijen udara dilaksanakan oleh satuan


intelijen TNI AU dengan mengunakan pesawat terban TNI AU
yang beroperasi secara khusus, radar Kohanudnas dan pos
pengamatan visual untuk melakukan pengamatan dan
pengintaian uadara.

c. Penyelelengaraan Intelijen Penggalangan. Penyelengaraan intelijen


penggalangan diwujudkan dalam bentuk melakukan segala UPKT intelijen yang
mengunakan sarana dan wahana udara baik secara terbuka maupun tertutup
diwilayah udara nasional, daerah musuh, dan daerah rawan ancaman dalam
negeri untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan dan dikehendaki guna
kepentingan bersifat strategis dengan tujuan, sasaran, sifat, dan pelaksanaan
sebagai berikut :

1) Tujuan. Penyelengaraan intelijen penggalangan bertujuan untuk


menciptakan kondisi yang dikehendaki dan menguntungkan di wilayah
udara nasional, daerah musush dan daerah rawan ancaman dalam negeri
73

guna kepentingan strategis dalam mengamankan wilayah udara nasional


serta untuk mendukung keberhasilan dalam memenangkan pertempuran.

2) Sasaran. Sasaran penyelengaraan intelijen penggalangan


adalah kondisi psikologis dari lawan/bakal lawan dan pihak netral yang
mencakup aspek emosi, sikap, tingkah laku, opini, dan motivasi (ESTOM).

3) Sifat. Sifat penyelengaraan penggalangan terdiri atas :

a) Preventif. Penyelengaraan intelijen pengamanan yang


bersifat untuk menciptakan kondisi yang dapat mendukung dan
menguntungkan kepentingan nasional.

b) Represif. Penyelengaraan intelijen pengalangan yang


bersifat untuk :

(1) Menyesatkan dan mengalihkan perhatian kegiatan


individu maupun golongan yang berpotensi menimbulkan
ancaman nasional di wilayah pertahanan agar menunda,
mengalihkan sasaran atau mengagalkan niat maupun tujuan
kegiatanya.

(2) Mempengaruhi kondisi psikologis personil lawan di


wilayah yang dikuasai musuh guna menurunkan semangat
juangnya.

(3) Mempengaruhi kondisi psikologis rakyat lawan


diwilayah negaranya agar mau mendukung dalam
pencapaian keberhasilan kita untuk memenangkan
pertempuran.
74

4) Pelaksanaan. Penyelengaraan intelijen penggalangan


dilaksanakan hanya dalam bentuk operasi intelijen secara tertutup oleh
satuan intelijen TNI AU, yang dikendalikan secara khusus oleh pejabat
yang diberi wewenang.

4. Wilayah Penyelengaraan. Intelijen udara diselenggarakan diwilayah udara


yurisdiksi nasional, daerah rawan ancaman dalam negeri, dan daerah yang dikuasai
musuh.

5. Administrasi Intelijen Udara. Administrasi intelijen udara adalah segala UPKT


intelijen yang dilakukan secara tertib, teratur, dan terarah yang meliputi penerimaan dan
pengumpulan, pencatatan, penilaian, penggolongan (kodifikasi), pengolahan,
penganalisisan, penafsiran, produksi, penyampaian, penyimpanan atau pengarsipan dan
pemusnahan data dan produk intelijen udara. Administrasi intelijen udara dilakukan
oleh seluruh organisasi, badan, satuan, perorangan yang melaksanakan tugas dalam
penyelengaraan intelijen udara dan penulisanya didasari oleh administrasi intelijen TNI
AU dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Peranan administrasi intelijen adalah untuk mendukung proses intelligence


cycle (roda perputaran intelijen) khususnya dalam penyediaan, menyimpan, dan
menyiapkan bahan keterangan (informasi) serta dokumen.

b. Prinsip penyelenggaraan adalah teliti serta memenuhi persyaratan


keamanan dan kerahasiaan.

c. Bentuk tulisandapat berupa catatan, laporan, telaahan, perkiraan dan


perintah yang berhubungan dengan penyelengaraan intelijen udara, dan
penulisanya mengunakan format yang baku, terang dan jelas, singkat serta padat
mantik dan logis serta disampaikan secara tepat waktu.

BAB VI
75

POLA ORGANISASI
PENYELENGGARAAN INTELIJEN UDARA

1. Pengantar. Fungsi penyelidikan Intelud harus dipisahkan antara giat pembinaan


dan giat organisasi. Mengingat Intelud merupakan Intelijen matra maka giat pembinaan
teknis berada pada TNI AU sedangkan giat operasa pada Mabes TNI melalui BAIS,
karena menyangkut aspek penyelidikan Intelijen TNI dan Koopsau merepakan
pelaksana operasi udara di bawah Panglima TNI.

2. Penyelenggaraan Intelud di Satuan Udara/Skadron.

a. Skadron sebagai pengguna Intelijen Udara.

1) Memberi briefing tentang Cumemu (Cuaca, Medan dan Musuh).

2) Menyajikan gambar, foto dan data lain (target folder, damage


assessment dan weapon employment).

3) Memutahirkan data base.

4) Memberikan Current Intelijen.

5) Latihan pengenalan pesawat.

b. Skadron sebagai pengumpul Intelijen Udara.

1) Memberikan Debriefing.

2) Mengolah data hasil pengintaian udara.

3) Merecord data, mengolah hasil observasi udara.


76

4) Pengamanan personil, materiil, informasi dan kegiatan.

3. Penyelenggaraan Intelud di Lanud yang mengelola pesawat.

a. Pada Masa Perang atau Konflik.

1) Melaksanakan segala usaha penyelidikan, Intelud baik bagi


Mabes TNI, DISPAM, KOOPSAU maupun bagi operasi udara lain baik
terbuka maupun tertutup.

2) Menjabarkan UUK yang di terima.

3) Mengolah, menginterpretasikan hasil penyelidikan/pengintaian


produk, mengirim hasil olahan kepada satuan pengguna dan pemberi
tugas.

4) Melengkapi satuan Skadron dengan produk, briefing info daerah


teknis dan personel Intel dalam rangka dukungan pelaksanaan tupok.

5) Memelihara dan memutakhirkan Data Base.

6) Melakukan usaha mendinamiskan perputaran daur intel scr cepat


akurat dan lengkap.

7) Menjalankan fungsi pengamanan.

b. Pada Masa Damai.

1) Mengatur penyelenggaraan surveillance.

2) Selalu mengadakan observasi.


77

3) Melengkapi dan memutahirkan system Data Base.

4) Sesuai perintah melakukan penyelidikan scr khusus.

5) Menjalankan fungsi pengamanan.

6) Menjalankan fungsi pembinaan.

a. Memelihara kemahiran profesi personil melalui latihan


perorangan/satuan.

b. Penataran awak pesawat tentang pengetahuan Intel


dalam rangka kerjasama penyelenggaraan Intelud.

5. Penyelenggaraan Intelud di lanud tanpa pesawat.

a. Pada Masa Perang.

1) Penyelidikan. Intelud dgn sarana yang ada.

2) Memelihara dan memutahirkan Data Base.

3) Memlihara prod/briefing/info/arahan teknis bagi satuan.

4) Memperbantukan personil ke satuan2.

5) Menjalankan fungsi pengamanan.

b. Pada Masa Damai.


78

1) Mengatur penyelenggaraan observasi visual.

2) Melengkapi memutakhiran Data Base.

3) Menjalankan fungsi pengamanan.

4) Menjalankan fungsi pembinaan Intelud.

c. Penyelenggaraan Intelud di Kohanudnas.

1) Melakukan fungsi penyelidikan.

(a) Memanfaatkan system radar.

(b) Dari sumber2 lain.

(c) Mngelola, memlihara dan memutakhirn Data Base.

(d) Menginventarisasi obyek vital nasional serta kerawanannya.

(e) Mengadakan koordinasi dgn Komando satuan lain.

2) Melakukan fungsi pengamanan sama dgn Komando/sat lain.

3) Melakukan pembinaan Intelud :

(a) Segi pembinaan yang lazim.

(b) Binpers Intel mampu berorientasi pd segi teknis sis hanud.

(c) Memlihara kecakapan Air crew dalam pengenalan pesawat


musuh.
79

(d) Binmas untuk Hanud Pasif.

6. Penyelenggaraan Intelud di Koopsau.

a. Menjalankan fungsi penyelidikan :

1) Menjabarkan pengarahan penyusunan UUK, membagi tugas


Pulbaket memberi pengarahan.

2) Menerima, mengolah dan memproduksi Intel.

3) Memelihara dan memutakhirkan Data Base.

4) Membuat Kir Intel baik berkala maupun Insidentil.

5) Secara koordinatif meminta bantuan ke unsur lain.

b. Menjalankan fungsi pengamanan.

c. Menjalankan fungsi pembinaan Intelud.

1) Berdasarakan kontijensi menyusun skenario latihan tahun AU.

2) Mengadakan inspeksi ke aparat intel dalam wilayahnya.

7. Penyelenggaraan Intelud di Dispamsanau.

a. Menjalankan fungsi penyelidikan.

1) Melakukan penyelidikan dalam bentuk intelijen.


80

(a) Studi kepustakaan, koordinasi, pemanfaatan sat Diplomatik.

(b) Penyelidikan ke luar negeri.

2) Usaha penyelidikan yang tidak dapat dilaksanakan eselon bawahan.


Dispamsan berkedudukan sebagai eselon bawahan BAIS TNI dan
sekaligus partner dalam matra udara, produk Intelud tingkat angkatan.

b. Menjalankan fungsi pengamanan.

1) Memberikan arahan kpd seluruh jajaran TNI AU.

2) Memberi produk Intel aktual untuk Pengamanan.

c. Menjalankan fungsi pembinaan.

1) Melakukan inspeksi serta survey lak sis.

2) Menginventarisasikan kebutuhan.

3) Merencankn kebthan pers materiil, dana dan peralatan.

4) Menyelenggarakan ush Bin, Mat, Wat lain.

BAB VII

PENGAMANAN

1. Pengantar. Pengamanan merupakan salah satu fungsi kegiatan intelijen yang


pada dasarnya mengandung pengertian aman, tenteram dan mantap. Segala usaha
dan kegiatan pengamanan pada hakekatnya adalah kegiatan intelijen yang diarahkan
untuk menciptakan suatu kondisi aman tertip yang memungkinkan bagi tercapainya
81

tujuan. Oleh karena itu peranan pengamanan adalah mengamankan sasaran


kebijaksanaan yang telah digariskan dengan jalan menciptakan situasi kondisi yang
aman, tenteram dan mantap.

2. Hakekat Pengamanan. Pengamanan sebagai fungsi militer/organik adalah


segala usaha, pekerjaan, kegiatan mengenai Pengumpulan, Pengolahan dan
Penafsiran baket untuk memungkinkan perencanaan dan pengambilan tindakan guna
menyelenggarakan pengamanan terhadap personil, materiil, baket dan kegiatan/operasi
militer.Pengamanan sebagai kegiatan adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya hal2 yang merugikan system pengamanan TNI AU dan
menggagalkan giat spionase, sabotase dan penggalanggan pihak lawan.

3. Tujuan Pengamanan. Tujuan Pengamanan adalah untuk menjamin sejauh


mungkin terpeliharanya suatu kondisi di mana tdk ada kesempatan yang terulang lagi
pihak lawan untuk berhasil melakukan spionase, sabotase dan penggalanggan. Di
samping itu tujuan Pengamanan juga memperkecil kerugian-kerugian personel,
matateriel, dan bahan-bahan keterangan sebagaii akibat kelalaian, kealpaan dan
kecerobohan pihak sendiri dan akibat bencana alam.

4. Kegunaan Pengamanan. Kegunaan pengamanan adalah untuk


menanggulangi, mengetahui kegiatan intelijen lawan yang berupa penyelidikan dan
penggalangan termasuk kelemahan dan kerawanan sendiri serta akibat bencana lam
serta faktor lingkungan lainnya seperti binatang buas, agar aparat pengamanan dapat
melakukan tindakan sebagai berikut :

a. Mengamankan serta mencegah usaha sabotase, spionase dan


penggalangan lawan.

b. Membantu pimpinan dalaqm keputusan yang menyangkut kebijaksanaan


pengamanan dibidang kedirgantaraan.
82

c. Membantu pengamanan dalam rangka penyiapan dan pelaksanaan


operasi udara.

d. Menyarankan tindakan pengamanan terhadap sista udara dan obyek vital


lainnya.

5. Sasaran Pengamanan.

a. Pengamanan Personil. Meliputi anggota militaer dan sipil TNI AU


beserta keluarganya dan personel lain yang menjadi tanggung jawab TNI
AU. ,Dimaksudkan adalah persl yang potensial dalam bidang tertentu
menyangkut kepentingan keamanan dan pertahanan fisik maupun mentalnya
terhdp ancaman dan hambatan. Ancaman dri pihak lawan dalam bentuk
pengalaman atau perang urat syaraf, sedangkan hambatan dari faktor intern yang
berbentuk meismanagement atau kelemahan pembinaan. Tujuan pengamanan
ini untuk menjamin scr fisik dri usaha penggalanggan lawan dan terhdp
kemungkinan adanya unsur2 lawan yang dpt menyusup ke unsur personil sendiri.

b. Pengamanan materiel. Meliputi seluruh materiel TNI AU baik berupa


Alutsista Udara, materiel pendukung operasi, materiel bekal umum maupun
sarana dan prasaranan pendukung. Untuk menjamin proteksi unsur2 materiil
sendiri terhdp kehilangan, kerusakan baik oleh lawan maupun pihak sendiri
termsk didalamnya bencana alam. Dgn tujuan mencegah atau
mengurangi/merintangi lawan memperoleh akses terhdp materiil sendiri juga thd
kelalaian maupun kealpaan.

c. Pengamanan Informasi. Meliputi semua keterangan baik dalam bentuk


tulisan, rekaman maupun lisan yang berklasifikasi. Menjamin terhdp proteksi
terhdp Baket yang klasifikasi rahasia dri smu spionase lawan srt kurang
kewaspadaan sendiri, untuk mencegah semua kehilangan kebocoran keterangan
rhs ke pihak lawan atau pihak yang tdk berhak yang dpt merugikan phk sendiri.
83

d. Pengamanan Kegiatan. Meliputi semua kegiatan yang dilaksanakan


oleh TNI AU baik rutin maupun operasional. Menjamin kerahasiaan giat ops
yang dilksnkan termsk rencana selanjutnya terhdp giat spionase, sabotase, dan
penggalanggan lawan, sedangkan tujuan untuk mencegah pendadakan lawan
serta menjamin kebebasan sendiri.

6. Unsur-unsur Pengamanan. Secara garis besar unsur-unsur pengaman meliputi


unsur utama, unsur pendukung dan unsur penunjang yang meliputi :

a. Personil. Adalah yang terlibat dalam penyelnggarn


giat/opspengamanan.

b. Perangkat keras. Adalah semua peralatan yang digunakan dalam


kegiatan atau operasi pengamanan.

c. Perangkat lunak. Adalah semua bentuk petunjuk program dan


anggaran serta kepustakaan.

7. Pola Umum kegiatan Pengamanan. Scr umum Pengamanan dilksnkan mlalui


tahap-tahap :

a. Penyelidikan. Guna memperoleh segala data yang di pelihara yang


menyangkut antara lain : keadaan, kemampuan, kelemahan, dll baik dari lawan
atau dari kita sendiri maupun sasaran itu sendiri.

b. Penilaian. Diadakan terhdp usaha pengamanan itu sendiri untuk menguji


sampai di mana kemampuan ini dpt diandalkan.

c. Merencanakan. Merencanakan Pengamanan berdasarkan penyelidikan


dan penilaian dalam arti melengkapi dan menyempurnakan usaha2 yang mungkin
sudah ada.
84

d. Mengusut. Mengusut peristiwa2 yang menyangkut Pengamanan.

8. Tindakan Pengamanan.

a. Tindakan Preventif. Mencakup tindakan aktif dan deseptif. Aktif


dalam arti bhw tindakan tersbt untuk melindungi atau merintangi pihak lawan
dalam melakukan Lid, sabotase, Gal sdangkan deseptif untuk menggelabuhi dan
menyesatkan usaha penyelidikan lawan sedangkan tindakan pasif untuk
menyembunyikan baket.

b. Tindakan Reprensif. Berusaha menemukan kaki tangan lawan dan


mengagalkan, melumpuhkan serta menumpasnya.

c. Tindakan Edukatif. Brtjuan untuk mndi2k semua warga TNI AU agar


menyadari arti penting dan tujuan srt tugas pengamanan kedalam demi kesiapan
sista TNI AU. Hasil yang dihrpkan adalah dpt dicapainya tingkat kesadaran
pengamanan/“Sense Of Security” atau rasa memiliki/“Sense Of Belonging” atas
sista TNI AU demi tercapainya kesiapan sista.

8. Kemampuan yang diharapkan.

a. Aparat Keamanan yang efektif. Yang dimaksudkan adalah tercapainya satu


aparat keamanan yang tangguh berpandangan luas dan berdaya guna tinggi.

b. Tercapainya kondisi yang mantap. Yang dimaksudkan adalah tugas


pengamanan TNI AU yang menjamin srt memelihara sejauh mngkan tercapainya
suatu kondisi yang mantap dimana tdk ada kesempatan dan peluang bagi lawan
untuk melakukan penyelidikan, sabotase dan subversi serta penggalanggan.

c. Tercapainya Kemampuan. Yang dimaksudkan adanya kemampuan untuk


memberikan gambaran situasi sekarang maupun yang akan dtng yang dpt
85

menciptakan kemantapan pengamanan/“Internal Security“ sehingga beban tugas


TNI AU berjalan lancar, aman dan berhasil dengan baik.

Daftar Pustaka

1. Diktat Kuliah Taruna Akademi Angkatan Udara (2018). Intelijen Udara.


Keputusan Gubernur AAU Nomor : Kep / 01 / I / 2018 tanggal 7 Januari 2018
86

BAB IV
PENUTUP

A. Kesan, Manfaat, dan Pesan Kegiatan Bimtek AA

1. Kesan
Kegiatan Bimtek Applied Approach merupakan ilmu dan pengalaman yang
sangat berguna dalam pengembangan sistem pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan bagi dosen maupun instruktur di lingkungan TNI Angkatan Udara.

2. Manfaat
Kegiatan Bimtek Applied Approach telah memberikan bekal yang
bermafaat dalam pengembangan sistem pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan bagi dosen maupun instruktur di lingkungan TNI AU khususnya di
lingkungan AAU. Manfaat dalam mengikuti Bimtek AA adalah:

1) Meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran yang meliputi


perencanaan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.

2) Proses pembelajaran berfokus pada taruna dan assessment (penilaian)


yang dilakukan dapat mencakup ketiga aspek, yaitu sikap,
pengetahuan, dan ketrampilan sesuai dengan Permenristekdikti no 44
th 2015 dan standar KKNI.

3) Meningkatkan kualitas dosen dalam evaluasi perkuliahan,


merekonstruksi mata kuliah, dan mengembangkan bahan ajaran,
sehingga para dosen dapat menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas dalam mencapai tujuan pembelajaran di lembaga
pendidikan TNI AU.
87

3. Pesan
Kegiatan Bimtek Applied Approach agar tetap menjadi kegiatan rutin dan
selalu berinovasi sesuai tuntutan perkembangan iptek untuk mengembangkan
sistem pembelajaran guna meningkatkan kemampuan dosen maupun instruktur di
lingkungan TNI Angkatan Udara.

B. Saran/Masukan

a. Kegiatan Bimtek Applied Approach yang diseleggarakan atas kerjasama


antara TNI Angkatan Udara dengan Universitas Negeri Yogyakarta telah berjalan
dengan baik, perlu dipertahankan dan bila memungkinkan lebih ditingkatkan
kerjasama untuk bidang yang lainnya, misalnya kerjasama di bidang penelitian
dan memberikan kesempatan program pendidikan S2 maupun S3.

b. Sebaiknya ada penambahan waktu untuk materi teori karena selama


pelatihan seperti dipadatkan sekali sehingga ada beberapa materi yang belum
dipahami secara mendalam.

Yogyakarta, Oktober 2021

Penulis

Sindy Zulfahmi Kanggas, S.T. Han


Lettu Sus NRP 543202

DAFTAR PUSTAKA

A. SUMBER PUSTAKA

1. Diktat Kuliah Taruna Akademi Angkatan Udara (2018). Intelijen Udara.


Keputusan Gubernur AAU Nomor : Kep / 01 / I / 2018 tanggal 7 Januari 2018.
30

Anda mungkin juga menyukai