BAB I
PENDAHULUAN
keterampilan rekonstruksi terutama bahan ajar untuk menyesuaikan dengan hasil evaluasi dan
penyesuaian dengan ketentuan pemerintah dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015
tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT).
B. Tujuan Bimtek Applied Approach. Tujuan dari Bimtek Applied Approach Angkatan
X tahun 2021 adalah agar memacu para Dosen untuk meningkatkan kompetensi pedagogik
dosen dalam merancang evaluasi perkuliahan, merekonstruksi mata kuliah, membuat kontrak
perkuliahan dan mengembangkan bahan ajaran dalam proses pembelajaran yang berbasis
Students’ Centered Learning (SCL) sehingga dapat meningkatkan kualitas perkuliahannya dan
pembelajaran di kelasnya menjadi lebih efektif, efisien dan memiliki daya tarik sesuai dengan
ketentuan pemerintah dalam Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Perguruan Tinggi.
BAB II
PELAKSANAAN BIMTEK APPLIED APPROACH
1. Tatap Muka secara Virtual. Dilaksanakan selama 5 (lima) hari dari tanggal
20 s.d 24 September 2021.
3. Tugas Mandiri. Kegiatan Tugas mandiri yang merupakan tugas akhir dalam
Bimtek Applied Approach dilaksanakan selama tiga minggu yang disesuaikan
dengan hari kerja. Tugas mandiri dibuat untuk mengetahui pemahaman dan
ketrampilan tentang materi rekontruksi mata kuliah. Tugas mandiri ini dengan
melakukan sebagai berikut :
a. Evaluasi terhadap mata kuliah yang hasilnya akan menjadi dasar dalam
merekontruksi matakuliah yang bersangkutan. Evaluasi tersebut ditujukan
kepada semua komponen mata kuliah seperti: bagaimana kualitas RPS,
kualitas materi atau bahan kuliah, kualitas pelaksanaan perkuliahan,
keterlibatan mahasiswa dalam perkuliahan, penggunaan media dan metode
pembelajaran.
b. Rekontruksi terhadap RPS atau silabus mata kuliah
c. Rekontruksi SAP sesuai RPS yang telah direkontruksi.
d. Rekontruksi bahan kajian atau materi (bahan ajar).
5
di kelas dilakukan apabila ada ditemukan gejala-gejala di kelas. Dalam satu siklus
penelitian melalui fase a) refleksi awal b) perencanaan c) tindakan d) mengamati e)
merefleksi. Satu siklus biasanya dalam 3 atau 4 kali pertemuan.
yang masih mengalami masalah tidak bersifat parsial karena komponen system
perkuliahan terdiri dari mahasiswa, dosen, silabus, rencana pelaksanaan
perkuliahan, sarana prasarana dan evaluasi hasil belajar. Prinsip prinsip
rekontruksi mata kuliah, adalah kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat
perhatian, partisipasi aktif siswa, perulangan, umpan balik, membatasi materi yang
tidak relevan dan penilaian autentik, teratur dan berkelanjutan.
BAB III
REKONSTRUKSI MATA KULIAH
1. Deskripsi mata kuliah sudah memenuhi aspek tujuan, materi dan penilaian
namun dalam uraian aspek tujuan belum mendeskripsikan lulusan AAU sebagai
lulusan vokasi D4 sesuai jenjang kualifikasi 6.
8. Bahan ajar atau diktat sebagai sumber belajar yang dibagikan sangat tidak
menarik, karena berupa foto copian.
6. Dosen memberikan saran kepada atasan dan satuan terkait agar jadwal
kegiatan taruna direvisi untuk menghindari kelelahan jasmani yang berlebihan,
dan selanjutnya taruna dapat mengikuti proses pembelajaran dengan optimal
8. Dosen memberikan saran kepada pimpinan agar bahan ajar atau diktat
sebagai sumber belajar yang dibagikan kepada taruna ditingkatkan kualitasnya.
14
A. Perencanaan
(RPS/Silabus)
b. Deskripsi Mata
Kuliah
Perpres No.8/2012 ttg
KKNI
bhw sesuai jenjang Perlu dilakukan
kualifi-kasi 6 (lulusan rekontruksi dengan
D4) diurai-kan ttg menambahkan des-kripsi
deskripsi sesuai
15
Pasal 10
Karakteristik proses pem-
belajaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10
ayat (2) huruf a terdiri
atas sifat interaktif,
holistik, integratif, saintifik,
Perlu dilaksanakan rekon-
kontekstual, tematik, efek-
struksi sesuai acuan
tif, kolaboratif, dan berpu-
sat pada taruna.
Metode pembelajaran se- Metode pembelajaran
bagaimana dinyatakan lebih menekankan pada
pada ayat (2) yang dapat proses pembelajaran yg
dipilih untuk pelaksanaan interaktif, kolaboratif
pembela-jaran mata ku-
liah meliputi: diskusi dan berpusat pd taruna
kelompok, simulasi, studi (SCL) melalui : diskusi
kasus, pembelajaran kola- kelompok, simulasi, studi
boratif, pembelajaran koo- kasus, pem-belajaran
peratif, pembelajaran ber-
basis proyek, pem- kolaboratif, pem-belajaran
belajaran berbasis ma- kooperatif, pem-belajaran
salah, atau metode pem- berbasis masalah, atau
belajaran lain, yang dapat
metode pembelajaran lain,
secara efektif memfa-
silitasi pemenuhan capai- yang dapat secara efek-tif
an pembelajaran mem-fasilitasi pemenuhan
capaian pembelajaran
Metode pembelajaran
f. Teknik Penilain belum memenuhi stan-
(kolom 7) dar sebagaimana pasal
10 ayat 2 dimana masih
kurang interaktif dan
belum berpusat pada
taruna.
17
Pasal 21
(1) Teknik penilaian
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 ayat (2)
huruf b terdiri atas
observasi, partisipasi,
unjuk kerja, tes tertulis,
tes lisan, dan angket.
(3) Penilaian sikap dapat
menggunakan teknik pe-
nilaian observasi. Perlu dilaksanakan rekon-
struksi sesuai acuan
Pada RPS telah dibe-
rikan penilaian namun Teknik penilaian berupa
g. Waktu (kolom 9)
masih belum sesuai dn Obsevasi, partisipasi,
masih terdapat keran- penugasan untuk
cuan dlm melak-
sanakan teknik ob- mengukur tingkat
servasi penyerapan ilmu oleh
Taruna secara tertulis
dan di akhir tatap muka
h. Referensi (kolom Bobot Mata Kuliah selalu dibe-rikan angket
10) Pembinaan Prajurit TNI kepuasan ter-hadap
AU adalah 1 SKS,
materi yang diberikan.
dengan perincian 50
menit tatap muka, 60
menit terstruktur dan 60
mandiri.
b. Capaian Pembela-
jaran/Kompetensi Berdasarkan kajian Pen-
jamin Mutu, dan penilaian Sudah sesuai dengan
Akhir yang Diha-
dosen, Taruna terlibat ku- KKNI dan
rapkan: ....
(apakah disampai- rang aktif dalam perku- Permenristekdikti No 44,
liahan.
kan oleh dosen?) namun perlu ditambahkan
dengan materi-materi
terba-ru, sehingga perlu di
c. Uraian Materi (se-
lain uraian dosen rekon-struksi.
materi disampai-
kan dalam berba-
gai sumber belajar Dalam setiap pelaksana-
lain?: .... an kuliah, dosen selalu
18
menyampaikan Capaian
d. Jelaskan apakah Pembelajaran Tatap Mu- Dalam pelaksanaan kegiatan
dalam proses per- ka/Kompetensi Akhir perkuliahan MK Intelijen
kuliahan dosen yang Diharapkan.
Udara, Taruna perlu
menggunakan
berbagai model, dilibatkan untuk aktif melaui
strategi, dan meto- Taruna menggunakan kegiatan pem-belajaran
de pembelajaran urain dosen sebagai sum- secara interaktif sehingga
yang bervariasi?) ber utama, namun juga beberapa bagian perlu
diperkenankan menggu- direkonstruksi.
nakan sumber-sumber
lain yang relevan.
Model/strategi
f. Apakah strategi pembela-jaran yang
pembelajaran yang dipakai dosen
diterapkan mampu
mengaktifkan dan
relevan untuk
mencapai Capaian meng-gairahkan belajar
Pembelajaran ta- maha-siswa cukup
tap muka? efektif, se-hingga
Taruna tidak bo-san
yang akhirnya antu-sias
g. Apakah pengala-
man belajar yang mengikuti kegiatan
diberikan kepada perkuliahan
taruna mam-pu
mengembang-kan
seluruh aspek Strategi pembelajaran
(sikap, penge- yang diterapkan mampu
tahuan, dan kete- relevan untuk mencapai
rampilan)? Capaian Pembelajaran
tatap muka.
h. Apakah tugas-
tugas terstruktur
19
c. Apakah tugas-
tugas yang diberi- Tugas-tugas yang diberi-
kan dikerjakan ma- kan tentu menunjang ter-
hasiswa capainya Capaian Pem-
belajaran antara lain da-
lam sikap, pengetahuan
dan keterampilan. Untuk peningkatan
pelaksanaan evaluasi yang
diharapkan adalah
Tugas-tugas yang
diberi-kan akan
dikerjakan Taru-na
b. Waktu perkuliahan dengan cukup baik,
Berdasarkan hasil angket
sehingga dapat
yang dikeluarkan oleh
diketahui kemandirian
Direktorat Pengkajian AAU,
Taruna dan hasil evaluasi dan tugas-tugas
serapan ilmu yang yang diberikan sudah cukup
diterima oleh Taruna baik diberikan kepada
Taruna, namun perlu
20
ditingkatkan kembali
c. Referensi/sumber (direkonstruksi sebagian)
belajar Sudah sesuai cukup baik
yaitu Nilai Sikap 10 %,
Harian/tugas 40%, UTS
20 % dan UAS 30%
UAS
22
Penyelenggaraan Pengamanan
7
Penyelenggaraan Intelijen TNI AU
6
UTS
Menjelaskan Bentuk
4
Menjelaskan tentang
2 Intelijen TNI AU Intelijen Udara
Sub CPMK/
1
Menjelaskan Sejarah Intelijen
1-7 CPTM
KEMAMPUAN AWAL
UAS
Intelijen Ramalan
16
Perkuliahan Pembinaan Prajurit TNI AU ini bertujuan agar taruna mampu dalam mengembangkan pemikiran
kontekstual (sesuai karakteristik program studi) dan dapat menganalisa tentang Intelijen Udara sebagai bagian integral
dari sistem pembinaan kekuatan dan kemampuan (sisbinpuan) TNI AU yang dapat melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai perwira Intelijen di Bidang pengamanan. Kajian utama meliputi sejarah Intelijen, Intelijen TNI AU, Pokok-pokok
Intelijen Udara, Bentuk Intelijen Udara, Penyelenggaraan Intelijen Udara, Pola organisasi penyelenggaraan Intelijen
Udara, Pengamanan. Perkuliahan ini dilaksanakan dengan pendekatan student center learning (SCL) sehingga Taruna
berperan aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Penilaian berbasis kompetensi mencakup: partisipasi aktif, penilaian sikap,
penugasan, dan ujian kompetensi
1. Sikap : Taruna memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu berpartisipasi aktif
dan memiliki motivasi tinggi dalam mengikuti mata kuliah ini.
2. Pengetahuan : Taruna mampu menjelaskan definisi dan memahami tentang sejarah Intelijen, Intelijen TNI
AU, Pokok-pokok Intelijen Udara, Bentuk Intelijen Udara, Penyelenggaraan Intelijen Udara, Pola organisasi
penyelenggaraan Intelijen Udara, Pengamanan dengan baik dan lancar.
3. Ketrampilan :
a. Taruna memiliki keterampilan dalam bekerja secara kelompok dan kemampuan berkomunikasi secara
efektif, berfikir kritis untuk mengembangkan kemampuan analisa dalam materi sisbinjurit TNI AU dan membuat
keputusan yang tepat.
b. Taruna mampu menyajikan gagasan dan karya inovatif untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu
pembinaan prajurit TNI AU.
3 Menjelaksan Pokok-pokok Pokok-pokok Intelijen Udara a. Ceramah a.Taruna mendengar- a. Taruna dapat menjelaskan ttg a. Observasi 7% 150’ 1&4
Intelijen Udara b. Sumbang Saran kan dan memperhati- Pokok-pokok Intelijen Udara b. Penilaian
c. Tanya jawab kan materi b. Taruna dapat menjelaskan sikap
b.Taruna mengkaji ba- tugas-tugas Intelijen Udara c. Penugasan 3
han kajian secara c.Taruna dapat menyebutkan
individu pokok-pokok Intelijen Udara
c. Taruna merespon sa-
jian materi ajar
d. Taruna mengerjakan
tugas 3 secara
kelompok
UTS Evaluasi Tertulis Menjawab Soal tertulis Taruna dapat menjawab soal Hasil ujian 20 % 100’
ujian dengan benar
4 Menjelaskan bentuk Intelijen Bentuk Intelijen Udara a. Ceramah a.Taruna mendengar- c. Taruna dapat menjelaskan ttg a. Observasi 3% 50’ 1&5
Udara b. Sumbang Saran kan dan memperhati- Intelijen Udara b. Penilaian
b. Tanya jawab kan materi d. Taruna dapat menjelaskan sikap
bentuk Intelijen udara c. Penugasan 4
b.Taruna merespon dan c.Taruna dapat menyebutkan sa-
mendiskusikan bahan tuan pelaksana Intelijen Udara
kajian
35
7 Mensimulasikan Pengamanan a. Ceramah a. Taruna mensimulasi- a. Taruna dapat mensimulasikan a. Observasi 3% 50’ 1&3
pengamanan b. Simulasi kan pengamanan pengamanan sesuai tataran b. Penilain
c. Tanya jawab b. Mengerjakan tugas 6 kewenangan pejabat yg terkait sikap
secara kelompok b. Taruna dapat menguraikan c. Penugasan 6
kegiatan fungsi pengamanan
bagi TNI AU
36
No Penilaian Bobot
2 Tugas 40 %
3 UTS 20 %
4 UAS 30 %
1. Diktat Kuliah Taruna Akademi Angkatan Udara (2018). Intelijen Udara. Keputusan Gubernur AAU Nomor : Kep /
01 / I / 2018 tanggal 7 Januari 2018.
2. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang / 45 / VII /2008 tgl 21 Juli 2008 tentang Petunjuk Induk tentang pertahanan.
3. Peraturan Kasau Nomor Perkasau /124 / XII /2009 tgl 8 Desember 2009 tentang Buku Petunjuk Induk TNI AU tentang
Pengamanan.
IV. Jurnal
1. Jurnal Seskoau 2017. Peran Intelijen dalam TNI AU. Vol.1, No. 2 Hal. 75-79
37
2. Jurnal AAU 2017. Peranan pengamanan personel TNI AU. Vol.3, No.1. Hal.61-97
V. Tugas Taruna :
Perkuliahan Pembinaan Prajurit TNI AU ini bertujuan agar taruna mampu menguasai konsep teoritis
pengetahuan tentang Intelijen Udara sebagai bagian integral dari sistem pengamanan TNI AU, mampu mengaplikasikan
bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu tentang Intelijen udara, mampu mengambil keputusan yang tepat
berdasarkan analisis informasi dan data serta bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggungjawab atas pencapaian hasil kerja organisasi. Kajian utama meliputi penjelasan tentang sejarah Intelijen,
Intelijen TNI AU, Pokok-pokok Intelijen Udara, Bentuk Intelijen Udara, Penyelenggaraan Intelijen Udara, Pola organisasi
penyelenggaraan Intelijen Udara, Pengamanan. Perkuliahan ini dilaksanakan dengan pendekatan/metode Student
Centre Learning (SCL) sehingga Taruna berperan aktif dalam kegiatan belajar di kelas. Penilaian berbasis kompetensi
mencakup: partisipasi aktif, penilaian sikap, penugasan, dan ujian kompetensi.
1. Sikap : Taruna Memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sebagai calon
perwira pertama TNI AU yang memiliki kepribadian prajurit sapta marga, pengetahuan dan ketrampilan manajerial,
kesamaptaan jasmani dan kemiliteran.
39
2. Pengetahuan : Taruna mampu menjelaskan definisi sistem pembinaan personel dan pembinaan SDM TNI
AU, Binpers, Bin SDM, fungsi-fungsi Binpers dan Bin SDM, mendiskusikan tataran kewenangan pola Binjurit,
mensimulasikan pelaksanaan Intelijen Udara dan menerapkan kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan
dan mengevaluasi Sisbinjurit TNI AU dengan baik dan lancar.
4. Ketrampilan :
2 Menjelaskan Intelijen di TNI Intelijen TNI AU TNI AU d. Ceramah d. Taruna mendengar- a. Taruna dapat mendefinisikan d. Observasi 3% 50’ 1&4
AU e. Diskusi pok/SCL kan dan memperhati- Intelijen di TNI AU e. Sikap,
f. Tanya Jawab kan materi b.Taruna dapat menjelaskan tu- Partisipasi
e. Taruna merespon juan Intelijen di TNI AU f. Penugasan 2
dan mendiskusikan c.Taruna dapat menjelaskan sa-
bahan kajian saran Pembinaan Intelijen di
f. Taruna mengerjakan TNI AU
tugas 2 secara d.Taruna dapat menjelaskan
kelompok asas-asas Intelijen
e. Taruna dapat menyampaikan
gagasan ttg Intelijen di TNI
AU
3 Menjelaskan pokok-pokok Pokok-pokok Intelijen Udara d. Ceramah a.Taruna mendengar- e. Taruna dapat menjelaskan ttg d. Observasi 7% 150’ 1&4
Intelijen Udara e. Sumbang Saran kan dan memperhati- pokok-pokok Intelijen Udara e. Sikap,
f. Tanya jawab kan materi f. Taruna dapat menjelaskan sa- Partisipasi
b.Taruna mengkaji ba- saran dari tiap2 fungsi f. Penugasan 3
han kajian secara Intelijen Udara
individu c.Taruna dapat menyebutkan sa-
c. Taruna merespon sa- tuan pelaksana di Intelijen
jian materi ajar TNI AU
d. Taruna mengerjakan
tugas 3 secara
kelompok
41
5 Menjelaskan 5 fungsi a. Penyediaan TNI AU d. Ceramah d. Taruna mendengar- a.Taruna dapat menjelaskan d. Observasi 3% 150’ 1&3
Pembinaan personel TNI AU e. Sumbang saran kan dan memperhati- hakekat dari tiap2 fungsi e. Sikap,
b. Pendidikan TNI AU f. Tanya jawab kan materi binpers TNI AU Partisipasi
e. Taruna menjelaskan b.Taruna dapat menjelaskan f. Penugasan 5
c. Penggunaan TNI AU dan mengkaji bahan penyelenggaraan dari tiap2
kajian fungsi binpers TNI AU
d. Perawatan TNI AU f. Taruna mengerjakan c.Taruna dapat menyebutkan sa-
tugas 5 secara tuan pelaksana fungsi binpers
e. Pemisahan TNI AU individu TNI AU
6 Mensimulasikan pelaksana- Binjurit TNI AU d. Ceramah c. Taruna mensimulasi- c. Taruna dapat mensimulasikan d. Observasi 3% 50’ 1&3
an fungsi-fungsi Binjurit TNI e. Simulasi kan pelaksanaan pelaksanaan fungsi2 Binpers- e. Sikap,
AU f. Tanya jawab fungsi2 Binjurit TNI man TNI AU sesuai tataran Partisipasi
AU kewenangan pejabat yg terkait f. Penugasan6
d. Mengerjakan tugas 6 d. Taruna dapat menguraikan
secara kelompok kegiatan fungsi2 Binjurit TNI
AU
7 Mendiskusikan tataran ke- Tataran kewenangan dalam d. Ceramah b. Taruna mendengar- d. Taruna dapat menjelaskan ta- c. Observasi 3% 100’ 1&3
wenangan pola Binjurit TNI pola Binjurit TNI AU e. Sumbangsaran kan dan memperhati- taran kewenangan dalam me- d. Sikap,
42
UAS Evaluasi Tertulis Menjawab Soal tertulis Taruna dapat menjawab soal Hasil ujian 30 % 100 ‘
ujian dengan benar
Penetapan Nilai Akhir :
No Penilaian Bobot
2 Tugas 40 %
3 UTS 20 %
4 UAS 30 %
1. Diktat Kuliah Taruna Akademi Angkatan Udara (2018). Intelijen Udara. Keputusan Gubernur AAU Nomor : Kep /
01 / I / 2018 tanggal 7 Januari 2018.
43
Tugas Taruna :
JUMLAH - 10 10 100
Keterangan:
C1 : Proses berfikir mengingat
C2 : Proses berfikir memahami
C3 : Proses berfikir menerapkan
C4 : Proses berfikir menganalisis
C5 : Proses berfikir mengevaluasi
3. Lembar penilaian Aspek Psikomotorik
NO DIMENSI SKOR
Keterangan:
0 : Tidak Dilakukan
1 : Dilakukan Tidak Memuaskan
2 : Dilakukan Memuaskan Yogyakarta, Oktober 2021
3 : Dilakukan Sangat Memuaskan Dosen Pengampu,
F. BAHAN AJAR
MATA KULIAH
INTELIJEN UDARA
1. Sikap :
Memiliki ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sebagai calon
perwira pertama TNI AU yang memiliki kepribadian prajurit sapta marga, pengetahuan
dan ketrampilan manajerial, kesamaptaan jasmani dan kemiliteran.
2. Pengetahuan :
Mampu menjelaskan definisi Intelijen udara, fungsi intelijen, pengamanan dan
mampu menerapkan kemampuan tersebut untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan Intelijen di TNI AU sebagai suatu sistem dengan baik dan lancar
1. Ketrampilan :
Setelah mengikuti perkuliahan pertemuan ke satu ini, taruna tingkat empat prodi
elektronika Pertahanan mampu menjelaskan definisi intelijen dan pengamanan serta
mensimulasikan pelaksanaan fungsi-fungsi Intelijen udara, dan mampu menerapkan
kemampuan untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Intelijen TNI AU
sebagai suatu sistem.
BAB I
SEJARAH INTELIJEN
2. Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI) 1945. Pada awal Mei 1946,
dilakukan pelatihan khusus di daerah Ambarawa. Sekitar 30 pemuda lulusannya menjadi
anggota Badan Rahasia Negara Indonesia (BRANI). Lembaga ini menjadi "payung"
gerakan Intelijen dengan beberapa unit ad hoc, bahkan operasi luar negeri.
4. Badan Intelijen Staf Angkatan Perang (BISAP). Di awal tahun 1952, Kepala
Staf Angkatan Perang, T.B. Simatupang menurunkan lembaga Intelijen menjadi Badan
37
Informasi Staf Angkatan Perang (BISAP). Pada tahun yang sama, Wakil Presiden
Mohammad Hatta dan Menhan Sri Sultan Hamengku Buwono IX menerima tawaran
Central Intelligence Agency Amerika Serikat (CIA) untuk melatih calon-calon intel
profesional Indonesia di Pulau Saipan, Filipina.
Kolonel Nicklany Soedardjo, perwira Polisi Militer (POM) lulusan Fort Gordon, AS.
Sebenarnya di awal 1965 Nicklany sudah membentuk unit intel PM, yaitu Detasemen
Pelaksana Intelijen (Den Pintel) POM. Secara resmi, DenPintel POM menjadi Satuan
Khusus Intelijen (Satsus Intel), lalu tahun 1976 menjadi Satuan Pelaksana (Satlak)
BAKIN dan di era 1980-an kelak menjadi Unit Pelaksana (UP) 01. Mulai tahun 1970
terjadi reorganisasi BAKIN dengan tambahan Deputi III pos Opsus di bawah Brigjen Ali
Moertopo. Sebagai inner circle Soeharto, Opsus dipandang paling prestisius di BAKIN,
mulai dari urusan domestik Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Irian Barat dan
kelahiran mesin politik Golongan Karya (Golkar) sampai masalah Indocina. Tahun
1983, sebagai Wakil Kepala BAKIN, L.B. Moerdani memperluas kegiatan Intelijen
menjadi Badan Intelijen Strategis (BAIS). Selanjutnya BAKIN tinggal menjadi sebuah
direktorat kontra-subversi dari Orde Baru. Setelah mencopot L.B. Moerdani sebagai
Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam), tahun 1993 Soeharto mengurangi
mandat BAIS dan mengganti namanya menjadi Badan Intelijen ABRI (BIA).
10. Badan Intelijen Negara (BIN) Tahun 2002. Tahun 2000 Presiden Abdurrahman
Wahid (Gus Dur) mengubah BAKIN menjadi Badan Intelijen Negara (BIN) sampai
sekarang.
BAB II
INTELIJEN TNI AU
1. Pengantar. Intelijen berusia sama dengan usia mulai lahirnya manusia ke bumi,
karena intelijen terwujud secara bersama sama dengan adanya kebutuhan manusia ,
jadi intelijen diperlukan karena adanya kebutuhan manusia untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Kebutuhan akan intelijen ini dapat dijelaskan sebagai berikut
upaya memenuhi kebutuhan hidup ini akan saling berbenturan setiap saat, dan
dalam benturan-benturan kepentingan ini akan terjadi : menguntungkan salah
satu pihak, merugikan salah salah satu pihak atau tidak berdampak. Bagi
pihak yang dirugikan maka benturan ini akan menjadi ancaman bagi
kelangsungan hidupnya. Untuk mencegah kerugian tersebut maka pihak terkait
harus dapat mengetahui kekuatan, kelemahan, kemungkinan cara bertindak dan
dari pihak yang akan merugikan dan untuk ini diperlukan Intelijen.
2. Sistem Pertahanan Negara adalah salah satu fungsi dalam pemerintah di bidang
upaya pertahanan negara yang dilaksanakan secara terpadu, terarah dan nasional oleh
segenap potensi bangsa dengan Tentara Nasional Indonesia sebagai komponen
utamanya, dengan tujuan untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI serta
menjamin keselamatan bangsa. Tugas pokok TNI seperti yang tertulis dalam UU RI No.
34 tahun 2004 yang meliputi tugas pokok untuk melaksanakan Operasi Militer Perang
(OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) adalah untuk mencapai tujuan seperti
tersebut diatas.
3. Agar TNI berhasil melaksanakan tugas pokoknya maka TNI harus mampu untuk
menghadapi dan menanggulangi segala ancaman terhadap Negara dan bangsa baik
yang datang dari dalam maupun luar negeri, dan untuk itu maka TNI harus mempunyai
kemampuan dini untuk mengetahui tentang bentuk dan arah datangnya ancaman
tersebut. Kemampuan TNI secara dini tentang bentuk dan arah datangnya ancaman
terhadap negara dan bangsa itu dihasilkan oleh penyelenggaraan Intelijen Pertahanan
40
Negara ( Intelijen Haneg) yang terdiri dari Intelijen Militer yang diselenggarakan oleh
komponen-komponen Haneg lainnya.
1) Pedoman Umum :
5. Pengertian Dasar Intelijen TNI AU. Intelijen TNI AU merupakan salah satu
bagian dari Intelijen TNI (Haneg) selain intelijen TNI AD dan Intelijen TNI yang
dilaksanakan oleh TNI AU, merupakan segala UPKT untuk mendapatkan keterangan
tentang kekuatan, kemampuan, teknologi, kerawanan, kelemahan maupun tujuan yang
terkandung degan pendukungnya dalam rangka operasa udara maupun demi
kepentingan Hankam/TNI. Karena bagian dari Intelijen TNI maka sebagai konsekwensi
logis mempunyai hubungan dengan Badan Intelijen Strategis TNI (BAIS TNI) maupun
Badan Intel Negara (BIN). Pengertian dasar Intelijen TNI AU adalah sebagai berikut :
1) Berdasarkan Maknanya :
2) Berdasarkan Kegunaannya :
teknik intelijen baik dilakukan secara terbuka maupun tertutup, yag berdampak
taktis maupun bersifat strategis untuk mendukung tugas TNI AU. Berdasarkan
penerapan dan fungsinya, terdiri dari :
1) Berdasarkan Penerapannya :
2) Berdasarkan Fungsinya :
6. Peranan Intelijen TNI AU. Peranan Intelijen TNI AU adalah sebagai berikut :
6. Tugas Intelijen TNI AU. Tugas Intelijen TNI AU adalah sebagai berikut :
7. Prinsip Intelijen TNI AU. Prinsip Intelijen TNI AU adalah sebagai berikut :
BAB III
POKOK-POKOK INTELIJEN UDARA
dan melalui udara. Sebagai salah satu bentuk dari penyelenggaraan Intelijen TNI AU
maka Intelijen Udara mempunyai tujuan, sasaran, sifat, kegiatan, kegunaan, tugas dan
fungsi udara yang berdasarkan pokok-pokok Intelijen TNI AU.
BAB IV
BENTUK INTELIJEN UDARA
BAB V
PENYELENGGARAAN INTELIJEN UDARA
dituangkan dalam bentuk perintah atau permintaan. Pimpinan intelijen juga akan
memberikan unsur-unsur utama keterangan (UUK) sebagai faktor yang harus
diperhitungkan dalam mempertimbangkan tindakan untuk mencapai sasaran dan
tujuan.
BAB VI
75
POLA ORGANISASI
PENYELENGGARAAN INTELIJEN UDARA
1) Memberikan Debriefing.
2) Menginventarisasikan kebutuhan.
BAB VII
PENGAMANAN
5. Sasaran Pengamanan.
8. Tindakan Pengamanan.
Daftar Pustaka
BAB IV
PENUTUP
1. Kesan
Kegiatan Bimtek Applied Approach merupakan ilmu dan pengalaman yang
sangat berguna dalam pengembangan sistem pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan bagi dosen maupun instruktur di lingkungan TNI Angkatan Udara.
2. Manfaat
Kegiatan Bimtek Applied Approach telah memberikan bekal yang
bermafaat dalam pengembangan sistem pembelajaran dan meningkatkan
kemampuan bagi dosen maupun instruktur di lingkungan TNI AU khususnya di
lingkungan AAU. Manfaat dalam mengikuti Bimtek AA adalah:
3. Pesan
Kegiatan Bimtek Applied Approach agar tetap menjadi kegiatan rutin dan
selalu berinovasi sesuai tuntutan perkembangan iptek untuk mengembangkan
sistem pembelajaran guna meningkatkan kemampuan dosen maupun instruktur di
lingkungan TNI Angkatan Udara.
B. Saran/Masukan
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
A. SUMBER PUSTAKA