TUGAS ESAY
Pentingnya Sinergitas TNI dan Polri dalam
Menciptakan Keamanan Nasional ( National
Security)
Agustus, 2022
2
Dalam reformasi nasional, reformasi di bidang pertahanan negara dilaksanakan
secara konsepsional dengan berlandaskan pada kostitusi UUD 1945 dan falsafah
Pancasila. Reformasi pertahanan negara merupakan komitmen bangsa yang
dilaksanakan secara bertahap dan berlanjut, mencakup penataan struktur, kultur dan tata
nilai sebagai satu kesatuan perubahan yang utuh dan menyeluruh. Agenda penataan
struktur sejauh ini telah mencakup penataan organisasi pertahanan negara yang
menyentuh segi-segi substansial. Upaya penataan dimaksudkan agar penyelenggaraan
pertahanan negara dapat lebih efektif sesuai dengan perkembangan konteks stratregis
serta dalam bingkai masyarakat demokratis. Pada aspek kultur dan tata nilai, perubahan
diarahkan pada sikap dan perilaku penyelenggara pertahanan negara untuk mampu
memposisikan diri sesuai peran dan tugasnya. Reformasi di bidang pertahanan negara
bertitik tolak dari Ketetapan (TAP) MPR nomor VI tahun 2000, tentang Pemisahan TNI
dan Polri dan TAP MPR nomor VII tahun 2000 tentang Peran TNI dan Peran Polri. Salah
satu wujudnya adalah Undang Undang (UU) Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara menggantikan UU RI Nomor 20 tahun 1982. UU RI Nomor 20 tahun 1982 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara sudah tidak sesuai lagi
dengan tuntutan reformasi. UU Pertahanan Nomor 3 tahun 2002, di samping mengatur
penataan negara ke depan untuk mendukung kepentingan nasional sesuai cita-cita
reformasi serta untuk tujuan nasional. Masalah kedudukan, fungsi dan tugas Polri
sebagai salah satu “kekuatan pertahanan dan keamanan negara”, hal ini dapat dicakup
dalam UU Keamanan Nasional atau UU Kekuatan Cadangan, namun kedudukan Polri
justru mencegahnya untuk menjadi combatant. Padahal Polri dan TNI disatukan dalam
rumpun “kekuatan utama pertahanan dan keamanan negara” (Pasal 30 ayat (2) UUD
1945) dan hubungan kewenangan antara TNI dan Polri harus, yang terpisah secara
kelembagaan, diatur dengan UU (Pasal 30 ayat (5) UUD 1945). Kedudukan, fungsi dan
tugas Polri dalam konteks kebijakan kamnas untuk menghadapi eskalasi ancaman
kamtibmas maupun kamdagri, yang memerlukan bantuan TNI kepada fungsi
pemerintahan di bidang kepolisian (yang terpusat maupun terdesentralisasi). Dalam hal
ini tugas perbantuan TNI ditentukan secara rinci oleh UU TNI 2004.
Dengan mengacu kepada TAP MPR RI No. VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan
Polri, yang diatur pada pasal (4) tentang bantuan TNI kepada Polri dalam rangka tugas
keamanan atas permintaan yang diatur dalam undang-undang. Sebelum dilaksanakan
operasi bantuan TNI kepada Polri, maka pemerintah terlebih dahulu harus membuat
Peraturan Pemerintah / Ketentuan sebagai landasan operasional yang dapat digunakan
sebagai pedoman atau dasar hukum bagi Satuan TNI untuk melaksanakan tugas
kamtibmas sehingga prajurit TNI yang bertugas dilapangan tidak ragu-ragu lagi dalam
melaksanakan tugasnya, dan apabila ternyata dilapangan terjadi permasalahan maka
satuan TNI tidak menjadi bidikan masyarakat. Bantuan unsur TNI diberikan dan
digunakan untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas Polri dalam rangka mencegah
dan menanggulangi gangguan atau ancaman Kamtibmas. Operasi Bantuan Kamtibmas
dilaksanakan atas dasar permintaan apabila pihak Polri dinilai tidak dapat atau
diperkirakan tidak akan dapat mengatasi kontinjensinya, sehingga diperkirakan
gangguan keamanan akan semakin meluas dan eskalasi ancaman semakin meningkat
baik pada konflik horizontal, konflik vertikal maupun brutalitas massa (tindakan
anarkhis intensitas tinggi).
Dan hal yang paling penting dalam pelaksanaan tugas Perbantuan TNI kepada
Polri adalah harus sesuai ketentuan hukum / perundang-undangan. Karena hal tersebut
yang akan dijadikan pedoman bagi komandan satuan TNI di lapangan melaksanakan
tugas agar terhindar dari kesalahan prosedur yang dapat berdampak pada pelanggaran
tindak pidana maupun pelanggaran Hak Asasi Manusia. Berdasarkan Ketentuan
Hukum/Perundang-undangan maka setiap anggota satuan TNI yang diperbantukan
kepada Polri harus tunduk kepada hukum dan peradilan sesuai perundang-undangan
yang berlaku, dimana Panglima atau Dansat TNI yang tidak memenuhi atau sengaja
mengabaikan permintaan bantuan dari Kepala Kepolisian dapat diancam dengan sanksi
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Semua ketentuan-ketentuan
tersebut secara jelas diatur dalam UU No.1 tahun 1946 yang diperbaharui dengan UU
No.73 tahun 1958 tentang KUHP yang meliputi pasal 48, pasal 49, pasal 50, pasal 51,
pasal 52, pasal 413 dan pasal 414. Ketentuan Hukum lain yang dapat dijadikan pedoman
adalah UU No. 26 tahun 2000 tentang HAM pasal 7, pasal 8 dan pasal 9. Namun
5
dikarenakan petunjuk pelaksanaannya belum diatur dalam Peraturan Pemerintah, dalam
rangka menghindari terjadinya suatu “vacum of power” dalam menghadapi
tingkat/eskalasi ancaman, maka perlu dimasukkan dalam peraturan perundang-undangan
yang menentukan batasan/kapan Satuan TNI diminta ataupun tidak diminta dapat
melakukan suatu tindakan pengamanan di wilayahnya, sehingga akan diperoleh
kesamaan visi dan cara bertindak dalam mengantisipasi dan menanggulangi meluasnya
konflik. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya salah prosedur yang pada
akhirnya justru akan merugikan Satuan TNI sendiri. Dari hasil analisa yang telah diuraikan
di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa peran, tugas dan fungsi TNI dan Polri yang
sebelumnya menjadi satu wadah yaitu ABRI telah mengalami perubahan sehingga TNI
dan Polri memiliki peran, tugas dan fungsi yang berbeda, dimana TNI berperan sebagai
alat pertahanan negara sedangkan Polri berperan sebagai alat keamanan negara. Dan
hal yang paling penting dalam pelaksanaan tugas Perbantuan TNI kepada Polri adalah
harus sesuai ketentuan hukum / perundang-undangan. Semua ketentuan-ketentuan
tersebut secara jelas diatur dalam UU No.1 tahun 1946 yang diperbaharui dengan UU
No.73 tahun 1958 tentang KUHP yang meliputi pasal 48, pasal 49, pasal 50, pasal 51,
pasal 52, pasal 413 dan pasal 414.
Demikian tulisan esai tentang Operasi Bantuan TNI kepada Polri ini dibuat penulis
berharap tulisan esai singkat ini dapat digunakan sebagai sarana untuk lebih memahami
secara mendalam tentang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan sinergitas TNI dan
POLRI.