BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penambangan liar seperti yang pernah terjadi di Sekotong dan
akhir-akhir ini sedang menjadi sorotan publik terjadi di gunung Prabu,
desa Prabu, kecamatan Pujut kabupaten Lombok Tengah. Di kabupaten
lombok Timur sperti puncak Desa Jeringo, kecamatan Suela, kelurahan
Dasan Geres dan kelurahan Ijo balit, kecamatan Labuhanhaji, pun
demikian halnya di desa Anggaraksa, kecamatan Pringgabaya. Tim
terpardu Distamben dan Satpol PP Pemkab Lombok Barat menutup
tambang galian C di Dusun teluk Gedang Desa Giri Tembesi Gerung,
dan Dusun Batu kuta, Desa lembar Kecamatan lembar. Penutupan
tambang
juga
dilakukan
aparat
di
desa
Bilabante,
kecamatan
merupakan contoh
dari sisi lain kehidupan pada masayarakat pedesaan kita. Beberapa elit
politik di parlemen telah angkat bicara guna mendorong pemerintah
daerah turun tangan membatasi meluasnya galian butiran logam emas
di
daerah
tersebut.
pengembangan
Tentu
deistinasi
keselamatan
pariwisata
lingkungan
yang
sedang
hidup
dan
digalakkan
sosial
penambangan
illegal
itu.
Pemerintah
daerah
mengantongi
izin,
meskipun
sama-sama
merusak
ini
memang
dilematis
karena
dua
hal.
Pertama,
penambangan
dapat
dipersamakan
dengan menghentikan
B. Rumusan Masalah
Dari berbagai uraian dan paparan tersebut diatas penulis mencoba
memetakan
rumusan
masalah
yang
terkai
dengan
perizinan,
kata
lain
bagaimana
tata
cara
mendapatkan
izin
pertambangan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perizinan
Karena perizinan berkaitan dengan kepentingan yang diingikan
oleh masyarkat untuk melakukan aktivitas tertentu dengan mendapat
persetujuan
atau
legalitas
dari
pejabat
negara
sebagai
alat
Social citizenship
Full democracy
Modern industrial relation system
Right to education and the expansion of modern mass education
system.
Dalam negara kesejahteraan adanya sistem kesejahteraan sebagai
mengenai
esensi,
moralitas,
filosofi
dan
tata
cara
saja,
mereka
sebagai
alat
administrasi
negara,
diharapkan dapat menjalankan tugasnya secara baik dan sungguhsungguh untuk memberikan pelayanan pubik yang excelent kepada
masyarakat, sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
(ASN) serta Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 yang mengatur
tentang Administrasi Pemerintahan. Inilah sekelumit teori tentang
perizinan dan hukum, walaupun banyak yang pesimis mengatakan
bahwa untuk apa teori, apabila ternyata pelaksanaannya jauh api dari
panggang, tetapi penulis tetap optomis, bahwasanya teori memang
harus kita ketahui dan mantapkan terlebih dahulu, agar bisa kita
implementasikan, karena jika toerinyapun kita belum atau tidak tahu,
maka apa yang akan kita bisa implementasikan.
B. Pengertian Perizinan
1. Dispensasi
adalah
keputusan
administrasi
negara
yang
izin
yang
memberikan
hak
untuk
besar
sehingga
dimana
kepentingan
sebenarnya
pemerintah,tetapi
pekerjaan
oleh
umum
itu
terlibat
menjadi
pemerintah
erat
tugas
diberikan
sekali
dari
hak
berdasarkan
persyaratan
dan
prosedur
sebagaimana
pemerintahan
dalam
penegelolaan
dan/atau
fasilitas
umum
yang
masyarakat
yang
merupakan
pengecualian
terhadap
suatu
diberikan
oleh
karena
banyak
bahaya
penyelundupan,
apabila
ada
aspek
perdata
yang
berupa
yuridis
oleh
pemerintah
harus
didasarkan
pada
kekeliruan.
c. Keputusan harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan
dasarnya dan
persyaratan
yang
ditentukan
HAN,
maka
2. Peraturan Perundang-undangan
Pembuatan dan penerbitan ketetapan izin merupakan tindakan
hukum permerintahan,sebagai tindakan hukum maka harus ada
wewenang yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan
atau
harus
berdasarkan
pada
asas
legalitas,
tanpa
dasar
wewenang, tindakan hukum itu menjadi tidak sah, oleh karena itu
dalam hal membuat dan menerbitkan izin haruslah didasarkan
pada
wewenang
undangan
yang
diberikan
oleh
peraturan
perundang-
baik
di
tingkat
pusat
maupun
di
tingkat
izin
yaitu
untuk
dan
aktivitas-
aktivitas.
Mengenai tujuan perizinan secara umum adalah sebagai berikut :
a. Keinginan mengarahkan (mengendalikan sturen) aktivitas-aktivitas
terentu
(misalnya izin bangunan).
b. Izin mencegah bahaya bagi lingkungan (izin-izin lingkungan).
c. Keinginan melindungi objek-objek tertentu (izin terbang,izin
membongkar pada monument-monumen).
d. Izin hendak membagi benda-benda yang sedikit (izin penghuni di
daerah padat
penduduk).
e. Izin memberikan pengarahan,dengan menyeleksi orang-orang dan
aktivitas-aktivitas (izin berdasarkan drank en horecawet dimana
pengurus harus memenuhi syarat-syarat tertentu).
E. Bentuk dan Isi Izin
Sesuai dengan sifatnya, yang merupakan bagian dari ketetapan,
izin
selalu
dibuat
dalam
bentuk
tertulis,sebagai
ketetapan
b.
c.
d.
dalam
waktu,
tempat
dan
cara
lain.
yang
belum
pasti,dapat
dimuat
syarat
f.
hari
UU,
pertimbangan-pertimbangan
penetapan fakta.
Pemberitahuan-pemberitahuan tambahan
Pemberitahuan tambahan dapat berisi
bahwa
hukum,
kepada
dan
yang
berikutnya
pemerintahan
yang
atau
informasi
berhubungan
umum
dengan
dari
organ
kebijaksanaannya
adalah
suatu
rangkaian
peraturan,
yang
mengikat,
dalam
kehidupan.
Norma
yang
mengatur
dalam
Esa,
norma
kesusilaann
sumbernya
hati
nurani,
norma
berdasarkan
persyaratan
dan
prosedur
sebagaimana
ketentuan perundang-undangan.
G. Menurut Para Ahli Tentang Hukum Perizinan
1. Izin menurut Prof. Bagir Manan
Yaitu merupakan persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan
perundang-undangan
untuk
memperuraikan
tindakan
atau
Bahwa
istilah
izin
dapat
diartikan
tampaknya
dalam
arti
tidak
abstrak,
melainkan
berwujud,
tertentu
dan
Para pihak
Objek pengaturan
Pengesahan
Pihak yang mengeluarkan
Jangka waktu (tidak ada izin yang berlaku seumur hidup)
Untuk apa izin digunakan
Alasan penerbitan izin; atribusi, delegasi dan mandate
Susunan suatu bentuk keputusan izin adalah:
1.
2.
Nama dari yang dialamatkan dan nama dari suatu objek tertentu
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
merupakan
instrumen
pemerintah
dalam
melakukan
keadaan
disamping
dan
untuk
tahapan
perkembangan
mengendalikan
arah
alat untuk
yang
perubahan
ingin
dan
bangunan
milik
pemerintah
4. Surat Izin Usaha Kepariwisataan, izin pembuatan jalan masuk
pekarangan
titik
tiang
pancang
reklame,
jembatan
daerah
dalam
mengurus
kewenangannya
adalah
perizinan.
Perizinan
sebagai
bentuk
ketetapan
c.
d.
(izin, pembayaran,)
Pengenaan denda adminstrasi
Dwangsom
Sanksi atas pelanggaran izin dapat berbentuk:
a.
b.
c.
Sanksi administratif
Sanksi perdata
Penjara dan pidana denda
yang
baku,
integratif
komprehensif.
Banyaknya berbagai instansi yang mengeluarkan izin.
dan
c.
d.
perundang- undangan.
Diadakannya izin hanya semata-mata dengan tujuan pemasukan
bagi pendapatan daerah.
pemerintah,
telah
disebutkan bahwa pemerintah dalam melakukan kegiatan seharihari tampil dengan dua kedudukan, sebagai wakil dan badan
hukum dan wakil dari jabatan pemerintahan. Sebagai wakil dari
badan hukum, kedudukan hukum pemerintah tidak berbeda
dengan seorang atau badan hukum perdata pada umumnya, yaitu
diatur dan tunduk pada ketentuan-ketentuan hukum keperdataan,
seta dapat melakukan tindakan hukum keperdataan.
W.F Prins mengatakan, badan pemerintah memang gemar
memakai bentuk hukum perdata. Jalan menurut hukum public
acapkali sukar untuk ditempuh, sebab didalam ini administrasi
Negara harus tunduk kepada berbagai perturan, yang dalam
praktiknya terasa mengikat sekali, tetapi pada dasarnya baik, oleh
karena yang dibelautamakan bukan kepentingan administrasi
Negara sendiri, melainkan kepentingan publik. Keinginan untuk
melepaskan diri dari pembatasan yang diletakan oleh hukum public
perdata.
Penggunaan instrument hukum public merupakan fungsi dasar
dari
organ
pemerintah
dalam
menjalankan
tugas-tugas
konsekuensi
pemerintah
paham
untuk
Negara
kesejahteraan,
mengusahakan
yang
kesejahteraan
yang
digunakan
dalam
pengaturan
perundang-
kebebasan
untuk
menentukan
sendiri
isi
dari
hampir
selalu
dapat
memberikan
jaminan-jaminan
pemerintah
wakil
dari
badan
hukum
dapat
Perlu
ditegaskan
pula
bahwa
ketika
pemerintah
masing-masing
pihak,
sebagaimana
lazimnya
menjalankan
kegiatan
pemerintahnya,
pemerintah
dapat
b.
lain-lain.
Perjanjian Perdata dengan Syarat-syarat Standar
Pemerintah
dapat
pula
menggunakan
instrumen
hukum
mengenai
menjalankan
wewenang
pemerintahnya,
maka
ermessen,
dimungkinkan
yang
pula
kemudian
dijalankan
melahirkan
dengan
kebijakan
menggunakan
persoalan
dalam
hal
ini
adalah
mengenai
hak
dari
kebijakan
yang
ditempuhnya.
Lebih
lanjut
penggunaan
maupun
kota,
perusahaan
pompa
bensin,
dan
sebagainya.
6. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh
para developer dari suatu real estate sebelum maupun
selama pekerjaan pembangunan dilapangan dikerjakan.
penambangan,
pengolahan
dan
pemurnian,
serta
wilayah
kabupaten
kota
dalam
provinsi
setelah
Badan usaha.
Koperasi.
Perseorangan.
Nama perusahaan.
Jaminan kesungguhan.
Modal investasi.
Perpajakan.
Penyelesaian perselisihan.
Amdal.
1. Nama perusahaan.
2. Luas wilayah.
3. Lokasi penambangan.
4. Lokasi pengolahan dan pemurnian.
5. Pengangkutan dan penjualan.
6. Modal investasi.
7. Jangka waktu berlakunya Izin Usaha Pertambangan.
8. Jangka waktu tahap kegiatan.
9. Penyelesaian masalah pertanahan.
10.
11.
12.
13.
14.
Perpajakan.
16.
Penyelesaian perselisihan.
18.
19.
20.
21.
23.
24.
Izin
Usaha
umum,
Pertambangan
Eksplorasi,
dan
Eksplorasi
Study
meliputi
kelayakan
kegiatan
Izin
Usaha
Pertambangan.
menemukan mineral lain di dalam Wilayah Izin Usaha Pertambangan yang
dikelola diberikan prioritas untuk mengusahakannya.
Pemegang Izin Usaha Pertambangan mengusahakan mineral adalah Izin
Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan Konstruksi,
Penambangan, wajib mengajukan permohonan Izin Usaha Pertambangan
baru kepada Menteri, Gubernur, dan Bupati / Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi meliputi kegiatan
Konstruksi, Penambangan, dapat menyatakan tidak berminat untuk
mengusahakan mineral lain yang ditemukan tersebut.
Pemegang Izin Usaha Pertambangan yang tidak berminat untuk
mengusahakan mineral lain yang ditemukan wajib menjaga mineral lain
tersebut agar tidak dimanfaatkan pihak lain.
Izin Usaha Pertambangan untuk mineral lain dapat diberikan kepada pihak
lain oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati / Walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Izin
Usaha
Pertambangan
Operasi
Produksi
sebagai
perseorangan,
sekelompok
orang,
atau
perusahaan
yayasan
berbadan hukum yang dalam operasinya tidak memiliki Izin dari instansi
pemerintah sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
Dengan demikian, izin, rekomendasi, atau surat berbentuk apapun yang
diberikan kepada perseorangan, sekelompok orang, perusahaan atau
yayasan oleh instansi pemerintah di luar ketentuan peraturan perundang
undangan yang berlaku, dapat dikategorikan sebagai Pertambangan
Tanpa Izin.
Izin Pertambangan Rakyat, yang selanjutnya disebut IPR, adalah izin untuk
melaksanakan usaha pertambangan dalam wilayah pertambangan rakyat
dengan luas wilayah dan investasi terbatas.
4. Dasar Hukum
Dasar hukum perizinan usaha Pertambangan bahan galian Batuan adalah
sebagai berikut :
Teknis;
Lingkungan; dan
Finansial.
A. Persyaratan administratif
1. Untuk badan usaha untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi
Produksi
Mineral logam dan batubara:
a. Surat permohonan;
b. Susunan Direksi dan daftar pemegang saham;
c. Surat keterangan domisili
Mineral bukan logam dan batuan :
a. Surat permohonan;
b. Profil badan usaha;
c.
Akte
pendirian
badan
usaha
yang
bergerak
di
bidang
usaha
b. Profil koperasi;
c. Akte pendirian koperasi yang bergerak di bidang usaha pertambangan
yang telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;
d. Nomor pokok wajib pajak;
e. Susunan pengurus; dan
f. Surat keterangan domisili.
3. Untuk perseorangan untuk IUP Eksplorasi dan IUP Operasi
Produksi
Mineral logam dan batubara:
a. Surat permohonan;
b. Surat keterangan domisili.
Mineral bukan logam dan batuan :
a. Surat permohonan;
b. Kartu tanda penduduk;
c. Nomor pokok wajib pajak; dan
d. Surat keterangan domisili.
4. Untuk perusahaan firma dan perusahaan komanditer untuk IUP
Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi
Mineral logam dan batubara:
a. Surat permohonan;
b. Susunan pengurus dan daftar pemegang saham;
c. Surat keterangan domisili.
Mineral bukan logam dan batuan :
a. Surat permohonan;
b. Profil perusahaan;
c.
Akte
pendirian
perusahaan
yang
bergerak
di
pertambangan;
d. Nomor pokok wajib pajak;
e. Susunan pengurus dan daftar pemegang saham; dan
f. Surat keterangan domisili.
bidang
usaha
Tersedianya
tenaga
ahli
pertambangan
dan/atau
geologi
yang
perundang-undangan
di
bidang
perlindungan
dan
Pernyataan
kesanggupan
untuk
mematuhi
ketentuan
peraturan
Bukti
penempatan
eksplorasi; dan
jaminan
kesungguhan
pelaksanaan
kegiatan
Izin
Usaha
Pertambangan
Operasi
Produksi
sebagai
oleh
perseorangan,
sekelompok
orang,
atau
perusahaan
yayasan berbadan hukum yang dalam operasinya tidak memiliki Izin dari
instansi pemerintah sesuai peraturan perundang undangan yang
berlaku. Dengan demikian, izin, rekomendasi, atau surat berbentuk
apapun
yang
diberikan
kepada
perseorangan,
sekelompok
orang,
untuk
melaksanakan
usaha
pertambangan
dalam
wilayah
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam kondisi ketahanan ekonomi masyarakat yang rapuh, tentu
tidak mudah bagi mereka untuk mendapatkan sumber ekonomi alternatif.
Bukankah
ilmuan
sosial
beraliran
strukturalis,
sejak
awal
sudah
dari
sisi
administrasi
pemerintah,
perijinan
tambang
memiliki
kewenangan
penerbitan
izin
penggalian.
Dengan
publik,
berhadapan
pengendalian
dengan
kesulitan
pertambangan
birokratis.
di
daerah
Melarang
saat
ini
masyarakat
(tambang).
Tentu
pemerintah
desa
dan
pemerintah
validitasnya
dapat
dipertanggung
jawabkan
terhadap
kasus
maka
persoalan
yang
harus
dipikirkan
berikutnya
adalah
dari pemerintah memikirkan tempat kerja yang lain dari masyarakat yang
telah
terlanjur
memiliki
ketergantungan
ekonomi
tinggi
terhadap
Daftar Pustaka
Perundang-undangan
MATA KULIAH :
Hukum Perizinan
Dosen : Prof. Dr. H. Gatot Dwi Hendro Wibowo, SH., M.Hum
IZIN PERTAMBANNGAN
OLEH:
TAHARUDIN
NIM : I2B015091
Jurusan : Pemerintahan