Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS SURAT TILANG

Tilang No. Reg : 2713878

Hukum Acara Pidana

Disusun Oleh :

Farah Fitriani

110110090143

I. Rincian Surat Tilang

· No. Register Penyidikan : OPS 4

· Tilang No. Reg : 2713878

· Nama : Yuyus Supriadi

· Alamat : Jl. Kaum Kulon No. 2 Bandung

· Pekerjaan : Swasta

· Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 14 – 5 – 1980

· SIM Gol : A

· No Register Kendaraan : D 1406 DO

· Jenis : Roda 4

· Merek : Toyota Avanza

· Pada hari kamis tanggal 24 bulan 2 2011 dijalan A.H. Nasution dalam wilayah hukum
POLRESTABES BANDUNG

· Barang Bukti : SIM A atas nama Yuyus Supriadi

· Nama Petugas : Agus Sugih

· Pangkat : AIPTU

· Pasal yang dilanggar : Pasal 289 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ

· Cap : SATLANTAS POLRESTABES BANDUNG


II. Analisis

Tilang, singkatan dari Bukti Pelanggaran merupakan tindakan langsung terhadap pelanggaran
lalu lintas yang menjadi salah satu bentuk penindakan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan
Polri. Penyelesaian atas pelanggaran itu berada dalam sistem peradilan pidana (criminal justice
system) yang melibatkan kejaksaan dan pengadilan. Mengacu pada Pasal 211 KUHAP dan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993, terdapat 28 jenis pelanggaran yang dapat
dikenakan tilang.

Setelah Pelanggar dinyatakan bersalah karena melanggar Peraturan Lalu Lintas, oleh Petugas (
POLISI/POLANTAS) pelanggaran tersebut dicatat dalam Berita Acara Singkat yang namanya
TILANG (BUKTI PELANGGARAN). Dalam Surat Tilang No. Reg. 2713878, pasal yang
dilanggar oleh Yuyus Supriadi adalah pasal 289 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, yang
berbunyi “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor atau Penumpang yang duduk
di samping Pengemudi yang tidak mengenakan sabuk keselamatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 106 ayat (6) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau
denda paling banyak Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)”.

Surat tilang yang menjadi objek analisis adalah kopian surat yang berwarna biru. Surat TILANG
semuanya ada 5 ( lima) rangkap :

· Lembar 1 warna MERAH diperuntukan untuk pelanggar ( sidang di Pengadilan Negeri )

· Lembar 2 warna BIRU diperuntukan untuk pelanggar ( bukti untuk bayar denda TILANG di
Bank ).

· Lembar 3 warna HIJAU untuk arsip di Pengadilan Negeri.

· Lembar 4 warna KUNING untuk arsip di Kepolisian.

· Lembar 5 warna PUTIH untuk arsip di Kejaksaan Negeri

Sistem tilang yang berlaku saat ini memberi tiga opsi bagi pelanggar. Seseorang bisa minta
disidang di pengadilan, atau langsung bayar ke Bank Rakyat Indonesia, atau pilihan lain
dititipkan kepada kuasa untuk sidang. Kuasa untuk sidang itu tidak lain adalah polisi. Pilihan-
pilihan ini sudah berlangsung sama, sesuai Surat Keputusan Kepala Kapolri No.Pol:
SKEP/443/IV/ 1998, tanggal 17 April 1998 (SK 1998).

Apabila Pelanggar menghendaki untuk Datang sendiri ke Pengadilan untuk sidang maka
kepadanya diberikan Surat TILANG warna Merah untuk menghadiri sidang di Pengadilan
Negeri.

Untuk Pelanggar yang karena kesibukannya tidak mungkin bisa hadir di Pengadilan untuk sidang
dimaksud diberikan Surat TILANG warna Biru, kemudian datang ke BRI membayar Denda
Tilang seperti yg tercantum di Surat TILANG, lalu kembali pada Petugas yang Menindak tadi
dengan membawa resi Pembayaran Denda TILANG dari BRI, kemudian Barang Bukti yang
disita bisa diambil lagi, dan berkas Tilang yang tadi diserahkan ke Bagian TILANG di Kantor
Satlantas untuk dicatat di buku Besar Pelanggaran dan didistribusikan sesuai dengan
peruntukannya tadi.

Pada kasus ini, pelanggar bernama Yuyus Supriadi menghadiri sendiri sidangnya, sehingga
kepadanya diberikan surat yang berwarna merah.

Disudut kiri atas surat tilang terdapat kata “Pro Justitia”, arti dari “pro justitia” ini adalah demi
hukum, dengan kata lain juga adalah demi Undang-Undang untuk menegakkan keadilan.

Secara umum, surat tilang memuat :

a. identitas pelanggar, yang terdiri dari : Nama, Jenis Kelamin,


Alamat , Pekerjaan, Pendidikan, Umur, Tempat tanggal Lahir.

b. identitas mengenai surat – surat kelengkapan serta ciri – ciri kendaraan, terdiri dari : No.
KTP, SIM Golongan, No. SIM, Sat Pas, Tanggal, Kendaraan nomor Polisi, Jenis,
Merek, Nomor Rangka , Nomor Mesin

3. tanggal serta tempat wilayah terjadinya pelanggaran


4. identitas petugas
5. pasal yang dilanggar
6. denda sesuai pasal
7. tanda tangan petugas dan pelanggar
8. keberatan.
9. Barang Bukti

Pada surat tilang yang menjadi objek analisis, hampir semua hal yang ada di surat tilang telah
diisi. Hanya saja ada beberapa kolom yang tidak diisi, seperti kolom SAT PAS, No Rangka,
pendidikan. Ini mengakibatkan surat tilang tersebut menjadi kurang sempurna.

Sementara itu, sesuai dengan pasal 16 Sub a dan e UU no. 2/2002 dan pasal 38 ayat (2) UU no.
8/1981 serta pasal 260 UU no. 22 tahun 2009 tentang LLAJ, barang yang dititipkan (ditahan
sebagai jaminan) adalah surat ijin mengemudi (SIM). Dalam surat tilang ini, SIM A milik
Yuyus Supriadi adalah barang bukti yang hanya bisa diambil kembali setelah
persidangan.

Hal selanjutnya yang timbul adalah mengenai siapa yang akan hadir di persidangan. Sidang
tilang Yuyus Supriadi dilaksanakan tanggal 4 Maret 2011, dan ia tidak menguasakan kepada
orang lain. Padahal, bisa saja ia menguasakan pada petugas khusus polantas karena surat tilang
dapat berkedudukan sebagai surat kuasa. Hal ini sesuai dengan kesepakatan Mahkamah Agung,
Kejaksaan, dan Polisi (Mahkejapol) .

Menurut Buku Petunjuk Teknis Tentang Penggunaan Blanko Tilang (Lampiran SKEP
KAPOLRI Skep/443/IV/ 1998), terdakwa berkewajiban untuk :

1. Menandatangani Surat Tilang (Lembar Merah dan Biru) pada kolom yang telah disediakan
apabila menunjuk wakil di sidang dan sanggup menyetor uang titipan di Bank yang ditunjuk.
2. Menyetor uang titipan ke petugas khusus bila kantor Bank (BRI) yang ditunjuk untuk
menerima penyetoran uang titipan terdakwa (pelanggar-red) tutup, karena hari raya/libur, dan
sebagainya.

3. Menyerahkan lembar tilang warna biru yang telah ditandatangani/ dicap petugas kepada
penyidik yang mengelola barang titipan tersebut.

4. Menerima tanda bukti setor dari petugas khusus (Polri) apabila peneyetor uang tititpan
terpaksa dilakukan diluar jam kerja Bank (BRI).

5. Menerima penyerahan kembali barang titipannya dari penyidik/petugas barang bukti/pengirim


berkas perkara berdasarkan bukti setor dari petugas khusus atau lembaran tilang warna biru yang
telah disyahkan oleh petugas Bank (BRI).

6. Menerima penyerahan barang sitaannya dari petugas barang bukti setelah selesai
melaksanakan vonis hakim (dengan bukti eksekusi dari Eksekutor/Jaksa dan melengkapi
kekurangan-kekurangan lainnya (SIM, STNK/kelengkapan kendaraan) (bila memilih sidang).

Categories: tugas kuliah hukum

Tags: hukum acara pidana

Anda mungkin juga menyukai