Anda di halaman 1dari 11

HUKUM KEPAILITAN

PERTEMUAN 1
PENDAHULUAN
Oleh: Iswi Hariyani,S.H.,M.H.
Fakultas Hukum
Universitas Jember 2023
1. Pengertian & Ruang Lingkup Hk.
Kepailitan
- Secara Etimologi (Bahasa Indonesia) – Pailit – Bangkrut
– Tidak mampu membayar.
- Bahasa Perancis “Failite” : kemacetan pembayaran.
- Hukum Anglo-American  “Bankruptcy”
- Subekti dari R Tjitrosoedibio = Pailit adalah keadaan
dimana seseorang debitor telah berhenti membayar
utang-utangnya.
- Abdurrachman = Pailit adalah seseorang yang oleh
Putusan Pengadilan dinyatakan akan bangkrut, Aktiva
dan/warisannya telah diperuntukkan untuk membayar
utang-utangnya.
• Pasal 1 angka 1 UU No. 37 Tahun 2004 Tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang (UU Kepailitan dan PKPU) :

“Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan


Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya
dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan Hakim
Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.”
 Harus melalui Putusan Pengadilan Niaga
Mengapa dikatakan Sita Umum?
1. Sita untuk kepentingan semua Kreditor.
2. Hanya mengenai harta benda Debitor, bukan pribadinya.
3. Debitor masih tetap bisa melakukan perbuatan hukum di luar
hukum kekayaan.
Misal : Menikah, kedudukan sebagai orangtua.

APA BEDANYA DENGAN GUGATAN PERDATA?


 Gugatan perdata hanya menguntungkan debitor/ kreditor
tertentu saja. Kreditor lain yang dating kemudian tidak mendapat
apa-apa, jadi kepentingannya tidak terlindungi.
• Ruang Lingkup Hukum Kepailitan PKPU

Kepailitan
HUBUNGAN HUKUM KEPAILITAN
DENGAN HUKUM YANG LAIN
1. KUHPerdata;
2. KUHPidana;
3. UU No.40 Tahun 2014 tentang Asuransi;
4. UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;
5. UU No.4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan;
6. UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan;
7. UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN;
8. UU No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
9. UU No.42 tahun 1999 tentang Fidusia;
10. UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Asas Hk. Kepailitan
• Asas Hukum Kepailitan ada 2 yaitu :
A. Asas Umum, terdiri dari :
1. Paritas Creditorium (Prinsip Kesamaan Kedudukan Kreditor) =
Pasal
1131 KUH. Perdata (Jaminan Umum)
2. Pari Passu Prorata Parte = Semua Kreditor mempunyai hak yang
sama atas harta debitor, kecuali ada alasan-alasan yang sah untuk
didahulukan = Pasal 1132 KUH. Perdata (Jaminan Khusus)
Makna Pasal 1132 KUHPerdata  Ada pembagian hasil
penjualan harta debitor pailit secara merata (proporsional antara
kreditor).

B. Asas Khusus, terdiri dari :


1. Asas Keseimbangan
2. Asas Kelangsungan Usaha
3. Asas Keadilan
4. Asas Integrasi
1. Asas Keseimbangan
Undang- Undang ini mengatur beberapa ketentuan
yang merupakan perwujudan dari asas keseimbangan,
yaitu di satu pihak, terdapat ketentuan yang dapat
mencegah penyalahgunaan pranata dan lembaga
kepailitan oleh Debitor yang tidak jujur, di lain pihak,
ketentuan yang dpaat mencegah terjadinya
penyalahgunaan pranata dan lembaga kepailitan oleh
kreditor yang tidak beritikad baik.
2. Asas Kelangsungan Usaha
Dalam Undang-Undang ini, terdapat ketentuan yang
memungkinkan perusahaan Debitor yang prospektif tetap
dilangsungkan.

3. Asas Keadilan
Dalam kepailitan asas keadilan mengandung pengertian bahwa
ketentuan mengenai kepailitan dapat memenuhi rasa keadilan
bagi para pihak yang berkepentingan. Asas Keadilan ini untuk
mencegah terjadinya kesewenang-wenangan pihak penagih
yang mengusahakan pembayaran atas tagihan masing-masing
terhadap Debitor, dengan tidak mempedulikan Kreditor
lainnya.
4. Asas Integrasi
Asas Integrasi dalam Undang-Undang ini
mengandung pengertian bahwa sistem Hukum Formil
dan Hukum Materiilnya merupakan satu kesatuan
yang utuh dari sistem hukum perdata dan hukum
acara perdata nasional.
PIHAK DALAM UU KEPAILITAN DAN
PKPU
• Masyarakat;
• Kreditor; Harus mencerminkan Prinsip Good
• Debitor; Corporate Governance (GCG).

Anda mungkin juga menyukai