Anda di halaman 1dari 5

Nama : DANIEL ALUSINSING

NPM : 1706085553

TUGAS INDIVIDUAL
HUKUM PERUSAHAAN YANG BERKAITAN DENGAN
KENOTARIATAN

1. Dasar filosofis pelaku usaha memilih perusahaan berbentuk persekutuan adalah:

Menurut pemahaman yang saya dapat berdasarkan buku berjudul “Pemikiran


Baru tentang Persekutuan Komanditer (CV)”, para pelaku usaha, khususnya
pengusaha kecil dan menengah masih memandang bahwa:
 Pelaku usaha beranggapan bahwa prosedur pendirian sebuah persekutuan
tidak serumit pendirian PT. Dalam dunia usaha yang berkembang secara
cepat dan pesat, dibutuhkan suatu wadah yang “instan” di mana wadah
tersebut dapat menjadi kendaraan bagi pelaku usaha untuk mendapatkan
profit/keuntungan dengan secepat-cepatnya;
 Pelaku usaha kurang memahami bahkan terkesan tidak peduli akan
konsekuensi-konsekuensi hukum yang timbul atas pendirian sebuah
persekutuan. Umumnya, mereka akan mencari tahu ketika terjadi suatu
sengketa/permasalahan; dan
 Organ-organ yang terkait dalam pembentukkan sebuah persekutuan
sangatlah mudah dibandingkan PT. Bahkan dalam suatu kasus di dalam
Persekutuan Komanditer (CV), terdapat CV yang tidak memiliki unsur
utama untuk dinyatakan sebagai sebuah CV karena tidak terdapat sekutu
komanditer namun tetap dapat didirikan.
Di samping hal tersebut di atas, ada beberapa alasan tambahan pemilihan
persekutuan, dalam hal ini CV oleh pelaku usaha, yaitu:
 Biaya pendirian sebuah CV lebih murah dibandingkan PT;
 Dalam CV tidak ada ketentuan besaran modal. Modal dalam CV dinilai
bebas, dapat berupa aset bergerak ataupun tidak, uang ataupun barang
sebagai aset modal, dikarenakan dalam Akta CV tidak terdapat ketentuan
mengenai nilai modal;
 CV dianggap sebagai badan usaha perseorangan dan bukan dianggap
sebagai badan hukum; dan
 Manajemen CV dianggap lebih mudah dikelola oleh penanggung jawab
tunggal dan tidak mengikat pihak lain.

2. Pendapat saya tentang status hukum dari suatu perusahaan berbentuk persekutuan
(partnership) adalah:

Dasar Hukum: Pasal 1618 – 1652 KUHPerdata


Halaman 1
Persekutuan dapat dikatakan sebagai badan usaha bukan badan hukum
dikarenakan persekutuan didirikan berdasarkan perjanjian persekutuan antara 2
(dua) orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk bekerja sama secara terus
menerus dengan memberikan pemasukkan berupa uang, barang, tenaga, keahlian
dan/atau klien/pelanggan guna diusahakan bersama, mempunyai nama dan tempat
kedudukan dengan tujuan mencari dan membagi bersama keuntungan yang
diperoleh.

Adanya unsur “kepercayaan” atau trust yang sangat kental dalam perusahaan
persekutuan, juga membuat persekutuan biasanya dimiliki oleh pihak-pihak yang
masih memiliki hubungan keluarga.

Berdasarkan hal tersebut di atas, persekutuan lebih diarahkan kepada para


sekutu/anggota sebagai pemegang peranan yang terpenting dalam mendirikan
persekutuan tersebut, lebih mengenal secara pribadi satu sama lain jika
dibandingkan dengan Perseroan Terbatas (PT) yang tidak mempedulikan pihak-
pihak yang terlibat untuk memasukkan modalnya, sehingga akibatnya mereka
tidak saling mengenal satu sama lain.

3. Dengan membandingkan putusan-putusan hakim dari Amerika Serikat, Belanda dan


Indonesia, kesimpulan yang dapat diberikan terkait kasus-kasus yang melibatkan CV
adalah:

Negara Nama Perkara/Kasus Kesimpulan Putusan/Pendapat


Hakim
nd
Amerika Bernard v. Ratner, 7 N.Y. S. (2 ) Terdapat perbedaan antara para sekutu
Serikat 717 (N.Y. City Ct. 1938) dengan persekutuan dalam hal seorang
atau lebih sekutu menjadi sekutu juga
pada persekutuan lain atau 2 (dua)
persekutuan memiliki satu atau lebih
anggota sekutu yang sama.

Dari pembahasan di atas, terlihat


bahwa kejelasan suatu persekutuan
penting karena status hukum
persekutuan yang jelas tidak saja akan
menciptakan situasi yang kondusif bagi
perkembangan dunia usaha tetapi juga
memberikan kepastian hukum.

Belanda Hoge Raad 4 Januari 1937, NJ CV yang hanya memiliki 1 (satu)


1937, 586 (Erik Schaaper) orang sekutu pengurus tidak dapat
membentuk kekayaan perusahaan yang
terpisah dari kekayaan sekutunya.

Halaman 2
BV A dan BV B v. Menteri Penolakan pernyataan tidak keberatan
Kehakiman Belanda, College van atas status badan hukum atas CV yang
Beroep voor het bedrijfsleven dilakukan oleh menteri dan dikuatkan
AWB 95/835 oleh Pengadilan baik pada tingkat
pertama sampai tingkat kasasi
menunjukkan bahwa sesungguhnya
Pengadilan pun mengakui status badan
hukum atas CV jika, pada saat
didirikan memenuhi syarat-syarat
sebagaimana diatur dalam BW dan
Aturan Kebijakan tahun 2005.

Hoge Raad 15 Oktober 2004, Menurut Pasal 15 UU BRV, suatu


38059, LJN AI0676 perusahaan berhak mendapatkan
pembebasan pajak peralihan apabila
memenuhi salah satu dari persyaratan
diantaranya jika modal perusahaan
tidak dalam bentuk saham.

CV tidak dapat dikategorikan sebagai


“vennootschap” karena tidak
memenuhi unsur kerjasama atau
partisipasi yang dilakukan oleh sekutu
komanditer.

Indonesia Let. Kol. (Purn) Drh. Choesnan Mengabulkan gugatan Penggugat


v. CV. Manau Rotan dan dengan menyatakan bahwa para
Achmad Sudrajat, No. Tergugat telah lalai melakukan
168/Pdt/G/1986/PN. Jkt.Sel pembayaran harga rotan dan pinjaman
(1987) kepada Penggugat. Sedangkan dalam
konteks status hukum CV dan
kedudukan Achmad Soedrajat, Majelis
Hakim berpendapat bahwa telah jelas
Achmad merupakan Direktur dari CV
Manau Rotan, maka para Tergugat
harus bertanggung jawab renteng atas
perikatan tersebut.

PT Ardiko Pratama Putra v. CV. Pertimbangan hukum Majelis Hakim


Rizky Corporation, No. 182 Tinggi Pengadilan Tinggi Palembang
K/Pdt/2007 (2007) salah dan keliru, tidak dapat
dibenarkan dan putusan judex facti
dalam perkara ini tidak bertentangan
dengan hukum dan/atau undang-
undang. Hal menarik dalam kasus ini
adalah penulisan kata “CV” yang
disatukan dengan kata “corporation”,
padahal jelas keduanya memiliki arti
yang berbeda ditinjau dari pengertian
Hukum Perusahaan di Indonesia.

Halaman 3
PT Meroke Tetap Jaya v. CV Perlakuan yang sama dalam gugatan
Saprotan Utama, No. hukum antara suatu PT yang secara
415/PDT.SUS/2008 (2008) jelas berbadan hukum dan suatu CV
yang bukan berbadan hukum.
Penyebutan maupun perlakuan
terhadap CV sama seperti jika yang
menjadi pihak di muka hukum adalah
suatu PT.

Berdasarkan paparan beberapa putusan yang saya ambil dari buku “Pemikiran
Baru tentang Persekutuan Komanditer (CV)”, maka dapat disimpulkan bahwa:
 Status CV yang berlaku di beberapa negara yang diperbandingkan di atas,
masih menganggap bahwa CV bukanlah merupakan suatu badan hukum;
dan
 Indonesia masih memandang bahwa CV didirikan berdasarkan sebuah
perjanjian (aggregate atau contract theory), maka yang dapat bertindak di
muka hukum adalah para anggota di dalam CV tersebut. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa yang menjadi subjek hukum adalah para anggota di
dalam CV bukan CV itu sendiri.

4. Tanggung jawab hukum dari Badan Hukum (Perseroan Terbatas) adalah:

Tanggung jawab hukum dapat didefinisikan sebagai suatu kewajiban seorang


individu/badan hukum untuk melaksanakan aktivitas yang ditugaskan kepadanya
sebaik mungkin, sesuai dengan kemampuannya, yang diberikan oleh hukum.
Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa suatu tanggung jawab akan melekat pada
subjek hukum secara terus menerus. Berkaitan dengan suatu PT, maka tanggung
jawab tersebut diberikan oleh Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.

Sebagaimana diketahui bahwa suatu PT memiliki organ-organ yang terdiri dari


Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris. Masing-
masing organ tersebut memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda sebagaimana
diamanatkan dalam UU PT, antara lain:

Rapat Umum Pemegang Direksi Dewan Komisaris


Saham
RUPS mempunyai Bertanggung jawab untukMelakukan pengawasan
wewenang yang tidak melakukan pengurusan
atas kebijakan pengurusan,
diberikan kepada Direksi Perseroan dengan itikadjalannya pengurusan pada
dan Dewan Komisaris, baik dan penuh tanggungumumnya, baik mengenai
dalam batas yang jawab sesuai dengan
Perseroan maupun usaha
ditentukan dalam UUPT maksud dan tujuan
Perseroan dan memberi
dan/atau Anggaran Dasar. Perseroan. nasihat kepada Direksi
yang sesuai dengan
Pasal 75 ayat 1 UUPT. Pasal 92 ayat 1 juncto maksud dan tujuan
Halaman 4
Pasal 97 ayat 1 dan 2 Perseroan.
UUPT.
Pasal 108 ayat 1 dan 2
UUPT.

Oleh sebab itu, setiap


anggota Dewan Komisaris
wajib dengan itikad baik,
kehati-hatian dan
bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas
pengawasan.

Pasal 114 ayat 1 dan 2


UUPT.

Dari sudut pandang doktrin dalam hukum perusahaan, kedudukan masing-masing


organ PT tersebut pada dasarnya satu sama lain mempunyai kedudukan yang
sejajar, yang satu tidak berada di bawah yang lain, masing-masing mempunyai
tugas dan tanggung jawab masing-masing yang diberikan oleh UU maupun
Anggaran Dasar.

Daftar Pustaka

Asikin, Zainal dan L. Wira Pria Suhartana. Pengantar Hukum Perusahaan. Jakarta: Prenada
Media Group, 2016.

Komalasari Dewi, Yetty. Pemikiran Baru Tentang Persekutuan Komanditer (CV): Studi
Perbandingan KUHD dan WvK Serta Putusan-putusan Pengadilan Indonesia dan
Belanda. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016.

Prasodjo, Ratnawati W. Sosialisasi Rancangan Undang-undang tentang Usaha


Perseorangan dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum. Jakarta: Depkumham. 2010.

Raharjo, Handri. Hukum Perusahaan. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Yustisia, 2009.

Halaman 5

Anda mungkin juga menyukai