FIRMA
Posted on Oktober 27, 2010 by agrma
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah:
perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga
disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan
usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama.
Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masingmasing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai
yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Proses Pendirian & Pembubaran
Proses Pendirian
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
Persekutuan Firma adalah persekutuan yang diadakan untuk
menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama.
Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan
yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama
bersama atau Firma sebagai nama yang dipakai untuk berdagang
bersama-sama. Persekutuan Firma merupakan bagian dari persekutuan
perdata, maka dasar hukum persekutuan firma terdapat pada Pasal 16
sampai dengan Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
dan pasal-pasal lainnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) yang terkait. Dalam Pasal 22 KUHD disebutkan bahwa
persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik tanpa adanya
kemungkinan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta itu
tidak ada. Pasal 23 KUHD dan Pasal 28 KUHD menyebutkan setelah
akta pendirian dibuat, maka harus didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dimana firma tersebut berkedudukan dan kemudian
akta pendirian tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak
ketiga menganggap firma sebagai persekutuan umum yang
menjalankan segala macam usaha, didirikan untuk jangka waktu yang
tidak terbatas serta semua sekutu berwenang menandatangani
berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal
29 KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal
26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu
umum ataukah terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan
tertentu dan dalam hal terakhir dengan menunjukan cabang khusus
itu.
3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan
atas nama firma.
4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya
yaitu :
1. Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan;
2. Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga;
3. Memiliki tanggungjawab tidak terbatas.
Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah sekutu
aktif, yaitu sekutu yang bertugas mengurus perusahaan dan
bertanggungjawab tidak terbatas atau pribadi. Tugas dari sekutu ini
sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda dalam hal
tanggung jawabnya.
Pada Firma tanggungjawab tidak terbatas pada tiap-tiap anggota
secara tanggung-menanggung, bertanggungjawab untuk seluruhnya
atas perikatan Firma yang disebut dengan tanggung jawab solider.3
Pengaturan Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak
hanya mengatur mengenai pendirian Firma, tetapi telah mengatur
hingga mengenai pembubaran Firma. Pembubaran Firma telah diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terutama di dalam Pasal
31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik;
2. Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;
3. Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;
4. Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;
5. Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau
yang ditunjuk oleh Pengadilan.
Perlu diketahui, bahwa sebab-sebab berakhimya Firma adalah sama
seperti maatschap dalam menangani utang-piutang Firma, yang
diantaranya : dana Firma yang digunakan Apabila kekayaan Firma tidak
cukup, maka mitra harus memberi kontribusi sesuai bagiannya. Bila
kekayaan Firma tersisa setelah pembayaran semua hutang-hutangnya,
kekayaannya akan dibagikan diantara para mitra menurut ketentuan
perjanjian Firma (Pasal 32 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).
Perlu diketahui juga, bahwa keberadaan hidup Firma tidak terjamin
karena bila ada anggota yang meninggal dunia, maka Firma bubar
karena sifatnya pribadi (personallife), maka tidak dialihkan.4
Daftar Pustaka
1. Johanes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan, Pola Kemitraan dan
Badan Hukum, Reflika Aditama, Bandung, 2006, hlm. 35
2. Johanes Ibrahim, Ibid, hlm. 20.
3. Johanes Ibrahim, Ibid, hlm. 36-43.
4. I.G. Rai Wijaya Hukum Perusahaan, Undang-Undang dan Peraturan
Pelaksanaan di Bidang Usaha, Kesaint Blanc, Bekasi, 2005, hlm. 43.
* Karya tulis ini telah disusun, ditulis dan telah dianalisa oleh Rizky
Harta Cipta SH. MH, Copyright hukumpositif.com
Perseroan Komanditer ( CV )
1
comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perseroan Komanditer yang biasa disingkat CV (Comanditaire Vennootschap) ini adalah
suatu Bentuk Badan Usaha yang paling banyak digunakan oleh para Pengusaha Kecil dan
Menengah (UKM) sebagai bentuk identitas organisasi Badan Usaha di Indonesia.
Rancangan Undang-Undang (RUU) Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan Badan
Hukum juga mengatur persekutuan komanditer, atau yang lazim dikenal dengan CV.
Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan hukum yang
mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu
komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama semua sekutu serta
bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini
bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi. Hal ini terjadi jika harta CV tidak
cukup untuk membayar hutang saat CV bubar.
Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang melakukan likuidasi, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian atau rapat sekutu komplementer. Jika setelah dilikuidasi
masih terdapat sisa harta CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan
pemasukan masing-masing.
Sementara sekutu komanditer yang tidak boleh bertindak atas nama bersama semua
sekutu dan tidak bertanggungjawab terhadap pihak ketiga melebihi pemasukannya. Jadi
harta kekayaan pribadinya terpisah dari harta CV. Itulah sebagian aturan baru dalam RUU
menyangkut CV. Selama ini, yang banyak dipakai sebagai rujukan adalah KUHD (Kitab
Undang-undang Hukum Dagang).
Pengertian CV dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD). Dalam pasal itu disebutkan bahwa CV adalah perseroan yang terbentuk dengan
cara meminjamkan uang, yang didirikan oleh seseorang atau beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung renteng dan satu orang pesero atau lebih yang
bertindak sebagai pemberi pinjaman uang. Pada beberapa referensi lain, pemberian
pinjaman modal atau biasa disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda
atau yang lainnya.
Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat kelengkapan, yaitu
pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (pesero aktif, pesero
komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang (pesero pasif, pesero
komanditer), Persero Aktif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk
mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur. Sedangkan Pesero Pasif ; adalah
orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam
perusahaan, yaitu sebagai Pesero Komanditer.
Perbedaan pandangan mulai muncul ketika membicarakan mengenai tata cara pendirian
CV. Tidak seperti badan usaha Firma, yang cara pendaftarannya dijelaskan di dalam
KUHD, tata cara pendaftaran CV justru tidak diatur di dalam KUHD.
kecuali jasa dalam bidang hukum; ------------------------------------------------ Satu dan lain dalam arti kata yang seluas-luasnya, demikian dengan mengindahkan
ketertiban umum, tata susila- dan hukum yang berlaku. ------------------------------------------------------- Pasal 3. -------------------------Perseroan ini mulai berdiri dan dianggap berjalan, terhitung sejak tanggal hari ini dan
didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. --------------------------Masing-masing pesero pada tiap-tiap akhir tahun berhak keluar dari perseroan asal saja
memberitahukan kehendaknya itu sedikitnya 3 (tiga) bulan dimuka kepada para pesero
lainnya dengan surat tercatat atau dengan perantaraan Surat Juru Sita.
---------------------------Dalam kejadian demikian, maka pesero itu dianggap ke luar dari perseroan pada akhir
tahun yang bersangkutan. --------------------------- Pasal 4. --------------------------1.
Modal perseroan tidak ditetapkan besarnya dan sewaktu -waktu ternyata dalam
buku-bukunya, demikian pula pesertaan masing-masing pesero dalam modal perseroan.
-2.
Untuk setiap penyetoran kepada pesero-pesero yang bersangkutan diberikan tanda
penerimaan yang sah sebagai tanda bukti, ditandatangani oleh Direktur dan -akil
Direktur, penyetoran-penyetoran itu dibukukan dalam Rekening Modal. ----------------3.
Modal yang diperlukan oleh perseroan akan disediakan oleh para pesero menurut
persetujuan mereka sendiri. -4.
pesero memasukan tenaga, kerajinan, waktu dan pikiran ke dalam perseroan,
demikian mereka ditunjuk sebagai pesero-pesero pengurus perseroan ini, sedang pesero
yang lainnya adalah pesero komanditer. -------------------------------- Pasal 5. -----------------------Masing-masing pesero pengurus menanggung sepenuhnya tentang segala sesuatu yang
mengenai perseroan ini, sedang pesero komanditer tidak menanggung kerugian yang
melebihi pesertaan mereka dalam perseroan. -------------------------------------- Pasal 6. -----------------------Perseroan diurus dan dipimpin oleh : --------------------________________________________________________________------------------------------------------------- Pasal 7. ------------------------Buku-buku perseroan ditutup tiap-tiap tahun pada akhir bulan Desember, untuk pertama
kalinya pada akhir bulan Desember _____.-------------------------------------------Selekas-lekasnya tetapi selambat-lambatnya dalam tiga bulan setelah buku-buku
perseroan ditutup oleh para pesero pengurus harus dibuat neraca dan perhitungan laba
rugi dan setelah disetujui oleh para pesero sebagai tanda persetujuan itu ditandatangani
oleh merekaPengesahan neraca dan perhitungan laba rugi itu membebaskan para pesero
pengurus dari tanggung jawab mereka atas segala tindakan yang telah mereka lakukan
dalam tahun buku yang lampau, sepanjang tindakan-tindakan itu ternyata dalam bukubuku perseroan. ---Bilamana tentang pengesahan neraca dan perhitungan laba rugi tersebut terdapat
perselisihan di antara para pesero yang tidak dapat diselesaikan oleh mereka secara
musyawarah, maka masing-masing pihak berhak memohon kepada Hakim yang berwajib
di tempat kedudukan perseroan untuk mengangkat tiga (3) orang arbiter, yang akan
memutuskan perselisihan itu setelah memberi kesempatan kepada peseroengajukan
pendapat mereka masing-masing. -----Para arbiter itu berhak melihat semua buku-buku dan surat-surat perseroan dan memberi
keputusan sebagai orang- jujur dan keputusan mereka adalah keputusan terakhir, juga
mengenai biaya-biaya yang telah dikeluarkan perseroan.
------------------------------------------------------------------ Pasal 8. ------------------------Pekerjaan-pekerjaan untuk mengurus dan perseroan diatur dan dibagi antara pesero
pengurus secara-musyawarah. ---------------------------------------------Para pesero pengurus dapat diberi gaji atau honorarium bulanan yang besarnya ditetapkan
para pesero bersama dan dapat diubah oleh mereka menurut keadaan. ---------------------------------- Pasal 9. ------------------------Pesero komanditer setiap waktu kerja, berhak melihat dan memeriksa kas, buku-buku dan
surat-surat perseroan dan berhak untuk masuk ke halaman-halaman dan gedung-gedung
yang dipergunakan oleh perseroan. -----------------------Pesero pengurus wajib memberikan keterangan-keterangan kepada pesero komanditer
mengenai perseroan yang dikehendakinya. -----------------------------------------Pesero pengurus dapat diberi gaji bulanan yang jumlahnya - ditetapkan oleh para pesero
semuanya, dan setiap waktu dapat dirubah menurut keadaan. ------------------------------------------------- Pasal 10. -----------------------Keuntungan bersih perseroan tiap-tiap tahun sebagaimana ternyata dalam perhitungan
laba rugi yang telah diterima baik sebagaimana tersebut di atas akan dibagi antara para
pesero masing-masing menurut perbandingan pemasukan modal mereka dalam perseroan.
-----------Sebelum keuntungan tersebut dibagi sebagaimana tersebut di atas, jika dianggap perlu
dengan persetujuan para pesero bersama dari keuntungan tersebut dapat dipisahkan
terlebih dahulu untuk mengadakan atau menambah dana cadangan.
----------------------------------------Dana cadangan jika adakan terutama disediakan untuk menutup kerugian yang mungkin
diderita, tetapi para pesero bersama dapat memutuskan untuk mempergunakan uang
cadangan itu semuanya atau sebagian untuk modal kerja atau untuk tujuan-tujuan lainnya
yang berguna bagi perseroan dan uang cadangan itu dianggap laba yang belum dibagikan.
---Kerugian perseroan dipikul oleh para pesero masing- masing juga menurut perbandingan
bagian pemasukan dalam modal perseroan, demikian dengan ketentuan bahwa para
pesero komanditer tidak akan memikul rugi yang tidak melebihi pesertaan mereka dalam
perseroan.
------------------------ Pasal 11. ----------------------Bilamana salah seorang pesero meninggal dunia perseroan tidak berakhir, akan tetapi
diteruskan oleh (para) pesero lainnya dengan para ahli waris pesero yang meninggal
dunia, yang dalam perseroan ini harus diwakili oleh salah seorang dari mereka atau
seorang kuasa, kecuali bila para-ahli waris itu menyatakan bahwa mereka tidak
menghendaki meneruskan perseroan. ------------------------------------------------------------- Pasal 12. --------------------Bilamana salah seorang pesero mengundurkan diri dan ke luar sebagai pesero perseroan
menurut ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 3, atau salah seorang pesero meninggal
dunia dan para ahli warisnya sebagaimana disebut dalam pasal 11, tidak menghendaki
meneruskan sebagai pesero perseroan, perseroan tidak berakhir tetapiditeruskan oleh para
pesero lainnya dengan kewajiban membayar kepada pesero yang mengundurkan diri
tersebut
atau kepada para ahli waris pesero yang meninggal dunia dengan uang tunai dalam waktu
selambat-lambatnya tiga (3) bulan sesudahnya dari bagian pesero yang bersangkutan
dalam perseroan, baik karena pemasukannya dalam perseroan maupun karena laba yang
belum dibagi karena apapun juga. --------------------------------------------Bilamana salah seorang pesero dinyatakan pailit, ditaruh di bawah pengampuan atau
karena apapun juga tidak berhak lagi mengurus dan menguasai kekayaannya, maka
pesero itu dianggap telah mengundurkan diri dan keluar sebagai pesero perseroan dengan
persetujuan para pesero lainnya atau satu hari sebelum ia menyatakan pailit, ditaruh di
bawah pengampuan atau karena apapun juga tidak berhak lagi mengurus dan menguasai
kekayaannya dan perseroan diteruskan oleh para pesero lainnya, tetapi dengan kewajiban
membayar dengan uang tunai kepada wakil menurut Hukum dari peser yang
bersangkutan dalam waktu selambat lambatnya enam (6) bulan sesudahnya bagian pesero
itu dalam perseroan, baik karena pemasukannya dalam modal perseroan maupun karena
laba yang belum dibagi atau karena apapun juga. -------------------------------------------------------------- Pasal 13. ---------------------Masing-masing pesero hanya diperbolehkan melepaskan atau menggadaikan bagiannya
dalam perseroan, bilamana disetujui oleh para pesero lainnya. ---------------------Perjanjian-perjanjian yang bertentangan dengan ketentuan yang ditetapkan dalam ayat 1
pasal ini tidak berlaku terhadap perseroan. ------------------------------------------------------------- Pasal 14. ----------------------Bilamana perseroan telah menderita rugi lebih dari 75% (tujuh puluh lima prosen) dari
modalnya, maka pesero pengurus wajib memberitahukan hal itu kepada pesero
komanditer yang berhak untuk dengan seketika ke luar dari perseroan.
-----------------------------------------Pesero itu dianggap telah keluar dari perseroan pada tanggal kehendaknya untuk keluar
dari perseroan, diberitahukan kepada para pesero lainnya dengan surat tercatat atau
dengan perantaraan Surat Juru Sita dan ia berhak untuk menuntut bagiannya dalam
perseroan dengan
seketika dan secara sekaligus. --------------------------------------------------- Pasal 15. ---------------------Bilamana dapat dibuktikan bahwa pesero pengurus melalaikan kewajibannya untuk
mengurus atau menjalankan perseroan dengan tidak selayaknya atau melakukan tindakan
tindakan yang merugikan perseroan, maka pesero komanditer berhak dengan seketika
keluar dari perseroan. -----------Dalam kejadian demikian berlakulah apa yang ditetapkan dalam pasal 14 ayat terakhir.
------------------------------- Pasal 16. ---------------------Hal-hal yang tidak diatur atau cukup diatur dalam akta ini akan diputuskan oleh para
pesero secara berunding. -------------------------- Pasal 17. ----------------------Para pesero memilih tempat tinggal yang sah dan tidak berubah tentang hal ini dan segala
http://ahmadsyariefudinibntasyr.blogspot.com/2012/06/hukum-perdata-persekutuan.html
- diunduh tanggal 6 November 2012.
http://andiayu.wordpress.com/2010/04/25/komanditer-cv-comanditaire-vennootschap/ diunduh tanggal 6 November 2012.
http://birotiket-travel-murah.blogspot.com/2012/05/contoh-akta-perseroan
komanditer.html diunduh tanggal 6 November 2012.
Diposkan oleh Elga nur fazrin di 04.38