Anda di halaman 1dari 20

BAGAIMANA CARA MENDIRIKAN CV (Comanditaire Venootschap)

Saat ini CV (Comanditaire Venootschap) atau Persekutuan Komanditer


menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh para pengusaha
untuk melakukan kegiatan usaha karena prosedurnya cukup mudah
dan modal tidak terlalu besar.
PERBEDAAN CV dengan PT
CV berbeda dengan PT yang mensyaratkan minimal modal dasar
sebesar Rp. 50.000.000,- dan harus di setor ke kas Perseroan minimal
25%, sedangkan untuk CV tidak ditentukan jumlah modal minimal. Jika
modal awal tidak terlalu besar, saya sarankan dapat memilih CV
sebagai alternatif badan usaha yang memadai.
Perbedaan yang mendasar antara PT dan CV adalah PT ber-Badan
Hukum, yang dipersamakan kedudukannya dengan orang dan
mempunyai kekayaan yang terpisah dengan kekayaan para pendirinya.
PT dapat bertindak keluar baik di dalam maupun di muka pengadilan
sebagaimana halnya dengan orang, serta dapat memiliki harta
kekayaan sendiri. Sedangkan CV tidak ber-Badan Hukum, dan
kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.
Karakteristik CV yang tidak dimiliki Badan Usaha lainnya adalah: CV
didirikan minimal oleh dua orang, dimana salah satunya akan
bertindak selaku persero aktif (persero pengurus) yang nantinya
sebagai Direktur, sedangkan yang lain akan bertindak selaku Persero
Komanditer (Persero diam). Seorang persero aktif akan bertindak
melakukan segala tindakan pengelolaan atas Perseroan dengan
demikian dalam hal terjadi kerugian maka Persero Aktif akan
bertanggung jawab secara penuh dengan seluruh harta pribadinya
untuk mengganti kerugian yang dituntut oleh pihak ketiga. Sedangkan
untuk Persero Komanditer, karena dia hanya bertindak selaku sleeping
partner, maka dia hanya bertanggung jawab sebesar modal yang
disetorkannya ke dalam CV.
Perbedaan lain yang cukup penting adalah dalam melakukan
penyetoran modal pendirian CV, di dalam anggaran dasar tidak
disebutkan pembagiannya seperti halnya PT. Sehingga, para persero
harus membuat kesepakatan tersendiri mengenai hal tersebut, atau
membuat catatan yang terpisah.
PROSEDUR MENDIRIKAN CV
CV dapat didirikan dengan syarat pendirian oleh 2 orang,
menggunakan akta Notaris yang berbahasa Indonesia. Walaupun
dewasa ini pendirian CV mengharuskan adanya akta notaris, namun
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dinyatakan bahwa
pendirian CV tidak mutlak harus dengan akta Notaris.
Pada saat para pihak sudah sepakat untuk mendirikan CV, maka dapat
datang ke kantor Notaris dengan membawa KTP. Untuk pendirian CV,

tidak diperukan adanya pengecekan nama CV terlebih dahulu. Oleh


karena itu prosesnya akan lebih cepat dan mudah.
Beberapa syarat yang harus dipersiapkan sebelum datang ke Notaris
adalah:
Nama CV
Tempat kedudukan CV
Orang yang akan bertindak selaku Persero aktif, dan orang yang akan
bertindak selaku persero diam/pasif.
Maksud dan tujuan yang spesifik CV
Untuk memperkokoh posisi CV tersebut, sebaiknya CV tersebut di
daftarkan pada Pengadilan Negeri setempat dengan membawa
kelengkapan berupa Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) dan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama CV yang bersangkutan.
Apabila menginginkan ijin yang lebih lengkap dan akan digunakan
untuk keperluan tender, biasanya dilengkapi dengan surat-surat
lainnya yaitu:
Dokumen yang dibutuhkan untuk mengurus pembuatan CV
Foto copy KTP para pendiri, minimal 2 orang
Foto copy KK penanggung jawab / Direktur
Pas photo penanggung jawab ukuran 3X4 = 2 lembar berwarna
Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di
Gedung Perkantoran
Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang
berdomisili di lingkungan perumahan) Khusus luar jakarta
Kantor berada di wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak
berada di wilayah pemukiman.
Foto kantor tampak depan, tampak dalam (ruangan berisi meja, kursi,
komputer berikut 1-2 orang pegawainya). Biasanya ini dilakukan untuk
mempermudah pada waktu survey lokasi untuk PKP atau SIUP.
Siap di survey
Sekedar info, biaya kepengurusan CV melalui jasa konsultan antara Rp.
5.000.000,- sampai dengan Rp. 7.000.000,- tergantung besar kecilnya
skala usaha. Jika anda tidak mau pusing mengenai prosedur ataupun
birokrasi pendirian CV anda dapat menggunakan jasa konsultan seperti
Amarta Consulting. Anda dapat berkonsultasi mengenai paket biaya
maupun jangka waktu kepengurusan CV dan lain sebaginya.
Demikian ulasan singkat tentang bagaimana cara mendirikan CV,
semoga dapat bermanfaat sebagai pertimbangan dalam mendirikan
sebuah usaha.
Sumber: http://www.ekonomi-holic.com/2012/04/bagaimana-caramendirikan-cv.html#ixzz2hzMTzLyW

FIRMA
Posted on Oktober 27, 2010 by agrma
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah:
perserikatan dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga
disebut Fa, adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan
usaha antara dua orang atau lebih dengan memakai nama bersama.
Pemiliki firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masingmasing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan pribadi sesuai
yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Proses Pendirian & Pembubaran
Proses Pendirian
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang,
Persekutuan Firma adalah persekutuan yang diadakan untuk
menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama bersama.
Menurut pendapat lain, Persekutuan Firma adalah setiap perusahaan
yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah nama
bersama atau Firma sebagai nama yang dipakai untuk berdagang
bersama-sama. Persekutuan Firma merupakan bagian dari persekutuan
perdata, maka dasar hukum persekutuan firma terdapat pada Pasal 16
sampai dengan Pasal 35 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
dan pasal-pasal lainnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) yang terkait. Dalam Pasal 22 KUHD disebutkan bahwa
persekutuan firma harus didirikan dengan akta otentik tanpa adanya
kemungkinan untuk disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta itu
tidak ada. Pasal 23 KUHD dan Pasal 28 KUHD menyebutkan setelah
akta pendirian dibuat, maka harus didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dimana firma tersebut berkedudukan dan kemudian
akta pendirian tersebut harus diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak
ketiga menganggap firma sebagai persekutuan umum yang
menjalankan segala macam usaha, didirikan untuk jangka waktu yang
tidak terbatas serta semua sekutu berwenang menandatangani
berbagai surat untuk firma ini sebagaimana dimaksud di dalam Pasal
29 KUHD. Isi ikhtisar resmi akta pendirian firma dapat dilihat di Pasal
26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut:
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu firma.
2. Pernyataan firmanya dengan menunjukan apakah persekutuan itu
umum ataukah terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan
tertentu dan dalam hal terakhir dengan menunjukan cabang khusus
itu.
3. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan
atas nama firma.
4. Saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya

yang harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap


para sekutu.
Pada umumnya Persekutuan Firma disebut juga sebagai perusahaan
yang tidak berbadan hukum karena firma telah memenuhi syarat/unsur
materiil namun syarat/unsur formalnya berupa pengesahan atau
pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum
ada. Hal inilah yang menyebabkan Persekutuan Firma bukan
merupakan persekutuan yang berbadan hukum.
Proses Pembubaran
Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646
sampai dengan Pasal 1652 KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan
Pasal 35 KUHD. Pasal 1646 KUHPerdata menyebutkan bahwa ada 5 hal
yang menyebabkan Persekutuan Firma berakhir, yaitu :
1. Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan
dalam akta pendirian;
2. Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian
sekutunya;
3. Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan
persekutuan firma;
4. Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu;
5. Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah
pengampuan atau dinyatakan pailit.
Sekutu
Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu
sekutu komplementer atau Firmant. Sekutu komplementer
menjalankan perusahaan dan mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga sehingga bertanggung jawab pribadi untuk keseluruhan.
Pasal 17 KUHD menyebutkan bahwa dalam anggaran dasar harus
ditegaskan apakah diantara para sekutu ada yang tidak diperkenankan
bertindak keluar untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak
ketiga. Meskipun sekutu kerja tersebut dikeluarkan wewenangnya atau
tidak diberi wewenang untuk mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga, namun hal ini tidak menghilangkan sifat tanggung jawab
pribadi untuk keseluruhan, sebagaimana diatur dalam Pasal 18 KUHD.
Keuntungan
Perihal pembagian keuntungan dan kerugian dalam persekutuan Firma
diatur dalam Pasal 1633 sampai dengan Pasal 1635 KUHPerdata yang
mengatur cara pembagian keuntungan dan kerugian yang
diperjanjikan dan yang tidak diperjanjikan diantara pada sekutu. Dalam
hal cara pembagian keuntungan dan kerugian diperjanjikan oleh
sekutu, sebaiknya pembagian tersebut diatur di dalam perjanjian
pendirian persekutuan. Dengan batasan ketentuan tersebut tidak boleh
memberikan seluruh keuntungan hanya kepada salah seorang sekutu
saja dan boleh diperjanjikan jika seluruh kerugian hanya ditanggung
oleh salah satu sekutu saja. Penetapan pembagian keuntungan oleh
pihak ketiga tidak diperbolehkan.

Apabila cara pembagian keuntungan dan kerugian tidak diperjanjikan,


maka pembagian didasarkan pada perimbangan pemasukan secara
adil dan seimbang dan sekutu yang memasukkan berupa tenaga kerja
hanya dipersamakan dengan sekutu yang memasukkan uang atau
benda yang paling sedikit.
Diperoleh dari http://id.wikipedia.org/wiki/Firma”
Bentuk, Jenis & Macam Badan Usaha / Organisasi Bisnis Perusahaan
Pengertian dan Definisi Ilmu Sosial Ekonomi Pembangunan
Wed, 28/06/2006 1:32pm godam64
1. Badan Usaha / Perusahaan Perseorangan atau Individu
Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki
oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan
tanpa izin dan tata cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis
personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umumnya
perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta
jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan
penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan
perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang
asongan, dan lain sebagainya.
ciri dan sifat perusahaan perseorangan :
- relatif mudah didirikan dan juga dibubarkan
- tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi
- tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi
- seluruh keuntungan dinikmati sendiri
- sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri
- keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan
penghasilan yang lebih besar
- jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup
- sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan
2. Perusahaan / Badan Usaha Persekutuan / Partnership
Perusahaan persekutuan adalah badan usaha yang dimiliki oleh dua
orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk
mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk dalam badan usaha
persekutuan adalah firma dan persekutuan komanditer alias cv. Untuk
mendirikan badan usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada
instansi pemerintah yang terkait.
a. Firma
Firma adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua
orang atau lebih dengan nama bersama yang tanggung jawabnya
terbagi rata tidak terbatas pada setiap pemiliknya.
ciri dan sifat firma :
- Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib
melunasi dengan harta pribadi.
- Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin
- Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa

seizin anggota yang lainnya.


- keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup
- seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma
- pendiriannya tidak memelukan akte pendirian
- mudah memperoleh kredit usaha
b. Persekutuan Komanditer / CV / Commanditaire Vennotschaap
CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki
oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan
tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara anggotanya. Satu
pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta
pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus
melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus
perusahaan cv disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal
disebut sekutu pasif.
ciri dan sifat cv :
- sulit untuk menarik modal yang telah disetor
- modal besar karena didirikan banyak pihak
- mudah mendapatkan kridit pinjaman
- ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan
ada yang pasif tinggal menunggu keuntungan
- relatif mudah untuk didirikan
- kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu
3. Perseroan Terbatas / PT / Korporasi / Korporat
Perseroan terbatas adalah organisasi bisnis yang memiliki badan
hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang dengan tanggung
jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta
pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik
modal tidak harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk
orang lain di luar pemilik modal untuk menjadi pimpinan. Untuk
mendirikan PT / persoroan terbatas dibutuhkan sejumlah modal
minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai persyaratan lainnya.
ciri dan sifat pt :
- kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi
- modal dan ukuran perusahaan besar
- kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham
- dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham
- kepemilikan mudah berpindah tangan
- mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai
- keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk
dividen
- kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang
saham
- sulit untuk membubarkan pt
- pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden
sumber dari : organisasi.org komonitas dan perpustakaan online

Firma Sebagai Bentuk Perusahaan Mikro Yang Efektif


Posted Nopember 27th, 2008 by Redaksi
Ilmu Hukum Perdata
Pada perkembangan perdagangan di masyarakat serta perkembangan
hukum dagang, maka dikenal sebuah persekutuan hukum yang disebut
Firma. Firma yang merupakan bentuk persekutuan hukum yang
sederhana, banyak dilakukan para pengusaha untuk menjalankan
dagangnya. Firma diatur dalam Pasal 16 sampai dengan Pasal 35 Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang.
Firma merupakan salah satu bentuk usaha yang telah lama dikenal
oleh masyarakat Indonesia. Dalam hukum positif Indonesia, Firma telah
diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Firma
memenuhi unsur-unsur sebagai perusahaan sebagaimana dijelaskan
dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1997 Tentang Pengertian
Perusahaan
Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan
secara tetap dan terus-menerus dengan tujuan memperoleh
keuntungan, baik yang diselenggarakan oleh perorangan maupun
badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan
berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selain itu, Firma dapat dikatakan juga sebagai persekutuan perdata
yang merupakan suatu perjanjian antara dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan atau kemanfaatan yang
diperoleh karenanya sebagaimana diatur dalam Pasal 1618
KUHPerdata.1
Pengertian Firma menurut Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang bahwa
perseroan Firma adalah tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk
menjalankan suatu perusahaan di bawah satu nama bersama. Oleh
karena itu, Firma merupakan persekutuan perdata dan termasuk
bagian dalam perusahaan serta dijalankan atas satu nama bersama.
Hal ini didukung dengan isi Pasal 1618 1652 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, yang menjelaskan Persekutuan perdata diberlakukan
terhadap perseroan Firma sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
Pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Adapun pengertian persekutuan perdata menurut Kamus hukum ialah
persetujuan kerjasama antara beberapa orang untuk mencari
keuntungan tanpa bentuk badan hukum terhadap pihak ketiga masingmasing menanggung sendiri-sendiri perbuatannya ke dalam, mereka
memperhitungkan laba rugi yang dibaginya menurut perjanjian
persekutuan. (Pasal 1618 KUHPdt)
Menurut Johanes Ibrahim, suatu maatschap (persekutuan perdata)
khusus seperti yang ditetapkan oleh Pasal 1623 KUHPerdata dan juga
dapat melakukan perbuatan perusahaan.2 Oleh karena itu, Firma tidak

dapat dikatakan sebagai badan usaha yang memiliki ciri-ciri sebagai


badan hukum. Karena apabila meninjau pandangan Subekti yang
menjelaskan bahwa, badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan
atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan
perbuatan seperti seorang manusia serta memiliki kekayaan sendiri
dapat digugat atau mengguggat di depan hakim.
Di dalam mendirikan Firma, kita harus merujuk kepada ketentuan
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang Indonesia, walaupun
badan usaha Firma tidak memiliki kompleksitas organ perusahaan
yang tinggi.
Adapun pendirian Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang dengan cukup lengkap, terutama dalam Pasal 22
hingga Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang. Adapun
pendirian Firma dalam Pasal 22 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
yang menjelaskan bahwa, tiap-tiap persekutuan Firma harus didirikan
dengan akta otentik, akan tetapi ketiadaan akta demikian tidak dapat
ditemukan untuk merugikan pihak ketiga.
Ada tiga unsur penting dalam isi Pasal di atas, yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Firma harus didirikan dengan akta otentik;
2. Firma dapat didirikan tanpa akta otentik;
3. Akta yang tidak otentik tidak boleh merugikan pihak ketiga.
Dapat disimpulkan, bahwa akta dalam pembentukan Firma hanyalah
berfungsi sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian
berdirinya suatu Firma dan perincian hak dan kewajiban masingmasing anggota. Setelah Firma didirikan, maka Firma harus didaftarkan
kepada Panitera Pengadilan Negeri setempat, dan pendaftaran Firma
dapat berupa petikan akta saja (Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor
3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan).
Dalam Pasal 28 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, akta Firma yang
telah didaftarkan, harus diumumkan dalam Berita Negara. Apabila akta
Firma tersebut tidak didaftarkan kepada Panitera, maka pendirian
Firma tersebut hanya dianggap sebagai persekutuan umum, didirikan
tanpa batas, dianggap tidak ada sekutu yang dikecualikan bertindak
atas nama Firma (Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).
Hubungan antara sekutu baik secara intern maupun ekstern
setidaknya telah diatur dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang yang menjelaskan, tiap-tiap persero yang tidak dikecualikan
dari satu sama lain, berhak untuk bertindak untuk mengeluarkan dan
menerima uang atas nama perseroan, pula untuk mengikat perseroan
itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Segala tindakan
yang tidak bersangkut-pautan dengan perseroan tersebut, atau yang
para persero tidak berhak melakukannya tidak termasuk dalam
ketentuan di atas
Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CF,

yaitu :
1. Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan;
2. Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga;
3. Memiliki tanggungjawab tidak terbatas.
Adapun yang dimaksud dengan sekutu komplementer adalah sekutu
aktif, yaitu sekutu yang bertugas mengurus perusahaan dan
bertanggungjawab tidak terbatas atau pribadi. Tugas dari sekutu ini
sama dengan tugas dari anggota direksi, tetapi berbeda dalam hal
tanggung jawabnya.
Pada Firma tanggungjawab tidak terbatas pada tiap-tiap anggota
secara tanggung-menanggung, bertanggungjawab untuk seluruhnya
atas perikatan Firma yang disebut dengan tanggung jawab solider.3
Pengaturan Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak
hanya mengatur mengenai pendirian Firma, tetapi telah mengatur
hingga mengenai pembubaran Firma. Pembubaran Firma telah diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terutama di dalam Pasal
31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik;
2. Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;
3. Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;
4. Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;
5. Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau
yang ditunjuk oleh Pengadilan.
Perlu diketahui, bahwa sebab-sebab berakhimya Firma adalah sama
seperti maatschap dalam menangani utang-piutang Firma, yang
diantaranya : dana Firma yang digunakan Apabila kekayaan Firma tidak
cukup, maka mitra harus memberi kontribusi sesuai bagiannya. Bila
kekayaan Firma tersisa setelah pembayaran semua hutang-hutangnya,
kekayaannya akan dibagikan diantara para mitra menurut ketentuan
perjanjian Firma (Pasal 32 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang).
Perlu diketahui juga, bahwa keberadaan hidup Firma tidak terjamin
karena bila ada anggota yang meninggal dunia, maka Firma bubar
karena sifatnya pribadi (personallife), maka tidak dialihkan.4
Daftar Pustaka
1. Johanes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan, Pola Kemitraan dan
Badan Hukum, Reflika Aditama, Bandung, 2006, hlm. 35
2. Johanes Ibrahim, Ibid, hlm. 20.
3. Johanes Ibrahim, Ibid, hlm. 36-43.
4. I.G. Rai Wijaya Hukum Perusahaan, Undang-Undang dan Peraturan
Pelaksanaan di Bidang Usaha, Kesaint Blanc, Bekasi, 2005, hlm. 43.
* Karya tulis ini telah disusun, ditulis dan telah dianalisa oleh Rizky
Harta Cipta SH. MH, Copyright hukumpositif.com

Perseroan Komanditer ( CV )
1
comments
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perseroan Komanditer yang biasa disingkat CV (Comanditaire Vennootschap) ini adalah
suatu Bentuk Badan Usaha yang paling banyak digunakan oleh para Pengusaha Kecil dan
Menengah (UKM) sebagai bentuk identitas organisasi Badan Usaha di Indonesia.
Rancangan Undang-Undang (RUU) Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan Badan
Hukum juga mengatur persekutuan komanditer, atau yang lazim dikenal dengan CV.
Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV adalah badan usaha bukan badan hukum yang
mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu
komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama semua sekutu serta
bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini
bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi. Hal ini terjadi jika harta CV tidak
cukup untuk membayar hutang saat CV bubar.
Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang melakukan likuidasi, kecuali
ditentukan lain dalam perjanjian atau rapat sekutu komplementer. Jika setelah dilikuidasi
masih terdapat sisa harta CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan
pemasukan masing-masing.
Sementara sekutu komanditer yang tidak boleh bertindak atas nama bersama semua
sekutu dan tidak bertanggungjawab terhadap pihak ketiga melebihi pemasukannya. Jadi
harta kekayaan pribadinya terpisah dari harta CV. Itulah sebagian aturan baru dalam RUU
menyangkut CV. Selama ini, yang banyak dipakai sebagai rujukan adalah KUHD (Kitab
Undang-undang Hukum Dagang).
Pengertian CV dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang
(KUHD). Dalam pasal itu disebutkan bahwa CV adalah perseroan yang terbentuk dengan
cara meminjamkan uang, yang didirikan oleh seseorang atau beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung renteng dan satu orang pesero atau lebih yang
bertindak sebagai pemberi pinjaman uang. Pada beberapa referensi lain, pemberian
pinjaman modal atau biasa disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda
atau yang lainnya.
Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat kelengkapan, yaitu
pesero yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (pesero aktif, pesero
komplementer) dan pesero yang memberikan pinjaman uang (pesero pasif, pesero
komanditer), Persero Aktif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk
mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur. Sedangkan Pesero Pasif ; adalah
orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang ditempatkan dalam
perusahaan, yaitu sebagai Pesero Komanditer.
Perbedaan pandangan mulai muncul ketika membicarakan mengenai tata cara pendirian
CV. Tidak seperti badan usaha Firma, yang cara pendaftarannya dijelaskan di dalam
KUHD, tata cara pendaftaran CV justru tidak diatur di dalam KUHD.

Sebagian akademisi dan praktisi hukum berpendapat, persekutuan komanditer dapat


didirikan hanya berdasarkan perjanjian di bawah tangan. Artinya, perjanjian cukup
dilakukan di antara para pesero komplementer dan pesero komanditer. Sementara
sebagian yang lain berpendapat sebaliknya, dimana pendirian sebuah CV haruslah
melalui akta otentik di hadapan notaris. Setelah itu, akta pendirian harus didaftarkan ke
Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan di dalam Tambahan
Berita Negara RI. Pada praktiknya di Indonesia, pandangan yang terakhir disebutkan
yang lazim dipraktikkan.
B. Rumusan Masalah
1.
Pengertian persekutuan komanditer
2.
Dasar hukum CV
3. Tata Cara Pendirian
4.
Hak kewajiban dan tanggung jawab
5.
Berakhirnya persekutuan komanditer
6.
Contoh Akta CV
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini tidak lain untuk menunjang proses belajar bagi Mahasiswa
pada mata kuliah hukum Perusahaan.
D. Manfaat Penulisan
Harapan penulis setelah disusunnya makalah ini ialah mahasiswa lebih memahami
tentang apa Persekutuan komanditer dan hal-hal yang berkaitan mulai dari pendirian
hingga berakhirnya persekutuan tersebut. Dan penulis sangat berharap makalah ini dapat
berkontribusi khususnya dalam perkuliahan hukum Perusahaan.
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. Dasar Hukum
Persekutuan firma diatur dalam pasal 16 s/d 35 KUHD. Tiga diantara pasal-pasal itu,
yakni pasal 19, 20 dan 21 adalah aturan untuk persekutuan komanditer. Pasal 19 ayat (1)
KUHD berbunyi: De vennootschap bij wijze van geldschieting, anders an comanndite
genamd, wordt aangegaan tussen eene persoon, of tussen meerdere hoofdelijk vor het
geheel aansprakelijke vennoten, en eene of meer andere personen als geldschieters.
(persekutuan secara melepas uang, yang juga disebut persekutuan komanditer, didirikan
atas satua atau beberapa orang yang bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan
dengan satu atau beberapa orang pelepas uang).
Letak aturan persekutuan komanditer yang ada di tengah-tengah aturan mengenai
persekutuan firma, yaitu pasal 19, 20 dan 21 KUHD. Letak aturan persekutuan
komanditer di tengah-tengah pasal-pasal yang mengatur persekutuan firma itu sudah
sepatutnya, karena persekutuan komanditer itu juga persekutuan firma dengan bentuk
khusus. Kekhususannya itu terletak pada adanya sekutu komanditer, yang pada
persekutuan firma tidak ada. Pada persekutuan firma hanya ada sekutu sekutu kerja
firmant, sedangkan dalam persekutuan komanditer, kecuali sekutu kerja, juga ada
sekutu komanditer, yakni sekutu yang tidak kerja, sekutu yang hanya memberikan
pemasukan saja, tidak ikut mengurus perusahaan.

B. Pengertian Perseroan Komanditer


Menurut pasal 19 KUHD menyebutkan, bahwa perseroan komanditer adalah suatu
perseroan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk satu orang atau beberapa
orang pesero yang secara tanggung menanggung bertanggung-jawab untuk seluruhnya
(tanggung jawab solider) pada satu pihak, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang
(geldscheiter) pada pihak yang lain.
Pada dasarnya persekutuan komanditer (Commanditaire Vennotschap) adalah
persekutuan firma yang mempunyai satu atau lebih sekutu komanditer. Sekutu
komanditer sendiri adalah sekutu yang hanya menyerahkan uang atau barang sebagai
pemasukan (inbreng) pada persekutuan dan ia tidak turut serta dalam pengurusan atau
penguasaan dalam persekutuan.
Status seorang sekutu komanditer itu dapat disamakan dengan seseorang yang menitipkan
modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari uang, benda
atau tenaga pemasukannya itu saja, sedangkan Ia sama sekali lepas tangan dari
pengurusan perusahaan. Dalam undang-undang sekutu komanditer itu diseut juga
geldschieter (pelepas uang).
Pada pelepasan uang (geldschieter) uang atau benda yang telah diserahkan kepada orang
lain (debitur) masih dapat dituntut kembali bila si debitur jatuh pailit, tetapi pada uang
atau benda yang telah diserahkan oleh sekutu komanditer kepada persekutuan, bila
persekutuan itu pailit, tidak dapat dituntut kembalinya.
Persekutuan komanditer memiliki dua macam sekutu, yaitu sekutu kerja dan sekutu tidak
kerja (stille vennot). Sekutu kerja atau sekutu komplementer adalah sekutu yang menjadi
pengurus persekutuan, sedangkan sekutu tidak kerja atau sekutu komanditer tidak
mengurus persekutuan. Baik sekutu kerja maupun sekutu tidak kerja masing-masing
memberikan pemasukannya, yang berwujud uang, barang atau tenaga (fisik atau fikiran)
atas dasar pembiayaan bersama, artinya untung rugi dipikul bersama antara sekutu kerja
dengan sekutu komanditer, meskipun tanggung jawab sekutu komanditer terbatas pada
modal yang disanggupkan untuk dimasukkan.
Pasal 19 KUHD menyebutkan sebagai persekutuan dengan jalan peminjaman uang
(geldscheiter) atau disebut juga persekutuan komanditer yang diadakan antara seorang
sekutu atau lebih yang bertanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya dan seorang
atau lebih sebagai sekutu yang meminjam uang.
H.M.N Purwosudjipto tidak menyetujui penggunaan istilah orang yang meminjamkan
uang atau pelepas uang (geldscheiter) untuk menyebut sekutu komanditer. Sekutu
komanditer tidak sama dengan pelepas uang.
C. Jenis Persekutuan Komanditer
Dalam perkembangannya, terdapat beberapa bentuk persekutuan komanditer. Pertama
adalah persekutuan komanditer murni. Dalam bentuk yang paling sederhana ini, hanya
terdapat satu pesero komplementer dan beberapa pesero komanditer.
Bentuk yang kedua adalah persekutuan komanditer campuran. Bentuk ini biasanya terjadi
pada persekutuan firma yang sedang membutuhkan tambahan modal. Pihak yang mau
memberikan tambahan modal itu bertindak sebagai pesero komanditer. Sementara pesero
firma secara otomatis akan menjadi pesero komplementer.
Sedangkan bentuk ketiga dari CV adalah persekutuan komanditer bersaham. Dalam
bentuk ini, perseroan menerbitkan saham dengan tujuan untuk memudahkan penarikan
kembali modal yang telah disetorkan. Tiap pesero komplementer dan komanditer

memegang saham yang tidak dapat diperjualbelikan ini.


BAB III
PEMBAHASAN
A. Pertanggungjawaban Hukum
Dalam melangsungkan kegiatan usahanya, aktivitas bisnis CV dilakukan oleh para pesero
aktifnya. Mereka-lah yang bertanggungjawab untuk melakukan tindakan pengurusan atau
bekerja di dalam perseroan tersebut. Bahkan jika ditarik lebih jauh, para pesero
komplementer ini juga dapat dimintakan tanggung jawab secara tanggung renteng atas
perikatan-perikatan perseroanya.
Di sisi lain, para pemberi modal atau pesero komanditer, tidak bisa terlibat dalam
menjalankan aktivitas perusahaan. Hal tersebut diatur secara tegas di dalam Pasal 20
KUHD yang menjelaskan bahwa pesero komanditer ini tidak boleh melakukan tindakan
pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, meskipun ada pemberian
kuasa sekalipun.
Implikasinya, pesero komanditer tidak perlu ikut memikul beban kerugian yang
jumlahnya lebih besar dari modal yang disetorkannya ke perusahaan. Namun jika pesero
komanditer terbukti ikut menjalankan perusahaan sebagaimana yang dilakukan pesero
komplementer dan mengakibatkan kerugian perusahaan, maka sesuai dengan Pasal 21
KUHD, pesero komanditer ikut bertanggung jawab secara tanggung renteng terhadap
semua utang dan perikatan perseroan tersebut.
B. Prosedur Pendirian Perseroan Komanditer (CV)
Untuk mendirikan CV sama dengan PT yaitu dibutuhkan minimal 2 (dua) orang sebagai
Pendiri Perseroan yang juga sekaligus bertindak sebagai Pemilik Perseroan yang terdiri
dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif. Para Pendiri CV haruslah Warga Negara Indonesia
dan kepemilikan perseroan 100% dimiliki oleh pengusaha lokal artinya keikutsertaan
Warga Negara Asing tidak diperbolehkan.
Setiap Pendirian CV harus dibuat dengan AKTA OTENTIK sebagai AKTA PENDIRAN
dan dilakukan oleh Notaris yang berwenang di wilayah Republik Indonesia. Yang harus
di lakukan pertama kali untuk mendirikan Perseroan Komanditer (CV) adalah
menetapkan Kerangka Anggaran Dasar Perseroan sebagai acuan untuk dibuatkan AKTA
OTENTIK sebagai AKTA PENDIRIAN oleh Notaris yang berwenang.
Kerangka Anggaran Dasar Perseroan Meliputi;
1.
Pendiri Perseroan
Harus menetapkan Nama Para Pendiri Perseroan dengan ketentuan seperti dibawah ini;
a.
Jumlah Pendiri minimal 2 (dua) orang dan Warga Negara Indonesia.
b.
Para pendiri juga dapat diangkat sebagai salah satu pengurus baik sebagai Direktur
atau Komisaris dan jika Anggota Direktur atau Komisaris lebih dari satu orang maka
salah satu dapat diangkat menjadi Direktur Utama atau Komisaris Utama.
2.
Nama Perseroan
Harus menetapkan Nama dan Tempat kedudukan perseroan melakukan kegiatan usaha;
a.
Pemakaian nama Perseroan Komanditer tidak diatur oleh secara khusus oleh
Undang-undang atau Peraturan Pemerintah artinya Kesamaan atau Kemiripan nama
perseroan di perbolehkan.
b.
Kedudukan perseroan harus berada di wilayah Republik Indonesia dengan
menyebutkan nama Kota/Kabupaten sebagai tempat Perseroan melakukan kegiatan

usahadan sebagai kantor pusat perseroan.


3.
Maksud & Tujuan serta Kegiatan Usaha
Harus menetapkan Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha seperti dibawah ini;
a.
Setiap perseroan yang didirikan dapat melakukan kegiatan usaha yang sama dengan
perseroan lain atau berbeda, bersifat khusus atau umum sesuai dengan keinginan para
pendiri perseroan. Namun ada beberapa bidang usaha yang hanya bisa dilaksanakan
dengan ketentuan harus berbadan hukum PT.
b.
Untuk memudahkan anda kami menyediakan informasi mengenai Maksud dan
Tujuan serta Kegiata Usaha Perseroan.
4.
Modal Perseroan
Didalam anggaran dasar perseroan komanditer (AKTA PENDIRIAN) tidak disebutkan
besarnya jumlah Modal dasar, modal ditempatkan atau modal disetor. Penyebutan
besarnya modal perseroan dapat dicantumkan dalam SIUP (Surat Izin Usaha
Perdagangan) atau Izin Operasional lainnya.
5.
Pengurus Perseroan
Anda harus menetapkan siapa saja yang akan menjadi Pengurus Perseroan yaitu ; Pesero
Aktif dan Pesero Pasif.
a.
Persero Aktif; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab penuh untuk
mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur.
b.
Persero Pasif; Adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang
ditempatkan dalam perusahaan, yaitu sebagai Pesero Komanditer.
Setelah langkah No. 1 s.d 5 telah anda tentukan maka anda sudah siap untuk mengajukan
permohonan AKTA PENDIRIAN sebagai langkah awal atau berdirinya Perusahaan anda.
Setelah Akta Pendirian selesai dibuat maka yang harus dilakukan adalah melengkapi
pendaftaran dan perizinan yang harus dimiliki untuk dapat melakukan kegiatan usaha
seperti; Domisili Perusahaan, NPWP, SP-PKP, Pendaftarn ke Pengadilan Negeri
setempat, SIUP atau Izin Usaha Lainnya dan TDP.
C. Kewajiban Pajak
Merujuk pada UU tentang Ketentuan Umum Perpajakan yang menyebutkan bahwa
Badan sebagai subjek pajak adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara
atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana
pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap dan bentuk badan lainnya.
Dari definisi Badan di atas jelas bahwa persekutuan komanditer termasuk ke dalam
subjek pajak. Sehingga secara umum CV juga berkewajiban mendaftarkan diri untuk
mendapatkan NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak sebagaimana perseroan terbatas.
D. Kelebihan dan Kelemahan Persekutuan Komanditer
Kelebihan CV antara lain :
Prosedur pendiriannya relatif mudah;
Modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak, karena didirikan banyak pihak (modal
gabungan);
Kemampuan untuk memperoleh kredit lebih besar;
Kemampuan manajemen lebih luas;
Manajemen dapat didiversifikasikan;

Struktur organisasi yang tidak terlau rumit;


Kemampuan untuk berkembang lebih besar.
Kelemahan CV antara lain :
Sebagian anggota memiliki tanggung jawab tidak terbatas;
Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin;
Sulit untuk menarik kembali investasinya;
Apabila perusahaan berutang/merugi, maka semua sekutu bertanggung jawab secara
bersama-sama.
E.
Berakhirnya Persekutuan Komanditer
Karena pada hakekatnya persekutuan komanditer adalah persekutuan perdata, maka
berakhirnya persekutuan komanditer adalah sama dengan persekutuan perdata yang diatur
dalam Pasal 1646 sampai dengan 1652 KUHPerdata.
Pasal 1646 KUH Perdata menyebutkan bahwa paling tidak ada 4 hal yang menyebabkan
persekutuan berakhir yaitu, lewatnya masa waktu perjanjian persekutuan, musnahnya
barang atau diselesaikannya perbuatan yang menjadi pokok persekutuan, kehendak dari
sekutu, dan jika salah seorang sekutu meninggal atau ditaruh di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.
F. Contoh Akta Perseroan Komanditer
PERSEROAN KOMANDITER
C.V. .............
Nomor :....
Pada hari ini, ............tanggal........................ menghadap kepada saya, ..........., Sarjana
Hukum, notarisdi ......., dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya,
notaris kenal dan akan disebutkan pada bagian akhir akta ini :
--------------------------------------Semua menurut keterangan para penghadap Warga Negara Indonesia.
---------------------------Para penghadap yang telah dikenal oleh saya, notaris tersebut di atas, menerangkan
dengan ini mendirikan suatu Perseroan Komanditer demikian dengan tidak mengurangi
izin dari yang berwajib sepanjang mengenai aturan-aturan dan perjanjian-perjanjian
(Anggaran Dasar) sebagai berikut : --------------------------------------------------------------------- Pasal 1. -------------------------Perseroan ini bernama Perseroan Komanditer: untuk pertama kalinya berkantor di
dengan cabang-cabangnya/perwakilan-perwakilannya di tempat-tempat lain sebagaimana
akan ditetapkan oleh para pesero secara musyawarah. ------------------------------------------------------- Pasal 2. -----------------------Maksud dan tujuan perseroan ini : -----------------------a.
Menjalankan usaha-usaha dalam bidang pemborongan berbagai bangunan;
-------------b.
Menjalankan usaha-usaha dalam bidang perdagangan pada -umumnya, baik atas
tanggung jawab sendiri maupun atas tanggungan pihak lain secara komisi, termasuk pula
perdagangan ekspor, impor, interinsulair dan lokal; --c.
Menjalankan usaha-usaha sebagai grosir, leveransir/ suplier dan agen dari segala
macam barang-barang baik dalam maupun luar negeri; -----------------------d.
Menjalankan usaha-usaha yang sifatnya memberikan bantuan dalam bidang jasa

kecuali jasa dalam bidang hukum; ------------------------------------------------ Satu dan lain dalam arti kata yang seluas-luasnya, demikian dengan mengindahkan
ketertiban umum, tata susila- dan hukum yang berlaku. ------------------------------------------------------- Pasal 3. -------------------------Perseroan ini mulai berdiri dan dianggap berjalan, terhitung sejak tanggal hari ini dan
didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya. --------------------------Masing-masing pesero pada tiap-tiap akhir tahun berhak keluar dari perseroan asal saja
memberitahukan kehendaknya itu sedikitnya 3 (tiga) bulan dimuka kepada para pesero
lainnya dengan surat tercatat atau dengan perantaraan Surat Juru Sita.
---------------------------Dalam kejadian demikian, maka pesero itu dianggap ke luar dari perseroan pada akhir
tahun yang bersangkutan. --------------------------- Pasal 4. --------------------------1.
Modal perseroan tidak ditetapkan besarnya dan sewaktu -waktu ternyata dalam
buku-bukunya, demikian pula pesertaan masing-masing pesero dalam modal perseroan.
-2.
Untuk setiap penyetoran kepada pesero-pesero yang bersangkutan diberikan tanda
penerimaan yang sah sebagai tanda bukti, ditandatangani oleh Direktur dan -akil
Direktur, penyetoran-penyetoran itu dibukukan dalam Rekening Modal. ----------------3.
Modal yang diperlukan oleh perseroan akan disediakan oleh para pesero menurut
persetujuan mereka sendiri. -4.
pesero memasukan tenaga, kerajinan, waktu dan pikiran ke dalam perseroan,
demikian mereka ditunjuk sebagai pesero-pesero pengurus perseroan ini, sedang pesero
yang lainnya adalah pesero komanditer. -------------------------------- Pasal 5. -----------------------Masing-masing pesero pengurus menanggung sepenuhnya tentang segala sesuatu yang
mengenai perseroan ini, sedang pesero komanditer tidak menanggung kerugian yang
melebihi pesertaan mereka dalam perseroan. -------------------------------------- Pasal 6. -----------------------Perseroan diurus dan dipimpin oleh : --------------------________________________________________________________------------------------------------------------- Pasal 7. ------------------------Buku-buku perseroan ditutup tiap-tiap tahun pada akhir bulan Desember, untuk pertama
kalinya pada akhir bulan Desember _____.-------------------------------------------Selekas-lekasnya tetapi selambat-lambatnya dalam tiga bulan setelah buku-buku
perseroan ditutup oleh para pesero pengurus harus dibuat neraca dan perhitungan laba
rugi dan setelah disetujui oleh para pesero sebagai tanda persetujuan itu ditandatangani
oleh merekaPengesahan neraca dan perhitungan laba rugi itu membebaskan para pesero
pengurus dari tanggung jawab mereka atas segala tindakan yang telah mereka lakukan
dalam tahun buku yang lampau, sepanjang tindakan-tindakan itu ternyata dalam bukubuku perseroan. ---Bilamana tentang pengesahan neraca dan perhitungan laba rugi tersebut terdapat
perselisihan di antara para pesero yang tidak dapat diselesaikan oleh mereka secara
musyawarah, maka masing-masing pihak berhak memohon kepada Hakim yang berwajib

di tempat kedudukan perseroan untuk mengangkat tiga (3) orang arbiter, yang akan
memutuskan perselisihan itu setelah memberi kesempatan kepada peseroengajukan
pendapat mereka masing-masing. -----Para arbiter itu berhak melihat semua buku-buku dan surat-surat perseroan dan memberi
keputusan sebagai orang- jujur dan keputusan mereka adalah keputusan terakhir, juga
mengenai biaya-biaya yang telah dikeluarkan perseroan.
------------------------------------------------------------------ Pasal 8. ------------------------Pekerjaan-pekerjaan untuk mengurus dan perseroan diatur dan dibagi antara pesero
pengurus secara-musyawarah. ---------------------------------------------Para pesero pengurus dapat diberi gaji atau honorarium bulanan yang besarnya ditetapkan
para pesero bersama dan dapat diubah oleh mereka menurut keadaan. ---------------------------------- Pasal 9. ------------------------Pesero komanditer setiap waktu kerja, berhak melihat dan memeriksa kas, buku-buku dan
surat-surat perseroan dan berhak untuk masuk ke halaman-halaman dan gedung-gedung
yang dipergunakan oleh perseroan. -----------------------Pesero pengurus wajib memberikan keterangan-keterangan kepada pesero komanditer
mengenai perseroan yang dikehendakinya. -----------------------------------------Pesero pengurus dapat diberi gaji bulanan yang jumlahnya - ditetapkan oleh para pesero
semuanya, dan setiap waktu dapat dirubah menurut keadaan. ------------------------------------------------- Pasal 10. -----------------------Keuntungan bersih perseroan tiap-tiap tahun sebagaimana ternyata dalam perhitungan
laba rugi yang telah diterima baik sebagaimana tersebut di atas akan dibagi antara para
pesero masing-masing menurut perbandingan pemasukan modal mereka dalam perseroan.
-----------Sebelum keuntungan tersebut dibagi sebagaimana tersebut di atas, jika dianggap perlu
dengan persetujuan para pesero bersama dari keuntungan tersebut dapat dipisahkan
terlebih dahulu untuk mengadakan atau menambah dana cadangan.
----------------------------------------Dana cadangan jika adakan terutama disediakan untuk menutup kerugian yang mungkin
diderita, tetapi para pesero bersama dapat memutuskan untuk mempergunakan uang
cadangan itu semuanya atau sebagian untuk modal kerja atau untuk tujuan-tujuan lainnya
yang berguna bagi perseroan dan uang cadangan itu dianggap laba yang belum dibagikan.
---Kerugian perseroan dipikul oleh para pesero masing- masing juga menurut perbandingan
bagian pemasukan dalam modal perseroan, demikian dengan ketentuan bahwa para
pesero komanditer tidak akan memikul rugi yang tidak melebihi pesertaan mereka dalam
perseroan.
------------------------ Pasal 11. ----------------------Bilamana salah seorang pesero meninggal dunia perseroan tidak berakhir, akan tetapi
diteruskan oleh (para) pesero lainnya dengan para ahli waris pesero yang meninggal
dunia, yang dalam perseroan ini harus diwakili oleh salah seorang dari mereka atau
seorang kuasa, kecuali bila para-ahli waris itu menyatakan bahwa mereka tidak
menghendaki meneruskan perseroan. ------------------------------------------------------------- Pasal 12. --------------------Bilamana salah seorang pesero mengundurkan diri dan ke luar sebagai pesero perseroan

menurut ketentuan yang ditetapkan dalam pasal 3, atau salah seorang pesero meninggal
dunia dan para ahli warisnya sebagaimana disebut dalam pasal 11, tidak menghendaki
meneruskan sebagai pesero perseroan, perseroan tidak berakhir tetapiditeruskan oleh para
pesero lainnya dengan kewajiban membayar kepada pesero yang mengundurkan diri
tersebut
atau kepada para ahli waris pesero yang meninggal dunia dengan uang tunai dalam waktu
selambat-lambatnya tiga (3) bulan sesudahnya dari bagian pesero yang bersangkutan
dalam perseroan, baik karena pemasukannya dalam perseroan maupun karena laba yang
belum dibagi karena apapun juga. --------------------------------------------Bilamana salah seorang pesero dinyatakan pailit, ditaruh di bawah pengampuan atau
karena apapun juga tidak berhak lagi mengurus dan menguasai kekayaannya, maka
pesero itu dianggap telah mengundurkan diri dan keluar sebagai pesero perseroan dengan
persetujuan para pesero lainnya atau satu hari sebelum ia menyatakan pailit, ditaruh di
bawah pengampuan atau karena apapun juga tidak berhak lagi mengurus dan menguasai
kekayaannya dan perseroan diteruskan oleh para pesero lainnya, tetapi dengan kewajiban
membayar dengan uang tunai kepada wakil menurut Hukum dari peser yang
bersangkutan dalam waktu selambat lambatnya enam (6) bulan sesudahnya bagian pesero
itu dalam perseroan, baik karena pemasukannya dalam modal perseroan maupun karena
laba yang belum dibagi atau karena apapun juga. -------------------------------------------------------------- Pasal 13. ---------------------Masing-masing pesero hanya diperbolehkan melepaskan atau menggadaikan bagiannya
dalam perseroan, bilamana disetujui oleh para pesero lainnya. ---------------------Perjanjian-perjanjian yang bertentangan dengan ketentuan yang ditetapkan dalam ayat 1
pasal ini tidak berlaku terhadap perseroan. ------------------------------------------------------------- Pasal 14. ----------------------Bilamana perseroan telah menderita rugi lebih dari 75% (tujuh puluh lima prosen) dari
modalnya, maka pesero pengurus wajib memberitahukan hal itu kepada pesero
komanditer yang berhak untuk dengan seketika ke luar dari perseroan.
-----------------------------------------Pesero itu dianggap telah keluar dari perseroan pada tanggal kehendaknya untuk keluar
dari perseroan, diberitahukan kepada para pesero lainnya dengan surat tercatat atau
dengan perantaraan Surat Juru Sita dan ia berhak untuk menuntut bagiannya dalam
perseroan dengan
seketika dan secara sekaligus. --------------------------------------------------- Pasal 15. ---------------------Bilamana dapat dibuktikan bahwa pesero pengurus melalaikan kewajibannya untuk
mengurus atau menjalankan perseroan dengan tidak selayaknya atau melakukan tindakan
tindakan yang merugikan perseroan, maka pesero komanditer berhak dengan seketika
keluar dari perseroan. -----------Dalam kejadian demikian berlakulah apa yang ditetapkan dalam pasal 14 ayat terakhir.
------------------------------- Pasal 16. ---------------------Hal-hal yang tidak diatur atau cukup diatur dalam akta ini akan diputuskan oleh para
pesero secara berunding. -------------------------- Pasal 17. ----------------------Para pesero memilih tempat tinggal yang sah dan tidak berubah tentang hal ini dan segala

akibat-akibatnya pada Kantor Panitera Pengadilan Negeri di


__________________-------------------------------- DEMIKIAN AKTA INI -----------------Dibuat dan diselesaikan di ______________ pada hari, tanggal, bulan dan tahun seperti
tersebut pada bagian awal akta ini, dengan dihadiri oleh : -----------------------------1.........................................................
2.........................................................
keduanya pegawai kantor notaris, bertempat tinggal di___________________, sebagai
saksi-saksi. ---------------------------Setelah saya, notaris, membacakan akta ini kepada para penghadap dan para saksi, maka
segera para penghadap, para saksi dan saya, notaris, menandatanganinya. Dibuat dengan
tanpa memakai renvoi. ---------------------BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusahaan perorangan ialah suatu bentuk badan usaha pribadi yang memikul risiko
secara pribadi pula atau perorangan. Perusahaan perorangan/Perusahaan dagang
merupakan bentuk peralihan antara bentuk partnership dan dapat pula dimungkinkan
sebagai one man corporation atau een manszaak. Dalam hubungan ini dapat pula
diberlakukan pasal 6 dan pasal 18 Kitab Undang-undang Hukum Dagang.
Pada perusahaan perorangan/Perusahaan dagang tidak terdapat pemisahan antara
kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan perusahaan sehingga utang perusahaan berarti
pula utang pemiliknya, dengan demikian dapat dikatakan pula bahwa seluruh harta
kekayaan pemilik menjadi jaminan bagi semua utang perusahaannya. Oleh karena itu,
pemilik Perusahaan perorangan/ Perusahaan dagang memiliki tanggung jawab yang tidak
terbatas. Maka dari itu, kelebihan Perusahaan perorangan/Perusahaan dagang:
Aktivitasnya relatif sedikit dan sederhana sehingga organisasinya relatif mudah, Biaya
organisasinya rendah, Pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan
formalitas, Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak milik, dan Manajemen-nya
relatif fleksibel.
B. Saran
Tidak hanya kemudahan dalam permodalan dalam pemulaian persekutuan komanditer
karena dilakukan oleh dua orang atau lebih namun juga kepastian hukum yang diperoleh.
Saran saya sebelum memulai suatu CV, perhatikan terlebih dahulu prosedur dan
prosesnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abd. Kodir Muhamad, Pengantar Hukum Perusahaan Indonesia, Citra Adytia Bakti,
Bandung 1992.
B. Internet

http://ahmadsyariefudinibntasyr.blogspot.com/2012/06/hukum-perdata-persekutuan.html
- diunduh tanggal 6 November 2012.
http://andiayu.wordpress.com/2010/04/25/komanditer-cv-comanditaire-vennootschap/ diunduh tanggal 6 November 2012.
http://birotiket-travel-murah.blogspot.com/2012/05/contoh-akta-perseroan
komanditer.html diunduh tanggal 6 November 2012.
Diposkan oleh Elga nur fazrin di 04.38

Anda mungkin juga menyukai