Komanditer (CV), sama seperti firma, CV kepemilikan badan usaha ini dimiliki oleh dua orang
atau lebih, Namun dalam CV ada sekutu pasif yang hanya memberikan modal tanpa ikut terjun
menjalankan usaha.
Dan jika berbicara mengenai Ketentuan modal Dalam CV, Firma, maupun persekutuan perdata
masing-masing sekutu memiliki kewajiban untuk memberikan modal. Modal tersebut dapat
berbentuk apapun selama bisa dinilai. Karena tidak ada ketentuan yang mengatur mengenai
modal dalam pendirian ketiga badan usaha tersebut, jumlah modal minimum bergantung pada
kesepakatan para sekutu. Namun biasanya, jumlah modal yang diberikan akan mempengaruhi
pembagian keuntungan dari badan usaha.
Dalam KUHD diatur secara tegas bahwa sebagai sekutu pasif, ia tidak diperkenankan untuk
menjalankan kepengurusan CV. Hal ini akan berpengaruh terhadap hubungan CV dengan pihak
ketiga, di mana sekutu pasif tidak akan terikat dengan kewajiban yang dibuat antara sekutu aktif
dengan pihak ketiga. Misalnya, apabila terdapat gugatan dari pihak ketiga terhadap CV, maka
sekutu pasif tidak akan terlibat.
Sama halnya dengan firma, CV juga membutuhkan akta pendirian yang mengatur tentang
kontribusi masing-masing pihak, pembagian keuntungan, penentuan pengurus CV, serta
pemberesan CV apabila terjadi pembubaran. Setelah akta pendirian dibuat, CV juga perlu
didaftarkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana diamanatkan
dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. 17/2018.
Sesuai dengan Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), dalam membuat CV
minimal harus ada 2 orang pendiri atau lebih, satunya berperan sebagai sekutu aktif dan yang
lain berperan sebagai sekutu pasif.
Selain dua pendiri tersebut, kita juga harus mempersiapkan hal-hal berikut dalam pendrian badan
usaha berbentuk CV;
Nama lengkap ,pekerjaan dan tempat tinggal pendiri (minimal 2 orang atau lebih)
Menentukan dan menetapkan nama CV
(Maksud dan tujuan), CV itu bersifat umum atau terbatas untuk menjalankan sebuah
perusahaan cabang secara khusus
Nama sekutu yang akan bertanggung jawab
Kapan didirikan dan saat mulai dan berlakunya badan usaha CV tersebut
Klausul-klausul penting pihak ketiga terhadap sekutu pendiri
Pendaftaran akta pendirian ke Pengadilan Negeri harus diberi tanggal
Pembentukan kas (arus uang) dari CV yang khusus disediakan bagi penagih dari pihak
ketiga. Kas ini menjadi tanggung jawab para sekutu jika sudah habis atau kosong.
Menunjuk satu atau beberapa sekutu sebagai perwakilan atas nama CV
Setelah akta pendirian CV didapat, langkah selanjutnya mendaftarkan akta pendirian CV kepada
kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat, ini sesuai dengan peraturan pada pasal 23 KUHD.
Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) (diperoleh dari kelurahan sesuai domisili CV,
tentukan terlebih dahulu dimana CV akan berdomisili sesuai akta pendirian CV
Setelah akta pendirian terdaftar di pengadilan negeri setempat sesuai bidang usaha yang digeluti,
kita wajib mengurus perijinan.
Jika CV anda bergerak dalam bidang perdagangan umum, maka anda memerlukan izin usaha
berupa Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). SIUP biasanya dilakukan di kantor Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP), atau di kantor dinas terkait yang ditugaskan.
Langkah selanjutnya setelah SIUP adalah mengurus TDP atau Tanda Daftar Perusahaan. TDP
adalah dokumen legalitas yang wajib di miliki oleh sebuah CV.
Terakhir setelah poin-poin sebelumnya terpenuhi. kita harus mengumumkan iktisar resmi
pendirian dalam tambahan berita negara Republik Indonesia. Hal ini diatur dalam pasal 28
KUHD.
Atau kita bisa menggunakan jasa pendirian CV yang sudah banyak menyediakan jasa pembuatan
CV, namun jika kita ingin berpengalaman dan tahu alurnya, kita bisa mencoba mengurusnya
sendiri.