BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASA
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perseroan Komanditer yang biasa disingkat CV (Comanditaire Vennootschap) ini adalah suatu Bentuk
Badan Usaha yang paling banyak digunakan oleh para Pengusaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai
bentuk identitas organisasi Badan Usaha di Indonesia.
Rancangan Undang-Undang (RUU) Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum juga
mengatur persekutuan komanditer, atau yang lazim dikenal dengan CV. Menurut Pasal 1 butir 5 RUU, CV
adalah badan usaha bukan badan hukum yang mempunyai satu atau lebih sekutu komplementer dan
sekutu komanditer. Sekutu komplementer berhak bertindak untuk dan atas nama bersama semua
sekutu serta bertanggung jawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng. Namun sekutu ini
bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadi.Hal ini terjadi jika harta CV tidak cukup untuk
membayar hutang saat CV bubar.
Jika CV bubar maka sekutu komplementer yang berwenang melakukan likuidasi, kecuali ditentukan
lain dalam perjanjian atau rapat sekutu komplementer. Jika setelah dilikuidasi masih terdapat sisa harta
CV, maka dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan pemasukan masing-masing.
Sementara sekutu komanditer yang tidak boleh bertindak atas nama bersama semua sekutu dan
tidak bertanggungjawab terhadap pihak ketiga melebihi pemasukannya. Jadi harta kekayaan pribadinya
terpisah dari harta CV. Itulah sebagian aturan baru dalam RUU menyangkut CV. Selama ini, yang banyak
dipakai sebagai rujukan adalah KUHD (Kitab Undang-undang Hukum Dagang).
Pengertian CV dijelaskan dalam Pasal 19 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). Dalam pasal
19 ayat 1 disebutkan bahwa CV adalah Persekutuan secara melepas uang yang dinamakan persekutuan
komanditer, didirikan antara satu orang atau beberapa sekutu yang tanggung menanggung bertanggung
jawab untuk seluruhnya pada pihak satu, dan satu orang atau lebih sebagai pelepas uang pada pihak
lain. Sedangkan pada pasal 19 ayat 2 berbunyi ‘Dengan demikian bisalah terjadi suatu persekutuan itu
pada suatu ketika yang sama merupakan persekutuan firma terhadap sekutu firma di dalamnya dan
merupakan persekutuan komanditer terhadap pelepas uang. Pada beberapa referensi lain, pemberian
pinjaman modal atau biasa disebut inbreng, dapat berbentuk selain uang, misalnya benda atau yang
lainnya.
Dari ketentuan pasal itu terlihat bahwa di dalam CV terdapat dua alat kelengkapan, yaitu pesero
yang bertanggung jawab secara tanggung renteng (pesero aktif, pesero komplementer) dan pesero yang
memberikan pinjaman uang (pesero pasif, pesero komanditer), Persero Aktif ; adalah orang yang
mempunyai tanggung jawab penuh untuk mengelola perusahaan dengan jabatan sebagai Direktur.
Sedangkan Pesero Pasif ; adalah orang yang mempunyai tanggung jawab sebatas modal yang
ditempatkan dalam perusahaan, yaitu sebagai Pesero Komanditer.
BAB II
PEMBAHASAN
Persekutuan komanditer (CV) adalah firma yang mempunyai satu ataubeberapa orang
sekutu komanditer.Sekutu komanditer (silent partner) adalah sekutu yang hanya menyerahkan
uang, barang, atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan, dan tidak turut campur dalam
pengurusan atau penguasaan persekutuan.Dia hanya memperoleh keuntungan dari
pemasukannya itu.Tanggung jawabnya terbatas pada jumlah pemasukannya itu. Persekutuan
komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu:
sekutu komanditer adalah sekutu pasif yang tidak ikut mengurus persekutuan.Kedua macam
sekutu ini menyerahkan pemasukan pada persekutuan secara bersama untuk memperoleh
keuntungan bersama dan kerugian juga dipikul bersama secara berimbang dengan pemasukan
masing-masing.
Apabila dikaji, ketentuan Pasal 19 – Pasal 21 KUHD yang mengatur tentang firma, jelas
bahwa persekutuan komanditer adalah firma dalam bentuk khusus . kekhususan itu terletak
pada eksistensi sekutu komanditer yang tidak ada pada firma. Firma hanya mempunyai sekutu
aktif yang disebut firmant.
a. CV diam-diam
Jenis CV ini belum menyatakan diri secara terbuka sebagai CV. Bagi orang luar jenis usaha ini
masih dianggap usaha dagang biasa.
b. CV terang-terangan
CV ini telah menyatakan diri secara terbuka kepada pihak ketiga.Hal ini terlihat dengan
dibuatnya akta pedirian CV oleh Notaris dan akta pendirian, telah didaftarkan di daftar
perusahaan.
c. CV dengan saham
Karena Persatuan Komanditer pada hakikatnya adalah firma maka cara berahirnya Firma juga berlaku
pada Perseroan Komanditer, yaitu :
b. Sebelum berakhir jangka waktu yang ditetapkan akibat pengunduran diri atau
pemberhentian sekutu.
c. Dengan demikian ketentuan Pasal 1646-1652 KUH Perdata dan Pasal KUHD dapat
Setiap CV mempunyai tujuan dalam setiap pendiriannya, salah satunya agar dapat
melakukan kegiatan usaha yang sama dengan perseroan lain atau berbeda, bersifat khusus atau
umum sesuai dengan keinginan para pendiri persero. Namun ada beberapa bidang usaha yang
hanya bisa dilaksanakan dengan ketentuan harus berbadan hukum PT. Selain itu tujuan dari
pendirian CV adalah sebagai Badan usaha agar suatu usaha memiliki wadah resmi dan legal
untuk memudahkan pergerakan badan usaha itu sendiri, misalnya “pengadaan barang”, perlu
suatu sarana melakukan kerjasama, selain itu biasanya juga diisyaratkan apabila akan menjalin
kerjasama dengan suatu instansi pemerintah atau pihal lain adanya pembentukan suatu badan
usaha. Contohnya : untuk pengadaan barang di kantor atau instansi pemerintah dengan nilai s/d
Rp 200 juta, harus menggunakan CV atau PT dengan klasifikasi kecil.
F. Syarat mendirikan CV
Ø Adanya perjanjian (pasal 15 KUHD) yakni kesepakatan dari para pihak yang mau
mendirikan usaha
Ø Pendirian oleh minimal 2 (dua) orang dalam di mana dari antara pendiri tersebut ada
yang bertindak sebagai penyuplai modal dan ada yang menyumbang semua potensi
Ø Adanya akta notaris yang berbahasa Indonesia. Pada waktu pendirian CV, yang harus
a. Calon nama CV
b. Tempat kedudukan CV
G. Prosedur Mendirikan CV
· Tidak boleh campur tangan dalam tugas sekutu aktif (Pasal 20 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang), bila dilanggar maka tanggung jawabnya menjadi tanggung jawab secara pribadi
untuk keseluruhan (tanggung jawab sekutu aktif) berdasarkan pasal 21 Kitab Undang-undang
Hukum Dagang
· Mengurus CV
· Modal yang dapat dikumpulkan lebih banyak, karena didirikan banyak pihak
(modal gabungan)
bersama-sama
Pengurus CV mempunyai tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan sekutu yang berada
dalam CV tersebut.Pasal 19 KUHD mengatur bahwa pihak yang bertanggung jawab dan berurusan
dengan urusan di luar adalah sekutu kerja atau sekutu komplementer.Namun pihak sekutu komanditer
bertanggung jawab juga ke luar, bila sekutu komanditer tersebut melanggar pasal 20 KUHD.Wewenang
sekutu komanditer hanya tertuju pada urusan intern persekutuan CV (pasal 20 KUHD).Sekutu
komanditer juga bertanggung jawab kepada sekutu kerja terkait penyuplaian modal (pasal 19 KUHD).
Risiko bagi pengurus CV adalah menyangkut kinerja perusahaan.Apabila perusahaan yang dikelolanya
mengalami kerugian, maka penguruslah yang paling banyak menanggung beban untuk melunasi utang
perusahaan.Risiko paling besar adalah harta kekayaannya bisa menjadi jaminan untuk menutupi utang
perusahaan.
Kekhasan CV adalah memiliki Pesero Aktif (pesero pengurus) dan Pesero Komanditer (pesero diam).
Pesero aktif menjalankan pengurusan dan pengelolaan perusahaan sementara kehadiran pesero
pasif/komanditer berlaku sebagai penyuplai modal. Konsekuensinya adalah pesero aktif akan
bertanggung jawab secara penuh terhadap seluruh harta pribadinya untuk mengganti kerugian yang
dituntut oleh pihak ketiga sekiranya terjadi kerugian dalam perusahaan. Sedangkan Persero Komanditer,
hanya bertanggung jawab sebesar modal yang disetorkannya ke dalam perseroan.
a. Status perusahaan
Karena statusnya berbadan hukum, maka PT mempunyai kekayaan yang terpisah dengan kekayaan
para pendirinya.Jadi, PT dapat memiliki harta kekayaan sendiri.Sementara itu, CV yang berstatus tidak
berbadan hukum, kekayaan para pendirinya tidak terpisahkan dari kekayaan CV.
c. Modal perusahaan
Modal untuk pendirian sebuah CV tergantung seberapa besar modal yang disetor oleh pesero pasif,
sementara modal untuk sebuah PT dikumpulkan dari para pendiri dengan persentasenya masing-
masing.
http://www.badanhukum.com/service/cv-perusahaan-komanditer
Karena CV adalah suatu bentuk usaha yang merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih oleh
para pengusaha yang ingin melakukan usaha dengan modal yang terbatas, maka untuk CV tidak
ditentukan jumlah modal minimalnya.Didalam anggaran dasar perseroan komanditer (AKTA PENDIRIAN)
juga tidak disebutkan besarnya jumlah Modal dasar, modal ditempatkan atau modal disetor.Penyebutan
besarnya modal perseroan dapat dicantumkan dalam SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) atau Izin
Operasional lainnya.Jadi misalnya, seorang pengusaha ingin berusaha di industri rumah tangga,
percetakan, biro jasa, perdagangan, dll dengan modal awal yang tidak terlalu besar, dapat memilih CV
sebagai alternatif Badan Usaha yang memadai.
BAB III
KEUANGAN
Sebelum pembahasan mengenai laporan keuangan, ada hal penting yang harus dipahami terlebih
dahulu, yaitu Jenis-jenis perusahaan. Karena perbedaan jenis perusahaan berpengaruh kepada
format dan perkiraan-perkiraan yang digunakan dalam laporan.
Laporan keuangan adalah sekumpulan informasi keuangan perusahaan dalam suatu periode
tertentu yang disajikan dalam bentuk laporan sistematis yang mudah dibaca dan dipahami oleh
semua pihak yang membutuhkan.
atau Laporan Saldo Laba (untuk perseroan terbatas) (Retained Earning Statement)
3. Neraca ( Balance Sheet )
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan gambaran singkat dan bentuk umum masing- masing unsur
laporan keuangan diatas.
Laporan laba rugi adalah suatu laporan sistematis yang menggambarkan hasil operasi
perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Hasil operasi perusahaan diperoleh dengan cara
membandingkan antara penghasilan yang diperoleh dengan beban- beban yang telah dikeluarkan untuk
memperoleh penghasilan tersebut. Mempertemukan penghasilan dengan beban yang dikeluarkan
untuk memperoleh penghasilan tersebut dalam akuntansi disebut dengan prinsip ‘Matching’.
Ada 2 (dua) macam bentuk Laporan Laba Rugi, yaitu Bentuk Single Step dan Multi Step. Dalam
praktik pembukuan perusahaan di Indonesia, bentuk Multi Step yang lebih sering digunakan.
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan, terdiri dari Aktiva (harta
kekayaaan), Kewajiban dan Modal pada suatu tanggal tertentu.
Neraca merupakan bentuk resmi dari persamaan akuntansi. Judul neraca ditulis secara urut baris,
dimulai dari :
Nama Perusahaan;
Neraca;
N E R A C A
Aktiva Lancar:
Hutang Lancar:
Kas ditangan
15.000.000
Hutang usaha
81.000.000
Bank
45.000.000
Hutang biaya
8.000.000
Deposito
100.000.000
Hutang pajak
2.000.000
Piutang usaha
60.000.000
Hutang bank
50.000.000
Piutang wesel
10.000.000
10.000.000
Perlengkapan
3.000.000
151.000.000
5.000.000
Pajak dibayar dimuka
3.000.0000
241.000.000
Hutang bank
100.000.000
Hutang hipotik
100.000.000
Saham
30.000.000
Obligasi
50.000.000
200.000.000
80.000.000
Aktiva Tetap :
Ekuitas:
Tanah
200.000.000
Modal Pemilik
550.000.000
Bangunan
300.000.000
Kendaraan
50.000.000
Jumlah modal
550.000.000
Peralatan Kantor
20.000.000
Furniture
10.000.000
580.000.000
JUMLAH AKTIVA
901.000.000
901.000.000
Menurut PSAK No 2, Laporan arus kas adalah laporan yang memberikan informasi arus kas
perusahaan sebagai dasar menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan dan menggunakan kas.
Komponen laporan:
- Kas, terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro bank
- Setara Kas, adalah investasi yang sifatnya sangat likuid yang segera dapat dijadikan kas.
-Arus Kas, adalah arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas
- Aktivitas Operasi, adalah aktivitas penghasil utama pendapatan dan aktivitas lain yang bukan investasi
dan pendanaan. Contoh: penjualan barang dan jasa, penerimaan royalty, fee, komisi atau
lainnya; pembayaran kepada pemasok/supplier atau karyawan.
- Aktivitas Investasi, adalah aktivitas perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain.
Contoh: pembelian aktiva tetap; penjualan tanah, bangunan, peralatan, dan sebagainya; uang muka dan
pinjaman kepada pihak lain.
- Aktivitas Pendanaan, adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi
modal dan pinjaman perusahaan. Contoh: penerimaan emisi saham, obligasi, pinjaman Metode yang
digunakan untuk menyusun Laporan Arus Kas adalah Metode Langsung
(Direct Methods)., wesel, hipotik atau lainnya; pembayaran kepada pemegang saham, pelunasan
pinjaman, dan sebagainya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perusahaan perorangan ialah suatu bentuk badan usaha pribadi yang memikul risiko secara pribadi
pula atau perorangan. Perusahaan perorangan/Perusahaan dagang merupakan bentuk peralihan antara
bentuk partnership dan dapat pula dimungkinkan sebagai one man corporation atau een manszaak.
Dalam hubungan ini dapat pula diberlakukan pasal 6 dan pasal 18 Kitab Undang-undang Hukum Dagang.
Pada perusahaan perorangan/Perusahaan dagang tidak terdapat pemisahan antara kekayaan pribadi
pemilik dengan kekayaan perusahaan sehingga utang perusahaan berarti pula utang pemiliknya, dengan
demikian dapat dikatakan pula bahwa seluruh harta kekayaan pemilik menjadi jaminan bagi semua
utang perusahaannya. Oleh karena itu, pemilik Perusahaan perorangan/ Perusahaan dagang memiliki
tanggung jawab yang tidak terbatas. Maka dari itu, kelebihan Perusahaan perorangan/Perusahaan
dagang: Aktivitasnya relatif sedikit dan sederhana sehingga organisasinya relatif mudah, Biaya
organisasinya rendah, Pendirian dan pembubarannya mudah karena tidak memerlukan formalitas,
Seluruh keuntungan yang diperoleh menjadi hak milik, dan Manajemen-nya relatif fleksibel.