Anda di halaman 1dari 2

Ini Perbedaan CV, Firma, dan Persekutuan Perdata

Sebelum menjalankan dan mendirikan suatu kegiatan usaha, penting bagi Kamu untuk
menentukan badan usaha apa yang akan didirikan nantinya. Di indonesia sendiri ada badan usaha
berbentuk badan hukum seperti perseroan terbatas (PT), dan badan usaha yang bukan berbadan
hukum.
Setidaknya, ada 3 bentuk Badan usaha bukan berbadan hukum yang sering digunakan, yaitu
commanditer venootschap/persekutuan komanditer (CV), firma, dan persekutuan perdata.
Ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda dan bisa Kamu sesuaikan dengan bidang usaha
yang sedang dijalankan. Berikut adalah perbedaan CV, Firma, dan Persekutuan Perdata berikut
ini:

Persekutuan Komanditer (CV)


Persekutuan Komanditer atau yang biasa disebut CV adalah persekutuan yang didirikan oleh satu
atau lebih sekutu komanditer dengan satu atau lebih sekutu komplementer, untuk menjalankan
usaha secara terus menerus. Bentuk usaha CV mengharuskan keanggotaan minimal dua pihak
dengan tanggung jawab yang berbeda. Yaitu sekutu aktif yang bertugas menjalankan
pengurusan CV, dan sekutu pasif yang hanya memberikan modal namum tidak menjalankan
pengurusan CV.
Meskipun demikian, sekutu aktif juga tetap harus memberikan modal ke dalam CV, karena CV
adalah persekutuan perdata dimana seluruh sekutu diwajibkan memberikan modal untuk
kemudian berbagi keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dijalankan. Namun, ketika CV
mengalami masalah keuangan, sekutu aktiflah yang harus menanggung dan menggunakan harta
kekayaan pribadi miliknya.
Biasanya pendirian CV lebih banyak dipilih oleh pelaku usaha yang menjalankan kegiatan usaha
dalam bidang perdagangan seperti alat tulis kantor, percetakan, fotocopy dan lain sebagainya.

Firma
Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha dibawah satu nama
bersama dan kepengurusan dilakukan secara bersama-sama. Suatu persekutuan atau perseroan
baru dapat disebut sebagai firma apabila memenuhi syarat-syarat untuk menjalankan
perusahaannya menggunakan nama bersama. Dan setiap tindakan yang dilakukan sekutu menjadi
tanggung jawab sekutu lainnya, begitupun sebaliknya. Ketika firma mengalami masalah
keuangan dan aset yang dimiliki untuk menutupi kewajiban hukumnya, maka setiap
pendiri/sekutu juga harus ikut menanggung dan mengunakan harta kekayaan pribadi miliknya.
Pada umumnya, Firma dipilih untuk bisnis yang bergerak di bidang jasa konsultasi seperti kantor
hukum dan jasa akuntan publik. Pendirian firma harus dilakukan dengan akta otentik tanpa
adanya kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada.

Persekutuan Perdata
Berbeda dengan CV dan Firma yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD), Persekutuan Perdata diatur dalam Pasal 1618 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
yaitu Persekutuan Perdata didirikan berdasarkan persetujuan dua orang atau lebih untuk
memasukkan sesuatu ke dalam perseroan itu dengan maksud supaya keuntungan yang diperoleh
dari perseroan itu dibagi di antara mereka.
Pendirian Persekutuan perdata didirikan atas dasar perjanjian, dan dapat didirikan dalam
perjanjian sederhana tanpa perlu adanya pengajuan secara formal. Untuk kepastian hukum baik
bagi para pendiri maupun pihak ketiga, dalam hal ini persekutuan perdata dibuat dengan akta
otentik dengan Notaris.
Demikianlah penjelasan terkait perbedaan CV, Firma, dan Persekutuan Perdata yang harus kamu
pahami sebelum menentukan badan usaha apa yang akan dipilih seusai dengan kebutuhan bisnis
Anda.
Apabila kamu membutuhkan bantuan dan konsultasi untuk mengurus perizinan badan usaha,
jangan ragu-ragu untuk menghubungi BikinGampang di cs@bikingampang.id atau
+6181212348143. Kami yang urus semua, kamu tinggal duduk manis saja.

Anda mungkin juga menyukai