FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN dan AKUNTANSI
Jl. S. Supriadi No. 48 Malang
NAMA
: YENY PRATIWI
NIM
: 100404020061
FAKULTAS
: EKONOMI
PRODI
: AKUNTANSI
TUGAS 1
ANGKATAN
: 2010/2011
JAWABAN
PENGERTIAN FIRMA
Firma (dari bahasa Belanda venootschap onder firma, secara harfiah yaitu perserikatan
dagang antara beberapa perusahaan) atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan
usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih disebut Firma dengan memakai
nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Menurut
Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan
dengan memakai nama bersama. Jadi ada beberapa orang yang bersekutu untuk menjalankan
suatu perusahaan. Nama perusahaan seperti umumnya adalah nama dari salah seorang sekutu.
Dalam firma semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya baik sendiri maupun bersama
terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain. Bila perusahaan mengalami kerugian akan
ditanggung bersama, bila perlu dengan seluruh kekayaan pribadi mereka. Firma dapat dibentuk
oleh 2 orang atau lebih yang semuanya belum memiliki usaha. Pemiliki firma terdiri dari
beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan kekayaan
pribadi sesuai yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan.
Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada
pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutusekutu, setiap sekutu
bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. Tidak ada keharusan pengesahan akta
pendirian oleh Menteri Kehakiman dan HAM Firma berakhir apabila jangka waktu yang
ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir. Tujuan dari firma adalah untuk memperluas
usaha dan menambah modal agar lebih kuat dan mampu bersaing perusahaan yang lain. Firma
juga biasa disebut Persekutuan ( Partnership ), sebab perusahaan yang berbentuk firma memang
didirikan oleh orang-orang atau sekutu-sekutu sebagai pemilik dari firma. Dengan demikian
pemilik firma biasa disebut anggota atau sekutu atau partner.
Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan.
Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor
konsultan hukum, dan akuntansi politik.
Ciri-Ciri Firma
Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:
a.
b.
c.
d.
e.
Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta
pribadi.
f.
g.
Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.
h.
i.
j.
k.
operasinya dan membagikan semua aktiva persekutuan kepada para sekutunya disebut dengan
likuidasi. Pada prinsipnya pembubaran akan menyebabkan suatu perubahan akte pendirian dari
suatu persekutuan, tanpa adanya penghentian kegiatan operasional dari persekutuan tersebut.
Sedangkan proses likuidasi merupakan kegiatan yang menyebabkan persekutuan tersebut akan
berhenti melakukan kegiatan operasionalnya karena masing-masing sekutu bermaksud untuk
membubarkan diri dan membagi sisa aktiva persekutuan pada masing-masing sekutu sesuai
dengan komposisi modal masing-masing.
PERLAKUAN AKUNTANSI pada FIRMA mulai pembentukan hingga pembubaran
Ekuitas adalah hak residual (sisa) atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua
kewajibannya. Oleh karena itu, komponen ekuitas terdiri atas setoran pemilik yang disebut
modal dan laba rugi bersih yang diperoleh perusahaan. Akuntansi ekuitas pada dasarnya
menyangkut perlakuan akuntansi terhadap setoran modal pemilik dan perlakuan akuntansi
terhadap laba atau rugi bersih yang diperoleh perusahaan.
Modal (penyertaan) sekutu firma bisa disetorkan dalam bentuk uang tunai (kas), bendabenda non kas, atau dalam bentuk kekayaan bersih apabila sekutu firma yang bersangkutan
sebelumnya telah menjalankan usaha, dalam hal setoran modal dalam bentuk benda-benda non
kas atau dalam bentuk kekayaan bersih perusahaan yang sudah berjalan, nilai setoran harus
mendapat persetujuan lebih dulu dari sekutu firma yang lain. Sebagai ilustrasi, berikut ini
beberapa contoh pencatatan transaksi penerimaan setoran modal sekutu firma.
Contoh 1:
Pada tanggal 1 Mei 2009 Anton, Neni, dan Rika membentuk persekutuan firma dengan nama
Firma ANEKA. Sebagai penyertaannya, Anton menyerahkan tanah senilai Rp 70.000.000,00
dan gedung senilai Rp 40.000.000,00. Neni menyerahkan kas senilai Rp 80.000.000,00, dan
Rika menyerahkan kendaraan senilai Rp 60.000.000,00.
Jurnal yang dibuat untuk mencatat setoran modal sekutu firma, adalah sebagai berikut:
1 Mei
Kas
Rp 80.000.000,00
Tanah
Rp 70.000.000,00
Gedung
Rp 40.000.000,00
Kendaraan
Rp 60.000.000,00
Modal Anton
Rp 110.000.000,00
Modal Neni
Rp 80.000.000,00
Modal Rika
Rp 60.000.000,00
Contoh 2:
Adi pemilik toko MAJU dan Sita pemilik toko LANCAR pada tanggal 1 April 2009
menggabungkan perusahaannya dalam bentuk persekutuan firma dengan nama Firma
SUKSES. Sebagai penyertaan,
masing-masing
menyerahkan
aktiva
dan kewajiban
perusahaannya. Neraca Toko MAJU dan Toko LANCAR per 31 Maret 2009 adalah sebagai
berikut:
Toko MAJU
NERACA
Per 31 Maret 2009
AKTIVA
Kas
10.000.000
Hutang Bank
7.000.000
Persediaan
6.000.000
Modal Adi
15.000.000
Peralatan Toko
8.000.000
Akumulasi Penyusutan
(2.000.000)
Total Aktiva
22.000.000
22.000.000
Toko LANCAR
NERACA
Kas
6.000.000
Hutang Dagang
12.000.000
Piutang Dagang
2.000.000
Modal Sita
26.000.000
Persediaan
14.000.000
Kendaraan
20.000.000
38.000.000
38.000.000
Hasil penilaian atas aktiva dan kewajiban masing-masing sekutu firma, adalah sebagai berikut:
a. Aktiva dan kewajiban Toko MAJU
1) Persediaan barang disetujui dengan harga Rp 5.000.000,00
2) Peralatan toko disetujui dengan nilai Rp 7.500.000,00
b. Aktiva dan Kewajiban Toko LANCAR
1) Piutang ditaksir tidak dapat ditagih sebesar Rp 500.000,00
2) Persediaan barang dinilai seharga Rp 15.000.000,00
3) Kendaraan dinilai seharga Rp 17.500.000,00
Jurnal yang diperlukan Firma SUKSES untuk mencatat penerimaan setoran modal
sekutu firma tergantung dari apakah firma menggunakan buku-buku baru (baik buku-buku
Toko MAJU maupun buku-buku Toko LANCAR tidak digunakan sebagai buku-buku firma),
atau menggunakan buku-buku salah satu sekutu firma.
Apabila firma menggunakan buku-buku baru, jurnal untuk mencatat aktiva dan kewajiban baik
yang diterima dari sekutu Adi maupun dari sekutu Sita, adalah sebagai berikut:
1 Mei
Kas
Rp 16.000.000,00
Piutang Dagang
Rp 2.000.000,00
Persediaan
Rp 20.000.000,00
Peralatan Toko
Rp 7.500.000,00
Kendaraan
Rp 17.500.000,00
Rp
500.000,00
Hutang Dagang
Rp 12.000.000,00
Hutang Bank
Rp
Modal Adi
Rp 15.500.000,00
Modal Sita
Rp 28.000.000,00
7.000.000,00
Kas
16.000.000
Hutang Dagang
12.000.000
Piutang Dagang
2.000.000
Hutang Bank
7.000.000
(500.000)
Modal Adi
15.500.000
Persediaan
20.000.000
Modal Sita
28.000.000
Peralatan Toko
7.500.000
Kendaraan
17.500.000
Total Aktiva
62.500.000.000
62.500.000
Dalam hal firma menggunakan / melanjutkan buku-buku perusahaan salah satu sekutu, aktiva
dan kewajiban sebagai setoran modal sekutu yang bersangkutan sudah tercatat sehingga catatan
yang harus dibuat firma sehubungan dengan setoran modal sekutu adalah :
a.
Jurnal untuk mencatat perubahan saldo akun-akun buku besar yang dilanjutkan
penggunaannya disesuaikan dengan nilai yang disepakati.
b.
Jurnal untuk mencatat penerimaan aktiva dan kewajiban sebagai setoran modal
sekutu yang lain.
Jika pada contoh di atas Firma SUKSES melanjutkan buku-buku perusahaan Adi (Toko MAJU)
untuk mencatat kegiatan usahanya, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
a.
1.000.000
1.000.000
2) Mencatat kenaikan nilai peralatan toko dari nilai buku 6.000.000 menjadi 7.500.000
Peralatan toko
Modal Adi
1.500.000
1.500.000
Atau
Akum. Penyusutan Peralatn Toko
Modal Adi
b.
1.500.000
1.500.000
Aktiva dan kewajiban Toko LANCAR yang disepakati sebagai setoran modal sekutu Sita,
seluruhnya belum dicatat, oleh karena itu dicatat sebagai berikut:
1 April
Kas
Rp 6.000.000,00
Piutang Dagang
Rp 2.000.000,00
Persediaan
Rp 15.000.000,00
Kendaraan
Rp 17.500.000,00
Rp
500.000,00
Hutang Dagang
Rp 12.000.000,00
Modal Sita
Rp 28.000.000,00
Neraca pada tanggal 1 April 2009 sesaat setelah pembentukan firma, jika firma melanjutkan
buku-buku perusahaan Adi, adalah sebagai berikut:
Firma SUKSES
NERACA
Per 1 April 2009
AKTIVA
Kas
16.000.000
Hutang Dagang
12.000.000
Piutang Dagang
2.000.000
Hutang Bank
7.000.000
(500.000)
Modal Adi
15.500.000
Persediaan
20.000.000
Modal Sita
28.000.000
Peralatan Toko
8.000.000
Akum. Penyst.
(500.000)
Kendaraan
17.500.000
Total Aktiva
62.500.000.000
62.500.000
Seorang sekutu firma keluar dari persekutuan, apabila sekutu yang bersangkutan
menyatakan mengundurkan diri dan menarik semua yang menjadi haknya. Bisa juga sekutu yang
bersangkutan menjual semua yang menjadi haknya kepada sekutu yang lain atau kepada sekutu
baru. Dalam hal sekutu firma mengundurkan diri dan menarik semua yang menjadi haknya ,
saldo semua akun buku besar yang terkait dengan sekutu yang bersangkutan dihilangkan dari
pembukuan firma.
Contoh: dalam buku besar firma MULYA pada tanggal 25 Januari 2009, akun Modal Dina
menunjukkan saldo sebesar Rp 20.000.000,00 dan akun Prive Dina debet Rp 5.000.000,00. Pada
tanggal 25 Januari 2009 Dina menyatakan mengundurkan diri dari persekutuan. Semua yang
menjadi hak dan kewajibannya diselesaikan melalui kas.
Jurnal untuk mencatat keluarnya Dina dari Firma MULYA, adalah:
25 Jan Modal Dina
Rp 20.000.000,00
Prive Dina
Rp 5.000.000,00
Kas
Rp 15.000.000,00
Dalam hal jumlah yang dibayarkan firma di atas jumlah yang menjadi hak sekutu yang
keluar, kelebihannya bisa diperlakukan sebagai bonus dan dibebankan kepada modal sekutu
yang lain. Bisa juga diperlakukan sebagai goodwill.
Contoh 1:
Sekutu Firma ASTINA beranggotakan Asih dengan modal Rp 90.000.000,00, Tiko dengan modal
Rp 60.000.000,00 dan Nanda dengan modal 70.000.000,00. Pada tanggal 4 Mei 2009, Nanda
keluar dari persekutuan dibayar uang tunai sebesar Rp 80.000.000,00. Kelebihan dari jumlah
yang menjadi hak sekutu Nanda diperlakukan sebagai bonus dan dibebankan kepada Asih dan
Tiko berdasarkan perbandingan modal modal, yaitu 3 : 2.
Jurnal yang dibuat Firma ASTINA untuk mencatat keluarnya Namda adalah:
4 Mei
Modal Nanda
Rp
70.000.000,00
Modal Asih
Rp
6.000.000,00
Modal Tiko
Rp
4.000.000,00
Kas
Rp 80.000.000,00
Contoh 2:
Apabila Firma ASTINA memperlakukan kelebihan jumlah yang dibayarkan dari jumlah yang
menjadi hak Nanda sebagai goodwill, jurnal yang dibuat untuk mencatat keluarnya Nanda
adalah:
4 Mei
Modal Nanda
Rp 70.000.000,00
Goodwill
Rp 10.000.000,00
Kas
Rp
80.000.000,00
Apabila hak Nanda dibeli oleh sekutu baru misalnya oleh Budi dengan harga Rp
75.000.000,00, pencatatan yang dilakukan firma adalah pemindahan saldo akun modal sekutu
Nanda ke dalam akun modal sekutu Budi. Sementara pembayaran oleh Budi kepada Nanda
merupakan transaksi pribadi antara Nanda dan Budi (tidak dicatat oleh firma). Jurnal yang dibuat
firma adalah sebagai berikut:
4 Mei
Modal Nanda
Modal Budi
Rp 70.000.000,00
Rp 70.000.000,00
Modal Meli
Rp 15.000.000,00
Modal Galih
Rp 10.000.000,00
Modal Susi
Rp 25.000.000,00
Rp 200.000.000,00
Rp 40.000.000,00
Rp 50.000.000,00
Rp 10.000.000,00
Bonus dialokasikan kepada Tuti dan Aditya dengan perbandingan 3:2, sehingga jurnal untuk
mencatat masuknya Bagas adalah sebagai berikut:
6 April
Kas
Rp 50.000.000,00
Modal Tuti
Rp 6.000.000,00
Modal Aditya
Rp 4.000.000,00
Modal Bagas
Rp 40.000.000,00
Kas
Rp 90.000.000,00
Goodwill
Rp 30.000.000,00
Modal Tedi
Rp 20.000.000,00
Modal Lani
Rp 10.000.000,00
Modal Bowo
Rp 90.000.000,00
b.
c.
contohnya, misalnya pada tanggal 2 Mei 2009 aktiva berupa kendaraan senilai Rp
40.000.000,00 laku dijual dengan harga Rp 35.000.000,00, sehingga mengalami kerugian
sebesar Rp 5.000.000,00. Rugi tersebut dialokasikan ke akun modal sekutu, misalnya dengan
perbandingan 3:2, sehingga jurnal untuk mencatat transaksi tersebut, adalah:
2 Mei
Kas
Rp 35.000.000,00
Modal A
Rp
3.000.000,00
Modal B
Rp
2.000.000,00
Kendaraan
Rp 40.000.000,00