Anda di halaman 1dari 8

Nama : Putri Zheilda Permatasari M.

NIM : 200901502036
Prodi/Kelas ; Akuntansi S1/B

Perusahaan Persekutuan

A. Pengertian perusahaan persekutuan


Perusahaan persekutuan adalah suatu kerjasama 2 (dua) orang atau lebih untuk secara
bersama menjalankan perusahaan dengan tujuan memperoleh laba.
Beberapa ciri perusahaan persekutuan adalah :

a.   Umur yang terbatas


Perusahaan persekutuan sangat mudah bubar apabila ada seorang sekutu
mengundurkan diri atau mati. Demikian juga apabila ada sekutu baru yang masuk
dapat merubah komposisi perusahaan.
b.   Kewajiban yang tidak terbatas
Masing-masing sekutu mempunyai kewajiban untuk membayar hutang yang dibuat
perusahaan. Tanggungjawabnya tidak terbatas sebesar modal yang ditanam tetapi
juga termasuk kekayaan pribadinya.
c.   Kekayaan menjadi milik bersama
Harta yang ditanam dalam persekutuan menjadi milik bersama. Apabila terjadi
pembubaran dan harta-harta tersebut dibagi, maka masing-masing berhak menuntut
sebesar saldo modal mereka.
d.   Partisipasi dalam laba
Laba maupun rugi dibagi antara para sekutu sesuai dengan perjanjian yang mereka
buat. Dalam hal tidak ada perjanjian, laba/rugi dibagi sama rata.
e.   Perjanjian Persekutuan
Harus ada pasal-pasal perjanjian yang jelas mengenai pembagian laba, masuk dan
keluarnya sekutu dan lain-lain.
Di Indonesia terdapat 2 (dua) macam perusahaan, yaitu perusahaan persekutuan
tidak berbadan hukum dan perusahaan persekutuan berbadan hukum. Contoh perusahaan
persekutuan yang tidak berbadan hukum adalah Firma dan Komanditer, sedangkan
contoh perusahaan persekutuan yang berbadan hukum adalah Perseroan Terbatas.
Masing-masing pengertian dari perusahaan persekutuan tersebut akan dijelaskan dibawah
ini.
Persekutuan Firma
Persekutuan Firma adalah persekutuan yang didirikan atau diadakan untuk
menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama, serta setiap sekutu (firman)
bertanggung jawab secara pribadi untuk seluruh sekutu (tanggung jawab renteng aatau
solider) karena semua anggota sekutu aktif menjalankan perusahaan.

Persekutuan Komanditer
Persekutuan Komanditer adalah persekutuan yang didirikan oleh beberapa orang
sekutu sebagai pemilik bersama, pada persekutuan komanditer para sekutu dapat
digolongkan menjadi 2, yaitu :
a.   Sekutu aktif
Sekutu aktif atau sekutu kerja atau sekutu komplementer adalah sekutu yang turut
campur dalam pengurusan atau aktif menjalankan persekutuan maupun penguasaan
terhadap persekutuan. Tanggung jawab sekutu aktif tidak hanya terbatas sebesar
modalnya, tetapi termasuk harta pribadinya dipakai untuk menanggung kewajiban
perusahaan, jadi seperti anggota firma.
b.   Sekutu pasif
Sekutu pasif atau sekutu tidak bekerja atau sekutu komanditer adalah sekutu yang
tidak ikut campur dalam pengurusan atau tidak aktif menjalankan persekutuan maupun
penguasaan terhadap persekutuan. Tanggung jawab sekutu pasif terbatas pada modalnya
di dalam persekutuan

Perseroan Terbatas                                                                  
Perseroan Terbatas, disingkat PT, adalah suatu persekutuan yang menjalankan
perusahaan dalam bentuk badan hukum, dimana modalnya terdiri atas sero-sero atau
saham-saham sehingga disebut perseroan. Istilah terbatas pada perseroan terbatas
menunjukkan tanggung jawab pemegang sero atau pemegang saham hanya terbatas
sebesar sero atau saham yang dimilikinya. PT merupakan berbadan hukum karena
pendiriannya harus dengan akte authentik atau akte resmi dan harus mendapatkan
pengesahan terlebih dahulu dari Menteri Kehakiman. Setelah disahkan oleh menteri
kehakiman, akte tersebut harus didaftarkan pada kepaniteraan Pengadilan Negeri dan
mengumumkan pada majalah resmi yaitu berita Negara Republik Indonesia. Jika akte PT
tersebut tidak didaftarkan dan diumumkan seperti tersebut diatas, maka pengurus PT
bertanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya kepada pihak ketiga terhadap
perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan, karena secara yuridis formal PT tersebut
belum dianggap berbadan hukum.

B. Karakteristik Persekutuan
Ada beberapa karakteristik khusus dalam persekutuan yang membedakan
persekutuan dengan perusahaan perseorangan ataupun bentuk perseroan terbatas.
Karakteristik-karaktersitik tersebut adalah :
a.   Perjanjian tertulis suatu persekutuan
    Sebuah persekutuan usaha mirip dengan perkawinan. Agar berhasil, para sekutu
harus bekerja sama. Walaupun demikian, para sekutu usaha sulit untuk terus menerus
bersama. Sekutu bisnis dapat berganti-ganti terus. Untuk memastikan bahwa setiap
sekutu sepenuhnya mengerti cara suatu persekutuan beroperasi, serta untuk mengurangi
kesalah pahaman yang dapat timbul, para sekutu dapat membuat suatu perjanjian
persekutuan atau juga disebut akte perjanjian persekutuan. Perjanjian ini merupakan
kontrak yang dibuat antar sekutu, sehingga semua transaksi yang berkaitan dengan
perjanjian tersebut, semuanya diatur dalam hukum kontrak. Walaupun akte pendirian ini
tidak diwajibkan untuk dibuat didepan notaris, tetapi berdasarkan pengamatan, semua
firma di Indonesia didirikan dengan akte notaris. Akte pendirian ini harus didaftarkan
pada Pengadilan Negeri setempat untuk kemudian diumumkan dalam lembaran berita
negara. Akte ini harus memuat dengan jelas informasi-informasi berikut ini :
1)   Nama, lokasi dan sifat usaha
2)   Nama, investasi modal dan kewajiban dari setiap sekutu
3)   Metode untuk membagi laba dan rugi antara para sekutu
4)   Pengambilan aktiva yang diperbolehkan untuk sekutu
5)   Prosedur untuk menyelesaikan perselisihan antar sekutu
6)   Prosedur untuk menambah sekutu baru
7)   Prosedur penyelesaian bagi sekutu yang ingin keluar dari persekutuan tersebut
8) Prosedur untuk membubarkan persekutuan, seperti penjualan aktiva, pembayaran
hutang, serta pembagian sisa kas persekutuan pada para sekutu.

b.   Masa usia yang terbatas


Masa hidup dari persekutuan dibatasi oleh masa kebersamaan dari para sekutu
tersebut. Bila seorang sekutu keluar, maka persekutuan tersebut juga akan berakhir.
Seorang sekutu baru dapat saja muncul untuk melanjutkan usaha yang sama, tetapi
persekutuan yang lama telah dibubarkan. Pembubaran merupakan akhir dari suatu
persekutuan. Begitu pula penambahan sekutu baru, akan membubarkan persekutuan yang
lama dan akan menciptakan persekutuan yang baru.
c.   Kewajiban bersama
     Kewajiban bersama dalam persekutuan berarti setiap sekutu dapat mengikat
persekutuan dengan kontrak yang mereka buat dengan pihak lain, selama kontrak tersebut
masih dalam ruang lingkup usaha persekutuan tadi. Jika seorang sekutu dalam kantor
akuntan publik membuat kontrak pemberian jasa akuntansi pada perusahaan lain, maka
seluruh persekutuan (bukan hanya sekutu yang membuat kontrak) akan terikat untuk
memberikan jasa tersebut. Tapi jika sekutu tersebut menandatangani kontrak untuk
memperbaiki rumah pribadinya, maka persekutuan tidak akan terikat dengan kontrak
tersebut. Pembuatan kontrak tersebut bersifat pribadi dan tidak termasuk dalam kegiatan
umum persekutuan.

d.   Kewajiban tidak terbatas


Menurut pasal 18 Kitab Undang-undang Hukum Dagang, setiap sekutu
mempunyai kewajiban pribadi yang tidak terbatas terhadap hutang yang dimiliki
persekutuan. Jika aktiva yang dimiliki suatu persekutuan tidak cukup untuk menutupi
hutang-hutangnya, maka kekurangannya akan diambil dari aktiva pribadi milik masing-
masing sekutu. Kewajiban tidak terbatas dan kewajiban bersama berkaitan erat. Seorang
sekutu yang tidak jujur ataupun seorang sekutu yang tidak kompeten dapat membuat
persekutuan tersebut menerima kontrak yang merugikan. Hal ini dapat menyebabkan para
kreditor memaksa semua sekutu untuk membayar hutang persekutuan dengan
menggunakan harta pribadi dari masing-masing sekutu. Karena itu, sekutu usaha harus
dipilih secara berhati-hati.
Sekutu dapat menghindar dari kewajiban tidak terbatas ini dengan membentuk
persekutuan komanditer. Dengan bentuk organisasi usaha seperti ini, ada beberapa sekutu
yang memiliki kewajiban yang tidak terbatas atas hutang persekutuan, namun terdapat
pula sekutu komanditer yang hanya akan kehilangan uang sebatas uang yang mereka
tanamkan pada persekutuan tersebut. Dalam hal ini, sekutu komanditer memiliki
kewajiban yang terbatas yang serupa dengan kewajiban terbatas yang dimiliki oleh para 
pemegang saham perseroan terbatas.
e.   Pemilikan aktiva secara bersama
Setiap aktiva, baik itu berupa kas persediaan, mesin dan sebagainya, yang
diinvestasikan sekutu dalam persekutuan yang dibentuk, akan menjadi aktiva bersama
para sekutu. Tiap sekutu juga memiliki hak atas laba usaha persekutuan.
f.    Tidak ada pajak penghasilan persekutuan
Suatu persekutuan tidak membayar pajak penghasilan atas laba usahanya. Laba
bersih persekutuan dibagi untuk para sekutu dan merupakan pendapatan kena pajak bagi
para sekutu tersebut.

g.   Akun modal untuk sekutu


Akuntansi untuk persekutuan pada dasarnya hampir sama dengan akuntansi untuk
perusahaan perorangan. Pencatatan transaksi penjualan dan pembelian, penagihan dan
pembayaran dalam persekutuan sifatnya sama dengan pencatatan yang dilakukan dalam
perusahaan perorangan. Tetapi, karena persekutuan memiliki lebih dari 1 pemilik, maka
akun modal yang terdapat dalam persekutuan jumlahnya akan lebih dari 1. setiap sekutu
dalam persekutuan, masing-masing memiliki 1 akun modal tersendiri. Seringkali akun ini
memiliki judul berupa nama sekutu, dengan kata awal modal. Demikian pula, masing-
masing sekutu juga memiliki akun pengambilan pribadi. Jika jumlah sekutu dalam
persekutuan tersebut cukup banyak, maka dalam buku besar persekutuan tersebut akan
terdapat akun Modal atau Ekuitas Pemilik. Sedangkan akun modal untuk masing-masing
sekutu akan terdapat dalam buku besar tambahan modal.
CONTOH
PEMBAGIAN LABA RUGI PERSEKUTUAN
a. Dibagi sama.
Contoh : Ayu dan Rini sepakat membentuk persekutuan dengan penyertaan modal masing-
masing sebesar Rp. 30.000.000,- dan Rp. 35.000.000,- jika pada tahun 2000 perusahaan
memperoleh laba sebesar Rp. 40.000.000,- maka rekening modal untuk masing-masing
pemilik adalah:
Kelayakan Bersih Modal Ayu Modal Rini
Penyertaan awal Rp. 65.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. 35.000.000
Laba bersih Rp. 40.000.000 Rp. 20.000.000 Rp. 20.000.000
Jumlah Rp. 105.000.000 Rp. 50.000.000 Rp. 55.000.000

Jurnal :
Ikhtisar Laba-Rugi Rp. 40.000.000
Modala Ayu Rp. 20.000.000
Modal Rini Rp. 20.000.000
(mencatat pembagian laba yang di bagi sama atas modal Ayu dan Rini)

b. Berdasarkan perbandingan atas dasar perjanjian.


Contoh: jika pada awal kesepakatan uni dan irna setuju membagi laba (rugi) dengan
perbandingan 60:40, maka rekening modal masing-masing pemilik adalah:
Kekayaan bersih Modal Ayu Modal Rini
Penyertaan awal Rp. 65.000.000 Rp. 30.000.000 Rp. 35.000.000
Laba bersih Rp. 40.000.000 Rp. 24.000.000 Rp. 16.000.000
Jumlah Rp. 105.000.000 Rp. 54.000.000 Rp. 51.000.000
c. Diberikan gaji dan bonus kepada anggota aktif kemudian selebihnya dibagi atas dasar
perjanjian.
Contoh : dalam perjanjian persekutuan Ayu Dan Rini disetujui untuk memberikan bonus
10% kepada Ayu atas kontribusinya dalam mengelola perusahaan dan gaji masing-masing
sebesar Rp. 5.000.000 dan Rp. 4.000.000 kepada Ayu Dan Rini Selebihnya dibagi sama.
Alokasi laba dan rekening modal masing-masing pemilik adalah:
Ayu Rini
Penyertaan awal Rp 30.000.000 Rp 35.000.000
Laba bersih Rp 40.000.000
Bonus, Ayu (Rp 4.000.000) Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
Tunjangan gaji (Rp 9.000.000) Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 Rp 9.000.000
Sisa untuk dibagi Rp 27.000.000
Dibagi sama (Rp 27.000.000) Rp 13.000.000 Rp 13.500.000 Rp 27.000.000
Jumlah 0 Rp 22.500.000 Rp 17.500.000 Rp 40.000.000
Modal akhir Rp 55.500.000 Rp 52.500.000

LAPORAN PERUBAHAN MODAL PERSEKUTUAN


Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar semua transaksi yang megakibatkan kenaikan
maupun berkurangnya saldo modal penyertaan masing-masing pemilik selama satu periode.
Bentuk laporan adalah sebagai berikut:
Persekutuan Ayu Dan Rini
Laporan Perubahan Modal
Untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2021
Ayu Rini Jumlah
Saldo, 1 Januari 2021 500.000.000 700.000.000 1.200.000.000
Laba tahun 2021 115.000.000 85.000.000 200.000.000
615.000.000 785.000.000 1.400.000.000
Penarikan Prive 100.000.000 75.000.000 175.000.000
Saldo, 31 Desember 2021 515.000.000 710.000.000 1.225.000.000
LAPORAN POSISI KEUANGAN DALAM BENTUK PERSEKUTUAN
Pada tanggal 05 Januari 2010 Tuan intan,heri, dan Nisa bersepakat untuk mendirikan
persekutuan, dimana masing-masing menyerahkan uang sebesar Rp 1.500.000 dan Rp 2.000.000.
jurnal yang dibuat oleh persekutuan dan laporan posisi keuangan awal 05 Januari 2010 sebagai
berikut:
Kas Rp 5.000.000
Modak Ibu intan Rp 1.500.000
Modal Ibu heri Rp 1.500.000
Modal Ibu nisa Rp 2.000.000
(mencatat setoran modal ibu intan,heri, dan Nisa)

Persekutuan
Laporan Posisi Keuangan Pembukaan
Per 05 Januari 2010 (dalam ribuan rupiah)
Aset Liabilitas & Ekuitas
Kas 5.000 Ekuitas:
Modal Ibu intan 1.500
Modal Ibu heri 1.500
Modal Ibu nisa 1.200
Total Aset 5.000 Total Liabilitas & Ekuitas 5.000

Anda mungkin juga menyukai