Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATERI KULIAH

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PERSEKUTUAN


AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN (EKA 437 A5)

Oleh Kelompok 2:

Siti Fatimah (2107531100)


Ni Kadek Ayu Purnanti (2107531103)
Birdie Estelle (2107531130)
Christine Natalie Raka Sareng (2107531192)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
DAFTAR ISI

A. Karakteristik Entitas Persekutuan 1


I. Sifat Entitas Persekutuan 1
II. Karakteristik Utama Lainnya dari Persekutuan 2
III. Jenis-jenis Persekutuan Terbatas 4
B. Akuntansi untuk Pendirian Persekutuan 5
C. Akuntansi untuk Operasi Persekutuan 7
LATIHAN SOAL 10
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Entitas Persekutuan


I. Sifat Entitas Persekutuan

Bentuk persekutuan usaha memiliki beberapa elemen unik karena


status legal dan akuntansinya. Berikut ini beberapa karakteristik dari entitas
persekutuan, antara lain:
1. Regulasi Hukum Persekutuan
Hukum dan undang-undang yang mengatur persekutuan menjelaskan
hak-hak setiap sekutu/partner dan kreditor pada tahap pembuatan,
operasi, dan likuidasi persekutuan. Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPer) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD) mendefinisikan hak dan tanggung jawab sekutu/partner
dengan sekutu lainnya serta kreditor dari persekutuan.
2. Definisi Persekutuan
Dalam KUHPer Bab 8, bagian 1, pasal 1618 menyatakan,
“persekutuan/ perseroan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih
yang setuju untuk menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha agar
memperoleh keuntungan dari persekutuan itu dibagi di antara mereka”.
Definisi ini dapat dibagi menjadi 3 faktor yang berbeda, antara lain:
● Asosiasi dua orang atau lebih, dengan istilah orang yang
mengarah ke individu namun juga dapat berupa perusahaan
atau persekutuan lain.
● Untuk menginvestasikan sesuatu, yaitu setiap sekutu harus
berkontribusi sesuatu ke persekutuan, setiap sekutu memiliki
otoritas yang jelas, kecuali dibatasi perjanjian persekutuan,
untuk bertindak sebagai agen dari persekutuan atas transaksi
dalam kegiatan usaha normal yang dijalankan oleh persekutuan.
● Usaha untuk mencari keuntungan, yaitu sebuah persekutuan
mungkin dibentuk untuk menjalankan segala bisnis,

1
perdagangan, profesi, dan jasa lainnya yang legal. akan tetapi
dalam persekutuan harus berusaha membuat keuntungan.

3. Pembentukan Persekutuan
Persekutuan adalah entitas yang mudah dibentuk, dengan kesepakatan
pendirian yang dapat bersifat informal seperti dengan cara jabatan
tangan ataupun dengan cara formal seperti perikatan antara dua pihak
di atas kertas yang disebut akta pendirian persekutuan. Setiap sekutu
harus setuju dengan perjanjian tersebut dan sangat disarankan untuk
untuk memiliki perjanjian tertulis secara formal untuk menghindari
potensi konflik. Perjanjian persekutuan hendaknya mencakup hal-hal
sebagai berikut:
● Nama persekutuan dan nama para sekutu.
● Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian
persekutuan.
● Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode
yang digunakan untuk menghitung kontribusi modal masa
depan.
● Spesifikasi lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian,
termasuk gaji, bunga atas saldo modal, bonus, batas penarikan
dalam mengantisipasi laba, dan persentase yang digunakan
untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian.
● Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti
penambahan sekutu baru dan berhentinya sebuah sekutu.
● Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh para sekutu
seperti hak manajemen sekutu, prosedur pemungutan suara, dan
metode akuntansi.

II. Karakteristik Utama Lainnya dari Persekutuan

Semua persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer


dan KUHD. Untuk persekutuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan

2
formal, undang-undang menyediakan kerangka hukum yang mengatur
hubungan di antara sekutu dan hak kreditor dalam persekutuan, intinya
KUHPer dan KUHD menjadi dasar bagi persekutuan yang memiliki perjanjian
formal maupun tidak. Bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan
pembentukan dan operasi persekutuan.

1. Perjanjian persekutuan
KUHPer dan KUHD mengatur hubungan-hubungan persekutuan yang
tidak disajikan secara spesifik dalam perjanjian persekutuan sehingga
KUHPer dan KUHD digunakan oleh pengadilan ketika ketika tidak
ada perjanjian persekutuan.
2. Persekutuan sebagai entitas terpisah
Sebuah persekutuan merupakan entitas bisnis terpisah dari pada
sekutunya. Konsep entitas pada persekutuan menuntut atau dituntut
bahwa kekayaan persekutuan menjadi milik persekutuan dan bukan
milik setiap sekutu individu.
3. Sekutu adalah agen persekutuan
Setiap sekutu merupakan perwakilan/agen persekutuan atas transaksi
yang dijalankan dalam kegiatan usaha normal persekutuan, kecuali
sekutu tidak memiliki wewenang untuk bertindak atas nama
persekutuan karena sesuatu hal dan pihak ketiga mengetahui atau telah
menerima pemberitahuan bahwa sekutu tersebut tidak memiliki
wewenang.
4. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama
Semua sekutu dikenakan tanggung jawab atas seluruh kewajiban
persekutuan kecuali dinyatakan dalam hukum. Dalam kejadian jika
persekutuan gagal dan aset yang dimiliki tidak cukup untuk membayar
kewajibannya, para sekutu diminta untuk memberi kontribusi ke
persekutuan sebesar proporsi pembagian kerugian persekutuan.
Apabila sekutu gagal memberi kontribusi sejumlah yang diminta, maka
seluruh sekutu harus memberi kontribusi sebesar proporsi
sekutu-sekutu tersebut berbagi kerugian persekutuan.
5. Hak dan kewajiban sekutu

3
Sekutu berhak atas bagian laba atau rugi secara proporsional sebesar
jumlah yang dikontribusikan ke persekutuan, kecuali disetujui dalam
persekutuan. Masing-masing sekutu memiliki hak untuk mengakses
pembukuan dan catatan persekutuan serta berkewajiban untuk
bertindak atas nama persekutuan dengan itikad baik dan adil.

6. Kepentingan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan


Berdasarkan pendekatan entitas atas persekutuan yang dinyatakan
dalam undang-undang. seorang sekutu bukan pemilik lain dari
kekayaan persekutuan. Hal ini berarti bahwa kepentingan yang dapat
dialihkan pada sekutu adalah bagian sekutu atas laba dan rugi
persekutuan dan hak untuk menerima distribusi, termasuk pembagian
likuidasi.
7. Pengunduran diri sekutu
Pengunduran diri dari sekutu berarti tidak bertindak lagi atas nama
persekutuan. Sebuah sekutu dipisahkan dari persekutuan ketika terjadi
kejadian berikut
a) sekutu memberitahukan kepada persekutuan tentang keinginan
akan menarik diri sebagai sekutu
b) sekutu tersebut dikeluarkan dari persekutuan terkait dengan
perjanjian persekutuan, biasanya karena melanggar beberapa
bagian perjanjian persekutuan
c) sekutu terlibat tindakan yang merugikan secara material dan
berdampak buruk terhadap persekutuan
d) sekutu menjadi debitur dalam kebangkrutan
e) sekutu meninggal dunia

III. Jenis-jenis Persekutuan Terbatas

Kemungkinan adanya tanggung jawab personal atas kewajiban


persekutuan dianggap sebagai kerugian utama dari bentuk bisnis persekutuan
umum. Terkadang orang menjadi sekutu terbatas pada satu dari beberapa
bentuk persekutuan terbatas.

4
a) Limited Partnership (LP)
Terdapat setidaknya satu general partner dan satu atau lebih sekutu
terbatas. General partner bertanggung jawab secara personal atas
kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung jawab manajemen. LP
hanya bertanggung jawab sampai dengan kontribusi modal, tetapi tidak
memiliki wewenang manajemen.
b) Limited Liability Partnership (LLP)
Merupakan salah satu persekutuan yang tiap-tiap sekutu memiliki
tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu umum
atau sekutu terbatas dalam LLP, sehingga tiap sekutu memiliki hak dan
kewajiban sebagai sekutu umum namun dengan kewajiban hukum
terbatas.
c) Limited Liability Limited Partnership (LLLP)
Setiap sekutu hanya bertanggung jawab atas kewajiban bisnis
persekutuan dan tidak untuk bertindak malpraktek atau kesalahan yang
dilakukan sekutu lain dalam kegiatan usaha normal persekutuan.

B. Akuntansi untuk Pendirian Persekutuan

Di saat pembentukan atau pendirian persekutuan, diperlukan adanya penilaian


yang tepat terhadap aset non-kas dan liabilitas yang dikontribusikan oleh
masing-masing sekutu. Suatu persekutuan harus dapat membedakan dengan jelas
antara kontribusi modal dan pinjaman yang diberikan sekutu kepada persekutuan.
Selain itu, persekutuan juga harus mampu membedakan dan memiliki pencatatan
yang akurat atas aset berwujud yang dimilikinya, maupun aset tertentu yang dimiliki
oleh sekutu individu yang digunakan oleh persekutuan.
Aset yang dikontribusikan harus dinilai pada nilai wajarnya, sedangkan
liabilitas diasumsikan harus dinilai sebesar nilai sekarang dari sisa arus kas. Setiap
sekutu harus setuju atas persentase ekuitas yang akan dimiliki dalam aset neto
persekutuan, yang mana secara umum saldo modal ditentukan berdasarkan bagian
proporsional dari kontribusi modal masing-masing sekutu. Namun, pada pengakuan
faktor yang tidak berwujud, para sekutu dapat menyepakati berapapun proporsional
pembagian modalnya.

5
➢ Ilustrasi akuntansi untuk pembentukan persekutuan
Aldi pemilik tunggal, telah mengembangkan perangkat lunak untuk berbagai
jenis komputer. Berikut merupakan saldo akun pada tanggal 31 Desember
20X0.

Kas Rp 3.000.000 Liabilitas Rp 10.000.000

Persediaan 7.000.000 Modal, Aldi 15.000.000

Peralatan 20.000.000

Dikurangi: Akum. (5.000.000)


Penyusutan

Total Aset Rp 25.000.000 Total Liabilitas Rp 25.000.000


& Modal

Aldy memerlukan bantuan tambahan untuk meningkatkan penjualan, lalu ia


menawarkan pada Bayu. Aldi dan Bayu setuju untuk membentuk persekutuan.
Bisnis Aldi telah diaudit dan dinilai aset netonya, yang menyatakan liabilitas
Rp 1.000.000 tidak dicatat, persediaan harga pasarnya Rp 9.000.000, dan
peralatan nilai wajarnya Rp 19.000.000. Kemudian mereka menandatangani
perjanjian persekutuan yang mengatur semua kebijakan operasi yang
signifikan. Bayu akan berkontribusi uang tunai Rp 10.000.000 untuk sepertiga
kepemilikan modal. Persekutuan AB mengambil alih semua usaha Aldi dan
menganggap sebagai utang
Jurnal pencatatan kontribusi modal awal pada pembukuan persekutuan adalah
sebagai berikut:
1 Januari 20X0

Kas Rp 13.000.000
Persediaan Rp 9.000.000
Peralatan Rp 19.000.000
Liabilitas Rp 11.000.000

6
Modal Aldi Rp 20.000.000
Modal Bayu Rp 10.000.000
(Pembentukan persekutuan AB dengan kontribusi modal dari Aldi dan Bayu)

➢ Pengamatan atas hal penting dalam ilustrasi


● Aset dan liabilitas dicatat pada nilai pasar saat dikontribusikan. Tidak
ada akumulasi penyusutan yang dilakukan ke depan dari kepemilikan
perseorangan ke persekutuan, semua liabilitas diakui dan dicatat.
● Modal persekutuan adalah Rp 30.000.000 yang diperoleh dari
penjumlahan akun modal masing-masing sekutu dan juga merupakan
nilai aset dikurangi liabilitas persekutuan.
● Bayu akan menerima sepertiga kepemilikan modal persekutuan,
dengan kontribusi Rp 10.000.000 yang artinya kepemilikan modal
sama dengan kontribusi modal. Namun, jumlah modal tiap sekutu yang
dicatat tidak harus sama dengan kontribusi modalnya.

C. Akuntansi untuk Operasi Persekutuan

Banyak persekutuan menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi


umum untuk mengelola pembukuannya. karena PSAK atau SAK-ETAP secara
spesifik menghasilkan pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode
akuntansi alternatif seperti basis kas atau basis kas yang dimodifikasi.
Beberapa persekutuan bisa menyimpang dari PSAK untuk menyederhanakan
pencatat bukuan atau untuk mencerminkan nilai aset lancar dari persekutuan yang
berkelanjutan. Meskipun sebagian besar persekutuan tidak diaudit, pada saat audit
dilakukan pada perusahaan persekutuan yang tidak mengikuti PSAK maka laporan
keuangan yang diaudit tersebut tidak akan mendapat opini bersih atau wajar tanpa
pengecualian karena menyimpang dari PSAK.
Seringkali akuntan menyarankan persekutuan untuk mengikuti SAK-ETAP
agar laporan yang dihasilkan dapat dibandingkan dengan laporan entitas bisnis
lainnya. Laporan keuangan persekutuan disusun untuk kepentingan sekutu dan
terkadang kreditor.

7
Akun Sekutu
Persekutuan bisa memiliki atau mengelola beberapa akun untuk
masing-masing sekutu dalam pencatatan akuntansinya. Akun sekutu tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Akun Modal
Investasi awal dari para sekutu, kontribusi modal selanjutnya, distribusi
keuntungan atau kerugian, dan penarikan modal oleh sekutu dicatat dalam
akun modal para sekutu. Setiap sekutu memiliki satu akun modal, yang
biasanya bersaldo kredit. Dalam keadaan tertentu akun modal seorang sekutu
bisa bersaldo debet, atau bisa disebut dengan defisiensi (Deficiency) atau
defisit (deficit). Hal ini bisa terjadi karena kerugian dan penarikan modal
seorang sekutu melebihi kontribusi modal dan pembagian keuntungan.
Defisiensi biasanya akan dieliminasi dengan kontribusi modal tambahan.
Saldo dalam akun modal mencerminkan bagian aset neto seorang sekutu
dalam persekutuan.

2. Akun Prive ( Penarikan)


Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari persekutuan
sepanjang tahun sebagai bentuk antisipasi atas keuntungan. Akun penarikan
yang terpisah terkadang digunakan untuk mencatat penarikan periodik dan
kemudian ditutup ke akun modal sekutu pada akhir periode. Contohnya pada
jurnal berikut dibuat dalam pembukuan persekutuan YZ untuk penarikan kas
sebesar Rp. 5.000.000 oleh Budi pada tanggal 1 Mei 20XX

01/05/20XX
Prive Budi 5.000.000
Kas 5.000.000
( Penarikan sebesar Rp. 5.000.000 oleh Budi)

Sedangkan penarikan untuk non kas harus dinilai terlebih dahulu dengan nilai
pasarnya pada tanggal penarikan. Beberapa persekutuan membuat
pengecualian dari aturan nilai pasar untuk penarikan persediaan oleh sekutu.
Mereka juga mencatat penarikan persediaan pada biaya perolehan, sehingga
tidak mencatat keuntungan atau kerugian atas penarikan tersebut.

8
3. Akun Pinjaman
Ketika memerlukan dana persekutuan bisa meminta pendanaan tambahan dari
para sekutu. Pinjaman antara seorang sekutu dan persekutuan harus dilengkapi
dengan dokumen pinjaman yang memadai seperti surat perjanjian hutang
(promissory note). Pinjaman dari sekutu itu ditunjukkan sebagai hutang dalam
pembukaan persekutuan sama seperti utang lainnya. Persekutuan diwajibkan
untuk membayar bunga pinjaman kepada sekutu yang meminjamkan. Bunga
pinjaman dicatat sebagai beban operasi sebaliknya persekutuan dapat
meminjamkan uang kepada sekutu dalam kasus ini dicatat sebagai piutang
pinjaman kepada sekutu. Jika hal ini tanpa disetujui oleh semua sekutu
pinjaman ini seharusnya dikenakan bunga dan diakui sebagai pendapatan
bunga dalam laporan laba rugi persekutuan. Contoh jurnal sebagai berikut
dibuat untuk mencatat pinjaman dari Budi kepada persekutuan sebesar Rp.
6.000.000 dengan tingkat bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20XX

1 Juli 20XX
Kas 6.000.000
Utang Pinjaman atas Budi 6.000.000
(Mencatat pinjaman dari Budi)

Utang pinjaman dari Budi dilaporkan dalam laporan posisi keuangan


persekutuan. Karena pinjaman dari sekutu merupakan transaksi yang terkait
dengan para pihak yang membutuhkan pengungkapan catatan kaki yang
terpisah dan harus dilaporkan sebagai pos laporan posisi keuangan tersendiri
tidak dimasukkan dengan liabilitas lainnya

9
LATIHAN SOAL

L15-1 Soal 1
Pada tanggal 1 Mei 20X1, Carlita dan Monica membentuk persekutuan dan menyetujui untuk
membagi laba rugi dengan rasio masing-masing 3:7. Carlita mengontribusikan tanah dengan
biaya perolehan sebesar Rp10.000.000. Monica mengontribusikan uang tunai sebesar
Rp40.000.000. Tanah tersebut dijual seharga Rp18.000.000 dengan segera setelah
pembentukan persekutuan. Berapakah jumlah akun modal Carlita yang harus dicatat pada
saat pembentukan persekutuan?
Jawaban:
Aset yang dikontribusikan harus dinilai pada nilai wajarnya, sedangkan liabilitas diasumsikan
harus dinilai sebesar nilai sekarang dari sisa arus kas. Sebelum mencatat kontribusi modal
awal, semua sekutu harus menyetujui penilaian aset neto dan bagian modal masing-masing
sekutu. Sehingga jumlah akun modal Carlita yang dicatat saat pembentukan persekutuan
adalah Rp 10.000.000

L15-6 Penerimaan sekutu baru


Pada persekutuan GMP, saldo modal Meri, Geri, dan Peri, dengan rasio 6:3:1 adalah sebagai
berikut:

Meri Rp 240.000.000

Geri Rp 120.000.000

Peri Rp 40.000.000

Diminta:
a) Jika tidak ada goodwill atau bonus yang dicatat, berapakah jumlah yang harus
diinvestasikan Ela untuk sepertiga kepentingan?
b) Buatlah ayat jurnal untuk penerimaan Ela jika dia menginvestasikan senilai Rp
80.000.000 untuk seperlima kepentingan dan goodwill akan dicatat!
c) Buatlah ayat jurnal untuk penerimaan Ela jika dia menginvestasikan senilai Rp
200.000.000 untuk 20% kepentingan! Total modal akan menjadi Rp 600.000.000

10
Jawaban:
a) X: Modal total
2/3 * X = Rp 400.000.000
X = 3/2 * Rp 400.000.000
X = Rp 600.00.000
Kontribusi kas Ela sebagai sekutu baru= Rp 600.000.000 - Rp 400.000.000
= Rp 200.000.000
b) X= Modal total
4/5 * X = Rp 400.000.000
X = 5/4 * Rp 400.000.000
X = Rp 500.000.000

Total aset neto tanpa goodwill= Rp 400.000.000 + 80.000.000


= Rp 480.000.000
Estimasi goodwill= Rp 500.000.000 - Rp 480.000.000
= Rp 20.000.000
Ayat jurnalnya:
Kas Rp 80.000.000
Goodwill Rp 20.000.000
Modal Ela Rp 100.000.000
(Penerimaan Ela dalam persekutuan)
c) Ayat jurnalnya:
Kas Rp 200.000.000
Modal Ela Rp 200.000.000
(Penerimaan Ela dalam persekutuan)

11
12

Anda mungkin juga menyukai