Anda di halaman 1dari 17

RINGKASAN MATA KULIAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


ANALISIS INVESTASI SEKTOR PUBLIK

Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., CA., ACPA

EKA 215/B5

Oleh:

Siti Fatimah (2107531100)


Ni Kadek Ayu Purnanti (2107531103)
Ni Putu Eka Widiantari (2107531125)
Birdie Estelle (2107531130)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
4.1 Program Investasi Sektor Publik
Investasi sektor publik dapat disebut sebagai investasi pemerintah guna sebagai
penanaman modal untuk pembangunan, mendukung komunitas, pelaksanaan program
tertentu sebagai sarana pemulihan atau meningkatkan kondisi ekonomi negara dan
mensejahterakan masyarakat. Pada investasi publik, pemerintah berinvestasi pada
pembangunan fasilitas umum seperti jalan raya tol atau kereta listrik. Investasi sektor
publik juga bisa dilakukan pada pembangunan dan pengembangan tempat wisata juga
fasilitas umum lainnya seperti mesin atau gedung.
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan pada
masalah pengambilan keputusan investasi sektor publik. Keputusan investasi sektor
publik diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang
menjadi prioritas kebijakan. Kesalahan pada keputusan investasi publik tidak saja akan
berdampak pada anggaran tahun berjalan, namun juga akan membebani anggaran tahun-
tahun berikutnya. Maka dari itu, pengeluaran pada investasi publik yang bersifat jangka
panjang diperlukan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin
yang bersifat jangka pendek.
Investasi publik itu sendiri memiliki kaitan erat dengan penganggaran modal.
Penganggaran modal menjadi proses untuk menganalisis proyek-proyek dan pemutusan
apakah proyek tersebut dapat diakomodasi oleh anggaran modal. Di kebanyakan negara
berkembang, anggaran untuk pembangunan dan rutin dipisahkan. Hal ini ditujukan untuk
mengintegrasikan kebijakan dengan pengeluaran manajemen. Program investasi sektor
publik menjadi bentuk dual budgeting yaitu pemisahan anggaran pembangunan dan
anggaran rutin. Permasalahan yang kerap sulit diselesaikan pada praktiknya di antaranya:
1. Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan
program yang komprehensif (luas)
2. Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan dimasa yang akan datang
3. Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada
4. Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi
dan pengeluaran rutin

Untuk menentukan kebutuhan investasi, diperlukan dilakukannya evaluasi yang


mencakup:
1. Inventarisasi investasi, memuat daftar nama dan jenis investasi, nilai
investasi, kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah baik ataukah buruk
2. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang
3. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan
datang
4. Inventarisasi kebutuhan investasi
5. Evaluasi kelayakan investasi
6. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-budaya,
finansial, ekonomi, dan aspek distribusi
7. Penghitungan kelayakan investasi Cost Benefit Analysis dan Cost
Effectiveness Analysis

Karena investasi publik memiliki salah satu tujuan sebagai pembangunan pelayanan
masyarakat yang menjadi bentuk jasa pelayanan dalam bentuk barang publik maupun jasa
publik, terdapat klasifikasi mengenai pelayanan publik yang dijual berdasarkan produk
pelayanan yang dihasilkan yaitu:
a. Pelayanan Administratif
Jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa pencatatan,
penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi, dan kegiatan tata usaha
lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen,
misalnya sertifikat, ijin-ijin, rekomendasi, dan lain sebagainya
b. Pelayanan Barang
Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan
atau pengolahan barang berwujud fisik termasuk distribusi dan
penyampaiannya kepada konsumen langsung (sebagai unit ataupun individu)
dalam suatu sistem. Kegiatan tersebut menghasilkan produk akhir berwujud
benda (fisik) misalnya pelayanan listrik, air bersih dan pelayanan telepon.
c. Pelayanan Jasa
Jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan
prasarana serta penunjangnya. Produk akhirnya berupa jasa yang
mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai
dalam jangka waktu tertentu. Misalnya pelayanan perbankan, pelayanan pos
dan pelayanan pemadam kebakaran.

Selain itu, menurut Lembaga Administrasi Negara (1998), bentuk pelayanan publik
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis pelayanan yaitu:
a. Pelayanan Pemerintahan, yaitu merupakan pelayanan masyarakat yang erat
dalam tugas-tugas publik pemerintahan seperti pelayanan Kartu Keluarga/KTP,
IMB, Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Imigrasi.
b. Pelayanan Pembangunan, merupakan pelayanan masyarakat yang terkait
dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk memberikan fasilitas kepada
masyarakat dalam aktifitasnya sebagai warga masyarakat, seperti penyediaan
jalan, jembatan,pelabuhan dan lainnya.
c. Pelayanan Utilitas merupakan penyediaan utilitas seperti listrik, air, telepon,
dan transportasi.
d. Pelayanan Kebutuhan Pokok, merupakan pelayanan yang menyediakan bahan
bahan kebutuhan pokok masyarakat dan kebutuhan perumahan seperti
penyediaan beras, gula, minyak,gas, tekstil dan perumahan murah.
e. Pelayanan Kemasyarakatan, merupakan pelayanan yang berhubungan dengan
sifat dan kepentingan yang lebih ditekankan kepada kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan seperti pelayanan kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan,
penjara, rumah yatim piatu dan lainnya

4.2 Penentuan Kebutuhan Investasi Sektor Publik


Penentuan kebutuhan investasi publik tergantung pada besar kecilnya anggaran
yang ditetapkan untuk setiap unit organisasi. Analisis pra-investasi yang menyeluruh
sangat penting karena investasi publik terkait erat dengan isu-isu transparansi dan
Kewajaran Anggaran. terdapat 3 penggolongan asal-usul investasi, antara lain :
1. Investasi Penggantian
Pengeluaran Investasi untuk pertukaran barang modal mengikuti pola masa
manfaat barang modal tersebut. Ketika barang modal mencapai akhir masa
manfaatnya, barang modal baru harus dibeli untuk menggantikannya. Oleh
karena itu, umur teknis suatu barang investasi dapat lebih lama dari umur
ekonominya. Ketika barang modal sudah usang dan tidak dapat lagi
memberikan manfaat, berarti telah berlalu masa umur manfaat barang modal.
2. Investasi Penambahan Kapasitas
Saat sebuah organisasi ingin meningkatkan cakupan dan kualitas
layanannya, maka perlu melakukan investasi modal tambahan. Jumlah unit
barang modal tambahan ditentukan oleh produktivitas barang modal yang ada.
Produktivitas barang modal diukur dengan rasio input terhadap output. Rasio
ini pada dasarnya mencerminkan efisiensi setiap barang modal. Jika tingkat
pelayanan yang diberikan oleh pemerintah meningkat sedangkan posisi
permodalan menjadi tidak efisien, pemerintah harus mempertimbangkan untuk
berinvestasi pada penambahan kapasitas untuk menyeimbangi peningkatan
layanannya.
3. Investasi Baru
Investasi dapat juga berupa investasi baru yang belum ada sebelumnya.
Bentuk-bentuk investasi baru memerlukan lebih banyak pertimbangan aspek
teknis, ekonomi, sosial budaya dan komersial.

4.3 Aspek Kelayakan Investasi


1. Aspek Teknis dan Produksi
Aspek teknis dan produksi merupakan salah satu aspek yang sangat penting
dalam analisis investasi. Jika suatu usulan investasi dianggap tidak layak dari segi
teknis, maka usulan tersebut akan dimasukkan dalam daftar penolakan. dikarenakan
ini mengenai kualitas dan resep, jadi biasanya bersifat pribadi. Secara umum dari
segi kapasitas proyek, analisis biaya produksi, desain produk, material, bentuk
bangunan dan lokasi.
Selain itu, kapasitas mesin, kapasitas modal atau kemampuan penyediaan
pasokan, pemilihan lokasi, desain teknis dan fungsional, alur kerja, dan studi
AMDAL yang harus ada di industri. Ini termasuk masalah kelayakan investasi yang
perlu dipertimbangkan.
2. Aspek Sosial dan Budaya
Aspek sosial budaya ini berkaitan dengan mempertimbangkan pemerataan
pelayanan yang adil dan merata sehingga dapat membawa manfaat yang lebih besar
bagi masyarakat. Aspek sosial budaya meliputi aspek hukum dan aspek
Lingkungan.
3. Aspek Ekonomi dan Finansial
Aspek ini merupakan salah satu yang paling penting dan utama karena
merupakan kunci dari studi kelayakan. Pertimbangan ekonomi termasuk
menganalisis apakah proyek yang diusulkan akan benar-benar berkontribusi pada
pembangunan ekonomi secara keseluruhan dan apakah kontribusi tersebut cukup
besar untuk menentukan penggunaan sumber daya yang akan digunakan. Selain itu,
ini membantu untuk menganalisis apakah perusahaan memenuhi syarat untuk
menerima. Jika hasilnya tidak dapat direalisasikan, proyek tersebut tentu saja akan
ditolak. Pasalnya, hal itu tidak akan membawa keuntungan finansial atau ekonomi
di masa depan.
4. Aspek Distribusi
Keputusan investasi adalah keputusan yang harus berkaitan dengan distribusi
pelayanan publik. Untuk itu perlu diketahui siapa yang akan menerima keuntungan
atau profit dari proyek investasi tersebut.
5. Aspek Hukum
Aspek hukum sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dalam hal
ini. Tentu saja, studi ini bertujuan untuk merealisasi berbagai masalah hukum. Ini
termasuk legalitas, perjanjian, hubungan industrial, perizinan, status perusahaan,
struktur hak dan kewajiban, pemegang saham, karyawan dan manajemen.

4.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Sektor Publik


Terdapat 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam investasi sektor publik.
Adapun faktor tersebut adalah:
1. Tingkat diskonto
2. Tingkat inflasi
3. Risiko dan ketidakpastian
4. Rasio capital

1. Tingkat Diskonto, merefleksikan keuntungan yang diperoleh dalam suatu proyek


dengan tingkat resiko tertentu. Jika suatu proyek tidak memberikan keuntungan
yang disyaratkan (required rate of return), maka proyek tersebut harus ditolak.
Perhitungan diskonto adalah bagian yang kompleks dalam analisis investasi publik.
Jika dilihat dati sektor swasta ada 2 sumber pendanaan, yaitu pembiayaan modal
dan pembiayaan utang. Keuntungan yang diperoleh kreditur berasal dari bunga
pinjaman sedangkan investor memperoleh keuntungan dari dividen. Pembiayaan
utang memiliki resiko yang lebih rendah dari pembiayaan modal sehingga kreditur
akan meminta tingkat pengembalian yang lebih rendah dibanding investor karena
resiko investasi berbanding lurus dengan pengembalian investasi.
2. Tingkat inflasi, penilaian investasi harus memperhitungkan perkiraan tingkat
inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi, maka semakin rendah nilai riil keuntungan
yang diharapkan di masa yang akan datang (expected future return) sehingga
semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang disyaratkan. Inflasi yang tinggi
menyebabkan required rate of return yang semakin tinggi.
3. Risiko dan ketidakpastian, adalah faktor dimana jika required rate of return akan
semakin tinggi jika resiko investasi naik. Ketidakpastian ekonomi dan hukum,
kekacauan sosial-politik, tidak adanya jaminan keamanan, dan kebijakan yang tidak
konsisten dapat meningkatkan risiko investasi. Faktor-faktor ini dapat memberi
resiko investasi bagi suatu negara sehingga dapat mengarah pada default
country jika terjadi sangat parah.
4. Capital rationing, adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah
ketersediaan dana untuk melakukan pengeluaran investasi. Harus dilakukan
perangkingan investasi dikarenakan tidak tercukupinya dana untuk membiayai
semua investasi yang diajukan. Perankingan investasi dapat dilakukan dengan
menggunakan rasio manfaat/biaya atau dapat juga menggunakan program linier.

Pada organisasi sektor publik, selain memperhatikan faktor-faktor diatas penilaian


investasi publik juga harus memperhatikan hal-hal berikut :

1. Tingkat utang pemerintah


Tingkat utang pemerintah adalah jumlah yang harus dibayarkan pemerintah sehubungan
dengan perolehan sumber pembiayaan diluar pajak, seperti utang luar negeri dan
obligasi pemerintah yaitu berupa bunga dan pokok utang.
2. Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan
(123dok, 2022)Ini diartikan sebagai bahwa proyek pemerintah harus dapat
menghasilkan tingkat keuntungan yang minimal sama dengan tingkat keuntungan
proyek swasta dengan penggunanaan dana yang sama.

3. Social time preference rate


Social time preference rate merefleksikan tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh
masyarakat jika menunda konsumsi saat ini untuk kepentingan konsumsi di masa depan.

4.5 Hitung dan Analisis Penilaian Investasi Sektor Publik


Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi public sangat sederhana, terdapar empat langkah
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu proyek investasi yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan
Hal ini dikarenakan sebuah organisasi sektor public sering kali dihadapkan dengan
banyak alternative investasi untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu, perlu
diidentifikasi alternative-alternatif yang tersedia dan memungkinkan untuk dianalisis
lebih lanjut. Dimana keterkaitan antara satu proyek dengan proyek yang lain perlu
dipertimbangkan untuk mengetahui sejauh mana penerimaan atau penolakan suatu
investasi tersebut akan mempengaruhi investasi yang lainnya.
2. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan
(cost/benefit relationship)
Perhitungan antara manfaat dan biaya juga harus dimasukkan pada analisis manfaat
dan biaya sosial (social cost/benefit) yang nantinya akan ditimbulkan dari investasi
public yang dilakukan. Pada organisasi sektor public itu sendiri biaya dan manfaat
seringkali tidak dapat diukur secara langsung dengan satuan uang, sehingga
diperlukan teknik-teknik analisis biaya dan manfaat yang sangat cocok untuk
diterapkan. Didalam analisis biaya dan manfaat ini, benefit (manfaat) ditekankan pada
keunggulan ekonomi dan sosial yang diperoleh sedangkan untuk cost (biaya)
ditekankan pada kelemahan proyek yang dikualifikasikan dalam bentuk satuan uang.
Contohnya yaitu, ketika sebuah organisasi sektor public merencanakan untuk
membuat sebuah jalan baru, maka nantinya akan muncul monetary cost untuk biaya
konstruksi dan perawatan. Dilain sisi juga akan timbul biaya-biaya sosial dari proyek
tersebut, seperti biaya yang muncul dalam bentuk perusakan pemandangan, polusi
udara, polusi suara, adanya kemungkinan bertambahnya kecelakaan, dan lain
sebagainya. Ada pula manfaat-manfaat sosial yang juga akan diperoleh dari
pembuatan jalan baru tersebut seperti pengurangan kemacetan lalu lintas,
mempercepat perjalanan, mengurangi biaya pendistribusian barang, dan lain
sebagainya.
3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah
Langkah selanjutnya yaitu menghitung manfaat dan biaya investasi dalam satuan
rupiah. Terkadang terdapat juga kesulitan dalam langkah ini, seperti apabila biaya dan
manfaat dari suatu proyek tersebut tidak dapat diukur dalam bentuk rupiah contohnya
manfaat dan biaya sosial. Dalam kodisi itu, yang dapat kita lakukan adalah dengan
menghitung nilai manfaat dari proyek tersebut secara tidak langsung menggunakan
analisi efektivitas biaya (cost-effectiveness analysis)
4. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang
tinggi
Rasio biaya dan manfaat atau efektivitas biaya merupakan titik awal dari penentuan
penerimaan proyek, terdapat banyak ketidakpastiaan yang dapat mempengaruhi
perhitungan. Adapun tidak semua biaya dan manfaat sosial yang dapat dimasukkan
dalam perhitungan, bahkan ada beberapa di antaranya tidak dapat digunakan dalam
pengukuran yang obyektif dalam bentuk moneter. Dimana analisis moneter ini
memungkinkan untuk mengindikasikan apakah proyek tersebut dapat memberikan
nilai uang terbaik, tetapi factor-faktor politik, respon pemerintah, serta tekanan-
tekanan sosial dapat menyebabkan pertimbangan biaya manfaat yang diperlukan atas
proyek tersebut

Terdapat 2 (dua) teknik yang dapat dilakukan untuk penilaian investasi yaitu
1. Metode penilaian investasi tradisional
Metode yang sering digunakan yaitu tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan
(accounting rate of return on capital employed – ROCE) dan payback period (PP).
Dapat dirumuskan menjadi
Laba Akuntansi
ROCE
Jumlah Modal Yang Diinvestasikan

Catatan :
- Laba Akuntansi diperoleh dari Laporan Laba/Rugi Organisasi Sektor Publik
- Jumlah Modal yang Diinvestasikan dapat diperoleh dari Laporan Neraca/Posisi
Keuangan

Kelemahan dari metode ini yaitu :


a. Perhitungan angka akuntansinya didasarkan pada konsep akuntansi akrual dan
memasukkan item-item bukan kas, seperti depresiasi dan cadangan kerugian
piutang
b. Metode ROCE ini hanya mengukur periode tunggal tanpa memperhitungkan nilai
waktu uang (time value of money)
2. Metode penilaian aliran kas yang didiskontokan (discounted cash flow/DCF)
Metode ini dibagi menjadi dua yaitu :
a. Net Present Value (NPV)
- Dihitung dengan cara mendiskontokan aliran kas di masa mendatang (future cash
flow) dengan factor diskoto tertentu yang merefleksikan biaya kesempatan modal
(opportunity cost of capital)
- Diperoleh dengan cara mengurangkan pengeluaran investasi awal dengan aliran
kas di masa depan yang di present value
- Proyek yang memberikan nilai Positif apabila proyeknya memiliki prioritas untuk
diterima
- Proyek yang memberikan nilai Negatif apabila proyek yang harus ditolak
b. Internal Rate of Return (IRR)
- Dihitungn dengan mendiskontokan future cash flow pada tingkat NPV yang
bernilai nol atau memiliki ukuran yang menyertakan aliran kas bersih di masa
datang dengan pengeluaran investasi awal
- Dinyatakan dalam persentase
- Proyek yang memiliki nilai IRR yang tinggi maka potensial dari proyek tersebut
diterima besar

Untuk menganalisi usulan investasi public, maka manajer public pun dapat menggunakan alat
analisis yang biasa digunakan untuk menilai kelayakan suatu proyek pada sektor swasta,
seperti :

a. Net Present Value (NPV)


Rumusnya :

CF1 Cf2 CF3 CFn


NPV =
+ + + ……………… +
CF0 + (1 + i) (1 + i)2 (1 + i)3 (1 + i)n

Atau
n CFt

(1 + i)t
t=0
Keterangan :
i = tingkat diskonto
n = 1,…………,50 th (umur proyek)
CF = cash flow

Dengan formulasi lain, NPV dapat dinyatakan dengan

NPV = (Cash Flow x Present Value Factor) – Investasi


= (CF x pvf) – 1
Catatan :
(CF x pvf) disebut juga dengan Gross Present Value
b. Net Present Benefits (NPB)
Manfaat Bersih Sekarang adalah nilai bersih dari suatu proyek setelah dikurangi
dengan seluruh biaya pada satu tahun tertentu dengan keuntungan atau manfaat yang
diterima pada tahun yang bersangkutan dan didiskontokan dengan tingkat bunga yang
berlaku.
Rumusnya :

M-C M2 M3 Mn - Cn
NPB = M0
+ + + ……………… +
– C0 + (1 + t) (1 + t) 2
(1 + t) 3 (1 + t)n

Atau
n Mn – Bn

(1 + i)t
n=1
Keterangan :
NPB = Nilai bersih, yaitu manfaat dikurangi dengan biaya pada tahun ke-n
i = tingkat bunga
n = 1,………,50 th (umur proyek)
M = Manfaat
C = Biaya

Catatan :
Proyek yang dipilih adalah jenis proyek yang memiliki nilai NPB tertinggi
c. Analisis Payback Period
Analisis ini merupakan teknik analisis investasi yang relative mudah dan sederhana,
digunakan untuk mengetahui jangka waktu pengembalian investasi. Namun teknik ini
mempunyai kelemahan diantaranya :
- Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau processds yang
diperoleh setelah payback period tercapai
- Metode ini mengabaikan nilai waktu uang
- Metode ini tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi yang
bersifat mutually exclusive
-
Rumusnya
Investasi Awal
Payback Periode
Keuntungan Tahunan

d. Analisis biaya – manfaat (Cost Benefit Analysis)


Merupakan cara yang digunakan untuk mengevaluasi suatu proyek dengan
membandingkan nilai sekarang (present value) dari seluruh manfaat/keuntungan yang
diperoleh dengan nilai sekarang dari seluruh biaya proyek tersebut. Berdasarkan
dengan metode ini kriteria dari keputusan penerimaan proyek didasarkan pada
proyek-proyek yang memberikan nilai manfaat/keuntungan yang lebih besar dari
biayanya, kemudian keuntungan pada analisis ini harus pula dimasukkan keuntungan
sosial dan biaya sosial serta proyek yang diterima adalah proyek yang memiliki
keuntungan sosial yang didiskontokan (discounted value of social benefits) yang lebih
besar dari nilai biaya sosial yang didiskontokan.

Rumusnya :

M1 M2 Mn
M = M0 + + + ……………… +
(1 + i) (1 + i) 2 (1 + i)n

C = C0 + C1 + C2 + ……………… + Cn
(1 + i) (1 + i)2 (1 + i)n

Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan bila (M/C) > 1 dan metode
ini akan memberikan nilai yang konsisten apabila B/C >1 berarti pula B-C lebih besar
dari 0

Atau dapat dirumuskan dengan :


Benefit/Cost Ratio
Gross Presebt Value
Investasi

Adapun kelemahan dari metode analisis ini yaitu tidak adanya pedoman yang jelas
mengenai hal-hal yang masuk sebagai perhitungan biaya dan manfaat, dimana satu
sisi dimasukkan sebagai biaya, namun disisi lain dapat dimasukkan sebagai manfaat,
sehingga hal ini memungkinkan terjadinya menipulasi yang besar. Secara umum,
kelemahan ini disebabkan karena adanya kesulitan dalam penghitungan manfaat dan
biaya, dimana biaya dianggap sebagai manfaat negative. Dengan ini metode ini dapat
berpeluang memberikan hasil yang keliru dalam menentukan proyek.

Contohnya :
Pemerintah memiliki dua proposal prpyek yang membutuhkkan investasi sebesar Rp
16.000.000,- dan memberikan aliran kas masuk Rp 9.200.000,- satu tahun dari
sekarang. Proyek kedua membutuhkan investasi sebesar Rp 24.000.000,- dengan
memberikan aliran kas masuk Rp 7.200.000,- per tahun selama lima tahun. Jika
tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar 10%, maka perhitungan benefit/cost
ratio yaitu :

PV Gross Present Benefit/Cost


Proyek Investasi Cash Inflow
(10%) Value Ratio

Rp Rp 9.200.000,- Rp
A 0.909 1.09
16.000.000,- tahun 1 17.452.800,-

B Rp Rp 7.200.000,- 3.791 Rp 1.14


24.000.000,- tahun 1-5 27.295.200,-

Berdasarkan dari perhitungan diatas, maka proyek B lebih layak diterima daripada
proyek A karena proyek B memiliki rasio manfaat/biaya yang lebih besar dari proyek
A.

Keputusan mengenai aktivitas investasi dalam private sektor lebih ditekankan


dengan menilai apakah pemilik perusahaan akan menjadi lebih baik dengan
melakukan investasi tersebut. Sementara itu, keputusan investasi dalam organisasi
sektor public lebih difokuskan pada penilaian apakah masyarakat secara keseluruhan
akan menjadi lebih baik dengan adanya investasi tersebut. Kemudian metode analisis
biaya-manfaat dikembangkan sebagai alat untuk membangun kriteria-kriteria terhadap
penilaian investasi sektor public, termasuk dengan manfaat sosial bersih yang
diperoleh dari investasi. Untuk menentukan manfaat sosial bersih ini tidak hanya
diperhitungan manfaat yang tangible saja melainkan termasuk manfaat yang
intangible, seperti bebas dari polusim hidup dengan lingkungan yang aman,
penghematan waktu, dan lain sebagainya. Seperti halnya ketika perhatian diarahkan
pada pengukuran biaya, beberapa item ini yang bersifat intangible seperti kerusakan
lingkungan yang harus diperhitungkan.
Menurut Dixon dalam Blundell dan Murdock, analisis biaya manfaat pada
dasarnya harus dapat mengukur manfaat sosial bersih. Dalam garis besar dapat
dinyatakan dengan :

Sosial benefit/private benefit + external

Sosial cost/private cost + External

Net Social Benefit

Ada tiga langkah yang dapat dilakukan saat menganalisis biaya-manfaat menurut
Dixon :
1. Memutuskan biaya dan manfaat apa saja yang akan dimasukkan
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya double counting yaitu satu manfaat
atau biaya yang menyebabkan manfaat atau biaya yang lain dimasukkan secara
bersama-sama.
2. Mengukur dan mengevaluasi biaya dan manfaat
Manfaat dan biaya yang berwujud dan tidak berwujud perlu dievaluasi, dimana
yang berwujud lebih mudah untuk dihitung dan yang tidak berwujud lebih relatif
susah untuk dihitung
3. Timing dan aliran biaya dan manfaat
Terkait dengan waktu pengakuan dari biaya atau manfaat yang terjadi. Biasanya
nilai yang tertinggi akan dimasukkan dalam biaya atau manfaat yang terjadi lebih
awal. Untuk menyesuaikan nilai biaya dan manfaat yang berbeda karena waktu,
maka digunakan tingkat diskonto.
e. Analisis efektivitas biaya (cost-effectiveness Analysis)
Dilakukan karena terdapat kesulitan dalam menghitung biaya dan manfaat sosial
secara kuantitatif. Analisis ini meliputi penilaian terhadap biaya dan manfaat yang
dikuantifikasi, baik di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang atas satu
proyek dengan dampak yang tidak dapat dikuantifikasikan, namun tidak dinilai atau
dengan kata lain, analisis ini memusatkan pada pengukuran suatu yang dapat diukur.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis ini yaitu :
1. Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal
Meliputi penentuan biaya bangunan, peralatan, dan tanah. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena sumber daya yang diperlukan oleh sebuah proyek harus
dinilai dari opportunity cost penuh, dengan begitu jika organisasi menggunakan
tanahnya sendiri yang nantinya sebuah bangunan akan berdiri diatasnya, maka
baiya yang dipakai harus dinilai berdasarkan harga pasar pada saat itu (current
market value)
2. Membuat estimasi biaya yang akan terjadi (running cost) selama umur yang
diharapkan dari proyek
3. Membuat estimasi output terukur selama umur yang diharapkan dari suatu proyek
4. Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktivitas yang dilakukan
5. Mendiskontokan biaya dan manfaat yang dapat diukur untuk memungkinkan
dilakukan perbandingan
6. Menjelaskan secara realistis mengenai kemungkinan adanya biaya-biaya dan
manfaat yang tidak dapat dikuantifikasikan yang akan muncul dari proyek yang
akan dijalankan.

Adapun dalam praktiknya terdapat kesulitan dalam pengaplikasian analisis ini seperti
:
- Ketika membuat estimasi atau perkiraan mengenai waktu dan besarnya jumlah
biaya dan manfaat dimasa datang
- Saat pemilihan tingkat diskonto yang tepat atau penyesuaian untuk tingkat risiko
dan ketidakpastian
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta. CV Andi Offset

123dok. (2022). faktor-faktor yang mempengaruhi investasi publik. analisis


investasi pada sektor publik Ani Sri Murwan, 47-49.

Anda mungkin juga menyukai