Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATERI KULIAH

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


” Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik”

KELOMPOK 9

1. Ni Kadek Widya Lestari (2207531015)


2. Ni Made Lianita Sari (2207531044)
3. Ni Kadek Nanda Jyothi (2207531058)
4. Ni Kade Dwi Agustini (2207531059)

Dosen Pengampu :
Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, S.E., M.Si.,Ak. CA..

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
1. Program Investasi Publik
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, keputusan investasi publik
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang menjadi
prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat perhatian yang
lebih besar dibandingkan rutin. Investasi publik memiliki anggaran yang erat dengan
penganggaran modal/investasi. Penganggaran modal/investasi merupakan proses untuk
menganalisis proyek-proyek dan memutuskan apakah proyek tersebut dapat diakomodasi
oleh anggaran modal/ investasti melalui analisis investasi. Selain itu, program investasi
publik merupakan bentuk dari deal budgeting, yaitu pemisahan anggaran modal/ investasi
dari anggaran rutin. Kebanyakan negara berkembang memisahkan anggaran pembangunan
dan anggaran rutin untuk mengintegrasikan kebijakan dengan pengeluaran manajemen.
Sebelum diambil keputusan untuk melakukan investasi, pemerintah terlebih dahulu perlu
menentukan kebutuhan investasi. Untuk menentukan kebutuhan investasi perlu dilakukan
evaluasi yang mencakup:
• Inventarisasi investasi.
• Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis nilai investasi, kondisi, barang
modal yang saat ini ada, apakah baik ataukah buruk.
• Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang ada.
• Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan masa yang akan datang.
• Inventarisasi kebutuhan investasi.
• Evaluasi kelayakan investasi.
• Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis, sosial-budaya, finansial,
ekonomi.

2. Penentuan Kebutuhan Investasi Publik


Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang akan
ditetapkan bagi masing-masing unit organisasi. Penentuan kebutuhan investasi publik
terkait dengan dua kegiatan, yaitu peningkatan kuantitas investasi dan peningkatan kualitas
investasi. Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul investasi. Salah satu
penggolongannya yaitu Investasi penggantian, Investasi penambahan dan Investasi baru.
Penilaian investasi publik perlu mempertimbangkan umur teknis dan umur ekonomis dari
barang modal yang akan dibeli. Umur ekonomis terkait dengan perkiraan waktu efektif
suatu barang modal dapat memberikan manfaat, sedangkan umur teknis terkait dengan
kemampuan barang modal dalam memberikan manfaat hingga tidak mampu lagi
memberikan manfaat. Investasi penambahan barang modal perlu dilakukan bila terjadi
tuntutan peningkatan cakupan pelayanan. Produktivitas barang modal diukur berdasarkan
rasio antara input dengan output yang dihasilkan. Jika suatu barang modal sudah kurang
(tidak) efisien lagi, sementara terjadi kenaikan cakupan pelayanan yang harus dilakukan
pemerintah, maka pemerintah harus mempertimbangkan untuk melakukan investasi
penambahan kapasitas.

3. Aspek Kelayakan Investasi


Dalam perencanaan dan analisis investasi harus mempertimbangkan beberapa aspek
yang secara bersama – sama memberikan keuntungan dan manfaat yang diperoleh dari
adanya investasi, dimana seluruh aspek ini dipertimbangkan serta di evaluasi dalam setiap
tahap perencanaan anggaran dan sikluas perencanannya, karena spek ini akan berkaitan
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Adapun aspek – aspek penting dalam kelayakan
investasi ini, yaitu :
a. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis investasi yang harus
dipertimbangkan karena jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat dari aspek
teknisnya, maka usulan tersebut dapat menduduki prioritas pertama untuk ditolak.
b. Aspek Sosial dan Buadaya
Aspek sosial budaya menyakut pertimbangan terhadap distrubusi pelayanan secara
adil dan merata, sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Aspek sosial budaya juga mencakup aspek legal dan lingkungan dalam suatu proyek
investasi yang akan dilakukan dan harus mempertimbangkan aspek legalitas serta
dampak lingkungan yang kemungkinan dapat merugikan.
c. Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan dalam spek ekonomi yakni berupa kegiatan menganalisis apakah suatu
proyek yang diusulkan dapat memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan
perekonomian secara menyeluruh sedangkan dalam aspek finansial yaitu menerangkan
terkait pengaruh – pengaruh finansial dari suatu proyek yang diusulkan berdasarkan
perencanaan anggaran, keputusan – keputusan mengenai efisiensi proyek secara
finansial, solvabilitas, dan likuiditas yang perlu dipertimbangkan.
d. Aspek Distribusi
Dalam keputusan investasi erat kaitannya dengan masalah distribusi pelayanan
publik secara adil dan merata. Untuk itu perlu diketahui siapa yang akan menerima
manfaat dan keuntungan yang didapatkan dari proyek investasi, darimana modal
tersebut didapatkan, apakah terdapat pajak penghasilan atau tidak,dll.

4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Investasi Publik


Berdasarkan asumsi bahwa seluruh biaya dan manfaat suatu proyek telah dinilai cukup,
masalah berikutnya yang perlu dipertimbangkan berfokus pada tingkat diskonto (discount
rate) yang cocok yang akan digunakan. Antara biaya dan manfaat terjadi pada titik waktu
yang berbeda sehingga nilai tersebut perlu didiskontokan untuk beberapa periode waktu
sebelum berbagai alternatif investasi diperbandingkan untuk ditentukan investasi mana yang
akan dilakukan. Untuk tujuan analisis biaya manfaat maka perlu digunakan tingkat diskonto
sosial (social discount rate).
1. Tingkat Diskonto yang digunakan
Tingkat diskonto merefleksikan tingkat keuntungan (rate of return) yang diperoleh dari
suatu proyek dengan tingkat risiko tertentu. Jika suatu proyek tidak memberikan
keuntungan yang disyaratkan (required rate of return), maka proyek tersebut harus
ditolak. Perhitungan tingkat diskonto merupakan bagian yang cukup kompleks dalam
analisis investasi. Perhitungan biaya modal total dapat diperhitungkam dengan rata – rata
tertimbang :

2. Inflasi
Penilaian investasi harus
mempertimbangkan
perkiraan tingkat inflasi. Makin tinggi tingkat inflasi, maka makin renndah nilai rill
keuntungan dimasa depan yang diharapkan yang sehingga makin tinggi tingkat
keuntungan yang disyaratkan.

3. Risiko dan Ketidakpastian


Required rate of return akan makin tinggi jika risiko investasi naik. Ketidakpastian
ekonomi dan hukum, kekacauan sosial politik, tidak adanya jaminan keamanan, da
kebijakan yang tidak konsisten dapat meningkatkan risiko investasi. Terjaminnya
keamanan berinvestasi, penegakan hukum dan demokrasi, terjaminnya property right
dan contro right dapat menurunkan risiko investasi.

4. Capital Rationing
Capital Rationing adalah keadaan ketika organisasi menghadapi masalah ketersediaan
dana untuk melakukan pengeluaran investasi. Dalam keadaan seperti ini, terdapat
beberapa alternatif investasi yang dapat dilakukan tetapi tidak tersedia cukup dana
untuk membiayai investasi-investasi yang diajukan. Oleh karena itu, harus dilakukan
pemeringkatan investasi. Pemeringkatan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio
manfaat/biaya atau dapat juga menggunakan model pemrograman linear. Pada
organisasi sektor publik, selain memperhatikan faktor-faktor di atas penilaian
investasi publik juga harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Tingkat utang pemerintah.
b. Tingkat kesempatan sosial yang dikorbankan (social opportunity cost rate).
c. Social time preference rate.

5. Teknik Dasar Penilaian Investasi Publik


1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan
Penting untuk diidentifikasi alternatif-alternatif yang memungkinkan untuk dianalisis
lebih lanjut.
2. Menentukan semua mamfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan(cost/benefit
relationship)
Dalam analisi biaya, mamfaat ini ditekankan pada semua keanggulan ekonomi dan sosial
yang diperoleh, sedangkan untuk cost ditekankan pada kelemahan-kelemahan proyek
yang dikuantifikasikan dalam bentuk uang.
3. Menghitung mamfaat dan biaya dalam rupiah
Terkadang terdapat kesulitan dalam langkah ini, kesulitan yang dihadapi apabila biaya
dan manfaat dari suatu proyek tidak dapat diukur dalam bentuk rupih. Dalam kondisi ini
yang dapat dilakukan adalah menghitung nilai manfaat dari nilai proyek secara tidak
langsung.
4. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang tinggi.
Rasio biaya dan mamfaat atau efektivitas biaya merupakan titik awal penentuan
penerimaan proyek, ada banyak ketidakpastian yang dapat mempengaruhi perhitungan.
Teknik untuk mengevaluasi investasi dibedakan menjadi 2
- Metode penilaian investasi tradiosional
- Metode aliran kas yang didiskontokan (discounted cash flow/DCF)
Metode tradisional yang sering digunakan adalah tingkat pengembalian modal yang di
investasikan (accounting rate of return on capital employed-ROCE) dan payback period
(PP)
ROCE disederhanakan dengan rumus:
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐴𝑘𝑢𝑛𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛

Rumus Net Present Value (NPV):


𝐶𝐹1 𝐶𝐹2 𝐶𝐹3 𝐶𝐹𝑛
𝑁𝑃𝑉 = 𝐶𝐹𝑜 + + + + ⋯ +
(1 + 𝑖) (1 + 𝑖)2 (1 + 1)3 (1 + 𝑖)𝑛
Atau
𝑛
𝐶𝐹1

(1 + 𝑖)1
𝑡=0

i =tingkat diskonto
n = 1,….,50 th (umur proyek)
CF = cash flow

Rumus Net Present Benefit (NPB):


𝑀−𝐶 𝑀2 𝑀3 𝑀𝑛 − 𝐶𝑛
𝑁𝑃𝐵 = 𝑀𝑜 − 𝐶𝑜 + + 2
+ 3
+⋯+
(1 + 𝑡) (1 + 𝑡) (1 + 𝑡) (1 + 𝑡)𝑛
Atau
𝑛
𝑀𝑛 + 𝐵𝑛

(1 + 𝑖)1𝑛
𝑛=1

NPB = nilai bersih,yaitu manfaat dikurangi dengan biaya pada tahun ke-n
i = tingkat bunga
n = 1,………,50 tahun (umur proyek)
M = mamfaat
C = biaya
Rumus Analisis Payback Period:
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑
𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
Adapun kelemahan dari payback period yaitu:
1. Metode ini mengabaikan penerimaan-penerimaan investasi atau proceeds yang diperoleh
setelah period tercapai
2. Metode payback period mengabaikan nilai waktu uang
3. Motode payback period tidak dapat digunakan untuk pengambilan keputusan investasi yang
bersifat mutually exclusive.

Analisis Biaya-Manfaat (Cost-Benefit Analysis)


Metode Cost-Benefit Analysis (CBA) atau Benefit-Cost Ratio merupakan cara meng- evaluasi
suatu proyek dengan membandingkan nilai sekarang (present value) dari seluruh
manfaat/keuntungan yang diperoleh dengan nilai sekarang dari seluruh biaya tersebut.
Analisis Benefit Cost Ratio dirumuskan sebagai berkut:

Berdasarkan metode ini suatu proyek akan dilakukan i bila (M/C)>1. Metode ini akan
memberikan hasil yang konsisten dengan metode nett present benefits apabila B/C 1 berarti
pula B-C>0.
Benefit/cost ratio dapat juga dirumuskan sebagai berikut:
Gross Present Value = Benefit/cost ratio
Investasi
Kelemahan metode B-C ratio adalah tidak adanya pedoman yang jelas mengenai hal- hal yang
masuk sebagai perhitungan biaya dan manfaat. Secara umum, kelemahan ini disebabkan karena
adanya besulitan dalam penghitungan manfaat dan biaya. Biaya dianggap sebagai manfaat
negatif.
Analisis biaya-manfaat dikembangkan sebagai alat untuk membangun kriteria-kriteria terhadap
penilaian investasi sektor publik, termasuk di sini manfaat sosial bersih yang diperoleh dari
investasi.
Menurut Dixon (1994) dalam Blundell dan Murdock (1997), analisis biaya-manfaat pada
dasarnya harus dapat mengukur manfaat sosial bersih (net social benefit). Manfaat sosial bersih
secara garis besar dapat dinyatakan sebagai berikut:
Sosial Benefit/Private Benefit + External
-
Sosial Cost/Private Cost + External
=
Net Social Benefit

Dixon menerangkan bahwa terdapat tiga langkah dalam melakukan analisis biaya manfaat,
yaitu:
1. Memutuskan biaya dan manfaat apa saja yang dimasukkan
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya double counting, yaitu
satu manfaat atau biaya yang menyebabkan manfaat atau biaya yang lain dimasukkan
secara bersama-sama.
2. Mengukur dan mengevaluasi biaya dan manfaat
Manfaat dan biaya yang berwujud (tangible) lebih mudah untuk dihitung, akan tetapi yang
bersifat tidak berwujud (intangible) relatif sulit untuk dihitung.
3. Timing dan aliran biaya dan manfaat
Tahap ketiga terkait dengan masalah waktu pengakuan biaya atau manfaat yang terjadi.
Biasanya nilai yang tertinggi dimasukkan dalam biaya atau manfaat yang terjadi lebih
awal.
Analisis Efektivitas Biaya (Cost-Effectiveness Analysis)
Analisis efektivitas biaya dilakukan karena terdapat kesulitan dalam menghitung biaya dan
manfaat sosial secara kuantitatif. Analisis cost-effectiveness meliputi penilaian terhadap biaya
dan manfaat yang dapat dikuantifikasi, baik di masa sekarang maupun di masa yang akan
datang atas suatu proyek dengan pengaruh atau dampak yang tidak dapat dikuantifikasikan,
namun tidak dinilai.
Langkah-langkah dalam melakukan analisis efektivitas biaya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan jumlah dan waktu atas semua biaya modal.
Hal tersebut meliputi pula penentuan biaya bangunan, peralatan, dan tanah.
2. Membuat biaya yang akan terjadi (running cost) selama umur yang diharapkan dari
suatu proyek.
3. Membuat estimasi output terukur selama umur yang diharapkan dari suatu proyek.
4. Membuat estimasi pengaruh biaya dan pendapatan atas aktivitas yang dilakukan.
5. Mendiskontokan biaya dan manfaat yang dapat diukur untuk memungkinkan
melakukan perbandingan.
6. Menjelaskan secara realistis mengenai kemungkinan adanya biaya-biaya dan manfaat
yang tidak dapat dikuantifikasi yang akan muncul dari proyek yang dijalankan.
Daftar Pustaka

Prof. Dr. Madiasmo, M. A. (2018). AKUNTANSI SEKTR PUBLIK. In A. Yogykarta.


Yogykarta.

Anda mungkin juga menyukai