Anda di halaman 1dari 2

A.

Pendirian Persekutuan
Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal
atau bisa bersifat formal. Akta pendirian persekutuan harus mencapai hal-hal
berikut :
1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2. Jenis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan.
3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dan metode
dimana kontribusi modal dimasa depan diterapkan.
4. Penjelasan lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian,
termasuk gaji, bunga, atas saldo modal, bonus, bats penarikan dalam
mengantisipasi laba, dan presentase yang digunakan untuk
mendistribusikan sisa keuntungan dan kerugian.
5. Prosedur yang digunakan dalam perubahan persekutuan, seperti
penambahan sekutu baru danberhentinya sebuah sekutu
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh para sekutu,
seperti hak manajeman dari masing-masing sekutu, prosedur
pemungutan suara, dan metode akuntansi.
B. Karakteristik Utama Lain Persekutuan
Seluruh persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer dan KUHD.
Persekutuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan formal, ada undang
undang yang menyediakan kerangka hukum yang mengatur hubungan antar
sekutu dan hak kreditor dalam persekutuan. Jadi KUHPer dan KUHD menjadi
dasar bagi persekutuan yang memiliki perjanjian formal maupun tidak.
1. Perjanjian persekutuan : KUHPer dan KUHD mengatur hubungan-hubungan
dalam persekutuan yang tidak disajikamn secara spesifik dalam perjanjian
persekutuan. Sehingga KUHPer dan KUHD digunakan oleh pengadilan Ketika
tidak ada perjanjian persekutuan yang berlaku.
2. Persekutuan sebagai entitas terpisah : sebuah persekutuan yang berupa entitas
bisnis yang terpisah dari para sekutunya. Konsep entitas ini artinya bahwa
persekutuan dapat menuntut atau dituntut dan bahwa kekayaan persekutuan
menjadi hak milik persekutuan dan bukan tiap individu, karenanya, tidak ada
entitas persekutuan baru Ketika terjadi perubahan pada anggota sekutu.
3. Sekutu adalah wakil (agen) persekutuan : tiap sekutu adalah wakil persekutuan
atas transaksi yang biasa terjadi dalam bisnis, kecuali sekutu tidak memiliki
wewenang untuk bertindak atas nama persekutuan karena suatu hal dan pihak
ketiga mengetahui telah menerima pemberutahuan bahwa sekutu tersebut tidak
berwenang. Hubungan perwakilan sekutu amat lah penting. Jika persekutuan
mennetukan hanya sekutu tertentu yang memiliki wewenang untuk transaksi
bisnis tetentu, persekutuan harus memastikan pihak ketiga mengetahui batasan
wewenang persekutuan lain.

Anda mungkin juga menyukai