Anda di halaman 1dari 17

SAP 1

PERLAKUAN AKUNTANSI PADA PERSEKUTUAN: PENDIRIAN, OPERASI,


PERUBAHAN KEPEMILIKAN

A. Sifat Entitas Persekutuan


1. Regulasi Hukum Persekutuan
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau
undang-undang terkait dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang
tersebut menjelaskan hak-hak setiap sekutu/partner dan kreditor pada tahap
pembuatan,operasi dan likuidasi persekutuan.
Definisi Persekutuan
Pada KUHPer Bab VIII, Bagian I, Pasal 1618 menyatakan bahwa,
“persekutuan/ perseroan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang setuju
untuk menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha agar memperoleh keuntungan
dari persekutuan itu dibagi diantara mereka”. Definisi ini dapat dibagi menjadi
tiga faktor yang berbeda yaitu;
a. Asosiasi dua orang atau lebih. Istilah “orang” biasanya adalah bersifat
individu, tetapi dapat juga berupa perusahaan atau persekutuan lain.
b. Untuk menginvestasikan sesuatu. Artinya setiap sekutu harus berkontribusi
sesuatu ke persekutuan, setiap sekutu memilki otoritas yang jelas, kecuali
dibatasi oleh perjanjian persekutuan, untuk bertindak sebagai agen dari
persekutuan atas transaksi dalam kegiatan usaha normal yang dijalankan oleh
persekutuan.
c. Usaha untuk mencari keuntungan. Artinya sebuah persekutuan mungkin
dibentuk untuk menjalankan segala bisnis,perdagangan, profesi, dan jasa
lainnya yang legal.
2. Pembentukan Persekutuan
Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan adalah mudah dalam
pembentukannya. Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa
bersifat informal maupun formal. Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian
pendirian, dan para sekutu sangat disarankan untuk memiliki perjanjian tertulis
secara formal untuk mennghindari poternsi konflik yang mungkin timbul selama
pengoperasian usaha. Setiap sekutu harus menandatangani perjanjian
persekutuan sebagai tanda penerimaan atas syarat-syarat dalam perjanjian
agar dapat mencegah banyak permasalahan dan konflik yang mungkin timbul
dalam operasi di kemudian hari.

3. Karakteristik Utama Lainnya dari Persekutuan


Semua persekutuan yang dibentuk di Indonesia diatur oleh KUHPer dan KUHD.
Untuk persekutuan yang tidak memiliki perjanjian persekutuan formal, undang-
undang menyediakan kerangka hukum yang mengatur hubungan diantara sekutu
dan hak kreditor dalam persekutuan: intinya, KUHPer dan KUHD menjadi dasar
bagi persekutuan yang memiliki perjanjian formal maupun tidak. Berikut ini
adalah bagian dari KUHPer dan KUHD yang terkait dengan pembentukan dan
operasi persekutuan yaitu:
a. Perjanjian persekutuan
b. Persekutuan sebagai entitas terpisah
c. Sekutu adalah agen persekutuan
d. Kewajiban sekutu adalah kewajiban bersama
e. Hak dan kewajiban sekutu
f. Kepentingan sekutu yang dapat dialihkan dalam persekutuan
g. Pengunduran sekutu
4. Jenis – Jenis Persekutuan Terbatas
a. Limited Partnership (LP), terdapat setidaknya satu sekutu umum yang
bertanggung jawab secara personal atas kewajiban persekutuan dan memiliki
tanggung jawab manajemen dan satu atau lebih.
b. Limited Liability Partnership (LLP), salah satu persekutuan yang tiap-tiap
sekutu memiliki tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidak ada sekutu
umum dan sekutu terbatas dalam LLP sehingga tiap sekutu memiliki hak dan
kewajiban sebagai sekutu umum, tetapi dengan kewajiban hukum terbatas.
c. Limited Liability Limited Partnership (LLLP), setiap sekutu hanya
bertanggung jawab atas kewajiban bisnis persekutuan, dan tidak untuk
bertindak malpraktik atau kesalahan yang dilakukan sekutu lain dalam
kegiatan usaha normal persekutuan.

B. Akuntansi Untuk Pembentukan Persekutuan


Pada saat pembentukan persekutuan, diperlukan untuk melakukan penilaian yang
tepat terhadap asset nonkas dan liabilitas yang dikontribusikan oleh masing-masing
sekutu. Persekutuan harus membedakan secara jelas antara kontribusi modal dan
pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada persekutuan. Pengatura pinjaman
harus memiliki bukti tertulis atau dokumen lain yang secara legal dapat membuktikan
bahwa terdapat pinjaman dari salah satu sekutu kepada persekutuan.
Jurnal untuk mencatat kontribusi modal awal pada pembukuan persekutuan adalah
sebagai berikut:
1 Januari 20x1
Kas xxx
Persediaan xxx
Peralatan xxx
Liabilitas xxx
Modal, Aldi xxx
Moda, Bayu xxx
(Pembentukan persekutuan AB dengan kontribusi modal dari Aldi dan Bayu)

C. Akuntansi Untuk Operasi Persekutuan


Sebuah persekutuan menyediakan jasa atau menjual produk untuk mencari
keuntungan. Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal yang seusai dengan buku besar.
Banyak persekutuan menggunakan akuntansi akrual dan prinsip akuntansi berterima
umum untuk mengelola pembukuan karena PSAK atak SAK-ETAP secara spesifik
menghasilkan pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode akuntansi
alternatif.
1. Akun Sekutu
Persekutuan bisa mengelola beberapa akun untuk masing-masing sekutu dalam
pencatatan akuntansinya. Akun sekutu atau (partners’ accounts) terdiri dari tiga
akun yang memiliki pencatatan akuntansi dan penarikan yang berbeda. Berikut
tiga akun sekutu yaitu; Akun Modal, Akun Privat, dan Akun Pinjaman.
a. Akun Modal
Investasi awal para sekutu, setoran modal selanjutnya, distribusi keuntungan
atau kerugian dan penarikan modal oleh sekutu di catat dalam akun modal
para sekutu. Setiap sekutu memiliki satu akun modal, yang biasanya bersaldo
kredit.
b. Akun Prive (Penarikan)
Para sekutu biasanya melakukan penarikan atas aset dari persekutuan
sepanjang tahun sebagai antisipasi atas keuntungan. Contohnya, jurnal berikut
di buat dalam pembukuan persekutun AB untuk penarikan kas sejumlah
Rp3.000.000 oleh Bayu pada tanggal 1 Mei 20X1.
1 Mei 20X1
Prive-Bayu 3.000.000
Kas 3.000.000
(Penarikan Rp3.000.000 oleh Bayu)
c. Akun Pinjaman
Persekutuan bisa meminta pendanaan tambahan dari para sekutu. Pinjaman
antara seorang sekutu dan persekutuan harus dilengkapi dengan dokumen
pinjaman yang memadai,seperti surat perjanjian utang. Pinjaman darisekutu
ditunjukkan sebagai utang dalm pembukuan persekutuan, sama seperti utang
lainnya.
Jurnal berikut adalah untuk mencatat pinjaman dari Aldi kepada persekutuan
senilai Rp4.000.000 dengan bunga 10% pada tanggal 1 Juli 20X1.
1 Juli 20X1
Kas 4.000.000
Utang Pinjaman dari Adit 4.000.000
(Mencatat pinjaman dari Adit)

D. Mengalokasikan Laba Atau Rugi Ke Para Sekutu


Laba atau rugi dialokasikan ke para sekutu pada setiap akhir periode
bersangkutan dengan perjanjian persekutuan. Jika tidak ada perjanjian, Bab VIII,
Bagian II, Pasal 1633 KUHPer menyatakan bahwa sekutu berhak memperoleh bagian
laba atau rugi secara proporsional sesuai dengan jumlah yang dikontribusikan ke
persekutuan. Sebagian besar persekutuan menggunakan satu atau lebih metode
distribusi sebagai berikut:
1. Rasio yang Ditetapkan Sebelumnya (Preselected Ratio)
Rasio yang ditetapkan sebelumnya biasanya adalah hasil negosiasi diantara
sekutu. Rasio pembagian laba bisa berdasarkan persentase jumlah modal
persekutuan, waktu dan tenaga yang dicurahkan kepada persekutuan, atau
berbagai faktor lainnya. Distribusi laba persekutuan berdasarkan bunga atas saldo
modal mengakui kontribusi dari investasi modal para sekutu kepada kemampuan
menghasilkan laba bagi persekutuan. Jika satu atau lebih jasa dari sekutu yang
penting bagi persekutuan, perjanjian distribusi laba bisa saja memberikan gaji atau
bonus.
2. Bunga Atas Saldo Modal (Interest on Capital Balance)
Tingkat bunga sering kali dinyatakan dalam presentase, tetapi beberapa
persekutuan menggunakan suku bunga yang ditentukan oleh referensi suku
bunga BI terkini atau suku bunga pasar uang terkini. Hal yang perlu diperhatikan
adalah ketika bunga atas saldo modal dimasukkan dalam rencana distribusi laba.
Sebagian besar provisi untuk bunga atas modal menyatakan bahwa harus
menggunakan modal rata- rata tertimbang.
3. Gaji
Gaji untuk para sekutu biasanya dimasukkan sebagai bagian dari rencana
distribusi laba untuk mengakui dan mengompensasi atas jumlah yang berbeda dari
jasa yang diberikan masing-masing sekutu kepada persekutuan.
4. Bonus
Bonus terkadang digunakan sebagai cara untuk memberikan kompensasi
tambahan kepada sekutu yang menyediakan jasa kepada persekutuan. Bonus
biasanya dinyatakan dalm persentase dari laba sebelum atau setelah bonus.
Kasus 1 :
Bonus = X% (NI – MIN)
Dimana : X% = persentase bonus
NI = laba bersih sebelum bonus
MIN = jumlah minimum laba sebelum bonus
Kasus 2 :
Bonus = X% (NI – MIN - Bonus)

Basis Berganda Alokasi Laba


Perjanjian persekutuan bisa memuat kombinasi dari beberapa prosedur alokasi
yang akan digunakan untuk distribusi laba. Perjanjian persekutuan juga harus berisi
provisi untuk menentukan proses alokasi saat laba persekutuan tidak mencukupi untuk
memenuhi semua prosedur alokasi. Kebanyakan perjanjian menyatakan bahwa
seluruh proses harus diselesaikan dan jika ada sisa dialokasikan sebesar rasio
distribusi laba atau rugi
Metode Alokasi Laba Khusus
Beberapa persekutuan mendistribusikan laba bersih dengan dasar lain.
Misalnya, kebanyakan kantor akuntan public mendistribusikan laba dengan dasar
“unit” persekutuan. Seorang sekutu baru memperoleh sejumlah unit dan tambahan
unit yang ditugaskan oleh komte kompensasi dengan cara memperoleh klien baru,
menyediakan persekutuan dengan keahlian di industry tertentu, bertugas sebagai
managing partner atau menerima berbagai tanggung jawab lainnya.

E. Laporan Keuangan Persekutuan


Laporan modal para sekutu (statement of partners capital) biasanya dibuat untuk
menyajikan perubahan akun modal sekutu untuk suatu periode. Laporan modal para
sekutu persekutuan AB untuk tahun 20X1 dengan distribusi laba bertahap

F. Perubahan Keanggotaan
Perubahan dalam keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan sekutu
baru atau berhentinya sekutu saat ini. Sekutu baru biasanya merupakan sumber
tambahan modal utama atau sebagai tenaga ahli. Struktur legal dari persekutuan
mensyaratkan bahwa penerimaan persekutu baru (admission of a new partner) secara
tidak langsung merupakan persetujuan dari semua sekutu saat ini.
Berhentinya atau pengunduran diri seorang sekutu dari persekutuan (withdrawal of a
partner from a partnership) menyebabkan pembubaran secara hukum atas
persekutuan. Banyak persekutuan yang tetap melanjutkan operasi bisnisnya dan
persekutuan mungkin saja membeli kepemilik sekutu yang berhenti pada harga
pembelian (buyout price).
a. Aset dijual pada harga sama dengan atau lebih besar dari nilai likuiditas atau nilai
yang menjadi dasar penjualan seluruh bisnis jika tetap berjalan tanpa sekutu yang
keluar tersebut
b. Persekutuan diakhiri pada saat tersebut, dengan pembayaran seluruh kreditur
persekutuan dan penghentian bisnis.
Konsep Umum untuk Memperhitungkan Perubahan Keanggotaan dalam
Persekutuan
a. Persekutuan sebagai sebuah entitas terpisah dari individu-individu sekutu dan
penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP) – KUHPer
secara jelas mendefinisikan persekutuan sebagai suatu entitas yang terpisah dan
masing-masing individu sekutu. Sebagai contoh, entitas persekutuan tidak berubah
karena penambahan atau pengunduran diri individu sekutu. Ini sama dengan
konsep entitas untuk bentuk bisnis korporasi, dimana korporasi tidak perlu
direvaluasi setiap terjadi perubahan pemegang saham.
b. Persekutuan sebagai sekumpulan hak kepemilikan sekutu dan penggunaan
akuntansi non-GAAP -para sekutu dalam perusahaan swasta dapat saja memilih
mengikuti metode akuntansi non-GAAP untuk memenuhi kebutuhan informasi
tertentu. Dalam kasus ini perusahaan dapat diaudit oleh auditor eksternal, tapi
opini audit yang menyatakan dengan jelas bahwa prinsip-prinsip akuntansi non-
GAAP digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Persekutuan seperti ini
tidak dapat memperoleh opini audit “wajar tanpa pengecualian”.

Sekutu Baru Membeli Kepentingan


Hak kepemilikan dalam persekutuan secara langsung dari satu atau lebih sekutu yang
ada saat ini. Dalam transaksi ini, kas atau aset lain ditukar di luar persekutuan, dan
pencatatan yang dilakukan dalam pembukuan persekutuan hanyalah reklasifikasi
modal dalam persekutuan. Sebuah konsep yang sering digunakan adalah nilai buku.
Nilai buku persekutuan (book value of a partnership) adalah jumlah modal, yang juga
merupakan selisih antara jumlah aset dan kewajiban. Nilai buku sangat penting karena
berfungsi sebagai dasar untuk revaluasi asset dan liabilitas atau pengakuan goodwill.
Sekutu Baru Berinvestasi dalam Persekutuan
Seorang sekutu baru dapat mengakuisisi kepemilikan dengan cara melakukan
investasi ke dalam persekutuan. Tiga kondisi dapat dapat terjadi jika sekutu baru
melakukan investasi di persekutuan, yaitu :
 Kasus 1. Invetasi sekutu baru sama dengan proporsi sekutu baru terhdapat
nilai buku persekutuan.
 Kasus 2. Investasi sekutu baru lebih besar dari proporsi sekutu baru terhadap
nilai buku persekutuan. Hal ini mengindentifikasikan bahwa nilai aset neto
persekutuan sebelumnya dicatat terlalu rendah di pembukuan atau adanya
goodwill yang belum dicatat
 Kasus 3. Investasi sekutu baru lebih rendah dari proporsi sekutu baru terhadap
nilai buku persekutuan. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai aset neto
persekutuan sebelumnya terlalu tinggi di pembukuan atau sekutu baru
memberikan kontribusi goodwill sebagai tambahan aset lain.
Ikhtisar dan Perbandingan atas Akuntansi Investasi Sekutu Baru
Berikut ikhtisar ketiga alternatif metode akuntansi untuk investasi dari sekutu baru.
Kasus 1. Investasi sekutu baru sama dengan proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
 Modal sekutu baru yang dikredit sama dengan investasinya
 Dalam kasus ini tidak ada goodwill atau bonus yang diakui
Kasus 2. investasi sekutu baru lebih besar dari proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
 Revaluasi aset atau pengakuan goodwill meningkatkan modal persekutuan
yang dihasilkan peningkatan tersebut dialokasikan kepada sekutu lama dengan
rasio laba atau rugi masing-masing.
 Setelah pengakuan revaluasi aset atau goodwill tidak tercatat, modal sekutu
baru akan sama dengan nilai investasinya dan persentasenya pada total modal
persekutuan yang dihasilkan.
 Dengan menggunakan metode bonus, modal persekutuan yang dihasilkan akan
sama dengan jumlah modal sekutu lama ditambah investasi dari sekutu baru.
Modal yang dikredit kepada sekutu baru lebih rendah dari investasinya tetapi
sama dengn persentasenya terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.
Kasus 3. Investasi sekutu baru lebih kecil dari proporsinya terhadap nilai buku
persekutuan.
 Dengan menggunakan pendekatan revaluai aset, penurunan nilai aset akan
mengurangi modal sekutu lama sebesar rasio laba atau rugi masing-masing.
Modal sekutu baru dikredit sebesar nilai investasinya.
 Dengan metode goodwill, goodwill dialokasikan kepada sekutu baru, dan
modal persekutuan yang dihasilkan meningkat. Modal sekutu baru akan
dikredit sebesar persentase kepemilikan terhadap modal persekutuan yang
dihasilkan.
 Metode bonus menghasilkan transfer modal dari sekutu lama kepada sekutu
baru. Modal persekutuan yang dihasilkan akan sama dengan jumlah modal
sekutu lama ditambah investasi dari sekutu baru. Modal yang dikredit kepada
sekutu baru lebih besar investasinya tetapi sama dengan persentasenya
terhadap modal persekutuan yang dihasilkan.

G. Menentukan Biaya Investasi Sekutu Baru


Dalam beberapa kasus, akuntan diminta untuk menentukan jumlah investasi uang
tunai sekutu baru yang harus diminta untuk berkontribusi. Prinsip dasar dari akuntansi
persekutuan menyediakan sarana untuk menjawab pertanyaan ini. Asumsikan bahwa
sekutu lama, Aldi dan Bayu, menyetujui bahwa aset persekutuan harus direvaluasi
sehingga bertambah sebesar Rp3.000.000 untuk mengakui peningkatan nilai tanah
yang dimiliki persekutuan. Pertanyaannya adalah berapah investasi yang harus
dikontribusikan Citra sebagai sekutu baru untuk seperempat hak kepemilikan.
Ketika menentukan biaya investasi sekutu baru, sangatlah penting untuk mencatat
total modal persekutuan yang dihasilkan dan persentse kepemilikan yang masih dalam
sekutu lama. Dalam contoh ini, sekutu lama mempertahankan ¾ kepemilikan pada
persekutuan yang dihasilkan, artinya 75 persen kepemilikan modal sebesar
Rp33.000.000, di mana Rp30.000.000 berasal dari modal lama ditambah Rp3.000.000
dari revaluasi tanah, sebagai berikut.
75% total modal yang dihasilkan Rp33.000.000
Total modal yang dihasilkan (100%) Rp44.000.000
Dikurangi modal sekutu lama (33.000.000)

Kontribusi kas yang dibutuhkan bagi Rp11.000.000


sekutu baru
Perhitungan diatas adalah cara mudah lainnya untuk mengevaluasi proses penerimaan
sekutu baru. Dalam beberapa kasus, jumlah bonus bisa ditentukan sebelum penentuan
kontribusi kas yang dibutuhkan dari sekutu baru. Misalnya, asumsikan bahwa Aldi
dan Bayu setuju untuk memberikan Citra bonus senilai Rp1.500.000 untuk bergabung
dengan persekutuan. Skedul berikut menentukan jumlah investasi kas yang harus
dibayarkan Citra sebagai sekutu baru yaitu,

H. Pengunduran Diri Sekutu dari Persekutuan


Ketika seorang sekutu berhenti atau mengundurkan diri dari persekutuan, maka
persekutuan secara tidak langsung dibubarkan, tetapi sekutu yang lainnya mungkin
masih berkeinginan melanjutkanoperasi usaha. Dalam sebagian besar kasus,
persekutuan membeli semua kepemilikan sekutu yang berhenti sebesar harga
pembelian (buyout price). Harga pembelian adalah jumlah estimasi jika, (1) aset
persekutuan dijual pada harga sama dengan atau lebih besar dari nilai likudasi atau
nilai yang yang menjadi dasar harga penjualan keseluruhan bisnis yang terus
berlangsung tanpa sekutu yang berhenti, dan (2) persekutuan diakhiri pada saat itu,
dan seluruh kewajiban persekutuan diselesaikan. Perhatikan bahwa goodwill dapat
termasuk dalam penilaian. Persekutuan harus membayar bunga kepada sekutu yang
berhenti sejak tanggal berhenti sampai dengan tanggal pebayaran.
1. Harga Pembelian Sama Dengan Saldo Kredit Modal Sekutu
Misalnya, Aldi mengundurkan diri dari Persekutuan ABC pada saat saldo
modalnya Rp55.000.000 setelah mencatat peningkatan pada aset persekutuan
termasuk pangukuan laba sampai tanggal pengunduran diri. Jurnal yang dicatat
oleh persekutuan ABC adalah :
20 Modal Aldi 55.000.000
Kas 55.000.000
(Mundurnya Aldi dari Persekutuan)
2. Harga Pembelian Lebih Besar dari Kredit Modal Sekutu
Misalnya, Aldi memiliki saldo modal Rp55.000.000 dan seluruh sekutu setuju
membayar Aldi sejumlah Rp65.000.000. Sebagian besar persekutuan akan
mencatat Rp10.000.000 kelebihan pembayaran diatas saldo modal Aldi
(Rp65.000.000-Rp55.000.000) sebagai bonus penyesuaian modal kepada Aldi dari
sekutu yang bertahan. Dalam kasus ini, Rp10.000.000 akan mengurangi modal
Bayu dan Citra sebesar rasio laba atau rugi masing-masing. Bayu memiliki 30
persen bagian dan Citra memiliki 25 persen bagian pada laba persekutuan. Jumlah
dari bagian keduanya adalah 55 persen (30 persen+25 persen), dan persentase laba
diantara keduanya, setelah dibulatkan, adalah 55 persen untuk Bayu dan 45 persen
untuk Citra, dihitung sebagai berikut:
Persentase laba Persentase laba sisa
sebelumnya
Aldi 45 0
Bayu 30 55 (30/55)
Citra 25 45 (25/55)
Total 100 100
Jurnal yang dicatat pada saat pengunduran diri Aldi adalah :
21 Modal, Aldi 55.000.000
Modal, Bayu . 500.000
Modal, Citra 4.500.000
Kas 65.000.000
(Mundurnya Aldi dari persekutuan)
Adakalanya, persekutuan menggunakan pengunduran diri sekutu dan
dibubarkannya persekutuan untuk mencatat goodwill. Dalam kasus ini,
persekutuan dapat mencatat bagian sekutu lama saja, atau menghitung
keseluruhan goodwill berdasarkan persentase laba sekutu yang berhenti.
Misalnya, jika Rp65.000.000 dibayarkan kepada Aldi dan hanya goodwill milik
Aldi yang akan dicatat, maka persekutuan akan memuat jurnal pada saat
mundurnya Aldi sebagai berikut.
22 Goodwiil 10.000.000
Modal, Aldi 10.000.000
(Mencatat goodwill untuk Aldi)
23 Modal, Aldi 65.000.000
Kas 65.000.000
(Mundurnya Aldi dari Persekutuan)
3. Harga Pembelian Lebih Kecil dari Kredit Modal Sekutu
Kadangkala, harga pembelian kurang dari saldo kredit modal sekutu. Hal ini dapat
terjadi jika nilai likuidasi aset bersih lebih kecil dari nilai bukunya atau karena
sekutu yang berhenti berniat meninggalkan perekutuan dengan cukup menerima
lebih kecil dari saldo modalnya. Misal, Aldi setuju menerima Rp50.000.000
sebagai harga pembelian kepemlikannya di persekutuan. Persekutuan harus
mengevaluasi aset bersihnya untuk menentukan jika terjadi penurunan nilai yang
diakui. Jika tidak diperlukan revaluasi aset bersih, perbedaan Rp5.000.000
(Rp55.000.000-Rp50.000.000) dialokasikan sebagai penyesuaian modal Bayu dan
Citra berdasarkan rasio laba rugi.

Tugas Perlakuan Akuntansi Pada Persekutuan: Pendirian, Operasi, Perubahan


Kepemilikan
L15-2. Pembagian Laba Basis Berganda
Perjanjian persekutuan antara Anita dan Danu memiliki ketentuan sebagai
berikut:
1. Masing – masing sekutu akan mendapatkan 10 persen dari modal rata-rata
2. Anita dan Danu akan mendapatkan gaji masing – masing Rp.25.000.000
dan Rp.15.000.000
3. Sisa laba atau rugi akan dibagi antara Anita dan Danu dengan rasio 70:30
Modal rata – rata Anita adalah Rp.50.000.000 dan Danu adalah Rp.30.000.000
Diminta:
Buatlah skedul pembagian laba dengan mengasumsikan laba persekutuan
adalah (a) Rp.80.000.000 dan (b) Rp.20.000.000. Jika tidak ada perjanjian
persekutuan, apakah KUHPer menetapkan persentase distribusi laba atau rugi?
Jawab:
a. Skedul pembagian laba dengan asumsi laba persekutuan Rp.80.000.000
Anita Danu Total
Persentase laba 70% 30% 100%
Modal rata – rata Rp.50.000.000 Rp. 30.000.000
Laba Netto Rp. 80.000.000
Langkah 1:
Bunga atas Rp.5.000.000 Rp.3.000.000 Rp. (8.000.000)
modal rata – rata
10%
Sisa setelah Rp. 72.000.000
langkah 1
Langkah 2:
Gaji Rp.25.000.000 Rp.15.000.000 Rp.(40.000.000)
Defisiensi setelah Rp.32.000.000
langkah 2
Langkah 3:
Alokasi 70:30 Rp.22.400.000 Rp.9.600.000 Rp.(32.000.000)
Total Rp.52.400.000 Rp.27.600.000 Rp. 0
Maka, pembagian laba dengan asumsi laba persekutuan Rp.80.000.000 adalah
untung
b. Skedul pembagian laba dengan asumsi laba persekutuan Rp.20.000.000
Anita Danu Total
Persentase laba 70% 30% 100%
Modal rata – rata Rp.50.000.000 Rp.30.000.000
Laba netto Rp.20.000.000
Langkah 1:
Biaya atas Rp.5.000.000 Rp.3.000.000 Rp.(8.000.000)
modal rata-rata
10%
Sisa langkah Rp.12.000.000
1:
Langkah 2:
Gaji Rp.25.000.000 Rp.15.000.000 Rp.(40.000.000)
Defisiensi Rp.(28.000.000)
setelah langkah 2
Langkah 3:
Alokasi 70:30 Rp.(19.600.000) Rp.(8.400.000) Rp.28.000.000
Total Rp.10.400.000 Rp.9.600.000 Rp. 0

Maka, pembagian laba dengan asumsi laba persekutuan Rp.20.000.000 adalah


Rugi
c. Ya, karena ketentuan Pasal 1633 ayat 1 KUHPerdata yang menentukan
bahwa pembagian tersebut harus dilakukan berdasarkan asas
keseimbangan

L15-3. Pembagian Laba Bunga atas Saldo Modal


Lolita dan Rima adalah sekutu. Akun modal mereka selama tahun 20X1
adalah sebagai berikut:
Modal Lolita
8/23 6.000.000 1/1 30.000.000
4/3 8.000.000
10/31 6.000.000

Modal Rima
3/5 9.000.000 1/1 50.000.000
7/6 7.000.000
10/7 5.000.000

Laba netto persekutuan selama tahun ini adalah Rp.50.000.000.Perjanjian


persekutuan menetapkan pembagian laba sebagai berikut:
a. Masing-masing sekutu akan mendapatkan 8 persen bunga atas modal rata-
rata mereka
b. Sisa laba rugi akan dbagi dua
Diminta:
Buatlah skedul distribusi laba untuk keduanya!
Jawab:
Lolita
Tanggal Debit Kredit Saldo Jumlah Bulan Bulan x Saldo
1 januari 30.000.000 3 90.000.000
3 april 8.000.000 38.000.000 5 190.000.000
23 agustus 6.000.000 32.000.000 2 64.000.000
31 oktober 6.000.000 38.000.000 2 76.000.000
TOTAL 12 420.000.000
Modal rata-rata = (420.000.000 : 12 bulan) 35.000.000

Rima
Tanggal Debit Kredit Saldo Jumlah Bulan Bulan x Saldo
1 januari 50.000.000 2 100.000.000
5 maret 9.000.000 41.000.000 4 164.000.000
6 juli 7.000.000 48.000.000 3 144.000.000
7 oktober 5.000.000 53.000.000 3 159.000.000
TOTAL 12 567.000.000
Modal rata-rata = (562.000.000 : 12 bulan) 47.250.000

Distribusi laba
Lolita Rima Total
Persentase laba 50% 50% 100%
Modal rata-rata 35.000.000 42.750.000
Laba neto 50.000.000
Bunga pada modal 2.800.000 3.780.000 ( 6.580.000)
rata-rata
Sisa laba 43.420.000
Alokasi 50:50 21.710.000 21.710.000 (43.420.000)
TOTAL 24.510.000 25.490.000 0

L15-7. Penerimaan Sekutu Baru


Jefri dan Krista adalah sekutu pada Persekutuan J &K yang memilki saldo
modal masing – masing sebesar Rp100.000.000 dan Rp40.000.000 dengan
rasio pembagian laba 4:1. Bani akan diterima ke dalam persekutuan dengan 20
persen kepentingan dalam bisnis tersebut
Diminta:
Catatlah jurnal penerimaan Bani sebagai sekutu baru dalam berbagai kondisi
di bawah ini!
a. Bani menginvestasikan Rp60.000.000, dan goodwill akan dicatat
b. Bani menginvestasikan Rp60.000.000 dan total modal akan menjadi
Rp200.000.000
c. Bani membeli 20 % kepentingan dengan membayar kepada Jefri sebesar
Rp22.000.000 dan Krista sebesar Rp11.000.000. Bani mendapatkan
20%dari setiap akun modal sekutu lainnya
d. Bani menginvestasikan Rp.32.000.000 dan total menjadi Rp172.000.000
e. Bani menginvestasikan Rp32.000.000 dan goodwill akan dicatat

Jawab :
a. Kas 60.000.000
Modal 60.000.000

b. Good will 200.000.000


Modal Jefri 100.000.000
Modal Krista 40.000.000
Modal Bani 60.000.000

c. Modal Jefri 22.000.000


Modal Krista 11.000.000
Modal Bani 32.000.000

d. Kas 172.000.000
Modal Jefri
Modal Krista
Modal Bani 32.000.000

e. Good will 32.000.000


Modal Bani 32.000.000

Anda mungkin juga menyukai