Anda di halaman 1dari 11

Nama : Naela Mardlotillah

Nim : B12.2017.03501
Matkul : Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 (B12.6.2)
Dosen : Ira Septriana,SE, M.Si
Hari, Jam : Senin, 07.00-09.30

PERSEKUTUAN: PEMBENTUKAN, OPERASI, DAN PERUBAHAN KEANGGOTAAN


Akuntan sering kali diminta bantuannya dalam hal pendirian dan operasi dari persekutuan
untuk memastikan pengukuran dan penilaian yang benar atas transaksi dalam persekutuan.
Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer karena mudah dalam pendiriannya dan
memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan
mereka, dalam satu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang
lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan
perorangan dan memungkinkan pembagian risiko dalam pertumbuhan usaha yang cepat.
Karakteristik Entitas Persekutuan
Bentuk persekutuan usaha memiliki beberapa komponen unik karena status
l e g a l d a n akuntansinya. Bagian berikut menggambarkan karakteristik utama yang
membedakan bentuk persekutuan dari entitas bisnis lain.
A. Regulasi Hukum Persekutuan
Akuntan yang bekerja untuk persekutuan harus memahami hukum atau undang-
undang terkait dengan persekutuan karena hukum atau undang-undang tersebut
menjelaskan hak-hak tiap sekutu dan kreditor selama proses pembentukan, operasi
dan likuidasi atas persekutuan. Dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata
(KUHPer) dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang(KUHD) Indonesia tertera
definisi hak-hak dan kewajiban-kewajiban setiap sekutu kesekutu lain dan kreditor
dalam persekutuan.B. Definisi PerskeutuanP ada K UH P er Bab V III, Bagian I,
P as al 1618 menyatakan bahw a, “P ers ekutuan adalah perjanjian antara dua
pihak atau lebih yang setuju untuk menginvestasikan sesuatu ke dalam usaha dan
laba yang diperolehnya dibagi diantara mereka”, Definisi ini dapat dibagi menjadi tiga
faktor terpisah, yaitu:
1. Gabungan dua orang atau lebih.
2. Untuk menginvestasikan sesuatu.
3. Usaha untuk laba.
B. Pendirian Persekutuan Salah satu keuntungan utama dari bentuk persekutuan
adalah mudah dalam pendirian. Akta pendirian persekutuan harus mencakup hal-hal
berikut:
1. Nama dari persekutuan dan nama dari para sekutu.
2. enis usaha yang akan dijalani dan jangka waktu perjanjian persekutuan.
3. Kontribusi modal awal dari masing-masing sekutu dengan metode di mana
kontribusimodal di masa depan diterapkan.
4. Penjelasan lengkap tentang distribusi keuntungan dan kerugian, termasuk
gaji, bunga,atas saldo modal, bonus, batas penarikan dalam mengantisipasi
laba, dan persentase yangdigunakan untuk mendistribusikan sisa keuntungan dan
kerugian.
5. Prosedur yang digunakan dalam perusahaan persekutuan, seperti
penambahan sekutubaru dan berhentinya sebuah sekutu.
6. Aspek lain dalam operasi yang diputuskan oleh sekutu, seperti hak
manjemen darimasing-masing sekutu, prosedur pemungutan suara dan metode
akuntansi.
Setiap sekutu harus menandatangani perjanjian persekutuan sebagai tanda penerimaan atas
syarat-syarat dalam perjanjian. Sebuah perjanjian persekutuan yang disusun dengan hati-hati
dapat mencegah banyak permasalahan dan konflik yang mungkin timbul dalam operasi
dikemudian hari.
C. Jenis-Jenis Persekutuan Terbatas
1. Persekutuan Terbatas (Limited Partnership –LP) Dalam Persekutuan Terbatas
(LP), terdapat paling sedikit satu sekutu namun satu atau lebih sekutu
terbatas. Sekutu umum bertanggung jawab secara pesonal dan atas
kewajiban persekutuan dan memiliki tanggung jawab hanya sampai dengan
kontribusi modal tapi tidakmemiliki wewenang manajemen.
2. Persekutuan Dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Partnership-LLP)
P ers ekutuan dengan kew ajiban terbatas adalah dimana tiap s ekutu
memil iki tingkat perlindungan kewajiban yang sama. Tidaka ada sekutu
umum atau sekutu terbatas di LLP;sehingga tiap sekutu memiliki hak
dan kewajiban sebagai sekutu umum, tapi dengan kewajiban hukum
terbatas. Sekutu dalam LLP tidak bertanggungjawab secara personal atas
kewajiban persekutuan. Namun, beberapa negara bagian telah
mendefinisikan bahwa tiapsekutu dalam LLP bertanggungjawab penuh atas
kewajiban persekutuan, tapi tidak akibat tindakan kelalaian profesional atau
malpraktik yang dilakukan sekutu lain.Persekutuan
3. Terbatas dengan Kewajiban Terbatas (Limited Liability Limited
Partnership-LLLP)Di sebagian besar negara bagian, persekutuan terbatas
dapat memilih persekutuan terbatas dengan kewajiban terbatas. Di LLLP
setiap sekutu bertanggungjawab hanya atas kewajiban bisnis persekutuan, dan
tidak atas terjadinya malpraktik atau kesalahan yang dilakukan sekutu lain dalam
berbisnis normal perusahaan. Keuntungan LLLP adalah tiap sekutu umum,
walau bertanggungjawab atas manajemen persekutuan, tidak memiliki
kewajiban personal atas kewajiban persekutuan. Sama dengan
perlindungan kewajiban yang diberikan di sekutu terbatas. Identifikasi
sebagai “LLLP” atau “Persekutuan terbatas dengan Kewajiban Terbatas”harus
tercantum dalam nama atau identitas entitas.
D. AKUNTANSI UNTUK PENDIRIAN PERSEKUTUAN
Pada saat pendirian persekutuan, sangatlah penting untuk melakukan penilaian yang
tepat terhadap aset-aset selain kas dan kewajiban yang disetorkan oleh masing-masing
sekutu.Setiap kontribusi dari sekutu akan menjadi kekayaan persekutuan
dan dimiliki secara bersama. Persekutuan harus dapat memisahkan secara
jelas antara kontribusi modal dan pinjaman yang diberikan oleh sekutu kepada
persekutuan. Perjanjian pinjaman haruslah memiliki bukti tertulis atau
dokumen lain yang secara legal dapat membuktikan bahwa terdapat
pinjaman dari salah satu sekutu kepada persekutuan,juga sangat
p e n t i n g memisahkan aset berwujud yang dimiliki oleh persekutuan dan aset
tertentu yang dimiliki oleh individu sekutu tapi digunakan oleh persekutuan.
Pencatatan akuntansi atas aset berwujud atas persekutuan harus dijaga.
E. PERUBAHAN KEANGGOTAAN
Perubahan dalam keanggotaan persekutuan terjadi dengan adanya penambahan sekutu
baru atau berhentinya sekutu saat ini. Sekutu baru biasanya merupakan sumber tambahan
modal utama sebagai tenaga ahli. Struktur legal dari persekutuan mensyaratkan bahwa
penerimaan sekutu baru (admission of a new partner ) secara tidak langsung merupakan
persetujuan dari semua sekutu saat ini. Lebih dari itu, pengumuman publik biasanya
dibuat mengenai penambahan sekutu baru sehingga pihak ketiga yang melakukan
transaksi bisnis dengan persekutuan menydari adanya perbahan dalam persekutuan. Seksi
17 UPA tahun 1914 mrnyatakan bahwa sekutu baru bertanggung jawabatas semua
kewajiban persekutuan yang terjadi sebelum tanggal penerimaan sekutu baru, tetapi
seberapa besar kewajiban tersebut terbatas pada modal sekutu yang diinvestaasikan.
Berhentinya atau pengunduran diri seorang sekutu dari persekutuan ( withdrawal of a
partner from a parnership ) menyebabkan pembubaran secara hukum atas persekutuan.
Pembubaran tidak mensyaratkan berhentinya usaha, artinya pembukuan persekutuan
dibawa ke tanggal saat  pembubaran dengan melakukan berbagai penyesuaian dan saldo
modal sekutu yang mundur ditentukan per tanggal pengunduran diri. Kemudian
dilakukan pengakuan atas pengunduran diri sekutu.
Penerimaan sekutu baru atas pengunduran diri seorang sekutu menghasilkan sebuah
persekutuan yang baru, sekalipun operasi bisnis sehari-hari tidak terpengaruh. Karena
dibentuknya persekutuan yang baru, banyak persekutuan menggunakan transaksi-
transaksi seputar perubahan sebagai dasar untuk mengevaluasi aktiva persekutuan saat ini
atau untuk mencatat goodwill yang tidak diakui sebelumnya. Praktik penilaian kembali
atau revaluasi aktiva (asset revaluation) dan pengkuan goodwill pada persekutuan ini
tentunya berbeda dengan perseroan. Pertimbangan dilakukannya revaluasi aktiva pada
saat perubahan dalam keanggotaan persekutuan adalah untuk mencatat kondisi ekonomis
yang sebenarnya dari persekutuan pada saat perubahan dan untuk mengalokasikan
perubahan nilai dari aktiva dan goolwill kepada sekutu yang telah mengelola bisnis
selama terjadinya perubahan nilai. Oleh karena itu, banyak akuntan percaya bahwa
revaluasi ini penting untuk menilai ekuitas yang sesungguhnya dari masing-masing
sekutu.
Seorang sekutu baru bisa diterima dengan cara : mengambil alih secara langsung
sebagian dari kepemilikan salah satu sekutu melalui transaksi tersendiri dengan sekutu
yang menjual atau dengan melakukan investasi ke dalam persekutuan.

Soal S15-11 Hal 254


Debora dan Marina menjual peralatan elektronik dan perlengkapannya melalui persekutuan
mereka. Mereka ingin mengembangkan lini usahanya dengan menerima Wayan sebagai sekutu.
Modal Debora adalah Rp200.000.000, Modal Marina adalah Rp160.000.000, dan membagi laba
dengan rasio 3:2.
Diminta :
Buatlah jurnal penerimaan Wayan dari setiap situasi independen sebagai berikut!
a. Wayan membeli langsung separuh investasi Marina pada persekutuan sebesar
Rp90.000.000.
Nama Modal Awal Persentase Ditransfer
Debora Rp 200.000.000 60%  
Marina Rp 160.000.000 40% Rp 90.000.000
Wayan      
Total Rp 360.000.000 100% Rp 90.000.000
Jurnal :
Modal Marina Rp 90.000.000
Modal Wayan Rp 90.000.000
(Pembelian oleh sekutu baru)
Kas Rp 360.000.000
Modal Debora Rp 200.000.000
Modal Marina Rp 70.000.000
Modal Wayan Rp 90.000.000
(Modal setelah penerimaan sekutu baru)

b. Wayan menginvestasikan sejumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan sepertiga


kepentingan dalam modal persekutuan jika tidak ada goodwill atau bonus yang dicatat
Total Modal Rp360.000.000 sepertiga kepemilikan Rp120.000.000
Nama Modal Awal Persentase Diakuisisi
Debora Rp 200.000.000 60% Rp 120.000.000
Marina Rp 160.000.000 40% Rp 120.000.000
Total Rp 360.000.000 100%  

Jurnal :
Kas Rp 360.000.000
Modal Debora Rp 128.000.000
Modal Marina Rp 112.000.000
Modal Wayan Rp 120.000.000
(Modal Setelah Penerimaan Sekutu Baru)
Kas Rp 120.000.000
Modal Wayan Rp 120.000.000
(Penerimaan wayan untuk sepertiga kepemilikan)

c. Wayan menginvestasikan sejumlah Rp110.000.000 untuk seperempat kepentingan dan


goodwill akan dicatat.
Perbandingan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya:  
Investasi pada persekutuan  
Proporsi nilai buku sekutu baru :  
Rp 360.000.000  
Rp 110.000.000    
  Rp 470.000.000  
  25%    
  Rp 117.500.000  
Selisih (investasi < nilai buku)    

75% dari estimasi modal yang dihasilkan Rp 360.000.000  


Estimasi jumlah modal yang dihasilkan  
Rp 360.000.000  
    75% Rp 480.000.000
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan Rp 480.000.000  
Jumlah aset neto tidak termasuk goodwill  
Rp 360.000.000  
Rp 110.000.000  
  Rp (470.000.000)  
Estimasi goodwill Rp 10.000.000    

Jurnal :
Kas Rp 110.000.000
Goodwill Rp 10.000.000
Modal Wayan Rp 120.000.000
(Penerimaan wayan sebagai sekutu baru)
d. Debora dan Marina setuju bahwa beberapa persediaan telah usang. Nilai persediaan
diturunkan sebelum masuknya Wayan sebagai sekutu baru. Wayan menginvestasikan
Rp100.000.000 untuk seperempat kepentingan.
Perbandingan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai
bukunya  
Investasi pada persekutuan  
Proporsi nilai buku sekutu baru :  
Rp 360.000.000  
Rp 100.000.000    
  Rp 460.000.000  
  25%    
  Rp 115.000.000  
Selisih (investasi < nilai buku)    

Nama Modal Awal Selisih Persentase


Debora Rp 200.000.000 Rp 15.000.000 60%
Marina Rp 160.000.000 Rp 15.000.000 40%
Total Rp 360.000.000   100%
Jurnal:
Modal Debora Rp 9.000.000
Modal Marina Rp 6.000.000
Persediaan Rp 15.000.000
(Revaluasi persediaan menjadi nilai wajar)

Kas Rp 100.000.000
Modal Wayan Rp 100.000.000
(Penerimaan wayan kedalam persekutuan)

e. Wayan membeli secara langsung seperempat kepentingan dengan membayar Debora


sebesar Rp80.000.000 dan Marina sebesar Rp60.000.000. Nilai tanah meningkat sebelum
masuknya Wayan sebagai sekutu baru.
f. Wayan menginvestasikan sebesar Rp80.000.000 untuk seperlima kepentingan dengan
total modal sebesar Rp440.000.000.
Perbandingan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai
bukunya :  
Investasi pada persekutuan  
Proporsi nilai buku sekutu baru :  
Rp 360.000.000  
Rp 140.000.000    
  Rp 500.000.000  
  25%    
  Rp 125.000.000  
Selisih (investasi < nilai buku)    

Nama Modal Awal Selisih Persentase


Debora Rp 200.000.000 Rp 15.000.000 60%
Marina Rp 160.000.000 Rp 15.000.000 40%
Total Rp 360.000.000   100%

Jurnal :

Modal Debora Rp 80.000.000


Modal Marina Rp 60.000.000
Modal Wayan Rp 140.000.000
(Penerimaan sekutu baru)

Tanah Rp 15.000.000
Modal Debora Rp 9.000.000
Modal Marina Rp 6.000.000
(Mencatat revaluasi tanah)

Kas Rp 375.000.000
Modal Debora Rp 129.000.000
Modal Marina Rp 106.000.000
Modal Wayan Rp 140.000.000

Kas Rp 440.000.000
Modal Debora Rp 200.000.000
Modal Marina Rp 160.000.000
Modal Wayan Rp 80.000.000
(Penerimaan sekutu baru)

Kas Rp 80.000.000
Modal Wayan Rp 80.000.000

g. Wayan menginvestasikan sebesar Rp100.000.000 untuk seperlima kepentingan. Goodwill


akan dicatat.
Perbandingan investasi sekutu baru dengan proporsi nilai bukunya :  
Investasi pada persekutuan  
Proporsi nilai buku sekutu baru :  
Rp 360.000.000  
Rp 100.000.000    
  Rp 460.000.000  
  20%    
  Rp 92.000.000  
Selisih (investasi < nilai buku)    

20% dari estimasi modal yang dihasilkan    


Estimasi jumlah modal yang dihasilkan  
Rp 100.000.000  
    20%  
Estimasi jumlah modal yang dihasilkan  
Jumlah aset neto tidak termasuk goodwill  
Rp 360.000.000  
Rp 100.000.000  
Estimasi goodwill      

Jurnal :
Kas Rp 40.000.000
Modal Debora Rp 24.000.000
Modal Marina Rp 16.000.000
(Mengakui goodwill yang belum dicatat)

Soal S15-12
Eka, Norman, dan Wanti adalah produsen yang bergerak di bidang arsitektur. Akun modal pada
persekutuan ENW untuk tahun 20X1 adalah sebagai berikut :

Modal Eka Modal Norman Modal Wanti


9/1 1/1 3/1 1/1 8/1 1/1
8.000.000 30.000.000 9.000.000 40.000.000 12.000.000 50.000.000
5/1 7/1 4/1
6.000.000 5.000.000 7.000.000
9/1 6/1
4.000.000 3.000.000
A. Pembagian Laba Rp78.960.000
Perhitungan Bonus :
Bonus (B) = 0,05 (laba bersih – B)
B = (0,05(78.960.000 – B)
21B = 78.960.000
B = 3.760.000
  Eka Nornman Wanti
Persentase laba 30% 40% 40%
Modal akhir Rp 28.000.000 Rp 40.000.000 Rp 48.000.000
       
Laba neto      
Gaji Rp 15.000.000 Rp 20.000.000 Rp 18.000.000
Bonus Rp 3.760.000    
Bunga (10%) Rp 2.800.000 Rp 4.000.000 Rp 4.800.000
Sisa laba      
Alokasi Rp 3.180.000 Rp 3.180.000 Rp 4.240.000
Total Rp 24.740.000 Rp 27.180.000 Rp 27.040.000

B. Pembagian Laba Rp68.080.000


RATA_RATA MODAL NORMAN

Tangga Saldo Modal X


Debit Kredit Bulan
l Modal Bulan
Rp Rp
01-Jan
    40.000.000 2 80.000.000
Tangga Modal X
RpDebit Kredit Saldo
Rp Modal Bulan Rp
01-Mei
l Bulan
9.000.000   31.000.000 4 124.000.000
Rp Rp
01-Jan Rp Rp Rp
01-Jul     50.000.000 3 150.000.000
  5.000.000 36.000.000 2 72.000.000
Rp Rp Rp
01-Apr Rp Rp Rp
01-Sep   7.000.000 57.000.000 2 114.000.000
  4.000.000 40.000.000 4 160.000.000
Rp Rp Rp
01-Jun Rp
  3.000.000 60.000.000 2 120.000.000
12 436.000.000
Rp Rp Rp
01-Agu Rp
12.000.000   48.000.000 5 240.000.000
Rata-Rata Modal Norman 36.333.333
Rp
12 624.000.000
Rp
Rata-Rata Modal Wanti 52.000.000
RATA-RATA MODAL WANTI
Perhitungan Bonus :
Bonus (B) = 0,01 (Laba Bersih – B – 21.000.000)
B = (0,01(68.082.000 – B – 21.000.000)
11B = 47.080.000
B = 4.280.000
  Eka Nornman Wanti
Persentase laba 1% 1% 1%
Rp Rp Rp
Modal akhir 31.333.333 36.333.333 52.000.000
       
Laba neto      
Rp Rp Rp
Gaji 24.000.000 21.000.000 25.000.000
Rp
Bonus Rp - 4.280.000  
Rp Rp Rp
Bunga (10%) 3.133.333 3.633.333 5.200.000
Sisa laba      
Rp Rp Rp
Alokasi (6.054.888) (6.054.888) (6.054.888)
Rp Rp Rp
Total 21.078.445 22.858.445 24.145.112

C. B = (0,2(92.940.000 – B – 54.000.000)
5B = 38.940.000 - B
B = 6.940.000
  Eka Nornman Wanti
Persentase laba 8% 7% 5%
Modal akhir Rp 30.000.000 Rp 40.000.000 Rp 50.000.000
       
Laba neto      
Gaji Rp 21.000.000 Rp 18.000.000 Rp 15.000.000
Bonus Rp - Rp - Rp 6.490.000
Bunga (10%) Rp 3.000.000 Rp 4.000.000 Rp 5.000.000
Sisa laba      
Alokasi Rp 8.180.000 Rp 7.157.500 Rp 5.112.500
Total Rp 32.180.000 Rp 29.157.500 Rp 31.602.500

Anda mungkin juga menyukai