Anda di halaman 1dari 15

AKUNTANSI PERSEKUTUAN

Disusun Oleh :
Early Ayuhana Aisyah Putri 01011381823180
Oktaria Hanifah 01011381823125
Abdillah 01011381823124
Al Fatah

Dosen Pengampu: Ermadiani SE.MM.AK

Universitas Sriwijaya
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Tahun Akademik 2018/2019
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Berbagai masalah akuntansi timbul didalam perusahaan
yang dibentuk persekutuan. Perlakuan dan presedur
akuntasi yang spesifik dan tidak bisa dijumpai pada
perusahaan yang dibentuk perseroan terbatas, merupakan
problema tersendiri sesuai dengan karakteristik persekutuan
di dalam perseroan terbatas dimana terdapat pemisahaan
yang tegas antara pemilik dengan manajemen, dipakai
sebagai dasar landasan untuk meletakkan prinsip-prinsip
akuntansi yang lazim.
Dari segi akuntansinya persekutuan sebagai unit usaha harus
dianggap mempunyai kedududkan terpisah dengan pemilik-
pemiliknya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Persekutuan?
2. Apa Pengertian Karakteristik Persekutuan ?
3. Apa Bentuk-bentuk Organisasi dengan Karakteristik
Persekutuan?
4. Apa Saja Perjanjian Persekutuan Dasar Akuntansi?
5. A pa Pengertian Pendapatan Pendirian Sebuah
Persekutuan?
6. Apa Pengertian Pembagian Laba Bersih atau Rugi Bersih ?
7. Apa Pengertian Laporan Keuangan Persekutuan Likuidasi
Persekutuan ?
8. Apa Pengertian Pembayaran Dengan Aset Persekutuan?
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Persekutuan


Persekutuan (Partnership) adalah suatu penggabungan
diantara dua orang (badan) atau lebih untuk memiliki bersama-
sama dan menjalankan suatu perusahaan guna mendapatkan
keuntungan atau laba.
Menurut Suparwoto (1997) persekutuan dapat didefinisikan
sebagai suatu gabungan atau asosiasi dari dua individu atau lebih
untuk memiliki dan menyelenggarakan suatu usaha secara
bersama dengan tujuan untuk memperoleh laba.
Persekutuan dapat didirikan baik oleh dua orang atau lebih yang
semuanya mempunyai usaha atau pun belum memiliki usaha.
Tujuaan pendirian persekutuan biasanya adalah untuk
memperluas usaha dan menambah modal agar lebih dapat
bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain serta meningkatkan
laba.

2.2 Karakteristik Akuntansi Persekutuan


Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh Akuntansi
Persekutuan diantaranya sebagai berikut :
1. Mutual Agency (Perwakilan bersama) : Masing-masing sekutu
menjadi agen/wakil dari persekutuan untuk tujuan usaha
2. Limited Life (Umur terbatas) : persekutuan berlangsung selama
individu-individu yang mengadakan persekutuan masih ada dan
menghendaki
3. Unlimited Liability (Tanggung jawab tak terbatas) : tanggung
jawab anggota tidak terbatas pada jumlah investasi dalam
persekutuan
4. Ownership of an Interset in a Partnership
Kekayaan yang telah disetor ke dalam persekutuan sudah
bukan lagi milik sekutu penyetor, melainkan milik semua
sekutu.
5. Participation on Partnership Profit
Masing-masing sekutu mempunyai hak di dalam pembagian
laba atau rugi persekutuan.
6. Right to Dispose of a Partnership Interest
Masing-masing sekutu mempunyai hak untuk menjual atau
memindahkan haknya atas modal dan hak atas laba kepada
orang lain, baik kepada anggota sekutu maupun bukan.
7. Mutual Liabiliy
Semua sekutu bertanggung jawab terhadap utang
persekutuan. Jadi utang persekutuan adalah juga utang seluruh
sekutu.
2.3 Bentuk-bentuk Organisasi dengan Karakteristik
Persekutuan
Persekutuan dapat diklasifikasikan ke dalam :
1. Persekutuan Perdagangan
Adalah persekutuan yang usaha pokoknya adalah pembuatan,
pembelian, dan penjualan barang dagangan.
2. Persekutuan Jasa-jasa
Adalah persekutuan yang bertujuan untuk memberikan jasa-
jasa karena keahliannya, misalnya persekutuan antara akuntan,
advokat dll.
Selain itu persekutuan dapat pula dibedakan antara :
3. Persekutuan Umum
Adalah suatu bentuk persekutuan dimana semua anggotanya
dapat bertindak atas nama perusahaan dan kepadanya dapat
diminta pertanggung jawaban atas kewajiban-kewajiban
persekutuan. Masing-masing anggota disebut sekutu umum.
4. Persekutuan Terbatas
Suatu persekutuan dimana aktivitas angota tertentu dibatasi
dan sebaliknya tanggung jawab masing-masing anggota akan
dibatasi samapi jumlah tertentu, yang mungkin sejumlah
investasi yag telah diberikannya. Anggota tersebut disebut
sekutu terbatas.
5. Join Stock Companies
Adalah bentuk persekutuan dimana struktur modalnya berupa
saham-saham yang dapat dipindah tangankan. Perpindahan
hak atas saham-saham tersebut tidak boleh mengganggu
kontinuitas usaha persekutuan. Tanggung jawab para anggota
tidak terbatas seperti halnya pada persekutuan umum.
2.4 Perjanjian Persekutuan Dasar Akuntansi
Dalam persekutuan tentu harus ada perjanjian sebagai dasar
pijakan pembentukan persekutuan tersebut, diantaranya yaitu
:
1. Besarnya investasi dari masing-masing anggota
2. Hak dan kewajiban anggota
3. Buku-buku catatan dan laporan keuangan
4. Pembagian keuntungan
5. Hal-hal khusus yang menyangkut masalah pembebanan
dan penerimaan imbalan jasa tertentu diantara para
anggota.
6. Penarikan kembali modal yang disetor
7. Asuransi jiwa kematian salah satu anggota
8. Penyelesaian apabila ada perselisihan ddiantara para
anggota dan lain-lain.

2.5 Pendirian Sebuah Persekutuan


Dalam pendirian suatu persekutuan, biasanya dibuat suatu
kesepakatan atau perjanjian yang tertuang dalam akta pendirian yang
berikut tentang:
1. Nama dan alamat persekutuan
2. Jenis usaha persekutuan
3. Hak dan kewajiban masing-masing anggota
4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh masing-masing
anggota
5. Perjanjian pembagian laba/rugi
6. Syarat-syarat pengambilan modal / prive / penarikan kembali modal
dan penambahan modal
7. Prosedur penerimaan anggota baru persekutuan
8. Prosedur keluarnya anggota persekutuan
9. Prosedur pembentukan Perseroan Terbatas dari persekutuan tersebut
10. Prosedur likuidasi
11. Uraian lainnya yang dianggap penting dan membutuhkan penjelasan
lebih rinci

1. Akuntansi pendirian persekutuan berbentuk Firma


Firma biasanya didirikan oleh beberapa anggota untuk berusaha
bersama-sama guna mencapai suatu tujuan tertentu. Masing-masing
anggota yang mendirikan firma dapat terdiri dari beberapa
kemungkinan sebagai berikut:
a) Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya belum
mempunyai usaha (semua anggota baru)
b) Firma didirikan oleh anggota yang sudah memiliki usaha
sebelumnya dan anggota yang belum memiliki usaha
2. Firma didirikan oleh anggota-anggota yang semuanya
belum memiliki usaha
Jika firma didirikan oleh sekutu-sekutu yang semuanya belum
memiliki usaha, maka setoran-setoran langsung dicatat dalam buku
firma yang baru. Jika setoran-setoran meliputi aktiva non-kas, maka
aktiva non-kas tersebut terlebih dahulu dinilai menurut harga pasar
atau nilai wajarnya. Apabila nilai wajarnya atau harga pasarnya tidak
dapat ditentukan maka aktiva non-kas tersebut dinilai menurut
perjanjian sekutu-sekutu firma tersebut.

2.6. Pembagian Laba Bersih atau Rugi Bersih


Para angota persekutuan dapat membuat persetujuan
pembagian laba bersih (rugi bersih) yang dianggap sesuai
dengan kontribusi masing-masing anggota di dalam
persekutuan. Terdapat berbagai cara yang dapat dipakai
sebagai dasar pembagian laba bersih (rugi bersih) di dalam
persekutuan. Dasar pembagian laba bersih (rugi bersih) yang
dipilih harus dinyatakan di dalam perjanjian persekutuan.
Adapun berbagai cara pembagian laba bersih (rugi bersih)
yang akan dikemukakan disini adalah:
1. Dibagi sama.
2. Dengan perbandingan atas dasar perjanjian.
3. Dengan perbandingan penyertaan modal.
4. Mula-mula ditentukan bunga modal dari masing-masing
anggota, selebihnya dibagi atas dasar perjanjian.
5. Mula-mula diberikan gaji sebagai pemilik dan bonus kepada
anggota yang aktif bekerja, sisanya dibagi atas dasar
perjanjian.
6. Mula-mula diterapkan bunga untuk modal dari anggota,
kemudian gaji sebagai pemilik dan bonus untuk anggota-
anggota yang dianggap berjasa dan sisanya dibagi atas dasar
perjanjian bersama.
Di dalam persekutuan, masalah yang dihadapi dalam
koreksi laba (rugi) ialah pengaruhnya terhadap hak pemilikan
dan bagian atas laba (rugi) kepada masing-masing pribadi
anggota (pemilik). Hal ini menyangkut masalah koreksi dan
penyesuaian terhadap alokasi laba (rugi) kepada msing-masing
anggota pemilik.
Pada umumnya tiga alternatif berikut ini dapat dipakai untuk
menyelesaikan penyesuaian alokasi atas laba (rugi) tahun-
tahun yang lalu :
1. Jumlah koreksi laba (rugi) yang relatif kecil, cukup ditutup
atau dibebebankan kepada laba (rugi) tahun yang berjalan, asal
tidak mempengaruhi secara material terhadap hak-hak
pemilikan (saldo modal) dari masing-masing anggota pemilik.
2. Apabila jumlah koreksi cukup besar,dan sulit
diidentifikasikan,dapat dibebankan kepada laba (rugi) tahun
yang berjalan atau dialokasikan sebagian kepada laba (rugi)
tahun-tahun yang lalu sesuai dengan kehendak para anggota
pemilik.
3. Apabila koreksi laba (rugi) cukup besar,dan dapat
diidentifikasikan. Misalnya ada kesalahan perhitungan beban
penyusutan aktiva tetap, maka perhitungan dan alokasi
kembali laba (rugi) kepada masing-masing pemilik harus
dilakukan.
• Neraca
Sebagian besar ketentuan di dalam penyusunan neraca
pesekutuan tidak berbeda dengan neraca perusahaan pada
umumnya. Kecuali penyajian pada sisi passive di dalam neraca
persekutuan menggunakan dasar “konsep pemilik (proprietary
concept)”, dengan menonjolkan hak pemilikan tiap-tiap
anggota melalui rekening modalnya secara terpisah.
 Perubahan Ratio Pembagian Laba (rugi)
Apabila para anggota pemilik bersepakat untuk
mengadakan perubahan ketentuan pembagian laba (rugi)
perusahaan, maka terlebih dahulu harus diadakan penilaian
kembali terhadap aktiva perusahaan sebelum ketentuan yang
baru mulai berlaku. Hal ini dianggap penting agar perimbangan
hak-hak pemlikan setelah berlakunya ketentuan yang baru
tetap dapat dipertahankan. Peubahan ketentuan pembagian
laba (rugi) tanpa diikuti penilaian kembali aktiva, kemungkinan
akan mengakibatkan keuntungan pada sebagian pemilik dan
kerugian bagi sebagian pemilik lainya dari posisi aktiva sebelum
ketentuan baru itu mulai berlaku. Dengan kata lain perubahan
ketentuan pembagian laba, kemungkinan berlaku surut.
2.7 Laporan Keuangan Persekutuan Likuidasi Persekutuan
Likuidasi adalah berhentinya kegiatan operasi perusahaan
(pembubaran usaha) secara keseluruhan dengan menjual
sebagian atau seluruh aktiva perusahaan, membayar semua
utang pajak, kewajiban pada pihak ketiga dan sisanya
dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan rasio laba /
rugi.
Berhentinya persekutuan sebagai bisnis mencakup
penghentian aktivitas bisnis persekutuan yang disebut entitas
likuidasi persekutuan. Likuidasi persekutuan mencakup
konversi aktiva bukan kas menjadi kas, pengakuan untung dan
rugi selama masa likuidasi, pembayaran kewajiban, dan
distribusi kas kepada sekutu pada saat berakhirnya usaha.
Laporan keuangan utama untuk likuidasi persekutuan ialah
laporan likuidasi persekutuan yang meringkas seluruh transaksi
dan peristiwa finansial selama masa likuidasi. Laporan ini juga
digunakan sebagai dokumen resmi untuk likuidasi yang
dilakukan melalui pengadilan.
Likuidasi sederhana mengacu pada konversi seluruh aktiva
menjadi kas sebelum distribusi dilakukan kepada sekutu. Ketika
persekutuan dilikuidasi dengan pendistribusian bertahap
kepada sekutu, kas didistribusikan kepada sekutu setelah
kewajiban dibayar, tetapi sebelum untung ataupun rugi
likuidasi diakui. Untuk mencegah pembayaran yang berlebihan
kepada sekutu, jumlah kas yang didistribusikan dihitung
dengan dua asumsi yaitu seluruh sekutu secara pribadi tidak
likui dan seluruh aktiva bukan kas rugi. Dengan asumsi ini ada
dua pendekatan utama untuk menghitung jumlah pembayaran
aman kepada sekutu pada tiap tahap distribusi. Pendekatan
pertama ialah menyiapkan skedul pembayaran aman untuk
setiap tahap distribusi dan pendekatan kedua adalah
menyiapkan rencana distribusi kas yang digunakan selama
proses likuidasi.
• Disolusi
Disolusi persekutuan adalah berubahnya para hubungan sekutu
yang menyebabkan berhentinya persekutuan sebagai entitas
hukum. Pada disolusi, entitas persekutuan bisa berjalan terus
jika ada perjanjian baru.
Ketika persekutuan secara hukum resmi disolusi, baik dengan
masuknya sekutu baru atau dengan pengunduran diri atau
meninggalnya sekutu lama, suatu perjanjian persekutuan baru
perlu dibuat untuk kelanjutan usaha persekutuan.

• PROSES LIKUIDASI
Pada umumnya likuidasi persekutuan menyangkut sebagai
berikut :
- Mengkonversi aktiva nonkas menjadi kas.
- Mengakui keuntungan dan kerugian dan biaya likuidasi
yang timbul selama masa likuidasi.
- Menyelesaikan seluruh kewajiban.
- Mendistribusikan kas kepada sekutu berdasarkan saldo
akhir kas mereka.
Penjelasan umum mengenai proses likuidasi mengasumsikan
bahwa persekutuan mampu membayar hutang-hutangnya,
dengan kata lain aktiva yang dimiliki melebihi kewajiban.
Terdapat aturan dalam mendistribusikan aktiva likuidasi
persekutuan dan dibuat bertingkat sesuai prioritas seperti :
a. Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan
sekutu
b. Jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk
modal dan laba
c. Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai
kepemilikannya

2.8 Pembayaran dengan Aset persekutuan


Keluarnya sekutu dengan pembayaran dari aset persekutuan
merupakan transaksi yang melibatkan persekutuan.baik aset bersih
maupun total modal persekutuan sama-sama berkurang. Menggunakan
aset persekutuan untuk membayar hak kepemilikan sekutu yang keluar
merupakan kebalikan dari penerimaan sekutu baru melalui investasi
aset ke dalam persekutuan.
Kebanyakan perjanjian persekutuan menyebutkan bahwa
besarnya nilai aset yang dibayarkan seharusnya berdasarkan nilai pasar
yang wajar pada saat keluarnya sekutu. Ketika dasar penggunaan ini
digunakan maka selisih yang timbul antara saldo nilai aset yang tercatat
dalam persekutuan dengan nilai pasar wajar seharusnya :
(1) Dicatat dengan jurnal penyesuaian
(2) Dialokasikan kepada seluruh sekutu dengan menggunakan
dasar rasio laba.

Anda mungkin juga menyukai