Anda di halaman 1dari 35

MODUL 2

PERSEKUTUAN-LIKUIDASI
AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN II

Sofyan Hadinata, S.E., M.Sc., Ak., CA.


sofyan.uinsuka@gmail.com
Tujuan Mahasiswa mampu menjelaskan
konsep-konsep yang terkait dengan
Pembelajaran seluruh transaksi yang terlibat dalam
likuidasi persekutuan
Tujuan Pembelajaran Khusus

• Menjelaskan aspek legal dari likuidasi persekutuan


• Menjelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk
mendistribusikan aset persekutuan yang masih ada
• Mengaplikasi perhitungan dan akuntansi likuidasi persekutuan.
• Membuat skedul likuidasi untuk menyelesaikan kewajiban dan
mengalokasi aset
• Membuat skedul pembayaran aman
• Menjelaskan rencana distribusi kas
• Membuat jurnal yang diperlukan dalam proses likuidasi
Kegiatan Belajar 1:
Proses Likuidasi Persekutuan
Proses Likuidasi
Pada umumnya, proses likuidasi persekutuan meliputi:
• pengonversian aset non kas menjadi kas,
• mengakui laba, rugi, dan biaya yang terjadi
selama periode likuidasi,
• penyelesaian keseluruhan kewajiban, dan
• mendistribusikan kas kepada sekutu
berdasarkan saldo akhir akun saldonya.
Likuidasi Persekutuan Sederhana

Pada bagian ini, diasumsikan bahwa seluruh aset non kas dikonversi
menjadi kas sebelum aset didistribusikan ke kreditor dan sekutu.
Sebagai contoh Budi dan Pekerti mendirikan persekutuan yang bergerak
di bidang jasa. Neraca persekutuan per 31 Desember 2018 sebagai berikut:

POSISI KEUANGAN (dalam jutaan Rp)


ASET
Kas Rp 60
Piutang Usaha 120
Sediaan 220
Aset Tetap 200

KEWAJIBAN DAN EKUITAS


Utang Usaha 160
Pinjaman dari Budi 30
Modal Budi 170
Modal Pekerti 240
Karena terjadi ketidakcocokan mulai awal tahun 2019 Budi dan Pekerti
sepakat membubarkan persekutuan. Tanggal 31 Januari 2019 berhasil
menjual dan menagih seluruh asetnya dengan rincian sebagai berikut:

ASET (dalam Terjual/Tertagih Nilai Buku Untung/(Rugi)


jutaan Rp)
Aset tetap 120 200 (80)
Persediaan 200 220 (20)
Piutang usaha 90 120 (30)
Total 410 540 (130)

31 Des Kas 120.000.000


Modal Budi 40.000.000 Dihitung sesuai dengan
kesepakatan 50 : 50
Modal Pekerti 40.000.000
Aset Tetap 200.000.000

31 Des Kas 200.000.000


Modal Budi 10.000.000 Dihitung sesuai dengan
kesepakatan 50 : 50
Modal Pekerti 10.000.000
Persediaan 220.000.000
ASET (dalam Terjual/Tertagih Nilai Buku Untung/(Rugi)
jutaan Rp)
Aset tetap 120 200 (80)
Persediaan 200 220 (20)
Piutang usaha 90 120 (30)
Total 410 540 (130)

31 Jan Kas 90.000.000


Modal Budi 15.000.000 Dihitung sesuai dengan
kesepakatan 60 : 40
Modal Pekerti 15.000.000
Piutang Usaha 120.000.000
Setelah seluruh penjualan aset nonkas dan penagihan piutang, maka total kas per
31 Januari 2019 tersedia sebesar 470 juta (60 juta + 410 juta). Saldo modal
masing-masing sekutu adalah:
Modal Budi = 170 juta – 40 juta – 10 juta – 15 juta
= 105 juta
Modal Pekerti = 240 juta – 40 juta – 10 juta – 15 juta
= 175 juta
Selanjutnya, pembagian kas dari hasil likuidasi kepada kreditor dan sekutu sebagai
berikut:
Jumlah
Utang Usaha 160 juta
Pinjaman dari Budi 30 juta
Kepada Budi 105 juta
Kepada Pekerti 175 juta
Total 470 juta

31 Jan Utang usaha 160.000.000


Kas 160.000.000
(mencatat pembayaran utang kepada kreditor)

31 Jan Pinjaman dari Budi 30.000.000


Kas 30.000.000
(mencatat pembayaran pinjaman dari sekutu Budi)

31 Jan Modal Budi 105.000.000


Modal Pekerti 175.000.000
Kas 280.000.000
(mencatat distribusi kas kepada sekutu dalam likuidasi akhir
persekutuan)
Pendekatan Pembayaran Aman (Safe Payment Approach)

Likuidasi dapat dilakukan secara berangsur, misal selama 6 bulan. Sambil


menunggu terjualnya seluruh aset nonkas, likuidasi dapat dilakukan dengan
mendistribusi kas yang tersedia setiap akhir bulan, tidak perlu menunggu seluruh
aset nonkas terjual.
Perhitungan pembayaran aman didasarkan pada asumsi sebagai berikut:
 Setiap sekutu mengalami insolvensi secara personal (tidak mampu untuk
membayar kerugian perusahaan dengan menggunakan harta pribadinya).
 Semua aset non kas mencerminkan kemungkinan terjadinya kerugian.
 Pinjaman dari atau kepada sekutu akan diperhitungkan dengan akun modal
sekutu untuk menentukan kepemilikan bersihnya di dalam persekutuan.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, bahwa kas tidak akan didistribusikan ke


sekutu yang memiliki saldo modal yang tidak cukup untuk menalangi
potensi kerugiannya. Jadi tidak ada sekutu yang akan menerima kas hingga
seluruh kewajiban dapat dilunasi menggunakan kas yang cukup.
Pendekatan Pembayaran Aman (Safe Payment Approach)

Bambang, Jodi, dan Minmon memiliki persekutuan yang dibentuk pada tahun 2008.
Pada tahun 2018 mereka sepakat untuk melikuidasi persekutuan mereka. Berikut
adalah informasi mengenai aset, liabilitas, dan modal sekutu pada 31 Desember 2018.
NERACA (dalam jutaan Rp)
ASET
Kas 400
Pinjaman kepada Jodi 50
Tanah 100
Aset Tetap 800
1.350
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Pinjaman dari Minmon 100
Modal Bambang 250
Modal Jodi 350
Modal Minmon 650
1.350

Alokasi laba-rugi persekutuan kepada Bambang, Jodi, dan Minmon adalah sebesar
40, 30, dan 30.
Pendekatan Pembayaran Aman (Safe Payment Approach)

Persekutuan sepakat untuk melakukan distribusi kas segera, tetapi selain kas yang telah
disiapkan untuk mengantisipasi potensi kerugian sebesar Rp50juta.
Skedul Pembayaran Aman Persekutuan Bambang, Jodi, dan Minmon
(dalam jutaan Rupiah)

Kemungkinan Modal Modal Modal


Rugi Bambang Jodi Minmon
(40%) (30%) (30%)
Modal Sekutu (± saldo pinjaman) 250 300 750
Kemungkinan kerugian pada aset nonkas 900 (360) (270) (270)
(110) 30 480
Kemungkinan antisipasi kerugian 50 (20) (15) (15)
(130) 15 465
Kemungkinan rugi pada saldo debit Bambang 130 (65) (65)
0 (50) 400
Kemungkinan rugi pada saldo debit Jodi 50 (50)
0 0 350
Likuidasi Berangsur

Likuidasi secara berangsur meliputi distribusi kas yang tersedia


kepada sekutu selama periode likuidasi dan sebelum seluruh
untung dan rugi likuidasi terrealisasi.

Jika sekutu menerima kas secara berangsur sebelum total rugi likuidasi
dan total kas diketahui, maka harus ada penjaga (safeguards) untuk
menjaga kepentingan kreditor dan kepemilikan setiap sekutu.
Membuat skedul likuidasi untuk menyelesaikan
kewajiban dan mengalokasikan aset
Pada tahun 2008, Udin dan Teguh sepakat untuk membuat persekutuan yang
bergerak di bidang konstruksi bangunan, tetapi karena ada konflik internal
mereka sepakat untuk melikuidasi persekutuan segera setelah bulan
Desember 2018. Seluruh kas yang di tangan kecuali dicadangkan sejumlah
Rp100.000.000 untuk mengantisipasi kontinjensi akan didistribusikan setiap
akhir bulan sampai proses likuidasi selesai dilakukan. Rasio pembagian laba-
rugi antara Udin dan Teguh adalah 50:50. Informasi yang berkaitan dengan
persekutuan adalah sebagai berikut:

• Transaksi yang terjadi selama proses likuidasi:


Neraca Persekutuan Udin dan Teguh
Per 31 Desember 2018 (dalam Jutaan)

Aset
Kas Rp1.200
Piutang usaha-bersih 1.400
Pinjaman kepada Teguh 200
Persediaan 2.000
Tanah 500
Peralatan-bersih 1.500
Goodwill 100
Total aset Rp6.900
Kewajiban dan Modal
Utang usaha Rp1.400
Utang wesel 1.000
Pinjaman dari Udin 100
Modal Udin (50%) 2.550
Modal Teguh (50%) 1.850
Total Kewajiban dan Modal Rp6.900
Waktu Transaksi
Februari a) Persediaan dengan harga pokok Rp800.000.000 terjual dengan harga Rp1 miliar;
2019 b) seluruh kewajiban non-pemilik diselesaikan berdasarkan nilai tercatat;
c) pinjaman kepada Teguh dihapus ke saldo modalnya;
d) Penerimaan Rp1 miliar dari pelunasan piutang; dan
e) goodwill dihapus;
f) kas didistribusikan pada akhir bulan.
Maret 2019 a) Sisa persediaan sebesar Rp1.200.000.000 terjual dengan harga Rp900.000.000;
b) peralatan dengan nilai buku Rp400.000.000 terjual dengan harga Rp300.000.000;
c) terjadi kewajiban kontinjensi dan langsung dibayarkan sebesar Rp40.000.000;
d) biaya likuidasi dibayar tunai sebesar Rp20.000.000;
e) Kas didistribusikan setelah transaksi Maret rampung.
April 2019 Tidak ada transaksi
Mei 2019 a) Biaya likuidasi dibayar tunai sebesar Rp20.000.000;
b) tanah terjual dengan harga Rp750.000.000;
c) Kas didistribusikan setelah transaksi a) dan b) di atas.
Juni 2019 a) Sisa piutang usaha dihapusbukukan;
b) sisa peralatan terjual dengan harga Rp750.000.000;
c) seluruh kas didistribusikan dalam likuidasi akhir persekutuan.
Berdasarkan transaksi-transaksi yang terjadi pada bulan Februari 2019, kita akan membuat
laporan likuidasi persekutuan sebagai berikut:

Laporan Likuidasi Persekutuan Udin dan Teguh untuk Periode 1 Januari-28 Februari 2019 (dalam Jutaan)
Aset Kewajiban Pinjaman dari Modal Udin Modal Teguh
Transaksi Kas Nonkas prioritas Udin (50%) (50%)
Saldo 1 Januari 1.200 5.700 2.400 100 2.550 1.850
Menghapus pinjaman kepada
Teguh (200) (200)
Menghapus goodwill (100) (50) (50)
Penagihan piutang 1.000 (1.000)
Penjualan sediaan 1.000 (800) 100 100
Saldo sebelum distribusi 3.200 3.600 2.400 100 2.600 1.700
Distribusi Februari:
Kreditor (2.400) (2.400)
Udin dan Teguh (700) (100) (600) 0
Saldo 1 Maret 100 3.600 0 0 2.000 1.700
Kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada sekutu, setelah kewajiban nonsekutu
dilunasi, persekutuan memiliki kas sebesar Rp800.000.000. Dari jumlah kas tersebut
sebesar Rp100.000.000 ditahan sebagai antisipasi untuk terjadinya kewajiban kontinjensi.
Jadi, netonya adalah Rp700 juta.
Skedul Pembayaran Aman 28 Februari 2019
Modal dan Pinjaman Modal Teguh
Kemungkinan Rugi Udin (50%) (50%)
Ekuitas Sekutu 28 Februari 2019 2.600 1.700
Kemungkinan rugi pada aset non kas 3.600 (1.800) (1.800)
800 (100)
Kemungkinan rugi kontinjensi 100 (50) (50)
750 (150)
Penutupan saldo negatif modal Teguh (150) 0
Distribusi kepada sekutu 600 0
Jumlah kas yang harus didistribusikan kepada sekutu adalah sebesar
Rp600.000.000. Distribusi pertama akan dilakukan untuk membayar pinjaman
dari Udin sebesar Rp100.000.000, dan Rp600.000.000 untuk melikuidasi modal
Udin. Sedangkan untuk tanggal 1 Januari-28 Februari modal Teguh tidak
memperoleh bagian untuk likuidasi.
Jurnal Transaksi
Laporan Likuidasi Bulan Maret 2019

LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN UDIN DAN TEGUH UNTUK PERIODE 1 JANUARI- 31 MARET 2019 (DALAM JUTAAN)
Transaksi Kas Aset Nonkas Kewajiban Pinjaman dari Modal Udin Modal Teguh
prioritas Udin (50%) (50%)
Saldo 1 Januari 1.200 5.700 2.400 100 2.550 1.850
Menghapus pinjaman Teguh (200) (200)
Menghapus goodwill (100) (50) (50)
Penagihan piutang 1.000 (1.000)
Penjualan persediaan 1.000 (800) 100 100
Saldo sebelum distribusi 3.200 3.600 2.400 100 2.600 1.700
Distribusi Februari:
Kreditor (2.400) (2.400)
Udin dan Teguh (700) (100) (600) 0
Saldo 1 Maret 100 3.600 0 0 2.000 1.700
Penjualan peralatan 300 (400) (50) (50)
Penjualan persediaan 900 (1.200) (150) (150)
Kewajiban kontinjensi 40 (20) (20)
Biaya likuidasi (20) (10) (10)
Saldo sebelum distribusi 1.280 2.000 40 0 1.770 1.470
Distribusi Maret:
Kreditor (40) (40)
Udin dan Teguh (1.140) (720) (420)
Saldo 1 April 100 2.000 0 0 1.050 1.050
• Skedul Pembayaran Aman 31 Maret 2019

Kemungkinan Modal dan Pinjaman Modal Teguh


Rugi Udin (50%) (50%)
Ekuitas Sekutu 31 Maret 2019 1.770 1.470
Kemungkinan rugi pada aset non kas 2.000 (1.000) (1.000)

Kemungkinan rugi kontinjensi 100 (50) (50)


Distribusi kepada sekutu 720 420
Jurnal Transaksi
Laporan Likuidasi Bulan Mei 2019

LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN UDIN DAN TEGUH UNTUK PERIODE 1 JANUARI - 31 MEI 2019 (DALAM JUTAAN)
Transaksi Kas Aset Nonkas Kewajiban Pinjaman dari Modal Udin Modal Teguh
prioritas Udin (50%) (50%)
Saldo 1 Januari 1.200 5.700 2.400 100 2.550 1.850
Menghapus pinjaman Teguh (200) (200)
Menghapus goodwill (100) (50) (50)
Penagihan piutang 1.000 (1.000)
Penjualan sediaan 1.000 (800) 100 100
Saldo se be lum distribusi 3.200 3.600 2.400 100 2.600 1.700
Distribusi Februari:
Kreditor (2.400) (2.400)
Udin dan Teguh (700) (100) (600) 0
Saldo 1 Mare t 100 3.600 0 0 2.000 1.700
Penjualan peralatan 300 (400) (50) (50)
Penjualan sediaan 900 (1.200) (150) (150)
Kewajiban kontinjensi 40 (20) (20)
Biaya likuidasi (20) (10) (10)
Saldo se be lum distribusi 1.280 2.000 40 0 1.770 1.470
Distribusi Maret:
Kreditor (40) (40)
Udin dan Teguh (1.140) (720) (420)
Saldo 1 April 100 2.000 0 0 1.050 1.050
Penjualan tanah 750 (500) 125 125
Biaya likuidasi (20) (10) (10)
Saldo sebelum distribusi 830 1.500 0 0 1.165 1.165
Distribusi Mei (50:50) (730) (365) (365)
Saldo 1 Juni 100 1.500 0 0 800 800
Jurnal Transaksi

Teguh

Teguh

Teguh
Laporan Likuidasi Bulan Juni 2010 (Final)

LAPORAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN UDIN DAN TEGUH UNTUK PERIODE 1 JANUARI- 30 JUNI 2019 (DALAM JUTAAN)
Kewajiban Pinjaman dari Modal Udin Modal Teguh
Transaksi Kas Aset Nonkas prioritas Udin (50%) (50%)
Saldo 1 Januari 1.200 5.700 2.400 100 2.550 1.850
Menghapus pinjaman Teguh (200) (200)
Menghapus goodwill (100) (50) (50)
Penagihan piutang 1.000 (1.000)
Penjualan sediaan 1.000 (800) 100 100
Saldo s e be lum dis tribus i 3.200 3.600 2.400 100 2.600 1.700
Distribusi Februari:
Kreditor (2.400) (2.400)
Udin (700) (100) (600) 0
Saldo 1 Mare t 100 3.600 0 0 2.000 1.700
Penjualan peralatan 300 (400) (50) (50)
Penjualan sediaan 900 (1.200) (150) (150)
Kewajiban kontinjensi 40 (20) (20)
Biaya likuidasi (20) (10) (10)
Saldo s e be lum dis tribus i 1.280 2.000 40 0 1.770 1.470
Distribusi Maret:
Kreditor (40) (40)
Ke Sekutu (1.140) (720) (420)
Saldo 1 April 100 2.000 0 0 1.050 1.050
Penjualan tanah 750 (500) 125 125
Biaya likuidasi (20) (10) (10)
Saldo sebelum distribusi 830 1.500 0 0 1.165 1.165
Distribusi Mei (50:50) (730) (365) (365)
Saldo 1 Juni 100 1.500 0 0 800 800
Penghapusan piutang (400) (200) (200)
Penjualan peralatan 750 (1.100) (175) (175)
Saldo sebelum distribusi 850 0 0 0 425 425
Distribusi Juni (50:50) (850) (425) (425)
Saldo 30 Juni Likuidas i Se le s 0 0 0 0 0 0

Kas akhir yang tersedia sebelum didistribusikan kepada sekutu adalah sebesar Rp850 juta. Pembagian
kas akhir juga dilakukan berdasarkan perjanjian pembagian laba-rugi sekutu. Oleh karena itu, proses
likuidasi telah selesai pada akhir bulan Juni 2019.
Kegiatan Belajar 2:
Rencana Distribusi Kas
Rencana Distribusi Kas

Skedul pembayaran aman menjadi tidak efektif bila distribusi angsuran


dilakukan dalam jumlah yang banyak.

Karena skedul pembayaran aman harus dibuat untuk setiap kali akan
melakukan distribusi hingga seluruh kewajiban dilunasi dan saldo
modal berjumlah sesuai dengan rasio pembagian laba-rugi. Untuk
mengatasi hal tersebut dibuat rencana distribusi kas.

Pembuatan rencana distribusi kas meliputi:


• Membuat peringkat sekutu berdasarkan kerentanan mengalami
kerugian
• Membuat skedul asumsi penyerapan kerugian dengan
menggunakan peringkat kerentanan
• Membuat rencana distribusi kas berdasarkan skedul penyerapan
kerugian.
Membuat Peringkat Kerentanan
Diasumsikan Udin dan Teguh memiliki persekutuan yang akan segera
dilikuidasi segera setelah 31 Desember 2019. Neraca persekutuan pada tanggal
31 Desember 2019 adalah (dalam jutaan rupiah)
Neraca Persekutuan Udin dan Teguh
Per 31 Desember 2019
Aset
Kas 1.200
Piutang usaha-bersih 1.400
Pinjaman kepada Teguh 200
Persediaan 2.000
Tanah 500
Peralatan-bersih 1.500
Goodwill 100
Total Aset 6.900
Kewajiban dan Modal
Utang Usaha 1.400
Utang Wesel 1.000
Pinjaman dari Udin 100
Modal Udin (50%) 2.550
Modal Teguh(50%) 1.850
Total Kewajiban dan Modal 6.900
Membuat Peringkat Kerentanan

Langkah-langkahnya:
1. Menghitung peringkat kerentanan adalah pertama dengan menghitung
potensi penyerapan kerugian.
Modal sekutu : rasio pembagian laba-rugi = Potensi penyerapan kerugian
Udin = Rp2.650 juta : 50% = Rp5.300 juta
Teguh= Rp1.650 juta : 50% = Rp3.3oo juta

2. Melakukan pemeringkatan berdasarkan potensi penyerapan kerugian.


Jumlah penyerapan kerugian yang paling kecil merupakan sekutu yang
paling rentan mengalami kerugian

Peringkat (Peringkat Sekutu


pertama merupakan yang
paling rentan)
1 Teguh
2 Udin
Asumsi Penyerapan Kerugian
Langkah-langkah dalam pembuatan skedul asumsi penyerapan kerugian adalah:
1. Mengidentifikasi jumlah saldo masing-masing sekutu sebelum dilakukannya
distribusi
2. Mengeliminasi saldo sekutu yang paling rentan mengalami kerugian
3. Membebankan saldo sekutu yang memiliki peringkat kerentanan selanjutnya
kepada sekutu yang lain
4. Proses ketiga terus dilanjutkan hingga yang tersisa hanya saldo sekutu yang
paling tidak rentan mengalami kerugian

Udin Teguh Total


(50%) (50%)
Saldo sebelum likuidasi 2.650 1.650 4.300

Asumsi rugi untuk menyerap modal Teguh (1.650) (1.650) (3.300)

Saldo 1.000 0 1.000


Rencana Distribusi Kas

1. Rencana distribusi kas dibuat berdasarkan skedul asumsi absorpsi


kerugian.
2. Pada saat proses likuidasi, distribusi kas yang pertama kali dilakukan
adalah untuk melunasi kewajiban
3. Melunasi kewajiban persekutuan
4. Mendistribusikan kepada anggota sekutu

Kewajiban Pinjaman Modal Udin Modal Teguh


Prioritas dari Udin (50%) (50%)
Rp2.400 pertama 100%

Rp100 100%

Rp900 100%

Sisanya 50% 50%


Penerapan Rencana Distribusi Kas

Contoh, apabila tersedia kas sejumlah Rp3.200 juta pada akhir bulan pertama
likuidasi, maka kas tersebut akan segera dibagi setelah disisihkan Rp100 juta untuk
membayar kewajiban kontijensi. Jadi, hanya Rp3.100 juta yang akan dibagi.

Rencana Distribusi Kas Persekutuan Udin dan Teguh


(dalam Jutaan Rupiah)
Distribusi Kewajiban Pinjaman Modal Udin Modal Teguh
Kas Prioritas dari Udin (50%) (50%)
Kreditor 2.400 2.400

Pinjaman dari 100 100


Udin
Udin 600 600

Total 3.100 2.400 100 600 0


Penerapan Rencana Distribusi Kas
Diumpamakan Bagong, Made, dan Yayak memiliki persekutuan yang akan segera dilikuidasi segera
setelah 31 Desember 2018. Informasi terbatas mengenai neraca persekutuan pada 31 Desember 2o18
sebagai berikut:

Pinjaman kepada nonsekutu Rp2.700.000


Pinjaman kepada Yayak 200.000
Pinjaman dari Made 100.000
Modal Bagong (50%) 1.000.000
Modal Made (30%) 2.000.000
Modal Yayak (20%) 1.000.000

Pertama, menghitung peringkat kerentanan:


Bagong = Rp1.000.000 : 50% = Rp2.000.000
Made = (Rp2.000.000 + Rp100.000) : 30% = Rp7.000.000
Yayak = (Rp1.000.000 – Rp200.000) : 20% = Rp4.000.000

Kedua, menentukan peringkat kerentanan menyerap kerugian:


Penerapan Rencana Distribusi Kas
Ketiga, berdasarkan peringkat, selanjutnya dibuat asumsi penyerapan kerugian. Asumsinya bahwa
persekutuan mengalami kerugian Rp2 juta.
Penerapan Rencana Distribusi Kas
Diasumsikan bahwa likuidasi persekutuan Bagong, Made, dan Yayak akan dilakukan segera setelah
pembuatan skedul distribusi kas, dan kas sebesar Rp4.000.000 akan segera didistribusikan. Skedul
distribusi kasnya sebagai berikut:

Jika nanti tersedia lagi kas yang dapat didistribusikan,


maka prioritasnya adalah untuk Made, Yayak, dan Bagong
sesuai perbandingan modal. Anggaplah jika nanti tersedia
kas Rp2 juta, maka:

Anda mungkin juga menyukai