Tenun Rote
Mutiara di Ujung Selatan Nusantara
Salah satu adhi wastra nusantara yang patut kita banggakan adalah tenun, yang di Indonesia
sendiri hadir dalam berbagai teknik, corak dan warna. Dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi
hingga Nusa Tenggara, kita akan menjumpai berbagai jenis kain tenun yang begitu kaya
dengan ragam hias yang telah menjadi identitas masing-masing daerah.
Tenun Pulau Rote salah satunya. Kain tenun yang dihasilkan dengan teknik ‘ikat’ tersebut
telah menjadi identitas bagi warga yang tinggal di sebuah pulau yang berada di ujung
selatan Nusantara ini selain alat musik Sasando dan topi khasnya yang disebut Ti’i.
Kain tenun yang begitu rumit ini memberi makna mendalam akan pentingnya ketelitian,
kesabaran, dan sekaligus keindahan yang hadir menyatu dengan keelokan alam semesta
sebagai wujud syukur pada Yang Maha Kuasa.
Perseroan mengangkat Tenun Rote dalam Laporan Tahunan 2014 sebagai bentuk apresiasi
dan kepedulian Perseroan pada hasil budaya nusantara yang patut dilestarikan.
‘growing & transforming’ telah menjadi tema Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2013 lalu. Pertumbuhan
dan transformasi adalah tema sentral yang ingin dibawa Perseroan memaknai setiap berlalunya waktu
yang dilalui dalam perjalanan sepanjang tahun 2013. Dengan tema ini Perseroan mampu mencatatkan
berbagai kemajuan, baik keuangan maupun non keuangan yang semakin mendekatkan Perseroan pada
visi yang hendak dicapai. Tema sentral ini menjadi tema jangka panjang yang selalu relevan bagi Perseroan
dalam tahun-tahun pertumbuhan dan transformasi ini.
Untuk itu, dalam Laporan Tahunan Perseroan Tahun 2014 ini, Perseroan menjadikan ‘growing &
transforming continues’ menjadi tema utama yang dinamis dan relevan yang mengisyaratkan bahwa
Perseroan masih melanjutkan proses pertumbuhan dan transformasi menuju pada meningkatnya
kemampuan Perseroan untuk memberikan produk dan jasa layanan yang makin beragam dan berkualitas
bagi masyarakat luas.
‘growing & transforming’ memberi makna pertumbuhan ukuran organisasi yang nampak pada capaian
keuangan, jumlah, dan ukuran fisik lainnya, dan juga mengindikasikan perubahan ke arah kualitas yang
lebih baik.
Maka selayaknyalah bahwa pertumbuhan dan transformasi menjadi upaya yang berkelanjutan yang
tidak pernah terhenti dalam perjalanan sebuah entitas usaha. Perseroan yakin bahwa dengan semangat
pertumbuhan dan transformasi ini, Perseroan mampu menapaki perjalanan mencapai visi Perseroan yang
tentunya penuh dengan tantangan dan hambatan.
Daftar Isi
Profil Perseroan 004
Laporan Bisnis & Operasi 029
Analisis & Pembahasan Manajemen 054
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 064
Laporan Tata Kelola 068
Informasi Pemegang Saham 098
Data Perseroan 107
Pernyataan Manajemen 131
Referensi Peraturan 133
Laporan Keuangan 143
Profil Perseroan
Kinerja Keuangan Penting
5.767.590
1.169.424
3.877.270
1.008.413
1.217.521
333.832 256.086
132.839 118.040 129.955
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Kredit yang Diberikan (Dalam juta Rp.) Penghimpunan Dana (Dalam juta Rp.)
2.403.881 4.452.760
2.712.184
1.240.058
413.521 951.504
162.769
200.137
15.137 14.404
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
15.562
14.643 5,89
5,44
3,83 3,74
3,22
2.796
1.834 1.915
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
77
64
95,94
94,39 95,53
88,30
68,62
38
13
4
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
Terus Berkembang
Mencapai Kesempurnaan
Berkat Kepercayaan
Dunia Usaha
Profil Perseroan
Visi, Misi dan Nilai-nilai Perseroan
Visi
Perseroan memilki visi
Menjadi bank dengan standar global yang dapat memberikan
besar yang hendak diraih
kontribusi positif pada perekonomian dan perbankan Indonesia serta
dan diupayakan dalam
menjunjung tinggi kepercayaan dan kepuasan Nasabah.
jangka panjang dan visi
inilah yang menjadi jiwa
dari setiap pemikiran,
Misi
ide, gagasan, kebijakan
1. Menjalankan fungsinya sebagai Bank dalam menghimpun dan
dan langkah Perseroan.
menyalurkan dana dengan memprioritaskan pelayanan kepada
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam menunjang
pembangunan ekonomi nasional dan membantu meningkatkan
daya saing dan kompetensi dunia UKM dalam era globalisasi.
2. Memberikan pelayanan prima kepada Nasabah serta didukung
tenaga kerja profesional dengan melakukan praktek tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).
Nilai-nilai Perseroan
• Trust & Integrity
• Stewardship
• Transformasi
Profil Perseroan
Profil PT Bank Nationalnobu Tbk
Pasca akuisisi, Perseroan meredefinisi visi dan misi Perseroan dan melakukan berbagai langkah strategis
untuk membangun kompetensi dan pengembangan jangkauan pemasaran yang lebih luas. Perseroan
menyusun strategi pengembangan usaha yang bertumpu pengembangan segmen Usaha Kecil dan
Menengah (Small Medium Enterprises) untuk mampu berkontribusi aktif pada pembangunan nasional.
Tahun 2011, merupakan tahun dimana Perseroan meletakkan fondasi yang kokoh untuk dapat melanjutkan
pengembangan pada tahap berikutnya. Pada tahun tersebut, dari 4 kantor cabang, Perseroan berhasil
membuka 9 kantor sehingga total 13 kantor.
Dengan tujuan untuk semakin mampu menjangkau masyarakat luas, maka Perseroan kembali membuka
25 kantor dengan jumlah karyawan lebih dari 200 orang di tahun 2012. Di tahun tersebut Perseroan
juga melakukan pengembangan e-channel melalui kerjasama dengan jaringan ATM Bersama guna
memudahkan Nasabah Perseroan untuk melakukan berbagai transaksi perbankan dimanapun berada.
Perseroan juga mengawali pengembangan internet banking untuk Nasabah individu seiring tantangan
kebutuhan masyarakat akan kemudahan transaksi melalui media digital.
Tahun 2013 menjadi momentum penting bagi Perseroan karena di tahun tersebut, dalam rangka
memperkuat struktur permodalan, khususnya untuk dapat masuk ke dalam kategori bank BUKU 2 (Bank
Umum Kegiatan Usaha), maka Perseroan secara resmi melakukan Penawaran Umum Perdana Saham
dengan melepas 52% saham Perseroan kepada publik. Tepat pada 20 Mei 2013, Perseroan mencatatkan
diri di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten ke 9 tahun tersebut dengan kode saham “NOBU”.
Mengusung tema “growing & transforming” yang berlanjut di tahun 2014, Perseroan mengedepankan
aspek pertumbuhan baik dari sisi lending maupun funding. Selain mengembangkan jaringan distribusi
dan menambah fitur debit pada kartu ATMnya, Perseroan juga memperkuat struktur permodalan
dengan melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) yang
memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank dengan kategori BUKU 2. Hal ini menjadi langkah esensial
dalam mempersiapkan aktivitas perbankan yang lebih kompleks, termasuk aktivitas sebagai Bank Devisa.
Perseroan menginginkan tidak saja tumbuh dalam ukuran, namun juga bertransformasi dalam strategi dan
kemampuan menghasilkan layanan yang menyeluruh dan berkualitas.
Pada 31 Desember 2014, Perseroan memiliki 1 Kantor Pusat Non Operasional dan 76 kantor operasional
yang tersebar di 38 kota besar di 26 propinsi di Indonesia.
Profil Perseroan
Profil Nobu Bank
Nama
PT Bank Nationalnobu Tbk
Kantor Pusat
Plaza Semanggi Lt. 9, Kawasan Bisnis Granadha
Jl. Jend. Sudirman Kav. 50 Jakarta 12930, Telp. 021-25535128; Fax. 021-25535130
Bidang Usaha
Bank Umum
Tanggal Pendirian
13 Februari 1990
Kepemilikan
31 Desember 2014
Pemegang Saham %
Milestone Perseroan
2014
Perseroan
2013 melakukan
Penambahan
Modal Tanpa
Perseroan Hak Memesen
melakukan Efek Terlebih
Penawaran Dahulu
2012 Umum Perdana (PMTHMETD)
Saham (Initial pada 3
Public Offering) September
dan tercatat 2014 guna
Perseroan
di Bursa Efek memperkuat
melalui RUPS
Indonesia pada struktur
yang tertuang
Tanggal 20 Mei permodalan.
dalam Akta No.
7 Tanggal 10 2013 sebagai
emiten ke 9 Memperoleh
Desember 2012
2010 menyatakan pada tahun ijin untuk
tersebut. melakukan
secara resmi
kegiatan usaha
akan melakukan
Perseroan dalam valuta
PT Kharisma Penawaran
memiliki 64 asing (Bank
Buana Umum Perdana
jaringan kantor Devisa) pada
Nusantara Saham (Initial
yang tersebar November
yang 99% Public Offering)
di 31 kota di 2014.
sahamnya untuk menjadi
1990 dimiliki perusahaan 19 propinsi di
Indonesia. Perseroan
oleh Bapak publik.
memiliki 77
Mochtar Riady
Perseroan kantor yang
mengakuisisi Pada tanggal
didirikan pada tersebar di
60% saham 31 Desember
tanggal 13 38 kota di
Perseroan. 2012 Perseroan
Februari 1990 26 propinsi
memiliki 1
sebagai Bank di seluruh
Perseroan pada Kantor Pusat
Umum Swasta Indonesia.
saat itu memiliki Non Operasional
Nasional 1 kantor pusat dan 37 Kantor
(BUSN) Non operasional dan Cabang dan
Devisa. 4 kantor cabang. Kantor Kas.
Profil Perseroan
Peristiwa Penting 2014
Profil Perseroan
Penghargaan
Rangkaian penghargaan yang selama ini telah diterima Perseroan adalah bukti apresiasi atas kinerja
Perseroan, namun sekaligus menjadi pemacu semangat untuk selalu berusaha menjadi lebih baik dari
waktu ke waktu.
Ikhtisar Bisnis
Asset
Asset Perseroan tumbuh 48,8% menjadi representasi dari bertumbuhnya
48,8% kepercayaan Nasabah kepada Perseroan seiring meningkatnya kemampuan
Perseroan menghadirkan produk dana jasa yang makin berkualitas.
Penghimpunan Dana
Penghimpunan dana yang dilakukan Perseroan selama tahun 2014 tumbuh 64,2%.
64,2% Makin efektifnya pemasaran di kantor-kantor yang telah beroperasi memberikan
kontribusi signifikan bagi pertumbuhan dana pihak ketiga.
Ekuitas
Demi memperkuat struktur permodalan, Perseroan telah melakukan Penambahan
16% Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) sehingga
Perseroan memiliki keleluasaan untuk dapat menyediakan produk dan jasa
layanan yang makin beragam.
Laba bersih
Dalam tahun 2014 laba bersih Perseroan tumbuh 6,3%. Pertumbuhan laba
6,3% ini diharapkan dapat terus meningkat melalui optimalisasi asset produktif dan
efisiensi operasi.
jaringan kantor
Penambahan jaringan kantor dilakukan untuk dapat menjangkau daerah
15,6% pemasaran yang lebih luas sehingga produk dan layanan perbankan yang
disediakan Perseroan dapat dinikmati oleh masyarakat di seluruh propinsi di
Indonesia.
e-channel
Debit Perseroan telah menambahkan fitur debit card dalam kartu ATMnya, sehingga
Prima Nasabah memperoleh kemudahan untuk bertransaksi di merchant-merchant
yang telah bekerjasama dengan jaringan Prima BCA.
Profil Perseroan
Ikhtisar Keuangan
4.452.760
5.767.590
3.877.270
2.712.184
1.217.521
951.504
333.832
132.839
200.137
14.404
2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
2.403.881
1.240.058
413.521
15.137 162.769
Profil Perseroan
Ikhtisar Saham
1000 140
900
Millions
120
800
100
700
600 80
400 60
300
40
200
20
100
0 -
20-May-2013 20-Sep-2013 20-Jan-2014 20-May-2014 20-Sep-2014 20-Jan-2015
Volume Harga
23,19%
33,58%
PT Kharisma Buana Nusantara
Nio Yantony
4,89% Publik
9,28%
Markus Permadi, Prof. Dr. Adrianus Mooy dan Hadiah Herawatie, SH, LLM
Dewan Komisaris Perseroan
Profil Perseroan
Laporan Dewan Komisaris
“Perseroan kembali telah membukukan pertumbuhan yang berarti di tahun 2014 dengan aset
yang bertumbuh 48,8% atau mencapai Rp 5,7 triliun. Pertumbuhan ini adalah hasil kerja keras
dan komitmen Manajemen bersama seluruh karyawan Perseroan dalam memberikan yang
terbaik untuk kemajuan Perseroan. Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi yang tinggi
kepada jajaran Direksi dan karyawan Perseroan atas komitmen dan kinerja sepanjang tahun
2014 dengan harapan akan terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang ”.
Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran Direksi dan karyawan Perseroan
atas komitmen dan kinerja sepanjang tahun 2014 dengan harapan akan terus ditingkatkan di tahun-tahun
mendatang.
Indikator Ekonomi Nasional : Inflasi, Suku Bunga Acuan Bank Indonesia, Pertumbuhan Ekonomi & Nilai Tukar Rupiah
Tahun 2014 tidak akan terlepas dari issue hangat Pemilihan Umum Legislatif, dan terlebih lagi Pemilihan
Presiden. Momentum yang sangat penting bagi seluruh Bangsa Indonesia ini telah berhasil memilih anggota
legislatif dan pemimpin baru Negara ini untuk lima tahun ke depan. Kita patut bersyukur bahwa rangkaian
Pemilihan Umum telah terlaksana dengan baik dan relatif aman. Rakyat telah memilih pemimpinnya
Profil Perseroan
Laporan Dewan Komisaris
dan kini saatnya untuk mengawal pemerintahan yang baru dan menagih segala perbaikan yang telah
dijanjikan. Jika kita melihat beberapa indikator ekonomi di tahun 2014 yang lalu, maka beberapa catatan
yang dapat kita cermati antara lain adalah angka inflasi yang sempat menyentuh titik terendahnya di level
3,9% di Bulan Agustus dan merangkak naik hingga level 8,36% (YoY) di Desember 2014 yang terutama
disumbang dari kenaikan bahan makanan. Mengantisipasi meningkatnya angka inflasi, Bank Indonesia
dalam rapatnya di 18 November 2014 menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) sebesar
0,25% menjadi 7,75% dan bertengger hingga tahun berakhir. Sepanjang tahun 2014, nilai tukar Rupiah
terhadap US Dollar berada di kisaran Rp 11.400 di Bulan Maret sampai dengan Rp 12.400 di akhir tahun
seiring menguatnya US Dollar terhadap rata-rata seluruh mata uang di dunia. Di tengah hiruk pikuk
pemilu di mana perhatian masyarakat tercurah, perekonomian nasional mampu tumbuh rata-rata 5,03%.
Pertumbuhan ini sesungguhnya mengisyaratkan potensi pertumbuhan di masa datang yang masih cukup
besar yang dapat diraih bangsa Indonesia. Hal ini akan menjadi tantangan bagi pemerintahan yang baru.
RUPS Tahunan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perseroan telah dilaksanakan pada 11 April 2014 yang
memutuskan antara lain : (1) Pengesahan Laporan Tahunan 2013 termasuk Laporan Keuangan 2013,
(2) Menetapkan penggunaan laba tahun 2013 dimana Perseroan tidak membagikan dividen dan seluruh
laba Perseroan, setelah penyisihan Rp 300 juta untuk dana cadangan, sisanya dibukukan sebagai laba
ditahan untuk memperkuat modal Perseroan, (3) Penentuan Akutan Publik untuk Tahun Buku 2014 dan (4)
penetapan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.
Apresiasi
Menutup sambutan ini, atas nama Pemegang Saham, Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi kepada
Direksi dan karyawan Perseroan yang telah memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan dan kemajuan
Perseroan. Dewan Komisaris berharap bahwa kerjasama dan kebersamaan dalam Perseroan senantiasa
dijaga untuk mampu menghasilkan kinerja yang baik, di tengah tantangan industri perbankan yang makin
ketat. Dewan Komisaris Perseroan mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa
Keuangan Pengawas Perbankan dan Pengawas Pasar Modal, serta Bursa Efek Indonesia yang turut
serta mamantau aktivitas Perseroan dan memberikan masukan serta saran bagi Perseroan. Kerjasama
dan silaturahmi yang terjalin baik ini diharapkan dapat terus terpelihara dan ditingkatkan guna kemajuan
industri perbankan di masa datang.
Kepada seluruh Nasabah Perseroan, tak lupa kami mengucapkan terimakasih atas kepercayaan yang
telah diberikan selama ini yang terus memberi ruang bagi Perseroan untuk tumbuh. Perseroan berharap
bahwa produk dan jasa layanan yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan Nasabah dengan kualitas
yang makin meningkat.
. Hormat kami,
Profil Perseroan
Laporan Direksi
“Aset Perseroan telah tumbuh 48,8%, penghimpunan dana masyarakat tumbuh 64,2%,
penyaluran dana tumbuh 94% dan laba Perseroan tumbuh 6,3%. “growing & transforming”
yang kami angkat sejak tahun 2013 telah menjiwai setiap langkah kami sehingga memampukan
kami untuk mencapai tahapan-tahapan pertumbuhan yang kami targetkan”.
6,000,000
5,000,000
4,000,000
3,000,000
2,000,000
1,000,000
-
31-Dec-10 31-Dec-11 31-Dec-12 31-Dec-13 31-Dec-14
Asset Bank Umum Kredit Yang Diberikan Dana Pihak Ketiga (DPK)
Profil Perseroan
Laporan Direksi
Kinerja Perseroan
Beberapa indikator pertumbuhan Perseroan yang dapat dicatat sepanjang tahun 2014 dapat dilaporkan
sebagai berikut:
• Aset Perseroan
Di tahun 2014, Aset Perseroan tumbuh 48,8% atau mencapai Rp 5,7 triliun. Pertumbuhan dana
masyarakat yang signifikan dan didukung pertumbuhan dari sisi lending seiring jaringan distribusi
yang makin optimal telah berkontribusi pada pertumbuhan aset tersebut.
• Penghimpunan Dana
Dengan semakin meningkatnya kemampuan Perseroan dalam menyediakan produk simpanan yang
makin beragam sesuai kebutuhan masyarakat, dan dengan dukungan electronic channel yang
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi Nasabah dalam bertransaksi, maka dana pihak ketiga
yang dapat dihimpun Perseroan di tahun 2014 tumbuh 64,2% yaitu mencapai Rp 4,4 triliun.
Pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan industri ini tidak lepas dari makin optimalnya
jaringan distribusi khususnya di luar Jabodetabek yang mencatatkan kontribusi yang makin baik.
Di tahun 2014, fitur debit card telah dilekatkan pada kartu ATM Nobu Bank sehingga Nasabah makin
dimudahkan untuk melakukan transaksi pembelanjaan di berbagai merchant.
• Rasio keuangan
Rasio-rasio keuangan di akhir tahun 2014 mengindikasikan bahwa Perseroan masih terus
melanjutkan tahapan pertumbuhan untuk mampu meningkatkan kemampuan Perseroan menjangkau
daerah pemasaran yang makin luas dan memperkuat ‘brand’ Perseroan di benak masyarakat. Tingkat
pengembalian aset (ROA) berada pada level 0,43% dan tingkat pengembalian ekuitas pada level
1,40%. Rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) mencapai 53,9%, meningkat dari tahun
sebelumnya yang berada pada level 45,7%. Marjin bunga bersih (NIM) juga membaik dari 3,2% di
tahun sebelumnya menjadi 3,7%, sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) Perseroan tetap masih
sangat kuat di level 48,9%. Perseroan mengharapkan rasio-rasio keuangan tersebut akan terus
membaik pada tahun-tahun mendatang berbarengan dengan pertumbuhan yang dicatatkan
Perseroan.
• Tata Kelola
Perseroan menyadari bahwa setiap gerak langkah Perseroan dalam area bisnis haruslah selalu
disertai dengan kualitas tata kelola yang makin membaik pula. Hal ini sangat penting bagi
keberlanjutan Perseroan dalam jangka panjang. Untuk itu, Perseroan secara reguler memeriksa
dan memantau kualitas tata kelola yang dijalankan Perseroan dengan berpedoman pada aspek-aspek
transparansi dan akuntabilitas yang mendasarinya. Peran pengawasan Dewan Komisaris dan Komite-
Komite yang telah dibentuk makin ditingkatkan agar kualitas keputusan manajerial yang telah
diambil dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan koridor ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Profil Perseroan
Laporan Direksi
Penambahan Modal
Setelah di tahun 2013 Perseroan melepas 52% sahamnya melalui Penawaran Umum Saham, maka guna
memperkuat struktur permodalan Perseroan yang secara esensial penting bagi kemampuan Perseroan
untuk mampu menghadirkan produk dan jasa layanan yang makin beragam, Perseroan kembali melakukan
penambahan modal melalui Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD)
atau private placement. Penambahan modal yang dilaksanakan di bulan September 2014 ini semakin
memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank berkategori BUKU 2.
Penghargaan
Perseroan patut mengucap syukur atas penghargaan yang diterima di tahun 2014 yaitu Bisnis Indonesia
Award 2014 sebagai emiten terbaik untuk kategori Bank Umum Swasta Nasional Non Devisa. Penghargaan
ini adalah cambuk bagi Perseroan untuk mampu semakin berbenah dan memperbaiki diri dalam kualitas
produk dan layanan bagi masyarakat luas.
Direksi Perseroan
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2014, Sdr. Lim Migi Trisnadi Elias secara resmi diangkat
menjadi Direktur Perseroan untuk melengkapi jajaran Direksi Perseroan. Segenap Manajemen Perseroan
mengucapkan selamat bekerja dan diharapkan dapat membangun kerjasama sinergis yang semakin baik
guna kemajuan Perseroan dari waktu ke waktu.
ini mengingat begitu banyak hal yang harus menjadi perhatian bersama. Dari sisi kegiatan intermediasi,
sesuai dengan proyeksi pertumbuhan industri, Perseroan tetap optimis untuk mampu membukukan
pertumbuhan di tahun 2015 nanti, baik penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Perseroan juga
melanjutkan langkah untuk memperkuat layanan e-channel yang mengarah pada kemudahan dan
kenyamanan e-payment yang dibutuhkan masyarakat luas. Keseluruhan aktivitas ini tentunya tetap
dilaksanakan dalam kualitas tata kelola yang semakin baik dengan harapan bahwa pada akhirnya mampu
mensejajarkan Perseroan dengan para pelaku industri perbankan lainnya.
Apresiasi
Di akhir paparan ini, Perseroan mengucapkan terimakasih kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris
yang telah memberikan dukungan penuh bagi kami untuk melaksanakan tahapan pertumbuhan sepanjang
tahun 2014. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan,
dan Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan pengawasan kepada kami agar kami
semakin mampu menjadi bank sekaligus perusahaan publik yang berkualitas. Perseroan mengucapkan
terimakasih pula kepada seluruh Nasabah Perseroan yang telah memberikan kepercayaan kepada
Perseroan untuk bertindak sebagai mitra dalam aktivitas perbankan. Hanya dengan masukan, kritik dan
saran para Nasabahlah, maka Perseroan mampu memperbaiki produk dan layanannya sehingga semakin
sesuai dengan kebutuhan Nasabah. Semoga jalinan kerjasama ini dapat terus terjaga dan ditingkatkan
sehingga Perseroan semakin dirasakan manfaatnya bagi aktivitas keuangan masyarakat yang semakin
luas.
Hormat kami,
Suhaimin Djohan
Direktur Utama
Profil Perseroan
Pembahasan Rencana & Strategi
Penghimpunan Dana
• Strategi Penghimpunan Dana
Sebagai pelaku industri perbankan yang melakukan kegiatan utama sebagai lembaga intermediasi
keuangan, maka Perseroan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan yang terdiri
dari giro, tabungan dan deposito sesuai dengan kebutuhan Nasabah, baik individu maupun institusi.
Produk simpanan ini dipasarkan melalui kanal distribusi kantor-kantor Perseroan yang tersebar
di berbagai daerah untuk mampu menjangkau masyarakat luas serta didukung dengan e-channel
yang menambahkan fitur kemudahan dan kenyamanan dalam bertransaksi bagi Nasabah.
Perseroan menyusun strategi penghimpunan dana yang komprehesif untuk mampu menghasilkan
pertumbuhan dana dan jumlah Nasabah yang sustainable dalam jangka panjang dengan kekuatan
tenaga penjual organik dibarengi dengan kerjasama sinergis dengan mitra Perseroan.
Strategi yang telah disusun Perseroan mencakup strategi akuisisi, cross selling dan deepening
sehingga pertumbuhan dari sisi jumlah Nasabah tercapai, komposisi keberagaman produk terpenuhi
dan volume pun meningkat. Melalui kajian yang memadai atas profil Nasabah yang menjadi target
pasar dan mengolah berbagai potensi yang ada dari setiap kerjasama yang telah terjalin, Perseroan
secara bertahap dapat mengimplementasikan strategi penghimpunan dana tersebut secara efektif.
Dengan telah beroperasinya 35 Kantor Cabang dan 37 Kantor Kas dengan 1 Kantor Wilayah saat
ini, maka tenaga pemasar di setiap kantor menjadi kekuatan utama dari pemasaran produk simpanan.
Dengan koordinasi Sales & Distribution Division, baik DKI Jakarta, Non DKI Jakarta dan East
Indonesia Region, maka aktivitas penetrasi pada daerah pemasaran yang potensial dapat dilakukan
dengan baik dengan dukungan penuh Kantor Pusat. Pertumbuhan yang menggembirakan nampak
di tahun 2014 dimana daerah pemasaran Non DKI Jakarta mengalami pertumbuhan melebihi DKI
Jakarta. Hal ini sekaligus menambah kontribusi Non DKI Jakarta pada portofolio bankwide. Hal ini
mengindikasikan bahwa potensi pasar perbankan di luar area DKI Jakarta masih sangatlah besar
dan dapat terus bertumbuh.
1,442,510
Strategi penghimpunan dana, dalam jenis produk tertentu, tidak lepas dari strategi suku bunga
simpanan, terutama produk deposito. Perseroan tidak dapat mengelak dari pergerakan suku bunga
simpanan yang sangat ketat bersaing dalam industri yang tidak hanya dipengaruhi oleh bergeraknya
suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), namun juga dipengaruhi oleh kebijakan pricing dari
masing-masing pelaku industri sesuai dengan tujuan tertentu yang hendak diraih. Menyadari hal ini
Perseroan secara seksama melakukan kajian yang menyeluruh melalui mekanisme Asset & Liabilities
Management untuk menentukan kebijakan suku bunga sebagai bagian dari strategi penghimpunan
dana dengan tetap berada pada koridor ketentuan yang berlaku dan kemampuan Perseroan.
Produk-produk seperti Nobu Saving Plus dan Nobu Saving Plan (tabungan berjangka) merupakan
pengembangan dari produk tabungan yang diperuntukkan khusus bagi segmen Nasabah tertentu.
Hal ini dimaksudkan agar Perseroan dapat menghadirkan produk yang sesuai dengan aktivitas dan
perencanaan keuangan yang dilakukan oleh Nasabah sehingga Nasabah memperoleh manfaat yang
diekspektasikan. Pengembangan produk seperti ini akan terus dilakukan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan Nasabah yang selalu dinamis mengikuti pola perilaku Nasabah dalam
mengelola keuangannya seiring meningkatnya kesejahteraan.
Dalam mendorong pertumbuhan penghimpunan dana, selain dari sisi kualitas manfaat produk
sebagai bagian dari strategi ‘product pull’, maka perlu dilakukan marketing campaign yang efektif
namun tetap efisien agar pesan atas produk tersebut sampai ke benak Nasabah sehingga Nasabah
memperoleh pemahaman produk yang cukup. Berbagai program dilakukan secara marathon
sepanjang tahun 2014 dengan beberapa tujuan sekaligus:
• Memperkenalkan produk dan layanan Perseroan bagi Nasabah yang memiliki keunggulan dan
manfaat yang kompetitif,
• Sebagai sarana memperkenalkan ‘brand’ Perseroan khususnya bagi kantor-kantor yang baru
beroperasi,
• Secara bertahap membangun citra Perseroan di benak Nasabah akan keberagaman produk dan
manfaat yang dapat diperoleh.
Kampanye produk dilakukan secara efektif namun efisien dengan memanfaatkan kekuatan tenaga
pemasar organik di setiap jaringan distribusi dan memanfaatkan kanal informasi yang telah dimiliki
Perseroan. Penggunaan e-mail blast, layar ATM, dan website Perseroan dalam mempromosikan
produk dan program yang sedang berlansung terbukti sangat efektif namun tetap efisien dalam biaya.
Salah satu program yang telah diluncurkan adalah program 5 manfaat sekaligus dari Nobu Savings
yang menawarkan tingkat suku bunga yang kompetitif, keuntungan bebas biaya administrasi,
berbagai fasiltias pembayaran di ATM Nobu Bank, kemudahan dan kenyamanan penarikan tunai
gratis di seluruh jaringan ATM Bersama atau Prima, dan bebas biaya transfer melalui Nobu Internet
Banking. Program ini menawarkan manfaat yang komprehensif bagi Nasabah untuk berbagai
kebutuhan transaksi perbankan.
Adanya kebutuhan segmen Nasabah tertentu akan waktu layanan yang lebih panjang juga ditangkap
Perseroan dengan menghadirkan Late Banking dan Weekend Banking di kantor-kantor tertentu
sehingga Nasabah dapat menikmati layanan perbankan secara lebih leluasa dan sesuai dengan pola
kerja Nasabah. Layanan seperti ini sangat dirasakan manfaatnya oleh Nasabah terutama terutama
bagi Nasabah yang ingin mengurangi risiko membawa uang tunai terlalu besar di akhir hari.
Salah satu langkah strategis dalam penghimpunan dana adalah melakukan kampanye program
bekerjasama dengan mitra sinergis Perseroan seperti Siloam Hospital, Aryaduta Hotel, Hypermart
dan pengembang Lippo Homes. Kerjasama sinergis ini telah dilakukan sepanjang tahun dalam
berbagai kampanye pemasaran sehingga Nasabah memperoleh manfaat yang lebih besar dari kedua
belah pihak.
Perseroan memiliki visi yang jauh ke depan untuk mampu memberikan produk dan layanan
berstandard global kepada masyarakat luas sehingga mampu menjadi mitra yang menyeluruh bagi
setiap aktivitas keuangan Nasabah. Untuk itu Perseroan dalam usahanya mendorong pertumbuhan
penghimpunan dana, menaruh perhatian serius pada pengembangan e-channel Perseroan untuk
mampu menghadirkan kemudahan dan kenyamanan layanan perbankan yang semakin dekat dengan
pola kebutuhan Nasabah yang semakin dinamis.
ATM
Mesin teller otomatis telah mengalami evolusi layanan yang luar biasa dalam kurun waktu 20 tahun terakhir
ini dari kemampuan penarikan tunai dan layanan pemindahbukuan hingga puluhan layanan lain yang kini
dapat dinikmati dari mesin ini yang disesuikan dengan pola atau gaya hidup masyarakat modern dewasa ini.
Perseroan melihat bahwa ATM adalah sarana engagement yang paling dekat dengan Nasabah setelah
transaksi konvensional di teller sehingga ATM memegang peranan besar dalam membangun citra produk
dan layanan Perseroan dan di benak Nasabah dan masyarakat secara umum.
Fitur-fitur yang telah dikembangkan Perseroan antara lain pembayaran iuran lingkungan/maintenance
fee (Lippo Village, Kemang Village, Lippo Cikarang, St. Moritz), pembayaran iuran sekolah, pembayaran
langganan TV dan internet (BIGTV, TransVision, First Media, BOLT 4G), pembayaran jasa telekomunikasi
dan non telekomunikasi Telkom (Telkom, kartu Halo, Speedy, Telkom Flexi, BOLT 4G), pembelian pulsa
prabayar (XL, Esia, Smartfren, BOLT 4G), pembayaran biaya kuliah (UPH), pembayaran tenant (Lippo Malls),
pembayaran premi asuransi (Lippo Insurance), pembayaran kartu kredit (dengan fitur transfer interbank
realtime online) dan kemudahan untuk pendaftaran personal internet banking. Dengan berbagai manfaat
dan kemudahan ini, Nasabah semakin merasakan kehadiran Perseroan dalam aktivitas keuangannya yang
nampak dari meningkatnya jumlah transaksi ATM sebesar 75% dalam tahun 2014.
Internet Banking
Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang makin tinggi dengan makin maraknya penggunaan
telepon pintar (smart phone) sebagai gaya hidup masyarakat mengindikasikan bahwa internet telah menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari aktivitas harian khususnya masyarakat perkotaan. Layanan personal
internet banking yang dimiliki Perseroan menghadirkan fitur-fitur layanan perbankan yang makin lengkap
sehingga Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan kapanpun dan dimanapun. Aktivitas transaksi
internet banking Perseroan selama tahun 2014 telah tumbuh 70% dibandingkan tahun sebelumnya.
Perseroan juga akan melanjutkan tahapan pengembangannya untuk corporate internet banking yang
ditujukan untuk Nasabah korporasi yang membutuhkan kemudahan dalam pengelolaan keuangannya.
e-Money
Perseroan telah menerbitkan e-money berbasis kartu yang kini telah dimanfaatkan Nasabah di area belanja
tertentu yang telah bekerjasama dengan Perseroan. Penggunanya di tahun 2014 telah tumbuh 132% dengan
volume transaksi yang makin meningkat pula. Perseroan akan melanjutkan tahapan pengembangannya
untuk enkripsi e-money card based yang dapat memberikan keamanan dan kenyamanan yang lebih
bagi Nasabah dalam bertransaksi. Selain e-money berbasis kartu, Perseroan juga mengikuti kemajuan
teknologi dan trend pasar dengan mengembangkan e-money server based yang nantinya dapat digunakan
sebagai alat pembayaran tanpa menggunakan uang fisik maupun kartu, melainkan menggunakan identitas
pengenal pada sistem berupa nomor ponsel yang terdaftar.
Virtual Account
Layanan ini adalah salah satu layanan unggulan Perseroan yang disediakan bagi Nasabah yang sangat
mementingkan rekonsiliasi pembayaran dari mitra bisnisnya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.
Kini semakin banyak Nasabah institusi Perseroan yang memanfaatkan layanan ini karena terbukti sangat
efektif dan efisien. Nasabah tersebut antara lain: pengelola pusat perbelanjaan, sekolah dan perusahaan
asuransi. Virtual account dapat dikoneksikan sebagai sarana pembayaran online (host to host) ataupun
offline.
Prima Debit
Perseroan telah mendapatkan lisensi sebagai penerbit Kartu Debit di tahun 2014 dan saat ini Perseroan
bekerja sama dengan PT. Rintis Sejahtera, pengelola jaringan EDC Prima Debit, untuk menyediakan
layanan debit pada kartu ATM Perseroan sehingga dapat digunakan untuk bertransaksi pembayaran/
belanja melalui mesin EDC (electronic data capture) BCA dengan Logo Prima Debit yang berjumlah lebih
dari 250.000 EDC yang terpasang di merchant-merchant di berbagai lokasi.
Penyaluran Kredit
Strategi Penyaluran Kredit
Penyaluran kredit sebagai pelaksanaan peran perbankan dalam mendorong laju aktivitas usaha dilakukan
Perseroan dengan mengedepankan aspek kehati-hatian agar kualitas penyaluran kredit tersebut dapat
terus terjaga. Penyaluran kredit membutuhkan kajian yang memadai atas aspek-aspek keuangan dan non
keuangan dari calon debitur yang didukung oleh data-data keuangan yang cukup agar Komite Kredit/
Pejabat Pemutus Kredit memperoleh informasi yang komprehensif sebelum kredit dapat disetujui. Untuk
itu pemahaman tenaga pemasar (relationship officer) tentang bisnis calon debitur dan informasi pendukung
lainnya sangat penting agar proses penyaluran kredit yang dilakukan memenuhi kaidah persyaratan
internal dan peraturan yang berlaku.
Strategi penyaluran kredit yang dilakukan Perseroan dengan menggunakan jaringan relasi yang telah
lama dibangun sehingga informasi yang diperoleh tentang calon debitur lebih lengkap dan kepercayaan
sudah terbangun. Melalui tenaga pemasar, branch manager dan relationship officer di kantor-kantor
cabang, Perseroan juga membangun relasi dengan para pengusaha terkemuka setempat untuk dapat
menggunakan fasilitas kredit dari Perseroan dalam mengembangkan usahanya. Dengan basis kekuatan
komunitas di daerah tersebut yang cenderung masih sangat erat, maka Perseroan dapat menggali potensi
penyaluran kredit bagi para pengusaha-pengusaha lainnya terutama pada segmen Usaha Kecil dan
Menengah (UKM). Strategi pemasaran falisitas lending ini sangat efektif di banyak daerah berpotensi
khususnya di luar DKI Jakarta sehingga menyumbangkan pertumbuhan yang signifikan, dimana di tahun
2014 penyaluran kreditnya tumbuh 170% lebih dan kontribusinya pun meningkat secara bankwide.
924,732
35,69%
25,43% 379,164 858,488
8,31% 315,326
34,372
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Non DKI Jakarta DKI Jakarta Non DKI Jakarta DKI Jakarta
Perseroan menjaga komposisi sektor industri (jenis usaha) dari debitur yang menggunakan fasilitas kredit
Perseroan sebagai langkah pengelolaan risiko. Komposisi sektor ekonominya turut pula dipantau agar
penyaluran kredit yang dilakukan tidak over-concentrated pada satu sektor ekonomi saja. Pemantauan ini
dilakukan secara berkala oleh Divisi Pengelolaan Risiko dan dilaporkan kepada Manajemen.
Segmen Usaha
Perseroan mengemban misi untuk berkonsentrasi pada segmen Usaha kecil dan Menengah dalam
melakukan penyaluran kredit. Misi ini tetap menjadi tujuan utama yang hendak dijalankan dan dipertahankan
dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek dan menengah, dalam rangka melakukan akselerasi atas
pertumbuhan penyaluran dana untuk meningkatkan aktivitas intermediasi yang tercermin dalam rasio
LDR, maka Perseroan juga melakukan penyaluran kredit pada segmen medium & large commercial. Hal
ini tentunya mempertimbangkan potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Perseroan pada
segmen tersebut.
CAGR : 175,6%
(Compound Annual Growth Rate)
2.403.881
Kredit Kredit
Investasi Konsumsi
1.240.058 19,98% 2,87%
Kredit
413.521 Modal
15.137 162.769 Kerja
77,15%
Pengembangan Produk
Fasilitas-fasilitas kredit yang ditawarkan Perseroan dikembangkan untuk dapat memenuhi kebutuhan
Nasabah baik perorangan ataupun badan usaha/perusahaan. Fasilitas tersebut meliputi fasilitas kredit
langsung seperti kredit modal kerja dan kredit investasi serta fasilitas tidak langsung yaitu Bank Garansi,
serta kredit konsumsi seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Mobil (KPM).
• Kredit Investasi
Kredit jenis ini adalah kredit komersial yang pengembalian kreditnya ini dilakukan dengan angsuran
sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Ditujukan untuk menunjang kebutuhan investasi Nasabah
dalam rangka mendukung kegiatan usaha Nasabah seperti pembelian barang tidak bergerak,
seperti tempat usaha, mesin, atau ekspansi usaha. Batas maksimum untuk setiap pinjaman yang
dapat diberikan ditentukan dengan memperhatikan kebutuhan Nasabah, kecukupan
agunan, dan ketentuan yang berlaku mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).
• Kredit Konsumsi
1. Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
Perseroan menyediakan fasilitas KPR yang sesuai untuk karyawan, pengusaha dan professional
yang ingin memiliki, membangun atau merenovasi rumah/ruko atau apartemen atau pembelian
kavling. Fasilitas ini tersedia melengkapi berbagai fasilitas kredit yang dimiliki Perseroan sehingga
Nasabah dapat merasakan berbagai manfaat dengan menjadi Nasabah Perseroan.
• Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit wajib dilakukan oleh Business Unit atau Kantor Cabang dan Credit Control Kantor
Pusat. Pengawasan kredit dilakukan dengan melakukan monitoring atas kualitas pinjaman yang telah
dibukukan dan early alert apabila terdapat debitur yang mengalami penurunan kualitas atas pinjaman
yang diberikan.
Kerjasama Sinergi
Dalam mengembangkan nasabah dan volume produk simpanan, Perseroan juga membangun sinergi
dengan perusahaan-perusahaan yang termasuk sebagai pihak terkait (Lippo Group) berupa kerjasama
saling mendukung dan menguntungkan dalam menyediakan produk dan layanan yang diperlukan.
Kerjasama ini antara lain berupa penyediaan fasilitas virtual account, corporate internet banking dan cash
management, layanan pick-up service, tabungan payroll dan produk / layanan lainnya, yang dilakukan
dengan jaringan Lippo Malls, Rumah Sakit Siloam, perusahaan Media, Property Management, Hotel
Aryaduta, dan lain-lain. Melalui kerjasama ini, Perseroan dapat menyediakan produk dan jasa layanan
perbankan yang dibutuhkan perusahaan sinergi tersebut, dan di sisi lain mampu menghimpun volume
produk simpanan dan meningkatkan volume transaksi.
Dalam dalam hal akses kepada Usaha Kecil dan Menengah yang menjadi segmen yang ditargetkan,
Perseroan juga bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan sinergi seperti menyediakan fasilitas
pinjaman kepada mitra-mitra usaha (supplier) dari Matahari Dept. Store dan Hypermart dalam bentuk
Program Account Receivables Financing atau kredit regular seperti kredit modal kerja dan kredit investasi.
Program kerjasama dengan reputable developer juga dibangun untuk menyediakan fasiltias pembiayaan
properti, baik residensial, komersial maupun properti industri, antara lain bagi para pembeli property milik
PT Lippo Karawaci Tbk, dan PT Lippo Cikarang Tbk, dan lain-lain.
Pendukung Bisnis
Tresuri
Perseroan melakukan pengelolaan likuiditas dan modal yang dilakukan oleh Divisi Tresuri. Melalui
mekanisme Rapat Asset & Liabilities Committee (ALCO), Divisi Treasuri melaporkan pengelolaan portofolio
tresuri yang dilakukan dan melaksanakan keputusan-keputusan komite yang sesuai dengan imbal hasil
yang hendak dicapai dan tingkat likuiditas yang ingin dipelihara. Peranan Divisi Tresuri sangat esensial
dalam mengoptimalkan dana yang dikelola dan menjaga likuiditas Perseroan agar aktivitas penghimpunan
dan penyaluran dana dapat dilaksanakan dengan optimal.
Dua besaran pokok yang menjadi perhatian pengelolaan portofolio tresuri adalah:
Dalam pengelolaan di atas, khususnya pengelolaan likuiditas, Perseroan, melalui Divisi Tresuri,
membangun relasi dengan berbagai lembaga keuangan diantaranya: Bank Tabungan Negara, Bank
BNP Paribas Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia, Bank Central Asia, Bank
KEB Hana, Bank Commonwealth Indonesia, OCBC NISP, Bank Mizohu, Bank Resona Perdania,
Bangkok Bank Indonesia, Bank CIMB Niaga, Industrial & Commercial Bank of China (ICBC)
Indonesia , Bank Sumitomo Mitsui Indonesia , Bank Mega, Bank Rabobank Indonesia, Deutche Bank
Indonesia, Citibank Indonesia, Bank Jabar, Bank Muamalat Indonesia, Bank China Trust Indonesia,
Bank QNB Indonesia, Bank of Tokyo-Mitsubishi Jakarta, Bank Tabungan Pensiunan Nasional,
dan Bank Bukopin.
Guna memperkuat pelaksanaan tugas Tresuri dalam mengelola dana bank dan pengelolaan
risiko likuiditas, risiko suku bunga, dan risiko valas secara lebih efektif dan efisien, Bank sedang
menginplementasikan proyek sistem Treasury-OSTS yang terintegrasi-online-paperless dari Treasury
Front Office (Divisi Tresuri), Treasury Middle Office (TMO-Divisi Manajemen Risiko), dan Treasury
Back Office (TBO-Divisi Operation).
rangka membangun merk (brand) dan citra (image) di benak masyarakat luas terutama bagi Perseroan
yang relatif masih berada di tahap awal pengembangan. Namun demikian, kehadiran Perseroan secara
fisik harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari strategi pemasaran. Artinya, tanpa dukungan tenaga
pemasar yang handal, produk dan layanan yang berkualitas dan tanpa kemampuan menyampaikannya
(delivery) dengan baik kepada Nasabah, maka kehadiran kantor secara fisik menjadi tidak bermakna. Hal
ini menjadi tantangan bagi Perseroan untuk tidak hanya hadir secara fisik, namun hadir sebagai penyedia
solusi akan kebutuhan layanan perbankan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Di akhir tahun 2014, Perseroan telah hadir di 77 (tujuh puluh tujuh) lokasi di 38 kota yang tersebar di
26 propinsi di Indonesia. Perseroan akan melanjutkan pembukaan jaringan kantor untuk dapat menjadi
bank yang hadir di seluruh propinsi di Indonesia dengan tetap berkonsultasi dengan otoritas pengawas
perbankan.
Perseroan telah mengawali langkah regionalisasi untuk koordinasi strategi pemasaran dan kontrol dengan
membuka Kantor Wilayah Manado yang membawahi jaringan kantor di wilayah Indonesia Timur yang
meliputi Sulawesi, Maluku dan Papua. Pembukaan kantor wilayah ini nantinya akan diikuti pembukaan
kantor-kantor wilayah berikutnya untuk memperkuat sistem regionalisasi daerah pemasaran untuk
mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing daerah.
Meningkatkan kualitas layanan pada setiap kantor adalah komitmen Perseroan. Untuk itu, dengan tujuan
untuk memberikan pelayanan dan kenyamanan yang lebih bagi Nasabah, Perseroan di tahun 2014,
melakukan relokasi beberapa kantor seperti Kantor Cabang Jatinegara Jakarta, Balikpapan, Solo, Jambi,
dan Batam. Relokasi dilakukan di tempat yang secara fisik lebih prominent, baik dari lokasi, fungsional,
maupun tampilan estetiknya. Semata-mata hal ini dilakukan untuk memberikan layanan yang semakin
baik bagi Nasabah sekaligus meningkatkan citra Perseroan.
Kinerja kantor-kantor yang telah beroperasi dilakukan secara berkala dan setiap masalah yang dihadapi
dikoordinasikan penyelesaiannya bersama Divisi-divisi terkait di kantor pusat. Divisi Network Development
memantau kinerja setiap kantor tersebut dari berbagai aspek, baik pencapaian kinerja keuangan,
maupun aspek pengendalian internal. Dengan Penilaian yang komprehensif tersebut, maka setiap kantor
memperoleh penilaian / rating sesuai dengan kinerjanya dan hal ini dapat memacu masing-masing kantor
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerjanya.
Dalam usaha untuk menyediakan layanan terbaik untuk Pelanggan, Perseroan menetapkan beberapa
tujuan yaitu sebagai berikut:
• Manajemen Risiko
Membangun kesadaran atas risiko untuk setiap aktivitas di setiap unit kerja termasuk meningkatkan
kewaspadaan terhadap risiko keamanan informasi.
OTI juga melaksanakan proses yang sangat penting dalam mempersiapkan Perseroan sebagai Bank
Devisa yang diimplementasikan pada kwartal pertama tahun 2015, di mana Perseroan telah
mendapatkan izin pada bulan November 2014.
Sesuai dengan rencana kerja tahunan yang telah ditetapkan pada tahun 2014, perseroan telah
melakukan sejumlah pengembangan yang berfokus pada 4 (empat) area utama.
1. Strategis
Memperkenalkan sistem baru dan/atau memperluas kemampuan sistem yang ada untuk
mendapatkan keuntungan kompetitif.
• Implementasi kartu debit dengan Prima BCA, memberikan kemudahan akses dan keefektifan
layanan kepada Nasabah Perseroan untuk menggunakan jaringan EDC Prima-BCA.
• Persiapan Bank Devisa, merupakan sarana bagi Perseroan untuk mempersiapkan dan
melengkapi seluruh rangkaian produk dan layanan bagi kebutuhan Nasabah berbasis valuta
asing.
• Persiapan Sistem Tresuri untuk aktivitas Forex, Money Market, Fixed Income dan Repo dengan
sistem yang terintegrasi dari Front Office, Middle Office dan Back Office.
• Pengembangan Corporate Internet Banking yang merupakan fasilitas internet banking Perseroan
yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dalam hal pengelolaan keuangan
atau Cash Management. Sejalan dengan hal tersebut, FSCM atau Financial Supply Chain
Management adalah pengaturan aktivitas dari sisi penyalur untuk memaksimalkan value
Nasabah dan memperoleh keuntungan dalam persaingan pasar. Pengembangan dan
implementasi kedua layanan ini masih menunggu ijin Otoritas Jasa Keuangan.
• Pengembangan E-Money (Enhancement) untuk meningkatkan tingkat keamanan e-money dalam
hal enkripsi data yang lebih baru untuk melindungi pemilik e-money apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan pada kartu tersebut.
• Persiapan Nobu Pay yang merupakan layanan Bank berbasis internet yang menyediakan
kemudahan dan kenyamanan bertransaksi bagi Nasabah yang melakukan pembelian atau
pembelanjaan secara online pada portal-portal belanja yang telah bekerjasama dengan bank.
• Implementasi Tabungan Berjangka (Installment) yang dibuat khusus untuk penyetoran secara
rutin setiap bulan dengan jangka waktu tertentu.
2. Sistem Informasi
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen bertujuan untuk memperoleh informasi yang akurat
mengenai kinerja Bank yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan manajemen termasuk
untuk pelaporan kepada regulator dan pengembangan produk dan layanan yang mendukung
aktivitas bisnis Perseroan. Untuk itu perseroan melanjutkan pengembangan infrastruktur teknologi
informasi yang memadai di tahun 2015 agar semakin mampu mendukung aktivitas Perseroan.
Perseroan juga meningkatkan sistem yang ada untuk mengakomodasi sistem baru yang akan
diterapkan oleh Bank Indonesia yang meliputi:
• Pengembangan sistem untuk Implementasi NSICCS yang akan meningkatkan keamanan dalam
bertransaksi menggunakan kartu Debet / Kredit khususnya dalam mengantisipasi pengembangan
usaha.
• Pengembangan sistem untuk Implementasi SKN Generasi 2 dan RTGS Generasi 2 untuk
meningkatkan Pelayanan dan juga Sistem Pelaporan
• Pengembangan Sistem dan Implementasi Pelaporan XBRL, Pengembangan Sistem Pelaporan
BI terpadu yang mengintegrasikan setiap pelaporan yang ada saat ini seperti LBU, LHBU,
LKPBU dan lain sebagainya.
4. Infrastruktur
Perseroan melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan infrastruktur teknologi untuk
menjamin ketersediaan, integritas, kehandalan, efektivitas, efisiensi, kepatuhan, dan kerahasiaan
data dan sistem aplikasi yang ditunjuk dalam mendukung bisnis, meliputi :
• Peningkatan Infrastruktur Telekomunikasi untuk mendukung kehandalan operasi cabang dan
Central Back Office (CBO).
• Penyempurnaan Disaster Recovery
a) Meningkatkan kualitas jaringan komunikasi
b) Meningkatkan kapasitas DRC Site dengan kelengkapan infrastruktur sesuai perkembangan
produk dan layanan.
c) Melakukan simulasi Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan secara berkala
untuk memastikan seluruh back up sistem dan infrastrukturnya dapat beroperasi dengan
baik.
• Memastikan ketersedian infrastruktur Teknologi yang prima atas Pembukaan Kantor dan
Jaringan ATM.
Dengan melakukan komunikasi, diskusi dan menyusun rekomendasi bagi pengambilan keputusan
Manajemen atas langkah dan kebijakan yang penting, maka komite ini dapat memonitor setiap tahapan
proses yang dilakukan sehingga setiap tahapan pemilihan, uji coba, implementasi dan mitigasi risiko
secara komprehensif dapat dipersiapkan dan dilaksanakan sesuai prosedur. Keberadaan komite ini
penting guna memastikan bahwa pengembangan teknologi informasi yang dilakukan telah berada pada
arah yang sesuai dengan visi dan misi Perseroan dan dapat melakukan kontrol dari sisi investasi / biaya
yang dikeluarkan.
Untuk memastikan setiap pengembangan berjalan dengan baik ditetapkan sub-komite berupa komite
kerja yang memiliki tanggung jawab untuk memilah dan memprioritaskan semua permintaan perubahan/
perbaikan sistem untuk memastikan hasil maksimum tercapai dengan sumber daya yang tersedia secara
optimum.
Program pendidikan dan pelatihan tersebut diantaranya berupa program peningkatan kemampuan
pengetahuan dasar perbankan beserta produk-produknya, pengetahuan dan ketrampilan dalam
memberikan pelayanan prima (Service Excellence), Risk Awareness termasuk APU-PPT (Anti Pencucian
Uang – Pencegahan Pendanaan Terorisme), manajemen umum, manajemen fungsional, manajemen
keuangan, audit keuangan, teknologi informasi dan program-program perluasan wawasan maupun
pelatihan-pelatihan lainnya yang disesuaikan dengan tuntutan jabatan. Karyawan baru juga diberikan
orientasi dan pelatihan (New Comers Orientation) agar mereka dapat memahami karakteristik organisasi
tempat mereka bekerja, antara lain tentang visi dan misi perusahaan, peraturan perusahaan, maupun
wawasan industri perbankan. Materi pelatihan dan tenaga pengajar terus dievaluasi dan ditingkatkan
kualitasnya agar selalu update dan relevan dalam memberikan training. Selain In House Training,
Perseroan juga mengirimkan karyawan untuk berbagai pelatihan atau seminar yang diselenggarakan oleh
pihak eksternal, diantaranya mengenai Sertifikasi Manajemen Risiko yang juga merupakan bagian dari
kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Salah satu komitmen yang terus dijalankan oleh Perseroan adalah memberikan kesempatan yang seluasnya
bagi para karyawan yang potensial untuk dapat meningkatkan karirnya. Kesempatan itu dilakukan melalui
beberapa program pengembangan karir (Career Development Program) yang rutin dijalankan yaitu Officer
Development Program (ODP) dan Relationship Officer Development Program (RODP). ODP adalah program
pelatihan bagi karyawan yang berminat dalam bidang operasional perbankan. Tujuan dari program ini
adalah menghasilkan tenaga-tenaga operasional yang handal untuk mengisi posisi Operation Supervisor
atau Head Teller. Sampai akhir 2014, Perseroan berhasil menyelenggarakan 3 batch ODP dan menghasilkan
lulusan sebanyak 44 karyawan, yang saat ini sudah ditugaskan di berbagai Cabang di seluruh Indonesia.
Sedangkan RODP adalah program pelatihan bagi mereka yang tertarik mendalami bagian pemasaran dan
kredit perbankan. Jadi lulusan dari program ini diharapkan siap untuk mengembangkan bisnis perusahaan
sebagai tenaga-tenaga Relationship Officer yang berkualitas. RODP baru dimulai dengan batch pertama
dan lulusannya saat ini sebanyak 8 karyawan. Program-program di atas akan terus dilanjutkan sejalan
dengan kebutuhan Perseroan yang terus meningkat.
Selain melengkapi karyawan dengan berbagai macam kemampuan dan kesempatan untuk pengembangan
karir, Perseroan juga senantiasa memperhatikan kesejahteraan karyawan melalui sistem remunerasi yang
adil dan kompetitif. Perseroan juga selalu memenuhi ketentuan-ketentuan Pemerintah yang berhubungan
dengan kesejahteraan, antara lain penetapan gaji sesuai standar gaji minimum (Upah Minimum Provinsi),
peninjauan dan penyesuaian gaji minimal satu kali dalam setahun, dengan tentunya mempertimbangkan
kondisi dan kinerja perusahaan maupun kinerja para karyawan, serta kondisi eksternal seperti tingkat
perekonomian, laju inflasi dan sebagainya.
Perseroan juga memberikan tunjangan dan fasilitas yang diharapkan mampu mendorong peningkatan
kinerja dan produktivitas karyawan. Adapun tunjangan maupun fasilitas yang disediakan oleh Perseroan
mencakup Tunjangan Hari Raya; Asuransi kecelakaan kerja dan kematian melalui BPJS Ketenagakerjaan;
Asuransi penggantian biaya perawatan rumah sakit, pengobatan dan dokter rawat jalan; Bantuan biaya
kedukaan bagi karyawan dan keluarga inti karyawan yang meninggal dunia; Bantuan biaya melahirkan;
Bantuan biaya pembelian kacamata/contact lens; dan sebagainya.
Karyawan yang berprestasi dan berkontribusi nyata terhadap perkembangan Perusahaan juga mendapatkan
apresiasi dari manajemen. Bentuk-bentuk penghargaan yang diberikan dapat bermacam-macam, mulai
dari pemberian Jasa Produksi, piagam ataupun kompensasi lainnya.
HR System sendiri merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan dan karyawan dalam meningkatkan
efisiensi kerjanya. Dengan penggunaan HR System ini diharapkan karyawan dapat semakin fokus terhadap
pekerjaan yang memiliki dampak yang signifikan terhadap bisnis perusahaan dengan semakin minimnya
waktu yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan yang bersifat administratif. Tingkat kesalahan juga
diharapkan dapat semakin minimal dan banyak laporan-laporan penting yang dibutuhkan manajemen
dapat dihasilkan dengan usaha yang lebih mudah dan waktu yang lebih singkat.
hal ini dibentuklah Nobu Bankers Club (NBC) yang dikelola oleh para pekerja dan untuk para pekerja.
Tujuannya untuk mengatur dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan diri
karyawan, mempererat keakraban diantara para pekerja, meningkatkan work-life balance dan sebagainya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain di bidang olahraga, kerohanian, sosial, koperasi karyawan
dan sebagainya.
Perseroan saat ini memiliki Peraturan Perusahaan yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Direktorat
Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi R.I. Nomor KEP. 632/PHIJSK-PKKAD/PP/VII/2013 tentang Pengesahan Peraturan
Perusahaan atas nama PT Bank Nationalnobu Tbk tertanggal 25 Juli 2013. Peraturan Perusahaan ini
bersama dengan Kebijakan-kebijakan Perusahaan lainnya menjadi landasan dalam menjamin hak dan
kewajiban Perseroan maupun Karyawan agar tercipta suatu kondisi dan hubungan kerja yang harmonis
antara Perseroan dan Karyawan, yang pada akhirnya dapat mendukung kelancaran dan kemajuan usaha
demi tercapainya tujuan bersama.
Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan dilaksanakan melalui pengawasan aktif Dewan Komisaris
dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit manajemen risiko, kecukupan
proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko, serta penerapan sistem
informasi Manajemen Risiko sistem pengendalian intern yang menyeluruh. Beberapa langkah yang
dilakukan oleh Perseroan dalam penerapan Manajemen risiko pada tahun 2014, antara lain penetapan
risk appetite dan risk tolerance, pemantauan Risiko Kredit melalui limit sektor ekonomi. Pelaksanaan
Rapat Komite Manajemen Risiko secara berkala (tiap bulan). Adapun Rapat Komite Pemantau Risiko
selama tahun 2014 telah diadakan sebanyak 6 (enam) kali dan kuorum.
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko maka pengelolaan
risiko Perseroan selama tahun 2014 dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yang meliputi Risiko Kredit,
Risiko Pasar, Risiko Likuiditas dan Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko
Strategik dan Risiko Kepatuhan, dengan penjelasan sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko kredit merupakan risiko yang terjadi akibat adanya kegagalan pihak lawan (counterparty) dalam
memenuhi kewajiban yang timbul dari aktivitas bisnis Perseroan, antara lain mencakup aktivitas:
perkreditan, tresuri, investasi dan pembiayaan perdagangan (trade finance). Pengelolaan Risiko Kredit
senantiasa diusahakan agar dalam melakukan ekspansi kredit Perseroan mampu mengelola kualitas
kredit sejak saat diberikan sampai dengan pelunasannya. Pengelolaan kredit yang berjalan dengan
baik serta efektif dapat meminimalkan kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal yang
dialokasikan. Dalam rangka menjamin kelancaran aktivitas proses perkreditan maka Perseroan telah
membentuk Komite Kredit yang bertanggung jawab memberikan persetujuan pengajuan kredit. Selain
itu Perseroan telah memiliki kebijakan dan pedoman tertulis terkait dengan kegiatan perkreditan yang
antara lain mengatur prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan pengawasan kredit,
dan restrukturisasi kredit. Perseroan mengukur dan memantau risiko untuk setiap debitur baik secara
individual, sektor ekonomi maupun seluruh portofolio kredit dengan menerapkan four - eyes principle
secara konsisten.
Beberapa indikator penting terkait dengan pelaksanaan aktivitas perkreditan, antara lain sebagai berikut:
• Tidak terdapat pelanggaran dan pelampauan BMPK selama tahun 2014.
• Komposisi portofolio kredit pada sektor UKM dengan persentase rata-rata sekitar 30%. Sesuai
dengan Visi dan Misi Perusahaan dalam mengembangkan sektor UKM di Indonesia.
• NPL (gross) sampai dengan akhir Desember 2014 dapat tetap dijaga pada angka 0%, sejalan
dengan prinsip kehati-hatian dalam aktivitas penyaluran dana.
Risiko Pasar
Risiko Pasar merupakan risiko kerugian dari portofolio yang dimiliki oleh Perseroan karena terjadinya
pergerakan variabel pasar seperti tingkat suku bunga, nilai tukar, termasuk juga turunan dari kedua
risiko tersebut. Sebagai bagian dari pengelolaan risiko pasar yang diterapkan, pengukuran risiko
pasar dilakukan dengan menggunakan metode standar dari Bank Indonesia, yang diatur dalam surat
edaran (SE) Bank Indonesia No. 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan
Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan
Memperhitungkan Risiko Pasar. Risiko pasar antara lain terdapat pada aktivitas fungsional Perseroan
seperti kegiatan tresuri dan investasi dalam surat berharga dan pasar uang serta kegiatan pendanaan.
Pada bagian lain, dalam usaha untuk memperoleh imbal hasil yang lebih baik maka Surat berharga
yang dimiliki Perseroan tidak semuanya berupa surat berharga milik Pemerintah yang relatif bebas
risiko namun juga surat berharga korporasi baik BUMN maupun swasta. Pembelian Obligasi Korporasi
senantiasa dipertimbangkan secara matang dengan melihat kondisi perusahaan serta diatas investment
grade. Dalam memonitor kondisi perekonomian global maupun dalam negeri maka pelaksanaan rapat
ALCO selama tahun 2014 telah diadakan secara rutin (bulanan). Mengingat bahwa Perseroan juga akan
melaksanakan kegiatan devisa di 2015, maka perlu mempertimbangkan risiko perubahan nilai tukar.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas merupakan risiko kerugian yang diakibatkan karena Perseroan tidak memiliki likuiditas
yang memadai untuk memenuhi kewajibannya. Risiko likuiditas ini dapat dibedakan atas risiko likuiditas
pasar dimana Perseroan tidak mampu melakukan off setting posisi tertentu yang dimilikinya dengan
harga pasar karena kondisi pasar yang tidak memadai, dan risiko likuiditas pendanaan dimana Perseroan
tidak mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain. Perseroan
menjaga likuiditas dengan mempertahankan jumlah aset likuid yang cukup untuk membayar simpanan
para nasabah, dan menjaga agar kelebihan jumlah liabilitas yang jatuh tempo pada setiap periode
berada dalam tingkat yang terkendali. Sepanjang tahun 2014, fungsi pengelolaan risiko likuiditas
dilakukan melalui Assets Liabilities Management (ALMA) yang pelaksanaannya dilakukan oleh Assets
and Liabilities Committee (ALCO) yang mengadakan pertemuan secara rutin (bulanan).
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya problem eksternal yang mempengaruhi
operasional Perseroan. Dalam usaha untuk meminimalisasi risiko operasional yang timbul selama tahun
2014, Perseroan telah mengelola data nasabah melalui penyempurnaan sistem informasi teknologi,
peningkatan kuantitas dan kualitas SDM melalui secara berkelanjutan, melakukan penyempurnaan
dan pengkinian kebijakan dan prosedur, meningkatkan fungsi control dalam pemrosesan transaksi
yang dilakukan antara lain dengan menerapkan sistem dan prosedur yang menjamin ketepatan waktu
penyelesaian transaksi, melakukan penyesuaian metode akuntansi terhadap standar yang berlaku,
memelihara dokumen dan arsip secara tertib, pembatasan akses sesuai tugas dan tanggung jawab
melalui mekanisme user level.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung,
atau kelemahan perikatan. Berkaitan dengan risiko hukum, Perseroan telah memiliki Divisi Legal yang
bertugas memantau atau mengurangi risiko hukum yang mungkin timbul melalui pengadministrasian
dokumentasi hukum yang tertib dan memadai. Pemahaman Risiko Hukum juga ditanamkan pada
seluruh jajaran organisasi melalui penerapan kode etik kepada seluruh karyawan. Perseroan akan
selalu memperhatikan kelengkapan dan keabsahan dokumentasi yang berkaitan dengan hukum serta
memperhatikan peraturan/ketentuan yang berlaku khususnya ketentuan perbankan. Selama tahun 2014
tidak terdapat permasalahan hukum yang mengganggu bisnis Bank.
Risiko Strategis
Risiko strategis adalah risiko yang diakibatkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi
Perseroan yang tidak tepat maupun pengambilan keputusan bisnis Perseroan yang kurang responsif
terhadap perubahan eksternal. Sepanjang tahun 2014, Risiko Strategis dikelola oleh Perseroan antara
lain melalui pemantauan Corporate Plan yang merupakan rencana jangka panjang Bank secara tertulis.
Selanjtnya setiap tahun Bank juga membuat Rencana Bisnis Bank (RBB) serta melakukan Revisi RBB
pada pertengahan tahun. RBB yang telah ditetapkan Perseroan dikomunikasikan kepada pejabat dan
pegawai Perseroan pada setiap jenjang Organisasi. Perseroan juga memantau kemajuan yang dicapai
secara berkala sehingga hasilnya sesuai dengan harapan.
Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan adalah risiko yang disebabkan karena Perseroan tidak mematuhi atau tidak melaksanakan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku seperti Kewajiban Pemenuhan Modal
Minimum (KPMM), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), RBB, Ketentuan Penerapan Program
APU & PPT maupun ketentuan-ketentuan lainnya. Satuan Kerja Kepatuhan antara lain memantau dan
memastikan bahwa Perseroan tidak melanggar ketentuan yang ada, memastkan pemenuhan seluruh
pelaporan rutin kepada pihak otoritas, mengkomunikasikan kebijakan internal/eksternal kepada pejabat
dan pegawai dalam setiap jenjang organisasi, melakukan analisa risiko terhadap produk/aktivitas baru,
melaksanakan training APU & PPT, memantau penerapan SIM program APU & PPT serta memastikan
bahwa temuan audit ekstern dan pemeriksaan dari pihak otoritas telah diselesaikan dengan baik.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan
kegiatan usaha Perseroan atau persepsi negatif terhadap Perseroan. Dalam rangka mengendalikan
risiko reputasi ini, Perseroan secara terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan nasabah sejalan
dengan ketentuan yang berlaku, yaitu mengenai perlindungan nasabah, termasuk menerapkan strategi
penggunaan media yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya berita negatif. Selain itu
guna memastikan bahwa setiap keluhan nasabah dapat disampaikan dengan mudah serta ditangani
dengan baik dan tepat maka Perseroan menggunakan mekanisme call center sehingga memudahkan
nasabah dalam berinteraksi dengan Perseroan. Pada bagian lain pengelolaan risiko reputasi juga
diupayakan melalui optimalisasi tugas dan wewenang Corporate Secretary.
2. Kepatuhan
Dalam mendukung terciptanya budaya kepatuhan maka pengelolaan Kepatuhan oleh Direktur yang
Membawahi Fungsi Kepatuhan maupun Satuan Kerja Kepatuhan telah dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
• Memantau ketentuan-ketentuan baru yang dikeluarkan oleh pihak Otoritas, dan selanjutnya
mensosialisasikan serta mendiskusikan dengan Unit-Unit terkait
• Melaksanakan kaji ulang mengenai kebijakan maupun produk dan aktivitas baru agar tidak
menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Memonitor pelaksanaan penerapan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme (APU & PPT), terutama yang berkaitan dengan Sistem Informasi Manajemen APU &
PPT, sosialisasi/training penerapan APU & PPT serta pengkinian data nasabah secara berkala.
• Melakukan Compliance Check List atas rencana pembukaan Kantor Cabang untuk memastikan
bahwa pembukaan Kantor Cabang telah sesuai dengan ketentuan.
• Memastikan temuan pemeriksaan dari pihak Otoritas telah ditindaklanjuti oleh Divisi/Unit terkait
sesuai komitmen yang ada.
Monitoring kegiatan usaha Bank dari penyimpangan ketentuan yang berlaku antara lain, dilakukan
melalui pemantauan atas rasio kecukupan modal, BMPK, rasio NPL serta denda keterlambatan.
Adapun untuk memastikan dan menjaga agar Bank memenuhi kewajiban dalam hal pelaporan ke
Bank Indonesia maupun OJK maka Satuan Kerja Kepatuhan telah menerapkan sistem reminder
kepada unit-unit terkait sebagai sarana peringatan agar tidak terjadi keterlambatan pelaporan. Pada
bagian lain, pelaksanaan program APU & PPT dijalankan melalui pelaporan kepada Pusat Penelitian &
Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang terdiri dari Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) dan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM).
Makro Ekonomi
10.00%
9.00%
8.00% 6,000.00 18,000
Billions
7.00% 16,000
5,000.00
6.00% 14,000
4,000.00 12,000
5.00%
10,000
4.00% 3,000.00
8,000
3.00% 2,000.00 6,000
2.00% 4,000
1,000.00
1.00% 2,000
0.00% 0.00 0
Des 12 Jun 13 Dec 13 Jun 14 Dec 14 2/1/2014 24-04-2014 21-08-2014 5/12/2014
Inflasi YoY BI Rate
6.40
6.30
6.50 6.17
6.11 1.25
6.03
5.81
6.00 5.72 1.20
5.62
4.50 1.00
4.00 0.95
3.50 0.90
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 1-Jan-13 1-Mar-13 1-Sep-13 1-Jan-14 1-Mar-14 1-Sep-14
2012 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2013 2014 2014 2014 2014
Melihat kembali perjalanan kondisi ekonomi Nasional di tahun 2014 kita dapat melihat begitu banyak
tantangan yang dihadapi banga ini. Di satu sisi, kegembiraan pesta demokrasi lima tahunan begitu
terasa di tahun ini, dan di sisi lain tantangan inflasi dan nilai tukar membayangi. Bangsa Indonesia patut
bersyukur bahwa tahun 2014 telah terlewati dan terutama rangkaian Pemilihan Umum Legislatif dan
Presiden dapat berjalan dengan lancar, serta telah menghasilkan pemimpin baru bagi negeri ini. Jika kita
melihat pergerakan angka inflasi, maka nampak bahwa memasuki semester kedua tahun 2014, inflasi
mulai merangkak naik. Hal ini terutama disebabkan oleh pergerakan harga makanan yang sedikit banyak
terpengaruh oleh ekpektasi kenaikan harga bahan bakar minyak yang kemudian benar-benar diumumkan
kenaikkan oleh Presiden. Itulah mengapa, Dewan Gubernur Bank Indonesia kemudian memutuskan
untuk menaikkan suku bunga acuan BI Rate menjadi 7,75%. Nilai tukar Rupiah terdepresiasi hingga level
Rp 12.440 di akhir tahun yang disebabkan karena menguatnya USD terhadap seluruh mata uang di dunia
karena perkiraan membaiknya ekonomi AS. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia
memperlihatkan grafik yang positif meski disertai dengan sedikit fluktuasi. Bursa menutup tahun 2014
dengan bertengger di 5.226,95 atau naik lebih dari 20% dibandingkan awal tahun. Hal ini menunjukkan
meski sempat diwarnai keraguan akan hasil Pemilu, pelaku pasar nampak mulai yakin akan prospek
pemerintahan yang baru. Secara umum, dengan segala pergerakan dan fluktuasi karena ketidakpastian,
perekonomian nasional masih membukukan pertumbuhan lebih dari 5% di kwartal 4/2014. Pertumbuhan
ini masih menjadi katalis bagi investor global untuk melihat Indonesia sebagai negara yang masih memiliki
potensi pertumbuhan yang cukup tinggi di tahun-tahun mendatang sehingga diharapkan meningkatkan
keyakinan mereka untuk tetap menjaga atau meningkatkan portofolio investasi mereka di Indonesia.
Data pertumbuhan Dana Pihak ketiga (DPK) yang secara umum meningkat 12,3%, jika dilihat lebih seksama
pada pertumbuhan tiap propinsi, maka hal yang menarik bahwa sebagian propinsi yang mengalami
pertumbuhan di atas rata-rata adalah propinsi di daerah Indonesia Timur seperti Sulawesi, Nusa Tenggara
dan Papua. Hal ini merupakan pertanda bahwa potensi di daerah-daerah tersebut sudah mulai tergali dan
tentunya maish menyimpan potensi yang besar untuk dikembangkan.
Perbandingan Aset pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan pada tanggal
31 Desember 2013
Aset meningkat sebesar Rp. 1.890.320 juta atau 48,8% menjadi Rp. 5.767.590 juta pada tanggal 31
Desember 2014 dari Rp. 3.877.270 juta pada tanggal 31 Desember 2013, yang terutama disebabkan oleh
kenaikan Kredit yang Diberikan sebesar Rp. 1.158.668 juta atau 93,9% menjadi Rp. 2.392.687 juta (net)
pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan Rp. 1.234.019 juta pada tanggal 31 Desember
2013, kenaikan Penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp. 683.128 juta atau 90,7% menjadi Rp.
1.436.128 juta pada tanggal 31 Desember 2014 dari Rp. 753.000 juta pada tanggal 31 Desember 2013,
kenaikan penempatan pada efek-efek sebesar Rp. 326.038 juta atau 50,3% menjadi Rp. 974.703 juta
pada tanggal 31 Desember 2013 dari Rp. 648.665 juta pada tanggal 31 Desember 2013, dan kenaikan
Giro pada Bank Indonesia sebesar Rp. 159.706 juta atau 60,2% menjadi Rp. 424.897 juta pada tanggal
31 Desember 2014 dari Rp. 265.191 pada tanggal 31 Desember 2013.
Liabilitas
Liabilitas Perseroan (dalam jutaan Rupiah kecuali persentase)
Ekuitas
Perbandingan Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan pada tanggal
31 Desember 2013
Ekuitas meningkat sebesar Rp. 161.011 juta atau 16% menjadi Rp. 1.169.424 juta pada tanggal 31
Desember 2014 dari Rp. 1.008.413 juta pada tanggal 31 Desember 2013, yang terutama disebabkan oleh
kenaikan Agio Saham sebesar Rp. 112.837 juta dari Rp. 651.838 juta pada tanggal 31 Desember 2013
menjadi Rp 764.675 juta di 31 Desember 2014, kenaikan Modal Saham sebesar Rp. 16.550 juta atau 3,9%
menjadi Rp. 431.133 juta pada tanggal 31 Desember 2014. Peningkatan Modal Saham dan Agio Saham
tersebut disebabkan oleh penambahan modal Perseroan yang dilakukan lewat mekanisme Penambahan
Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) pada Bulan September 2014.
Pendapatan Bunga
Pendapatan bunga Perseroan yang diperoleh dari kegiatan penempatan dalam bentuk penyaluran
kredit, penempatan pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan obligasi negara, penempatan pada bank
lain, serta provisi dan komisi dari pemberian kredit. Sebagai bank, maka kebijakan Perseroan akan lebih
memfokuskan pendapatan bunga dari perkreditan yang diberikan sesuai dengan ketentuan perkreditan.
Setelah dana kebutuhan perkreditan terpenuhi, maka Perseroan akan menempatkan dananya pada Bank
Indonesia, efek-efek berupa Obligasi Pemerintah dan SBI yang memberikan imbal hasil yang baik serta
penempatan pada bank lain.
Perbandingan Pendapatan Bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013
Pendapatan bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 mengalami
peningkatan sebesar 146,9% atau sebesar Rp. 227.086 juta menjadi Rp. 381.585 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dari Rp. 154.499 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan bunga dari
Kredit yang Diberikan sebesar Rp 142.416 juta menjadi Rp. 215.654 juta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dari Rp. 73.238 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013 atau naik sebesar 194,5%, meningkatnya pendapatan dari Efek-efek menjadi Rp. 98.636 juta untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dari Rp. 38.581 juta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2013 atau naik sebesar 155,6%, dan meningkatnya pendapatan bunga lainnya dari
Rp 769 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp. 22.977 juta untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Peningkatan pendapatan ini terkait meningkatnya
penyaluran kredit sepanjang tahun 2014 yang dihasilkan Perseroan dari potensi dan peluang pasar yang
dapat dimanfaatkan.
Beban Bunga
Beban bunga terdiri dari beban bunga giro, tabungan, deposito, dan simpanan dari bank lain. Perseroan
tetap akan mempertahankan komposisi sumber dananya antara deposito dengan giro dan tabungan
secara berimbang untuk menjaga biaya dana yang sehat, sehingga kebijakan dan strategi tersebut akan
difokuskan pada pengembangan nasabah baru dari giro dan tabungan dengan dukungan perkembangan
cabang-cabang dan layanan electronic channel.
Perbandingan Beban Bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
dan 2013
Beban bunga Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 mengalami
peningkatan sebesar 178% atau sebesar Rp. 143.239 juta menjadi Rp. 223.680 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dari Rp. 80.441 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh meningkatnya beban bunga atas
simpanan, terutama deposito berjangka Rupiah menjadi Rp. 161.874 juta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dari sebesar Rp. 55.536 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2013 atau naik sebesar 191,5%. Terjadi peningkatan beban bunga deposito berjangka pada
tahun 2014 karena pertumbuhan penempatan nasabah pada produk deposito berjangka yang cukup
signifikan yang terjadi seiring meningkatnya kepercayaan nasabah pada produk Perseroan tersebut.
2014 2013 Δ%
Provisi dan Komisi Selain dari Pemberian Kredit 11.816 12.001 -1,54
Keuntungan Penjualan dari Instrumen Keuangan - 1.393 0,00
Lain-lain 291 1.158 -74,87
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 12.107 14.552 -16,80
Perbandingan Pendapatan Operasional Lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013
Pendapatan Operasional Lainnya turun 16,8% menjadi Rp. 12.107 juta untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2014 dari Rp. 14.552 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2013. Pendapatan Operasional Lainnya ini terutama diperoleh dari provisi dan komisi selain dari pemberian
kredit yang menurun menjadi Rp. 11.816 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
dari Rp 12.001 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, sementara keuntungan
penjualan dari instrumen keuangan dan lain-lain mengalami penurunan.
2014 2013 Δ%
Umum dan Administrasi (85.335) (29.580) 188,49
Tenaga Kerja (63.515) (35.130) 80,80
Jumlah Beban Operasional Lainnya (148.850) (64.710) 130,03
Perbandingan Beban Operasional lainnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
dan 2013
Beban Operasional Lainnya Perseroan meningkat 130% menjadi Rp. 148.850 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dari Rp. 64.710 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 yang disebabkan oleh peningkatan peningkatan Beban Umum dan Administrasi
sebesar 188,5% menjadi Rp. 85.335 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014
dari Rp. 29.580 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan beban tenaga
kerja yang meningkat sebesar 80% menjadi Rp. 63.515 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dari Rp. 35.130 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013.
Peningkatan ini terutama karena peningkatan jaringan kantor yang dibuka dan kebutuhan tenaga kerja
selama tahun 2014.
2014 2013 Δ%
Laba Operasional 16.008 19.776 -19,05
Pendapatan Non-Operasional Bersih 4.203 2 210050,00
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 21.211 19.778 2,19
Beban Pajak Penghasilan (4.649) (5.135) -9,46
Laba Bersih Tahun Berjalan 15.562 14.643 6,28
Perbandingan Laba Bersih Tahun Berjalan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2014 dan 2013
Laba Bersih tahun Berjalan Perseroan meningkat 6,3% menjadi Rp. 15.562 juta untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dari Rp. 14.643 juta untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013, terutama karena peningkatan Laba Operasional dan Pendapatan Non Operasional
Bersih Perseroan.
Tenun Khas Pulau Rote dipilih mewakili begitu banyak tenun di Indonesia
untuk menerima donasi Perseroan dalam program CSR Nobu Bank Peduli
Budaya Nusantara karena keunikan Pulau Rote, keindahan alamnya, dan
kemolekan tenunnya yang bercorak khas. Dengan donasi ini diharapkan
pengrajin tenun Pulau Rote dapat terus berkarya dan semakin dikenal oleh
masyarakat Indonesia dan manca Negara.
Perseroan bekerjasama dengan Yayasan Titian Kasih menyelenggarakan bhakti sosial pengobatan
gratis di Desa Sodong Kecamatan Tigaraksa Tangerang banten pada 16 November 2014. Pada
kesempatan tersebut lebih dari 300 warga mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan gratis yang
dilayani oleh para dokter yang secara sukarela berpartisipasi dalam acara bhakti sosial ini.
Yayasan Titian Kasih adalah sebuah komunitas yang beranggotakan warga masyarakat dari berbagai
kalangan yang memiliki kepedulian yang tinggi pada kesehatan masyarakat khususnya mereka
yang memiliki keterbatasan akses pada fasilitas kesehatan. Yayasan ini secara reguler mengadakan
aktivitas bhakti sosial pengobatan gratis di berbagai daerah di Jabodetabek. Perseroan melihat
bahwa niat mulia Yayasan Titian Kasih ini patut untuk didukung karena merupakan aktivitas positif
yang mengasah kepekaan dan kepedulian pada masyarakat yang mampu membentuk karakter.
Disamping mengemban tugas keseharian rumah tangga, menenun adalah aktivitas para wanita pada
umumnya di berbagai kepulauan Nusa Tenggara Timur, terutama kelompok pulau Rote, Sawu dan
Ndao yang secara goegrafis hampir berdekatan. Sementara aktivitas seperti menyadap pohon lontar,
membangun rumah, membuat kerajinan dari logam dan lain-lain dikerjakan oleh para pria.
Sebagai orang yang lahir di sebuah desa kecil di Pulau Rote, tentunya kain tenun sangat dekat dengan
keseharian saya. Saya masih mengingat betul ketika kecil, saya sering kali mengamati saudara dan
tetangga yang sedang menenun di teras rumah. Bagi saya kain tenun Pulau Rote bukan hanya memiliki
aspek fungsional, sebagai sarung, selendang, atau selimut, namun merupakan bagian dari identitas yang
khas dari orang Rote yang melekat secara personal.
Kain tenun Pulau Rote menggunakan teknik menenun dengan ikatan untuk membentuk polanya, sehingga
sering disebut sebagai tenun ikat. Teknik yang unik ini dilakukan dengan mengikat bagian-bagian tertentu
dari lembaran benang yang terentang untuk kemudian setelah benang tersebut dicelup ke dalam pewarna,
akan terbentuk motif awal dan kemudian baru ditenun. Warna kain tenun Rote yang khas adalah berdasar
hitam atau coklat dengan corak berwarna putih, kuning dan merah. Motif-motif floral, sepert bunga dan
daun yang cenderung geometris adalah ciri corak tenun Pulau Rote.
Para ibu di Pulau Rote biasanya menenun untuk membuat sarung atau pou, selimut anak laki-laki atau
lava, dan selendang atau delava. Mereka mengerjakan tenun itu di waktu luang setelah semua pekerjaan
di rumah telah selesai.
Kini kain tenun Pulau Rote, sebagai hasil kekayaan budaya telah makin dikenal tidak hanya di dalam
negeri namun juga di manca negara. Melestarikan sebuah hasil budaya adalah sebuah keharusan sebagai
bangsa yang besar, namun hal ini tidak berarti tanpa tantangan.
Kain tenun Pulau Rote hingga saat ini dilakukan dengan peralatan tenun yang relatif sederhana sehingga
pengerjaannya membutuhkan waktu yang relatif panjang. Ke depan tentunya kita berharap bahwa sentuhan
teknologi juga dapat membantu pelestarian kain tenun ini sehingga dapat dikerjakan secara lebih singkat
dan efisien serta dengan ukuran sesuai kebutuhan.
Selain itu, kain tenun memiliki tekstur yang tebal, yang pada awalnya memang disesuaikan dengan bahan
baku yang ada dan keadaan alam di daerah Rote yang cenderung dingin di malam hari. Untuk dapat
semakin dikenal dan digunakan oleh masyrakat luas tentunya kain tenun ini perlu disesuaikan menjadi
lebih tipis dengan menggunakan benang yang lebih halus dan dapat diaplikasikan sebagai baju di daerah
tropis, seperti halnya yang saat ini telah meluas dilakukan pada kain batik.
Sebagai orang asli Rote, saya berharap bahwa kekayaan budaya Nusantara, seperti halnya kain tenun
Pulau Rote ini semakin dikenal, diterima, dan digunakan dengan semakin luas oleh masyarakat sebagai
langkah nyata kecintaan dan pelestarian budaya sehingga memperkaya identitas kita sebagai Bangsa
Indonesia.
Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) adalah syarat utama bagi keberhasilan
dan keberlangsungan perusahaan. Pelaksanaan prinsip-prinsip ini telah dilakukan secara terpadu dan
konsisten oleh Perseroan. Tujuannya tidak hanya untuk memenuhi ketentuan dari pihak otoritas/regulator
tetapi juga dalam rangka mendukung perkembangan perusahaan dalam mencapai target usaha secara
baik dalam periode yang lebih panjang, seiring dengan usaha Perseroan dalam memperluas layanannya
sehingga dapat melayani kebutuhan produk dan jasa perbankan serta wilayah operasi di seluruh Indonesia
serta menjalin kerjasama dengan mitra sinergis.
Sepanjang tahun 2014, Perseroan mengembangkan hal-hal positif dalam mengimplementasikan GCG
agar selaras dengan kultur organisasi. Terutama yang terkait dengan komitmen Dewan Komisaris dan
Direksi yang merupakan kunci keberhasilan penting dalam penerapan GCG. Diikuti dengan implementasi
visi dan misi, kode etik, peraturan operasional, kepegawaian maupun pengawasan internal. Penerapan
GCG juga tercermin dalam aktivitas Perseroan seperti pola rekrutmen Pengurus Perseroan, training/
sosialisasi, penilaian kinerja, mekanisme penunjukkan KAP dan lain-lain.
Perseroan berusaha untuk membentuk struktur yang baik agar GCG dapat berjalan sebagaimana
mestinya, melalui pembentukan komite-komite pada jenjang Dewan Komisaris maupun Direksi sehingga
berperan penting dalam mendukung setiap pengambilan keputusan, baik di tingkat Dewan Komisaris
maupun Direksi. Selanjutnya pemantauan atas pelaksanaannya selain dengan pola self assessment juga
dilakukan oleh unit-unit pengawasan internal yang independen seperti SKAI, SKMR, Kepatuhan. Selain
itu Perseroan juga menerapkan dan membuka saluran apabila terjadi Whistle Blowing yang bertujuan
untuk menyediakan sistem pengelolaan pelaporan pelanggaran melalui berbagai media yang disediakan
Perseroan bagi seluruh pihak yang membutuhkan, sehingga sistem ini dapat berfungsi sebagai media yang
mendukung penyelesaian penanganan pelanggaran secara efektif, tanpa merugikan reputasi Perseroan
ke pihak eksternal sedangkan dari sisi lainnya dapat membangun budaya keterbukaan dalam organisasi
Perseroan.
Berdasarkan hal tersebut diatas diharapkan agar seluruh jajaran Pengurus dan pegawai serta Pemangku
Kepentingan, dalam melakukan usaha selalu berpegang pada prinsip – prinsip GCG yang mencakup:
keterbukaan, akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi dan keadilan. Pelaksanaan dan penerapan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance selama tahun 2014, dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dewan Komisaris berkewajiban untuk melaksanakan pengawasan serta memberikan masukan (saran)
mengenai hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi. Dalam
pemenuhan tugas dan tanggung jawab dimaksud maka Dewan Komisaris perlu bertindak dan
bersikap secara independen.
Sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 11 April 2014 maka Pemegang
Saham telah menyetujui pengangkatan Dewan Komisaris dan Direksi sebagaimana dijelaskan
di bawah ini. Pada bagian lain, Pemegang Saham juga menyetujui dan menerima baik pengunduran
diri Telijani Tjandra dan Efen Lingga Utama dari jabatannya selaku Direktur Perseroan, terhitung sejak
ditutupnya RUPS, dengan disertai ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya atas jasa
dan pengabdian beliau selama menjabat.
Ketentuan yang berkaitan dengan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG) menyatakan bahwa
jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari tiga orang dan paling banyak sama
dengan jumlah Direksi. Paling kurang satu orang anggota Dewan Komisaris harus berdomisili
di Indonesia dan paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris merupakan Komisaris
Independen.
Pada bagian lain, Dewan Komisaris Perusahaan tidak boleh memiliki hubungan keluarga, hubungan
keuangan, hubungan kepungurusan, maupun hubungan kepemilikan saham dengan anggota Dewan
Komisaris lain termasuk dengan Direksi, di bawah ini adalah penjelasannya:
Secara hirarki, Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama Independen. Berdasarkan Akta
Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 34 tanggal
19 Desember 2012, yang dibuat dihadapan Unita Christina Winata, S.H., Notaris di Jakarta, Susunan
Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
Direksi
Direksi Perseroan telah memenuhi persyaratan menjadi Direksi sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI),
Undang-Undang Perseroan Terbatas, dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK d/h Bapepam-
LK).
Dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/27/PBI/2011, tentang perubahan atas PBI No. 11/1/PBI/2009
tentang Bank Umum, mengatur bahwa anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan Integritas,
Kompetensi, dan mempunyai reputasi keuangan yang baik.
Persyaratan untuk menjadi Direktur juga diatur di dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas Pasal 93 dan Peraturan OJK (d/h Bapepam-LK) No. IX.I.6 lampiran keputusan
ketua (d/h) Bapepam-LK No. Kep-45/PM/2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan
Publik sebagai berikut:
• Mempunyai akhlak dan moral yang baik;
• Tidak pernah dinyatakan pailit;
• Bukan anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan; dan
• Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/
atau yang berkaitan dengan sektor keuangan dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatan.
Direksi Perseroan semuanya bertempat tinggal di Indonesia dan berasal dari pihak yang independen
terhadap Pemegang Saham Pengendali. Pengangkatan Anggota Direksi telah memenuhi persyaratan
karena telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test), sesuai Persetujuan Bank
Indonesia. Susunan Anggota Direksi terdiri dari:
Semua anggota Dewan Komisaris dan Direksi secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak
memiliki saham pada Perseroan. Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris,
Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain. Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai
dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi maupun dengan anggota Dewan Komisaris,
yaitu sebagai berikut:
• Pengangkatan Anggota Komite diatas telah dilakukan oleh Direksi berdasarkan keputusan Rapat
Dewan Komisaris
• Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Komite yang telah dibentuk diatas, menjalankan
tugasnya secara efektif
• Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang mencantumkan pengaturan
etika kerja, waktu kerja, dan rapat.
Direksi
Dalam pelaksanaan GCG, Direksi memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
• Melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara independen.
• Bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan Perseroan.
• Mengelola Perseroan sesuai kewenangan dan tanggung jawabnya seperti diatur dalam Anggaran
Dasar serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Menjalankan prinsip-prinsip GCG dalam setiap aktivitas bisnis dan operasional Perseroan pada
seluruh jenjang organisasi, sesuai dengan volume dan kompleksitas usahanya.
• Menyediakan data dan informasi secara lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada Komisaris.
• Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI, auditor eksternal (KAP), dan hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan otoritas lain.
• Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas kepada pemegang saham melalui RUPS.
• Menjelaskan kebijakan-kebijakan Perseroan yang bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada
pegawai dengan media yang mudah diakses pegawai.
• Membentuk dan memberdayakan SKAI, SKMR, dan Satuan Kerja Kepatuhan yang berfungsi
dalam pengendalian internal
• Tidak menggunakan penasehat perorangan dan atau jasa profesional sebagai konsultan kecuali
untuk proyek yang bersifat khusus.
• Memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang telah mencantumkan pengaturan etika kerja, waktu
kerja, dan pengaturan rapat.
Adapun yang menjadi tugas utama dari masing-masing direktur adalah sebagai berikut:
Komite Audit
Komite Audit, dibentuk untuk membantu Dewan Komisaris dalam melakukan tugas dan tanggung
jawab pengawasan secara efektif dan independen dalam ruang lingkup pengawasan secara umum.
Pembentukan Komite Audit oleh Dewan Komisaris dilakukan pada tanggal 28 Maret 2011, sedangkan
pengangkatan anggotanya dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2011.
Susunan keanggotaan Komite Pemantau Risiko tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Ketua : Prof. Dr. Adrianus Mooy
Anggota : E Y Ruru
Anggota : I Nyoman Tjager
Anggota : Markus Permadi
Adapun susunan keanggotaan Komite Remunerasi dan Nominasi tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Ketua : Hadiah Herawatie, SH, LLM
Anggota : Prof. Dr. Adrianus Mooy
Anggota : Markus Permadi
Anggota : Chandra Kusdianto
Komite Audit
• Menjalankan monitoring serta evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan Audit serta
pemantauan tindak lanjut hasil audit untuk menilai kecukupan pengendalian intern termasuk
kecukupan proses pelaporan keuangan.
• Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
− Pelaksanaan tugas SKAI;
− Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar yang berlaku;
− Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku; dan
− Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil pengawasan Bank Indonesia guna memberikan
rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
• Memberikan rekomendasi mengenai penunjukkan KAP kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada RUPS.
• Sepanjang tahun 2014, Komite Audit telah melakukan evaluasi atas aktivitas-aktivitas yang
meliputi:
- Kecukupan atas pengendalian internal dan sistem informasi manajemen,
- Perencanaan dan pelaksanaan fungsi Audit Internal pada Perseroan,
- Proses audit eksternal yang berjalan secara independen dan obyektif selaras dengan standar
dan ketentuan yang berlaku,
- Pelaporan keuangan yang berkualitas,
- Peningkatan disiplin dan kesadaran akan pentingnya pengendalian internal.
Selain hal tersebut diatas maka sesuai ketentuan OJK No. Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember
2012, tugas Komite Audit adalah:
• Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Emiten atau Perusahaan
Publik
• Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan
dengan kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik
• Memberikan pendapat independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan
KAP atas jasa yang diberikannya
• Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal dan mengawasi
pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal.
• Melakukan penelaahan pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan
keuangan Emiten atau Perusahaan Publik
• Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi
benturan kepentingan Emiten atau Perusahaan Publik
• Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Emiten atau Perusahaan Publik
− Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Dewan
Komisaris dan Direksi (disampaikan pada RUPS) serta kebijakan remunerasi bagi Pejabat
Eksekutif dan Pegawai (disampaikan kepada Direksi).
• Terkait dengan kebijakan nominasi:
− Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau
penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada RUPS.
− Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada
Dewan Komisaris untuk disampaikan pada RUPS.
− Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota Komite GCG.
Perseroan telah memiliki Satuan Kerja Kepatuhan yang bertugas dalam pengelolaan Risiko
Kepatuhan, yaitu risiko yang muncul apabila Perseroan melanggar atau tidak melaksanakan peraturan
dan ketentuan yang berlaku. Pengelolaan Kepatuhan juga bertujuan untuk mengembangkan Budaya
Kepatuhan di semua Unit Kerja sehingga pengelolaan kepatuhan menjadi salah satu bentuk disiplin
pada setiap aktivitas Perseroan.
Fungsi Kepatuhan bersifat pencegahan dan memastikan bahwa semua kebijakan, ketentuan, sistem
dan prosedur serta aktivitas bisnis Perseroan telah sesuai dengan ketentuan dari pihak Otoritas.
Di Perseroan aktivitas pelaksanaan program APU dan PPT, pengelolaan sistem whistle blowing serta
pemantauan implementasi GCG dikelola oleh Satuan Kerja Kepatuhan.
Dalam kaitannya dengan penerapan fungsi kepatuhan, Perseroan telah menjalankan aktivitas
sebagai berikut:
• Menyediakan sumber daya yang memadai untuk menyelesaikan tugas secara efektif.
• Menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas Direktur Kepatuhan dan laporan khusus kepada
OJK dan pihak terkait.
• Menjalankan training Pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme kepada seluruh pegawai Perseroan.
• Memantau pelaksanaan proses pengkinian data nasabah.
• Menerapkan dan mengkinikan sistem informasi untuk mendukung pelaksanaan program Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.
• Selama tahun 2014 Perseroan telah melaporkan Transaksi Keuangan Tunai sejumlah 723 laporan
sedangkan Transaksi Keuangan Mencurigakan sejumlah 5 laporan kepada PPATK.
• Melakukan kaji ulang terhadap Produk dan Aktivitas Baru sebelum disampaikan kepada OJK serta
melakukan compliance checklist untuk memastikan kesiapan beroperasinya kantor baru.
• Memonitor pemenuhan komitmen kepada OJK dan Otoritas lainnya.
Dalam kaitannya dengan Fungsi Audit Internal, Perseroan telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut:
• Memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB), serta:
− Menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter);
− Membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI);
− Menyusun panduan audit internal.
• Kelembagaan SKAI yang independen terhadap satuan kerja operasional.
• Melakukan review secara berkala atas efektifitas pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya
terhadap SPFAIB oleh pihak eksternal setiap tiga tahun.
• Menyediakan sumber daya manusia di bidang audit dan pengawasan secara memadai.
Perseroan telah mengangkat Kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) dan membentuk Internal Audit
Charter sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.7 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-
LK No. Kep-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan
Piagam Unit Audit Internal berdasarkan Surat Keputusan Kantor Pusat Perseroan No. 002/SK-DIR/HR/
III/2011 tanggal 9 Maret 2011.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari Divisi Audit Internal meliputi:
1. Bertanggung jawab dalam merencanakan, melaksanakan, mengatur dan mengarahkan audit intern
serta mengevaluasi prosedur yang ada untuk memastikan bahwa tujuan dan sasaran dari Bank
akan dapat dicapai secara optimal.
2. Berkewajiban untuk :
a. Memberikan laporan audit kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris dengan tembusan
kepada Direktur Kepatuhan.
b. Mempersiapkan laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit yang akan disampaikan
kepada OJK setiap semester yang ditandatangani oleh Direktur Utama dan Dewan komisaris.
c. Mempersiapkan segera laporan hasil audit yang diperkirakan dapat mengganggu kelangsungan
usaha bank. Laporan tersebut harus disampaikan kepada OJK oleh Direktur Utama dan Dewan
komisaris.
Jenis Pelanggaran
Aktivitas pelanggaran dapat terdiri, namun tidak terbatas pada beberapa kategori:
1. Fraud
Berkaitan dengan tindakan yang dilakukan secara sengaja yang bertujuan untuk mengambil
keuntungan pribadi dengan cara yang melanggar peraturan internal maupun eksternal, sehingga
mengakibatkan kerugian bagi Perseroan baik secara finansial maupun non-finansial.
2. Kesalahan operasional yang signifikan
Berkaitan dengan tindakan yang dilakukan secara tidak sengaja atau tidak disadari sehingga
mengakibatkan kerugian finansial ataupun non finansial bagi Perseroan.
3. Pelanggaran ketentuan
Meliputi semua bentuk pelanggaran terhadap ketentuan internal maupun ketentuan yang berlaku
bagi bidang usaha perbankan.
4. Terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest) terkait dengan tindakan penyalahgunaan
nama, fasilitas atau hubungan baik Perseroan untuk kepentingan pribadi dalam bentuk apapun
termasuk penerimaan uang, barang dan fasilitas dari pihak-pihak tertentu tanpa seizin dari
Manajemen.
5. Tindakan melanggar etika moral
Terkait dengan tindakan yang tidak terpuji yang dapat merugikan nama baik Perseroan, seperti
konflik kepentingan, penggunaan data Perseroan, penyalahgunaan aset/inventaris dan lain-lain.
6. Tindakan melanggar hukum pidana maupun hukum perdata ataupun peraturan perundang-
undangan lainnya, misalnya pemalsuan tanda tangan pejabat berwenang, penggunaan narkoba,
pelecehan, perusakan barang dan lain-lain.
7. Tindakan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja, membahayakan keamanan
Perseroan, termasuk membahayakan aset pihak ketiga/nasabah.
Setiap Pelapor diharapkan dapat memberikan bukti berupa data, informasi atau indikasi awal atas
terjadinya pelanggaran, sehingga kasus yang dilaporkan dapat ditelusuri dan ditindaklanjuti oleh
pihak yang berwenang. Laporan yang masih kurang lengkap akan dimintakan informasi tambahan
kepada Pelapor melalui jalur yang aman.
Penerapan Fungsi Audit Eksternal telah berjalan sebagaimana mestinya yang dapat dilihat dari hal-hal
sebagai berikut:
• Perseroan selalu menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di OJK.
• Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Perseroan tidak lebih dari 5 (lima) tahun buku
berturut-turut. Selama beberapa tahun terakhir, KAP yang ditunjuk untuk mengaudit Perseroan
adalah:
− Junarto, Tjahjadi BAP (Tahun 2004, 2005 dan 2006).
− Kanto, Tony Frans & Darmawan (Tahun 2007).
− Tjahjadi, Pradhono & Teramiharja (Tahun 2008 dan 2009).
− Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (AAJ Associates) (Tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014).
• Penunjukan Akuntan Publik dan KAP telah memperoleh persetujuan dan rekomendasi dari Komite
Audit.
• Penugasan pemeriksaan kepada Akuntan Publik telah memenuhi aspek-aspek:
− Kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk;
− Legalitas perjanjian kerja;
− Ruang lingkup audit;
− Standar profesional akuntan publik; dan
− Komunikasi Bank Indonesia dengan Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk.
Risiko yang dikelola Perseroan mencakup 8 jenis risiko, yaitu: Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas,
Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Reputasi dan Risiko Stratejik.
Perseroan melakukan kaji ulang atas efektivitas sistem Manajemen Risiko secara berkala yang dilakukan
oleh Komite Manajemen Risiko pada tingkatan Direksi serta Komite Pemantau Risiko pada level Dewan
Komisaris. Selanjutnya hasil evaluasinya ditindaklanjuti oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko dan Unit
terkait lainnya.
Komite Manajemen Risiko Perseroan mempunyai tugas dan tanggung jawab meliputi:
• Menyampaikan rekomendasi atas penyusunan strategi Manajemen Risiko, misalnya risk appetite dan
risk tolerance
• Melakukan kaji ulang dan analisa atas laporan profil risiko perseroan
• Memberikan rekomendasi kerangka kebijakan manajemen risiko kepada Direksi
• Melakukan kaji ulang dan analisa atas kecukupan modal dan alokasi modal berdasarkan risiko
• Memantau mitigasi risiko kredit, risiko pasar dan risiko likuiditas
• Melakukan kaji ulang atas hal-hal penting lainnya yang perlu dibahas pada Komite Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Internal Perseroan dilaksanakan melalui
aktivitas sebagai berikut:
• Penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance (untuk Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional)
• Penetapan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko, termasuk kebijakan dan penetapan limit
untuk transaksi Devisa.
• Melakukan stress test.
• Melakukan kaji ulang dan analisa profil risiko Perseroan secara berkala
• Melaksanakan kaji ulang dan analisa atas kecukupan modal dan alokasi modal berdasarkan risiko
• Melakukan kaji ulang dan evaluasi atas portofolio kredit (mitigasi risiko kredit)
• Kaji ulang (review) dan analisa atas produk dan aktivitas baru
• Untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko telah dilaksanakan melalui
metode yang disesuaikan dengan kompleksitas transaksi Perseroan termasuk sistem informasi
manajemen risiko yang memadai.
• Seiring dengan telah disetujuinya Bank untuk menjalankan aktivitas sebagai Bank Devisa maka
Perseroan telah mempersiapkan segala sarana, infrastruktur maupun SDM yang akan mengelola
transaksi valas.
• Menerapkan sistem pengendalian intern secara melekat pada setiap unit kerja serta tingkat organisasi.
Rencana Korporasi dan Rencana Bisnis Bank disusun dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai
berikut:
• Berpedoman pada ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia.
• Memperhatikan faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi kelangsungan usaha
Perseroan.
• Memperhatikan prinsip kehati-hatian serta prinsip perbankan yang sehat.
Sejalan dengan semakin dinamisnya persaingan bisnis perbankan maka pada tahun 2014 Perseroan telah
mempersiapkan sejumlah strategi pengembangan bisnis yang meliputi:
• Memperkuat struktur permodalan dengan melakukan penawaran melalui mekanisme Penambahan
Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) Hal ini telah terlaksana pada tanggal
3 September 2014.
• Memperkuat infrastruktur untuk menjadi Bank Devisa sehingga dapat memberikan produk dan
layanan dalam valuta asing.
• Membangun kerjasama dengan partner strategis dalam pengembangan jaringan distribusi.
• Penerapan strategi pemasaran yang efisien dan efektif terutama terkait dengan mendorong
pertumbuhan Nasabah baru.
• Pengembangan inovasi produk dan layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan Nasabah.
• Memperkuat infrastruktur sistem Teknologi Informasi yang mendukung aktivitas operasional Bank
seperti e-channel, ATM, internet banking dan mobile banking dan lain-lain.
• Menyempurnakan kualitas dari aktivitas operasional melalui penyempurnaan/pengadaan prosedur
operasi standar yang seiring dengan kompleksitas usahanya
• Meningkatkan pengelolaan portofolio Treasury guna menjaga net interest margin yang telah
ditetapkan
• Mempercepat pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk pembukaan jaringan distribusi
dan meningkatkan kualitas SDM yang ada melalui sertifikasi standar yang diperlukan
• Menjaga Tingkat Kesehatan Bank dengan memantau dan menjaga faktor-faktor penilaian kesehatan
seperti, Profil Risiko, GCG, Rentabilitas dan Permodalan
Dewan Komisaris juga telah melaksanakan aktivitas pengawasan terhadap pelaksanaan Realisasi Rencana
Bisnis Bank (RBB) secara periodik (semesteran). Hal ini juga terkait dengan masukan dari Dewan Komisaris
kepada Direksi mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pencapaian target perusahaan.
Laporan Triwulanan
Laporan Keuangan Publikasi triwulanan telah dimuat melalui Harian Suara Pembaruan, yang berkedudukan
sesuai dengan Kantor Pusat Perseroan di Jakarta.
Laporan Tahunan
1) Laporan Keuangan
Laporan keuangan tahunan telah disampaikan secara tepat waktu kepada Bank Indonesia serta
pihak-pihak yang berkepentingan lain.
2) Laporan Non Keuangan
Laporan Pelaksanaan GCG telah disampaikan kepada
a. Bank Indonesia
b. YLKI
c. Lembaga Pemeringkat di Indonesia
d. Asosiasi Bank-Bank di Indonesia (Perbanas)
e. LPPI
f. 2 (dua) Lembaga Penelitian bidang Ekonomi dan Keuangan
g. 2 (dua) Majalah Ekonomi dan Keuangan.
Sekretaris Perusahaan
Sesuai ketentuan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) serta dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada
para pemodal, Perseroan yang telah listing di bursa Bank berkewajiban untuk membentuk Sekretaris
Perusahaan, yang berperan sebagai penghubung Perseroan dengan pihak investor, pelaku pasar modal,
regulator dan para pengamat.
Sekretaris Perusahaan berperan sebagai penghubung komunikasi agar berjalan efektif dan memastikan
tersedianya informasi untuk berbagai pihak dan berperan sebagai penghubung utama Bank dengan OJK
dan publik. Bank telah melaporkan penunjukkan Sekretaris Perusahaan kepada OJK.
Saat ini, Perseroan telah memiliki homepage yang memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi
keuangan serta non keuangan Perseroan melalui www.nobubank.com. Selain itu, Perusahaan juga telah
menyampaikan laporan dan surat pemberitahuan kepada regulator (BI dan OJK) berkaitan dengan setiap
rencana tindakan korporasi maupun aktivitas lainnya yang harus diketahui publik.
Berdasarkan Surat Perseroan No. 012/SK/DIR/IV/13 tanggal 10 April 2013 perihal Surat Penunjukkan
Sekretaris Perusahaan, Perseroan menunjuk Mario Satrio Wibowo sebagai Sekretaris Perusahaan.
Adapun fungsi dan/atau tanggung jawab dari Sekretaris Perusahaan sebagaimana diatur dalam Peraturan
Bapepam No.IX.I.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-63/PM/1996 tentang Pembentukan
Sekretaris Perusahaan, antara lain mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan
yang berlaku di bidang pasar modal, memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi
yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan, memberikan masukan kepada
direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan UUPM dan sebagai penghubung atau contact person antara
Perseroan dengan OJK dan masyarakat.
Dewan Komisaris
Semua Anggota Komisaris tidak memiliki saham baik pada Perseroan, atau Lembaga Keuangan Bukan
Bank lain maupun di perusahaan lainnya yang mencapai 5% atau lebih.
Direksi
Seluruh anggota Direksi tidak memiliki saham baik di Perseroan, atau Lembaga Keuangan Bukan Bank
lain maupun perusahaan lainnya yang mencapai 5% atau lebih.
Jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam satu tahun yang
dikelompokkan dalam kisaran tingkat penghasilan adalah sebagai berikut:
Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lain bagi anggota Dewan Komisaris dan Direksi selama tahun
2014 adalah sebagai berikut:
No. Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 Tahun (Juta Rp)
Dewan Komisaris Direksi
1 Remunerasi (gaji, bonus, tunjangan rutin, tantiem, 3 742,9 4 1.917,5
termasuk fasilitas lain dalam bentuk non natura).
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura (perumahan,
transportasi, asuransi kesehatan, dsb.)
a. Dapat memiliki - - - -
b. Tidak dapat memiliki - - - -
Total 3 742,9 4 1.917,5
Shares Option
Anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi, serta Pejabat Eksekutif Perseroan tidak memiliki shares option
atau opsi untuk membeli saham yang dilakukan melalui penawaran saham atau penawaran opsi saham
dalam rangka pemberian kompensasi yang diberikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi dan
Pejabat Eksekutif Perseroan, dan yang telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau
Anggaran Dasar Perseroan.
Dengan mempertimbangkan kriteria tersebut diatas, rasio gaji tertinggi dan terendah dalam skala
perbandingan persentase adalah sebagai berikut:
a) Rasio gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 1.929%
b) Rasio gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 167%.
c) Rasio gaji Komisaris yang tertinggi dan terendah adalah 200%.
d) Rasio gaji Direksi tertinggi dan pegawai tertinggi adalah 116%.
Pada bagian lain, Perseroan juga telah membuat mekanisme penanganan whistle blowing. Dengan adanya
pedoman dan mekanisme ini diharapkan mampu menjadi alat mitigasi awal untuk mencegah terjadinya
fraud.
Selama tahun 2014, tidak terdapat penyimpangan internal yang dilakukan baik oleh pengurus, pegawai
tetap, maupun oleh pegawai tidak tetap terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional yang
mempengaruhi kondisi keuangan Perseroan secara signifikan (dengan dampak penyimpangan serta
kerugiannya lebih dari Rp. 100.000.000).
Permasalahan Hukum
Sepanjang tahun 2014, tidak terdapat permasalahan hukum perdata dan pidana yang sedang dihadapi
maupun yang telah diajukan melalui proses hukum.
Governance process yang menilai efektifitas pelaksanaan prinsip GCG, seperti penyajian Laporan
Keuangan dan perbaikan faktor rentabilitas perlu lebih disempurnakan sedangkan governance outcome
yang menilai kualitas outcome dalam memenuhi harapan stakeholder, seperti penyempurnaan perangkat
organisasi, penerapan budaya kepatuhan dan budaya risiko, penerapan sistem pengendalian interen
maupun kinerja keuangan Bank akan terus diupayakan untuk ditingkatkan.
Berdasarkan hasil self assessment yang telah dijalankan maka pelaksanaan GCG yang mencakup aspek
kualitatif dan kuantitatif telah dilaksanakan Bank dengan Cukup Baik.
I. Pendahuluan
Sesuai PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum,
susunan anggota Komite Audit telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan tersebut
adalah anggota Komite Audit paling kurang terdiri atas seorang Komisaris Independen dan bertindak
sebagai Ketua Komite, seorang pihak independen yang memiliki keahlian dibidang keuangan atau
akuntansi dan seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian dibidang hukum atau perbankan.
Komisaris independen dan pihak independen yang menjadi anggota Komite Audit tersebut paling
kurang 51% (Lima puluh satu per seratus) dari jumlah anggota Komite Audit.
Dalam menjalankan fungsinya Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain:
• Melakukan penelaahan dan pengawasan atas informasi keuangan yang disajikan manajemen
• Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan
atas tindak lanjut hasil audit.
IV. Kesimpulan
Berdasarkan penelaahan dan pembahasan dalam rapat-rapat yang telah dilakukan, Komite Audit
berpendapat bahwa:
• Laporan keuangan tahun buku 2014 (Audited) yang dipublikasikan telah memenuhi azas
keterbukaan.
• Perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan tindak lanjut hasil audit baik internal maupun
eksternal telah memadai.
• Bank telah memiliki sistim pengendalian internal yang memadai.
Komite Kredit
Sebagai usaha menjamin kelancaran aktivitas dalam proses pemberian kredit, maka Perseroan telah
membentuk Komite Kredit yang bertanggung jawab dalam memberikan persetujuan pengajuan kredit.
Selain itu Perseroan telah memiliki kebijakan dan pedoman tertulis terkait dengan kegiatan perkreditan
yang antara lain mengatur prosedur analisa kredit, persetujuan kredit, pencatatan dan pengawasan kredit,
dan restrukturisasi kredit.
Pembentukan Komite Kredit saat ini berdasarkan Surat Keputusan Direksi yang antara lain mengatur
tugas dan wewenang Komite Kredit sebagai berikut:
Komite Manajemen Risiko berfungsi membantu Direksi agar penerapan Manajemen Risiko berjalan
efektif sehingga aktivitas usaha yang dilakukan tidak mengganggu kelangsungan usaha Perseroan atau
menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan Perseroan.
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Tentang Ketentuan-Ketentuan tentang Assets & Liabilities
Committee (ALCO), maka tugas dan wewenang ALCO antara lain adalah:
1. Mengembangkan dan mengkaji strategi Assets & Liabilities Management.
2. Mengkaji posisi risiko suku bunga dan strategi Assets & Liabilities Management untuk memastikan
pengambilan keputusan risiko suku bunga adalah konsisten dengan tujuan manajemen risiko.
3. Mengkaji suku bunga Assets & Liabilites untuk memastikan penetapan suku bunga dapat mengoptimalkan
pinjaman, pendanaan, dan memelihara struktur neraca Bank yang sejalan dengan strategi Assets
& Liabilities Management.
4. Memastikan risiko pasar dan risiko likuiditas telah diidentifikasi, diukur, dipantau dan dikendalikan.
Keanggotan ALCO
Anggota Tetap (yang memiliki hak suara) :
Ketua : Direktur Tresuri
Wakil Ketua : Direktur Utama
Anggota : Direktur Bisnis
Anggota : Direktur Risk Management
Anggota : Kepala Divisi Tresuri
Anggota Tetap (yang tidak memiliki hak suara) :
Anggota : Kelapa Divisi Sales & Distribution
Anggota : Kepala Divisi Product Development
Anggota : Kelapa Divisi Management Reporting (MIS)
Anggota : Direktur Kepatuhan / Kepala Divisi Kepatuhan
Anggota tidak tetap (yang tidak memilki hak suara) terdiri dari para undangan yang mewakili unit-unit kerja
yang melakukan presentasi yang diundang oleh ALCO Support.
Komite Pengarah Teknologi Informasi dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi tentang Komite
Pengarah Teknologi Informasi PT Bank Nationalnobu Tbk. Susunan keanggotaan komite ini adalah sebagai
berikut:
Ketua merangkap anggota : Direktur Operasional
Sekretaris merangkap anggota : Pemimpin Divisi Operasional dan TSI
Anggota : • Direktur Manajemen Risiko
• Pemimpin Satuan Kerja Manajemen Risiko
• Pemimpin Divisi Finance & Accounting
• Pemimpin Divisi E-Channel Development
• Pemimpin Divisi Product Development
Tugas, wewenang dan Tanggung Jawab komite ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan rekomendasi kepada Direksi yang terkait dengan Rencana Strategis Teknologi
Informasi (Information Technology Strategic Plan) yang searah dengan rencana strategis kegiatan
usaha Perseroan.
2. Memberikan rekomendasi atas perumusan kebijakan dan prosedur TI yang utama seperti kebijakan
pengaman TI dan manajemen risiko terkait penggunaan TI.
3. Memberikan rekomendasi kepada Direksi yang terkait dengan kesesuaian proyek-proyek Teknologi
Informasi yang disetujui dengan Rencana Strategis Teknologi Informasi yang telah dibuat oleh
Perseroan serta menetapkan status prioritas proyek TI yang bersifat kritikal (berdampak signifikan
terhadap kegiatan operasional Perseroan).
4. Memberikan rekomendasi kepada Direksi yang terkait dengan kesesuaian antara pelaksanaan proyek-
proyek Teknologi Informasi dengan rencana proyek yang disepakati.
5. Memberikan rekomendasi kepada Direksi yang terkait dengan kesesuaian Teknologi Informasi
dengan kebutuhan sistem informasi manajemen yang mendukung pengelolaan kegiatan usaha
Perseroan.
6. Memberikan rekomendasi kepada Direksi yang terkait dengan efektivitas langkah-langkah
meminimalkan risiko atas investasi Perseroan pada sektor Teknologi Informasi dan bahwa investasi
tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis Perseroan .
7. Memberikan rekomendasi kepada Direksi yang terkait dengan aktifitas pengawasan dan pemantauan
atas kinerja Teknologi Informasi dan upaya peningkatannya.
8. Membantu Direksi dalam menetapkan penerapan prinsip-prinsip sistem pengawasan dan
pengamanan terhadap penggunaan sistem dan aplikasi yang mengandung risiko tinggi, khususnya
yang menyangkut teknologi database, komputer mikro, dan komunikasi data.
9. Memberikan rekomendasi kepada Direksi yang terkait dengan upaya penyelesaian berbagai
masalah terkait Teknologi Informasi yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan kerja pengguna dan
penyelenggara, secara efektif, efisien, dan tepat waktu.
10. Membantu Direksi dalam menetapkan kebijakan dalam penggunaan Teknologi Informasi agar
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan Perseroan.
11. Membantu Direksi dalam menetapkan pengendalian manajemen yang meliputi perencanaan,
penetapan kebijaksanaan, standard dan prosedur, serta organisasi yang berkaitan dengan
penggunaan Teknologi Informasi pada Perseroan.
12. Membantu Direksi dalam menetapkan sistem kontrol terhadap sistem aplikasi Teknologi Informasi
yang akan digunakan yang akan mencakup pengadaan, pengembangan, pengoperasian, dan
pemeliharaannya;
13. Memberikan rekomendasi kepada Direksi dalam menetapkan vendor aplikasi Teknologi Informasi
apabila penyelenggaraan TSI diserahkan kepada pihak ketiga, apabila diperlukan.
1. Jumlah Saham : Sebanyak Rp. 2.155.830.000 (dua miliar seratus lima puluh
lima juta delapan ratus tiga puluh ribu) saham biasa atas nama
dengan nilai nominal Rp. 100 (seratus Rupiah) setiap saham,
atau sekitar 52,0% (lima puluh dua persen) dari modal yang
ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum
3. Harga Penawaran : Rp. 375 (tiga ratus tujuh puluh lima Rupiah) setiap saham
4. Jumlah Penawaran Umum : Rp. 808.436.250.000 (delapan ratus delapan miliar empat
ratus tiga puluh enam juta dua ratus lima puluh ribu Rupiah)
5. Jumlah Saham yang Dicatatkan : Sebanyak Rp. 4.104.371.700 (empat miliar seratus empat
juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu tujuh ratus) atau 99,0%
(sembilan puluh sembilan persen) dari seluruh jumlah saham
yang telah Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan
sesudah Penawaran Umum
Aktivitas Keterangan
RUPSLB Perseroan dalam rangka PMTHMETD 19 Agustus 2014
Keterbukaan Informasi 17 Juli 2014 & 15 Agustus 2014
Tanggal Distribusi Saham 3 September 2014
Pencatatan 4 September 2014
Harga Pelaksanaan Rp. 786
Jumlah Saham yang didistribusikan/dicatatkan 165.500.000 lembar
Tanggal Open (Rp.) High (Rp.) Low (Rp.) Last (Rp.) Volume (Lembar)
Triwulan I /2014 610 617 603 614 10.176.803
Triwulan 2/2014 789 799 778 791 7.683.180
Triwulan 3/2014 804 809 797 805 3.437.522
Triwulan 4/2014 784 787 774 781 836.376
24,12% 23,19%
36,14% 38,58%
20,95% 20,15%
4,06% 3,91%
5,08% 4,89%
9,65% 9,28%
Masyarakat Masyarakat
PT Sinar
Mochtar Nio PT Multipolar
Cemerlang
Riady Yantony Tbk
Sejati
NOBU BANK
Keterangan
PT KBN : PT Kharisma Buana Nusantara
PT LGI : PT Lippo General Insurance
PT PCS : PT Prima Cakrawala Sentosa
PT PMI : PT Putera Mulia Indonesia
Riwayat Singkat
PT Kharisma Buana Nusantara berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta No. 2 tanggal 4
Januari 2005 (“Akta Pendirian”), yang dibuat di hadapan Robert Purba, S.H., Notaris di Jakarta yang
telah:
a. memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Keputusan No. C-04382.HT.01.01.TH. 2005 tanggal 21 Februari 2005;
b. didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang
Wajib Daftar Perusahaan dengan No. TDP 090215131252 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya
Jakarta Barat No. 1415/BH.09-02/VI/2006; dan
c. diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 46 tanggal 8 Juni 2007, Tambahan No. 5662
Tahun 2007;
Anggaran Dasar KBN telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Pernyataan
Keputusan Para Pemegang Saham No. 28 tanggal 28 November 2011 yang dibuat dihadapan Unita
Christina Winata, S.H., Notaris di Kabupaten Tangerang yang telah menerima persetujuan dari Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No. AHU-62700.AH.01.02.Tahun 2011
tanggal 19 Desember 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan pada Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dengan No. AHU-0104063.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 19 Desember
2011.
Maksud dan tujuan KBN ialah berusaha dalam bidang perdagangan, pembangunan, perindustrian,
pertambangan, percetakan, pertanian, pengangkutan darat, jasa dan perbengkelan.
Pemegang Saham PT Kharisma Buana Nusantara adalah 99,9% Bp. Mochtar Riady dan 0,001% Bp. Nio
Yantony. Total Aset PT Kharisma Buana Nusantara per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 5,7 triliun
meningkat 50% dari akhir tahun 2013 yang sebesar Rp 3,8 triliun. PT Kharisma Buana Nusantara per 31
Desember 2014 memiliki 23,19% saham Perseroan.
Riwayat Singkat
PT Prima Cakrawala Sentosa merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum
yang berlaku di Indonesia. PCS didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 19 tertanggal 9 Mei 2011, dibuat
oleh Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta dan telah mendapatkan pengesahan badan hukum perseroan
dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-25011.AH.01.01.Tahun 2011 tertanggal 19 Mei
2011 (“Anggaran Dasar PCS”).Anggaran Dasar PCS telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PCS No. 7 tertanggal 3 Mei 2012, dibuat
oleh Rini Yulianti, S.H., Notaris di Jakarta, dan sampai saat ini atas akta perubahan tersebut dalam proses
persetujuan dan pemberitahuan Perubahan Anggaran dasar ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia sebagaimana termuat dalam Surat Keterangan Notaris Rini Yulianti, S.H. No.
83/NOT/V/2012 tanggal 4 Mei 2012 (“Akta No. 7/2012”).
Pemegang Saham PT Prima Cakrawala Sentosa adalah 99,9% PT Multipolar Tbk. Total Aset PT Prima
Cakrawala Sentosa per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp 357,9 miliar meningkat 1,2% dari akhir
tahun 2013 yang sebesar Rp 353,4 miliar. PT Prima Cakrawala Sentosa per 31 Desember 2014 memiliki
20,95% saham Perseroan.
Riwayat Singkat
PT Lippo General Insurance Tbk merupakan suatu perseroan terbatas terbuka yang didirikan pertama
kali dengan nama PT Asuransi Brawidjaja berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia, sebagaimana
tercantum dalam akta pendirian, yang tertuang dalam Akta No. 1 tertanggal 6 September 1963, dibuat
di hadapan Ny. Adasiah Harahap, S.H., Notaris di Jakarta (“Anggaran Dasar LGI”). Anggaran Dasar LGI
telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Perubahaan Anggaran Dasar LGI No. 111
tertanggal 20 Februari 2009, dibuat dihadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta yang telah mendapatkan
persetujuan akta perubahan Anggaran Dasar Perseroan dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia,
No. AHU-11818.AH.01.02.Tahun 2009 tertanggal 8 April 2009 (“Akta No. 111/2009”).
Riwayat Singkat
PT Putera Mulia Indonesia merupakan suatu perseroan terbatas terbuka yang didirikan berdasarkan
hukum yang berlaku di Indonesia, sebagaimana tercantum dalam akta pendirian, yang tertuang dalam
Akta Pendirian Perseroan Terbatas PMI No. 36 tertanggal 30 April 2012, dibuat di hadapan Unita Christina
WInata, S.H., Notaris di Jakarta Selatan yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-24774.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 8 Mei 2012 dan Daftar
Perseroan pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-0041304.
AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 8 Mei 2012, (“Anggaran Dasar PMI”). Sampai dengan laporan tahunan ini
diterbitkan, PMI belum mengalami perubahan anggaran dasar.
Total
Bursa Efek
Bursa Efek Indonesia
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190
Notaris
Unita Christina Winata, SH
Jl. Deplu Raya No. 16 A, Jakarta Selatan 12330
Konsultan Hukum
Nindyo & Associates
Attorney at Law and Capital Market Consultant
The H Tower 16th Floor Unit B-2
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C 20-21Jakarta 12940
Kapitalisasi Pasar
Per 31 Desember 2014, kapitalisasi pasar saham PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) adalah sebesar
Rp. 3.276.610.800.000,00.
Data Perseroan
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan No. 203
tanggal 28 Juni 2013, yang dibuat dihadapan Unita Christina Winata, S.H., Notaris di Jakarta, Susunan
Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut :
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Independen : Prof. Dr. Adrianus Mooy
Komisaris Independen : Hadiah Herawatie, S.H. LLM
Komisaris : Markus Permadi
Direksi
Direktur Utama : Suhaimin Djohan
Direktur : Januar Angkawidjaja
Direktur : Hendra Kurniawan
Direktur : Lim Migi Trisnadi Elias
Data Perseroan
Profil Dewan Komisaris
Warga Negara Indonesia, 78 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Science dari Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada pada tahun 1958, gelar Master of Science dari University of Wisconsin Department
of Economics di Madison, Wisconsin, Amerika Serikat pada tahun 1960 dan gelar PhD dari University of
Wisconsin Department of Economics di Madison, Wisconsin, Amerika Serikat pada tahun 1966. Menjabat
sebagai Komisaris Utama/Independen Perseroan sejak tahun 2011.
Memulai karir di Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada sebagai Asisten Dosen (1958-1959), pada
LEKNAS (Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional – LIPI sebagai Peneliti (1965-1966), Fakultas
Ekonomi Universitas Gajah Mada sebagai Dosen (1965-1969), Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
sebagai Dosen (1966-1969), Perguruan Tinggi Ilmu Statistik sebagai Dosen (1967), Kantor Menteri
Utama Ekonomi dan Keuangan sebagai Pd Kepala Bagian Statistik (1967-1968), Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai Kepala Biro Keuangan Dalam Negeri (1968-1969), United
Nations Economic Commission for Asia and the Far East (UN-ECAFE) sebagai Associate Economic
Affairs Officer (1969-1973), Bappenas sebagai Deputi Ketua Bidang Fiskal dan Moneter (1973-1988),
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai Dosen (1973-1993), Sekolah Staf Komando (SESKO)
ABRI sebagai Dosen (1976-1977), Kementerian Koordinator Ekonomi, Keuangan dan Industri (MENKO-
EKUIN) Republik Indonesia sebagai Asisten Menko Bidang Moneter (1978-1983), Lembaga Pertahanan
Nasional (LEMHANAS) sebagai Dosen (1980-1981), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dan Badan
Pekerja MPR-RI sebagai Anggota (1982-1992), Panitia 11 GBHN sebagai Anggota (1982), Dewan Moneter
sebagai Sekretaris (1983-1988), Kementrian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai
Asisten Menteri bidang Pembiayaan Pembangunan (1985-1988), Panitia 9 GBHN sebagai Anggota (1987),
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia sebagai Profesor/Guru Besar Luar Biasa (1987), Bank Indonesia
(BI) sebagai Gubernur (1988-1993), Dewan Moneter sebagai Anggota (1988-1993), International Monetary
Fund (IMF) sebagai Gubernur untuk Indonesia (1988-1993), Multilateral Investment Guarantee Agency
(MIGA) sebagai Gubernur Pengganti untuk Indonesia (1988-1993), Asian Development Bank (ADB) sebagai
Gubernur Pengganti untuk Indonesia (1988-1993), Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia sebagai
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Uni Eropa (1993-1995), United Nations Economic
and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) sebagai Under-Secretary General/Executive
Secretary (1995-2000), South East Asian Central Banks (SEACEN) Center sebagai Chief Consultant
(2001), United Nations Support Facility for Indonesian Recovery (UNSFIR) sebagai Senior Advisor (2004-
2005), ADB sebagai Institutional Advisor (2006-2007), BI sebagai Pewancara Fit and Proper Test (2006-
2008), Forum Masyarakat Statistik sebagai Anggota (2007-2014), ABFI Institute Perbanas sebagai Chair
Professor (2007-2009), PT Strategic Asia sebagai Partner/Direktur (2007-2010), Universitas Pelita Harapan
sebagai Senior Advisor/Mentor (2007-sekarang), PT Lippo Karawaci Tbk sebagai Komisaris Independen
(2007-2011), PT Matahari Putra Prima Tbk sebagai Komisaris Independen (2007-2013).
Fakultas Bisnis Universitas Pelita Harapan Karawaci sebagai Pj. Dekan (2010), PT Strategic Asia sebagai
Member of Advisory Council (2010-sekarang) dan Universitas Pelita Harapan Surabaya sebagai Rektor
(2010-sekarang).
Data Perseroan
Profil Dewan Komisaris
Markus Permadi
Komisaris
Warga Negara Indonesia, 68 tahun, menempuh pendidikan di Fakultas Teknik (1964-1969) dan Ekonomi
(1969-1971) dari Universitas Indonesia. Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2012.
Memulai karir di SMP Desaputra – Lenteng Agung (Sekolah Menengah/Panti Asuhan di Jawa Barat) sebagai
Guru (1969), Harian Berita Yudha (Harian Berita Nasional sebagai Tenaga Honorer (1970), berbagai posisi di
Citibank, N.A terakhir sebagai Vice President User Coord. Automation Project (1971-1983), PT Systematic
Banu Prakarsa sebagai President Director (1983-1987), berbagai posisi di PT Bank Central Asia terakhir
sebagai Executive Director (1983-1990), berbagai posisi di PT Bank Lippo Tbk terakhir sebagai Direktur
Utama (1989-1998), berbagai posisi di PT Lippo Securities terakhir sebagai Presiden Komisaris (1990-1998),
Kantor Menag P-BUMN/Badan Pengelola BUMN sebagai Asisten Menteri / Deputi Bidang Usaha Pelayanan
Masyarakat dan Pengembangan Sumber Daya (1998), PT Indosat (Persero) sebagai Komisaris (1998-2000),
PT Jamsostek (Persero) sebagai Komisaris Utama (1998-1999), Kantor Meneg P-BUMN / Badan Pembina
BUMN sebagai Asisten Menteri/Deputi Bidang Keuangan dan Jasa Lainnya (1998-2000), berbagai posisi di
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terakhir sebagai Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen (1998-2005),
PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk sebagai Komisaris (1999-2000), PT Pacific Utama Tbk sebagai
Komisaris (2000-2001), PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk sebagai Komisaris Independen (2005-2007),
Lembaga Penjamin Simpanan sebagai Komisaris (2005-2008), Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI)
sebagai Ketua Bidang Organisasi Litbang & Disiplin (2002-2006), PT Multi Media Interaktif sebagai Komisaris
(2005-2008), PT First Media Tbk sebagai Komisaris (2006-2007), PT Ciptadana Multifinance sebagai Presiden
Komisaris (2006-2007), PT Media Interaksi Utama sebagai Komisaris (2007-2011), dan Bowsprit Capital
Corporation, Singapore sebagai Non-Executive Director (2007-2012). Terakhir menjabat sebagai Presiden
Komisaris di PT Star Pacific sejak tahun 2009 hingga 2013.
Warga Negara Indonesia, 56 tahun, memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia pada
tahun 1982 dan gelar LLM dari The London School of Economics and Political Science pada tahun 1990.
Menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan sejak tahun 2011.
Saat ini purna tugas sebagai PNS setelah mencapai karir jabatan setara Eselon I di Kementerian Koordinator
Bidang Perekonomian dan Sekretariat Negara RI.
Pernah duduk di Expert Group on Commodity Exchange (UNCTAD) sebagai Anggota (1993), PT (Persero)
Angkasa Pura I sebagai Komisaris (1999-2007), PT (Persero) Permodalan Nasional Madani sebagai
Komisaris (1999-2010), PT (Persero) Perusahaan Pengelola Aset sebagai Komisaris (2004-2008), dan PT
Bank Lippo Tbk sebagai Komisaris (2002-2003).
Data Perseroan
Profil Direksi
Suhaimin Djohan
Direktur Utama
Warga Negara Indonesia, 48 tahun, memperoleh gelar Insinyur dari Insitut Pertanian Bogor pada tahun
1990. Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2013.
Memulai karir di Astra Credit Companies sebagai Branch Manager (1990-1993), Bank Danamon sebagai
Team Leader (1993), Multipro Adiguna Semesta sebagai GM/Marketing Manager (1994-1996), Bank Sewu
sebagai Consumer Bank Division Head/Branch Manager (1996-1999), Citibank N.A – Indonesia sebagai
Consumer Finance Head (1999-2005), berbagai posisi di LippoBank terakhir sebagai Head of Consumer
Banking (2005-2008), berbagai posisi di CIMB Niaga (2008-2010), terakhir sebagai Retail Banking Director,
PT Kencana Internusa Artha Finance sebagai Komisaris Utama (2009-2010), Saseka Gelora Finance (saat
ini telah berubah nama menjadi CIMB Niaga Auto Finance) sebagai Komisaris (2009-2010) dan UOB
Indonesia sebagai Personal Financial Services Director (2010-2012).
Januar Angkawidjaja
Direktur
Warga Negara Indonesia, 47 tahun, memperoleh gelar Bachelor of Science dalam Ekonomi dari University
of Kansas, Amerika Serikat pada tahun 1991. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2011,
bertanggung jawab atas bidang Risk Management, Compliance dan Human Resources.
Memulai karir di Lippobank Los Angeles California sebagai Analyst of Credit Division & Staff of Finance
Division (1991-1992), Swiss Bank Corporation Hong Kong sebagai Trainee of Equity Research Analyst
(1992), Hongkong Chinese Bank sebagai Trainee of Treasury Department (1993), dan berbagai posisi
di Lippobank antara lain Risk Management Group Head, Commercial Banking Group Head, Credit
Restructuring Group Head dan terakhir sebagai Head of Risk Management & Compliance (1993-2008).
Data Perseroan
Profil Direksi
Hendra Kurniawan
Direktur
Warga Negara Indonesia, 49 tahun, memperoleh gelar Sarjana Muda dalam Ekonomi / Jurusan Akuntansi
dari STIE Perbanas – Jakarta pada tahun 1990, Master of Business Administration dari Institut Management
Newport Indoneisa (IMNI) – Jakarta Afiliasi Newport University Los Angeles – California pada tahun
1995, Sarjana Ekonomi dari Universitas Persada Indonesia YAI – Jakarta pada 1998, Sarjana Hukum dari
Universitas Mpu Tantular pada tahun 2004 dan Magister Kenotariatan dari Universitas Indonesia pada
tahun 2008. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2012, bertanggung jawab atas bidang
Treasury, Finance dan Financial Reporting.
Memulai karir di PT Bank Lippo Tbk sebagai staf bagian akunting (1984-1990), PT Bank Dana Asia sebagai
Kepala Bagian Administrasi Keuangan (1991-1999), berbagai posisi di PT Bank Lippo Tbk terakhir sebagai
Finance Group Head (1999-2008), PT Bank CIMB Niaga Tbk sebagai Financial Support Head (2008-2009)
dan PT Bank Nationalnobu sebagai Kepala Divisi Akunting dan Keuangan dan merangkap sebagai Kepala
Divisi Tresuri (2011-2012).
Warga Negara Indonesia, 49 tahun, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atma Jaya Jakarta
tahun 1989 dan Magister Manajemen dari Universitas Pelita Harapan di tahun 2005. Menjabat sebagai
Direktur Perseroan sejak tahun 2014, bertanggung jawab atas bidang Operation, Teknologi Informasi,
Network Development, dan General Affairs.
Memulai karir di PT Bank Lippo Tbk sebagai staf operasi kantor pusat pada tahun 1989, dan menapaki
berbagai jenjang dan posisi seperti Kepala Bagian Operasional, Wakil Kepala Cabang, Pemimpin Cabang
Cilegon dan Tangerang hingga menjabat sebagai Operation Group Head Kantor Pusat, dan terakhir, pasca
merger menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk, menjabat sebagai Head of Operations sampai tahun 2012.
Bergabung dengan Perseroan pada Maret 2012 sebagai Kepala Divisi Operasi.
Data Perseroan
Komite-Komite
Komite Audit
Perseroan telah membentuk Komite Audit melalui Keputusan Dewan Komisaris Perseroan SK No. 001/
SK/KOM/III/11, tanggal 28 Maret 2011 tentang pembentukan Komite Audit. Susunan keanggotaan Komite
Audit adalah sebagai berikut:
Komite Audit
Ketua : Adrianus Mooy
Anggota : Sukarwan
Anggota : I Nyoman Tjager
Anggota : Markus Permadi
Sukarwan
Anggota Komite Audit
Warga Negara Indonesia, lahir di Yogyakarta pada tahun 1947. Memperoleh gelar master bidang manajemen
bisnis dari Asian Institute of Management, Manila, Filipina. Mengawali karirnya di Bank Indonesia sebagai
Staf Bagian Moneter di tahun 1977 hingga menjabat sebagai Direktur Direktorat Perizinan dan Informasi
Perbankan Bank Indonesia di tahun 1999 sebelum akhirnya menjadi Staf Ahli Dewan Gubernur di tahun
2000 hingga pensiun di tahun 2003. Anggota Tim Penulis Sejarah Bank Indonesia, Anggota Tim Kerja
Pewawancara Fit and Proper Test New Entry Bank Indonesia tahun 2003-2008 dan menjabat sebagai
Komisaris Bank Danamon sejak 1998 hingga akhir 1999 dan Komisaris Bank ICBC Indonesia sejak 2008
hingga 2013. Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2008.
Data Perseroan
I Nyoman Tjager
Anggota Komite Audit & Komite Pemantau Risiko
Warga Negara Indonesia, lahir di Tabanan Bali pada tahun 1950. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari
Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, Yogyakarta; Master di bidang Ekonomi dari Fordham University,
New York, AS; Doktor dari Program Doktor Hukum, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Indonesia. Berkarir
di Biro Hukum Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), 1978-1997, dengan jabatan terakhir sebagai
Kepala Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum. Menjabat Komisaris di beberapa Perusahaan
(PT Jakarta Lloyd, PT KSEI, Pupuk Kaltim, PT Bhakti Capital Investment, PT Bank Lippo.Tbk, PT Ancora
Indonesia Resources, PT Wahana Ottomitra Multiartha, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk). Tahun
1999-2005 menduduki di berbagai posisi penting di Kantor Menteri Negara PM-BUMN, terakhir sebagai
Staf Ahli Menteri Negara BUMN bidang KUK-Kementrian BUMN. Ketua Komite Audit PT Indocement
Tunggal Prakasa Tbk dan menjabat Komisaris Utama Bursa Efek Indonesia sejak Agustus 2008. Menjadi
Anggota Komite sejak tahun 2011.
Warga Negara Indonesia, lahir di Kediri pada tahun 1950. Memperoleh gelar LLM dari University of
California Berkeley, USA. Mantan Staf Khusus Menteri BUMN, di Kabinet Indonesia Bersatu. saat ini
menjadi konsultan hukum, pengajar di S-1 dan S-2 Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selain itu
Anggota Komite Etik Level Governance OJK, serta Komisaris di BUMN dan beberapa perusahaan lainnya.
Menjadi Anggota Komite sejak tahun 2011.
Data Perseroan
Chandra Kusdianto
Anggota Komite Remunerasi & Nominasi
Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta, 6 Desember 1976, memperoleh gelar Sarjana Psikologi dari
Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. Saat ini sedang melanjutkan pendidikan Master of Art in Counseling
pada Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia (STTRII) Jakarta. Selama kurang lebih 8 tahun bekerja
dan mendalami berbagai fungsi di bidang Human Resource Development, khususnya pada perusahaan-
perusahaan Consumer Good (Manufacturing Industry) sebelum memulai karir bersama Perseroan sebagai
Kepala Divisi Personalia sejak April 2011 sampai sekarang.
Struktur Organisasi
Dewan
Komisaris
• Komite Audit
• Komite Pemantau Risiko
• Komite Remunerasi dan Nominasi
Direktur
Utama
Direktur
Direktur Direktur Keuangan Direktur TI
Kepatuhan, Mnj
Bisnis & Tresuri & Operasi
Risiko, Personalia
S&D Regional
S&D
Non Business-
Jabotabek
Jabotabek East
Indonesia
IT Operation
Branch Branch Branch Lending Advisory Accounting
Policy & Quality Legal
Manager Manager Manager Business Services & Tax
Assurance
General
Services
Data Perseroan
Struktur Kepemilikan
23,19%
38,58%
20,15%
3,91%
4,89%
9,28%
Nio Yantony
Masyarakat
Data Perseroan
Batam - Mega Mall Pangkal Pinang - Jend. Sudirman Balikpapan - Ahmad Yani
Mega Mall Batam Center Jl. Jend. Sudirman No. 19-20 Jl. Ahmad Yani No.16A,
Lower Ground Pangkal Pinang Balikapapan Tengah 76124
Jl. Engku Putri Depan Pelabuhan Telp : 0717-432602 Telp : 0542 -791914
Ferry International Batam Centre Fax : 0717-432110 Fax : 0542 - 791912
- Batam 29466
Telp : 0778 - 470187 Palembang – Square Extention Banjarmasin - Ahmad Yani
Fax : 0778 – 470188 Palembang Square Extention Jl. Jendral Ahmad Yani
Jl. Angkatan 45/ POM IX, KM 1 No 16,
Batam - Penuin Palembang 30137 Banjarmasin 70233
Komplek PT Penuin, Telp : 0711-5630311 Telp : 0511 – 3269318
Blok F Nomor. 7 Fax : 0711-5630315 Fax : 0511 – 3269330
Kecamatan Lubuk Baja
Kelurahan Batu Selicin Palembang - Jakabaring Samarinda - Ahmad Yani
Kepulauan Riau, 29441 Mall Lippo Plaza Jakabaring Jl. Ahmad Yani No. 21
Telp : 0778 - 457 590 Jl. Gubernur H. A Samarinda
Fax : 0778 - 459 382 Bastari Palembang 30252 Telp : 0541-7273992
Telp : 0711 – 5649554 Fax : 0541-748675
Padang - Pondok Fax : 0711 - 5649556
Jl. Pondok No. 114B Manado - Lippo Plaza Kairagi
Padang 25119 Lampung – Central Plaza Lippo Plaza Kairagi
Telp : 0751 – 810260 Central Plaza Lampung Jl. AA Maramis
Fax : 0751 – 810300 Jl. Kartini No. 21 Kairagi Manado 95254
Tanjung Karang Pusat, Sulawesi Utara
Jambi - WTC Batanghari Bandar Lampung 35216 Telp : 0431 – 7210157
Wiltop Trade Centre Batanghari Telp : 0721 – 250216 Fax : 0431 – 7210159
Jl. Sultan Tahaha No 17 Fax : 0721 - 240598
Jambi 36111 Manado - Siloam Sam Ratulangi
Telp : 0741 – 7837416 Bengkulu - Jend Sudirman Rumah Sakit Siloam
Fax : 0741 – 7837415 Jl. Jenderal Sudirman No. 26, Jl. Boulevard Sam Ratulangi 22
Pintu Batu, Teluk Segara Manado 95111
Jambi - Hayam Wuruk Bengkulu Telp : 0431 – 8883196
Jl. Hayam Wuruk No 168 A/B Telp : 0736-345258 Fax : 0431 – 8883199
Cempaka Putih Fax : 0736-343639
Jambi 36134 Makassar - Tanjung Bunga
Telp : 0741 – 7551624 Pontianak - Ahmad Yani Jl. Metro Tanjung Bunga
Fax : 0741 - 7551626 Ahmad Yani Megamall (Daeng Patompo) Kav. 9
Jl. Ahmad Yani, Pontianak 78122 Makassar Sulawesi Selatan
Telp : 0561 – 761630 Telp : 0411 – 8111622
Fax : 0561 - 6580355 Fax : 0411 – 8111859
Pernyataan Manajemen
Surat Pernyataan
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi
Tentang
Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2014
PT Bank Nationalnobu Tbk
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan
PT Bank Nationalnobu Tbk tahun 2014 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas
kebenaran isi Laporan Tahunan Perseroan.
Direksi Perseroan
Nobu Center, Plaza Semanggi, Jl. Jend. Sudirman Kav. 50, Jakarta 12930
T : +62 21 2553 5128 F : +62 21 2553 5130 www.nobubank.com
Referensi Peraturan
A. Ketentuan Umum
1. Laporan tahunan wajib memuat:
a. ikhtisar data keuangan penting; 14
b. laporan Dewan Komisaris; 18
c. laporan Direksi; 22
d. profil perusahaan; 4
e. analisis dan pembahasan manajemen; 54
f. tata kelola perusahaan; 68
g. tanggung jawab sosial perusahaan; 64
h. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit; dan 143
i. surat pernyataan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi 131
atas kebenaran isi laporan tahunan.
2. Laporan tahunan wajib disajikan dalam bahasa Indonesia. Dalam
hal laporan tahunan juga dibuat selain dalam bahasa Indonesia,
baik dalam dokumen yang sama maupun terpisah, maka laporan
tahunan dimaksud harus memuat informasi yang sama. Dalam hal
terdapat perbedaan penafsiran akibat penerjemahan bahasa, maka
yang digunakan sebagai acuan adalah laporan tahunan dalam bahasa
Indonesia.
3. Laporan tahunan wajib dibuat sedemikian rupa sehingga mudah
dibaca. Gambar, grafik, tabel, dan diagram disajikan dengan
mencantumkan judul dan/atau keterangan yang jelas.
4. Laporan tahunan wajib dicetak pada kertas berwarna terang yang
berkualitas baik, berukuran A4, dijilid, dan dimungkinkan untuk
direproduksi dengan fotokopi.
Referensi Peraturan
D. Laporan Direksi 22
Laporan Direksi paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:
1. kinerja perusahaan, yang mencakup antara lain kebijakan strategis,
perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan
kendala-kendala yang dihadapi perusahaan;
E. Profil Perusahaan 4
Profil perusahaan paling kurang memuat hal-hal sebagai berikut:
1. nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimile, alamat surat eletronik 8
(e-mail), dan laman (website) perusahaan dan/atau kantor cabang
atau kantor perwakilan, yang memungkinkan masyarakat dapat
memperoleh informasi mengenai perusahaan;
2. riwayat singkat perusahaan; 7
3. kegiatan usaha perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, serta 8
jenis produk dan/atau jasa yang dihasilkan;
4. struktur organisasi perusahaan dalam bentuk bagan, paling kurang 121
sampai dengan struktur satu tingkat di bawah Direksi, disertai dengan
nama dan jabatan;
5. visi dan misi perusahaan; 6
6. profil Dewan Komisaris, meliputi: 108
a. nama;
b. riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar
hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan
Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan
RUPS;
c. riwayat pendidikan;
d. penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Dewan Komisaris yang telah diikuti
dalam tahun buku (jika ada); dan
e. pengungkapan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi dan
anggota Dewan Komisaris lainnya, serta pemegang saham (jika
ada);
7. profil Direksi, meliputi:
a. nama dan uraian singkat tentang tugas dan fungsi yang 112
dilaksanakan;
b. riwayat jabatan, pengalaman kerja yang dimiliki, dan dasar
hukum penunjukkan pertama kali pada Emiten atau Perusahaan
Publik, sebagaimana dicantumkan dalam berita acara keputusan
RUPS;
c. riwayat pendidikan;
d. penjelasan singkat mengenai jenis pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Direksi yang telah diikuti dalam tahun
buku (jika ada); dan
e. pengungkapan hubungan afiliasi dengan anggota Direksi lainnya
dan pemegang saham (jika ada);
8. dalam hal terdapat perubahan susunan Dewan Komisaris dan/atau
Direksi yang terjadi setelah tahun buku berakhir sampai dengan batas
Referensi Peraturan
Referensi Peraturan
Referensi Peraturan
e. tugas dan tanggung jawab unit audit internal sesuai dengan yang
dicantumkan dalam piagam (charter) unit audit internal; dan
f. uraian singkat pelaksanaan tugas unit audit internal pada tahun
buku;
7. uraian mengenai sistem pengendalian interen (internal control) yang 82
diterapkan oleh perusahaan, paling kurang mengenai:
a. pengendalian keuangan dan operasional, serta kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan lainnya; dan
b. reviu atas efektivitas sistem pengendalian interen;
8. sistem manajemen risiko yang diterapkan oleh perusahaan, paling 82
kurang mengenai:
a. gambaran umum mengenai sistem manajemen risiko perusahaan;
b. jenis risiko dan cara pengelolaannya; dan
c. reviu atas efektivitas sistem manajemen risiko perusahaan;
9. perkara penting yang dihadapi oleh Emiten atau Perusahaan Publik,
entitas anak, anggota Dewan Komisaris dan Direksi yang sedang
menjabat, antara lain meliputi:
a. pokok perkara/gugatan;
b. status penyelesaian perkara/gugatan; dan
c. pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan.
10. informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan kepada Emiten
atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh
otoritas pasar modal dan otoritas lainnya pada tahun buku terakhir
(jika ada);
11. informasi mengenai kode etik dan budaya perusahaan (jika ada) 81
meliputi:
a. pokok-pokok kode etik;
b. pokok-pokok budaya perusahaan (corporate culture);
c. bentuk sosialisasi kode etik dan upaya penegakannya; dan
d. pengungkapan bahwa kode etik berlaku bagi Dewan Komisaris,
Direksi, dan karyawan perusahaan;
12. uraian mengenai program kepemilikan saham oleh karyawan dan/
atau manajemen yang dilaksanakan Emiten atau Perusahaan Publik,
antara lain jumlah, jangka waktu, persyaratan karyawan dan/atau
manajemen yang berhak, serta harga exercise (jika ada); dan
13. uraian mengenai sistem pelaporan pelanggaran (whistleblowing 80
system) di Emiten atau Perusahaan Publik yang dapat merugikan
perusahaan maupun pemangku kepentingan (jika ada), antara lain
meliputi:
a. cara penyampaian laporan pelanggaran;
b. perlindungan bagi pelapor;
c. penanganan pengaduan;
d. pihak yang mengelola pengaduan; dan
e. hasil dari penanganan pengaduan.
Referensi Peraturan
Giro pada Bank Indonesia 2.c, 2.d, 2.h, 5 424,897 265,191 Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 2.c, 2.d, 2.h, 6 12,348 10,738 Current Accounts with Other Banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2.c, 2.d, 2.i, 7 1,436,128 753,000 Placements with Bank Indonesia and Other Banks
Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka 2.n, 12 34,006 26,018 Advance and Prepaid Expenses
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form integral part of these
laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
LIABILITAS LIABILITIES
Liabilitas Segera 2.c, 2.d, 2.p, 14 -- 133 Obligations Due Immediately
Simpanan dari Bank Lain 2.d, 2.d, 2.q, 16 107,277 136,379 Deposits from Other Banks
Liabilitas Pajak Tangguhan 2.u, 17.d 2,917 1,421 Deferred Tax Liabilities
EKUITAS EQUITY
Modal Saham Share Capital
Nilai nominal Rp 100 (dalam rupiah penuh) Par Value Rp 100 (in full rupiah)
Modal Dasar - 7.950.000.000 (dalam Authorized - 7,950,000,000 (in
satuan penuh) saham full amount) shares
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh - Issued and Fully Paid -
4.311.330.000 (dalam satuan penuh) 4,311,330,000 (in full amount)
saham per 31 Desember 2014 dan shares on December 31,2014 and
4.145.830.000 (dalam satuan penuh) 4,145,830,000 (in full amount)
saham per 31 Desember 2013 19 431,133 414,583 shares on December 31, 2013
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 5,767,590 3,877,270 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form integral part of these
laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 20,211 19,778 INCOME BEFORE INCOME TAX
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2.u, 17.b, 17.c (4,649) (5,135) INCOME TAX EXPENSES
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form integral part of these
laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
Catatan/ Modal Agio Keuntungan Saldo Laba (Rugi)/ Retained Earning (Deficits) Jumlah
Notes Ditempatkan Saham/ (Kerugian) yang Telah Belum Ekuitas/
dan Disetor Premium on Belum Direalisasi Ditentukan Ditentukan Total
Penuh/ Stock atas Efek-efek Penggunaannya/ Penggunaannya/ Equity
Issued and Tersedia untuk Appropriated Unappropriated
Fully Paid Capital Dijual/
Unrealized Gains
(Loss) on
Marketable Securities
Available for Sale
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
SALDO PER 31 DESEMBER 2012 199,000 63,425 910 -- (7,249) 256,086 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2012
SALDO PER 31 DESEMBER 2013 414,583 651,838 (65,402) 200 7,194 1,008,413 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2013
SALDO PER 31 DESEMBER 2014 431,133 764,675 (49,340) 500 22,456 1,169,424 BALANCE AS OF DECEMBER 31, 2014
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form integral part of these
laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Penerimaan Bunga, Provisi dan Komisi 22 370,809 144,856 Proceeds from Interest, Fees and Commissions
Pembayaran Bunga 23 (217,114) (80,304) Interest Payment
Provisi dan Komisi selain Kredit 11,816 12,001 Fees and Commissions Other than Loan
Pembayaran Kepada Karyawan (62,460) (35,130) Payment to Employees
Pengeluaran Lainnya (90,692) (36,602) Other Expenses
Pembayaran Pajak Penghasilan (1,250) (415) Income Tax Payment
Arus Kas Sebelum Perubahan dalam Aset dan Cash Flows Before Changes in Operating
Liabilitas Operasi 11,109 4,406 Assets and Liabilities
Perubahan Aset dan Liabilitas yang Digunakan Changes in Assets and Liabilities
untuk Operasi: Used for Operating:
Penempatan pada Bank Lain (242,428) -- Placement with Other Banks
Efek-efek (209,246) (573,760) Marketable Securities
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali 497,890 (879,504) Reverse Repo
Kredit yang Diberikan (1,163,823) (826,537) Loans
Aset Lain-lain 7,083 (13,679) Other Assets
Liabilitas Segera (133) 108 Obligations Due Immediately
Simpanan Nasabah 1,740,576 1,760,680 Customer Deposits
Simpanan dari Bank Lain (29,102) 138,464 Deposits from Other Banks
Utang Pajak (1,283) 1,362 Taxes Payable
Liabilitas Lain-lain 6,494 749 Other Liabilities
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan Net Cash Flows Provided by
untuk) Aktivitas Operasi 617,137 (387,711) (Used in) Operating Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Pembelian Aset Tetap 11 (20,050) (13,635) Acquisition of Fixed Assets
Hasil Penjualan Aset Tetap 11 4,233 -- Proceeds from Sale of Fixed Assets
Hasil Penjualan Efek-efek -- 1,393 Proceeds from Sale of Marketable Securities
Kas Bersih yang Digunakan untuk Net Cash Flows Used in
Aktivitas Investasi (15,817) (12,242) Investing Activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Hasil dari Penerbitan Modal Saham 20 130,745 808,436 Proceeds from Issuance of Share Capital
Biaya Transaksi Penerbitan Saham (1,358) (4,440) Transactions Cost Issuance of Share
Kas Bersih yang Diperoleh dari Net Cash Flows Provided by
Aktivitas Pendanaan 129,387 803,996 Financing Activities
Kas dan Setara Kas terdiri dari: Cash and Cash Equivalents consist of :
Kas 4 49,797 23,584 Cash
Giro pada Bank Indonesia 5 424,897 265,191 Current Accounts with Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain 6 12,348 10,738 Current Accounts with Other Banks
Penempatan pada Bank Indonesia dan Placement with Bank Indonesia and
Bank Lain - jangka waktu jatuh tempo Other Banks - mature within
tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehan 7 1,193,700 753,000 three months since acquisition date
Sertifikat Deposito Bank Indonesia - jangka waktu Deposit Certificates of Bank Indonesia -
jatuh tempo tiga bulan atau kurang sejak mature within three months
tanggal perolehan 8 125,954 23,476 since acquisition date
Jumlah 1,806,696 1,075,989 Total
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari The accompanying notes form integral part of these
laporan keuangan secara keseluruhan financial statements
1. Umum 1. General
Perubahan status Bank dari perseroan tertutup menjadi The Bank changed the status from private company to
perseroan terbuka berdasarkan Akta Pernyataan become a public listed company pursuant to Notarial
Keputusan Rapat No. 7 tanggal 10 Desember 2012, yang Deed No. 7 dated December 10, 2012, made in the
dibuat di hadapan Unita Christina Winata, S.H., notaris di presence of Unita Christina Winata, S.H., notary in
Jakarta, dimana perubahaan tersebut telah mendapatkan Jakarta, which amendment was approved by the Minister
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia in
Republik Indonesia No. AHU-64129.AH.01.02.Tahun its letter No. AHU-64129.AH.01.02.Tahun 2012 dated
2012 tanggal 14 Desember 2012. December 14, 2012.
Anggaran dasar Bank telah mengalami beberapa kali Articles of association of the Bank have been amended
perubahan, terakhir dinyatakan dengan Akta Pernyataan several times, most recently by Notarial Deed No. 36
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dated August 26, 2014 made in the presence Unita
(RUPSLB) No. 36 tanggal 26 Agustus 2014 yang dibuat di Christina Winata, S.H., notary in Jakarta, regarding the
hadapan Notaris Unita Christina Winata, S.H., notaris di granting the delegation to the Board of Commissioners of
Jakarta, mengenai pemberian delegasi kepada Dewan the Bank.
Komisaris Bank.
Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup According to article 3 of its articles of association, the
kegiatan Bank adalah melakukan usaha di bidang Bank scope of activities is to conduct general banking
perbankan. services.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Based on the Decree of the Minister of Finance of the
Republik Indonesia No. 949/KMK.013/1990 tanggal Republic of Indonesia No. 949/KMK.013/1990 dated
16 Agustus 1990, Bank memulai kegiatan operasionalnya August 16, 1990, the Bank started it’s operation as a
sebagai bank umum. commercial bank.
Bank memperoleh izin usaha sebagai bank devisa The Bank had obtained the license to operate as a foreign
berdasarkan surat keputusan Otoritas Jasa Keuangan exchange bank based on the decision letter of Financial
No KEP-112/D.03/2014 tanggal 21 November 2014. Services Authority No. KEP-112/D.03/2014 dated
November 21, 2014.
Bank merupakan entitas anak dari PT Kharisma Buana The Bank is a subsidiary of PT Kharisma Buana
Nusantara, dimana pemegang saham mayoritas adalah Nusantara, where the majority shareholder is Mr. Mochtar
Bapak Mochtar Riady. Riady.
Kantor pusat Bank berlokasi di The Plaza Semanggi The Bank’s head office is located at The Plaza Semanggi
Kawasan Bisnis Granadha Lt. UG dan 9, Jalan Jendral Granadha Business District, UG and 9th Floor, Jalan
Sudirman Kav. 50, Jakarta Selatan 12930. Bank Jendral Sudirman Kav. 50, South Jakarta 12930. The
mempunyai kantor pusat non operasional, kantor cabang, Bank has non operational head office, branch offices,
kantor kas dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di cash offices and Automatic Teller Machines (ATM) in
Indonesia dengan rincian sebagai berikut: Indonesia, as follows:
2014 2013
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Based on the Deed of Extraordinary General
Pemegang Saham Luar Biasa No. 34 tanggal Shareholders Meeting No. 34 dated August 26, 2014
26 Agustus 2014 dari Notaris Unita Christina made by said Unita Christina Winata, S.H., notary in
Winata, S.H., notaris di Jakarta, disetujui penerbitan Jakarta, granted the issuance of pre-emptive rights of
saham baru Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu with the maximum of 414,583,000 shares. As of
sejumlah sebanyak-banyaknya 414.583.000 saham. December 31, 2014, the new shares issued was
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, saham baru 165,500,000 (full amount) ordinary shares with par value
yang diterbitkan sebanyak 165.500.000 (dalam satuan per share of Rp100 (full amount) and offering price of
penuh) saham biasa dengan nilai nominal per saham Rp790 (full amount) per share. The additional of the
Rp100 (nilai penuh) dan harga penawaran sebesar Rp790 Bank’s shares were listed on the Indonesia Stock
(nilai penuh) per saham. Penambahan saham Bank Exchange on September 4, 2014.
tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 4 September 2014.
1.c. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan 1.c. Board of Commissioners, Directors and Employees
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Based on the Deed of Annual General Meeting
Pemegang Saham Tahunan No. 31 tanggal 13 Juni 2014, of Shareholders No. 31 dated June 13, 2014 made in the
yang dibuat di hadapan Notaris Unita Christina presence of said Unita Christina Winata, S.H., notary in
Winata, S.H., notaris di Jakarta, susunan Dewan Jakarta, the Board of Commissioners and Board of
Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2014 Directors as of December 31, 2014 are as follows:
adalah sebagai berikut:
Lim Migi Trisnadi Elias telah mendapat persetujuan Lim Migi Trisnadi Elias was approved
efektif dari Bank Indonesia berdasarkan surat effectively by letter from Bank Indonesia
No. 15/120/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 28 November No. 15/120/GBI/DPIP/Rahasia dated November 28,
2013. 2013.
Berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham Based on the Deed of Annual General Meeting
Tahunan No. 203 tanggal 28 Juni 2013 dan Berita Acara of Shareholders No. 203 dated June 28, 2013 and
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 35 the Minutes of Extraordinary General Shareholders
tanggal 30 April 2012 yang dibuat di hadapan Unita Meeting No. 35 dated April 30, 2012 made in the
Christina Winata, S.H., notaris di Jakarta, susunan Dewan presence of Unita Christina Winata, S.H., notary in
Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Desember 2013: Jakarta, the Board of Commissioners and Board of
Directors on December 31, 2013:
*) Mengundurkan diri efektif tanggal 19 Desember 2013 *) Resigned effective on December 19, 2013
**) Mengundurkan diri efektif tanggal 1 Januari 2014 **) Resigned effective on January 1, 2014
Suhaiman Djohan efektif sebagai Direktur Utama setelah Suhaimin Djohan effective as President Director after
memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia obtaining approval from Bank Indonesia
No. 15/41/GBI/DPIP/Rahasia tanggal 26 Februari 2013. No. 15/41/GBI/DPIP/Rahasia dated February 26, 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank As at December 31, 2014 and 2013, the Bank has
memiliki karyawan masing-masing sebanyak 705 dan 506 705 and 506 employees, respectively (unaudited).
karyawan (tidak diaudit).
1.d. Komite-komite Bank, Satuan Kerja Audit Internal, 1.d. Bank’s Committees, Internal Audit Unit, Corporate
Sekretaris Perusahaan Secretary
Sesuai Peraturan Bank Indonesia (PBI) To comply with Bank Indonesia Regulation (PBI)
No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 yang telah No. 8/4/PBI/2006 dated January 30, 2006 which has been
diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober amended with PBI No. 8/14/PBI/2006 dated October 5,
2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance 2006 regarding the implementation of Good Corporate
bagi Bank Umum dan Peraturan No. IX.1.5 Governance for Commercial Bank and Regulation
merupakan lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK No.IX.1.5 which is an attachment in the Decree of
No. Kep 643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012, Bank Bapepam-LK No. Kep-643/BL/2012 dated December 7,
telah membentuk beberapa Komite. 2012 the Bank has established several committees.
Susunan Komite Bank per 31 Desember 2014 dan 2013 The members of Bank’s Committees as of
adalah sebagai berikut: December 31, 2014 and 2013 are as follows:
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Kepala As of December 31, 2014 and 2013, the Bank’s Head of
Satuan Kerja Audit Internal Bank adalah Deden Subagja. Internal Audit Unit is Deden Subagja.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Sekretaris As of December 31, 2014 and 2013, the Corporate
Perusahaan adalah Mario Satrio Wibowo. Secretary is Mario Satrio Wibowo.
2.b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan 2.b. Basis of Measurement and Preparation of Financial
Keuangan Statements
Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan keuangan The basis used in preparing the financial statements is
ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), historical cost, except for certain accounts which are
kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan measured based on another basis described in the
pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan related accounting policies for those accounts. The
akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan financial statements are prepared under the accrual basis
keuangan disusun dengan metode akrual kecuali laporan of accounting except for the statement of cash flows.
arus kas.
Laporan arus kas disajikan dengan metode langsung The statements of cash flows are prepared using the
(direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam direct method with classifications of cash flows into the
aktivitas menjadi kegiatan operasi, investasi dan operating, investing and financing activities. For the
pendanaan. Untuk penyajian laporan arus kas, kas dan statements of cash flows presentation, cash and cash
setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia dan equivalents consist of cash, current accounts with Bank
giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid Indonesia, current accounts with other banks and short
lainnya dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang term highly liquid investments with original maturities of
sejak ta\nggal perolehan yang tidak digunakan sebagai three months or less from the acquisition date which are
jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. not collateralized or not limited in use.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan The presentation currency used in the preparation of the
keuangan adalah mata uang Rupiah, yang juga financial statements is Indonesian Rupiah, which is the
merupakan mata uang fungsional Bank. functional currency of the Bank.
Kedua ISAK tersebut tidak berpengaruh signifikan Both of IFAS have no significant effect on the Bank’s
terhadap laporan keuangan Bank. financial statements.
2.c. Aset dan Liabilitas Keuangan 2.c. Financial Assets and Liabilities
(A) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar (A) Financial Assets at Fair Value Through Profit
melalui Laba Rugi or Loss
Kategori ini terdiri dari dua sub kategori yaitu aset This category comprises two sub categories are
keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok financial assets classified as held for trading, and
diperdagangkan dan aset keuangan yang pada financial assets designated by the Bank as at fair
saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Bank value through profit or loss upon initial
untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok A financial asset is classified as held for trading if
diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki it is acquired or incurred principally for the
terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali purpose of selling or repurchasing it in the near
dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai term and there is evidence of a recent actual
pola ambil untung dalam jangka pendek (short pattern of short term profit taking.
term profit taking) yang terkini.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke Financial instruments included in this category are
dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada recognised initially at fair value, transaction costs
saat pengakuan awal, biaya transaksi diakui are recognized directly in the statement of
secara langsung ke dalam laporan laba rugi comprehensive income. Gains and losses arising
komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang from changes in fair value and sales of these
timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan financial instruments are recognized directly in the
instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba statement of comprehensive income and are
rugi komprehensif dan dicatat masing-masing reported respectively as “Unrealized gain/(losses)
sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan from changes in fair value of financial
nilai wajar instrumen keuangan” dan instruments” and “Gains/(losses) on sale of
“Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen financial instrument”. Interest income on financial
keuangan”. Pendapatan bunga dari instrumen instruments held for trading are included in
keuangan dalam kelompok diperdagangkan “Interest income”.
dicatat sebagai “Pendapatan bunga”.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has
tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasi no financial assets classified at fair value through
pada nilai wajar melalui laba rugi. profit or loss.
(B) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang (B) Loans and Receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset Loans and receivables are non-derivative financial
keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap assets with fixed or determinable payments that
atau telah ditentukan dan tidak mempunyai are not quoted in an active market, other than:
kuotasi di pasar aktif, kecuali:
a) yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual a) those that the Bank intends to sell
dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan immediately or in the short term, which are
dalam kelompok diperdagangkan, serta yang classified as held for trading, and those that
pada saat pengakuan awal ditetapkan the Bank upon initial recognition designates
sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba as at fair value through profit or loss;
rugi;
b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan b) those that the Bank upon initial recognition
dalam kelompok tersedia untuk dijual; atau designates as available for sale; or
c) dalam hal Bank mungkin tidak akan c) those for which the Bank may not recover
memperoleh kembali investasi awal secara substantially all of its initial investment, other
substansial kecuali yang disebabkan oleh than because of credit deterioration.
penurunan kualitas pinjaman yang diberikan
dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, kredit yang diberikan Loans and receivables are initially recognized at
dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah fair value plus transaction costs and subsequently
biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya measured at amortised cost using the effective
perolehan diamortisasi dengan menggunakan interest rate method less allowance for
metode suku bunga efektif dikurangi cadangan impairment losses. Interest income on financial
kerugian penurunan nilai. Pendapatan dari aset assets classified as loans and receivables is
keuangan dalam kelompok pinjaman yang recorded as profit/loss and is reported as “interest
diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan income”.
laba rugi komprehensif dan dilaporkan sebagai
“pendapatan bunga”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian In the case of impairment, the impairment loss is
penurunan nilai diakui sebagai “cadangan recognized “allowance for impairment losses” as a
kerugian penurunan nilai” sebagai komponen component of deduction from the carrying value of
pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan the financial assets classified as loan and
dalam kelompok kredit yang diberikan dan receivables, and recognized in the statement of
piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi comprehensive income as “provision for
komprehensif sebagai “pembentukan cadangan impairment losses on financial assets”.
kerugian penurunan nilai atas aset keuangan”.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, Bank As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has
memiliki giro pada bank Indonesia, giro pada current with Bank Indonesia, current with other
bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan banks, placements with Bank Indonesia and other
bank lain, tagihan atas efek yang dibeli dengan banks, reverse repo, loans, accrued income, and
janji dijual kembali, kredit yang diberikan, other receivables which categorized as loans and
pendapatan yang masih harus diterima masuk, receivables.
dan tagihan lainnya dalam kategori pinjaman
yang diberikan dan piutang.
(C) Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (C) Held to Maturity Financial Assets
Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh Held to maturity investments are non derivative
tempo adalah aset keuangan non derivatif financial assets with fixed or determinable
dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan payments and fixed maturities that the Bank has
dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta Bank the positive intention and ability to hold to
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk maturity, other than:
memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh
tempo, kecuali:
a) aset keuangan yang pada saat pengakuan a) those that the Bank upon initial recognition
awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang designates as at fair value through profit or
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; loss;
b) aset keuangan yang ditetapkan oleh Bank b) those that the Bank designates as available
dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan for sale; and
c) aset keuangan yang memenuhi definisi c) those that meet the definition of loans and
pinjaman yang diberikan dan piutang. receivables.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan These held to maturity financial assets are initially
dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai recognized at fair value including transaction
wajarnya ditambah biaya transaksi dan costs (if any) and subsequently measured at
selanjutnya diukur pada biaya perolehan amortized cost, using the effective interest rate
diamortisasi dengan menggunakan suku bunga method net of allowance for impairment losses.
efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai.
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga Interest income on held to maturity investments is
jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi included in the statement of comprehensive
komprehensif dan diakui sebagai “pendapatan income and reported as ”interest income”. In the
bunga”. Ketika penurunan nilai terjadi, kerugian case of impairment, the impairment loss is
penurunan nilai diakui sebagai “cadangan recognized as “allowance for impairment losses”
kerugian penurunan nilai” sebagai komponen as a component of deduction from the carrying
pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui value of the investment, and recognized in the
di dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai statement of comprehensive income as “provision
“pembentukan cadangan kerugian penurunan for impairment losses on financial assets”.
nilai aset keuangan”.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, Bank As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has
memiliki efek-efek dalam kategori aset keuangan marketable securities categorized as held to
dimiliki hingga jatuh tempo. maturity financial assets.
(D) Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (D) Available for Sale Financial Assets
Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual Available for sale investments are financial assets
adalah aset keuangan non derivatif yang that are intended to be held for indefinite period of
ditetapkan untuk dimiliki untuk periode tertentu time, which may be sold in response to needs for
dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan liquidity or changes in interest rates, exchange
likuiditas atau perubahan suku bunga atau yang rates or that are not classified as loans and
tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang receivables, held to maturity investments or
diberikan atau piutang, investasi yang financial assets at fair value through profit or loss.
diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo atau aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laba rugi.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan Available for sale financial assets are initially
tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya recognised at fair value, plus transaction costs,
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur and measured subsequently at fair value with
pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau gains and losses being recognized in other
kerugian diakui pada pendapatan komprehensif comprehensive income until the financial assets is
lain kecuali untuk kerugian penurunan nilai hingga derecognized, except for impairment losses and
aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika foreign exchange gains and losses. If an available
aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami for sale financial asset is determined to be
penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang impaired, the cummulative gain or loss previously
sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif recognized in other comprehensive income is
lain, diakui pada laporan laba rugi komprehensif. recognized in the statement of comprehensive
Pendapatan bunga dihitung menggunakan income. Interest income is calculated using the
metode suku bunga efektif dan keuntungan atau effective interest method, and foreign currency
kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar gains or losses on monetary assets classified as
dari aset moneter yang diklasifikasikan sebagai available for sale are recognized in the statement
kelompok tersedia untuk dijual diakui pada of comprehensive income.
laporan laba rugi komprehensif.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, Bank As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has
memiliki efek-efek dalam kategori aset keuangan marketable securities categorized as available for
tersedia untuk dijual. sale financial assets.
Pengakuan Recognition
Bank menggunakan akuntansi tanggal transaksi The Bank uses settlement date accounting for regular
untuk mencatat transaksi aset keuangan. contracts when recording financial asset transactions.
(A) Liablilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai (A) Financial Liabilities at Fair Value Through
Wajar melalui Laba Rugi Profit or Loss
Kategori ini terdiri dari dua sub kategori, yaitu This category comprises two sub categories are
liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai financial liabilities classified as held for trading,
diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang and financial liabilities designated by the Bank as
pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh fair value through profit or loss upon initial
Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laba recognition.
rugi.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai A financial liability is classified as held for trading
diperdagangkam jika diperoleh terutama untuk if it is acquired or incurred principally for the
tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu purpose of selling or repurchasing in the near
dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio term or if it is part of a portfolio of identified
instrumen keuangan tertentu yang dikelola financial instruments that are managed together
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil and for which there is evidence of a recent actual
untung dalam jangka pendek yang terkini. pattern of short term profit taking.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari Gains and losses arising from changes in fair
perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang value of financial liabilities classified as held for
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat trading are recorded as profit/loss and are
pada laba/rugi sebagai “Keuntungan/(kerugian) reported as “Gains/(losses) from changes in fair
dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan”. value of financial instruments”. Interest expenses
Beban bunga dari liabilitas keuangan on financial liabilities held for trading are included
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat di in “Interest expenses”.
dalam “Beban bunga”.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas Fair value changes relating to financial liabilities
keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai designated at fair value through profit or loss are
wajar melalui laba rugi diakui di dalam recognized in “Unrealized gain/(losses) from
“Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai changes in fair value of financial instruments”.
wajar instrumen keuangan”.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has
tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur no financial liabilities measured at fair value
pada nilai wajar melalui laba rugi. through profit or loss.
(B) Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan (B) Financial Liabilities at Amortized Cost
Biaya Perolehan Diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan Financial liabilities that are not classified as at fair
sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai value through profit and loss fall into this category
wajar melalui laba rugi dikategorikan dan diukur and are measured at amortized cost.
dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan At the time of initial recognition, financial liabilities
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, are measured at amortized cost, fair value net of
diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi transaction costs (if any).
(jika ada).
Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh After initial recognition, the Bank measures all
liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya financial liabilities at amortized cost using
perolehan diamortisasi dengan menggunakan effective interest rates method.
metode suku bunga efektif.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013, Bank As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has
memiliki liabilitas segera, simpanan nasabah, obligations due immediately, deposits from
simpanan dan bank lain, dan liabilitas lain-lain customers, deposits from other banks, and other
dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur liabilities which categorized as financial liabilities
dengan biaya perolehan diamortisasi. at amortized cost.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai For financial instruments with no quoted market price,
harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek a reasonable estimate of the fair value is determined
ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar by reference to the current market value of another
instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung instrument which substantially has the same
berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset characteristic or calculated based on the expected
bersih efek-efek tersebut. cash flows of the underlying net asset of the
marketable securities.
Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan In connection with the loans which are recorded on
biaya perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat pada the basis of amortized cost, their carrying values at
saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai initial recognition may vary with the value to be
yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo, jika Bank obtained at the maturity date, if the Bank receive the
menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya income or the transactions cost that are directly
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung attributable to provide/purchase of such loans, giving
pada pemberian/pembelian kredit tersebut, loans with the interest rate below market rates,
memberikan kredit dengan suku bunga di bawah provide/purchase discount or premium credit. In
suku bunga pasar, memberikan/membeli kredit determining the market rate, the Bank uses interest
secara diskonto atau premium. Dalam menentukan rate prevailing in the Bank. In principle, the market
suku bunga pasar, Bank menggunakan suku bunga interest rate are not the same for all types of loans,
acuan yang berlaku di Bank. Pada prinsipnya suku where each type of loan has a different risk premium
bunga pasar tidak dapat disamaratakan untuk seluruh and profit margin targets, thereby the Bank classifying
jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk this type of loan as commercial loans (including
premium yang berbeda dan target profit margin, secured by cash collteral) and consumer loan with
dengan demikian Bank mengklasifikasikan jenis kredit collateral. Thus the benchmark rate is the cost of
tersebut menjadi kredit komersial (termasuk dengan funds as a whole, added to the risk premium and
jaminan deposito/cash collateral), dan kredit profit margin for credit in accordance with the type of
konsumsi dengan agunan. Dengan demikian suku loan.
bunga acuan adalah biaya dana secara menyeluruh,
ditambahkan dengan risk premium dan profit margin
untuk kredit sesuai dengan jenis kreditnya.
Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan The best evidence of fair value at initial recognition is
awal adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar the transaction price (that is, the fair value of the
pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali consideration given or received), unless the fair value
nilai wajar dari instrumen tersebut dapat dibuktikan of the instrument is evidenced by comparison with
dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang other observable current market transactions for the
sama di pasar terkini yang dapat diobservasi (yang same instrument (that is, without modification or
tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan repackaging) or based on a valuation technique
teknik penilaian dimana variabelnya termasuk hanya whose variables include only data from observable
data dari pasar yang dapat diobservasi. markets.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika Financial liabilities are derecognized when they are
liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau discharged or cancelled or expire.
kadaluarsa.
2.d. Klasifikasi dan Reklasifikasi Aset Keuangan 2.d. Classification and Reclassification of Financial
Assets
Pendapatan yang Masih Harus Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Diterima/ Accrued Income
Tagihan Lainnya/ Other Receivables Pinjaman Diberikan dan Piutang/ Loans and Receivables
Liabilitas Segera/ Obligations Due Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
Immediately diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
Simpanan Nasabah/ Deposits from Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
Liabilitas Customers diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
Keuangan/ Simpanan dari Bank Lain/ Deposits Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
Financial from Other Banks diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
Liabilities Akrual Bunga/ Accrued Interest Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
Expenses diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost
Beban Akrual/ Accrued Expenses Liabilitas Keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi/ Financial liabilities at amortized cost.
Rekening
Fasilitas Kredit yang Diberikan yang Belum Digunakan/ Unused Loan Facilities Granted
Administratif/
Bank Garansi/ Bank Guarantee
Off Balance sheet
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi The Bank shall not reclassify any financial instrument out
instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen of or into the fair value through profit or loss category
keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi while it was held.
selama instrumen keuangan tersebut dimiliki.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan The Bank shall not classify any financial assets as held to
sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam maturity if the entity has, during the current financial year
tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun or during the two preceding financial years, sold or
sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi reclassified more than insignificant amount of held to
dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari maturity investments before maturity (more than
jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih insignificant in relation to the total amount of held to
dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan maturity investments) unless sales or reclassifications
jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali that:
penjualan atau reklasifikasi tersebut:
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati a. are so close to maturity or the financial asset’s call
jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana date that changes in the market rate of interest would
perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh not have a significant effect on the financial asset’s
secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan fair value;
tersebut;
b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara b. occur after the Bank has collected substantially all of
substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan the financial asset’s original principal through
tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank telah scheduled payments or prepayments; or
memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar c. are attributable to an isolated event that is beyond the
kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat Bank’s control, is non-recurring and could not
diantisipasi secara wajar oleh Bank. reasonably anticipated by the Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga Reclassification of financial assets from held to maturity
jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat to available for sale is recorded at fair value. The
sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang unrealized gains or losses are recorded in the equity
belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen section and shall be recognized directly in equity section
ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan until the financial assets is derecognized, at which time
pengakuannya, dan pada saat itu, keuntungan atau the cumulative gain or loss previously recognized in
kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas equity shall be recognized in statement of comprehensive
harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif. income.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk Reclassifications of financial assets from available for
dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dicatat sale to hold to maturity are recorded at carrying amount.
pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum The unrealized gains or losses are amortized by using
direalisasi harus diamortisasi menggunakan suku bunga effective interest rate up to the maturity date of that
efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen instrument.
tersebut.
2.e. Penurunan Nilai dari Aset Keuangan 2.e. Impairment of Financial Assets
(i) Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya (i) Financial Assets Carried at Amortized Cost
Perolehan Diamortisasi
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank The Bank assesses at each reporting date whether
mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif there is objective evidence that a financial asset or
bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan group of financial assets is impaired. A financial asset
mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau or a group of financial assets is impaired and
kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan impairment losses are occurred, if and only if, there is
kerugian penurunan nilai telah terjadi, jika dan hanya objective evidence of impairment as a result of one or
jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai more events that occurred after the initial recognition
penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu of the asset (a loss event) and that loss event (or
atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan events) has an impact on the estimated future cash
awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan flows of the financial asset or group of financial assets
peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada that can be reliably estimated.
estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan
atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi
secara handal.
Kriteria yang digunakan oleh Bank untuk The criteria that the Bank uses to determine that there
menentukan bukti objektif dari penurunan nilai is objective evidence of impairment loss include:
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami a. significant financial difficulty of the issuer or
pihak penerbit atau peminjam; atau obligor; or
b. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya b. a breach of contract, such as a default or
wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok delinquency in interest or principal payments;
bunga;
c. data yang dapat diobservasi mengindikasikan c. observable data indicating that there is a
adanya penurunan yang dapat diukur atas measurable decrease in the estimated future
estimasi arus kas masa depan; cash flows;
d. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat d. the disappearance of an active market for that
kesulitan keuangan. financial asset because of financial difficulties.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan The estimated period between a loss occurring and
identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk its identification is determined by management for
setiap portofolio yang diidentifikasi. each identified portfolio.
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti Initially the Bank assesses whether objective
obyektif seperti tersebut di atas mengenai penurunan evidence of impairment for financial asset exists as
nilai atas aset keuangan. Penilaian individual described above. The individual assessment is
dilakukan atas aset keuangan yang signifikan yang performed on the significant impaired financial asset.
mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang The insignificant impaired financial asset included in a
tidak signifikan namun mengalami penurunan nilai group of financial asset with similar credit risk
dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang characteristics and collectively assessed.
memiliki karakteristik risiko yang serupa dan
dilakukan penilaian secara kolektif.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif If the Bank determined that there is no objective
mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang evidence of impairment in value of financial assets
dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut which are assessed on an individual basis, whether
signifikan atau tidak, maka aset keuangan tersebut significant or not, then the financial assets are
akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang included into the group of financial assets that
penurunan nilainya dinilai secara kolektif. Aset collectively assessed for impairment. Significant
keuangan yang signifikan dan telah terdapat bukti financial assets that have objective evidence to be
objektif terjadi penurunan nilai, tidak dimasukkan impaired are not included in the collective
dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. assessment of impairment.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa The calculation of the present value of estimated
datang atas aset keuangan dengan menggunakan future cash flows of collateralized financial assets
agunan mencerminkan arus kas yang dapat reflects the cash flows that may result from the
dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi foreclosure less costs for obtaining and selling the
biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, collateral, regardless of whether the foreclosure is
terlepas apakah pengambilalihan tersebut likely to occur or not.
berpeluang terjadi atau tidak.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan Future cash flows in a group of financial assets that
yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, are collectively evaluated for impairment are
diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan estimated on the basis of the contractual cash flows
kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset and historical loss experience for assets with credit
yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa risk characteristics similar to those in the group.
dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Historical loss experience is adjusted on the basis of
Kerugian historis yang pernah dialami kemudian current observable data to reflect the effects of
disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat current conditions that did not affect the period on
diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini which the historical loss experience is based and to
yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya remove the effects of conditions in the historical
kerugian historis tersebut dan untuk menghilangkan period that do not currently exist.
pengaruh kondisi yang ada pada periode historis
namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit Impairment loss relating to loans and marketable
yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori securities (held to maturity and loans and receivables
dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang categories) are classified in impairment expenses.
diberikan dan piutang) diklasifikasikan di dalam
beban penurunan nilai.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian If in the subsequent period, the amount of the
penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut impairment loss decreases and the decrease can be
dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang related objectively to an event occurring after the
terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian impairment was recognized (such as an improvement
penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat in the debtor’s credit rating), the previously
dipulihkan, baik secara langsung, atau dengan recognized impairment loss is reversed either directly,
menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan or by adjusting the allowance account. The amount of
penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi the impairment reversal is recognized in the
komprehensif. statement of comprehensive income.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit When a loan is uncollectible, it is written off against
tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik the related allowance for impairment loss. Such loans
cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang are written off after all the necessary procedures are
diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah semua completed and the amount of the loss is determined.
prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah
kerugian telah ditentukan.
(ii) Aset yang Tersedia untuk Dijual (ii) Assets Classified as Available for Sale
Pada setiap tanggal posisi keuangan, Bank The Bank assesses at each date of the statement of
mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif financial position whether there is an objective
bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan evidence that a financial asset or a group of financial
mengalami penurunan nilai. Penurunan yang assets is impaired. A significant or prolonged decline
signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai in the fair value of the security below its cost is an
wajar dari investasi dalam instrumen ekuitas di objective evidence of impairment resulting in the
bawah biaya perolehannya merupakan bukti obyektif recognition of an impairment loss. If any such
terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan evidence exists for available for sale financial assets,
pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat the cummulative loss, measured as the difference
bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk between the acquisition cost and the current fair
dijual, kerugian kumulatif, yang merupakan selisih value, less any impairment loss on that financial asset
antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, previously recognised as part of equity, is removed
dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan and recognized in the statement of comprehensive
yang sebelumnya telah diakui sebagai bagian dari income.
ekuitas, dikeluarkan dan diakui pada laporan laba
rugi komprehensif.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen If, in a subsequent period, the fair value of a debt
utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia instrument classified as available for sale increases
untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut and the increase can be objectively related to an
dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa event occurring after the impairment loss was
yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan recognized in statatement of comprehensive income,
nilai pada laporan laba rugi komprehensif, maka the impairment loss is reversed through the statement
kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan of comprehensive income.
melalui laporan laba rugi komprehensif.
(iii) Kontrak Jaminan Keuangan dan Komitmen (iii) Financial Guarantee Contracts and Commitment
Kontrak jaminan keuangan adalah kontrak yang Financial guarantee contracts are contracts that
mengharuskan penerbit untuk melakukan require the issuer to make specified payments to
pembayaran yang ditetapkan untuk mengganti uang reimburse the holder for a loss incurred because a
pemegang kontrak atas kerugian yang terjadi karena specified debtor defaulted to make payments when
debitur tertentu gagal untuk melakukan pembayaran due, in accordance with the terms of a debt
pada saat jatuh tempo, sesuai dengan ketentuan dari instrument. Such financial guarantees are given to
instrumen hutang. Jaminan keuangan tersebut banks, financial institutions and other institutions on
diberikan kepada bank-bank, lembaga keuangan dan behalf of customers to secure loans, other banking
badan-badan lainnya atas nama debitur untuk facilities, and unused provision of funds facilities.
menjamin kredit, fasilitas-fasilitas perbankan lainnya,
dan penyediaan dana yang belum ditarik.
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan Financial guarantees are initially recognised in the
keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal jaminan financial statements at fair value on the date the
diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada guarantee was given. The fair value of a financial
saat dimulainya transaksi pada umumnya sama guarantee at inception is likely to equal the premium
dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan received because all guarantees are agreed on arm’s
dengan syarat dan kondisi normal. length terms.
Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan Subsequently they are measured at the higher of
dicatat pada nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar amortised amount and the present value of any
amortisasi dengan present value atas pembayaran expected payment (when a payment under the
liabilitas yang diharapkan akan terjadi (ketika guarantee has become probable) and the difference
pembayaran atas jaminan menjadi probable) dan is charged to other operating expense.
selisihnya dibebankan sebagai biaya operasional
lain-lain
Cadangan kerugian penurunan nilai atas kontrak Allowances for impairment on financial guarantee
jaminan keuangan dan komitmen yang memiliki risiko contracts and commitment with credit risk are
kredit dihitung berdasarkan kerugian historis. calculated based on historical experience.
2.f. Saling Hapus antara Aset Keuangan dan Liabilitas 2.f. Offsetting Financial Assets and Liabilities
Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank saling Financial assets and financial liabilities Bank’s are offset
hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi and net amount presented in the statement of financial
keuangan, jika dan hanya jika Bank memiliki hak yang position, if and only if the Bank has a legally enforceable
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas right to set off the recognized amounts, and intends either
jumlah yang telah diakui tersebut; dan adanya maksud to settle on a net basis or to realize the asset and settle
untuk menyelesaikan secara neto atau untuk the liability simultaneously.
merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya
secara simultan.
2.h. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2.h. Current Accounts with Bank Indonesia and Other
Banks
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan Current Accounts with Bank Indonesia and other banks
sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat are classified as loans and receivables. Refer to Note 2.c
Catatan 2.c untuk kebjakan akuntansi atas pinjaman for the accounting policy of loans and receivables.
yang diberikan dan piutang.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan Current accounts with Bank Indonesia and other banks
sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi are initially measured at fair value plus directly attributable
yang dapat diatribusikan secara langsung dikurangi transaction costs, less any impairment loss reserves, if
dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika necessary.
diperlukan.
Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia On February 9, 2011, Bank Indonesia issued a regulation
mengeluarkan peraturan No. 13/10/PBI/2011, dimana No. 13/10/PBI/2011 whereas the minimum ratio of
ditetapkan bahwa GWM Utama dan Sekunder dalam Primary and Secondary Statutory Reserves is 8% of third
Rupiah ditetapkan masing-masing sebesar 8% dan party fund in rupiah and 2.50% of third party fund in
2,50% dari dana pihak ketiga dalam rupiah, sedangkan foreign currency, respectively. LDR Minimum Staturory
GWM dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari Reserves in rupiah is determined in the amount of
dana pihak ketiga dalam valuta asing. GWM LDR dalam computation between parameters under disincentive and
Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara Parameter over disincentive for the difference between the Bank’s
Disinsentif Bawah atau Parameter Disinsentif Atas LDR and LDR target by taking into account the difference
dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR
memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Incentive.
Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif.
Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia On December 24, 2013, Bank Indonesia issued a
mengeluarkan peraturan No. 15/15/PBI/2013, dimana regulation No. 15/15/PBI/2013 whereas the minimum ratio
ditetapkan bahwa GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan of Primary and Secondary Statutory Reserves is 8% of
sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan third party fund in rupiah and 4% of third party fund in
GWM Sekunder dalam Rupiah sebesar 4% dari dana rupiah, respectively.
pihak ketiga dalam rupiah.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib Primary Statutory Reserve is the minimum deposit that
dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro should be maintained by the Bank in current account with
pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia in certain percentage of third party fund
Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana determined by Bank Indonesia.
pihak ketiga.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib Secondary Statutory Reserve is the minimum reserve that
dipelihara oleh Bank dalam bentuk Sertifikat Bank should be maintained by the Bank in the form of Bank
Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau Indonesia Certificates (SBI), Government Debenture
Excess Reserve, yang besarnya ditetapkan Bank (SUN) and/or Excess Reserve, in certain percentage
Indonesia sebesar persentase tertentu. determined by Bank Indonesia.
GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib LDR Statutory Reserve is the minimum reserve deposits
dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo rekening giro that must be maintained by the Bank in the form of Bank
pada Bank Indonesia sebesar persentase dari dana Indonesia current account balances on a percentage of
pihak ketiga yang dihitung berdasarkan selisih antara the third party fund is calculated based difference
LDR yang dimiliki oleh Bank dengan LDR Target. between the Bank’s LDR with targeted LDR.
2.i. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2.i. Placements with Bank Indonesia and Other Banks
Penempatan pada Bank Indonesia merupakan Placement with Bank Indonesia is the investment of funds
penanaman dana dalam bentuk Fasilitas Simpanan Bank in the form of Bank Indonesia Deposit Facility (FASBI), on
Indonesia (FASBI), deposito on call, sertifikat deposito call deposits, certificates of deposites and call money.
dan call money.
Penempatan pada bank lain merupakan penanaman Placement with other banks is the investment of funds in
dana dalam deposito berjangka. the form of term deposits.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Placements with Bank Indonesia and other banks are
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan classified as loans and receivables. Refer to Note 2.c for
piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas the accounting policy of loans and receivables.
pinjaman yang diberikan dan piutang.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Placements with Bank Indonesia and other banks are
disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya initially measured at fair value plus directly attributable
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. transaction costs.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam Marketable securities as financial assets are classified as
kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh available for sale and held to maturity. See Note 2.c for
tempo. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi atas the accounting policy for financial assets classified as
aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan available for sale and held to maturity.
dimiliki hingga jatuh tempo.
Efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan Marketable securities are initially measured at fair value
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara plus directly attributable transaction costs.
langsung.
2.k. Tagihan atas Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual 2.k. Reverse Repo
Kembali
Tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Reverse repo consist of Government Securities and
yang dimiliki terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Treasury Bills.
Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
Tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Reverse repo was classified as loans and receivables.
diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan Refer to Note 2.c for the accounting policy of loans and
piutang. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntasi atas receivables.
pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada pengukuran awal, tagihan atas efek yang dibeli Reverse repo are initially presented at fair value plus
dengan janji dijual kembali disajikan sebesar nilai wajar directly attributable transaction costs.
ditambah dengan biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung.
Tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali Reverse repo are presented as receivables at the agreed
disajikan sebagai tagihan sebesar harga jual kembali resale price net of the difference between the purchase
yang disepakati dikurangi dengan selisih antara harga price and agreed resale price (unearned interest income)
beli dan harga jual kembali yang disepakati (pendapatan and allowance for impairment losses. The difference
bunga yang ditangguhkan) dan cadangan kerugian between the purchase price and the agreed resale price
penurunan nilai. Selisih antara harga beli dan harga jual are amortized using effective interest rate as interest
kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan income over the period, commencing from the acquisition
menggunakan suku bunga efektif sebagai pendapatan date to the resale date.
bunga selama jangka waktu sejak efek-efek itu dibeli
hingga saat dijual kembali.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman Loans are classified as loans and receivables. Refer to
yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.c untuk Note 2.c for the accounting policy of loans and
kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan receivables.
piutang.
Adapun kriteria debitur yang dapat dihapusbukukan The criteria for loan write offs are as follows:
meliputi:
a. Fasilitas kredit telah mengalami penurunan nilai; a. Loan facility is classified as impaired;
b. Fasilitas kredit telah memiliki cadangan kerugian b. Loan facility has been provided with 100% provision
penurunan nilai sebesar 100% dari pokok kredit; from the loan principal;
c. Telah dilakukan berbagai upaya penagihan dan c. Collection and recovery efforts have been made, but
pemulihan, namun tidak berhasil; the results are unsuccessful;
d. Usaha debitur sudah tidak mempunyai prospek atau d. The debtor has no business prospect or its
kinerja debitur buruk atau tidak ada kemampuan performance is poor or has no ability to pay;
membayar;
e. Hapus buku dilakukan terhadap seluruh liabilitas e. The write offs are performed for entire loan liabilities,
kreditnya, termasuk yang berasal dari non cash loan, including non cash loan, therefore write offs should
sehingga penghapusbukuan tidak boleh dilakukan not be done partially (partial write off); and
pada sebagian kreditnya (partial write off); dan
f. Diumumkan secara terbuka. f. Announced publicly.
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehan Fixed assets are recognized at cost and subsequently
dan selanjutnya dipertanggungjawabkan dengan accounted for using the cost model and is stated at cost
menggunakan model biaya (cost model) dan dinyatakan less accumulated depreciation.
sebesar nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi
penyusutan.
Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan Depreciation on fixed asset is calculated using straight
metode garis lurus (straight line method) dengan taksiran line method with estimated useful lives as follows:
masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun/Years
Bangunan 20 Buildings
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 5 Office Equipment
Renovasi Bangunan 5 Building Renovation
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke The cost of repairs and maintenance is charged to the
laporan laba rugi komprehensif pada saat terjadinya, statements of comprehensive income as incurred, while
sedangkan penambahan dalam jumlah signifikan significant additions are capitalized if the Bank will have
dikapitalisasi apabila kemungkinan besar Bank akan future economic benefit of the asset that exceeds the
mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset expected performance standards.
tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan
sebelumnya.
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, When assets are retired or disposed of, their costs and
nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset tersebut the related accumulated depreciation are eliminated from
dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap dan the financial statements. The resulting gains or losses are
keuntungan atau kerugian yang terjadi diperhitungkan recognized in the current year statements of
dalam laporan laba rugi komprehensif tahun berjalan. comprehensive income.
Bank menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) “Aset The Bank adopted SFAS No. 16 (Revised 2011) "Fixed
Tetap” dan ISAK No. 25 “Hak atas Tanah”. Biaya-biaya Assets" and IFAS No. 25 "Land Rights". Expenses related
sehubungan dengan perolehan hak atas tanah diakui to the acquisition of land rights are recognized as cost of
sebagai biaya perolehan hak atas tanah. Biaya-biaya acquisition of land rights. The costs in connection with the
sehubungan dengan pengurusan perpanjangan hak atas administration of the extension of land rights are deferred
tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak and amortized over the life of land rights.
atas tanah.
Estimasi masa manfaat ekonomis, metode penyusutan, Estimated useful lives, depreciation methods and residual
dan nilai residu dikaji ulang pada setiap akhir periode values are reviewed at each reporting date and adjusted
pelaporan dan disesuaikan secara prospektif. prospectively.
2.n. Biaya Dibayar di Muka dan Aset Lain-lain 2.n. Prepaid Expenses and Other Assets
Biaya dibayar di muka adalah biaya yang telah Prepaid expenses are expenses which have been
dikeluarkan tetapi belum diakui sebagai biaya pada incurred but have not been recognized as expense in the
periode terjadinya. Biaya dibayar di muka akan digunakan period incurred. Prepaid expenses will be benefitted for
untuk aktivitas Bank di masa mendatang. Biaya dibayar di the future Bank’s activities. Prepaid expenses are
muka akan diakui sebagai beban pada laporan laba rugi recognized as expenses in the statement of
komprehensif pada saat diamortisasi sesuai dengan masa comprehensive income as they are amortized in
manfaatnya. accordance with the expected period of benefit.
Termasuk dalam biaya dibayar di muka adalah biaya Included in prepaid expenses are rental expenses and
sewa dan biaya asuransi. Biaya sewa merupakan insurance expense. Deferred rental cost is advance
pembayaran dimuka terkait sewa gedung kantor yang payment for office building rental which will be amortized
diamortisasi selama masa sewa dan dimulai sejak gedung over the rental period when building is in use. Prepaid
digunakan. Biaya dibayar di muka diamortisasi expenses are amortized over the useful life of each
selama masa manfaat masing-masing biaya dengan prepayment by using straight line method.
menggunakan metode garis lurus (straight line method).
Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah Included in other assets are accrued income, estimated
pendapatan yang masih akan diterima, estimasi pajak income tax to be claimed, office supplies and security
penghasilan yang dapat diklaim, perlengkapan kantor dan deposits and third parties bills.
uang jaminan, dan tagihan kepada pihak ketiga.
2.o. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan 2.o. Impairment of Non Financial Assets
Pada tanggal laporan posisi keuangan, Bank menelaah At reporting dates, the Bank review the carrying amount
nilai tercatat aset non keuangan untuk menentukan of non financial assets to determine whether there is any
apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah indication that those assets have suffered an impairment
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi loss. If any of such indication exists, the recoverable
tersebut, jumlah terpulihkan dari aset diestimasi untuk amount of the asset is estimated in order to determine the
menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). extent of the impairment loss (if any). Where it is not
Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang possible to estimate the recoverable amount of an
dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Bank individual asset, the Bank estimate the recoverable
mengestimasi jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas amount of the cash generating unit to which the asset
atas aset. belongs.
Perkiraan jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara Estimated recoverable amount is the higher of fair value
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau nilai pakai. less cost to sell or value in use. If the recoverable amount
Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non of a non financial asset is less than its carrying amount,
keuangan kurang dari nilai tercatatnya, maka nilai tercatat the carrying amount of the asset is reduced to its
aset non keuangan dikurangi menjadi sebesar jumlah recoverable amount and an impairment loss is
terpulihkan dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke recognized immediately against the statements of
laporan laba rugi komprehensif. comprehensive income.
Liabilitas segera disajikan sebesar biaya perolehan yang Obligations due immediately are carried at amortized
diamortisasi. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan akuntansi costs. See Note 2.c for the accounting policy for financial
atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya liabilities that are measured at amortized costs.
perolehan diamortisasi.
2.q. Simpanan Nasabah dan Simpanan dari Bank Lain 2.q. Deposits from Customers and Deposits from Other
Banks
Simpanan nasabah adalah dana yang dipercayakan oleh Deposits from customers are the funds placed by
masyarakat (selain bank) kepada Bank berdasarkan customers (excluding banks) to the Bank based on fund
perjanjian penyimpanan dana. Termasuk dalam pos ini deposit agreements. Included in this account are demand
adalah giro, tabungan, dan deposito berjangka. deposits, saving deposits, and time deposits.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap Deposits from other banks represent liabilities to
bank lain, baik di dalam maupun luar negeri, dalam domestic and overseas banks, in the form of current
bentuk giro, interbank call money, dan deposito accounts, interbank call money, and time deposits.
berjangka.
Simpanan dari nasabah dan dari bank lain diklasifikasikan Deposits from customers and other banks are classified
sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya as financial liabilities at amortised cost. Refer to Note 2.c
perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.c untuk kebijakan for the accounting policy for financial liabilties at
akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan amortized cost.
biaya perolehan diamortisasi.
Pada pengukuran awal, simpanan nasabah dan Deposits from customer and deposits from other banks
simpanan dari bank lain disajikan sebesar nilai wajar are initially measured at fair value plus directly
ditambah dengan biaya transaksi yang dapat attributable transaction costs.
diatribusikan secara langsung.
2.r. Pendapatan dan Beban Bunga 2.r. Interest Income and Expense
Pendapatan dan beban bunga untuk semua instrumen Interest income and expense for all interest bearing
keuangan dengan interest bearing dicatat dalam financial instruments are recognized within interest
pendapatan bunga dan beban bunga di dalam laporan income and interest expense in the statement of
laba rugi komprehensif menggunakan metode suku comprehensive income using the effective interest
bunga efektif. method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang The effective interest method is a method of calculating
digunakan untuk menghitung biaya perolehan the amortized cost of a financial asset or a financial
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan liability and of allocating the interest income or interest
dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga expense over the relevant period. The effective interest
atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku rate is the rate that exactly discounts estimated future
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat cash payments or receipts through the expected life of the
mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan financial instrument or, when appropriate, a shorter period
kas di masa datang selama perkiraan umur dari to the net carrying amount of the financial asset or
instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan financial liability. When calculating the effective interest
periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai rate, the Bank estimates cash flows considering all
tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas contractual terms of the financial instrument, but does not
keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, consider future credit losses. The calculation includes
Bank mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan significant fees, commissions and other fees paid or
seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen received between parties to the contract that are integral
keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan part of the effective interest rate, transaction costs, and all
kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini other premiums or discounts.
mencakup komisi, provisi yang material, dan bentuk lain
yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam
kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi
atau diskon lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa Once a financial asset or a group of similar financial
telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian assets has been written down as a result of an
penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh impairment loss, interest income is recognised on the
setelahnya diakui atas bagian aset keuangan yang tidak unimpaired portion of the impaired financial assets using
mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang the rate of interest used to discount the future cash flows
mengalami penurunan nilai, berdasarkan suku bunga for the purpose of measuring the impairment loss.
yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa
datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan atau aset Interest income on loans or other earning assets that
produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai classified as non performing is recognised only to the
bermasalah diakui pada saat pendapatan tersebut extent that the interest is received in cash. When a
diterima. Pada saat aset keuangan diklasifikasikan financial asset is classified as non-performing, any
sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi interest income previously recognised but not yet
belum ditagih akan dibatalkan pengakuannya. collected is reversed against interest income. The
Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui reversed interest income is recognised as a contingent
sebagai tagihan kontinjensi. receivable.
2.s. Pendapatan Provisi dan Komisi 2.s. Fees and Commissions Income
Provisi dan komisi yang jumlahnya signifikan yang Fees and commissions income directly related to
berkaitan langsung dengan kegiatan pemberian kredit significant lending activities, are recognized as a
diakui sebagai bagian/(pengurang) dari biaya perolehan part/(deduction) of lending cost and will be recognized as
kredit dan akan diakui sebagai pendapatan bunga dengan interest income by amortizing the carrying value of loan
cara diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif. with effective interest rate method.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan Fees and commissions income which are not related to
dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu jangka lending activities or a specific period are recognized as
waktu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya revenues on the transaction date as other operating
transaksi sebagai pendapatan operasional lainnya. income.
2.t. Pendapatan (Beban) Operasional Lainnya 2.t. Other Operating Income (Expenses)
i. Penghasilan Jasa Perbankan Lainnya i. Other Banking Services Income
Pendapatan jasa perbankan lainnya terdiri dari komisi Other banking services income includes transfer fees,
transfer, komisi inkaso, biaya administrasi tabungan, collection fees, and commissions from deposits,
giro dan jasa pengelolaan keuangan. saving deposits, demand deposits, and financial
management services.
iii. Beban Umum dan Administrasi iii. General and Administrative Expenses
Beban umum dan administrasi merupakan beban General and administrative expenses represent
yang timbul sehubungan dengan aktivitas kantor dan expenses which relate to office activities and the
operasional Bank. Bank’ operational activities.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba Current tax expense is based on the estimated taxable
kena pajak periode berjalan. income for the current period.
Aset pajak kini dan liabilitas pajak kini dilakukan saling Current tax assets and liabilities are offset current tax
hapus jika dan hanya jika entitas memiliki hak yang dapat done if and only if the entity has rights that can be
dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus enforced by law to offset the recognized amounts; and
jumlah yang diakui; dan bermaksud untuk menyelesaikan intends to finish with a net basis, or realize the asset and
dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan settle the liability simultaneously.
menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan Deferred tax assets and liabilities are recognized for
temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial temporary differences between assets and liabilities for
dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. commercial purposes and for tax purposes at each
Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi reporting date. Future tax benefits, such as the carry
fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar forward of unused tax losses, are recognized to the
kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut. extent that realization of such benefits.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax
yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika rates that are expected to apply in the period when the
aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan asset is realized or the liability is settled, based on tax
tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau rates (and tax laws) that have been enacted or
secara substansial telah diberlakukan pada akhir periode substantively enacted at the end of the reporting period.
laporan.
Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan Deferred tax assets and deferred tax liabilities are offset
dilakukan saling hapus jika dan hanya jika entitas memiliki performed if and only if the entity has a legal right to
hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini offset current tax assets against current tax liabilities and
terhadap liabilitas pajak kini, dan aset pajak tangguhan deferred tax assets and deferred tax liabilities related to
dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak income taxes levied by the tax authorities on taxable
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan atas entity tax, the same or different taxable entities which
entitas kena pajak, yang sama atau entitas kena pajak intend to recover current tax assets and liabilities with a
berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan net basis, or realize the asset and settle the liability
liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau simultaneously, in each future period in which significant
merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara amounts of the assets or deferred tax liabilities are
bersamaan, pada setiap periode masa depan yang mana expected to be completed or restored .
jumlah signifikan atas aset atau liabilitas pajak tangguhan
diharapkan diselesaikan atau dipulihkan.
Liabilitas program pasca kerja imbalan pasti yang diakui The liability recognised in the statement of financial
di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas position in respect of defined benefit pension plans is the
imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan present value of the defined benefit obligation at the
dikurangi nilai wajar aset program, yang disesuaikan statement of financial position’s date less the fair value of
dengan keuntungan/kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu plan assets, together with adjustments for unrecognised
yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung setiap actuarial gains or losses and past service cost. The
tahun dengan menggunakan metode Projected Unit defined benefit obligation is calculated annually using the
Credit. Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan Projected Unit Credit method. The present value of the
mendiskontokan estimasi arus kas keluar di masa yang defined benefit obligation is determined by discounting
akan datang dengan menggunakan tingkat bunga surat the estimated future cash outflows using interest rates of
utang negara dalam mata uang yang sama dengan mata Government Bonds that are denominated in the currency
uang pensiun yang akan dibayarkan dan waktu jatuh in which the pension will be paid, and that have terms to
tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo maturity approximating the terms of the related pension
pensiun yang bersangkutan. liability.
Keuntungan atau kerugian aktuarial dapat timbul dari Actuarial gains or losses arising from experience
penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, adjustments, changes in actuarial assumptions and
perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada amendments to pension plans when exceeding 10% of
program pensiun. Apabila jumlah keuntungan atau present value of the defined benefit obligation or 10% of
kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari nilai kini liabilitas fair value program’s asset are charged or credited to
imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset program income or expense over the average remaining service
maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada lifes of the related employees.
pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata
para karyawan yang bersangkutan.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya Termination benefits are recognized when, and only if,
jika, Bank berkomitmen untuk: the Bank is committed to:
a. memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja a. terminate an employee or group of employees before
sebelum tanggal pensiun normal; atau the normal retirement date; or
b. menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima b. provide termination benefits as a result of an offer
penawaran mengundurkan diri secara sukarela. made in order to encourage voluntary redudancy.
2.w. Transaksi dengan Pihak Berelasi 2.w. Transactions with Related Parties
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Pihak The Bank enters into transactions with related parties.
berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan A related parties represents person or entity who is
entitas pelapor yang meliputi: related to the reporting entity as follows:
a) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai a) A person or a close member of that person’s family is
relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: related to a reporting entity if that person:
i. memiliki pengendalian atau pengendalian i. has control or joint control over the reporting
bersama atas entitas pelapor; entity;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; ii. has significant influence over the reporting entity;
atau or
iii. personil manajemen kunci entitas pelapor atau iii. is a member of the key management personnel
entitas induk dari entitas pelapor. of the reporting entity or of a parent of the
reporting entity.
b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika b) An entity is related to the reporting entity if it meets
memenuhi salah satu hal berikut: one of the following:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari i. The entity, and the reporting entity are numbers of
kelompok usaha yang sama (artinya entitas the same group (which means that each parent,
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya subsidiary, and fellow subsidiary is related to
terkait dengan entitas lainnya); each other);
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura ii. One entity is an associate or joint venture of the
bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi other entity (or an associate or joint venture of a
atau ventura bersama yang merupakan anggota member of a group of which the other entity is a
suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain member;
tersebut adalah anggotanya);
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama iii. Both entities are joint ventures of the same third
dari pihak ketiga yang sama; party;
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas iv. One entity is a joint venture of a third entity and
ketiga dan entitas yang lain adalah entitas the other entity is an associate of the third entity;
asosiasi dari entitas ketiga;
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan v. The entity is a post-employment benefit plan for
pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu the benefit of employees of either the reporting
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entity, or an entity related to the reporting entity.
entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah If the reporting entity in itself such a plan, the
entitas yang menyelenggarakan program sponsoring employers are also related to the
tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi reporting entity;
dengan entitas pelapor;
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan vi. The entity is controlled or jointly controlled by a
bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam person identified in (a); and
huruf (a); dan
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).(i) vii. A person identified in (a).(i) has significant
memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau influence over the entity or is a member of the
personil manajemen kunci entitas (atau entitas key management personnel of the entity (or a
induk dari entitas). parent of the entity).
Karena pada saat ini manajemen Bank hanya menelaah Since the current management of the Bank only examine
alokasi aset keuangan tertentu di antara nasabah ritel, certain financial asset allocation among retail customers,
nasabah usaha kecil dan menengah (UKM) serta small and medium business customers (SMEs) as well as
nasabah middle rate, tetapi tidak untuk hasil operasi middle rate customers, but not for other operating results,
lainnya serta informasi keuangan yang dapat dipisahkan and financial information that can be separated is also not
juga tidak tersedia di Bank, maka manajemen available in the Bank, the management believes that
berkeyakinan Bank pada saat ini dikelola sebagai currently the Bank is managed as a single operating
segmen operasi tunggal. segment.
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka Certain estimates and assumption are made in the
penyusunan laporan keuangan membutuhkan pertimbangan presentation of the financial statements requires management
manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk judgement in determining the appropriate methodology for
penilaian aset dan liabilitas. valuation of assets and liabilities.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi Management makes estimates and assumptions that affect the
pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun keuangan reported amounts of assets and liabilities within the next
satu tahun kedepan. Semua estimasi dan asumsi yang financial year. All estimates and assumptions required in
diharuskan oleh PSAK adalah estimasi terbaik yang conformity with SFAS are best estimates undertaken in
didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan accordance with the applicable standard. Estimates and
dievaluasi secara terus menerus dan berdasarkan pengalaman judgements are evaluated on a continuous basis, and are
masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas based on past experience and other factors, including
kejadian yang akan datang. expectations with regards to future events.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan Although these estimates and assumption are based on
pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan management’s best knowledge of current events and activities,
saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi actual result may differ from those estimates and assumptions.
dan asumsi semula.
b. Penurunan Nilai Kredit yang Diberikan dan Piutang b. Impairment Losses on Loans and Receivables
Bank mereviu kredit yang diberikan dan piutang secara The Bank reviews its loans and receivables individually at
individu pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk each statement of financial position date to assess whether
menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan an impairment loss should be recorded in the statement of
laba rugi komprehensif seperti yang dijelaskan dalam comprehensive income as described in note 2.e. In
catatan 2.e. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen particular, judgment by management is required in the
diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di estimation of the amount and timing of future cash flows
masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. when determining the impairment loss. In estimating these
Dalam estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi cash flows, the Bank makes judgments about the
tentang situasi keuangan peminjam. borrower’s financial situation and the net realizable value of
collateral.
Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi These estimates are based on assumptions about a
tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, number of factors and actual results may differ, as reflected
yang tercermin dalam perubahan penyisihan penurunan in changes in the provision for impairment in the future. The
nilai tersebut di masa mendatang. Nilai tercatat kredit yang carrying value of loans and its allowance for impairment
diberikan dan cadangan kerugian penurunan nilainya losses are disclosed in Note 10.
disajikan di Catatan 10.
4. Kas 4. Cash
2014 2013
Rp Rp
Per 31 Desember 2014 dan 2013, saldo kas termasuk kas As of December 31, 2014 and 2013, cash balance includes
pada ATM masing-masing sebesar Rp5.547 dan Rp3.010. cash in ATM amounting to Rp5,547 and Rp3,010, respectively.
2014 2013
Rp Rp
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di According to the regulation of Bank Indonesia, each bank in
Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di Bank Indonesia is required to maintain a minimum liquidity reserve in
Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase certain percentage of third party funds both in Rupiah and
tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam Rupiah maupun foreign currencies.
mata uang asing.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, GWM Bank As of December 31, 2014 and 2013, the Bank’s Minimum Ratio
ditentukan berdasarkan PBI No. 15/15/PBI/2013 tanggal Statutory Reserves based on PBI No. 15/15/PBI/2013 dated
24 Desember 2013 tentang Perubahan atas PBI December 4, 2013 regarding Minimum Ratio of Statutory
No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Reserves for Commercial Banks with Bank Indonesia in
pada Bank Indonesia dalam Rupiah sebesar: Rupiah are as follows:
2014 2013
(%) (%)
Rupiah Rupiah
GWM Utama 8.00 8.00 Primary Statutory Reserves
GWM Sekunder 4.00 4.00 Secondary Statutory Reserves
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, GWM Bank telah As of December 31, 2014 and 2013, the bank reserve in
sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, dimana rasio GWM accordance with the above provisions, where the GWM ratio
untuk rekening Rupiah pada tanggal 31 Desember 2014 dan for Rupiah accounts as of December 31, 2014 and 2014,
2013 masing-masing sebesar: respectively are as follows:
2014 2013
(%) (%)
Rupiah Rupiah
GWM Utama 10.37 11.27 Primary Statutory Reserves
GWM Sekunder 11.26 6.07 Secondary Statutory Reserves
Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank diwajibkan membentuk As of December 31, 2014, the Bank is required to maintain
GWM LDR sebesar minimal 2,36% (2013: 3,23%). GWM LDR LDR Statutory Reserve at least 2.36% (2013: 3.23%). The LDR
yang telah dibentuk Bank per tanggal 31 Desember 2014 Statutory Reserve maintained by the Bank as of
adalah sebesar 424,51%(2013: 349,19%). December 31, 2014 amounted to 424.51% (2013: 349.19%).
2014 2013
Rp Rp
Pihak Ketiga - Rupiah Third Parties - Rupiah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3,419 8,078 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk 8,371 2,551 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 553 101 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk 5 8 PT Bank CIMB Niaga Tbk
Jumlah 12,348 10,738 Total
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun giro pada bank lain The average interest rate on current account with other bank
masing-masing sebesar 2,50% dan 1,58% pada tanggal for the years ended December 31, 2014 and 2013 is 2.50%
31 Desember 2014. dan 2013. and 1.58%, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, seluruh giro pada As of December 31 2014 and 2014, all current accounts with
bank lain digolongkan sebagai Lancar. other banks were classified as Current.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai Management believes that there is no impaired current account
atas giro pada bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan with other banks therefore no allowance for impairment losses
kerugian penurunan nilai. is needed.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, giro pada PT Bank As of December 31, 2014 and 2013, current account with
Mandiri (Persero) Tbk dijadikan sebagai deposit atas PT Bank Mandiri (Persero) Tbk is used as a deposit for ATM
kerjasama ATM Bersama. Bersama.
Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain The details of placements with Bank Indonesia and other
adalah sebagai berikut: banks are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Rupiah Rupiah
Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia
Bank Indonesia (FASBI) 599,700 753,000 Deposit Facility (FASBI)
599,700 753,000
Call Money Call Money
PT Bank Mega Tbk 100,000 -- PT Bank Mega Tbk
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 100,000 -- PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
Indonesia Eximbank 90,000 -- Indonesia Eximbank
PT Bank CTBC Indonesia 50,000 -- PT Bank CTBC Indonesia
PT Bank Pembangunan Daerah PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk 50,000 -- Jawa Barat dan Banten Tbk
PT Bank KEB Hana 50,000 -- PT Bank KEB Hana
Bangkok Bank Public Company Limited 50,000 -- Bangkok Bank Public Company Limited
490,000 --
Deposito on Call Deposit on Call
PT Bank CIMB Niaga Tbk 104,000 -- PT Bank CIMB Niaga Tbk
104,000 --
2014 2013
Rp Rp
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia dan bank Placements with Bank Indonesia and other banks based on the
lain berdasarkan jangka waktu sebagai berikut: period of time are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan 1,193,700 753,000 Less than or up to 1 month
Lebih dari 1 - 3 bulan -- -- More than 1 - 3 months
Lebih dari 3 - 6 bulan 242,428 -- More than 3 - 6 months
Lebih dari 6 - 12 bulan -- -- More than 6 - 12 months
Jumlah 1,436,128 753,000 Total
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia dan bank Placements with Bank Indonesia and other banks based on the
lain berdasarkan sisa umur jatuh tempo berikut: remaining periods of maturity are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan 1,193,700 753,000 Less than or up to 1 month
Lebih dari 1 - 3 bulan 34,484 -- More than 1 - 3 months
Lebih dari 3 - 6 bulan 207,944 -- More than 3 - 6 months
Lebih dari 6 - 12 bulan -- -- More than 6 - 12 months
Jumlah 1,436,128 753,000 Total
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun penempatan pada The average interest rates on placements with Bank Indonesia
Bank Indonesia untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal for the years ended December 31, 2014 and 2013 are as
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: follows:
2014 2013
(%) (%)
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia 5.75 5.63 Bank Indonesia Deposit Facility
Deposito on Call 7.50 -- Deposit on Call
Call Money 6.55 -- Call Money
Sertifikat Deposito 6.68 -- Certificates of Deposits
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi Management believes that there is no indication of impairment
penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan of placement with Bank Indonesia and other banks therefore
bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian no allowance for impairment losses is needed.
penurunan nilai.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat As of December 31, 2014 and 2013, there are no placements
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang with Bank Indonesia used as collateral.
dijaminkan.
Berdasarkan tujuan investasi, jenis, dan mata uang adalah Based on the investment objectives, types, and currency are
sebagai berikut: as follows:
2014 2013
Rp Rp
Berdasarkan tujuan investasi, mata uang, dan penerbit adalah Based on the investment objectives, currency, and issuer are
sebagai berikut: as follows:
2014 2013
Rp Rp
2014 2013
Rp Rp
Berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut: Based on period of time are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah sebagai berikut: Based on remaining period of maturity are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan 149,758 1,699 Less than or up to 1 month
Lebih dari 1 - 3 bulan 99,401 125,726 More than 1 - 3 months
Lebih dari 3 - 12 bulan 266,346 308,611 More than 3 - 12 months
Lebih dari 1 - 5 tahun 231,526 -- More than 1 - 5 years
Lebih dari 5 tahun 227,672 212,629 More than 5 years
Jumlah 974,703 648,665 Total
Nilai wajar efek tersedia untuk dijual didasarkan pada harga Fair value of available for sale securities are based on market
pasar efek yang tercatat pada tanggal pelaporan. Akumulasi prices of listed securities at the reporting date. Accumulated
keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan/ unrealized gains/(loss) resulting from the increase/(decrease)
(penurunan) nilai wajar efek-efek pada tanggal 31 Desember in fair value of marketable securities at December 31, 2014
2014 dan 2013 masing-masing sebesar (Rp49.340) dan and 2013 amounting to Rp(49,340) and Rp(65,402),
Rp(65.402) yang dicatat sebagai bagian komponen ekuitas, respectively, which is recorded as part of the equity
sehingga Bank mengakui keuntungan/(kerugian) tahun component, and the Bank recognized current year gain/
berjalan atas perubahan nilai wajar efek-efek masing-masing (losses) from changes in fair value of marketable securities
sebesar Rp16.048 dan Rp(66.312), sedangkan penyesuaian amounting to Rp16,048 and Rp(66,312) respectively, whereas
reklasifikasi atas keuntungan/(kerugian) yang termasuk dalam reclassification adjustment on gains/(losses) which already
laporan laba rugi komprehensif masing-masing sebesar Rp14 included in statement of comprehensive income amounted to
dan nihil. Rp14 and nil, respectively.
Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut: The average interest rate per year is as follows:
2014 2013
(%) (%)
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, seluruh efek-efek As of December 31 2014 and 2013, all marketable securities
digolongkan sebagai Lancar. were classified as Current.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai Management believes that there is no impaired marketable
atas efek-efek sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian securities therefore no allowance for impairment losses is
penurunan nilai. needed.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat As of December 31, 2014 and 2013, there were no marketable
efek-efek dari pihak berelasi. securities from related party.
Rincian peringkat obligasi korporasi dari PT Pemeringkat Efek Rating of corporate bonds by PT Pemeringkat Efek Indonesia
Indonesia (PT Pefindo) yang dimiliki oleh Bank adalah sebagai (PT Pefindo) for the Bank are as follows:
berikut:
2014 2013
Rp Rp
Rincian peringkat surat utang jangka menengah (MTN) dari rating of medium term notes by PT Fitch Ratings Indonesia
PT Fiitch Ratings Indonesia yang dimiliki oleh Bank adalah owned by the Bank are as follows:
sebagai berikut:
2014 2013
Rp Rp
2014
Jenis Efek/ Nilai Nominal/ Tingkat Tingkat Tanggal Dimulai/ Tanggal Nilai Tercatat/
Pihak Penjual/ Type of Nominal Suku Bunga/ Kupon/ Commencement Jatuh Tempo/ Carrying
Counterparty Securitiy Account Interest Rate Coupon Rate Date Maturity Date Amount
Rp Rp
Bank Indonesia SPN12150611 15,277 6.010% 6.298% 4 Desember/December 2014 5 Januari/January 2015 14,038
Bank Indonesia FR0027 50,000 6.020% 6.300% 4 Desember/December 2014 5 Januari/January 2015 48,094
Bank Indonesia FR0027 34,723 6.010% 6.300% 4 Desember/December 2014 5 Januari/January 2015 33,400
Bank Indonesia FR0071 100,000 6.020% 7.340% 5 Desember/December 2014 6 Januari/January 2015 104,196
Bank Indonesia FR0064 25,000 6.010% 7.350% 8 Desember/December 2014 6 Januari/January 2015 19,809
Bank Indonesia SPN12150206 25,000 6.000% 6.180% 8 Desember/December 2014 6 Januari/January 2015 23,504
Bank Indonesia FR0071 50,000 6.000% 7.340% 10 Desember/December 2014 7 Januari/January 2015 51,961
Bank Indonesia FR0059 100,000 6.010% 7.300% 30 Desember/December 2014 27 Januari/January 2015 86,612
Jumlah/Total 400,000 381,614
2013
Jenis Efek/ Nilai Nominal/ Tingkat Tingkat Tanggal Dimulai/ Tanggal Nilai Tercatat/
Pihak Penjual/ Type of Nominal Suku Bunga/ Kupon/ Commencement Jatuh Tempo/ Carrying
Counterparty Securitiy Account Interest Rate Coupon Rate Date Maturity Date Amount
Rp Rp
Bank Indonesia FR0069 300,000 5.900% 7.875% 27 Desember/December 2013 3 Januari/January 2014 287,792
Bank Indonesia FR0042 273,609 6.060% 10.250% 27 Desember/December 2013 10 Januari/January 2014 299,575
Bank Indonesia FR0063 126,391 6.060% 5.625% 24 Desember/December 2013 7 Januari/January 2014 98,198
Bank Indonesia FR0026 120,178 5.900% 11.000% 31 Desember/December 2013 7 Januari/January 2014 120,260
Bank Indonesia SPN12140604 79,822 5.900% 0.000% 31 Desember/December 2013 7 Januari/January 2014 73,679
Jumlah/Total 900,000 879,504
Per 31 Desember 2014 dan 2013, jangka waktu efek yang dibeli As of December 31, 2014 and 2013, the period of reverse
dengan janji dijual kembali sejak tanggal pembelian hingga repo since acquisition date until resale is as follows:
tanggal dijual kembali adalah sebagai berikut:
Per 31 Desember 2014 dan 2013, rincian tagihan atas efek yang As of December 31, 2014 and 2013, the details of reverse
dibeli dengan janji dijual kembali berdasarkan sisa umur jatuh repo based on outstanding period to maturity are as follows:
tempo adalah sebagai berikut:
2014
Jenis Efek yang Dibeli dengan ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 12 bulan/ Jumlah/ Reverse Repo
Janji Dijual Kembali month months months Total Type
Rp Rp Rp Rp
2013
Jenis Efek yang Dibeli dengan ≤ 1 bulan/ > 1 - 3 bulan/ > 3 - 12 bulan/ Jumlah/ Reverse Repo
Janji Dijual Kembali month months months Total Type
Rp Rp Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat saldo As of December 31, 2014 and 2013, there was no reverse
efek yang dibeli dengan janji dijual kembali dengan pihak yang repo with related party.
berelasi.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, seluruh efek yang As of December 31, 2014 and 2013, all reverse repo were
dibeli dengan janji dijual kembali digolongkan sebagai lancar. classified as current.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai Management believes that there is no impaired reverse
atas tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali repo therefore any allowance for impairment losses is
sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai. needed.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kredit yang As of December 31, 2014 and 2013, loans assessed
diberikan dinilai secara kolektif dan tidak terdapat kredit yang collectively and there is no credit impaired.
mengalami penurunan nilai.
a. Berdasarkan Jenis, Mata Uang, dan Kualitas Kredit a. By Type of Loans, Currency, and Loan Quality
2014
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Current Khusus/ Lancar/ Doubtful Loss Total
Special Mention Sub Standard
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2013
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Current Khusus/ Lancar/ Doubtful Loss Total
Special Mention Sub Standard
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2013
Lancar/ Dalam Perhatian Kurang Diragukan/ Macet/ Jumlah/
Current Khusus/ Lancar/ Doubtful Loss Total
Special Mention Sub Standard
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rasio kredit bermasalah dihitung sesuai dengan pedoman The ratio of non performing loans shall be calculated in
perhitungan rasio keuangan sebagaimana tercantum accordance with the calculation guidelines of financial
dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) ratios as set out in Circular Letter of Bank Indonesia
No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 sebagaimana (SE-BI) No. 3/30/DPNP dated December 14, 2001
telah diubah dengan SE-BI No. 7/10/DPNP tanggal amended by SE-BI No. 7/10/DPNP dated March 31, 2005
31 Maret 2005 yang kemudian diubah melalui which was amended by SE-BI No. 12/11/DPNP dated
SE-BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 dan SE-BI March 31, 2010 and SE-BI No. 13/30/DPNP dated
No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011. December 16, 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank tidak As of December 31, 2014 and 2013, the Bank has no non
memiliki kredit bermasalah. performing loans.
2014 2013
Rp Rp
Rupiah Rupiah
≤ 1 Tahun 1,126,139 668,750 ≤ 1 Year
> 1 - 3 Tahun 495,851 128,644 > 1 - 3 Years
> 3 - 5 Tahun 457,662 311,984 > 3 - 5 Years
> 5 Tahun 324,229 130,680 > 5 Years
Jumlah 2,403,881 1,240,058 Total
Dikurangi : Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (11,194) (6,039) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 2,392,687 1,234,019 Total - Net
2014 2013
Rp Rp
Rupiah Rupiah
≤ 1 Tahun 1,465,270 691,004 ≤ 1 Year
> 1 - 3 Tahun 216,325 122,815 > 1 - 3 Years
> 3 - 5 Tahun 431,533 314,996 > 3 - 5 Years
> 5 Tahun 290,753 111,243 > 5 Years
Jumlah 2,403,881 1,240,058 Total
Dikurangi : Cadangan Kerugian Less: Allowance for
Penurunan Nilai (11,194) (6,039) Impairment Losses
Jumlah - Bersih 2,392,687 1,234,019 Total - Net
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai The changes in the allowance for impairment losses are
kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: as follows:
2014 2013
Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, As of December 31, 2014 and 2013, the minimum
pembentukan penyisihan aset produktif yang dihitung allowance for impairment losses computed under the
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia masing-masing Bank Indonesia regulation amounted to Rp24,039 and
sebesar Rp24.039 dan Rp12.401, sehingga pemenuhan Rp12,401, respectively, and thus fulfilling the allowance
cadangan adalah masing-masing sebesar 46,57% dan of 46.57% and 48.70%, respectively.
48,70%.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian Management believes that the above allowance for
kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai impairment losses is adequate to cover possible losses,
untuk menutup kemungkinan kerugian akibat tidak which might arise from uncollectible loans.
tertagihnya kredit yang diberikan.
f. Informasi Pokok Lainnya Sehubungan dengan Kredit f. Other Significant Information in Connection with The
yang Diberikan Loans
1. Umum 1. General
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan Loans are generally secured by collateral tied to the
agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau mortgage or power of attorney to sell, time deposits or
surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka atau other collateral acceptable to banks.
jaminan lain yang dapat diterima oleh perbankan.
Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, Consumer loans consist of home mortgage loans,
kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan automobile loans, and other personal loans.
lainnya.
Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan Time deposits pledged as collateral of loans as of
atas kredit yang diberikan per 31 Desember 2014 dan December 31, 2014 and 2013 amounted to
2013 adalah masing-masing sebesar Rp183.428 dan Rp183,428 and Rp66,937 or 6.71% and 5.61% of
Rp66.397 atau sebesar 6,71% dan 5,61% dari jumlah total time deposits, respectively (Note 15).
deposito berjangka (Catatan 15).
4. Batas Maksimum Pemberian Kredit 4. Legal Lending Limit
Pada tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember For the years ended December 31, 2014 and 2013,
2014 dan 2013, tidak terdapat pelanggaran maupun the Bank did not violate or exceed the Legal Lending
pelampauan terhadap ketentuan Batas Maksimum Limit (LLL) requirement.
Pemberian Kredit (BMPK).
5. Kelonggaran Tarik 5. Unused Loan Facilities
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum Unused loan facilities as of December 31, 2014 and
digunakan (kelonggaran tarik) per 31 Desember 2013, amounted to Rp457.389 and Rp292,396,
2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp457.389 respectively (Note 31).
dan Rp292.396 (Catatan 31).
6. Kredit Hapus Buku 6. Written Off Loans
Kredit hapus buku per 31 Desember 2014 dan 2013 Writen off Loans as of December 31, 2014 and 2013
masing-masing sebesar Rp1.459 (Catatan 31). amounted to Rp1,459, respectively (Note 31).
2014
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/
Beginning Balance Additions Deductions Ending Balance
Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan Acqusition Cost
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 270 -- 270 -- Building
Renovasi Bangunan 9,125 13,797 -- 22,922 Building Renovation
Perlengkapan dan Office Equipment
Peralatan Kantor 6,895 6,253 -- 13,148 and Supplies
16,290 20,050 270 36,070
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 270 -- 270 -- Building
Renovasi Bangunan 466 2,997 -- 3,463 Building Renovation
Perlengkapan dan Office Equipment
Peralatan Kantor 1,217 2,031 -- 3,248 and Supplies
1,953 5,028 270 6,711
Nilai Buku 14,337 29,359 Book Value
2013
Saldo Awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir/
Beginning Balance Additions Deductions Ending Balance
Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan Acqusition Cost
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 270 -- 270 Building
Renovasi Bangunan -- 9,125 -- 9,125 Building Renovation
Perlengkapan dan Office Equipment
Peralatan Kantor 2,385 4,510 -- 6,895 and Supplies
2,655 13,635 -- 16,290
Akumulasi Penyusutan Accumulated Depreciation
Pemilikan Langsung Direct Ownership
Bangunan 270 -- -- 270 Building
Renovasi Bangunan -- 466 -- 466 Building Renovation
Perlengkapan dan Office Equipment
Peralatan Kantor 351 866 -- 1,217 and Supplies
621 1,332 -- 1,953
Nilai Buku 2,034 14,337 Book Value
Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada Depreciation expense for the years ended December 31, 2014
tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar and 2013 amounted to Rp5,028 and Rp1,332, respectively, are
Rp5.028 dan Rp1.332 dicatat sebagai beban umum dan recorded as general and administrative expenses (Note 25).
administrasi (Catatan 25).
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap Deduction of fixed assets is the sale of fixed assets with the
dengan rincian sebagai berikut: details as follows:
2014 2013
Rp Rp
Per 31 Desember 2014 dan 2013, bangunan, dan peralatan As of December 31, 2014 and 2013, buildings, and office
dan perlengkapan kantor dengan nilai buku masing-masing equipment and supplies with book value amounting to
sebesar Rp29.359 dan Rp14.337 telah diasuransikan pada Rp29,359 and Rp14,337, respectively, were insured with
PT Lippo General Insurance Tbk, pihak berelasi, masing- PT Lippo General Insurance Tbk, related party, amounting to
masing sebesar Rp78.406 dan Rp61.551. Manajemen Rp78,406 and Rp61,551, respectively. Management believes
berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup that the insurance coverage is adequate to cover the possible
untuk menutupi kemungkinan risiko kerugian. losses.
Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan Management believes there is no indication of impairment of
nilai atas aset tetap yang dimiliki Bank. fixed assets owned by the Bank.
12. Uang Muka dan Biaya Dibayar di Muka 12. Advance and Prepaid Expenses
2014 2013
Rp Rp
Uang muka terdiri dari uang muka renovasi dan uang muka Advance payments consist of advance for renovations and
lain-lain. Uang muka renovasi merupakan uang muka yang other advances. Advance for renovations represent advances
dikeluarkan untuk biaya renovasi gedung kantor pusat dan for the head office and branch offices building renovation.
kantor-kantor cabang. Uang muka lain-lain merupakan uang Other advances represent advances for the purchase office
muka pembelian perlengkapan dan peralatan kantor serta equipment and office supplies, and also gift on reward for the
pembelian hadiah untuk nasabah produk Bank. Bank’s customer.
Biaya dibayar di muka terdiri dari sewa dibayar di muka, Prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurance,
asuransi dibayar di muka, dan biaya-biaya kepada pihak and the costs to third parties.
ketiga.
2014 2013
Rp Rp
Pendapatan yang masih akan diterima merupakan bunga yang Accrued Income is interest on placements with other banks,
masih akan diterima atas penempatan pada bank lain, efek- marketable securities, reverse repo, and loans that will be
efek, tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, received.
dan kredit yang diberikan.
Tagihan lain-lain terdiri dari tagihan ATM Bersama dan ATM Other receivables consist of joint ATM Bersama and ATM
Prima, dan tagihan atas jasa layanan virtual account. Prima, and virtual account services.
2014 2013
Rp Rp
2014
Pihak Berelasi/ Pihak Ketiga/ Jumlah/
Related Parties Third Parties Total
Rp Rp Rp
Rupiah Rupiah
Giro 702,007 629,145 1,331,152 Current Accounts
Tabungan 1,424 387,948 389,372 Saving Accounts
Deposito Berjangka 571,299 2,160,937 2,732,236 Time Deposits
Jumlah 1,274,730 3,178,030 4,452,760 Total
2013
Pihak Berelasi/ Pihak Ketiga/ Jumlah/
Related Parties Third Parties Total
Rp Rp Rp
Rupiah Rupiah
Giro 761,707 465,638 1,227,345 Current Accounts
Tabungan 1,727 290,956 292,683 Saving Accounts
Deposito Berjangka 98,141 1,094,015 1,192,156 Time Deposits
Jumlah 861,575 1,850,609 2,712,184 Total
Berdasarkan Undang-Undang No. 24 tentang Lembaga Under the Law No. 24 of the Indonesia Deposit Insurance
Penjaminan Simpanan (LPS) tanggal 22 September 2004, Corporation (LPS) dated September 22, 2004, effective dated
efektif sejak tanggal 22 September 2005, sebagaimana diubah September 22, 2005, as amended by Act No. 7 year 2009
dengan Undang-Undang No. 7 tahun 2009 tanggal 13 Januari dated January 13, 2009 on Stipulation of Substituting of
2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Government Regulation No. 3 year 2008, LPS was formed to
Undang-Undang No. 3 tahun 2008, LPS dibentuk untuk guarantee certain liabilities with commercial banks under the
menjamin liabilitas tertentu bank-bank umum berdasarkan guarantee program, the amount of collateral values can
program penjaminan yang berlaku, yang besaran nilai change if they meet certain criteria applied.
jaminannya dapat berubah jika memenuhi kriteria tertentu yang
berlaku.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Based on Government Regulation No. 66/2008 dated
No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai besarnya nilai October 13, 2008, regarding the amount of deposit guaranteed
simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2014 by LPS, as of December 31, 2014 and 2013, the amount of
dan 2013, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah deposits covered by LPS is customer deposits up to
simpanan sampai dengan Rp2.000 untuk per nasabah per Rp2,000 per customer per bank. As of December 31, 2014,
bank. Pada tanggal 31 Desember 2014, berdasarkan Surat based on Circular Letter Number 5 Year 2014 dated
Edaran LPS Nomor 5 Tahun 2014 tanggal 12 September 2014, September 12, 2014, covered deposits from customers are
simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama only required if the rate of interest is equal to or below 7.75%
dengan atau dibawah 7,75% (2013: 7,25%) untuk simpanan (2013: 7.25%) for deposits denominated in Rupiah.
dalam Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, Bank adalah On December 31, 2014 and 2013, the Bank is a participant of
peserta dari program penjaminan tersebut. the guarantee program.
2014 2013
Rp Rp
Rupiah Rupiah
Pihak Berelasi (Catatan 30) 702,007 761,707 Related Parties (Note 30)
Pihak Ketiga 629,145 465,638 Third Parties
Jumlah 1,331,152 1,227,345 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 3.60% 2.51% Rupiah
Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak ada saldo giro As of December 31, 2014 and 2013, there is no current
yang dijadikan jaminan kredit. accounts used as loan collateral.
2014 2013
Rp Rp
Rupiah Rupiah
Pihak Berelasi (Catatan 30) 1,424 1,727 Related Parties (Note 30)
Pihak Ketiga 387,948 290,956 Third Parties
Jumlah 389,372 292,683 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 2.53% 2.32% Rupiah
Per 31 Desember 2014 dan 2013, tidak ada saldo As of December 31, 2014 and 2013, there is no saving
tabungan yang dijadikan jaminan kredit. accounts used as loan collateral.
2014 2013
Rp Rp
Rupiah Rupiah
Pihak Berelasi (Catatan 30) 571,299 98,141 Related Parties (Note 30)
Pihak Ketiga 2,160,937 1,094,015 Third Parties
Jumlah 2,732,236 1,192,156 Total
Tingkat Bunga Rata-rata per Tahun The Average Annual Interest Rate
Rupiah 8.80% 6.90% Rupiah
Saldo deposito berjangka berdasarkan jangka waktu The amount of time deposits based on term of the contract:
kontrak:
2014 2013
Rp Rp
Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai The amount of time deposits based on their remaining
dengan saat jatuh tempo: period of maturity:
2014 2013
Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah As of December 31, 2014 and 2013, time deposits freezed
deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan jaminan and pledged as loan collateral amounted to
kredit yang diberikan adalah sebesar Rp183.428 dan Rp183,428 and Rp66,937, respectively (Note 10).
Rp66.397 (Catatan 10).
16. Simpanan dari Bank Lain 16. Deposits from Other Banks
2014 2013
Rp Rp
Rupiah Rupiah
Giro 18,339 66,870 Current Accounts
Deposito Berjangka 38,938 69,509 Time Deposits
Call Money Call Money
Indonesia Eximbank 40,000 -- Indonesia Eximbank
PT Bank Capital Indonesia Tbk 10,000 -- PT Bank Capital Indonesia Tbk
Jumlah 107,277 136,379 Total
Saldo simpanan dari bank lain berdasarkan jangka waktu The amount of deposits from other banks based on term of the
kontrak: contract:
2014 2013
Rp Rp
Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan 82,135 90,661 Less than or up to 1 month
Lebih dari 1 - 3 bulan 25,142 45,718 More than 1 - 3 months
Jumlah 107,277 136,379 Total
Saldo simpanan dari bank lain berdasarkan sisa umur sampai The amount of deposits from other banks based on their
dengan saat jatuh tempo: remaining period of maturity:
2014 2013
Rp Rp
Kurang dari atau sampai dengan 1 bulan 86,735 90,661 Less than or up to 1 month
> 1 Bulan - 3 Bulan 20,542 45,718 > 1 Month - 3 Months
Jumlah 107,277 136,379 Total
Tingkat bunga rata-rata per tahun adalah sebagai berikut: The average interest rate per year is as follows:
2014 2013
% %
2014 2013
Rp Rp
2014 2013
Rp Rp
Laba sebelum Pajak Penghasilan Profit before Current Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi 20,211 19,778 per Statement of Income
2014 2013
Rp Rp
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tanggal The calculation of corporate income tax for the year ended
31 Desember 2014 dan 2013 tersebut di atas adalah December 31, 2014 represents temporary calculation for
suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan accounting purpose and will be a basis when the Bank
akuntansi dan menjadi dasar pada saat Bank submits its Annual Tax Return.
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
pajaknya.
Dikreditkan Dikreditkan
(Dibebankan) ke (Dibebankan) ke
laporan laba rugi laporan laba rugi
komprehensif/ komprehensif/
Credited (Charges) Credited (Charges)
statement of statement of
comprehensive comprehensive
2012 income 2013 income 2014
Rp Rp Rp Rp Rp
Manajemen berpendapat bahwa aset dan liabilitas pajak The management believes that total deferred tax assets
tangguhan yang timbul dari perbedaan waktu and liabilities arising from temporary differences are
kemungkinan besar dapat direalisasi pada tahun-tahun probable to be realized in the future years.
mendatang.
Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba A reconciliation between the total tax expense and the
akuntansi sebelum pajak menurut laporan laba rugi amounts computed by applying the effective tax rates to
komprehensif dengan tarif pajak yang berlaku adalah income before tax per statements of comprehensive
sebagai berikut: income is as follows:
2014 2013
Rp Rp
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Profit Before Current Income Tax
Menurut Laporan Laba Rugi 20,211 19,778 per Statement of Income
Laba Sebelum Pajak Perusahaan 5,053 4,945 Income Before Tax of the Company
e. Administrasi e. Administration
Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Bank Under the taxation laws in Indonesia, the Bank submit/pay
melaporkan/menyetorkan pajak berdasarkan prinsip self tax returns on the basis of self assessments. The tax
assessment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajak- authorities may assess or amend taxes within the statute of
pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai limitations, under prevailing regulations.
peraturan yang berlaku.
2014 2013
Rp Rp
Beban akrual terdiri dari beban kantor dan umum kepada pihak Accrued expenses consist of office and administrative expense
ketiga. to third parties.
Akrual bunga merupakan bunga yang masih harus dibayar Accrued interest is accrued interest on deposits from
atas simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain. customers and deposits from other banks.
Pendapatan yang ditangguhkan merupakan pendapatan Deferred income is earned income credit administration in
administrasi kredit yang diterima di muka dan belum dapat advance and not yet amortized.
diamortisasi.
Lain-lain terdiri dari liabilitas nominal ATM bersama dan ATM Others consist of ATM Bersama and ATM Prima nominal
Prima, dan rupa-rupa liabilitas lainnya. obligations, and other miscellaneous obligations.
Rincian pemegang saham dan kepemilikannya per The details of the shareholders and their ownerships as of
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: December 31, 2014 and 2013 are as follows:
2014
Jumlah Saham Persentase Jumlah/
Ditempatkan dan Pemilikan/ Total
Disetor Penuh/ Percentage of
Number of Shares Ownership
Issued and Fully Paid (%) Rp
2013
Jumlah Saham Persentase Jumlah/
Ditempatkan dan Pemilikan/ Total
Disetor Penuh/ Percentage of
Number of Shares Ownership
Issued and Fully Paid (%) Rp
Berikut rekonsiliasi jumlah saham beredar pada awal dan akhir The following is the reconciliation of the number of outstanding
tahun: shares at the beginning and ending of the year:
2014 2013
(Lembar/Shares) (Lembar/Shares)
Jumlah Saham Beredar pada Awal Tahun 4,145,830,000 1,990,000,000 Total Outstanding Shares at Beginning of the Year
Penerbitan Saham Baru 165,500,000 2,155,830,000 Issuance of New Shares
Jumlah Saham Beredar pada Akhir Tahun 4,311,330,000 4,145,830,000 Total Outstanding Shares at End of the Year
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Based on Deed Extraordinary General Meeting of
Saham Luar Biasa No. 7 tanggal 10 Desember 2012 dari Shareholders No. 7 dated December 10, 2012 of Notary Unita
Notaris Unita Christina Winata, SH, notaris di Jakarta, telah Christina Winata, SH, notary in Jakarta, has made the following
diambil keputusan-keputusan sebagai berikut: decisions:
1. Menyetujui rencana Bank untuk melakukan penawaran 1. Plans for initial public offering by issuing shares to the
umum perdana saham-saham Bank kepada masyarakat public (Public Offering) and listed bank shares on the
(Penawaran Umum) dan mencatatkan saham-saham Indonesia Stock Exchange and change the status of the
Bank tersebut pada bursa efek di Indonesia serta Bank from Private Bank to be Publicly Listed, have been
mengubah status Bank dari Perseroan Tertutup menjadi approved.
Perseroan Terbuka.
2. Menyetujui untuk meningkatkan modal dasar Bank dari 2. Agree to increase the Bank's authorized capital from
semula sebesar Rp520.000 menjadi Rp795.000, serta Rp520,000 to Rp795,000, as well as change the par
mengubah nilai nominal masing-masing saham Bank dari value of each share of Bank from original amount of
semula sebesar Rp1.000 (dalam rupiah penuh) menjadi Rp1,000 (in full rupiah) to Rp100 (in full rupiah).
Rp100 (dalam rupiah penuh).
3. Menyetujui untuk mengeluarkan saham dalam 3. Agree to issue shares in the portfolio amounting to as
simpanan/portepel dalam jumlah sebanyak-banyaknya much as 2,500,000,000 (in full amount) shares and offer/
2.500.000.000 (dalam satuan penuh) saham dan sell new shares through a public offering with amount as
menawarkan/ menjual saham baru yang akan dikeluarkan much as 2,500,000,000 (in full amount) shares with a par
dari portepel tersebut melalui Penawaran Umum kepada value of Rp100 per share (in full rupiah).
masyarakat dalam jumlah sebanyak-banyaknya
2.500.000.000 (dalam satuan penuh) saham baru dengan
nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp100
(dalam rupiah penuh).
4. Menyetujui untuk mencatatkan seluruh saham Bank 4. Agree to register all shares of the Bank after the
setelah dilaksanakannya Penawaran Umum atas saham- implementation of the Public Offering of the shares and
saham yang ditawarkan dan dijual kepada masyarakat sold to the public through the capital markets and
melalui pasar modal dan termasuk saham-saham yang includes shares held by existing shareholders on the
dimiliki oleh pemegang saham lama pada Bursa Efek Indonesia Stock Exchange (Company Listing).
Indonesia (Company Listing).
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat Amendment to the Articles of Association was approved by the
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia
Republik Indonesia No. AHU-64129.AH.01.02.Tahun 2012 No. AHU-64129.AH.01.02.Tahun 2012 dated December 14,
tanggal 14 Desember 2012. 2012.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Based on Deed General Extraordinary Shareholders No. 19
Pemegang Saham Luar Biasa No. 19 tanggal 20 Mei 2013 dari dated May 20, 2013 of Notary Unita Christina Winata , S.H,
Notaris Unita Christina Winata, S.H., notaris di Jakarta, notary in Jakarta , approved an increase in the issued and paid
disetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari up capital of to Rp414,583 from Rp199,000. The increase in
Rp199.000 menjadi Rp414.583. Peningkatan modal the issued and paid up capital amounting to Rp215,583 is
ditempatkan dan disetor sebesar Rp215.583 berasal dari derived from initial public offering of as much as 2,155,830,000
penawaran umum perdana sebanyak 2.155.830.000 (dalam (in full) ordinary shares each with a nominal value of Rp100 (in
satuan penuh) saham biasa atas nama masing-masing dengan full), which is offered to the public at a price of Rp375 per
nilai nominal Rp100 (dalam satuan penuh), yang ditawarkan share.
kepada masyarakat dengan harga Rp375 per saham.
Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat Amendment to the Articles of Association was approved by the
persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Ministry of Justice and Human Rights of the Republic of
Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-21373 tanggal 31 Mei Indonesia No. AHU-AH.01.10-21373 dated May 31, 2013.
2013.
PCS juga mengambil bagian dalam penawaran umum dengan PCS also take part in a public offering to buy 658,000,000
membeli saham sebanyak 658.000.000 (dalam satuan penuh) shares (in full amount) or 30.52 % of the ordinary shares, as a
saham atau 30,52% dari jumlah saham biasa atas nama yang result, the number of PCS ownership over the shares of the
ditawarkan, sehingga jumlah kepemilikan PCS atas saham Bank was increased from 210,750,000 shares (in full units)
Bank mengalami peningkatan dari 210.750.000 (dalam satuan which is equivalent to Rp21,075 into 868,750,000 shares (in
penuh) saham setara dengan Rp21.075 menjadi 868.750.000 full units) which is equivalent to Rp86,875.
(dalam satuan penuh) saham setara dengan Rp86.875.
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Based on the Deed of Extraordinary General Shareholders
Pemegang Saham Luar Biasa No. 34 tanggal Meeting No. 34 dated August 26, 2014 made in the presence
26 Agustus 2014 dari Notaris Unita Christina Winata, S.H., of Unita Christina Winata, S.H., notary in Jakarta, granted the
notaris di Jakarta, disetujui penerbitan saham baru Tanpa issuance of pre-emptive rights with the maximum of
Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah sebanyak- 414,583,000 shares. As of the date of December 31, 2014, the
banyaknya 414.583.000 saham. Sampai dengan tanggal new shares issued were 165,500,000 (full amount) ordinary
31 Desember 2014, saham baru yang diterbitkan sebanyak shares with a par value per share of Rp100 (full amount) and
165.500.000 (salam satuan penuh) saham biasa dengan nilai offering price of Rp790 (full amount) per share which is taken
nominal per saham Rp100 (nilai penuh) dan harga penawaran entirely by OCBC Securities Pte - Ltd A/C.
sebesar Rp790 (nilai penuh) per saham, yang diambil
seluruhnya oleh OCBC Securities Pte – Ltd A/C.
Sampai dengan tanggal laporan keuangan, persetujuan efektif As of the date of this report, approval from Indonesia Financial
peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh masih Services Authority regarding the increased of the issued and
dalam proses di Otoritas Jasa Keuangan. paid in capital is still in process.
2014 2013
Rp Rp
Agio saham merupakan kelebihan harga pelaksanaan di atas Premium on stock represents the excess of exercise price over
nominal dari penerbitan saham (Catatan 19). Per 31 Desember par value of the issuance of shares (Note 19). As of
2014 dan 2013, saldo agio saham sebesar Rp770.473 dan December 31, 2014 and 2013, the balance of additional paid in
Rp656.278, dengan rincian sebagai berikut: capital amounted to Rp770,473 and Rp656,278, with the
following details:
2014
Harga Nominal/ Harga Beli/ Agio Saham/
Nominal Price Buying Price Premium on Stock
Rp Rp Rp
2013
Harga Nominal/ Harga Beli/ Agio Saham/
Nominal Price Buying Price Premium on Stock
Rp Rp Rp
Penggunaan Laba Bersih Tahun 2013 Use of Net Income for 2013
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Annual General Meeting of Shareholders dated April 11, 2014,
(RUPST) pada tanggal 11 April 2014, disetujui seluruh laba approved the entire net income for the fiscal year 2013
bersih untuk tahun buku 2013 sebesar Rp14.643, disisihkan amounting to Rp14,643, has allocated amounting to Rp300 as
sebesar Rp300 sebagai dana cadangan dan sisanya dicatat reserve fund, and the remaining was recorded as retained
sebagai saldo laba. earnings.
Penggunaan Laba Bersih Tahun 2012 Use of Net Income for 2012
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Annual General Meeting of Shareholders dated June 28, 2013,
(RUPST) pada tanggal 28 Juni 2013, disetujui seluruh laba approved the entire net income for the fiscal year 2012
bersih untuk tahun buku 2012 sebesar Rp2.796, disisihkan amounting to Rp2,796, has allocated amounting to Rp200 as
sebesar Rp200 sebagai dana cadangan dan sisanya dicatat reserve fund, and the remaining was recorded as retained
sebagai saldo laba. earnings.
2014 2013
Rp Rp
Pendapatan bunga lainnya merupakan pendapatan bunga Other interest income represents interest on current accounts
yang berasal dari pendapatan bunga dari giro pada Bank with Bank Indonesia and current accounts with other banks.
Indonesia dan giro pada bank lain.
2014 2013
Rp Rp
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak-pihak berelasi Interest expenses paid to the related parties for the years
untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal ended December 31, 2014 and 2013 amounted to
31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp41,073 and Rp18,778 or reflect 18,36% and 23.34% of the
Rp41.073 dan Rp18.778 atau sebesar 18,36% dan 23,34% total interest expense, respectively (Note 30).
dari seluruh beban bunga (Catatan 30).
2014 2013
Rp Rp
Aset Keuangan Financial Assets
Kredit yang Diberikan (Catatan 10) 5,155 4,124 Loans (Note 10)
Jumlah 5,155 4,124 Total
25. Beban Umum dan Administrasi 25. General and Administrative Expenses
2014 2013
Rp Rp
2014 2013
Rp Rp
27. Pendapatan (Beban) Non Operasional - Bersih 27. Non Operating (Expenses) Income - Net
2014 2013
Rp Rp
Laba Penjualan Aset Tetap (Catatan 11) 4,233 -- Gain on Sale of Fixed Assets (Note 11)
Lain-lain - Bersih (30) 2 Others - Net
Jumlah 4,203 2 Total
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba Basic earnings per share are computed by dividing net income
bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang by the weighted average number of shares outstanding during
beredar pada periode yang bersangkutan. the period.
2014 2013
Rp Rp
Laba untuk perhitungan laba bersih Income for the calculation basic earnings
per saham dasar: 15,562 14,643 per share
Jumlah 15,562 14,643 Total
Jumlah Saham (dalam satuan penuh) : Total Shares (in full amount) :
2014 2013
Rp Rp
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa Total weighted average common shares
untuk perhitungan laba bersih per saham dasar 4,200,996,667 3,427,220,000 for the calculation basic earnings per share
Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja The Bank calculates and records the employee benefits
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun expense in accordance with the Labor Law No. 13 Year 2003
2003 tanggal 25 Maret 2003. dated March 25, 2003.
Program iuran pasti untuk imbalan kerja dikelola oleh PT AIA The defined contribution plan for employee benefits is
Financial. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, Bank administered by PT AIA Financial. As of December 31, 2014,
telah menempatkan dana sebesar Rp6.962 (2013: Rp4.352). the Bank placed the funding of Rp6,962 (2013: Rp4,352).
Liabilitas atas imbalan kerja per tanggal 31 Desember 2014 Liabilities for employment benefits as of December 31, 2014
dan 2013 dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria yang and 2013 are recorded based on actuarial conducted
dilakukan oleh PT Sienco Aktuarindo Utama, aktuaris by PT Sienco Aktuarindo Utama, an independent actuary,
independen, masing-masing dengan nomor laporan with the report number No. 081/LA-IK/SAU/03-2015 dated
No. 081/LA-IK/SAU/03-2015 tertanggal 16 Maret 2015 dan March 16, 2015 and No. 086/LA-IK/SAU/01-2014 dated
No. 086/LA-IK/SAU/01-2014 tertanggal 3 Januari 2014. January 3, 2014.
Jumlah liabilitas imbalan kerja berdasarkan perhitungan Total employee benefits liability balance based on the
Aktuaria Independen PT Sienco Aktuarindo Utama per tanggal Independent Actuary’s PT Sienco Aktuarindo Utama
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: calculation as of December 31, 2014 and 2013 is as follows:
2014 2013
Rp Rp
Nilai Kini Liabilitas Imbalan Kerja 7,421 4,381 Present Value of Employee Benefit Obligation
Nilai Wajar Aset Program (6,962) (4,352) Fair Value of Plan Asset
Keuntungan (Kerugian) yang Belum Diakui 596 (29) Unrecognised Actuarial Gains (Losses)
Liabilitas yang Diakui di Liability Recognized in
Laporan Posisi Keuangan 1,055 -- the Statement of Financial Position
Perubahan pada liabilitas yang diakui sesuai perhitungan The changes of liability that is recognized in accordance with
Aktuaria Independen: the Independent Actuary’s calculation:
2014 2013
Rp Rp
Beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada The employee benefits expense for the years ended December
31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut: 31, 2014 and 2013 are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya The key assumptions used by the Independent Actuary for the
manfaat pensiun oleh Aktuaria Independen untuk tahun yang year ended December 31, 2014 and 2013 for the calculation of
berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai employee benefits expense is as follows:
berikut:
2014 2013
Usia Pensiun Normal 55 Tahun/ Years 55 Tahun/ Years Normal Pension Age
Tingkat Diskonto 8.50% 9.10% Discount Rate
Tingkat Proyeksi Kenaikan Gaji 5.00% 7.00% Salary Increase Rate
Tingkat Mortalita Tabel Mortalita - TMI 2011/ Tabel Mortalita - TMI 2011/ Mortality Rate
Table of Mortality - TMI 2011 Table of Mortality - TMI 2011
Tingkat Cacat Tetap 1% dari Tingkat Mortalita/ 1% dari Tingkat Mortalita/ Disability Rate
1% of the Mortality Rate 1% of the Mortality Rate
Tingkat Pengunduran Diri 10% di Usia 20 Tahun dan 10% di Usia 20 Tahun dan Resignation Rate
Menurun Sampai Usia 54 Tahun/ Menurun Sampai Usia 54 Tahun/
10% at Age 20 Years and 10% at Age 20 Years and
Declined Until the Age of 54 Years Declined Until the Age of 54 Years
Metode Projected Unit Credit Projected Unit Credit Method
Saldo nilai kini liabilitas, nilai wajar aset program dan defisit Balance of present value of obligation, fair value of plan assets
pada program, serta peyesuaian pengalaman pada liabilitas and deficit of program, and experience adjustment on plan
program untuk 4 (empat) tahun terakhir yaitu: liabilities for the latest of 4 (four) years are as follows:
Nilai Kini Liabilitas 7,421 4,381 2,452 1,084 Present Value of Obligation
Nilai Wajar Aset Program -- -- -- -- Fair Value of Plan Assets
Defisit Program 7,421 4,381 2,452 1,084 Deficit in Program
30. Sifat dan Transaksi dengan Pihak Berelasi 30. Nature and Transactions of Related Parties
Transaksi dan Saldo dengan Pihak-pihak Berelasi Related Parties Transactions and Balances
Dalam kegiatan usahanya, Bank melakukan transaksi In course of business, the Bank has transactions with related
dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi-transaksi tersebut parties. These transactions are conducted in a normal terms
dilaksanakan dengan persyaratan dan kondisi yang normal and conditions as well as transactions with the third parties.
dilakukan dengan pihak ketiga. Transaksi-transaksi tersebut The transactions are as follows:
adalah sebagai berikut:
2014 2013
Rp Rp
Liabilitas Liability
Simpanan Nasabah (Catatan 15) Deposits from Customers (Note 15)
Giro Current Accounts
Pihak Dibawah Pengendalian Parties under
Bersama 699,496 758,651 Common Control
Pemegang Saham 394 1,556 Shareholders
Keluarga Pemegang Saham 2,117 1,500 Shareholder's Family
702,007 761,707
Tabungan Saving Deposits
Keluarga Pemegang Saham 41 40 Shareholder's Family
Keluarga Direksi dan Family of the Bank's Director
Pejabat Eksekutif Bank -- 96 and Executive Employee
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Board of Commissioners, Directors and
Eksekutif Bank 1,383 1,591 Executive Employee of the Banks
1,424 1,727
2014 2013
Rp Rp
Liabilitas Liability
Simpanan Nasabah (Catatan 15) Deposits from Customers (Note 15)
Deposito Time Deposits
Pihak Dibawah Pengendalian Parties under
Bersama 527,750 93,558 Common Control
Pemegang Saham 30,000 -- Shareholders
Keluarga Pemegang Saham 7,185 1,057 Shareholders's Family
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Board of Commissioners, Directors and
Eksekutif Bank 6,364 3,126 Executive Employee of Banks
Keluarga Direksi dan Family of the Bank's Director
Pejabat Eksekutif Bank -- 400 and Executive Employee
571,299 98,141
Jumlah 1,274,730 861,575 Total
Persentase dari Jumlah Liabilitas 27.72% 30.03% Percentage from Total Liabilities
Persentase dari Beban Bunga 18.36% 23.34% Percentage from Interest Expenses
Persentase dari Pendapatan Operasional Lainnya 33.04% -- Percentage from Other Operational Income
Rincian gaji dan tunjangan untuk Direksi dan Komisaris adalah Details of salary and remuneration Board of Directors and
sebagai berikut: Board of Commissioners are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Dalam bisnis normal perbankan, Bank mempunyai komitmen As part of normal banking business, the Bank has
dan kontinjensi yang tidak disajikan dalam laporan keuangan. commitments and contingencies that are not presented in the
financial statements.
Ikhtisar komitmen dan kontinjensi Bank yang dinyatakan dalam The following is a summary of the Bank’s commitments and
nilai kontrak adalah sebagai berikut: contingencies at contractual amounts:
2014 2013
Rp Rp
Komitmen Commitment
Liabilitas Komitmen Commitment Liabilities
Fasilitas Kredit kepada Nasabah
yang Belum Digunakan 457,389 292,396 Unused Loans Facilities
Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih 457,389 292,396 Total Commitment Liabilities - Net
Kontinjensi Contingencies
Liabilitas Kontinjensi Contingencies Liabilities
Bank Garansi Bank Guarantee
Pihak Ketiga 27,605 21,900 Third Parties
Jumlah Kontinjensi - Bersih 27,605 21,900 Total Contingencies - Net
Lainnya Others
Titipan Setoran Kliring 6,498 1,016 Deposit Clearing
Kredit Hapus Buku 1,459 1,459 Written Off Loans
Jumlah Lainnya 7,957 2,475 Total Others
Liabilitas Komitmen dan Total Commitment Liabilities and
Kontinjensi - Bersih 492,951 316,771 Contingencies - Net
Pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal In the years ended December 31, 2014 and 2013, the Bank
31 Desember 2014 dan 2013, Bank telah membukukan has recorded estimated losses on commitments and
estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi yang dibentuk contingencies which have been maintained by the Bank
Bank sebesar Nihil. amounting to Nil.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia In accordance with the Circular Letter of Bank Indonesia
No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Bank No. 13/658/DPNP/IDPnP dated December 23, 2011, the Bank
tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan no longer required to establish allowance for assets write off on
penghapusan aset untuk aset non produktif, namun Bank tetap its non productive assets, but the Bank shall calculate the
harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai impairment losses in accordance with the applicable
mengacu pada standar akuntansi yang berlaku. accounting standards.
Seperti yang telah dijelaskan pada Catatan 2.y, Bank pada As described in Note 2.y, the Bank is currently managed as a
saat ini dikelola sebagai segmen operasi tunggal. Pada saat single operating segment. At this time, the Bank analyze the
ini, Bank menganalisa segmen secara geografis dimana geographical segments in which the internal management
manajemen menelaah laporan internal mananjemen secara reports mananjemen examined monthly for each area.
bulanan untuk masing-masing area.
Informasi wilayah geografis dikelompokkan menjadi Daerah Information grouped into geographic regions Special Capital
Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan di luar DKI Jakarta. Region (DKI) Jakarta and outside Jakarta.
2014
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah
Rp Rp Rp
Pendapatan (Beban) Bunga Bersih 223,905 (66,000) 157,905 Net Interest Income (Expenses)
Pendapatan Operasional Lainnya 8,616 3,491 12,107 Other Operating Income
Pembentukan Cadangan Provision for
Kerugian Penurunan Nilai (2,746) (2,409) (5,155) Impairment Losses
Beban Tenaga Kerja (63,420) (95) (63,515) Personnel Expenses
Beban Umum dan Administrasi (81,827) (3,507) (85,334) General and Administrative Expenses
Laba (Rugi) Operasional 84,528 (68,520) 16,008 Operational Income (Loss)
Pendapatan (Beban) Non Operasional 4,205 (2) 4,203 Non Operating Incomes (Expenses)
Laba (Rugi) Income (Loss)
sebelum Pajak Penghasilan 88,733 (68,522) 20,211 before Income Tax
Beban Pajak Penghasilan (4,649) -- (4,649) Income Tax Expenses
Laba (Rugi) Bersih 84,084 (68,522) 15,562 Net (Loss) Income
2013
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah
Rp Rp Rp
Pendapatan (Beban) Bunga Bersih 96,939 (22,881) 74,058 Net Interest Income (Expenses)
Pendapatan Operasional Lainnya 13,060 1,492 14,552 Other Operating Income
Pembentukan Cadangan Provision for
Kerugian Penurunan Nilai (2,707) (1,417) (4,124) Impairment Losses
Beban Tenaga Kerja (35,099) (31) (35,130) Personnel Expenses
Beban Umum dan Administrasi (25,149) (4,431) (29,580) General and Administrative Expenses
Laba (Rugi) Operasional 47,044 (27,268) 19,776 Operational Income (Loss)
Pendapatan Non Operasioanal 2 -- 2 Non Operating Income
Laba (Rugi) Income (Loss)
sebelum Pajak Penghasilan 47,046 (27,268) 19,778 before Income Tax
Beban Pajak Penghasilan (5,135) -- (5,135) Income Tax Expenses
Laba (Rugi) Bersih 41,911 (27,268) 14,643 Net (Loss) Income
Dalam menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan In carrying out its business activities related to fund raising,
penghimpunan dana, pemberian pinjaman maupun lending and providing other banking services, the Bank is in
penyediaan jasa perbankan lainnya, Bank tidak terlepas dari expose to the risks. Implementation of these activities could
berbagai risiko. Pelaksanaan kegiatan usaha tersebut dapat result in a negative impact on the Bank's business continuity if
mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi kelangsungan not managed properly.
usaha Bank bila tidak dikelola dengan baik.
Manajemen risiko mendapat perhatian khusus dari Bank The Risk management main objective is for the Bank to
sebagai upaya mengimbangi semakin kompleksnya produk counterbalance the effect of the complexity of products. In
dan aktivitas yang dihadapi. Dalam mencapai tujuan tersebut achieving these objectives, the Bank has the Risk
maka Bank telah memiliki Komite Manajemen Risiko dan Management Committee and the Risk Management Unit in
Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas menetapkan charge of setting policy including risk management strategies
kebijakan termasuk strategi manajemen risiko dan and planning in an emergency (contingency plan) to deal with
perencanaan dalam keadaan darurat (contingency plan) untuk the resulting risks and improve and refine the application of risk
menghadapi risiko yang timbul serta memperbaiki dan management.
menyempurnakan penerapan manajemen risiko.
Penerapan manajeman risiko dilaksanakan melalui Application of risk management is carried out through active
pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi, kecukupan oversight board of commissioners and directors, the adequacy
kebijakan, prosedur dan penetapan limit manajemen risiko, of policies, procedures and limits of risk management,
kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan adequacy the processes of risk identification, measurement,
pengendalian risiko, serta penerapan sistem informasi monitoring and control, and the implementation of risk
manajemen risiko dan sistem pengendalian internal yang management information systems and a comprehensive
menyeluruh. internal control system.
Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada Credit risk is measured by the probability of default in the
masa mendatang. Perhitungan probability default tersebut future. Calculation of default probability will then be used as the
selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan basis for the calculation of impairment losses of capital (capital
kerugian penurunan nilai modal (capital at risk), pricing, alokasi at risk), pricing, capital allocation and portfolio management.
modal dan manajemen portofolio.
Manajemen risiko kredit terdiri dari: yang bersifat spekulatif dan Management of credit risk consist of: a speculative lending to
pemberian kredit kepada debitur yang bermasalah, kemudian borrowers in trouble, then monitoring and strict examination,
melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala scale and continuous credit has been disbursed, providing
dan terus menerus pada kredit yang telah disalurkan, suggestions for improvement, so the losses that may occur can
memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang be minimized; four eyes principles as a credit risk management
mungkin terjadi dapat diminimalkan; four eyes principles process has been implemented lending units of work, and
sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses Early Warning System (EWS) as a monitoring tool (monitoring)
pemberian kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early by means of early detection of a potential debtor default. The
Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan system can support whole process of loan monitoring, identify
(monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang corrective actions, and improve follow up effectively.
berpotensi default. Sistem tersebut dapat mendukung proses
pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi
tindakan perbaikan, dan menyempurnakan tindak lanjut secara
efektif.
Pemberian kredit juga tidak mengabaikan konsep hubungan The credit also not ignore the concept of total debtor relations
total debitur (one obligor concept), pemantauan terhadap (one obligor concept), concentration of credit monitoring,
Konsentrasi Kredit, pemenuhan terhadap ketentuan Batas compliance with the provisions of Legal Lending Limit (LLL) as
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) serta penentuan limit well as the determination of the authority limit the loan approval
kewenangan dalam proses pemutusan kredit yang dilakukan process done in stages.
secara berjenjang.
Analisa eksposur maksimum terhadap risiko kredit tanpa Analysis of the maximum exposure to credit risk without taking
memperhitungkan agunan yang dimiliki atau peningkatan into account any collateral held or other credit quality
kualitas kredit lain adalah sebagai berikut: improvement are as follows:
2014 2013
Rp Rp
Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit Concentration of loans by type of loan are as follows:
adalah sebagai berikut:
2014 2013
Rp (%) Rp (%)
Konsentrasi kredit Bank berdasarkan sektor ekonomi adalah Bank credit concentration by economic sector are as follows:
sebagai berikut:
2014 2013
Rp (%) Rp (%)
Pengelolaan likuiditas aset dan liabilitas meliputi pemeliharaan The management of liquidity asset and liabilities include
likuiditas pada tingkat yang optimal untuk memenuhi kewajiban maintaining liquidity at a level sufficient to comply the
yang jatuh tempo di setiap saat, serta pengelolaan risiko obligations that mature at any time, and managing interest rate
tingkat suku bunga yang timbul dari setiap transaksi yang risk arising from each transaction listed on the statement of
tercantum pada laporan posisi keuangan maupun rekening financial position or off balance sheet.
administrasi.
Ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan dana dari The gap between the period of funding from third parties which
pihak ketiga yang pada umumnya lebih pendek dari jangka are generally shorter than the period of disbursement of loans,
waktu penyaluran kredit yang diberikan, akan menyebabkan would cause liquidity problems affecting the ability of the Bank
masalah likuiditas yang mempengaruhi kemampuan Bank in fulfilling its obligations to its customers. This can affect the
dalam memenuhi kewajibannya kepada para nasabah. Hal ini level of public confidence which in turn can affect the survival
dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang of the Bank.
pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan usaha
Bank.
Pengelolaan likuiditas Bank ditekankan pada penyesuaian arus The Bank liquidity management emphasized on the adjustment
dana masuk dan keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi of the inflow and outflow of funds. The gap in cash flows has
melalui pemeliharaan aset produktif yang likuid dan memadai been anticipated by maintenance of liquid and adequate
sejalan dengan perkiraan arus kas serta struktur kewajiban productive asset in line with the forecast of cash flow and
yang ada. Pemeliharaan aset produktif yang likuid terdiri dari existing structure of liabilities. Liquid productive asset
pemeliharaan cadangan wajib (reserve requirement) seperti maintenance consists of maintenance of reserve requirement
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia serta pemeliharaan efek- set by Bank Indonesia and maintenance of short term
efek berjangka pendek yang sangat likuid seperti Sertifikat marketable securities such as Certificates of Bank Indonesia.
Bank Indonesia. Bank juga memelihara cadangan aset The Bank also maintains allowance of others liquid productive
produktif yang likuid lainnya, terdiri dari penempatan dana assets consisting of short term current accounts with other
jangka pendek di bank lain serta efek-efek berjangka panjang banks and long term liquid marketable securities such as
yang likuid seperti surat utang negara. Pengelolaan likuiditas government bonds. Liquidity management is also carried out
juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana through management of the structure of funding sources by
dengan menerapkan batasan-batasan konsentrasi deposan applying the limits depositor and trying to reduce its
dan berusaha mengurangi ketergantungannya pada dana dependence on costly funds such as deposits and replace
mahal seperti deposito dan menggantinya dengan sumber them with cheaper funding such as demand deposits and
dana murah seperti giro dan tabungan. Selain itu, Bank saving deposits. In addition, the Bank continues to maintain the
senantiasa memelihara kemampuan melakukan akses ke ability to access the money market, by always maintaining
pasar uang, dengan selalu memelihara hubungan dengan relationships with correspondent banks. The Bank periodically
bank-bank koresponden. Bank secara berkala meninjau reviews the entire situation above and also take action to
seluruh keadaan di atas sekaligus mengambil tindakan guna diversify ways of funding.
menganeka-ragamkan cara pendanaan.
Analisa likuiditas/maturity gap adalah untuk mengukur beda Analysis of liquidity/maturity gap is to measure the cumulative
kumulatif antara aset produktif (earning assets) dengan difference between earning assets and interest bearing
kewajiban berbunga (interest bearing liabilities) dan liabilities and their impact on the liquidity of the Bank and its
dampaknya terhadap likuiditas Bank serta exposure terhadap exposure to changes in interest rates. Interest rate risk arises
perubahan tingkat bunga. Risiko tingkat bunga atau sensitivitas when the maturity of assets earning significantly different or its
timbul apabila jatuh tempo aset produktif berbeda secara sensivity with the maturity of interest-bearing obligations.
signifikan dengan jatuh tempo kewajiban berbunga.
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai The following table presents maturity information on estimated
perkiraan jatuh tempo dari aset dan liabilitas sesuai kontrak maturities of assets and liabilities under the contract to be cash
menjadi arus kas masuk atau keluar. inflows or outflows.
2014
Jumlah/ Tidak s/d 1 Bulan/ 1 s/d 3 Bulan/ 3 s/d 6 Bulan/ 6 s/d 12 Bulan/ > 12 Bulan/
Total Mempunyai up to 1 Month 1 up to 3 3 up to 6 6 up to 12 > 12 Months
Kontrak Months Months Months
Jatuh Tempo/
No Contractual
Maturity
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET ASSETS
Kas 49,797 49,797 -- -- -- -- -- Cash
Giro Pada Bank Indonesia 424,897 424,897 -- -- -- -- -- Current Account with Bank Indonesia
Giro Pada Bank Lain 12,348 12,348 -- -- -- -- -- Current Account with Other Banks
Penempatan Pada Bank Indonesia Placement with Bank Indonesia
dan Bank Lain 1,436,128 -- 1,193,700 34,484 207,944 -- -- and Other Banks
Efek-efek 974,703 -- 149,758 99,401 199,760 66,587 459,198 Marketable Securities
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali 381,614 -- 381,614 -- -- -- -- Reverse Repo
Kredit yang Diberikan 2,403,881 -- 32,668 202,897 336,537 893,168 938,611 Loans
Pendapatan yang Masih
akan Diterima 24,336 -- 24,336 -- -- -- -- Accrued Income
5,707,704 487,042 1,782,076 336,782 744,241 959,755 1,397,809
Cadangan Kerugian Allowance for Possible
Penurunan Nilai (11,194) Losses
Jumlah 5,696,510 Total
LIABILITAS LIABILITIES
Simpanan Nasabah 4,452,760 1,720,524 2,036,710 608,025 37,538 49,963 -- Customer Deposits
Simpanan dari Bank Lain 107,277 18,338 68,397 20,542 -- -- -- Deposits from Other Banks
Utang Pajak 6,409 -- 4,506 -- 1,903 -- -- Taxes Payable
Liabilitas Lain-lain 27,748 4,598 1,431 15,951 -- 5,768 -- Other Liabilities
Jumlah 4,594,194 1,743,460 2,111,044 644,518 39,441 55,731 -- Total
Perbedaan Jatuh Tempo 1,113,510 (1,256,418) (328,968) (307,736) 704,800 904,024 1,397,809 Maturity Gap
Posisi Neto Setelah Cadangan Net Position After Allowance
Kerugian Penurunan Nilai 1,113,510 for Possible Losses
2013
Jumlah/ Tidak s/d 1 Bulan/ 1 s/d 3 Bulan/ 3 s/d 6 Bulan/ 6 s/d 12 Bulan/ > 12 Bulan/
Total Mempunyai up to 1 Month 1 up to 3 3 up to 6 6 up to 12 > 12 Months
Kontrak Months Months Months
Jatuh Tempo/
No Contractual
Maturity
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET ASSETS
Kas 23,584 23,584 -- -- -- -- -- Cash
Giro Pada Bank Indonesia 265,191 265,191 -- -- -- -- -- Current Account with Bank Indonesia
Giro Pada Bank Lain 10,738 10,738 -- -- -- -- -- Current Account with Other Banks
Penempatan Pada Bank Indonesia 753,000 -- 753,000 -- -- -- -- Placement with Bank Indonesia
Efek-efek 648,665 -- 1,699 125,726 63,413 245,198 212,629 Marketable Securities
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali 879,504 -- 879,504 -- -- -- -- Reverse Repo
Kredit yang Diberikan 1,240,058 -- 35,208 110,929 176,899 367,968 549,054 Loans
Pendapatan yang Masih
akan Diterima 11,811 -- 11,811 -- -- -- -- Accrued Income
3,832,551 299,513 1,681,222 236,655 240,312 613,166 761,683
Cadangan Kerugian Allowance for Possible
Penurunan Nilai (6,039) Losses
Jumlah 3,826,512 Total
LIABILITAS LIABILITIES
Liabilitas Segera 133 -- 133 -- -- -- -- Obligations Due Immediately
Simpanan Nasabah 2,712,184 1,520,028 750,090 370,774 60,972 10,320 -- Customer Deposits
Simpanan dari Bank Lain 136,379 -- 93,661 42,718 -- -- -- Deposits from Other Banks
Utang Pajak 5,789 105 1,961 -- 3,723 -- -- Taxes Payable
Liabilitas Lain-lain 12,951 2,862 993 9,096 -- -- -- Other Liabilities
Jumlah 2,867,435 1,522,995 846,837 422,588 64,695 10,320 -- Total
Perbedaan Jatuh Tempo 965,116 (1,223,482) 834,385 (185,933) 175,617 602,846 761,683 Maturity Gap
Posisi Neto Setelah Cadangan Net Position After Allowance
Kerugian Penurunan Nilai 965,116 for Possible Losses
lainnya memiliki berbagai tingkat bunga dan jangka waktu, borrowings and liabilities other financial markets have different
perubahan-perubahan pada tingkat bunga dapat interest rate and term, the changes on the interest rate may
mengakibatkan kenaikan atau penurunan pendapatan bunga result in an increase or decrease in net interest income.
bersih.
Sepanjang tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 During the years ended December 31, 2014 and 2013,
dan 2013, Bank telah menyediakan alat likuid yang cukup the Bank has provided adequate liquid tool to anticipate short-
untuk mengantisipasi liabilitas jangka pendek, arus kas bersih term liabilities, net cash flow can be regulated, fairly good and
dapat diatur dengan baik, cukup baik dan cukup mudah untuk quite easy to gain access to money market funding.
memperoleh akses sumber dana pasar uang.
Dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakseimbangan In circumstances of a possible imbalance of asset and liability
aset dan liabilitas, manajemen Bank, melalui mekanisne rapat management, the Bank, through mechanism of monthly ALCO
ALCO bulanan, selalu melakukan review beberapa hal yang meetings, always do a review of some of the things that is very
sifatnya sangat strategis, antara lain: strategic, among others:
a. Pengelolaan pendanaan (funding) yang memiliki jatuh a. Management of funding which has a maturity of not
tempo tidak seimbang, balanced,
b. Ketepatan pengelolaan aset dan liabilitas yang memiliki b. Accuracy management of assets and liabilities that have a
sensitivitas terhadap perubahan suku bunga, sensitivity to interest rate changes,
c. Analisis dana pihak ketiga yang menggambarkan trend c. Analysis of third party funds that illustrate trends of various
berbagai produk dana pihak ketiga yang berada pada products of third party funds that are in the area around
wilayah diseluruh Indonesia, Indonesia,
d. Penempatan dana pada portofolio efek-efek, d. Placement of funds in a portfolio of securities,
e. Laporan perkembangan kredit yang ada dan yang baru, e. The report credits the development of existing and new,
f. Strategi penetapan harga seusai dengan kondisi pasar saat f. After pricing strategy with current market conditions, and
ini, dan
g. Perbandingan target dengan realisasi dana pihak ketiga. g. Comparison with the realization of the target of third party
funds.
Eksposur Bank terhadap Risiko Tingkat Suku Bunga The Bank’s Exposure to Interest Rate Risk
Tabel dibawah ini mengikhtisarkan eksposur Bank terhadap The table below summarizes the Bank's exposure to interest
risiko tingkat suku bunga. rate risk.
` 2014
Bunga Mengambang/Floating Interest Bunga Tetap/ Fixed Interest
≤ 1 bulan/ 1 - 3 bulan/ 3 bulan - > 1 tahun/ ≤ 1 bulan/ 1 - 3 bulan/ 3 bulan - > 1 tahun/ Jumlah/
≤ 1 months 1 - 3 months 1 tahun/ > 1 year ≤ 1 months 1 - 3 month 1 tahun/ >1 year Total
3 months - 3 months -
1 year 1 year
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET/ ASSETS
Giro pada Bank Indonesia/
Current Accounts with
Bank Indonesia 424,897 -- -- -- -- -- -- -- 424,897
Giro pada Bank Lain/
Current Accounts with
Other Bank 12,348 -- -- -- -- -- -- -- 12,348
Penempatan pada Bank
Indonesia & Bank Lain/
Placements with Bank
Indonesia & Other Banks -- -- -- -- -- 1,193,700 242,428 -- 1,436,128
Efek-efek/ Marketable
Securities -- -- -- -- 149,758 99,401 266,346 459,198 974,703
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali/
Reverse Repo -- -- -- -- 381,614 -- -- -- 381,614
Kredit yang Diberikan/ Loans 30,584 196,271 973,125 752,942 2,083 1,314 255,003 192,559 2,403,881
Jumlah Aset Keuangan/
Total Financial Assets 467,829 196,271 973,125 752,942 533,455 1,294,415 763,777 651,757 5,633,571
` 2014
Bunga Mengambang/Floating Interest Bunga Tetap/ Fixed Interest
≤ 1 bulan/ 1 - 3 bulan/ 3 bulan - > 1 tahun/ ≤ 1 bulan/ 1 - 3 bulan/ 3 bulan - > 1 tahun/ Jumlah/
≤ 1 months 1 - 3 months 1 tahun/ > 1 year ≤ 1 months 1 - 3 month 1 tahun/ >1 year Total
3 months - 3 months -
1 year 1 year
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
LIABILITAS/ LIABILITIES
Simpanan Nasabah/Deposit
from Customers
Giro/Current Accounts 1,331,152 -- -- -- -- -- -- -- 1,331,152
Tabungan/Saving
Accounts 389,372 -- -- -- -- -- -- -- 389,372
Deposito/ Time Deposits -- -- -- -- 1,697,371 895,339 139,526 -- 2,732,236
Simpanan dari Bank Lain/
Deposits from Other Banks 18,339 38,938 -- -- 50,000 -- -- -- 107,277
Jumlah Liabilitas Keuangan/
Total Financial Liabilities 1,738,863 -- -- -- 1,697,371 895,339 139,526 -- 4,471,099
Jumlah Gap Repricing
Suku Bunga/ Total Gap
Repricing Interest Rate (1,271,034) 196,271 973,125 752,942 (1,163,916) 399,076 624,251 651,757 1,162,472
2013
Bunga Mengambang/Floating Interest Bunga Tetap/ Fixed Interest
≤ 1 bulan/ 1 - 3 bulan/ 3 bulan - > 1 tahun/ ≤ 1 bulan/ 1 - 3 bulan/ 3 bulan - > 1 tahun/ Jumlah/
≤ 1 months 1 - 3 months 1 tahun/ > 1 year ≤ 1 months 1 - 3 month 1 tahun/ >1 year Total
3 months - 3 months -
1 year 1 year
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET/ ASSETS
Giro pada Bank Indonesia/
Current Accounts with
Bank Indonesia 265,191 -- -- -- -- -- -- -- 265,191
Giro pada Bank Lain/
Current Accounts with
Other Bank 10,738 -- -- -- -- -- -- -- 10,738
Penempatan pada
Bank Indonesia/Placement
with Bank Indonesia -- -- -- -- -- 753,000 -- -- 753,000
Efek-efek/ Marketable
Securities -- -- -- -- -- 23,476 192,755 432,434 648,665
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali/
Reverse Repo -- -- -- -- -- 879,504 -- -- 879,504
Kredit yang Diberikan/ Loans -- -- 569,182 479,434 -- -- 99,568 91,874 1,240,058
Jumlah Aset Keuangan/
Total Financial Assets 275,929 -- 569,182 479,434 -- 1,655,980 292,323 524,308 3,797,156
LIABILITAS/ LIABILITIES
Simpanan Nasabah/Deposit
from Customers
Giro/Current Accounts 1,227,345 -- -- -- -- -- -- -- 1,227,345
Tabungan/Saving
Accounts 292,683 -- -- -- -- -- -- -- 292,683
Deposito/ Time Deposits -- -- -- -- 563,605 494,311 134,240 -- 1,192,156
Simpanan dari Bank Lain/
Deposits from Other Banks 66,870 69,509 -- -- -- -- -- -- 136,379
Jumlah Liabilitas Keuangan/
Total Financial Liabilities 1,586,898 -- -- -- 563,605 494,311 134,240 -- 2,779,054
Jumlah Gap Repricing
Suku Bunga/ Total Gap
Repricing Interest Rate (1,310,969) -- 569,182 479,434 (563,605) 1,161,669 158,083 524,308 1,018,102
2014
Peningkatan 100bps/ Penurunan 100bps/
Increased 100bps Decreased 100bps
Rp Rp
2013
Peningkatan 100bps/ Penurunan 100bps/
Increased 100bps Decreased 100bps
Rp Rp
Proyeksi di atas menunjukkan bahwa jika tingkat suku bunga The above projections show that if the interest rate moves in
bergerak pada jumlah yang sama akan berpotensi the same amount will potentially effected the Bank's net profit
mempengaruhi laba bersih Bank dengan asumsi seluruh assuming all other variables, the reporting date, and the
variabel lainnya, tanggal pelaporan, dan posisi hingga jatuh position to maturity is constant.
tempo adalah konstan.
Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis Market risk measurement is done through the sensitivity
sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku bunga dan risiko analysis of interest rate approach to interest risk and risks of
surat berharga (bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan marketable securities (bonds). Market risk is controlled by the
penerapan limit, khususnya transaksi trading limit. Limit-limit application of limits, especially trading transaction limit. These
tersebut antara lain adalah counterparty limit, dan position limit. limits include counterparty limits, and position limits.
Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses Liquidity risk management becomes part of market risk
manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas management process. Monitoring of liquidity risk is through
dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out. cash out maximum management.
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengelolaan risiko The related policy and procedures for the management of
operasional senantiasa dibuat, dikaji ulang dan disempurnakan operational risk are issued, reviewed and improved
untuk memastikan kecukupan mekanisme kontrol pada semua continuously including the Minimum Controls Standard Policy
kebijakan dan prosedur. Bank secara aktif melakukan to ensure the adequacy of control mechanisms in all of the
sosialisasi untuk membangun risk awareness dan Bank’s policy and procedures. The Bank actively conducts the
meningkatkan kualitas kontrol dalam rangka mitigasi risiko socialization program to develop risk awareness and enhance
operasional. quality control to mitigate the operational risk.
Penyusunan Laporan Profil Risiko Operasional dan Risiko Preparation of Operational Risk Profile and Other Risks
Lainnya dilaksanakan secara triwulanan berdasarkan Reports are undertaken on a quarterly basis based on the
parameter dan indikator risiko yang baru, sesuai ketentuan parameters and new risk indicators, according to Bank
Bank Indonesia sehingga diperoleh gambaran mengenai Indonesia in order to obtain an idea of the level of potential risk
tingkat potensi risiko bagi Bank secara keseluruhan. to the Bank as a whole.
Bank juga telah menghitung kecukupan modal untuk risiko The Banks also have to calculate capital adequacy for
operasional sesuai dengan PBI No. 10/15/PBI/2008 tanggal operational risk in accordance with PBI No. 10/15/PBI/2008
24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal dated September 24, 2008 on the Capital Adequacy of
Minimum Bank Umum dan SE-BI No. 11/3/DPNP tanggal Commercial Banks and SE-BI No. 11/3/DPNP dated January
27 Januari 2009 tentang Perhitungan Aset Tertimbang Menurut 27, 2009 about the calculation of Risk Weighted Assets (RWA)
Risiko (ATMR) untuk Risiko Operasional dengan for Operational Risk Using the Basic Indicator Approach (PID).
Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID). Perhitungan The calculation of the Bank's operational risk capital charge
beban modal risiko operasional Bank adalah menggunakan used the Basic Indicator Approach.
metode Basic Indicator Approach.
Berkaitan dengan risiko hukum, Bank telah memiliki Divisi With regard to legal risk, the Bank has the Legal Division
Legal yang bertugas memantau atau mengurangi risiko hukum tasked with monitoring or reducing legal risks that may arise
yang mungkin timbul melalui pengadministrasian dokumentasi through the orderly administration of the legal documentation
hukum yang tertib dan memadai. Pengelolaan risiko hukum and adequate. Legal risk management is also embedded in all
juga ditanamkan pada seluruh jajaran organisasi melalui levels of the organization through the implementation of the
penerapan kode etik kepada seluruh karyawan. code of ethics to all employees.
Bank juga selalu memperhatikan kelengkapan dan keabsahan The Banks also always take the completeness and validity of
dokumentasi yang berkaitan dengan hukum serta the documentation relating to the law and considering rules/
memperhatikan peraturan/ketentuan yang berlaku khususnya regulations that apply specifically banking regulations.
ketentuan perbankan.
Risiko stratejik yang dikelola oleh Bank antara lain dengan Strategic risks are managed by the Bank, among others by
cara membuat Rencana Bisnis Bank (RBB) dengan jangka making Bank Business Plan (RBB) with a period of three years
waktu tiga tahun dan selalu direview setiap tahun maupun and always be reviewed every year and revised in petengahan
direvisi pada petengahan tahun. RBB ini disesuaikan dengan year. RBB is tailored to the vision, mission, and strategy of the
visi dan misi serta strategi Bank. Selanjutnya RBB yang telah Bank. Furthermore, the Bank, established RBB which is
ditetapkan Bank dikomunikasikan kepada pejabat dan pegawai communicated to officers and employees at every level of
pada setiap jenjang Organisasi. Pada periode tertentu organization. At a certain period (quarterly) Bank monitors
(triwulanan) Bank memantau kemajuan yang dicapai sehingga progress so that it can be used as an evaluation of the Bank's
hasilnya dapat dipergunakan sebagai evaluasi kinerja Bank. performance.
Untuk mengendalikan risiko reputasi ini, Bank secara terus To control the reputational risk, the Bank is continuously
menerus meningkatkan kualitas pelayanan Nasabah sejalan improving the quality of customer service in line with the
dengan ketentuan yang berlaku, yaitu mengenai perlindungan applicable regulations, namely the protection of clients,
nasabah, termasuk menerapkan strategi penggunaan media including implementing an effective strategy of using the media
yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya to anticipate the possibility of negative news.
berita negatif.
Selain itu guna memastikan bahwa setiap keluhan nasabah In addition, to ensuring that each customer complaints can be
dapat disampaikan dengan mudah serta ditangani dengan baik delivered easily and handled properly and appropriately, the
dan tepat maka Bank telah membentuk Call Center yang Bank has established a Call Center that is supported by an
didukung oleh petugas yang berpengalaman. Bank juga experienced officer. The Bank is also implementing a mystery
melaksanakan mystery shopper yang dilakukan secara berkala shopper conducted periodically to ensure excellent service to
untuk memastikan pelayanan kepada Nasabah tetap prima the customer remains over time. Monitoring and reputation risk
dari waktu ke waktu. Pemantauan dan pengelolaan risiko management sought to optimize its Corporate Secretary.
reputasi diupayakan dengan mengoptimalkan fungsi Sekretaris
Perusahaan.
Dalam mengelola Manajemen Risiko Kepatuhan, upaya In managing Compliance Risk Management, effort to increase
peningkatan Budaya Kepatuhan yang terus menerus Compliance Cultures continously is always performed through
senantiasa dilakukan melalui program-program antara lain: programs such as:
a. Melakukan kaji ulang (review) atas rancangan kebijakan, a. Conducting the review of the design of policies, rules,
ketentuan, sistem maupun prosedur internal baru new internal systems and procedures
b. Sosialisasi/pelatihan melalui regulations update dan in- b. Socialization / training through regulation updates and in-
class training terkait penerapan Anti Pencucian Uang dan class training related to the implementation of Anti-Money
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/PPT) serta Laundering and Combating the Financing of Terrorism
ketentuan baru lainnya. (APU/PPT) and other new provisions.
c. Melakukan kaji ulang (review) terhadap produk/aktivitas c. Conducting the review of products/activities.
baru.
d. Memonitor pelaksanaan kepatuhan atas penyampaian d. Monitoring the implementation of on submission of
laporan-laporan yang harus disampaikan kepada Bank compliance reports must be submitted to Bank Indonesia
Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku. in accordance with the regulations.
e. Pengkinian dan penatausahaan database Peraturan/ e. Updating and database administration rules/regulations.
ketentuan yang berlaku.
f. Pembuatan Laporan Kepatuhan kepada Bank Indonesia f. Preparing Compliance Reports to Bank Indonesia as well
serta untuk pihak internal. as to internal parties.
g. Pemantauan terhadap denda atau sanksi yang diterima dari g. Monitoring of fines or penalties received from regulators/
regulator/pihak eksternal. external parties.
34. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum 34. Capital Adequacy Ratio
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) is the ratio of capital to risk
modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), weighted assets (RWA), calculations based on Bank Indonesia
perhitungannya didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia Regulation No. 10/15/PBI/2008 dated September 24, 2008 in
No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 dimana which the amounts of capital to credit risk consist of core
jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti dan capital and supplementary capital. In addition the bank with
modal pelengkap. Selain itu bank dengan kriteria tertentu certain criteria should include market risk and operational risk
harus memasukkan risiko pasar dan risiko operasional dalam in the calculation of CAR by including additional supplementary
perhitungan KPMM dengan memasukan komponen modal capital.
pelengkap tambahan.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/6/DPNP tanggal Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/6/DPNP dated
18 Februari 2011 mengatur ketentuan pelaksanaan February 18, 2011 set the implementing provisions of the
perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit. calculation of risk weighted assets for credit risk. These
Ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal 2 Januari 2012. provisions came into force on January 2, 2012.
Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan The Bank's capital adequacy ratios by considering the credit
memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan risiko risk, operational risk and market risk as at December 31, 2014
pasar pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah and 2013 are as follows:
sebagai berikut:
2014 2013
Rp Rp
Modal: Capital:
Modal Inti 1,184,800 1,056,882 Core Capital
Modal Pelengkap 30,001 14,943 Secondary Capital
Jumlah Modal 1,214,801 1,071,825 Total Capital
Jumlah ATMR Risiko Kredit 2,400,058 1,195,449 Total WRA Credit Risk
Jumlah ATMR Risiko Operasional 80,698 29,670 Total WRA Operational Risk
Jumlah ATMR Risiko Pasar -- -- Total WRA Market Risk
Rasio KPMM (Risiko Kredit dan Operasional) 48.97% 87.49% CAR Ratio (Credit Risk and Operational Risk)
Rasio KPMM (Setelah Risiko Kredit, CAR Ratio (After Credit Risk,
Risiko Operasional, dan Risiko Pasar) 48.97% 87.49% Operational Risk, and Market Risk)
Rasio KPMM yang Diwajibkan 8% 8% CAR Ratio Required
b. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang b. Agreement with PT Visionet International about Rental
Sewa dan Layanan Pengelolaan Branch IT and Management Service of Branch IT Infrastructure
Infrastructure
Pada tanggal 31 Oktober 2012, Bank menandatangani On October 31, 2012, the Bank signed an addendum II of
addendum II perjanjian kerjasama dengan Visionet untuk cooperation agreement with Visionet to provide rental and
penyediaan sewa dan layanan pengelolaan Branch IT management services IT Infrastructure Branch. This
Infrastructure. Perjanjian ini mengubah tata cara agreement changed the payment term for outsourcing
pembayaran atas pekerjaan layanan outsourcing dalam service in previous agreement.
perjanjian sebelumnya.
c. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang c. Agreement with PT Visionet International about Rental
Sewa dan Layanan Pengelolaan Sistem Aplikasi and Management Service for Bank Vision Banking
Perbankan Bank Vision dan Core IT Infrastructure Application System and Core IT Infrastructure
Pada tanggal 31 Oktober 2012, Bank menandatangani On October 31, 2012, the Bank signed an addendum II of
addendum II perjanjian kerjasama dengan Visionet untuk cooperation agreement with Visionet for the provision of
penyediaan sewa dan layanan pengelolaan Branch IT rental and management services IT Infrastructure Branch.
Infrastructure. Perjanjian ini mengubah tata cara This agreement changed the payment term for outsourcing
pembayaran atas pekerjaan layanan outsourcing dalam service in the previous agreement.
perjanjian sebelumnya.
d. Perjanjian dengan PT Artajasa Pembayaran Elektronis d. Agreement with PT Artajasa Pembayaran Elektronis
tentang Pemanfaatan ATM Bersama about the utilization of ATM Bersama
Pada tanggal 1 April 2011, Bank menandatangani On April 1, 2011, the Bank signed a cooperation
perjanjian kerjasama dengan PT Artajasa Pembayaran agreement with PT Artajasa Pembayaran Elektronis
Elektronis tentang pemanfaatan ATM Bersama untuk regarding the utilization of ATM Bersama for principle
principle member. Perjanjian ini berlaku sampai dengan member. This agreement is valid until April 1, 2014 and
1 April 2014 dan dapat diperpanjang secara otomatis can be automatically extended for a period
untuk jangka waktu 12 (dua belas) bulan berikutnya. 12 (twelve) months.
e. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang e. Agreement with PT Visionet International about
Layanan Fasilitas Disaster Recovery Hot Backup Services Disaster Recovery Hot Backup
Pada tanggal 2 Mei 2011, Bank menandatangani On May 2, 2011, the Bank signed a cooperation agreement
perjanjian kerjasama dengan Visionet tentang layanan with Visionet about service for hot backup disaster
fasilitas disaster recovery hot backup. Perjanjian ini recovery facility. This agreement is valid until
berlaku sampai dengan 20 April 2016 dan dapat 20 April 2016 and may be extended upon the agreement of
diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak. both parties.
Pada tanggal 1 November 2011, Bank menandatangani On November 1, 2011, the Bank signed an Addendum I of
Addendum I perjanjian kerjasama dengan Visionet untuk cooperation agreement with Visionet to service hot backup
layanan fasilitas disaster recovery hot backup. Perjanjian disaster recovery facility. This agreement modifies the
ini mengubah perjanjian sebelumnya. Addendum previous agreement. Amended agreement is valid until
perjanjian ini berlaku sampai dengan 30 April 2018. April 30, 2018.
Pada tanggal 18 Juni 2012, Bank menandatangani On June 18, 2012, the Bank signed an Addendum II of
Addendum II perjanjian kerjasama dengan Visionet untuk cooperation agreement with Visionet to service hot backup
layanan fasilitas disaster recovery hot backup. Perjanjian disaster recovery facility. This agreement changed the
ini mengubah daftar perangkat dalam perjanjian device list in the previous agreement.
sebelumnya.
f. Perjanjian dengan PT Visionet Internasional tentang f. Agreement with PT Visionet International about Lease
Sewa dan Layanan ATM and ATM Services
Pada tanggal 1 November 2011, Bank menandatangani On November 1, 2011, the Bank signed a cooperation
perjanjian kerjasama dengan Visionet tentang penyediaan agreement with Visionet concerning the provision of lease
sewa dan layanan pengelolaan ATM. Ruang lingkup and service management of ATM. Visionet scope of work
pekerjaan Visionet adalah (1) penyediaan unit ATM yang are (1) the provision of ATMs that can be used by both
dapat digunakan dengan baik oleh Bank dan (2) layanan the Bank and (2) by Visionet ATM maintenance services
pemeliharaan ATM oleh Visionet kepada Bank. Jangka to the Bank. Long time jobs for each purchase order are
waktu pekerjaan untuk setiap purchase order adalah 84 months starting from the ATM is installed and used
84 bulan dimulai sejak ATM terpasang dan dapat properly. This agreement is effective from
dipergunakan dengan baik dan benar. Jangka waktu November 1, 2011 until the expiry of the final purchase
perjanjian kerjasama ini berlaku sejak 1 November 2011 order.
sampai dengan berakhirnya jangka waktu purchase order
paling akhir.
g. Perjanjian dengan PT Rintis Sejahtera tentang g. Agreement with PT Rintis Sejahtera about the
Pemanfaatan ATM dan EDC Prima utilization of ATM and EDC Prima
Pada tanggal 1 Juli 2013, Bank menandatangani On July 1, 2013, the Bank signed a cooperation agreement
perjanjian kerjasama dengan PT Rintis Sejahtera tentang with PT Rintis Sejahtera regarding the utilization of ATM
pemanfaatan ATM dan EDC Prima. Perjanjian ini berlaku and EDC Prima. This agreement is valid until June 30,
sampai dengan 30 Juni 2023 dan dapat diperpanjang 2023 and can be automatically extended for a period
secara otomatis untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun 10 (ten) years.
berikutnya.
36. Standar Akuntansi Baru yang Belum 36. New Accounting Standards not
Berlaku Tahun Buku 2014 Yet Effective for Year 2014
Pada bulan November dan Desember 2013 dan April 2014, In November and December 2013 and April 2014, the
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia Accounting Standards Board of the Indonesian Institute of
telah menerbitkan beberapa standar akuntansi baru dan Accountants has issued a number of new and revised
revisian yang akan berlaku efektif pada tahun buku yang accounting standards that will become effective for the annual
dimulai 1 Januari 2015. Penerapan dini atas standar-standar period beginning of January 1, 2015. Early adoption of the
tersebut tidak di perkenankan. above standards is not permitted.
Standar-standar dan interpretasi tersebut adalah sebagai Those standards and interpretation are as follow:
berikut
- PSAK 65 “Laporan Keuangan Konsolidasian” - SFAS 65 “Consolidated Financial Statements”
- PSAK 66 “Pengaturan Bersama” - SFAS 66 “Joint Arrangements”
- PSAK 67 “Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas - SFAS 67 “Disclosure of Interests in Other Entities”
Lain”
- PSAK 68 “Pengukuran Nilai Wajar” - SFAS 68 “Fair Value Measurement”
- PSAK 1 (Revisi 2013) “Penyajian Laporan Keuangan” - SFAS 1 (Revised 2013) “Presentation of Financial
Statement”
- PSAK 4 (Revisi 2013) “Laporan Keuangan Tersendiri” - SFAS 4 (Revised 2013) “Separate Financial Statements”
- PSAK 15 (Revisi 2013) “Investasi pada Entitas Asosiasi - SFAS 15 (Revised 2013) “Investment in Associates and
dan Ventura Bersama” Joint Ventures”
- PSAK 24 (revisi 2013) “Imbalan Kerja” - SFAS 24 (Revised 2013) “Employee Benefits”
- PSAK 46 (Revisi 2014) “Pajak Penghasilan” - SFAS 46 (Revised 2014) “Accounting for Income Taxes”
- PSAK 48 (Revisi 2014)” Penurunan Nilai Aset” - SFAS 48 (Revised 2014) “Acconting for impairment of
assets”
- PSAK 50 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Penyajian” - SFAS 50 (Revised 2014) “Financial instruments:
Presentation”
- PSAK 55 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: Pengakuan - SFAS 55 (Revised 2014) “Financial instruments:
dan Pengukuran” Recognition and Measurement
- PSAK 60 (Revisi 2014) “Instrumen Keuangan: - SFAS 60 (Revised 2014) “Financial instruments:
Pengungkapan” Disclosure”
- ISAK 26 (Revisi 2014) “Penilaian Kembali Derivatif - IFAS 26 (Revisi 2014) “Revaluation of Embedded
Melekat. Derivatives
Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan ini, Bank masih As at the authorization date of this of financial statements, the
melakukan evaluasi atas dampak potensial dari intepretasi Company is still evaluating the potential impact of these
standar serta PSAK baru dan revisian tersebut. interpretations and new and revised SFAS.
37. Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 37. Events After the Reporting Period
Bank memperoleh izin usaha sebagai bank devisa Bank had obtained the license to operate foreign exchange
berdasarkan surat keputusan Otoritas Jasa Keuangan bank based on the decision letter of Financial Services
No KEP-112/D.03/2014 tanggal 21 November 2014. Authority No. KEP-112/D.03/2014 dated November 21, 2014.
Pada tanggal 9 Februari 2015, Bank sudah resmi menjalankan On February 9, 2015, the Bank has officially run the
transaksi dalam bentuk mata uang asing. transactions in the form of foreign currency.
Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan dan Management of the Bank is responsible for the preparation and
penyajian laporan keuangan yang diotorisasi oleh Direksi untuk presentation of the financial statements were authorized by
terbit pada tanggal 27 Maret 2015. Director for issuance on March 27, 2015.
Informasi Tambahan:
Lampiran I:
Laporan Posisi Keuangan (Entitas Induk)
Lampiran II:
Laporan Laba Rugi Komprehensif (Entitas Induk)
Lampiran III:
Laporan Perubahan Ekuitas (Entitas Induk)
Lampiran IV:
Laporan Arus Kas (Entitas Induk)
Lampiran V:
Informasi Tambahan
1 Januari 2013/
ASET Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 2.d, 2.h, 4 51.243.088.800 23.985.602.590 4.879.521.065
Giro pada Bank Indonesia 2.d, 2.e, 2.i, 5 424.897.155.973 265.191.181.178 90.666.982.955
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 2.d, 2.j, 7 1.436.128.059.291 753.000.000.000 571.200.000.000
Perbedaan Nilai Akuisisi dengan Nilai Buku 2.n, 14 8.944.740.829 8.944.740.829 8.944.740.829
Uang Muka dan Biaya Dibayar Dimuka 2.p, 12 34.006.269.483 26.017.507.335 9.357.045.877
1 Januari 2013/
LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
LIABILITAS
EKUITAS
Selisih Transaksi Dengan Pihak Non Pengendali 2.c, 22 180.289.728.402 160.331.796.017 33.534.000.405
PENDAPATAN (BEBAN)
NON OPERASIONAL - BERSIH 2.v, 28 4.202.028.804 (1.873.396.934)
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 20.234.422.496 17.924.744.716
SALDO PER 31 DESEMBER 2012 100.000.000.000 909.713.263 33.534.000.405 6.897.402.930 141.341.116.598 126.949.953.932 268.291.070.530
1. Umum
Kepemilikan Langsung
PT Bank Nationalnobu Tbk Jakarta Perbankan 1990 23,19 24,12 50,25 5.767.590 3.877.270 1.217.521
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 34 tanggal
26 Agustus 2014 dari Notaris Unita Christina Winata, S.H., notaris di Jakarta, disetujui penerbitan saham
baru Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah sebanyak-banyaknya 414.583.000 saham.
Sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, saham baru yang diterbitkan sebanyak 165.500.000 (salam
satuan penuh) saham biasa dengan nilai nominal per saham Rp100 (nilai penuh) dan harga penawaran
sebesar Rp790 (nilai penuh) per saham, yang diambil seluruhnya oleh OCBC Securities Pte – Ltd A/C.
Perusahaan tidak mengambil bagian atas penambahan setoran modal entitas anak, sehingga
kepemilikan Perusahaan atas saham entitas anak menjadi sebesar Rp100.000.000.000 atau setara
23,19%.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan metode langsung (direct method) dengan
mengelompokkan arus kas dalam aktivitas menjadi kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. Untuk
penyajian laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia
dan giro pada bank lain dan investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu tiga bulan atau
kurang sejak tanggal perolehan yang tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi
penggunaannya.
Mata uang penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan adalah mata uang Rupiah, yang juga
merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anak.
Kedua ISAK tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan
dan entitas anak.
(i) Kekuasaan yang melebihi 50% hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
(ii) Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran
dasar atau perjanjian;
(iii) Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi dan dewan komisaris atau organ
pengatur setara dan mengendalikan entitas melalui dewan atau organ tersebut; atau
(iv) Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal
periode pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan
untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.
Penyajian laporan keuangan konsolidasian dilakukan berdasarkan konsep satuan usaha (entity concept).
Seluruh akun, transaksi dan laba yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasikan telah
dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha sebagai satu kesatuan usaha.
Hak non pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham non pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak.
Transaksi dengan kepentingan non pengendali dihitung menggunakan metode entitas ekonomi, dimana
kelebihan atas akuisisi kepentingan non pengendali yang melebihi bagian dari nilai bersih aset yang
diperoleh dicatat di ekuitas.
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk
transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan serupa.
Kebijakan tersebut telah diterapkan secara konsisten oleh entitas anak, kecuali dinyatakan secara
khusus.
(A) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub kategori yaitu aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan oleh Perusahaan dan entitas anak untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki
terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti
mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada
saat pengakuan awal, biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dan dicatat masing-masing sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai
wajar instrumen keuangan” dan “Keuntungan/(kerugian) dari penjualan instrumen keuangan”.
Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam kelompok diperdagangkan dicatat sebagai
“Pendapatan bunga”.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012,
Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasi pada nilai wajar
melalui laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan
menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat
di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dilaporkan sebagai “Pendapatan
bunga”.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari
nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan
diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “Pembentukan
cadangan kerugian penurunan nilai”.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, entitas anak
memiliki giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan
bank lain, tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, kredit yang diberikan,
pendapatan yang masih harus diterima, dan tagihan lainnya dalam kategori pinjaman yang
diberikan dan piutang.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan laba rugi
komperensif konsolidasian dan diakui sebagai “Pendapatan bunga”. Ketika penurunan nilai
terjadi, kerugian penurunan nilai diakui sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai” sebagai
komponen pengurang dari nilai tercatat investasi dan diakui di dalam laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian sebagai “Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai”.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, entitas anak
memiliki efek-efek dalam kategori aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo.
Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya
ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau
kerugian yang belum direalisasi diakui sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya
sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual
mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakui pada
pendapatan komprehensif lainnya, diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau
kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter yang diklasifikasikan
sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, entitas anak
memiliki efek-efek dalam kategori aset keuangan tersedia untuk dijual.
Pengakuan
Perusahaan dan entitas anak menggunakan akuntansi tanggal transaksi untuk mencatat transaksi
aset keuangan.
(A) Liablilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh
Perusahaan dan entitas anak untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan yang
diklasifikasikan sebagai diperdagangkan dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen
keuangan”. Beban bunga dari liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan
dicatat di dalam “Beban bunga”.
Perubahan nilai wajar terkait dengan liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi diakui di dalam “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar
instrumen keuangan”.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012,
Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi, diukur pada nilai wajar dikurangi biaya transaksi (jika ada).
Setelah pengakuan awal, Perusahaan dan entitas anak mengukur seluruh liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif.
Pada 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, Perusahaan dan
entitas anak memiliki liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dan bank lain, dan
liabilitas lain-lain dalam kategori liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif, jika harga kuotasi tersedia sewaktu-
waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker),
kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulatory agency), dan harga tersebut
mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Jika kriteria
di atas tidak terpenuhi, maka pasar aktif dinyatakan tidak tersedia. Indikasi-indikasi dari pasar tidak
aktif adalah terdapat selisih yang besar antara harga penawaran dan permintaan atau kenaikan
signifikan dalam selisih harga penawaran dan permintaan dan hanya terdapat beberapa transaksi
terkini.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek
ditetapkan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung
berdasarkan arus kas yang diharapkan terhadap aset bersih efek-efek tersebut.
Berkaitan dengan kredit yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka nilai tercatat
pada saat pengakuan awal dapat berbeda dengan nilai yang akan diperoleh pada saat jatuh tempo,
jika Perusahaan dan entitas anak menerima pendapatan atau mengeluarkan biaya transaksi yang
dapat diatribusikan secara langsung pada pemberian/pembelian kredit tersebut, memberikan kredit
dengan suku bunga di bawah suku bunga pasar, dan memberikan/membeli kredit secara diskonto
atau premium.
Dalam menentukan suku bunga pasar, Perusahaan dan entitas anak menggunakan suku bunga
acuan yang berlaku di Perusahaan dan entitas anak. Pada prinsipnya suku bunga pasar tidak dapat
disamaratakan untuk seluruh jenis kredit, dimana setiap jenis kredit memiliki risk premium yang
berbeda dan target profit margin, dengan demikian Perusahaan dan entitas anak mengklasifikasikan
jenis kredit tersebut menjadi kredit komersial (termasuk dengan jaminan deposito/cash collateral),
dan kredit konsumsi dengan agunan. Dengan demikian suku bunga acuan adalah biaya dana
secara menyeluruh, ditambahkan dengan risk premium dan profit margin untuk kredit sesuai dengan
jenis kreditnya.
Bukti terbaik dari nilai wajar pada saat pengakuan awal adalah harga transaksinya (yaitu nilai wajar
pembayaran yang diserahkan atau diterima), kecuali nilai wajar dari instrumen tersebut dapat
dibuktikan dengan perbandingan transaksi untuk instrumen yang sama di pasar terkini yang dapat
diobservasi (yang tanpa modifikasi atau re-packaging) atau berdasarkan teknik penilaian dimana
variabelnya termasuk hanya data dari pasar yang dapat diobservasi.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau
kadaluarsa.
Perusahaan dan entitas anak tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke
kategori instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan
tersebut dimiliki.
Perusahaan dan entitas anak tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki
hingga jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya, telah
menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah
yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak signifikan dibandingkan dengan
jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:
a. dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali
dimana perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset
keuangan tersebut;
b. terjadi setelah Perusahaan dan entitas anak telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah
pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Perusahaan dan entitas anak telah
memperoleh pelunasan dipercepat; atau
c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Perusahaan dan entitas anak, tidak
berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perusahaan dan entitas anak.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual
dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam
komponen ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya, dan pada saat itu,
keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus diakui pada laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi
menggunakan suku bunga efektif sampai dengan tanggal jatuh tempo instrumen tersebut.
Kriteria yang digunakan oleh entitas anak, untuk menentukan bukti objektif dari penurunan nilai
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. kesulitan keuangan signifikan yang dialami pihak penerbit atau peminjam; atau
b. pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok bunga;
c. data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas
estimasi arus kas masa depan;
d. hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan.
Estimasi periode antara peristiwa kerugian dan identifikasinya ditentukan oleh manajemen untuk
setiap portofolio yang diidentifikasi.
Perusahaan dan entitas anak pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif seperti
tersebut di atas mengenai penurunan nilai atas aset keuangan. Penilaian individual dilakukan atas
aset keuangan yang signifikan yang mengalami penurunan nilai. Aset keuangan yang tidak
signifikan namun mengalami penurunan nilai dimasukkan dalam kelompok aset keuangan yang
memiliki karakteristik risiko yang serupa dan dilakukan penilaian secara kolektif.
Jika entitas anak, menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset
keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka
akun/rekening atas aset keuangan tersebut akan masuk ke dalam kelompok aset keuangan yang
penurunan nilainya dinilai secara kolektif. Aset keuangan yang signifikan dan telah terdapat bukti
objektif terjadi penurunan nilai, tidak dimasukkan dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan menggunakan
agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi
biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut
berpeluang terjadi atau tidak.
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara
kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan kerugian historis yang pernah dialami atas
aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit
kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data
terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada
periode terjadinya kerugian historis tersebut dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada
pada periode historis namun sudah tidak ada lagi saat ini.
Beban penurunan nilai yang terkait dengan kredit yang diberikan dan efek-efek (di dalam kategori
dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diberikan dan piutang) diklasifikasikan di dalam
beban penurunan nilai.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut
dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka
kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dapat dipulihkan, baik secara langsung, atau
dengan menyesuaikan pos cadangan. Jumlah pemulihan penurunan nilai diakui pada laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian.
Ketika kredit yang diberikan tidak tertagih, kredit tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik
cadangan kerugian penurunan nilai. Kredit yang diberikan tersebut dapat dihapus buku setelah
semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan.
Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan
dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut dapat dipulihkan melalui
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Jaminan keuangan awalnya diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajar pada tanggal
jaminan diberikan. Nilai wajar dari jaminan keuangan pada saat dimulainya transaksi pada umumnya
sama dengan provisi yang diterima untuk jaminan diberikan dengan syarat dan kondisi normal.
Setelah pengakuan awal kontrak, jaminan keuangan dicatat pada nilai yang lebih tinggi antara nilai
wajar amortisasi dengan nilai sekarang (present value) atas pembayaran liabilitas yang diharapkan
akan terjadi (ketika pembayaran atas jaminan menjadi probable) dan selisihnya dibebankan sebagai
biaya operasional lain-lain.
Cadangan kerugian penurunan nilai atas kontrak jaminan keuangan dan komitmen yang memiliki
risiko kredit dihitung berdasarkan kerugian historis.
Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera
dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal
penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi
yang dapat diatribusikan secara langsung dikurangin dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika
diperlukan.
Pada tanggal 9 Februari 2011, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 13/10/PBI/2011, dimana
ditetapkan bahwa Giro Wajib Mininimum (GWM) Utama dan Sekunder dalam Rupiah ditetapkan masing-
masing sebesar 8% dan 2,50% dari dana pihak ketiga dalam rupiah, sedangkan GWM dalam valuta asing
ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam valuta asing. GWM Loan Deposit Ratio (LDR) dalam
Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif
atas dengan selisih antara LDR bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif.
Pada tanggal 24 Desember 2013, Bank Indonesia mengeluarkan peraturan No. 15/15/PBI/2013, dimana
ditetapkan bahwa GWM Utama dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam
Rupiah dan GWM Sekunder dalam Rupiah sebesar 4% dari dana pihak ketiga dalam rupiah.
GWM Utama adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh entitas anak dalam bentuk saldo
rekening giro pada Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase
tertentu dari dana pihak ketiga.
GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh entitas anak dalam bentuk
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara (SUN) dan/atau Excess Reserve, yang besarnya
ditetapkan Bank Indonesia sebesar persentase tertentu.
GWM LDR adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh entitas anak dalam bentuk saldo
rekening giro pada Bank Indonesia sebesar persentase dari Dana Pihak Ketiga (“DPK”) yang dihitung
berdasarkan selisih antara LDR yang dimiliki oleh entitas anak dengan LDR target.
Penempatan pada bank lain merupakan penanaman dana dalam deposito berjangka.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan
piutang. Lihat Catatan 2.d untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan dimiliki
hingga jatuh tempo. Lihat Catatan 2.d.(i) untuk kebijakan akuntansi atas aset keuangan dalam kelompok
tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Efek-efek disajikan sebesar nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung.
2.l. Tagihan atas Efek yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali
Tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali yang dimiliki terdiri dari Surat Utang Negara
(SUN) dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
Tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan
dan piutang. Lihat Catatan 2.d untuk kebijakan akuntasi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pada pengukuran awal, tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebesar nilai
wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebagai tagihan sebesar harga jual
kembali yang disepakati dikurangi dengan selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang
disepakati (pendapatan bunga yang ditangguhkan) dan cadangan kerugian penurunan nilai. Selisih
antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dengan menggunakan
suku bunga efektif sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu sejak efek-efek itu dibeli hingga saat
dijual kembali.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2.d.
untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengukuran Awal
Pada saat pengukuran awal, kredit diukur pada nilai wajar atau nilai wajar ditambah/dikurangi biaya dan
pendapatan transaksi.
Aset tetap diakui sebesar biaya perolehan dan selanjutnya dipertanggungjawabkan dengan
menggunakan model biaya (cost method) dan dinyatakan sebesar nilai perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan
estimasi masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Masa Manfaat
(Tahun)
Bangunan 20
Perlengkapan dan Peralatan Kantor 5
Renovasi Bangunan 5
Biaya perbaikan dan perawatan dibebankan langsung ke laporan laba rugi komprehensif pada saat
terjadinya, sedangkan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi apabila kemungkinan besar
Perusahaan dan entitas anak akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang
melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya.
Apabila suatu aset tetap tidak lagi digunakan atau dijual, nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aset
tersebut dikeluarkan dari pencatatannya sebagai aset tetap, dan laba atau rugi yang terjadi
diperhitungkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.
Entitas anak menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tentang “Aset Tetap” dan ISAK No. 25 tentang “Hak
atas Tanah”. Biaya-biaya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah diakui sebagai biaya perolehan
hak atas tanah. Biaya-biaya sehubungan dengan pengurusan perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan
dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah.
Estimasi masa manfaat ekonomis, metode penyusutan, dan nilai residu dikaji ulang pada setiap akhir
periode pelaporan dan disesuaikan secara prospektif.
Termasuk dalam biaya dibayar dimuka adalah biaya sewa dan biaya asuransi. Biaya sewa merupakan
pembayaran dimuka terkait sewa gedung kantor yang diamortisasi selama masa sewa dan dimulai sejak
gedung digunakan. Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya
dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method).
Termasuk di dalam aset lain-lain antara lain adalah pendapatan yang masih akan diterima, estimasi pajak
penghasilan yang dapat diklaim, perlengkapan kantor dan uang jaminan, dan tagihan kepada pihak
ketiga.
Perkiraan jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau
nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non keuangan kurang dari nilai tercatatnya,
maka nilai tercatat aset non keuangan dikurangi menjadi sebesar jumlah terpulihkan dan rugi penurunan
nilai diakui langsung ke laporan laba rugi komprehensif.
Liabilitas segera disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi. Lihat Catatan 2.d untuk kebijakan
akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik di dalam maupun luar negeri, dalam
bentuk giro, interbank call money, dan deposito berjangka.
Simpanan dari nasabah dan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi. Lihat Catatan 2.d untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas
keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Pada pengukuran awal, simpanan nasabah dan simpanan dari bank lain disajikan sebesar nilai wajar
ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan
bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang
secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang selama
perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat
untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat
menghitung suku bunga efektif, entitas anak mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh
persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian
kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup komisi, provisi yang material, dan bentuk lain yang
dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat
kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui atas bagian aset
keuangan yang tidak mengalami penurunan nilai dari aset keuangan yang mengalami penurunan nilai,
berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung
kerugian penurunan nilai.
Pendapatan bunga atas kredit yang diberikan atau aset produktif lainnya yang diklasifikasikan sebagai
bermasalah diakui pada saat pendapatan tersebut diterima. Pada saat aset keuangan diklasifikasikan
sebagai bermasalah, bunga yang telah diakui tetapi belum ditagih akan dibatalkan pengakuannya.
Selanjutnya bunga yang dibatalkan tersebut diakui sebagai tagihan kontinjensi.
Pendapatan provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit atau suatu jangka
waktu diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi sebagai pendapatan operasional lainnya.
Seluruh penghasilan dan beban yang terjadi dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian periode berjalan.
2.w. Perpajakan
Pajak penghasilan dalam laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan terdiri dari pajak kini dan
tangguhan. Pajak penghasilan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian komprehensif, kecuali untuk
transaksi yang berhubungan dengan transaksi yang diakui langsung dalam ekuitas atau pendapatan
komprehensif lainnya, dalam hal ini diakui dalam ekuitas atau pendapatan komprehensif lainnya.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak periode berjalan.
Aset pajak kini dan liabilitas pajak kini dilakukan saling hapus jika dan hanya jika entitas memiliki hak
yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang diakui; dan bermaksud
untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara
bersamaan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan
komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang,
seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat
pajak tersebut.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode
ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan)
yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada akhir periode laporan.
Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan dilakukan saling hapus jika dan hanya jika entitas
memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, dan aset pajak
tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas
perpajakan atas entitas kena pajak, yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang bermaksud untuk
memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitas secara bersamaan, pada setiap periode masa depan yang mana jumlah signifikan atas aset atau
liabilitas pajak tangguhan diharapkan diselesaikan atau dipulihkan.
Liabilitas program pasca kerja imbalan pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah
nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dikurangi nilai wajar
aset program, yang disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum
diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan
metode Projected Unit Credit. Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan
estimasi arus kas keluar di masa yang akan datang dengan menggunakan tingkat bunga surat utang
negara dalam mata uang yang sama dengan mata uang pensiun yang akan dibayarkan dan waktu jatuh
tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo pensiun yang bersangkutan.
Keuntungan atau kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman,
perubahan asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan pada program pensiun. Apabila jumlah keuntungan
atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset
program maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa
masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, entitas anak, berkomitmen untuk:
a. Memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau
b. Menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara
sukarela.
b) Satu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas
induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lainnya);
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas
asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana
entitas lain tersebut adalah anggotanya);
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga;
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah
entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan
entitas pelapor;
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam
huruf (a); dan
vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).(i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal
mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direviu oleh “pengambil
keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi.
Sedangkan standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak mengidentifikasi dua
segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka menghasilkan sumber
daya dan menilai kinerja segmen operasi terfokus pada kategori dari setiap produk, yang mana hampir
sama dengan informasi segmen bisnis yang dilaporkan di tahun sebelumnya.
Beberapa estimasi dan asumsi dibuat dalam rangka penyusunan laporan keuangan konsolidasian dimana
dibutuhkan pertimbangan manajemen dalam menentukan metodologi yang tepat untuk penilaian aset dan
liabilitas.
Manajemen membuat estimasi dan asumsi yang berimplikasi pada pelaporan nilai aset dan liabilitas atas tahun
keuangan satu tahun ke depan. Semua estimasi dan asumsi yang diharuskan oleh PSAK adalah estimasi
terbaik yang didasarkan standar yang berlaku. Estimasi dan pertimbangan dievaluasi secara terus menerus
dan berdasarkan pengalaman masa lalu dan faktor-faktor lain termasuk harapan atas kejadian yang akan
datang.
Walaupun estimasi dan asumsi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan
tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan estimasi dan asumsi semula.
a. Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak
tersedia di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk
penggunaan model matematika seperti yang dijelaskan dalam catatan 2.d. Masukan (input) untuk model
ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa
diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar.
Pertimbangan manajemen tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti
volatilitas dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat, dan asumsi tingkat gagal bayar.
b. Penurunan Nilai Kredit yang Diberikan dan Piutang
Bank mereviu kredit yang diberikan dan piutang secara individu pada setiap tanggal laporan posisi
keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif
seperti yang dijelaskan dalam catatan 2.f. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam
estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam
estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi tentang situasi keuangan peminjam.
Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin
berbeda, yang tercermin dalam perubahan penyisihan penurunan nilai tersebut di masa mendatang. Nilai
tercatat kredit yang diberikan dan cadangan kerugian penurunan nilainya disajikan di Catatan 10.
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Kas
Kas Besar 44.249.418.400 20.573.886.650 3.652.723.125
Kas di Anjungan Tunai Mandiri 5.547.150.000 3.010.050.000 824.350.000
Sub Jumlah 49.796.568.400 23.583.936.650 4.477.073.125
Bank
PT Bank CIMB Niaga Tbk 96.520.400 1.665.940 2.447.940
Sub Jumlah 96.520.400 1.665.940 2.447.940
Deposito Berjangka
PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.350.000.000 400.000.000 400.000.000
Sub Jumlah 1.350.000.000 400.000.000 400.000.000
Jumlah 51.243.088.800 23.985.602.590 4.879.521.065
Per 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, tingkat suku bunga deposito
berjangka masing-masing sebesar 7,75% p.a., 7,75% p.a., dan 5,50% p.a. dengan jangka waktu deposito
adalah 1 (satu) bulan.
2014 2013
Rp Rp
Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, setiap bank di Indonesia diwajibkan memiliki saldo giro minimum di
Bank Indonesia untuk cadangan likuiditas sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga baik dalam
Rupiah maupun mata uang asing.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, GWM entitas anak ditentukan berdasarkan PBI No.
15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013, sedangkan pada tanggal 1 Januari 2013/31 Desember 2012,
GWM Bank ditentukan berdasarkan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang perubahan atas
PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah
sebesar:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
(%) (%) (%)
Rupiah
GWM Utama 8,00 8,00 8,00
GWM Sekunder 4,00 4,00 2,50
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, GWM entitas anak telah
sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, dimana rasio GWM untuk rekening Rupiah pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 masing-masing sebesar:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
(%) (%) (%)
Rupiah
GWM Utama 10,37 11,27 11,55
GWM Sekunder 11,26 6,07 21,63
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, entitas anak diwajibkan
membentuk GWM LDR masing-masing sebesar mininal 2,36%, 3,23%, dan 3,47%. GWM LDR yang telah
dibentuk entitas anak per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012
masing-masing sebesar 424,51%, 349,19%, dan 333,00%.
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Pihak Ketiga - Rupiah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3.418.700.102 8.078.211.463 5.389.646.138
PT Bank Central Asia Tbk 8.370.952.397 2.551.394.078 112.042.300
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 553.352.317 100.583.670 100.015.762
PT Bank CIMB Niaga Tbk 5.187.245 7.758.083 --
Jumlah 12.348.192.061 10.737.947.294 5.601.704.200
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun giro pada bank lain masing-masing sebesar 2,50%, 1,58%, dan 1,22%
pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, seluruh giro pada bank
lain digolongkan sebagai Lancar.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas giro pada bank lain sehingga tidak
diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, giro pada PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk dijadikan sebagai deposit atas kerjasama ATM Bersama.
Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Rupiah
Fasilitas Simpanan pada Bank Indonesia 599.700.000.000 753.000.000.000 571.200.000.000
599.700.000.000 753.000.000.000 571.200.000.000
Call Money
PT Bank Mega Tbk 100.000.000.000 -- --
PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 100.000.000.000 -- --
Indonesia Eximbank 90.000.000.000 -- --
PT Bank CTBC Indonesia 50.000.000.000 -- --
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan 50.000.000.000 -- --
PT Bank KEB Hana 50.000.000.000 -- --
Bangkok Bank Public Company Limited 50.000.000.000 -- --
490.000.000.000 -- --
Deposito on Call
PT Bank CIMB Niaga Tbk 104.000.000.000 -- --
104.000.000.000 -- --
Sertifikat Deposito
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 72.390.145.218 -- --
PT Bank Commonwealth 73.352.970.736 -- --
PT Bank KEB Hana 48.526.608.011 -- --
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 48.158.335.326 -- --
242.428.059.291 -- --
Jumlah 1.436.128.059.291 753.000.000.000 571.200.000.000
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lainberdasarkan jangka waktu adalah sebagai
berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Jumlah tercatat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lainberdasarkan sisa umur jatuh tempo adalah
sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Tingkat suku bunga rata-rata per tahun penempatan pada Bank Indonesia untuk tanggal 31 Desember 2014
dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
(%) (%) (%)
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan
bank lain sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, tidak terdapat
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang dijaminkan.
8. Efek-efek
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Reksadana 60.000.000.000 -- --
Nilai Bersih 60.000.000.000 -- --
Sub Jumlah 746.363.101.244 430.955.515.062 9.798.742.759
Berdasarkan tujuan investasi, mata uang, dan penerbit adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah
Bank Indonesia 178.420.438.785 72.980.431.514 9.798.742.759
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 75.000.000.000 -- --
PT Astra Sedaya Finance 61.506.546.927 14.920.795.260 --
PT Bank Permata Tbk 60.000.000.000 50.000.000.000 --
PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen 60.000.000.000 -- --
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) 50.000.000.000 50.000.000.000 --
PT Bank ICBC Indonesia 50.000.000.000 -- --
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk 40.961.290.090 14.674.406.704 --
Pemerintah Republik Indonesia 30.525.874.238 166.007.671.821 --
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 26.996.766.848 -- --
PT Indomobil Finance Indonesia 21.977.817.826 -- --
PT Pegadaian (Persero) 20.000.000.000 -- --
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 16.000.000.000 -- --
Indonesia Eximbank 10.012.452.830 -- --
PT Bank OCBC NISP Tbk 9.986.549.020 32.860.184.786 --
PT BFI Finance Indonesia Tbk 9.968.354.167 -- --
PT Mandiri Tunas Finance 9.051.237.519 -- --
PT Surya Artha Nusantara Finance 7.995.300.467 1.698.856.959 --
PT Federal International Finance 7.960.472.527 8.042.885.081 --
PT BCA Finance -- 19.770.282.937 --
Sub Jumlah 746.363.101.244 430.955.515.062 9.798.742.759
Tersedia untuk Dijual - Rupiah
Pemerintah Republik Indonesia 228.339.804.854 212.628.731.932 107.074.999.868
PT Pegadaian (Persero) -- 3.048.780.000 --
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk -- 2.031.800.000 --
Sub Jumlah 228.339.804.854 217.709.311.932 107.074.999.868
Jumlah 974.702.906.098 648.664.826.994 116.873.742.627
Nilai wajar efek tersedia untuk dijual didasarkan pada harga pasar efek yang tercatat pada tanggal pelaporan.
Akumulasi keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi akibat (penurunan)/kenaikan nilai wajar efek-efek
pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 masing-masing sebesar
(Rp49.339.846.032), (Rp65.402.396.333), dan Rp Rp909.713.263 yang dicatat sebagai bagian komponen
ekuitas, sehingga Bank mengakui (kerugian)/keuntungan atas perubahan nilai wajar efek-efek masing-masing
sebesar (Rp16.048.448.845) dan (Rp66.312.109.596), sedangkan penyesuaian reklasifikasi atas
keuntungan/(kerugian) yang termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif masing-masing sebesar
Rp14.101.456 dan nihil.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, seluruh efek-efek
digolongkan sebagai Lancar.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas efek-efek sehingga tidak diperlukan
cadangan kerugian penurunan nilai.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, tidak terdapat efek-efek
dari pihak berelasi.
Rincian peringkat obligasi korporasi dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) yang dimiliki oleh entitas
anak adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah
Indonesia Eximbank idAAA idAAA --
PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk idAA+ idAA+ --
PT Astra Sedaya Finance idAA+ idAA+ --
PT Bank OCBC NISP Tbk idAAA idAAA --
PT Bank Permata Tbk idAA+ idAA+ --
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk idAAA idAAA --
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk idAA idAA --
PT BCA Finance -- idAA+ --
PT BFI Finance Indonesia Tbk idA+ idA+ --
PT Federal International Finance idAA+ idAA+ --
PT Indomobil Finance Indonesia idA idA --
PT Mandiri Tunas Finance idAA idAA --
PT Pegadaian (Persero) idAA+ -- --
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) idAA+ idAA+ --
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) idAA+ idAA+ --
PT Surya Artha Nusantara Finance idAA- idAA- --
Tersedia untuk Dijual - Rupiah
PT Pegadaian (Persero) -- idAA+ --
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk idAA idAA --
Rincian peringkat surat utang jangka menengah (MTN) dari PT Fiitch Ratings Indonesia yang dimiliki oleh Bank
adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo - Rupiah
PT Bank ICBC Indonesia F1+(idn) -- --
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk F1+(idn) -- --
PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) F1+(idn) F1+(idn) --
2014
Pihak Penjual Jenis Efek Nilai Nominal Tingkat Tingkat Tanggal Tanggal Nilai Tercatat
Suku Bunga Kupon Dimulai Jatuh Tempo
Rp Rp
Bank Indonesia SPN12150611 15.277.000.000 6,010% 6,298% 4 Desember 2014 5 Januari 2015 14.037.989.469
Bank Indonesia FR0027 50.000.000.000 6,020% 6,300% 4 Desember 2014 5 Januari 2015 48.094.250.000
Bank Indonesia FR0027 34.723.000.000 6,010% 6,300% 4 Desember 2014 5 Januari 2015 33.399.532.855
Bank Indonesia FR0071 100.000.000.000 6,020% 7,340% 5 Desember 2014 6 Januari 2015 104.195.800.000
Bank Indonesia FR0064 25.000.000.000 6,010% 7,350% 8 Desember 2014 6 Januari 2015 19.809.050.000
Bank Indonesia SPN12150206 25.000.000.000 6,000% 6,180% 8 Desember 2014 6 Januari 2015 23.504.050.000
Bank Indonesia FR0071 50.000.000.000 6,000% 7,340% 10 Desember 2014 7 Januari 2015 51.961.050.000
Bank Indonesia FR0059 100.000.000.000 6,010% 7,300% 30 Desember 2014 27 Januari 2015 86.612.200.000
Jumlah 400.000.000.000 381.613.922.324
2013
Pihak Penjual Jenis Efek Nilai Nominal Tingkat Tingkat Tanggal Tanggal Nilai Tercatat
Suku Bunga Kupon Dimulai Jatuh Tempo
Rp Rp
Bank Indonesia FR0069 300.000.000.000 5,900% 7,875% 27 Desember 2013 3 Januari 2014 287.791.617.085
Bank Indonesia FR0042 273.609.000.000 6,060% 10,250% 27 Desember 2013 10 Januari 2014 299.575.484.396
Bank Indonesia FR0063 126.391.000.000 6,060% 5,625% 24 Desember 2013 7 Januari 2014 98.197.626.519
Bank Indonesia FR0026 120.178.000.000 5,900% 11,000% 31 Desember 2013 7 Januari 2014 120.260.549.717
Bank Indonesia SPN12140604 79.822.000.000 5,900% 0,000% 31 Desember 2013 7 Januari 2014 73.678.615.648
Jumlah 900.000.000.000 879.503.893.365
Per 31 Desember 2014 dan 2013, jangka waktu efek yang dibeli dengan janji dijual kembali sejak tanggal
pembelian hingga tanggal dijual kembali untuk Surat Utang Negara dan Surat Perbendaharaan Negara
masing-masing berjangka waktu 30 hari.
Per 31 Desember 2013, rincian tagihan atas efek yang dibeli dengan janji dijual kembali berdasarkan sisa
umur jatuh tempo adalah sebagai berikut:
2014
Jenis Efek yang Dibeli dengan ≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3 - 12 bulan Jumlah
Janji Dijual Kembali Rp Rp Rp Rp
2013
Jenis Efek yang Dibeli dengan ≤ 1 bulan > 1 - 3 bulan > 3 - 12 bulan Jumlah
Janji Dijual Kembali Rp Rp Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, tidak terdapat saldo efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
dengan pihak yang berelasi.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, seluruh efek yang dibeli dengan janji dijual kembali digolongkan
sebagai Lancar.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas tagihan atas efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, kredit yang diberikan dinilai secara kolektif dan tidak terdapat
kredit yang mengalami penurunan nilai.
31 Desember 2014
Lancar Dalam Perhatian Kurang Diragukan Macet Jumlah
Khusus Lancar
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Modal Kerja 1.854.993.912.227 -- -- -- -- 1.854.993.912.227
Investasi 479.782.514.594 -- -- -- -- 479.782.514.594
Konsumsi 69.104.354.454 -- -- -- -- 69.104.354.454
Jumlah 2.403.880.781.275 -- -- -- -- 2.403.880.781.275
Dikurangi:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (11.193.606.811) -- -- -- -- (11.193.606.811)
Jumlah - Bersih 2.392.687.174.464 -- -- -- -- 2.392.687.174.464
31 Desember 2013
Lancar Dalam Perhatian Kurang Diragukan Macet Jumlah
Khusus Lancar
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Modal Kerja 792.620.887.127 -- -- -- -- 792.620.887.127
Investasi 362.597.828.290 -- -- -- -- 362.597.828.290
Konsumsi 84.839.577.613 -- -- -- -- 84.839.577.613
Jumlah 1.240.058.293.030 -- -- -- -- 1.240.058.293.030
Dikurangi:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (6.039.388.095) -- -- -- -- (6.039.388.095)
Jumlah - Bersih 1.234.018.904.935 -- -- -- -- 1.234.018.904.935
Dikurangi:
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (1.914.758.636) -- -- -- -- (1.914.758.636)
Jumlah - Bersih 411.605.776.566 -- -- -- -- 411.605.776.566
31 Desember 2013
Lancar Dalam Perhatian Kurang Diragukan Macet Jumlah
Khusus Lancar
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pihak Ketiga
Rupiah
Perdagangan, Restoran
dan Hotel 410.956.792.824 -- -- -- -- 410.956.792.824
Industri 381.730.612.757 -- -- -- -- 381.730.612.757
Konstruksi 57.738.550.789 57.738.550.789
Pertambangan 3.956.616.017 -- -- -- -- 3.956.616.017
Jasa 282.290.571.402 -- -- -- -- 282.290.571.402
Lain-lain 103.385.149.241 -- -- -- -- 103.385.149.241
Jumlah 1.240.058.293.030 -- -- -- -- 1.240.058.293.030
Dikurangi : Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai (6.039.388.095) -- -- -- -- (6.039.388.095)
Jumlah - Bersih 1.234.018.904.935 -- -- -- -- 1.234.018.904.935
Rasio kredit bermasalah dihitung sesuai dengan pedoman perhitungan rasio keuangan sebagaimana
tercantum dalam Surat Edaran Bank Indonesia (SE-BI) No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
sebagaimana telah diubah dengan SE-BI No. 7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005 yang kemudian diubah
melalui SE-BI No.12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 dan SE-BI No. 13/30/DPNP tanggal
16 Desember 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, entitas anak tidak
memiliki kredit bermasalah.
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Rupiah
≤ 1 Tahun 1.126.139.315.714 668.750.423.767 208.613.215.836
> 1 - 3 Tahun 495.850.600.967 128.643.429.793 16.330.313.906
> 3 - 5 Tahun 457.661.863.648 311.984.100.270 136.229.462.294
> 5 Tahun 324.229.000.946 130.680.339.200 52.347.543.166
Jumlah 2.403.880.781.275 1.240.058.293.030 413.520.535.202
Dikurangi : Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (11.193.606.811) (6.039.388.095) (1.914.758.636)
Jumlah - Bersih 2.392.687.174.464 1.234.018.904.935 411.605.776.566
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Rupiah
≤ 1 Tahun 1.465.269.515.931 691.004.216.451 216.495.537.366
> 1 - 3 Tahun 216.324.720.444 122.815.140.667 58.165.892.502
> 3 - 5 Tahun 431.533.715.565 314.995.935.530 86.965.964.937
> 5 Tahun 290.752.829.335 111.243.000.382 51893140397
Jumlah 2.403.880.781.275 1.240.058.293.030 413.520.535.202
Dikurangi : Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (11.193.606.811) (6.039.388.095) (1.914.758.636)
Jumlah - Bersih 2.392.687.174.464 1.234.018.904.935 411.605.776.566
Perubahan dalam cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, cadangan kerugian
penurunan nilai yang dihitung berdasarkan ketentuan Bank Indonesia masing-masing sebesar
Rp24.038.807.813, Rp12.400.582.930, dan Rp4.135.205.352, sehingga pemenuhan cadangan adalah
masing-masing sebesar 46,57%, 48,70%, dan 46,31%.
Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai untuk
menutup kemungkinan kerugian akibat tidak tertagihnya kredit yang diberikan.
Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan
lainnya.
Jumlah kredit yang dijamin dengan deposito berjangka per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah
masing-masing sebesar Rp166.133.213.344, Rp45.880.546.439, dan Rp44.333.618.365.
Deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan per 31 Desember
2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 adalah masing-masing sebesar
Rp183.428.205.215, Rp66.936.627.300, dan Rp45.740.827.330 atau sebesar 6,71%, 5,61%, dan
10,15% dari jumlah deposito berjangka (Catatan 17).
e. Kelonggaran Tarik
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (kelonggaran tarik) per 31 Desember
2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 masing-masing sebesar
Rp457.388.846.446, Rp292.395.665.153, dan Rp58.868.462.787 (Catatan 31).
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Uang muka terdiri dari uang muka renovasi dan uang muka lain-lain. Uang muka renovasi merupakan uang
muka yang dikeluarkan untuk biaya renovasi gedung kantor pusat dan kantor-kantor cabang entitas anak.
Uang muka lain-lain merupakan uang muka pembelian perlengkapan dan peralatan kantor serta pembelian
hadiah untuk nasabah produk entitas anak.
Biaya dibayar dimuka terdiri dari sewa dibayar dimuka, asuransi dibayar dimuka, dan biaya-biaya kepada
pihak ketiga.
31 Desember 2014
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan
Pemilikan Langsung
Bangunan 269.535.900 -- 269.535.900 --
Renovasi Bangunan 9.125.089.555 13.796.663.337 -- 22.921.752.892
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 6.895.589.145 6.252.464.547 -- 13.148.053.692
16.290.214.600 20.049.127.884 269.535.900 36.069.806.584
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan 269.535.895 -- 269.535.895 --
Renovasi Bangunan 466.007.154 2.997.282.955 -- 3.463.290.109
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 1.217.606.411 2.030.732.328 -- 3.248.338.739
1.953.149.460 5.028.015.283 269.535.895 6.711.628.848
Nilai Buku 14.337.065.140 29.358.177.736
31 Desember 2013
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan
Pemilikan Langsung
Bangunan 269.535.900 -- -- 269.535.900
Renovasi Bangunan -- 9.125.089.555 -- 9.125.089.555
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 2.384.610.093 4.510.979.052 -- 6.895.589.145
2.654.145.993 13.636.068.607 -- 16.290.214.600
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Bangunan 269.535.895 -- -- 269.535.895
Renovasi Bangunan -- 466.007.154 -- 466.007.154
Perlengkapan dan
Peralatan Kantor 350.898.552 866.707.859 -- 1.217.606.411
620.434.447 1.332.715.013 -- 1.953.149.460
Nilai Buku 2.033.711.546 14.337.065.140
Beban penyusutan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 masing-
masing sebesar Rp5.028.015.283 dan Rp1.332.715.013 dicatat sebagai beban umum dan administrasi
(Catatan 26).
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan aset tetap dengan rincian sebagai berikut:
2014 2013
Rp Rp
Per 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, bangunan, dan peralatan dan
perlengkapan kantor dengan nilai buku masing-masing sebesar Rp29.358.177.736, Rp14.337.065.140, dan
Rp2.033.711.546 telah diasuransikan pada PT Lippo General Insurance Tbk, pihak berelasi, masing-masing
sebesar Rp78.406.000.000, Rp61.551.222.090, dan Rp21.500.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai
pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutupi risiko kerugian.
Perusahaan mengakui perbedaan nilai akuisisi dengan nilai buku yang timbul sehubungan dengan perolehan
kepemilikan pada entitas anak.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, jumlah perbedaan nilai
akuisisi dengan nilai buku adalah masing-masing sebesar Rp8.944.740.829.
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Tagihan lain-lain terdiri dari tagihan ATM Bersama dan ATM Prima, dan tagihan atas jasa layanan virtual
account.
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
31 Desember 2014
Pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah
Rp Rp Rp
Rupiah
Giro 702.006.761.307 629.120.228.229 1.331.126.989.536
Tabungan 1.424.033.997 387.946.562.003 389.370.596.000
Deposito Berjangka 571.299.019.704 2.160.936.718.065 2.732.235.737.769
Jumlah 1.274.729.815.008 3.178.003.508.297 4.452.733.323.305
31 Desember 2013
Pihak Berelasi Pihak Ketiga Jumlah
Rp Rp Rp
Rupiah
Giro 760.782.162.249 465.638.122.018 1.226.420.284.267
Tabungan 1.726.548.807 290.956.840.883 292.683.389.690
Deposito Berjangka 98.140.850.530 1.094.014.667.258 1.192.155.517.788
Jumlah 860.649.561.586 1.850.609.630.159 2.711.259.191.745
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66/2008 tanggal 13 Oktober 2008 mengenai
besarnya nilai simpanan yang dijamin LPS, pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/
31 Desember 2012, jumlah simpanan yang dijamin LPS adalah simpanan sampai dengan Rp2.000.000.000
untuk per nasabah per bank. Pada tanggal 31 Desember 2014, berdasarkan Surat Edaran LPS Nomor 4
Tahun 2014 tanggal 12 September 2014, simpanan nasabah dijamin hanya jika suku bunganya sama dengan
atau dibawah 7,75% (2013: 7,25%; 2012: 5,50%) untuk simpanan dalam Rupiah.
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, entitas anak adalah
peserta dari program penjaminan tersebut.
a. Giro
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Rupiah
Pihak Berelasi (Catatan 29) 702.006.761.307 760.782.162.249 139.287.730.023
Pihak Ketiga 629.120.228.229 465.638.122.018 280.805.449.264
Jumlah 1.331.126.989.536 1.226.420.284.267 420.093.179.287
Per 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2013, tidak ada saldo giro yang
dijadikan jaminan kredit.
b. Tabungan
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Rupiah
Pihak Berelasi (Catatan 29) 1.424.033.997 1.726.548.807 2.059.197.129
Pihak Ketiga 387.946.562.003 290.956.840.883 75.721.184.917
Jumlah 389.370.596.000 292.683.389.690 77.780.382.046
Per 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012, tidak ada saldo tabungan
yang dijadikan jaminan kredit.
c. Deposito Berjangka
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Rupiah
Pihak Berelasi (Catatan 29) 571.299.019.704 98.140.850.530 94.733.066.918
Pihak Ketiga 2.160.936.718.065 1.094.014.667.258 356.097.940.921
Jumlah 2.732.235.737.769 1.192.155.517.788 450.831.007.839
Saldo deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan
jaminan kredit yang diberikan adalah sebesar Rp183.428.205.215 dan Rp66.936.627.300 (Catatan 10).
Akun ini merupakan penempatan dari bank lain dalam bentuk giro dan deposito berjangka dalam mata uang
Rupiah. Suku bunga yang diberikan sama dengan suku bunga yang berlaku untuk giro dan deposito berjangka
kepada pihak lain.
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Rupiah
Giro 18.338.725.496 66.870.335.246 3.000.000.000
Deposito Berjangka 38.938.499.780 69.508.930.309 --
Call Money
Indonesia Eximbank 40.000.000.000 -- --
PT Bank Capital Indonesia Tbk 10.000.000.000 -- --
Jumlah 107.277.225.276 136.379.265.555 3.000.000.000
Saldo simpanan dari bank lain berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
19. Perpajakan
a. Utang Pajak
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Pajak Penghasilan
Pasal 4 (2) 4.046.191.518 1.642.483.098 424.100.493
Pasal 21 282.278.463 250.754.748 100.679.976
Pasal 23 28.424.370 18.006.080 11.053.240
Pasal 25 150.000.000 49.000.000 39.600.000
Pasal 29 1.903.371.250 3.723.583.250 23.381.712
Lainnya -- 105.000.000 105.000.000
Jumlah 6.410.265.601 5.788.827.176 703.815.421
c. Pajak Kini
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dan taksiran laba fiskal entitas anak adalah sebagai berikut:
2014 2013
Rp Rp
Laba Konsolidasian Sebelum Pajak menurut
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 20.234.422.496 17.924.744.716
Dikurangi: Laba Entitas Anak Sebelum Pajak Penghasilan (20.211.270.716) (19.778.342.792)
Laba (Rugi) Sebelum Pajak Penghasilan - Perusahaan 23.151.780 (1.853.598.076)
Beda Tetap:
Penghasilan Bunga yang Dikenakan Pajak Fiskal (103.896.452) (22.183.924)
Lain-lain 80.744.672 1.875.782.000
Jumlah Beda Tetap (23.151.780) 1.853.598.076
Taksiran Laba (Rugi) Fiskal Perusahaan Akhir Tahun -- --
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tanggal 31 Desember 2014 tersebut di atas adalah suatu
perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan menjadi dasar pada saat Perusahaan
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajaknya.
Perhitungan pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2013 sama dengan Surat
Pemberitahuan Tahunan Badan Perusahaan untuk tahun 2013.
d. Pajak Tangguhan
Pajak tangguhan dihitung berdasarkan perbedaan waktu antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut
laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak dari aset dan liabilitas. Rincian dari aset
dan liabilitas pajak tangguhan adalah sebagai berikut:
Dikreditkan Dikreditkan
(Dibebankan) ke (Dibebankan) ke
laporan laba rugi laporan laba rugi
komprehensif komprehensif
2012 konsolidasian 2013 konsolidasian 2014
Rp Rp Rp Rp Rp
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer
kemungkinan besar dapat direalisasi pada tahun-tahun mendatang.
e. Administrasi
Sesuai dengan peraturan perpajakan di Indonesia, Perusahaan dan entitas anak
melaporkan/menyetorkan pajak berdasarkan prinsip self assessment. Fiskus dapat
menetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Beban akrual terdiri dari beban kantor dan umum kepada pihak ketiga.
Pendapatan yang ditangguhkan merupakan pendapatan administrasi kredit yang diterima di muka dan belum
dapat diamortisasi.
Akrual bunga merupakan bunga yang masih harus dibayar atas simpanan nasabah.
Lain-lain terdiri dari liabilitas nominal ATM Bersama dan ATM Prima, dan rupa-rupa liabilitas lainnya.
Rincian pemegang saham dan kepemilikannya per 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/
31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan para Pemegang Saham Perusahaan No. 28 tanggal 28 November
2011, dimana akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan No AHU-62700.AH.01.02.Tahun 2011, para pemegang saham Perusahaan menyetujui:
a. Meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp100.000.000.000 menjadi Rp400.000.000.000, terbagi
atas 400.000 (seratus ribu) saham bernilai nominal Rp1.000.000 per saham;
b. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp60.000.000.000 menjadi sebesar Rp100.000.000.000
(rincian pemegang saham telah disajikan dalam tabel di atas).
Selisih transaksi dengan pihak non pengendali merupakan selisih antara bagian ekuitas entitas anak yang
dimiliki oleh Perusahaan sebelum dan setelah penerbitan saham baru.
Per 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember 2012 selisih transaksi dengan pihak non
pengendali sebesar Rp180.289.728.402, Rp160. 331.796.017, dan Rp33.534.000.405.
2014 2013
Rp Rp
Pendapatan bunga lainnya merupakan pendapatan bunga yang berasal dari pendapatan bunga dari giro pada
Bank Indonesia dan giro pada bank lain.
2014 2013
Rp Rp
Simpanan Nasabah
Deposito Berjangka 161.874.106.728 55.535.632.150
Giro 46.665.744.812 19.551.208.044
Tabungan 6.722.204.809 3.144.091.158
Simpanan dari Bank Lain
Deposito Berjangka 6.781.284.634 1.861.365.363
Giro 1.549.344.844 349.141.861
Call Money 87.522.223 --
Jumlah 223.680.208.050 80.441.438.576
Beban bunga yang dibayarkan kepada pihak berelasi untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2014 dan 2013 masing-masing sebesar Rp41.072.721.558 dan Rp18.778.495.727 atau sebesar
18,36% dan 23,34% dari seluruh beban bunga (Catatan 30).
2014 2013
Rp Rp
Aset Keuangan
Kredit yang Diberikan (Catatan 10) 5.154.218.713 4.124.629.459
Giro pada Bank Lain (Catatan 6) -- --
Jumlah 5.154.218.713 4.124.629.459
2014 2013
Rp Rp
2014 2013
Rp Rp
2014 2013
Rp Rp
2013 2013
Rp Rp
Pada tanggal 31 Desember 2013, lain-lain termasuk beban atas pajak penghasilan dari penjualan saham
pendiri PT Bank Nationalnobu Tbk, entitas anak, di bursa efek sebesar Rp1.875.000.000.
Bank menghitung dan membukukan beban imbalan kerja berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan
No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.
Program iuran pasti untuk imbalan kerja dikelola oleh PT AIA Financial. Sampai dengan tanggal 31 Desember
2014, Bank telah menempatkan dana sebesar Rp6.947.742/817 (2013: Rp4.351.819.355).
Liabilitas atas imbalan kerja per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dicatat berdasarkan perhitungan aktuaria
yang dilakukan oleh PT Sienco Aktuarindo Utama, aktuaris independen, masing-masing dengan nomor laporan
No. 081/LA-IK/SAU/03-2015 tertanggal 16 Maret 2015 dan No. 086/LA-IK/SAU/01-2014 tertanggal 3 Januari
2014.
Jumlah liabilitas berdasarkan perhitungan Aktuaria Independen per tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Beban imbalan kerja untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
2014 2013
Rp Rp
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat pensiun oleh Aktuaria Independen untuk
tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
2014 2013
Saldo nilai kini liabilitas, nilai wajar aset program dan defisit pada program, serta peyesuaian pengalaman pada
liabilitas program untuk 4 (empat) tahun terakhir yaitu:
Penyesuaian Pengalaman
pada Liabilitas Program -- -- -- --
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Liabilitas
Simpanan Nasabah (Catatan 16)
Giro
Pihak Dibawah Pengendalian Bersama 699.495.708.530 758.651.153.693 127.119.087.113
Pemegang Saham Entitas Anak 394.022.802 630.699.534 9.626.109.240
Keluarga Pemegang Saham Entitas Anak 2.117.029.975 1.500.309.022 2.542.533.670
702.006.761.307 760.782.162.249 139.287.730.023
Tabungan
Keluarga Pemegang Saham Entitas Anak 41.254.857 40.364.319 625.263.369
Keluarga Direksi dan Pejabat Eksekutif Entitas -- 95.385.396 203.305.237
Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat Eksekutif 1.382.779.140 1.590.799.092 1.230.628.522
1.424.033.997 1.726.548.807 2.059.197.128
Deposito Berjangka
Pihak Dibawah Pengendalian Bersama 527.749.567.831 93.558.024.548 87.236.659.759
Pemegang Saham Entitas Anak 30.000.000.000 -- 6.000.000.000
Keluarga Pemegang Saham 7.184.918.132 1.057.186.956 --
Dewan Komisaris, Direksi dan
Pejabat Eksekutif Entitas Anak 6.364.533.741 3.125.639.026 1.285.926.620
Keluarga Direksi dan Pejabat Eksekutif Entitas -- 400.000.000 210.480.540
571.299.019.704 98.140.850.530 94.733.066.919
Jumlah 1.274.729.815.008 860.649.561.586 236.079.994.070
2014 2013
Rp Rp
Beban Bunga (Catatan 24)
Pihak Dibawah Pengendalian Bersama 40.001.703.040 17.522.050.970
Pemegang Saham Entitas Anak 343.444.447 590.963.410
Keluarga Pemegang Saham Entitas Anak 293.641.978 475.725.070
Dewan Komisaris, Direksi dan
Pejabat Eksekutif Entitas Anak 427.840.220 178.589.511
Keluarga Direksi dan Pejabat Eksekutif dan Entitas
6.091.873 11.166.765
Anak
Jumlah 41.072.721.558 18.778.495.726
2014 2013
Rp Rp
Pendapatan Operasional Lainnya (Catatan 25)
Pihak Dibawah Pengendalian Bersama 4.000.000.000 --
Jumlah 4.000.000.000 --
Ikhtisar komitmen dan kontinjensi entitas anak yang dinyatakan dalam nilai kontrak adalah sebagai berikut:
1 Januari 2013/
31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
Komitmen
Liabilitas Komitmen
Fasilitas Kredit kepada Nasabah yang Belum 457.388.846.446 292.395.665.153 58.868.462.787
Digunakan
Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih 457.388.846.446 292.395.665.153 292.395.665.153
Kontinjensi
Liabilitas Kontinjensi
Bank Garansi
Pihak Berelasi -- -- 8.338.000.000
Pihak Ketiga 27.604.971.500 21.900.172.990 19.186.774.609
Jumlah Kontinjensi - Bersih 27.604.971.500 21.900.172.990 21.900.172.990
Lainnya --
Titipan Setoran Kliring 6.497.855.435 1.015.526.068 6.515.071.239
Kredit Hapus Buku 1.458.729.622 1.458.729.622 1.458.729.622
Jumlah Lainnya 7.956.585.057 2.474.255.690 7.973.800.861
Liabilitas Komitmen dan Kontinjensi - Bersih 492.950.403.003 316.770.093.833 322.269.639.004
Pada tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 serta 1 Januari 2013/31 Desember
2012, entitas anak telah membukukan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi masing-masing sebesar
Nihil.
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, entitas
anak tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan penghapusan aset untuk aset non produktif, namun
entitas anak tetap harus menghitung cadangan kerugian penurunan nilai mengacu pada standar akuntansi
yang berlaku.
Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan entitas anak dibagi dalam dua divisi operasi yaitu
investasi dan perbankan.
2014
Perusahaan Perbankan Eliminasi Jumlah
Rp Rp Rp Rp
2013
Perusahaan Perbankan Eliminasi Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Saat ini, Perusahaan dan entitas anak menganalisa segmen secara geografis dimana manajemen menelaah
laporan internal manajemen secara bulanan untuk masing-masing area.
Informasi wilayah geografis dikelompokkan menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta dan di luar DKI
Jakarta.
2014
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah Eliminasi Konsolidasi
Rp Rp Rp Rp Rp
2013
DKI Jakarta Luar DKI Jakarta Jumlah Eliminasi Konsolidasi
Rp Rp Rp Rp Rp
Dalam menjalankan kegiatan usahanya yang berkaitan dengan penghimpunan dana, pemberian pinjaman
maupun penyediaan jasa perbankan lainnya, Perusahaan dan entitas anak tidak terlepas dari berbagai risiko.
Pelaksanaan kegiatan usaha tersebut dapat mengakibatkan timbulnya dampak negatif bagi kelangsungan
usaha Perusahaan dan entitas anak bila tidak dikelola dengan baik.
Manajemen risiko mendapat perhatian khusus dari Perusahaan dan entitas anak sebagai upaya mengimbangi
semakin kompleksnya produk dan aktivitas yang dihadapi. Dalam mencapai tujuan tersebut maka entitas anak
telah memiliki Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas menetapkan
kebijakan termasuk strategi manajemen risiko dan perencanaan dalam keadaan darurat (contingency plan)
untuk menghadapi risiko yang timbul serta memperbaiki dan menyempurnakan penerapan manajemen risiko.
Penerapan manajeman risiko dilaksanakan melalui pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi, kecukupan
kebijakan, prosedur dan penetapan limit manajemen risiko, kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko, serta penerapan sistem informasi manajemen risiko dan sistem
pengendalian intern yang menyeluruh.
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko yang terjadi akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya
yang timbul dari aktivitas fungsional entitas anak seperti perkreditan, treasury, investasi dan pembiayaan
perdagangan (trade finance).
Risiko kredit diukur melalui probabilitas terjadinya default pada masa mendatang. Entitas anak telah menyusun
ketentuan mengenai Credit Risk Rating (CRR) serta telah dilakukan evaluasi dan roll out. Perhitungan
probability default tersebut selanjutnya akan dijadikan dasar untuk perhitungan cadangan kerugian penurunan
nilai modal (capital at risk), pricing, alokasi modal dan manajemen portofolio.
Manajemen risiko kredit terdiri dari: yang bersifat spekulatif dan pemberian kredit kepada debitur yang
bermasalah, kemudian melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berskala dan terus menerus pada
kredit yang telah disalurkan, memberikan saran-saran perbaikan, sehingga kerugian yang mungkin terjadi
dapat diminimalkan; four eyes principles sebagai salah satu pengendalian risiko kredit pada proses pemberian
kredit telah dilaksanakan unit-unit kerja; dan Early Warning System (EWS) sebagai salah satu alat pemantauan
(monitoring) dengan cara mendeteksi secara dini debitur yang berpotensi default. Sistem tersebut dapat
mendukung proses pemantauan pinjaman secara menyeluruh, mengidentifikasi tindakan perbaikan, dan
menyempurnakan tindak lanjut secara efektif.
Pemberian kredit juga tidak mengabaikan konsep Hubungan Total Debitur (one obligor concept), pemantauan
terhadap konsentrasi kredit, pemenuhan terhadap ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) serta
penentuan Limit Kewenangan dalam proses pemutusan kredit yang dilakukan secara berjenjang.
Analisa eksposur maksimum terhadap risiko kredit tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau
peningkatan kualitas kredit lain adalah sebagai berikut:
2014 2013
Rp Rp
Laporan Posisi Keuangan:
Giro pada Bank Indonesia 424.897.155.973 265.191.181.178
Giro pada Bank Lain 12.348.192.061 10.737.947.294
Penempatan pada Bank Indonesia 1.436.128.059.291 753.000.000.000
Efek-efek 974.702.906.098 648.664.826.994
Tagihan atas Efek yang Dibeli dengan
Janji Dijual Kembali 381.613.922.324 879.503.893.365
Kredit yang Diberikan 2.403.880.781.275 1.240.058.293.030
Pendapatan yang Masih Akan Diterima 24.335.077.697 11.811.084.444
Sub Jumlah 5.657.906.094.719 3.808.967.226.305
Komitmen dan Kontinjensi
Fasilitas Kredit kepada Nasabah yang belum Digunakan 457.388.846.446 292.395.665.153
Bank Garansi yang Diterbitkan 27.604.971.500 21.900.172.990
Sub Jumlah 484.993.817.946 314.295.838.143
Jumlah 6.142.899.912.665 4.123.263.064.448
Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit adalah sebagai berikut:
2014 2013
Rp (%) Rp (%)
Konsentrasi kredit entitas anak berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut:
2014 2013
Rp (%) Rp (%)
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan dan entitas anak tidak mampu memenuhi kewajibannya
kepada nasabah maupun counterparty sesuai waktu yang dijanjikan. Pengukuran risiko likuiditas dilakukan
dengan meneliti seluruh arus kas masuk dan arus kas keluar dari Perusahaan dan entitas anak, kemudian
mengidentifikasi segala kemungkinan kekurangan dana di masa depan termasuk kebutuhan
komitmen/kontinjensi.
Pengelolaan likuiditas dan aset liabilitas meliputi pemeliharaan likuiditas pada tingkat yang optimal untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo di setiap saat, serta pengelolaan risiko tingkat suku bunga yang timbul
dari setiap transaksi yang tercantum pada laporan posisi keuangan konsolidasian maupun rekening
administrasi.
Ketidaksesuaian antara jangka waktu penghimpunan dana dari pihak ketiga yang pada umumnya lebih pendek
dari jangka waktu penyaluran kredit yang diberikan, akan menyebabkan masalah likuiditas yang
mempengaruhi kemampuan entitas anak dalam memenuhi kewajibannya kepada para nasabah. Hal ini dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kelangsungan
usaha Perusahaan dan entitas anak.
Pengelolaan likuiditas Perusahaan dan entitas anak ditekankan pada penyesuaian arus dana masuk dan
keluar. Kesenjangan arus dana diantisipasi melalui pemeliharaan aset produktif yang likuid dan memadai
sejalan dengan perkiraan arus kas serta struktur kewajiban yang ada. Pemeliharaan aset produktif yang likuid
terdiri dari pemeliharaan cadangan wajib (reserve requirement) seperti yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
serta pemeliharaan efek-efek berjangka pendek yang sangat likuid seperti Sertifikat Bank Indonesia.
Entitas anak juga memelihara cadangan aset produktif yang likuid lainnya, terdiri dari penempatan dana jangka
pendek di bank lain serta efek-efek berjangka panjang yang likuid seperti obligasi Pemerintah. Pengelolaan
likuiditas juga dilakukan melalui pengelolaan struktur sumber dana dengan menerapkan batasan-batasan
konsentrasi deposan dan berusaha mengurangi ketergantungannya pada dana mahal seperti deposito dan
menggantinya dengan sumber dana murah seperti giro dan tabungan. Selain itu, Entitas anak senantiasa
memelihara kemampuan melakukan akses ke pasar uang, dengan selalu memelihara hubungan dengan bank-
bank koresponden. Entitas anak secara berkala meninjau seluruh keadaan di atas sekaligus mengambil
tindakan guna menganeka-ragamkan cara pendanaan.
Analisa likuiditas/maturity gap adalah untuk mengukur beda kumulatif antara aset produktif (earning assets)
dengan kewajiban berbunga (interest bearing liabilities) dan dampaknya terhadap likuiditas Perusahaan dan
entitas anak serta exposure terhadap perubahan tingkat bunga. Risiko tingkat bunga atau sensitivitas timbul
apabila jatuh tempo aset produktif berbeda secara signifikan dengan jatuh tempo kewajiban berbunga.
Tabel jatuh tempo berikut ini menyajikan informasi mengenai perkiraan jatuh tempo dari aset dan liabilitas
sesuai kontrak menjadi arus kas masuk atau keluar (dalam jutaan rupiah).
2014
Jumlah Tidak s/d 1 Bulan 1 s/d 3 Bulan 3 s/d 6 Bulan 6 s/d 12 > 12 Bulan
Mempunyai
Kontrak
Jatuh Tempo
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET
Kas 51.243 49.893 1.350 -- -- -- --
Giro pada Bank Indonesia 424.897 424.897 -- -- -- -- --
Giro pada Bank Lain 12.348 12.348 -- -- -- -- --
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.436.128 -- 1.193.700 34.484 207.944 -- --
Efek-efek 974.703 -- 149.758 99.400 199.760 66.587 459.198
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali 381.614 -- 381.614 -- -- -- --
Kredit yang Diberikan 2.403.881 -- 32.668 202.897 336.537 893.168 938.611
Pendapatan yang Masih
akan Diterima 24.663 -- 24.663 -- -- -- --
5.709.477 487.138 1.783.753 336.781 744.241 959.755 1.397.809
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (11.194)
Jumlah 5.698.283
LIABILITAS
Simpanan Nasabah 4.452.734 1.720.498 2.036.710 608.025 37.538 49.963 --
Simpanan dari Bank Lain 107.278 18.339 68.396 20.543 -- -- --
Utang Pajak 6.410 -- 4.507 -- 1.903 -- --
Liabilitas Lain-lain 27.789 4.598 1.472 15.951 -- 5.768 --
Jumlah 4.594.211 1.743.435 2.111.085 644.519 39.441 55.731 --
Perbedaan Jatuh Tempo 1.115.266 (1.256.297) (327.332) (307.738) 704.800 904.024 1.397.809
Posisi Neto Setelah Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai 1.104.072
2013
Jumlah Tidak s/d 1 Bulan 1 s/d 3 Bulan 3 s/d 6 Bulan 6 s/d 12 > 12 Bulan
Mempunyai
Kontrak
Jatuh Tempo
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET
Kas dan Setara Kas 23.986 23.586 400 -- -- -- --
Giro Pada Bank Indonesia 265.191 265.191 -- -- -- -- --
Giro Pada Bank Lain 10.738 10.738 -- -- -- -- --
Penempatan pada
Bank Indonesia 753.000 -- 753.000 -- -- -- --
Efek-efek 648.665 -- 1.699 125.727 308.611 -- 212.629
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali 879.504 -- 879.504 -- -- -- --
Kredit yang Diberikan 1.240.058 -- 35.208 110.929 176.899 367.968 549.054
Pendapatan yang Masih akan
Diterima 11.892 -- 11.892 -- -- -- --
3.833.033 299.515 1.681.703 236.655 485.509 367.968 761.683
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (6.039)
Jumlah 3.826.994
LIABILITAS
Liabilitas Segera 133 -- 133 -- -- -- --
Simpanan Nasabah 2.711.259 1.519.103 750.090 370.774 60.972 10.320 --
Simpanan dari Bank Lain 136.379 -- 93.661 42.718 -- -- --
Utang Pajak 5.789 105 1.960 -- 3.724 -- --
Liabilitas Lain-lain 12.952 -- 3.856 9.096 -- -- --
Jumlah 2.866.512 1.519.208 849.700 422.588 64.696 10.320 --
Perbedaan Jatuh Tempo 966.521 (1.219.693) 832.003 (185.933) 420.813 357.648 761.683
Posisi Neto Setelah Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai 960.482
Sepanjang tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013, Perusahaan dan entitas anak telah
menyediakan alat likuid yang cukup untuk mengantisipasi liabilitas jangka pendek, arus kas bersih dapat diatur
dengan baik, cukup baik dan cukup mudah untuk memperoleh akses sumber dana pasar uang.
Dalam menghadapi kemungkinan adanya ketidakseimbangan aset dan liabilitas, manajemen entitas anak,
melalui mekanisne rapat ALCO bulanan, selalu melakukan review beberapa hal yang sifatnya sangat strategis,
antara lain:
a. Pengelolaan pendanaan (funding) yang memiliki jatuh tempo tidak seimbang;
b. Ketepatan pengelolaan aset dan liabilitas yang memiliki sensitivitas terhadap perubahan suku bunga;
c. Analisis dana pihak ketiga yang menggambarkan trend berbagai produk dana pihak ketiga yang berada
pada wilayah di seluruh Indonesia;
d. Penempatan dana pada portofolio efek-efek;
e. Laporan perkembangan kredit yang ada dan yang baru;
f. Strategi penetapan harga seusai dengan kondisi pasar saat ini; dan
g. Perbandingan target dengan realisasi dana pihak ketiga.
Eksposur Perusahaan dan entitas anak terhadap Risiko Tingkat Suku Bunga
Tabel dibawah ini mengikhtisarkan eksposur Perusahaan dan entitas anak terhadap risiko tingkat suku bunga
(dalam jutaan Rupiah):
2014
Bunga Mengambang Bunga Tetap Jumlah
≤ 1 bulan 1 - 3 bulan 3 bulan - > 1 tahun ≤ 1 bulan 1 - 3 bulan 3 bulan - > 1 tahun
1 tahun 1 tahun
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET
Giro pada Bank Indonesia 424.897 -- -- -- -- -- -- -- 424.897
Giro pada Bank Lain 12.348 -- -- -- -- -- -- -- 12.348
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain -- -- -- -- -- 1.436.128 -- -- 1.436.128
Efek-efek -- -- -- -- -- 125.954 193.553 655.196 974.703
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali -- -- -- -- -- 381.614 -- -- 381.614
Kredit yang Diberikan 30.584 196.271 973.125 752.942 2.083 1.314 255.003 192.559 2.403.881
Jumlah Aset Keuangan 467.829 196.271 973.125 752.942 2.083 1.945.010 448.556 847.755 5.633.571
LIABILITAS
Simpanan Nasabah
Giro 1.331.127 -- -- -- -- -- -- -- 1.331.127
Tabungan 389.371 -- -- -- -- -- -- -- 389.371
Deposito -- -- -- -- 1.697.371 895.339 139.526 -- 2.732.236
Simpanan dari Bank Lain 18.339 38.938 -- -- 50.000 -- -- -- 107.277
Jumlah Liabilitas Keuangan 1.738.837 38.938 -- -- 1.747.371 895.339 139.526 -- 4.560.011
Jumlah Gap Repricing
Suku Bunga (1.271.007) 157.333 973.125 752.942 (1.745.288) 1.049.671 309.030 847.755 1.073.560
2013
Bunga Mengambang Bunga Tetap Jumlah
≤ 1 bulan 1 - 3 bulan 3 bulan - > 1 tahun ≤ 1 bulan 1 - 3 bulan 3 bulan - > 1 tahun
1 tahun 1 tahun
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
ASET
Giro pada Bank Indonesia 265.191 -- -- -- -- -- -- -- 265.191
Giro pada Bank Lain 10.738 -- -- -- -- -- -- -- 10.738
Penempatan pada
Bank Indonesia -- -- -- -- -- 753.000 -- -- 753.000
Efek-efek -- -- -- -- -- 23.476 192.754 432.435 648.665
Tagihan atas Efek yang Dibeli
dengan Janji Dijual Kembali -- -- -- -- -- 879.504 -- -- 879.504
Kredit yang Diberikan -- -- 569.182 479.434 -- -- 99.568 91.874 1.240.058
Jumlah Aset Keuangan 275.929 -- 569.182 479.434 -- 1.655.980 292.322 524.309 3.797.156
LIABILITAS
Simpanan Nasabah
Giro 1.226.420 -- -- -- -- -- -- -- 1.226.420
Tabungan 292.683 -- -- -- -- -- -- -- 292.683
Deposito -- -- -- -- 563.605 494.311 134.239 -- 1.192.156
Simpanan dari Bank Lain 66.870 69.509 -- -- -- -- -- -- 136.379
Jumlah Liabilitas Keuangan 1.585.974 69.509 -- -- 563.605 494.311 134.239 -- 2.847.638
Jumlah Gap Repricing
Suku Bunga (1.310.045) (69.509) 569.182 479.434 (563.605) 1.161.668 158.083 524.309 949.518
2013
Peningkatan 100bps Penurunan 100bps
Rp Rp
Proyeksi di atas menggunakan asumsi bahwa jika tingkat suku bunga bergerak pada jumlah yang sama, maka
tidak mencerminkan pengaruh potensial laba atas perubahan tingkat suku bunga, sementara yang lainnya tidak
berubah. Proyeksi ini juga mengasumsikan bahwa seluruh variabel lainnya dan tanggal pelaporan serta posisi
hingga jatuh tempo adalah konstan.
Risiko Pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang
dimiliki oleh entitas anak yang dapat merugikan entitas anak (adverse movement).
Pengukuran risiko pasar dilakukan melalui pendekatan analisis sensitivitas tingkat bunga untuk risiko suku
bunga dan risiko surat berharga (bonds). Risiko pasar dikendalikan dengan penerapan limit, khususnya
transaksi trading limit. Limit-limit tersebut antara lain adalah counterparty limit, dan position limit.
Pengelolaan risiko likuiditas menjadi bagian dari proses manajemen risiko pasar. Pemantauan risiko likuiditas
dilakukan melalui pengelolaan maksimum cash out.
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko yang disebabkan ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistem, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional
entitas anak.
Kebijakan dan prosedur yang terkait dengan pengelolaan risiko operasional senantiasa dibuat, dikaji ulang dan
disempurnakan untuk memastikan kecukupan mekanisme kontrol pada semua kebijakan dan prosedur. Entitas
anak, secara aktif melakukan sosialisasi untuk membangun risk awareness dan meningkatkan kualitas kontrol
dalam rangka mitigasi risiko operasional.
Penyusun laporan profil risiko operasional dan risiko lainnya dilaksanakan secara triwulanan berdasarkan
parameter dan indikator risiko yang baru, sesuai ketentuan Bank Indonesia sehingga diperoleh gambaran
mengenai tingkat potensi risiko bagi entitas anak secara keseluruhan.
Entitas anak juga telah menghitung kecukupan modal untuk risiko operasional sesuai dengan PBI
No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum
dan SE-BI No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) untuk Risiko Operasional dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID). Perhitungan beban
modal risiko operasional entitas anak adalah menggunakan metode Basic Indicator Approach.
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang antara lain
disebabkan adanya tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau
kelemahan perikatan.
Berkaitan dengan risiko hukum, entitas anak telah memiliki Divisi Legal yang bertugas memantau atau
mengurangi risiko hukum yang mungkin timbul melalui pengadministrasian dokumentasi hukum yang tertib dan
memadai. Pengelolaan risiko hukum juga ditanamkan pada seluruh jajaran organisasi melalui penerapan kode
etik kepada seluruh karyawan.
Entitas anak, juga selalu memperhatikan kelengkapan dan keabsahan dokumentasi yang berkaitan dengan
hukum serta memperhatikan peraturan/ketentuan yang berlaku khususnya ketentuan perbankan.
Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko yang disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan strategi entitas anak
yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang responsifnya entitas anak
terhadap perubahan eksternal.
Risiko stratejik yang dikelola oleh entitas anak antara lain dengan cara membuat Rencana Bisnis Bank (RBB)
dengan jangka waktu 3 (tiga) tahun dan selalu di-review setiap tahun maupun direvisi pada petengahan tahun.
RBB ini disesuaikan dengan visi dan misi serta strategi entitas anak. Selanjutnya RBB yang telah ditetapkan
entitas anak dikomunikasikan kepada pejabat dan pegawai pada setiap jenjang organisasi. Pada periode
tertentu (triwulanan) entitas anak memantau kemajuan yang dicapai sehingga hasilnya dapat dipergunakan
sebagai evaluasi kinerja entitas anak.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan
usaha Perseroan atau persepsi negatif terhadap entitas anak.
Untuk mengendalikan risiko reputasi ini, entitas anak secara terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan
nasabah sejalan dengan ketentuan yang berlaku, yaitu mengenai perlindungan nasabah, termasuk
menerapkan strategi penggunaan media yang efektif untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya berita
negatif.
Selain itu guna memastikan bahwa setiap keluhan nasabah dapat disampaikan dengan mudah serta ditangani
dengan baik dan tepat maka entitas anak telah membentuk Call Center yang didukung oleh petugas yang
berpengalaman. Entitas anak juga melaksanakan mystery shopper yang dilakukan secara berkala untuk
memastikan pelayanan kepada nasabah tetap prima dari waktu ke waktu. Pemantauan dan pengelolaan risiko
reputasi diupayakan dengan mengoptimalkan fungsi Corporate Secretary.
Risiko Kepatuhan
Risiko Kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan Perusahaan dan entitas anak tidak mematuhi atau tidak
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku. Ketidakmampuan Perusahaan
dan entitas anak untuk mengikuti dan mematuhi seluruh peraturan perundangan yang terkait dengan kegiatan
usahanya dapat berdampak negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan dan entitas anak.
Dalam mengelola Manajemen Risiko Kepatuhan, upaya peningkatan budaya kepatuhan yang terus menerus
senantiasa dilakukan entitas anak melalui program-program antara lain:
a. Melakukan kaji ulang (review) atas rancangan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur internal
baru.
b. Sosialisasi/pelatihan melalui regulation update dan in-class training terkait penerapan Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/PPT) serta ketentuan baru lainnya.
c. Melakukan kaji ulang (review) terhadap produk/aktivitas baru.
d. Memonitor pelaksanaan kepatuhan atas penyampaian laporan-laporan yang harus disampaikan kepada
Bank Indonesia sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Pengkinian dan penatausahaan database peraturan/ketentuan yang berlaku.
f. Pembuatan Laporan Kepatuhan kepada Bank Indonesia serta untuk pihak internal.
g. Pemantauan terhadap denda atau sanksi yang diterima dari regulator/pihak eksternal.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) adalah rasio modal terhadap Aset Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR), perhitungannya didasarkan pada PBI No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008 dimana jumlah
modal untuk risiko kredit terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Selain itu entitas anak dengan kriteria
tertentu harus memasukkan risiko pasar dan risiko operasional dalam perhitungan KPMM dengan memasukan
komponen modal pelengkap tambahan.
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 mengatur ketentuan pelaksanaan
perhitungan aset tertimbang menurut risiko untuk risiko kredit. Ketentuan ini mulai berlaku pada tanggal
2 Januari 2012.
Rasio kewajiban penyediaan modal entitas anak dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko operasional dan
risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:
2014 2013
Rp (juta) Rp (juta)
Modal:
Modal Inti 1.184.800 1.056.882
Modal Pelengkap 30.001 14.943
Jumlah Modal 1.214.801 1.071.825
2014 2013
Rp Rp
Kepentingan Non Pengendali atas Aset Bersih Entitas Anak
PT Bank Nationalnobu Tbk 898.234.510.999 765.183.676.841
Jumlah 898.234.510.999 765.183.676.841
2014 2013
Rp Rp
Kepentingan Non Pengendali atas Laba Bersih Entitas Anak
PT Bank Nationalnobu Tbk 24.229.912.603 (39.655.007.813)
Jumlah 24.229.912.603 (39.655.007.813)
b. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang Sewa dan Layanan Pengelolaan Branch IT
Infrastructure
Pada tanggal 31 Oktober 2012, entitas anak menandatangani addendum II perjanjian kerjasama dengan
Visionet untuk penyediaan sewa dan layanan pengelolaan Branch IT Infrastructure. Perjanjian ini
mengubah tata cara pembayaran atas pekerjaan layanan outsourcing dalam perjanjian sebelumnya.
c. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang Sewa dan Layanan Pengelolaan Sistem
Aplikasi Perbankan Bank Vision dan Core IT Infrastructure
Pada tanggal 31 Oktober 2012, Bank menandatangani addendum II perjanjian kerjasama dengan
Visionet untuk penyediaan sewa dan layanan pengelolaan sistem aplikasi perbankan Bank Vision dan
Core IT Infrastructure. Perjanjian ini mengubah tata cara pembayaran atas pekerjaan layanan
outsourching dalam perjanjian sebelumnya.
e. Perjanjian dengan PT Visionet International tentang Layanan Fasilitas Disaster Recovery Hot
Backup
Pada tanggal 2 Mei 2011, entitas anak menandatangani perjanjian kerjasama dengan Visionet tentang
layanan fasilitas disaster recovery hot backup. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 20 April 2016 dan
dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua belah pihak.
Pada tanggal 1 November 2011, entitas anak menandatangani Addendum I perjanjian kerjasama dengan
Visionet untuk layanan fasilitas disaster recovery hot backup. Perjanjian ini mengubah perjanjian
sebelumnya. Addendum perjanjian ini berlaku sampai dengan 30 April 2018.
Pada tanggal 16 Juni 2012, entitas anak menandatangani Addendum II perjanjian kerjasama dengan
Visionet untuk layanan fasilitas disaster recovery hot backup. Perjanjian ini mengubah daftar perangkat
dalam perjanjian sebelumnya.
g. Perjanjian dengan PT Rintis Sejahtera tentang Pemanfaatan ATM dan EDC Prima
Pada tanggal 1 Juli 2013, entitas anak menandatangani perjanjian kerjasama dengan PT Rintis Sejahtera
tentang pemanfaatan ATM dan EDC Prima. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 30 Juni 2023 dan dapat
diperpanjang secara otomatis untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun berikutnya.
Akun Perusahaan dalam laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2013 telah direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun
yang berakhir 31 Desember 2014, dengan perincian sebagai berikut:
Sebelum Sebelum
Reklasifikasi Reklasifikasi
Rp Rp
Aset Lancar
Pendapatan yang Masih Akan Diterima -- 11.891.650.069
Aset Tidak Lancar
Aset Lain-lain 22.294.806.243 10.403.156.174
Jumlah 22.294.806.243 22.294.806.243
38. Standar Akuntansi Baru yang Belum Berlaku Tahun Buku 2014
Pada bulan November dan Desember 2013 dan April 2014, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi baru dan revisian yang akan berlaku efektif
pada tahun buku yang dimulai 1 Januari 2015. Penerapan dini atas standar-standar tersebut tidak di
perkenankan.
Hingga tanggal pengesahan laporan keuangan konsolidasian ini, Perusahaan dan entitas anak masih
melakukan evaluasi atas dampak potensial dari intepretasi standar serta PSAK baru dan revisian tersebut.
Entitas anak memperoleh izin usaha sebagai bank devisa berdasarkan surat keputusan Otoritas Jasa
Keuangan No KEP-112/D.03/2014 tanggal 21 November 2014.
Pada tanggal 9 Februari 2015, entitas anak sudah resmi menjalankan transaksi dalam bentuk mata uang asing.
Informasi berikut pada Lampiran I sampai dengan Lampiran V adalah informasi tambahan PT Kharisma Buana
Nusantara, entitas induk saja.
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian
yang diotorisasi oleh Direktur untuk terbit pada tanggal 24 April 2015.
Menyetujui,
(..............................)
Direktur
1 Januari 2013/
ASET 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012
Rp Rp Rp
ASET LANCAR
Kas dan Setara kas 1.471.495.400 1.326.665.940 3.202.447.940
Aset Lancar Lainnya 687.945 80.565.625 58.381.701
Jumlah Aset Lancar 1.472.183.345 1.407.231.565 3.260.829.641
LIABILITAS
EKUITAS
Modal Saham - nilai nominal Rp 1.000.000 per saham
Modal Dasar - 400.000 saham
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 100.000 saham 100.000.000.000 100.000.000.000 100.000.000.000
Saldo Laba 1.914.583.345 1.891.431.565 3.745.029.641
JUMLAH EKUITAS 101.914.583.345 101.891.431.565 103.745.029.641
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 101.956.383.345 101.891.431.565 103.745.029.641
PT KHARISMA BUANA NUSANTARA Lampiran II
(ENTITAS INDUK)
INFORMASI TAMBAHAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun-tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2014 dan 2013
(Dalam Rupiah Penuh)
2014 2013
Rp Rp
2014 2013
Rp Rp
31 Desember 2014
Persentase Nilai Penyertaan Penambahan Nilai Penyertaan
Kepemilikian Awal Penyertaan Akhir
% Rp Rp Rp
31 Desember 2013
Persentase Nilai Penyertaan Penambahan Nilai Penyertaan
Kepemilikian Awal Penyertaan Akhir
% Rp Rp Rp
Reklasifikasi Akun
Akun Perusahaan dalam laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 telah
direklasifikasi untuk menyesuaikan dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014,
dengan perincian sebagai berikut:
Sebelum Sebelum
Reklasifikasi Reklasifikasi
Rp Rp
Aset Lancar
Aset Lancar Lainnya -- 80.565.625