Latar Belakang
Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat
vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Negara-
negara berkembang seperti Indonesia tetapi juga di Negara-negara maju. Di
Indonesia peranan UMKM selain berperan lebih dalam pertumbuhan
pembangunan dan ekonomi, baik untuk masyarakat maupun untuk Negara. Peran
penting tersebut telah mendorong banyak Negara termasuk Negara Indonesia
untuk terus berupaya mengembangkan UMKM. Terdapat tiga alasan yang
mendasari Negara berkembang memandang pentingnya keberadaan UMKM yaitu,
Pertama karena kinerja UMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan
tenaga kerja yang produktif, Kedua sebagai bagan dari dinamikanya, UMKM
sering mencapai peningkatan produktifitasnya melalui investasi dan perubahan
teknologi, Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UMKM memiliki
keunggulan dalam hal fleksibelitas dari pada usaha besar.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik ( BPS 2014), jumlah UMKM di
Indonesia terus mengalami kenaikan sebanyak 57,89 juta unit, atau 99,99 persen
dari total jumlah pelaku usaha nasional. UMKM memberikan kontribusi terhadap
kesempatan kerja sebesar 96,99 persen, dan terhadap pembentukan PDB sebesar
60,34 persen. UMKM juga berkontribusi dalam penambahan devisa negara dalam
bentuk penerimaan ekspor sebesar 27.700 milyar dan menciptakan peranan 4,86%
terhadap total ekspor. Kontribusi UMKM terhadap devisa negara tersebut jauh
lebih kecil daripada kontribusi usaha besar, sehingga UMKM lebih diberdayakan.
Hingga saat ini masalah yang sering dihadapi oleh UMKM adalah masalah
permodalan,. Sebagian besar modal tersebut berasal dari modal sendiri.
Perkembangan UMKM dari waktu ke waktu secara rutin harus dilakukan
pengkajian, penyempurnaan dan peningkatan. Hal ini masalah yang dihadapi
adalah kondisi pengusaha pada umumnya lemah dalam kredit modal kerja.
Permasalahan modal tersebut timbul karena tidak adanya titik temu Usaha Mikro
Kecil Menengah di Indonesia antara lain adalah masih belum menjalankan
bisnisnya dengan prinsip-prinsip manajemen modern, tidak/belum memiliki badan
usaha resmi, serta keterbatasan asset yang dimiliki.
Selain permodalan, masalah yang dihadapi oleh usaha kecil adalah
bagaimana dan dimana produk itu dipasarkan. Konsentrasi pemasaran tidak lagi
sekedar bagaimana produk itu sampai pada pelanggan, akan tetapi lebih fokus
pada apakah produk itu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang berujung
pada tercapainya kepuasan pelanggan. Strategi pemasaran yang efektif, salah
satunya dapat dilihat dari stabilitas tingkat penjualan dari tahun ke tahun sesuai
dengan kuantitas produk yang mampu diproduksi oleh perusahaan.
Kabupaten Bandung Barat merupakan pemekaran daerah baru dari
Kabupaten Bandung, letaknya berbatasan dengan Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Subang di sebelah barat dan utara, Kabupaten
Bandung dan Kota Cimahi di sebelah timur. Dalam perekononomian daerah untuk
mengetahui peranan dari berbagai sektor menggunakan Produk Domestik Bruto
(PDRB) sebagai acuan perkembangan ekonomi daerah tersebut.
Tabel 1.
PDRB Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013-2014
Atas Dasar Harga Konstan Atas Dasar Harga Berlaku
Lapangan (Juta Rp)
No (Juta Rp)
Usaha
2013 % 2014 % 2013 % 2014 %
1. Pertanian
3.322.922,6 0.14 3.425.444,8 0.14 4.034.058,2 0.15 4.476.093,6 0.15
2. Pertambangan
310.164,5 0.01 320.282,0 0.01 382.113,9 0.01 416.145,9 0.01
3. Industri
9.078.084,0 0.39 9.600.667,4 0.39 10.661.263,0 0.39 11.996.382,8 0.39
Pengolahan
7. Perdagangan,
usaha Hotel, 3.254.171,4 0.14 3.496.196,9 0.14 4.016.407,3 0.15 4.436.669,3 0.14
dan Restauran
8. Transportasi
1.140.006,9 0.05 1.187.303,3 0.05 1.337.768,1 0.05 1.523.002,9 0.05
9. Informasi dan
445.526,1 0.02 489.454,9 0.02 467.354,7 0.02 519.044,6 0.01
Komunikasi
Lanjutan Tabel 1
10 Jasa Keuangan,
182.945,1 0.01 194.093,1 0.01 339.324,2 0.01 373.667,8 0.01
dan Asuransi
11 Real Estat
406.945,9 0.02 430.874,3 0.02 480.895,7 0.02 538.042,4 0.02
13 Adm.Pemerinta
han/Pertahanan 729.568,3 0.03 721.926,5 0.03 927.007 0.03 978.998,8 0.03
dan Jam.Sosial
14 Jasa Pendidikan
756.108,5 0.03 817.729,3 0.03 870.883,0 0.03 1.003.692,6 0.03
15 Jasa Kesehatan
dan Kegiatan 103.509,1 0 111.914,1 0 119.064,6 0 137.221,9 0
Sosial
16 Jasa Lain-lain
222.820,1 0.01 241.247,3 0.01 265.204,2 0.01 303.043,9 0.01
Tabel 2
Data Jumlah Produksi Kopi, Jumlah Ekspor Kopi dan Nilai Devisa Kopi Di
Indonesia pada Tahun 2008 – 2014
Tahun Jumlah Produksi Jumlah Ekspor Kopi di Nilai Devisa Kopi (Dalam
(Ton) Indonesia (Ton) Miliar US$
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran perkembangan modal usaha kopi luwak ?
2. Bagaimana gambaran perkembangan laba usaha kopi luwak?
3. Bagaimana gambaran perkembangan produksi kopi luwak ?
4. Bagaimana gambaran perkembangan omzet usaha kopi luwak ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui gambaran perkembangan modal usaha kopi luwak
2. Untuk mengetahui gambaran perkembangan laba usaha kopi luwak
3. Untuk mengetahui gambaran perkembangan produksi kopi luwak
4. Untuk mengetahui gambaran perkembangan omzet usaha kopi luwak.
D. Manfaat Penelitian
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik manfaat
teoritis maupun manfaat praktis.
Secara Teoritis
- Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan informasi sebagai
sumbangan pemikiran bagi ilmu ekonomi mikro dalam pembahasan
perkembangan usaha kecil dan menengah.
-
Praktis
1. Bagi pelaku usaha kopi luwak dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk
perkembangan usahanya.
2. Bagi Instansi Pendidikan,dapat memberikan sajian wawasan bagi
keilmuan, khususnya ekonomi mikro dan dapat menjadi studi referensi
mata kuliah atau mata pelajaran di dunia pendidikan.
3. Bagi Masyarakat Umum,dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat umum akan peran penting sektor informal yang dapat
menggerakkan masyarakat umum untuk saling melestarikan warisan
nusantara dan mampu mengembangkannya. Dapat menggerakkan
masyarakat umum untuk mampu meningkatkan nilai tambah dalam
berwirausaha.
4. Bagi Penulis,mampu menjadi bahan ibadah serta kontribusi bagi
keilmuan tentang ekonomi mikro.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Pudji. (2012). Kopi Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika
dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta [Online] Tersedia :
https://books.google.co.id/books/reader?
id=DMJNCgAAQBAJ&printsec=frontcover&output=reader&source=gbs_
atb&pg=GBS.PA8 Diakses 22 September 2016