Anda di halaman 1dari 3

Nama : Teddy sam gusnadi

NPM : 19300022

Kelas : A

Kejahatan Korporasi

Pengaturan Korporasinya

 Korporasi dalam tindak pidana korupsi Pasal 1 Angka 1 UU Tindak


Pidana Korupsi mendefinisikan korporasi sebagai berikut:
Korporasi adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi
baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.
 Korporasi sebagai subjek tindak pidana narkoba telah diatur dalam UU
Psikotropika dan UU Narkotika, dimana yang dimaksud dengan korporasi
adalah kumpulan terorganisasi dari orang dan/atau kekayaan, baik
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum (Pasal 1 butir 13
UU UNDANG – UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5
TAHUN 1997 dan Pasal 1 butir 21 UU Narkotika).

 Korporasi terhadap situs pornografi terdapat pada Pasal 40 UNDANG-


UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 pasal 1
angka (3) : Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik
yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.

Ketentuan pidana

 Ketentuan pidana korupsi terdapat pada Pasal 11 ‘’Setiap orang yang


melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 418 Kitab
Undang-undang Hukum Pidana, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak
250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah). (UU No. 31 Tahun
1999) ‘’ Tindak pidana korupsi yang diatur dalam Pasal 11 adalah tindak
pidana yang diambil dari Pasal 418 KUHP. Pasal ini secara terbatas hanya
dapat diterapkan kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara
sebagai subjek hukum tindak pidana korupsi yang dapat dimintai
pertanggungjawaban pidana. Perbuatan yang dilarang menurut ketentuan
Pasal 11 ini adalah menerima hadiah atau janji, pemberian atau janji mana
diberikan karena kekuasaan atau wewenang yang berhubung dengan
jabatan, atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau
janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
 Ketentuan pidana pada narkotika terdapat pada Pasal 112 UU Narkotika
mengatur mengenai tindak pidana memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, sedangkan Pasal 127
UU Narkotika adalah mengenai penyalahgunaan narkotika. Oleh sebab itu,
tidak ada kesamaan tindak pidana yang dilakukan. Sehingga tidak dapat
disebut dengan pengulangan tindak pidana yang terdapat dalam Pasal 144
UU Narkotika.
 Ketentuan pidana pada pornografi terdapat pada pasal
Pasal 29 ‘’Setiap orang yang memproduksi, membuat, memperbanyak,
menggandakan, menyebarluaskan, menyiarkan, mengimpor, mengekspor,
menawarkan, memperjualbelikan, menyewakan, atau menyediakan
pornografi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 12 (dua
belas) tahun dan/atau pidana denda paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua
ratus lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp6.000.000.000,00
(enam miliar rupiah)’’
Pasal 30 ‘’Setiap orang yang menyediakan jasa pornografi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan/atau pidana
denda paling sedikit Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah)
dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).’’
Pasal 31 ‘’Setiap orang yang meminjamkan atau mengunduh pornografi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah). ‘’

Pasal 32 ‘’Setiap orang yang memperdengarkan, mempertontonkan,


memanfaatkan, memiliki, atau menyimpan produk pornografi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dipidana dengan pidana penjara
paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah)’’

Pasal 33 ‘’Setiap orang yang mendanai atau memfasilitasi perbuatan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
dan/atau pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah) dan paling banyak Rp7.500.000.000,00 (tujuh miliar lima ratus
juta rupiah)’’

Anda mungkin juga menyukai