“ETMUL’’
DISUSUN OLEH :
HESTY OKTAVIANI MESSAKH
120118323
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
2020
1
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat serta hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Pemerintahan Daerah ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi penulis.
Atas segala perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................2
BAB I.............................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................4
B. Rumusan Masalah...................................................5
BAB II...........................................................................6
PEMBAHASAN ISI MATERI...................................6
A. Perkembangan multikultural diindonesia................6
B. Bentuk pengembangan pendidikan multikultural di
Indonesia......................................................................7
BAB III........................................................................10
PENUTUP...................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................10
B. Saran.....................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan paham multikulturlisme merupakan suatu konsep yang relatif paling baru
dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu-ilmu sosial. Multikulturalisme terus
berkembang sesuai dengan perubahan sosial yang dihadapi oleh umat manusia , khususnya
didalam era dunia terbuka dan era demokratisasi kehidupan.
Multikulturalisme bukan hanya sebuah wacana, melainkan sebuah ideologi yang harus
diperjuangkan karena dibutuhkan sebagai landasan bagi tegaknya demokrasi, HAM, dan
kesejahteraan hidup masyarakatnya. Multikulturalisme bukan sebuah ideologi yang berdiri
sendiri terpisah dari ideologi-ideologi lannya. Multikulturalisme membutuhkan seperangkat
konsepkonsep yang merupakan bangunan konsep-konsep untuk dijadikan acuan guna
memahami dan mengembangluaskannya dalam kehidupan bermasyarakat
Pendidikan multikultural merupakan suatu wacana yang lintas batas, karena terkait dengan
masalah-masalah keadilan sosial, demokrasi dan hak asasi manusia dan pendidikan
4
multikultural ini yang lebih spesipik adalah tentang keberagaman kebudayaan dan
memperhatikan secara sungguh-sungguh terhadap latar belakang peserta didik baik dari aspek
keberagaman suku (etnis), ras, agama (aliran kepercayaan) dan budaya (kultur). Pendidikan
multikultural adalah gerakan inovasi pendidikan dalam rangka menanamkan kesadaran
pentingnya hidup bersama dalam keberagaman dan perbedaan, dengan kesetaraan dan
kesederajatan, saling percaya, saling memahami dan menghargai persamaan, serta perbedaan
dan keunikan agama-agama. Sejarah pendidikan multikultural dalam pengembangan nya di
indonesia yaitu bermula pada gerakan hak-hak sipil dari berbagai kelompok yang secara
historis memang selalu terabaikan dan tertindas. Konsep pendidikan multikultural di negara-
negara seperti Amerika Serikat dan kanada yang menganut konsep demokratis karena sejak
kelahiran dan sejarahnya memang bersora multikultural, hal ini bukan barang baru lagi.
Mereka telah berupaa melenyapkan diskriminasi rasional untuk tujuan memaukan dan
memilihara integritas nasional. Pendidikan multikultural sebagai konsep senantiasa
berkembang dan beragam.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan kita bahas
sebagai berikut :
5
BAB II
6
masih diperlukan usaha yang panjang dalam merevisi buku-buku teks agar mengakomodasi
kontribusi dan partisipasi yang lebih inklusif bagi warga negara dari berbgai latar belakang
dalam pembetukkan Indonesia. Indonesia juga memerlukan pula materi pembelajaran yang
bisa mengatasi “dendam sejarah” diberbagai wilayah. Model lainnya adalah pendidikan
multikultural tidak sekedar merevisi materi pembelajaran tetapi melakukan reformasi dalam
sistem pembelajaran itu sendiri. Affirmative action dalam seleksi siswa sampai rekrutmen
pengajar di Amerika adalah salah satu strategi untuk membuat perbaikan ketimpangan
struktual terhadap kelompok minoritas.
7
nya. Mereka harus menunjukkan kemampuan betani yang baik lebih dahulu sebelum
dterima menjadi warga kampun Bhineka Tunggal Ika.
5. Proses tujuan pendidikan multikultural yang berasal keadilan sosial,persamaan,
demokrasi, toleransi dan penghoramatan hak asasi manusia tidak mudah tercapai.
Perlu proses panjang dan berkelanjutan.perlu ada pembudayaan digenap sektor
kehidupan. Tantangan pendidikan multikultural, baik dalam teori maupun praktek
adalah bagaimana meningkatkan keadilan bagi kelompok tertentu tanpa membatasi
kelompok dan kesempatan yang lain. sekalipun berbagai keomok dijadikan sasaran
untuk penguatan dan keadilan dalam pendidikan multikultural sesuai kebutuhan dan
tujuan, mereka menerima kebutuhannya sebagai beragam, Bertentangan, dan tidak
konsisten sebagaimana halnya pernah terjadi pada beberapa kelompok feminis dan
etns di masa lampau. Sebab utama dari ketegangan diantara berbagai kelompok yang
mungkin dikembangkan oleh praktek di dalam masyarakat yang meningkat
ketegangan, konflik dan keberagaman di antara mereka. Dalam hal in, tujuan
pendidikan multikultural adalah membantu anggota kelompok yang menjadi sasaran
agar lebih bersatu dan mendapatkan keuntungan yang signifikan dari koalisi. Koalisi
ini dapat menjadi wahana untuk perubahan sosial dan reformasi.
8
belajar, perilaku mengajar, dan keputusan penyelenggaraan pendidikan. Keragaman budaya
berpengaruh pada pola sikap dan perilaku setia individu. Sehingga guru harus mampu
memahami siswa sebagai individu yang memiliki ciri unik dan memperhitungkan lingkungan
fsik dan sosial yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Memperkuar pribadi untuk
refrmasi sosial, pendidikan multikultural memfasilitasi peserta didik memiliki dan
mengembangkan sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan sehingga mampu menjadi agen
perubahan sosial yang memiliki komitmen tinggi dalam reformasi masyarakat untuk
memberantas perbedaan etnis dan rasial. Dan memiliki wawasan kebagsaan atau kenegaraan
yang kokoh.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan multikultural yang dikembangkan di indonesia sejalan pengembangan
demokrasi yang dijalankan sebagai counter terhadap kebijakan disentralisasi dan otonomi
daerah. Apabila hal itu dilaksanakan dengan tidak berhati-hati justru akan menjerumuskan
kita kedalam perpecahan nasional. Pendidikan dalam suatu gerakan reformasi dapat
mengubah semua komponen kegiatan pendidikan. Pendidikan dimasa reformasi sekarang ini
tentu sangat membantu generasi penerus bangsa yang cerdas dalam membangun ilmu yang
positif diberikan kepada mereka untuk dikembangkan lagi untuk kepentingan negara
Indonesia sendiri, pendidikan multikultural ini mengarahkan setiap orang untuk saling
horma-menghoramati dan toleransi terhap perbedaan yang ada karena pendidikan
multikultural di Indonesia sangat berkurangnya kulitas maupun kuantitas masyarakat yang
cenderung menggunakan nilai-nilai dan moral yang dijadikan bangsa indonesia sebagai rasa
kekeluargaan.
Masyarakat harus menanamkan sikap-sikap positif sosial terhadap sesama maupun
seksama terhadap bangsa dan tidak melupakan ideologi-ideologi bangsa sendiri dan tidak
menjadi lunturnya jati diri bangsa, oleh karena itu dengan adanya pendidikan multikultural
di Indonesia dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap seksama. Melalui hal ini warga
negara indonesia akan dapat tumbuh kepribadian sikap atau karakter yang berkulits dalam
mengembangkan rasa nasionalisme tertama dalam mempelajari pendidikan multikultural.
B. Saran
Pendidikan multikultural tidak hanya dipelajari dikalangan mahasiswa saja tetapi
semua kalangan masyarakat secara umum wajib mempelajari dan memaham konsep-
konsep pendidikan multikultural yang ada di Indonesia.
10
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
Sutarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Jakarta : Depdiknas
Naim, Ngainum dan Achmad Saiqu. 2008. Pendidikan Multikultural, Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Jurnal
11