Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ETMUL’’

DISUSUN OLEH :
HESTY OKTAVIANI MESSAKH
120118323

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
2020

1
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat serta hidayah-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Pemerintahan Daerah ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sebagai masukan bagi penulis.
Atas segala perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................2
BAB I.............................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................4
B. Rumusan Masalah...................................................5

BAB II...........................................................................6
PEMBAHASAN ISI MATERI...................................6
A. Perkembangan multikultural diindonesia................6
B. Bentuk pengembangan pendidikan multikultural di
Indonesia......................................................................7
BAB III........................................................................10
PENUTUP...................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................10
B. Saran.....................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara kepulauan yang di dalamnya memiliki masyarakat


yang majemuk dan multikultural. Hal ini disebabkan sosio-kultural maupun geografis
yang begitu beragam dan luas. Karena wilayah Indonesia terdiri dari banyak pulau hingga
mencapai kurang lebih 17.667 pulau besar dan kecil (Mahfud, 2013). Penduduk yang
tinggal di berbagai pulau tersebut memiliki berbagai budaya yang beraneka ragam
sehingga menghasilkan masyarakat yang majemuk yang multikultural. Masyarakat
Indonesia sangatlah beragam dan multikultural baik dalam hal budaya maupun dalam
sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya keanekaragaman dalam
kebudayaan, ras, suku bangsa, bahasa, dan agama.

Istilah multikultural mengacu pada kenyataan adanya keanekaragaman mutikultural,


sedangkan istilah multikulturalisme mengacu pada sebuah tanggapan normatif atas fakta
itu. Artinya, Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan
seseorang tentang ragam kehidupan didunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang
menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagi macam budaya
(multikultutral)yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai, sistem, budaya,
kebiasaan, dan politik yang mereka anut.

Perkembangan paham multikulturlisme merupakan suatu konsep yang relatif paling baru
dalam ilmu pengetahuan, khususnya dalam ilmu-ilmu sosial. Multikulturalisme terus
berkembang sesuai dengan perubahan sosial yang dihadapi oleh umat manusia , khususnya
didalam era dunia terbuka dan era demokratisasi kehidupan.

Multikulturalisme bukan hanya sebuah wacana, melainkan sebuah ideologi yang harus
diperjuangkan karena dibutuhkan sebagai landasan bagi tegaknya demokrasi, HAM, dan
kesejahteraan hidup masyarakatnya. Multikulturalisme bukan sebuah ideologi yang berdiri
sendiri terpisah dari ideologi-ideologi lannya. Multikulturalisme membutuhkan seperangkat
konsepkonsep yang merupakan bangunan konsep-konsep untuk dijadikan acuan guna
memahami dan mengembangluaskannya dalam kehidupan bermasyarakat

Pendidikan multikultural merupakan suatu wacana yang lintas batas, karena terkait dengan
masalah-masalah keadilan sosial, demokrasi dan hak asasi manusia dan pendidikan

4
multikultural ini yang lebih spesipik adalah tentang keberagaman kebudayaan dan
memperhatikan secara sungguh-sungguh terhadap latar belakang peserta didik baik dari aspek
keberagaman suku (etnis), ras, agama (aliran kepercayaan) dan budaya (kultur). Pendidikan
multikultural adalah gerakan inovasi pendidikan dalam rangka menanamkan kesadaran
pentingnya hidup bersama dalam keberagaman dan perbedaan, dengan kesetaraan dan
kesederajatan, saling percaya, saling memahami dan menghargai persamaan, serta perbedaan
dan keunikan agama-agama. Sejarah pendidikan multikultural dalam pengembangan nya di
indonesia yaitu bermula pada gerakan hak-hak sipil dari berbagai kelompok yang secara
historis memang selalu terabaikan dan tertindas. Konsep pendidikan multikultural di negara-
negara seperti Amerika Serikat dan kanada yang menganut konsep demokratis karena sejak
kelahiran dan sejarahnya memang bersora multikultural, hal ini bukan barang baru lagi.
Mereka telah berupaa melenyapkan diskriminasi rasional untuk tujuan memaukan dan
memilihara integritas nasional. Pendidikan multikultural sebagai konsep senantiasa
berkembang dan beragam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan kita bahas
sebagai berikut :

1. Apa pengertian perkembangan multikultural di Indonesia ?


2. Bagaimana Bentuk pengembangan pendidikan multikultural di Indonesia ?

5
BAB II

PEMBAHASAN ISI MATERI

A. Perkembangan multikultural diindonesia

Pelaksanaan, pendidikan multikultural di Indonesia relatif baru dikenal sebagai suatu


pendekatan yang dianggap lebih sesuai bagi masyarakat indonesia yang heterogen, terlebih
pada masa otonomidan disentralisasi yang baru dilakukan. Pendidikan multikultural yang
dikembangkan di indonesia sejalan pengembangan demokrasi yang dijalankan sebagai
counter terhadap kebijakan disentralisasi dan otonomi daerah. Apabila hal itu dilaksanakan
dengan tidak berhati-hati justru akan menjerumuskan kita kedalam perpecahan nasional.
Menurut Azyumardi Azra, pada level nasional, berakhirnya sentralisme kekuasaan pada masa
orde baru memaksakan “ monokulturalisme” yang nyaris seragam. Memunculkan reaksi
balik, yang bukan tidak mengandung implikasi-implikasi negatif bagi rekonstruksi
kebudayaan indonesia yang multikultural. Bersamaan dengan proses otonomisasi dan
disentralisasi oleh kekuasaan pemerintahan, terjadi peningkatan gejala “provinsialisme” yang
hampir tumpang tindih dengan “ etnisitas” kecenderungan ini, jika tidak terkendali akan
dapat menimbulkan tidak hanya disentegrasi sosio-kultural yang amat parah, etapi juga
disintegrasi politik. Model pendidikan di Indoesia maupun dinegara-negara lain menunjukkan
keragaman tujuan yang menerapkan strategi dan sarana yang dipakai untuk mencapainya.
Sejumlah kritikus melihat bahwa revisi kurikulum yang sekolah yang dilakukan dalam
progam pendidikan multikultural di Inggris dan beberapa ditempat di Australia dan kanada,
terbatas pada keragaman budaya yang ada, jadi terbatas pada dimensi kognitif. Penambahan
informasi tentang keberagaman budaya merupakan model pendidikan multikultural yang
mencakup revisi atau materi pembelajaran, termasuk revisi buku-buku teks. Terlepas dari
kritik atau penerapan nya di beberapa tempat, revisi pembelajaran di Amerika Serikat
merupakan strategi yang dianggap paling penting dalam reformasi pendidikan dan kurikulum.
Penulisan kembali sejarah Amerika Serikat dari prespektif yang lebih beragam merupakan
suatu agenda pendidikan yang diperjuangkan intelektual, aktivis dan praktisi pendidikan. Di
jepang aktivis kemanusiaan melakukan advokasi serius untuk merevisi buku sejarah,
terutama yang menyangkut peran jepang. pada perang dunia II di Asia.walaupun diterima,
usaha inisudah mulai membuka mata sebagian masyarakat akan pentingnya perspektif baru,
tentang perang agar tragedi kemanusiaan tidak akan terulang kembali.sedangkan di Indonesia

6
masih diperlukan usaha yang panjang dalam merevisi buku-buku teks agar mengakomodasi
kontribusi dan partisipasi yang lebih inklusif bagi warga negara dari berbgai latar belakang
dalam pembetukkan Indonesia. Indonesia juga memerlukan pula materi pembelajaran yang
bisa mengatasi “dendam sejarah” diberbagai wilayah. Model lainnya adalah pendidikan
multikultural tidak sekedar merevisi materi pembelajaran tetapi melakukan reformasi dalam
sistem pembelajaran itu sendiri. Affirmative action dalam seleksi siswa sampai rekrutmen
pengajar di Amerika adalah salah satu strategi untuk membuat perbaikan ketimpangan
struktual terhadap kelompok minoritas.

B. Bentuk pengembangan pendidikan multikultural di Indonesia

Bentuk pengembangan multikultural disetiap negara dapat berbeda-beda sesuai dengan


permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing negara. Pengembangan pendidikan
multikultural di Indonesia dapat berbentuk :

1. Penambahan materi multikultural yang dalam aktualisasinya berupa pemberian materi


tentang berbagai budaya yang ada ditanah air dan budaya berbagai belahan dunia.
2. Berbentuk bidang studi atau mata pelajaran yang berdiri sendiri. Sekarang sudah ada
perintisan yng dilakukan dalam bentuk satu mata pelajaran atau bidang studi yang
berdiri sendiri. Hal ni dimaksudkan agar pendidikan multikultural sebagai ide,
gerakan reformasi dan proses tidak dilakukan sambil lalu dan seingatnya namun
benar-benar direncanakan secara sistematis.
3. Berbentuk program dan praktek terencana dari lembaga pendidikan. Pendidikan
multikultural berkaitan dengan tuntunan, kebutuhan, dan aspirasi dari kelompok yang
berbeda. Konsekuensinya., pendidikan multikultural tidak dapat diidentifikasi
sebagaipraktek aktual satu bidang atau program pendidikan saja.
4. Gerakan persamaan, gerakan ini lebih banyak dilihat sebagai kegiatan nyata daripada
sekedar dibicarakan dalam forum-forum ilmiah. Di kabupaten Nabire, papua ada
sebuah kampung yang mencerminkan gerakan kebhinekaan yang bernama kampung
Bhineka tunggal ika. Penduduk kampung Bhineka tunggal ika terdiri dari orang
Papua, Timor, jawa dan bugis. Mereka yang tinggal disana mendapat tanah seluas 2
hektar tiap kepala keluarga untuk ditanami dengan tanaman coklat dan tanaman
produktif lainnya. Mereka hanya boleh menggarap tanah itu dan tidak boleh menjual

7
nya. Mereka harus menunjukkan kemampuan betani yang baik lebih dahulu sebelum
dterima menjadi warga kampun Bhineka Tunggal Ika.
5. Proses tujuan pendidikan multikultural yang berasal keadilan sosial,persamaan,
demokrasi, toleransi dan penghoramatan hak asasi manusia tidak mudah tercapai.
Perlu proses panjang dan berkelanjutan.perlu ada pembudayaan digenap sektor
kehidupan. Tantangan pendidikan multikultural, baik dalam teori maupun praktek
adalah bagaimana meningkatkan keadilan bagi kelompok tertentu tanpa membatasi
kelompok dan kesempatan yang lain. sekalipun berbagai keomok dijadikan sasaran
untuk penguatan dan keadilan dalam pendidikan multikultural sesuai kebutuhan dan
tujuan, mereka menerima kebutuhannya sebagai beragam, Bertentangan, dan tidak
konsisten sebagaimana halnya pernah terjadi pada beberapa kelompok feminis dan
etns di masa lampau. Sebab utama dari ketegangan diantara berbagai kelompok yang
mungkin dikembangkan oleh praktek di dalam masyarakat yang meningkat
ketegangan, konflik dan keberagaman di antara mereka. Dalam hal in, tujuan
pendidikan multikultural adalah membantu anggota kelompok yang menjadi sasaran
agar lebih bersatu dan mendapatkan keuntungan yang signifikan dari koalisi. Koalisi
ini dapat menjadi wahana untuk perubahan sosial dan reformasi.

Pentingnya pendidikan mulikultural di Indonesia Untuk mengembangkan leterasi etnis dan


budaya. Memfasilitasi siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai budaya
semua kelompok etnis.dan perkembangan pribadi, memfasilitasi siswa bahwa sema budaya
setiap etnis sama nilai antar satu dengan yang lain. sehingga memiliki kepercayaan diri dalam
berinteraksi dengan orang lain (kelompo etnis) walaupun berbeda budaya masyarakatnya.
Klarifikasi nilai dan sikap. Pendidikan mengangkat nilai-nilai inti yang berasal dari prinsip
martabat manusia, keadilan, persamaan, dan demokratis. Sehingga pendidikan multikultural
membantu siswa memahami bahwa berbagai konflik nilai tidak dapat dihindari dalam
masyarakat pluralistik. Untuk menciptakan persamaan peluang pendidikan bagi semua yang
berbeda-beda ras, etis, kelas sosial, dan kelompok budaya.

Untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang


diperlukan dalam menjalankan peran-peran seefektif mungkin pada masyarakat demokrasi-
pluralistik serta diperlukan untuk berinterksi, negosiasi, dan komunikasi dengan warga dari
kelompok yang beragam agar tercipta sebuah tatanan masyarakat bermoral yang berjalan
untuk kebaikan bersama. Persamaan dan keunggulan pendidikan, tujuannya berkaitan dengan
peningkatan pemahaman guru terhadap bagaimana keragaman budaya membentuk gaya

8
belajar, perilaku mengajar, dan keputusan penyelenggaraan pendidikan. Keragaman budaya
berpengaruh pada pola sikap dan perilaku setia individu. Sehingga guru harus mampu
memahami siswa sebagai individu yang memiliki ciri unik dan memperhitungkan lingkungan
fsik dan sosial yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Memperkuar pribadi untuk
refrmasi sosial, pendidikan multikultural memfasilitasi peserta didik memiliki dan
mengembangkan sikap, nilai, kebiasaan, dan keterampilan sehingga mampu menjadi agen
perubahan sosial yang memiliki komitmen tinggi dalam reformasi masyarakat untuk
memberantas perbedaan etnis dan rasial. Dan memiliki wawasan kebagsaan atau kenegaraan
yang kokoh.

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
    Pendidikan multikultural yang dikembangkan di indonesia sejalan pengembangan
demokrasi yang dijalankan sebagai counter terhadap kebijakan disentralisasi dan otonomi
daerah. Apabila hal itu dilaksanakan dengan tidak berhati-hati justru akan menjerumuskan
kita kedalam perpecahan nasional. Pendidikan dalam suatu gerakan reformasi dapat
mengubah semua komponen kegiatan pendidikan. Pendidikan dimasa reformasi sekarang ini
tentu sangat membantu generasi penerus bangsa yang cerdas dalam membangun ilmu yang
positif diberikan kepada mereka untuk dikembangkan lagi untuk kepentingan negara
Indonesia sendiri, pendidikan multikultural ini mengarahkan setiap orang untuk saling
horma-menghoramati dan toleransi terhap perbedaan yang ada karena pendidikan
multikultural di Indonesia sangat berkurangnya kulitas maupun kuantitas masyarakat yang
cenderung menggunakan nilai-nilai dan moral yang dijadikan bangsa indonesia sebagai rasa
kekeluargaan.
    Masyarakat harus menanamkan sikap-sikap positif sosial terhadap sesama maupun
seksama terhadap bangsa dan tidak melupakan ideologi-ideologi bangsa sendiri  dan tidak
menjadi lunturnya jati diri bangsa, oleh karena itu dengan adanya pendidikan multikultural
di Indonesia dapat menumbuhkan rasa kepedulian terhadap seksama. Melalui hal ini warga
negara indonesia akan dapat tumbuh kepribadian sikap atau karakter yang berkulits dalam
mengembangkan rasa nasionalisme tertama dalam mempelajari pendidikan multikultural.

B. Saran
    Pendidikan multikultural tidak hanya dipelajari dikalangan mahasiswa saja tetapi
semua kalangan masyarakat secara umum wajib mempelajari dan memaham konsep-
konsep pendidikan multikultural yang ada di Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku
   
Sutarno. 2007. Pendidikan Multikultural. Jakarta : Depdiknas

Naim, Ngainum dan Achmad Saiqu. 2008. Pendidikan Multikultural, Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Jurnal

Amrin, Tatang M. 2012 Implementasi Pendekatan Pendidikan Multikultural Kontekstual Berbasis


Kearifan Lokal Indonesia. Jurnal Pembangunan :

 Sunarto, Komanto, Hong,usselhing-khng, Saifudin,Achmad F (Eds).2004. Multicultural Education in


Indonesia Ansoutheast Asia.Depok : Jurnal Antropologi Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai