Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

SEMINAR BIMBINGAN DAN KONSELING


(REVIEW JURNAL)

DOSEN PEMBINA:

Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd
Prof. Dr. Mudjiran, M.S., Kons
Dr. Alizamar, M.Pd. Kons



OLEH:
JUMADI MORI SALAM TUASIKAL
(1308907)


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

KATA PENGANTAR



Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas review jurna ini. Salawat beserta salam semoga
disampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW, selaku pemimpin umat pengajar ilmu
sejati dari Allah SWT.
Untuk dapat menyelesaikan tugas akhir seminar bimbingan dan konseling ini, saya
banyak menerima bantuan dan bimbingan serta sumbangan pemikiran dari berbagai pihak.
Berkenaan dengan itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga semua
partipasi yang telah diberikan kepada saya mendapat pahala dari Allah SWT, Amin.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pembaca. Sekali lagi diucapkan terima kasih semoga informasi dari review jurnal ini
bermanfaat bagi kita semua.

Padang, April 2014


Jumadi Mori Salam Tuasikal











DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI..

PEMBAHASAN.
I. Review Jurnal 1..
A. Profil Jurnal....
B. Analisis Jurnal....
C. Kesamaan dengan materi seminar BK...
D. Kesimpulan
II. Review Jurnal 2..
A. Profil Jurnal....
B. Analisis Jurnal....
C. Kesamaan dengan materi seminar BK...
D. Kesimpulan.
III. Review Jurnal 3....
A. Profil Jurnal.
B. Analisis Jurnal.
C. Kesamaan dengan materi seminar BK
D. Kesimpulan.

LAMPIRAN.



i
ii

1
1
1
1
2
2
3
3
3
4
5
5
5
5
6
7

8

PEMBAHASAN
I. REVIEW JURNAL 1
A. PROFIL JURNAL
Judul : Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Praksis Pendidikan di
Indonesia (The Implementation of Multicultural Education in The
Education Practices in Indonesia)
Peneliti : Ahmad Hidayatullah Al Arifin
Publikasi : Jurnal Pembangunan Pendidikan : Fondasi dan Aflikasi
Terbitan : Volume 1, No 1, Juni Tahun 2012

B. ANALISIS JURNAL
Dari hasil analisis saya, jurnal tersebut membahas dan menekankan tentang
legalitas sistem pendidikan Indonesia yang termuat di dalam sistem perundang-
undangan Negara sebagai refresentasi dari pada cita-cita dan tujuan Negara yang
berdasarkan kondisi dan realita yang ada di Indonesia, ini diharapkan dapat
mentransformasikan nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi dan paradigma dasar
bernegara. Jurnal ini mengkaji tentang aspek multikultural yang ada di Indonesia
berdasarkan konsep pendidikan yang sedang berlangsung saat ini.
Mengenai konsep multikultural yang dibahas pada jurnal ini, menganggap
bahwa penerapan pendidikan multikultural yang ada sekarang dilaksanakan tidak
fleksibel dan hanya berbentuk mata pelajaran semata ataupun belum jelas arah
pendidikan multikultural sehingga ini tidak relepan dengan aspek dinamis pendidikan
yang selalu berkembang. Evaluasi pendidikan multikultural yang terjadi sekarang ini
jika tidak disikapi dengan bijaksana oleh pemerintah dan praktisi pendidikan yakni
para pengajar/pendidik (Guru) maka kondisi multikultural yang positif dapat
berpotensi mengakibatkan malapetaka dalam artian yang negative yang berdampak
terhadap kekacauan negara, katakanlah konflik yang berlatar belakang suku, adat
istiadat, budaya, dan juga agama jika penanaman dan pelaksanaan pendidikan
multikultural tidak terlaksana dengan semestinya.
Tugas dari pada pelaksanaan pendidikan multikultural yang ditekankan di
dalam jurnal ini yaitu selain menyatukan bangsa sendiri yang terdiri dari bermacam

budaya di sisi lain juga menyiapkan bangsa Indonesia untuk siap menghadapi arus
budaya luar yang masuk ke negeri ini. Walaupun dikatakan bahwa perbedaan
penerapan pendidikan multikultural yang sangat berbeda antara Indonesia yang masih
sangat rendah kualitasnya atau terbelakang dibandingkan dengan kondisi pendidikan
multikultural yang diterapkan di Amerika sekarang ini yang sudah maju. Namun
terlepas dari itu semua pendidikan multikultural yang di terapkan di Indonesia sangat
relevan dengan kondisi kekinian yang sesuai asas demokrasi dengan pemahaman multi
etnis, multi ras, dan lain sebagainnya yang di satukan di lembaga sekolah sebagai
bentuk aplikasi dari sistem pendidikan dengan berdasar pada konsep pendidikan
multikultural yang terdiri atas lima dimensi yaitu; integrasi konten, proses penyusunan
program, mengurangi prasangka, pedagogi setara, serta budaya sekolah dan struktur
sekolah yang memberdayakan.

C. KESAMAAN DENGAN MATERI SEMINAR BK
Dari materi-materi pada mata kuliah seminar bimbingan dan konseling yang
memiliki keterkaitan yang lebih mendalam dengan isi dari pada jurnal ini di antaranya
adalah:
a) Perkembangan dan praktik bimbingan dan konseling di Indonesia
b) Bimbingan dan konseling di dalam masyarakat multikultural
Dari dua materi di atas jika kita lihat dari perspektif jurnal ini maka ada
beberapa hal yang menjadi subtansi yaitu:
a) Perkembangan Pendidikan multikultural belum maksimal di Indonesia karena
masih banyak terjadi kekerasan dan konflik sosial yang berlatar belakang
perbedaan budaya.
b) Partisipasi konselor dalam pelaksanaan konseling lintas budaya belum
sepenuhnya terlaksana ini di karenakan spesifikasi konseling multikultural
belum menyentuh masyarakat secara langsung.
c) Harus ada Perubahan pada konsep pendidikan multikultural di Indonesia.

D. KESIMPULAN
Dari hasil analisis di atas jika saya kaitkan dengan pelaksanaan bimbingan dan
konseling maka yang dapat saya simpulkan bahwa kondisi pendidikan multikultural
yang ada di Indonesia sudah seyogiannya di tangani secara sistematis oleh pemerintah

melalui sistem pendidikan yang menghasilkan kebijakan yang menguntungkan serta
berbasis keilmuan yang jelas arahnya, untuk itu sebagai bagian dari pendidikan peran
bimbingan konseling dalam mengatasi ketertinggalan pendidikan harus lebih intensip
lagi karena kenyataan yang terjadi di Negara ini masih sangat jauh dari harapan
terkhususnya menangani keanekaragaman budaya yang seringkali berunjung kepada
sebuah konflik yang seringkali menyebabkan kekacauan negara. Ini artinya bahwa
konsep konseling lintas budaya yang secara ideal harus di terapkan dalam menghadapi
hal-hal seperti ini belum berjalan maksimal di samping pengaruh dari faktor-faktor
lain.
Peran konselor sebagai pelaksana program bimbingan dan konseling di dalam
masyarakat multikultural terkhususnya dari dalam lembaga sekolah harus mampu
memberikan pembelajaran kepada para siswa ataupun masyarakat secara menyeluruh
melalui konsep pemberian konseling berbasis layanan mengenai budaya bangsa
sehingga pada diri setiap anak bangsa akan terpatri karakter cerdas yang berdasar pada
nilai luhur pancasila dan pada akhirnya masalah-masalah budaya dapat terentaskan
atau dikurangi serta dapat mensejajarkan konsep pendidikan Indonesia dengan
Negara-negara maju yang ada di dunia.


II. REVIEW JURNAL 2
A. PROFIL JURNAL
Judul : Kendala Multikulturalisme di Indonesia: Analisis Diakronis dan
Sinkronis (The Multiculturalism Obstacles in Indonesia the analisis of
Diachronic and Syncronic)
Peneliti : Imam Setyobudi dan Mukhlas Alkaf
Publikasi : MUDRA Jurnal Seni Budaya ISSN 0854-3461
Terbitan : Volume 226, Nomor 2, Juli 2011

B. ANALISIS JURNAL
Dari hasil analisis saya, jurnal tersebut membahas tentang kondisi
multikultural yang ada di Indonesia berdasarkan konsep keanekaragaman budaya

antara satu daerah dengan daerah yang lain mulai dari suku, etnis, agama, adat
istriadat dan tata cara berkehidupan menurut norma masing-masing.
Konsep multikultural yang dibahas pada jurnal ini, memaparkan tentang latar
belakang Indonesia sehingga di kenal sebagai Negara multikultural yang dikaji
menggunakan analisis diakronis (acuan waktu) tinjauan aspek hukum dan paradigma
dasar Negara dan sinkronis (analisis mendalam) yang terdiri dari beberapa periode
yaitu kesadaran nasionalisme, periode 1949-1965, periode 1966-1997 dan faktor
ketidakadilan.
Selain itu jurnal ini memberikan gambaran tentang fenomena-fenomena yang
selalu saja menjadi masalah di Negara ini, mulai dari konflik daerah, diskriminasi
terhadap minoritas atas dasar agama dan kesenjanagn sosial ekonomi.
Multikulturalisme berupaya menyelesaikan ketegangan antar budaya dengan bersifat
empati dengan melihat dari sudut pandang pihak lain sehingga merasa memliki ruang
kebersamaan yang dapat memperkuat ketahanan Negara.

C. KESAMAAN DENGAN MATERI SEMINAR BK
Dari materi-materi pada mata kuliah seminar bimbingan dan konseling yang
memiliki keterkaitan yang lebih mendalam dengan isi dari pada jurnal ini di antaranya
adalah:
a) Perkembangan dan praktik bimbingan dan konseling di Indonesia
b) Bimbingan dan konseling di dalam masyarakat multikultural
Dari dua materi di atas jika kita lihat dari perspektif jurnal ini maka ada
beberapa hal yang menjadi subtansi yaitu:
a) Sejarah tentang Kondisi multikultural dalam Negara Indonesia di pandang dari
berbagai aspek.
b) Berbagai macam persoalan yang di hadapi Negara multikultural seiring
berjalannya waktu dengan latar belakang kondisi yang berbeda-beda.
c) Kebijakan pemerintah dalam keseluruhan bidang kehidupan bernegara yang
berkeadilan.
d) Pemahaman konsep multikultural untuk menangani kehidupan multikultural di
Indonesia perlu ditangani dengan sebijak mungkin.



D. KESIMPULAN
Dari hasil analisis di atas jika saya kaitkan dengan pelaksanaan bimbingan dan
konseling maka yang dapat saya simpulkan yaitu untuk dapat menerapkan kondisi
multikultural yang ideal maka seluruh komponen yang harus berpartisipasi untuk
mewujudkannya, di sinilah peran konselor sebagai seoarang praktisi (peneliti,
pendidik dan konsultan) dapat mengkaplikasikan keilmuannya melalui pelayanan
konseling yang berbasis budaya kepada orang-orang yang membutuhkan.
Kemudian pemaparan-pemaparan kondisi realita beserta masalah di Indonesia
beserta faktor-faktor yang menjadi penyebab terganggunya terselengarannya
multikulturalisme di Indonesia dengan baik dapat dianalisis dan dijadikan bahan
sebagai rujukan oleh para konselor untuk mencari rumusan tepat sebagai jawaban atas
ketidak pastian dan kekacauan budaya di Negara ini.
Namun jika kita tinjau dari sudut pandang perkembangan bangsa Indonesia
pelaksanaan bimbingan dan konseling masih hanya terfokus pada lingkup sekolah
saja, artinya bahwa kehidupan sosial bermasyarakat yang lebih kompleks belum begitu
banyak tersentuh oleh para konselor melalui praktek-praktek konseling yang lebih
spesifik lagi seperti konseling lintas budaya ataupun bentuk lain yang relevan dengan
konsep multikulturalisme yang ada di Indonesia.

III. REVIEW JURNAL 111
A. PROFIL JURNAL
Judul : The Counseling Profession in Russia: Historical Roots, Current
Trends, and Future Perspectives
Peneliti : Cristine L. Currie, Marina V. Kuzmina, and Ruslan I Nadyuk
Publikasi : Journal of Counseling & Developmen
Terbitan : Oktober 2012, Volume 90

B. ANALISIS JURNAL
Dari hasil analisis saya, jurnal tersebut membahas tentang kemunculan profesi
konseling di Negara Russia sebagai dampak dari kondisi sosial yang dihadapi oleh
masyarakat Russia setelah pisah dari uni soviet mengakibatkan kondisi di mana

masyarakat masih berada dalam masa transisi yang dipengaruh nuansa politik yang
totaliter dan suasana sosial sehingga sangat berpengaruh terhadap kondisi
manusiannya yang traumatic.
Perkembangan konseling yang dimulai dengan nama psikologi sosial pada saat
itu di Russia mulanya dijadikan sebagai alat oleh pemerintah yang totaliter dalam
membantu mengsukseskan agenda pemerintahnya yang otoliter. Disamping itu
orientasi masyarakat Russia yang bertolak dari kondisi ekonomi politik yang carut
marut berakibat banyak sekali masyarakatnya yang mengalami kesusahan dalam
mencari kerja tak jarang banyak yang terkena masalah kesehatan mental yang pada
akhirnya menjadi bidang garapan psikologi sosial atau konseling.
Perkembangan konseling sekarang di Russia mulai di arahkan kepada
konseling murni tidak lagi menggunakan nama psikologi sosial sehingga sekolah-
sekolah dan perguruan tinggi sudah mulai dibuka program konselingnya, sedangkan
aplikasi dari penerapan konseling di Russia dapat kita lihat dengan mulainya
konseling yang menyentuh lapisan masyarakat misalnya konseling pranikah,
konseling family dan lain sebagainya. Ini di perkuat dengan di berdirikannya
organisasi konseling sebagai wadah profesi di Russia.

C. KESAMAAN DENGAN MATERI SEMINAR BK
Dari materi-materi pada mata kuliah seminar bimbingan dan konseling yang
memiliki keterkaitan yang lebih mendalam dengan isi dari pada jurnal ini adalah:
Perkembangan bimbingan konseling dalam masyarakat totaliter
Dari materi di atas jika kita lihat dari perspektif jurnal ini maka ada
beberapa hal yang menjadi subtansi yaitu:
a) Sejarah tentang kondisi konseling pada Negara Russia yang di mulai dengan
nama psikologi
b) Berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat serta praktisi konseling yang
dimanfaatkan oleh pemerintah demi kepentingan sendiri
c) Kebijakan pemerintah dalam keseluruhan bidang kehidupan bernegara yang
totaliter
d) Perkembangan dan Perubahan paradigma dari psikologi sosial kepada
konseling murni di Negara Russia


D. KESIMPULAN
Dari hasil analisis di atas jika saya kaitkan dengan pelaksanaan konseling
(masih bernama psikologi sosial) maka yang dapat saya simpulkan bahwa pelaksanaan
bimbingan konseling di Russia pada mulanya hadir sebagai tanggapan atas revolusi
industry di Russia di mana pada saat itu masyarakat sangat membutuhkan pekerjaan di
samping itu kondisi mental masyarakat yang juga terganggu oleh kondisi ekonomi dan
kondisi politik saat itu.
Kondisi Negara Russia sangat bersifat totaliter seluruh kebijakan menyangkut
dengan aktivitas berkehidupan harus sesuai dengan kemauan penguasa sehingga gerak
langkah psikologi sosial (konseling) seakan dibatasi. Namun seiring berkembanganya
waktu Russia yang pada akhirnya pisah dari Uni Soviet perlahan mengembangkan
system demokrasi yang beripmlikasi terhadap berkembangnya bimbingan dan
konseling murni, sehingga sekarang sudah dibuka sekolah-sekolah untuk bimbingan
dan konseling serta sudah banyak organisasi-organisasi bimbingan dan konseling yang
didirikan di Russia orientasi konseling di Russia lebih berkembang di luar.




























LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai