Anda di halaman 1dari 16

SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DALAM


PEMBELAJARAN PAI DI MTS MUNCAR

Diajukan Untuk Seminar Proposal Penelitian


Dalam Penyusunan Skripsi

Disusun Oleh :
MOH. FARHAN DZUL QORNAIN
NIM : 2020390101275

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY
GENTENG-BANYUWANGI
2023 - 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi ini. Amin
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang didapat baik dari segi moril maupun materil. Namun berkat
pertolongan Alloh SWT. berupa kesungguhan dan bantuan berbagai pihak, akhirnya
proposal skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu Penulis mengucapkan terima
kepada yang terhormat :
1. Dr. H. Kholilur Rahman, M.Pd.I selaku rektor Institut Agama Islam (IAI)
Ibrahimy Genteng Banyuwangi.
2. Dr Fathi Hidayah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
(IAI) Ibrahimy Genteng Banyuwangi.
3. Dr. H. Ahmad Aziz Fanani, M.Pd.I selaku ketua Progam Studi Pendidikan
Agama Islam IAI Ibrahimy Genteng Banyuwangi.
4. Dr Fathi Hidayah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I yang telah mencurahkan
segenap tenaga dan pikirannya dalam memberikan bimbingan terhadap
penyusunan proposal skripsi ini.
5. Dr Fathi Hidayah, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah mencurahkan
segenap tenaga dan pikirannya dalam memberikan bimbingan terhadap
penyusunan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh kaenanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat dibutuhkan
demi kesempurnaanya proposal skripsi ini. Teriring doa semoga amal kebaikan dari pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian proposal skripsi ini mendapat pahala dari Allah
SWT, dan semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Amiin.
Banyuwangi, Juli 2023

Penulis
DAFTAR ISI

II
II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Kebenaran


dari pernyataan ini dapat dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu
beragam dan luas. Sekarang ini, jumlah pulau yang ada di wilayah NKRI ada sekitar
13.000 pulau besar dan kecil. Populasi penduduknya berjumlah lebih dari 200 juta jiwa,
terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang berbeda. Selain itu,
mereka juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam seperti Islam, katholik,
kristen protestan, Hindu, Budha, Konghucu serta berbagai macam aliran kepercayaan dan
agama lainnya.(Yaqin 2021)
Beragamnya kultur dan budaya mengakibatkan rentan bagi timbulnya konflik
antar budaya dan kultur yang berbeda. Persoalan tersebut menjadi salah satu penyebab
utama dari terjadinya konflik sosial multikulturalisme sebagai penghormatan dan
penghargaan terhadap bentuk keragaman dan perbedaan baik etnis, suku, agama maupun
simbol-simbol perbedaan lainnya menjadi penting untuk ditanamkan dalam dunia
pendidikan.(Ma et al. 2019)
Kurangnya pemahaman yang komprehensif mengenai multikulturalisme
pada akhirnya akan menyebabkan kemerosotan moral generasi muda. Sikap-sikap
seperti solidaritas, menghargai sesama dan gotong royong akan hilang karena
pemahaman yang tidak lengkap. Adanya arogansi akibat dominasi budaya
mayoritas menyebabkan kurangnya pemahaman dalam berinteraksi dengan
budaya dan masyarakat lain, serta seringkali sikap dan perilaku yang tidak
simpatik, berbeda dengan nilai-nilai budaya luhur yang ditunjukkan oleh nenek
moyang dan penguasa sebelumnya.
Selain konflik antar umat beragama, masyarakat juga dihadapkan pada
dekadensi moral, dan kekacauan kemanusiaan. Tantangan modernitas telah
menjerumuskan manusia berlomba-lomba mengejar materi, menghimpun
kekayaan, meraih popularitas, dan bergelimang kemewahan dan kenikmatan

II
duniawi, dan mengakibatkan hidup di zaman ini menjadi keras. Kelangkaan
perspektif moral dalam kehidupan bernegara juga merebak dalam bentuk korupsi,
suap, kolusi, dan nepotisme di kalangan penyelenggara negara. Kelangkaan
perspektif etika di kalangan para penguasa politik dan ekonomi telah memicu
meruyaknya penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dalam berbagai sudut
kehidupan.(Hermawan, Mufarroha, and Baihaqi 2020)
Pendidikan sudah selayaknya berperan dalam menyelesaikan konflik yang terjadi
di masyarakat. Pendidikan harus mampu memberikan tawaran-tawaran yang
mencerdaskan, antara lain dengan cara mendesain materi, metode, hingga kurikulum yang
mampu menyadarkan masyarakat akan pentingnya sikap saling toleran, menghormati
perbedaan suku, agama, ras, etnis dan budaya masyarakat Indonesia yang multikultural.
Sudah selayaknya pendidikan berperan sebagai media transformasi sosial budaya dan
multikulturalisme (Muttaqin 2018)
Oleh karena itu, pendidikan berbasis multikultural sangat penting untuk
dilakukan sejak dini, Pendidikan multikultural yang merupakan sikap menerima
kemajemukan ekspresi budaya manusia dalam memahami pesan utama agama, terlepas
dari rincian utamanya. Basis utamanya dieksplorasi dengan melandaskan pada ajaran
Islam, sebab dimensi Islam menjadi dasar pembeda sekaligus titik tekan dari kontruksi
pendidikan ini. Pengunaan kata pendidikan Islam tidak dimaksudkan untuk menegaskan
ajaran agama lain, tetapi justru untuk meneguhkan bahwa Islam dan pendidikan Islam
sangat erat dengan ajaran yang menghargai pluralis-multilukultural. Sesuai dengan visi
pendidikan Islam yakni terwujudnya manusia yang bertaqwa, berakhlak mulia,
berkepribadian luhur, berilmu, terampil dan mampu mengaktualisasikan diri dalam
kehidupan masyarakat. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang pada
umumnya mengajarkan berbagai materi pelajaran, perlu mengadakan suatu pengajaran
baru untuk mengembangkan pendidikan Islam sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk
meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama
Islam, sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(Fauzi 2022)
Pendidikan multikultural tidak hanya dapat di implementasikan melalui
pendidikan formal, tetapi juga pada pendidikan non formal. Dalam pendidikan formal
pendidikan multikultural tidak harus di rancang khusus sebagai muatan subtansi

II
tersendiri, tetapi dapat diintegrasikan dalam kurikulum yang sudah ada melalui bahan ajar
atau buku teks.
Berdasarkan suatu fakta, MTS Muncar kec. Muncar kab. Banyuwangi telah
memasukkan nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran pendidikan agama islam.
Yakni adanya guru pendidikan agama islam yang memasukkan nilai-nilai kultural pada
saat mengajar pendidikan agama islam. Perhatian terhadap nilai-nilai multikultural
tersebut karena adanya latar belakang siswa yang beragam suku dan budayanya serta
mengingat lokasi sekolah terletak di tengah-tengah desa sehingga di temukan beragam
suku di dalamnya jika keragaman tersebut tidak dikelola dengan menanamkan nilai-nilai
multikultural, maka sangat potensi untuk terjadinya konflik
Beberapa paparan di atas menarik untuk di teliti dan dikaji karena pentingnya
pendidikan islam dalam masyarakat yang multikultural ini, sehingga peneliti akan
meneliti mengenai bagaimana Implementasi pendidikan multikultural dalam
pembelajaran pendidikan agama islam di MTS Muncar Kec. Muncar Kab. Banyuwangi

B. Rumusan Masalah
Setelah melihat latar belakang yang ada dan agar dalam penelitian ini
tidak terjadi kerancauan, maka penulis dapat membatasi dan merumuskan
permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini.

1. Bagaimana implementasi pendidikan multikultural dalam pembelajaran


pendidikan agama islam di Mts Muncar Kec. Muncar Kab. Banyuwangi ?
2. Bagaimana bentuk Dan Nilai-Nilai pendidikan multikultural dalam
pembelajaran pendidikan agama islam di Mts Muncar Kec. Muncar Kab.
Banyuwangi ?

II
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan multikultural dalam
pembelajaran pendidikan agama islam di Mts Muncar Kec. Muncar Kab.
Banyuwangi
2. Untuk mengetahui bentuk Dan Nilai-Nilai pendidikan multikultural dalam
pembelajaran pendidikan agama islam di Mts Muncar Kec. Muncar Kab.
Banyuwangi

D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat yaitu :
a. Memberikan gagasan terkait penerapan pendidikan multikultural dalam
kajian pendidikan agama Islam dan bahan ajar lainnya.
b. Memberikan masukan ilmiah dan edukatif kepada peserta didik,
termasuk cara berinteraksi satu sama lain, penghormatan budaya, dan
toleransi dalam berbudaya
c. Sebagai pijakan dan referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya
yang berhubungan implementasi pendidikan multikultural Siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Secara Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung mengenai
penerapan Pendidikan Multikultural siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
b. Bagi Pendidik Dan Calon Pendidik
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang
penerapan Pendidikan Multikultural siswa dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
c. Bagi Sekolah

II
sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran
yang lebih produktif demi terbentuknya peserta didik yang beradab di
tengah-tengah masyarakat yang multikultural.

II
BAB II
KAJIAN TIORI

A. Implementasi Pndidikan Multikultural


a. Pengertian Implementasi
Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
pelaksanaan atau penerapan. “implementasi adalah bermuara pada
aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem.
Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”. Pengertian
implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa
implementasi adalah bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang
terencana dan dilakukan secara sungguh–sungguh berdasarkan acuan
norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu,
implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek
berikutnya.
“implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling
menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang
efektif. Pengertian implementasi yang dikemukakan ini, dapat
dikatakan bahwa implementasi yaitu merupakan proses
untuk melaksanakan ide, proses atau seperangkat aktivitas baru dengan
harapan orang lain dapat menerima dan melakukan penyesuaian dalam
tubuh birokrasi demi terciptanya suatu tujuan yang bisa tercapai
dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya. implementasi
adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjadi
tindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi.
Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program.
(Rosad 2019)

II
b. Pengertian Pendidikan
Dalam Perundang-undangan tentang Sistem Pendidikan No.20
tahun 2003, mengatakan bahwa Pendidikan merupakan “usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat”. Definisi dari Kamus Bahasa
Indonesia (KBBI) kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ serta
mendapatkan imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, sehingga kata ini memiliki
pengertian sebuah metode, cara maupum tindakan membimbing. Dapat
didefinisi pengajaran ialah sebuah cara perubahan etika serta prilaku
oleh individu atau sosial dalam upaya mewujudkan kemandirian dalam
rangka mematangkan atau mendewasakan manusia melalui upaya
pendidikan, pembelajaran, bimbingan serta pembinaan.
Definisi pendidikan dalam arti luas adalah Hidup. Artinya bahwa
pendidikan adalah seluruh pengetahuanbelajar yang terjadi sepanjang
hayat dalam semua tempat serta situasi yang memberikan pengaruh
positif pada pertumbuhan setiap makhluk individu. Bahwa pendidikan
berlangsung selama sepanjang hayat (long life education). Pengajaran
dalam pengertian luas juga merupakan sebuah proses kegiatan
mengajar, dan melaksanakan pembelajaran itu bisa terjadi di lingkungan
manapun dan kapanpun, Secara harfiah arti pendidikan adalah mendidik
yang dilaksanakan oleh seorang pengajar kepada peserta didik,
diharapkan orang dewasa pada anak-anak untuk bisa memberikan
contoh tauladan, pembelajaran, pengarahan, dan peningkatan etika-
akhlak, serta menggali pengetahuan setiap individu. Pengajaran yang
diberikan pada peserta didik bukan saja dari pendidikan formal yang
dilaksanakan oleh pemegang kekuasaan, namun dalam hal ini fungsi
keluarga serta masyarakatlah yang amat penting dan menjadi wadah
pembinaan yang bisa membangkitkan serta mengembangkan
pengetahuan serta pemahaman (Pristiwanti et al. 2022)

II
c. Pengertian Multikultural
Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Pengertian
kebudayaan menurut para ahli sangat beragam, namun dalam konteks
ini kebudayaan dilihat dalam perspektif fungsinya sebagai pedoman
bagi kehidupan manusia. Dalam konteks perspektif kebudayaan
tersebut, maka multikulturalisme adalah ideologi yang dapat menjadi
alat atau wahana untuk meningkatkan derajat manusia dan
kemanusiannya. Multikulturalisme mengakui dan mengagungkan
perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara
kebudayaan.
Multikulturalisme memandang sebuah masyarakat mempunyai
sebuah kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat yang
coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik tercakup semua
kebudayaan dari masyarakat-masyarakat lebih kecil yang membentuk
terwujudnya masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai
kebudayaan seperti sebuah mosaik tersebut.(Ibrahim 2013)
Pendidikan multikultural merupakan respons terhadap
perkembangan keragaman populasi sekolah, sebagaimana tuntutan
persamaan hak bagi setiap kelompok. Hal ini dapat diartikan bahwa
pendidikan multikultural adalah pendidikan yang mencakup seluruh
siswa tanpa membedakan kelompok-kelompoknya, seperti gender,
etnis, ras, budaya, strata sosial, dan agama
Istilah multikultural dapat digunakan baik pada tingkat
deskriptif, maupun normatif, yang menggambarkan isu-isu dan
masalah- masalah pendidikan yang berkaitan dengan masyarakat
multikultural. Lebih jauh ia juga mencakup pengertian tentang
pertimbangan terhadap kebijakan- kebijakan dan strategi-strategi
pendidikan dalam masyarakat multikultural. Dalam konteks deskriptif
ini, kurikulum pendidikan multikultural mestilah mencakup subjek-
subjek seperti: toleransi, tema-tema tentang perbedaan etno-kultural dan
agama, bahaya diskriminasi, penyelesaian konflik dan mediasi, HAM,
demokrasi dan pluralitas, multikulturalisme, kemanusiaan universal,
dan subjek-subjek lain yang relevan.(Suharsono 2017)

II
d. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses di mana individu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, pemahaman, atau perubahan perilaku
melalui pengalaman, studi, instruksi, atau interaksi dengan
lingkungannya. Ini adalah cara utama di mana manusia dan makhluk
lainnya memperoleh pengetahuan dan beradaptasi dengan lingkungan
mereka.
Pembelajaran dapat terjadi dalam berbagai konteks, termasuk di
sekolah, di rumah, di tempat kerja, dan dalam kehidupan sehari-hari. Ini
dapat mencakup pembelajaran akademis, keterampilan praktis, nilai-
nilai sosial, dan banyak aspek lain dari pengembangan individu.
Pembelajaran dapat bersifat sengaja, seperti ketika seseorang mengikuti
kursus atau pelatihan, atau bersifat tak sengaja, seperti saat seseorang
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sehari-hari.
Pembelajaran dapat terjadi melalui berbagai metode, seperti
pembelajaran visual, auditori, atau kinestetik. Faktor-faktor seperti
motivasi, perhatian, dan umpan balik juga memainkan peran penting
dalam proses pembelajaran. Terdapat banyak teori dan pendekatan
pembelajaran yang berbeda yang telah dikembangkan oleh psikolog dan
pendidik untuk memahami bagaimana orang belajar dan bagaimana
meningkatkan efektivitas pembelajaran. (Asrori 2016)

II
B. Pndidikan Multikultural Dalam Prespektif Islam
pendidikan multikultural dalam perspektif Islam melibatkan
prinsip-prinsip Islam dalam proses pendidikan yang menghormati,
menerima, dan menghargai keragaman budaya, agama, dan etnis
dalam masyarakat. Ini dapat dilakukan dengan memperhatikan
beberapa aspek berikut:
1. Toleransi dan Penghargaan Terhadap Keragaman:
Pendidikan multikultural dalam perspektif Islam harus
menekankan pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap
perbedaan. Islam mengajarkan untuk menghormati semua
manusia tanpa memandang latar belakang etnis, budaya, atau
agama mereka.
2. Pengajaran Nilai-Nilai Islam yang Inklusif:
Pendidikan Islam harus mengajarkan nilai-nilai Islam yang
inklusif, seperti kasih sayang, keadilan, dan persaudaraan. Ini
akan membantu siswa memahami bahwa Islam mendorong
penghormatan terhadap semua manusia, tanpa memandang asal
usul mereka.
3. Kurikulum yang Beragam:
Kurikulum pendidikan harus mencerminkan keragaman budaya
dan agama dalam masyarakat. Ini dapat mencakup studi tentang
berbagai budaya, agama, dan tradisi di dunia.
4. Pelibatan Masyarakat:
Melibatkan orang tua, komunitas, dan pemimpin agama dalam
proses pendidikan dapat membantu mempromosikan
pemahaman yang lebih baik tentang keragaman. Sekolah dan
lembaga pendidikan dapat bekerja sama dengan masyarakat
untuk mengadakan acara yang memperkuat persatuan dan
harmoni.

II
5. Penghormatan Terhadap Agama Lain:
Pendidikan multikultural dalam perspektif Islam juga harus
mengajarkan penghormatan terhadap agama lain. Ini termasuk
memahami keyakinan dan praktik agama lain serta menghindari
perilaku diskriminatif.
6. Pendidikan Anti-Diskriminasi:
Pendidikan harus memasukkan komponen anti-diskriminasi
yang aktif, yang mengajarkan kepada siswa tentang dampak
negatif dari diskriminasi dan cara-cara untuk menghindarinya.
7. Berbagi Pengalaman dan Cerita:
Melibatkan siswa dalam berbagi pengalaman dan cerita mereka
sendiri tentang keragaman budaya dan agama dapat membantu
mempromosikan pemahaman yang lebih baik dan mempererat
hubungan antar-siswa.
8. Membangun Dialog Antaragama:
Mendorong dialog dan diskusi yang sehat antara siswa dari
berbagai latar belakang agama dapat membantu memecahkan
stereotip dan memperkuat pemahaman tentang perbedaan.

Pendidikan multikultural dalam perspektif Islam


seharusnya berfokus pada nilai-nilai universal Islam yang
mendukung harmoni sosial dan penghormatan terhadap semua
manusia. Dengan demikian, pendidikan dapat berperan dalam
membangun masyarakat yang lebih inklusif dan saling
menghormati.

Asrori, Mohammad. 2016. “Pengertian, Tujuan Dan Ruang Lingkup Strategi

II
Pembelajaran.” Madrasah 6 (2): 26. https://doi.org/10.18860/jt.v6i2.3301.
Hermawan, Jerry David, Amaliya Mufarroha, and Achmad Baihaqi. 2020.
“Mengembangkan Nilai-Nilai Multikulturalisme Dalam Pendidikan Islam.”
EDUSIANA: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam 07 (01): 51–73.
Ibrahim, Rustam. 2013. “PENDIDIKAN MULTIKULTURAL : Pengertian ,
Prinsip , Dan Relevansinya Dengan Tujuan Pendidikan Islam.” Addin 7 (1):
1–26.
Ma, Liran, Jianbin Luo, 桑原信弘, Takuya Hiramoto, Yasushi Onumata,
Yoshitaka Manabe, Hiromitsu Takaba, et al. 2019. “No 主観的健康感を中
心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析
Title.” Proceedings of the Institution of Mechanical Engineers, Part J:
Journal of Engineering Tribology, 2019.
Muttaqin, Ahmad Izza. 2018. “Nila-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Al
Quran (Kajian Tafsir Al Misbah Qs. Al Hujurat: 13).” Jurnal Darussalam;
Jurnal Pendidikan, Komunikasi Dan Pemikiran Hukum Islam 9 (2): 283–93.
Pristiwanti, D, B Badariah, S Hidayat, and R. S Dewi. 2022. “Pengertian
Pendidikan.” Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) 4 (6): 1707–15.
Rosad, Ali Miftakhu. 2019. “Implementasi Pendidikan Karakter Melalui
Managemen Sekolah.” Tarbawi: Jurnal Keilmuan Manajemen Pendidikan 5
(02): 173. https://doi.org/10.32678/tarbawi.v5i02.2074.
Suharsono, Suharsono. 2017. “Pendidikan Multikultural.” EDUSIANA: Jurnal
Manajemen Dan Pendidikan Islam 4 (1): 13–23.
https://doi.org/10.30957/edusiana.v4i1.3.
“View of Implementasi Pendidikan Multikultural Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SD/MI.” n.d. Accessed November 6, 2023.
https://journal.unuha.ac.id/index.php/jemari/article/view/1502/579.
Yaqin, M. Ainul. 2021. “Pendidikan Multi Kultural.” Google Books.
https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=Y34SEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=pendidikan&ots=
1vQKfj--pa&sig=F7l62T80HHngZw2oNjANnh5CcM4.

II

Anda mungkin juga menyukai