Makalah
Dipresentasikan pada Forum Seminar Kelas
Mata Kuliah “Pengembangan Kurikulum PAI Multikultural”
Semester III
Oleh:
Dosen Pemandu :
PROGRAM PASCASARJANA
STAI AL-FURQAN MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan sesorang. Pendidikan lah
yang menentukan dan menuntun masa depan dan arah hidup seseorang. Walaupun tidak semua
orang berpendapat seperti itu, namun pendidikan tetaplah menjadi kebutuhan manusia nomor
satu. Bakat dan keahlian seseorang akan terbentuk dan terasah melalui pendidikan. Pendidikan
juga umumnya dijadikan tolak ukur kualitas setiap orang. Sejak zaman penjajahan, bangsa
Indonesia telah memiliki kepedulian terhadap pendidikan. Namun pelaksanaannya masih
diwarnai oleh kepentingan politik kaum penjajah, sehingga tujuan pendidikan yang hendak
dicapaipun disesuaikan dengan kepentingan mereka.
Dalam ajaran Islam, manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling sempurna.
Makhluk lain tidak ada yang memiliki kesempurnaan, baik ditinjau dari aspek fisik maupun
psikisnya. Anugerah paling agung yang dimiliki manusia adalah intelektualitas. Dengan
anugerah intelektualitas, manusia mampu menghasilkan cipta, karya dan karsa yang
beranekaragam. Berbagai bentuk karya telah dihasilkan oleh manusia baik bahasa, budaya,
etnisitas bahkan dalam hal memilih keyakinan.
Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Hal ini dapat dilihat dari
kondisi sosio-kultur maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Saat ini, jumlah pulau
yang ada di Indonesia sekitar 17.491 pulau, baik pulau yang besar maupun yang kecil. Populasi
penduduknya berjumlah lebih dari 271.349.889 jiwa. Terdiri dari 300 suku yang menggunakan
hampir 718 bahasa daerah yang berbeda. Selain itu mereka juga menganut agama dan
kepercayaan yang beragam seperti Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu serta
berbagai macam aliran kepercayaan.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dan batasan masalah diatas maka dapat dikemukakan beberapa
tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum PAI Multikultural
2. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan pemerintah dalam pengembanagan
kurikulum PAI Multikultural
3. Untuk mengetahui karasteristik kurikulum PAI Multikultural
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum PAI Multikultural
Dalam pengertia yang luas pendidikan sama dengan hidup, dalam artisegala situasi
dalam hidup yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan juga dapat diartikan
sebagai keseluruhan pengalaman belajar setiap orang sepanjang hidup. Sehinga pendidikan
tidak berlangsung dalam batas usia tertentu tetapi sepanjang hudip manusia (Redja
Mudyahardjo, 2001: 45).
Sedang pendidikan multikultural secara etimologi terdiri dari dua kata, yaitu
pendidikan dan kultural. Pendidikan secara sederhana dan umum, bermakna sebagai usaha
untuk menumbuhkan dan mengembangkan pontensi-potensi bawaan, baik jasmani maupun
rohani, sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Multikultural
diartikan sebagai keragaman kebudayaan, aneka kesopanan (Mahfud, 2011: 22).
Secara terminologi, pendidikan multikultural meminjam pendapat Andesrsen dan
Cusher, bahwa pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai
kergaman kebudayaan. Sejalan dengan pemikiran di atas, Muhaimin el Ma’hady
berpendapat, bahwa secara sederhana pendidikan multikultural dapat didefinisikan sebagai
pendidikan tentang keragaman kebudayaan dalam meresponi perubahan demografis dan
kultur lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan (global).
Pendidikan multikultural dapat juga diartikan proses pengembangan seluruh potensi manusia
yang menghargai pluralitas dan heteregonitasnya sebagai konsekuensi keragaman budaya,
etnis, suku dan aliran (agama) (Masngud, 2010: 19). Pengertian seperti ini mempunyai
implikasi yang sangat luas dalam pendidikan, karena pendidikan dipahami sebagai proses
tanpa akhir atau proses sepanjang hayat. Pendidikan juga dipamahami sebagai proses
memanusiakan manusia. Dengan demikian, pendidikan multikultural menghendaki
penghormatan dan penghargaan setinggitingginya terhadap harkat dan martabat manusia.
Pada era desentralisasi pendidikan, terjadi berbagai variasi dan jenis kurikulum pada
setiap satuan pendidikan karena masing-masing mengembangkan kurikulum, sehingga antara
satu sama lain boleh jadi berbeda. Namun demikian, perbedaan ini tetap berpedoman pada
Standar Nasional Pendidikan sehingga kemasan kurikulum yang berbeda-beda ini pada
akhirnya akan bermuara pada visi, misi dan tujuan yang sama-sama diinginkan.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal
36 ayat 1 disebutkan bahwa “Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu Standar
Nasional Pendidikan [SNP] untuk mewujudkan tujuan pendidkan nasional.” Pada Pasal 3
dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional untuk “pemberdayaan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, (memiliki nilai dan sikap), sehat berilmu, cakap, kreatif (berilmu pengetahuan),
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab (kecakapan
psikomotorik).1
Secara harfiah kata kurikulum merupaka kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
curir yang artinya “pelari” dan curare yang berarti “tempat berpacu” 2 Sedangkan kurikulum
dalam konteks pendidikan, bermakna rute pegangan seorang pendidik dan anak didik untuk
melakukan perubahan serta mengembangkan IPTEK dari aspek kogitif, afektif dan
psikomotorik.3 Menurut Djunaidi Ghony kurikulum didefinisikan sebagai kesempatan
belajar, sesuatu terencana, yang ditawarkan kepada para siswa oleh lembaga pendidikan dan
para siswa memperoleh pengalaman, yang dihadapinya ketika kurikulum di
implementasikan. (Ghony, 2016:35).
Adapun Zakiah Daradjat memandang kurikulum sebagai suatu program yang
direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-
tujuan pendidikan tertentu (Ramayulis dan Samsul, 2010:192). Sementara menurut UU
No. 20 Tahun 2003, pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Berdasar definisi diatas, kurikulum pada hakikatnya suatu program yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Fadhil al-Jamaly; memberikan arti pendidikan islam sebagai upaya mengembangkan,
mendorong serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi
dan kehidupan yang mulia sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna. Sedang Al-
1
Depdiknas, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
Depdiknas, 2003), hlm. 4
2
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam(Jakarta: Kalam Muliya, 2009). Hlm. 192.
3
Baharun, Pengembangan Kurikulum : TEORI DAN PRAKTIK. Hlm. 90.
Toumy Al-Syaibany mendefinisikan bahwa pendidikan Islam sebagi usaha mengubah
tingkah laku dalam kehidupan baik individu atau masyarakat, serta berinteraksi dengan alam
sekitar melalui proses kependidikan berlandaskan nilai Islam (Haitami & Syamsul, 2012:32).
Menurut Andersen dan Cusher, pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai
pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Sedang James Banks, mendefinisikan
pendidikan multikuitural sebagai pendidikan untuk people of color. Artinya, pendidikan
multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugrah tuhan
/sunatullah) (Mahfud, 2014:175). Tidak jauh berbeda, Azra menjelaskan pendidikan
multikultural sebagai pengganti dari pendidikan interkultural diharapkan dapat
menumbuhkan sikap peduli dan mau mengerti atau adanya politik pengakuan terhadap
kebudayaan kelompok manusia, seperti toleransi, perbedaan etno-kultural dan agama,
diskriminasi, HAM, demokrasi dan pluralitas, kemanusiaan universal, serta subyek-subyek
lain yang relevan (Suryana dan Rusdiana, 2015:196-197).
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk / multikultural baik agama, bahasa,
suku, ras, serta budayanya . Untuk itu kurikulum pendidikan yang baik adalah kurikulum
yang didesain berbasis multikultural. Pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam
multikultural bukan pekerjaan mudah, Melainkan harus memperhatikan anatomi, desain dan
prinsip dalam pengembangan kurikulum.
PENUTUP
Kesimpulan
Multikultural adalah sebuah ideologi dan sebuah alat untuk meningkatkan derajat
manusia dan kemanusiaannya. Untuk dapat memahami multikulturalisme diperlukan landasan
pengetahuan yang berupa bangunan konsep-konsep yang relevan dan mendukung keberadaan
serta berfungsinya multikulturalisme dalam kehidupan manusia.