Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KAPITA SELEKTA PAI


PENDIDIKAN MULTIKULTURALISME DALAM PENDIDIKAN ISLAM

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata kuliah
Kapita Selekta PAI yang dibimbing oleh:

Drs. NAF’AN ABU MANSUR, M.Pd

disusun oleh:

Kelompok 09

Salsabila
Sayidatus Syukriyah

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) MASKUMAMBANG

GRESIK

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pendidikan Multikulturalisme dalam
Pendidikan Islam” tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kapita Selekta PAI.
Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan
pengetahuan tentang “Pendidikan Multikulturalisme dalam Pendidkan Islam”. Ucapan
terima kasih kami haturkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Kapita Selekta PAI, teman-
teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Terutama
pertolongan Allah SWT yang memberikan kami kesehatan sehingga makalah ini dapat
terselesaikan tepat waktu.

Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Gresik, 16 November 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana maklum, Indonesia merupakan salah satu negara dengan
komunitas masyarakat majemuk dan multikultural terbesar di dunia, hal tersebut dapat
dilihat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. 1
Saat ini jumlah pulau yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) sekitar 13.000 pulau besar dan kecil. Populasi penduduknya berjumlah lebih
dari 200 jiwa, terdiri dari 300 suku yang menggunakan hampir 200 bahasa yang
berbeda. Selain itu mereka juga menganut agama dan kepercayaan yang beragam
seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghuchu serta berbagai macam aliran
kepercayaan.
Dengan kondisi negara yang majemuk tersebut, pendidikan diharapkan dapat
memberikan sumbangan yang besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan
wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta modal dasar membangun
watak bangsa. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan cerdas
pula, dan juga sebaliknya, dan secara progresif akan membentuk kemandirian pada
masyarakat itu.
Karena pendidikan merupakan salah satu hal penting dan agama adalah bagian
dari salah satu keragaman yang ada maka dalam pendidikan agama juga perlu
dikembangkan nilai multikulturalisme. Dengan demikian nilai multikulturalisme
dalam pendidikan harus dikembangan dalam pendidikan agar nilai-nilai tersebut
sudah tertanam dalam hati sanubari sejak usia dini.
Dengan uraian tersebut, maka pemakalah mengambil judul “Pendidikan
Multikulturalisme dalam Pendidkan Islam”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan multikulturalisme?
2. Bagaimana konsep dan tujuan pembelajaran multikultural?
3. Bagaimana nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan agama Islam?
4. Bagaimana implementasi nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan
agama Islam?
C. Tujuan
1
M. Ainul Yakin, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Pilar Media, 2005), 4.
1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan multikulturalisme.
2. Untuk mengetahui konsep dan tujuan pembelajaran multikultural.
3. Untuk mengetahui nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan agama Islam.
4. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai multikulturalisme dalam pendidikan
agama Islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Multikulturalisme


Multikulturalisme ternyata bukanlah suatu pengertian yang mudah. Di
dalamnya mengandung dua pengertian yang sangat kompleks yaitu multi yang berarti
plural, kulturalisme berisi pengertian kultur atau budaya. Istilah plural mengandung
arti berjenis-jenis, karena pluralisme bukan bukan berarti sekedar pengakuan akan
adanya hal-hal yang berjenis-jenis tetapi juga pengakuan tersebut mempunyai
implikasi-implikasi politis, sosial, ekonomi.2 James Banks menyatakan bahwa
pengertian pendidikan multikultural sebagai pendidikan untuk people of color.3
Rangkaian kata pendidikan dan multikultural memberikan arti secara
terminologis adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai
pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekwensi keragaman budaya, etnis, suku
dan aliran.
B. Konsep dan Tujuan Pembelajaran Multikultural
Pembelajaran multikultural merupakan strategi pendidikan yang
memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik
sebagai salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural. Pada dasarnya
pembelajaran multikultural merupakan program pendidikan bangsa agar komunitas
multikultural dapat berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal
bagi bangsanya.4 Jika dilihat dari lintas sejarah hal tersebut sesuai dengan apa yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang upaya untuk menegakkan keadilan pada
semua komunitas, etnis dan agama yang ada sehingga tercapai kedamaian dan
ketentraman.
Sangat menarik bahwa Nabi Muhammad sendiri mengatakan bahwa,
kemuliaan seorang mukmin itu diukur dari agamanya, kehormatannya diukur
dari akalnya dan martabatnya diukur dari akhlaknya.
Dengan demikian konsep pembelajaran multikultural adalah proses
pendidikan yang dapat membimbing, membentuk, dan mengkondisikan siswa agar
memiliki mental atau karakteristik terbiasa hidup di tengah-tengah perbedaan yang
sangat kompleks, baik perbedaan ideologi, perbedaan sosial, perbedaan ekonomi,

2
H.A.R Tilaar, Multikulturalisme, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004), 82.
3
JamesBanks, “Multicultural Education: Historical Development, Dimensions, and Practice”, Review of
Researchin Education,1993, 3.
4
Yaya Suryana, Pendidikan Multikultural, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2015), 282.
maupun perbedaan agama. Dengan pembelajaran multikultural para lulusan akan
memiliki sikap kemandirian dalam menyadari dan menyelesaikan segala masalah
kehidupannya.
Berdasarkan tujuan pendidikan multikultural, terdapat tiga macam tujuan,
yaitu tujuan yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan pembelajaran.
1. Aspek sikap (attitudinal goals), yaitu untuk mengembangkan kesadaran dan
kepekaan kultural, toleransi kultural, penghargaan terhadap identitas kultural,
sikap responsif terhadap budaya, ketrampilan untuk menghindari dan
meresolusi konflik.
2. Aspek pengetahuan (cognitive goals), yaitu untuk memperoleh pengetahuan
tentang bahasa dan budaya orang lain, dan kemampuan untuk menganalisis
dan menerjemahkan perilaku kultural, serta pengetahuan tentang kesadaran
perspektif kultur.
3. Aspek pembelajaran (intructional goals), yaitu untuk memperbaiki distorsi,
stereotype, dan kesalahpahaman tentang kelompok etnik dalam buku teks dan
media pembelajaran, memberikan berbagai strategi untuk mengarahkan
perbedaan di depan orang, memberikan alat-alat konseptual untuk komunikasi
antar budaya.
C. Nilai-nilai Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam
Ada tiga nilai inti yang terdapat dalam pendidikan multikultural, yaitu:
pertama, nilai demokrasi, kesetaraan, dan keadilan; kedua, nilai kemanusiaan,
kebersamaan, dan kedamaian; ketiga, sikap sosial, yaitu: pengakuan, penerimaan, dan
penghargaan kepada orang lain.5
1. Nilai Demokrasi, Kesetaraan, dan Keadilan

No Nilai Inti Multikultural Deskripsi


Ini ada dalam al-Qur’an surat
alBaqarah [2]: 256 dan al-Kafirun
[109]: 1-6.
Demokrasi, Kesetaraan dan
1 Telah dipraktikkan oleh Rasulullah
Keadilan
SAW. untuk mengelola keragaman
kelompok dalam masyarakat di
Mekah dan Madinah.

5
Abdullah Aly, “Studi Deskriptif Nilai-nilai Multikultural dalam pendidikan di Pondok Pesantren Modern
Islam Assalam,” Jurnal Islamiah Pesantren, Surakarta. Vol. 1, 2015.
2. Nilai Kemanusiaan, Kebersamaan, dan Kedamaian
Dalam beberapa studi disebutkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan,
kebersamaan, dan kedamaian merupakan nilai-nilai universal yang dibutuhkan
oleh setiap orang dalam masyarakat majemuk. Nilai kemanusiaan adalah spirit
yang menempatkan manusia dalam posisi tertinggi dan bermartabat.
Sebagai manusia bermartabat, Nimrod Aloni menyebut adanya 3 (tiga)
prinsip dalam kemanusiaan, yaitu: pertama, otonomi, rasional, dan
penghargaan untuk semua orang; kedua, kesetaraan, kesalingan, dan
kebersamaan; ketiga, komitmen untuk membantu semua orang dalam
pengembangan potensinya.
Kehidupan sosial yang harmonis dan penuh dengan kedamaian ini
ternyata kompatibel dengan doktrin Islam tentang as-salam. Doktrin ini
mengandung pengertian bahwa Islam menawarkan visi hidup yang harmonis,
damai, dan sejahtera di tengah-tengah kelompok masyarakat yang beragam.
Antara lain melalui al-Qur’an surat al-Nahl: 125 dan Fussilat: 34. Menolak
adanya sikap hidup yang membedakan antara ’kita’ dan ’mereka’. Karena
berdasarkan kedua ayat tersebut, seorang musuh merupakan sosok yang
potensial untuk bisa menjadi teman.
3. Sikap Mengakui, Menerima, dan Menghargai Keragaman
Kehidupan di masyarakat yang majemuk diperlukan sikap sosial yang
positif. Sikap sosial positif ini antara lain mengambil bentuk kesediaan untuk
mengakui, menerima, dan menghargai keragaman. Pendidikan multikultural
memiliki perhatian kuat terhadap pengembangan sikap-sikap sosial yang
positif tersebut. Sikap menerima, mengakui, dan menghargai keragaman yang
akan dikembangkan oleh pendidikan multikultural ini secara teoritik
merupakan inti dari konsep koeksistensi dan proeksistensi.
Koeksistensi berarti individu atau kelompok menerima secara
berdampingan dan memberikan ruang kepada orang atau kelompok lain yang
berbeda latar belakang agama, etnik, budaya, dan bahasanya. Sikap ini dapat
dikembangkan melalui toleransi, empati, simpati, keterampilan sosial dan
menjauhkan diri dari sikap prejudice dan stereotype kepada orang lain dalam
kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, sikap pro-eksistensi dapat dipahami sebagai
memberikan apresiasi dan dukungan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh
orang atau kelompok lain yang berbeda latar belakang agama, etnik, bahasa,
dan budaya. Dalam arti ini, masing-masing individu tidak hanya menerima
kehadiran orang atau kelompok lain, melainkan juga proaktif dengan
menghargai, mendukung, dan turut mengupayakan kehadirannya. Konsep
koeksistensi dan pro-eksistensi ini sejalan dengan salah satu doktrin Islam
tentang pentingnya menjaga perasaan orang lain, dan berlaku baik kepada
tetangga (H.R. Muslim).
D. Implementasi Nilai-nilai Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam
Dalam dialog peserta didik dibimbing dan diperkenalkan cara-cara
menyelesaikan masalah sosial, agama dan akibat keanekaragaman pada masyarakat
multikultural dengan cara:
1. Mengintegrasikan unsur-unsur sosial seperti perbedaan ras, suku dan agama.
Upaya pengintegrasian dapat dilakukan melalui kegiatan organisasi. Misalnya
OSIS.
2. Mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa antar unsur sosial.
4. Mengembangkan wawasan kebangsaan meletakkan landasan tentang HAM.
5. Membangun sikap toleransi antar umat beragama.

Dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan toleransi antar umat


beragama, peserta didik harus menghindari dan menjauhi beberapa sikap, yaitu:

1. Fanatisme yang berlebihan.


2. Mencampuradukkan ajaran suatu agama/kepercayaan dengan
agama/kepercayaan lain.
3. Mencampuri urusan internal agama/kepercayaan lain.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Pengertian Pendidikan Multikulturalisme
Rangkaian kata pendidikan dan multikultural memberikan arti secara
terminologis adalah proses pengembangan seluruh potensi manusia yang
menghargai pluralitas dan heterogenitasnya sebagai konsekwensi keragaman
budaya, etnis, suku dan aliran.
2. Tujuan Pembelajaran Multikulturalisme
Berdasarkan tujuan pendidikan multikultural, terdapat tiga macam
tujuan, yaitu tujuan yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan
pembelajaran. Aspek sikap (attitudinal goals), Aspek pengetahuan (cognitive
goals), Aspek pembelajaran (intructional goals).
3. Nilai-nilai Multikultural dalam Pendidikan Islam
Ada tiga nilai inti yang terdapat dalam pendidikan multikultural, yaitu:
pertama, nilai demokrasi, kesetaraan, dan keadilan; kedua, nilai kemanusiaan,
kebersamaan, dan kedamaian; ketiga, sikap sosial, yaitu: pengakuan,
penerimaan, dan penghargaan kepada orang lain.
4. Implementasi
a) Mengintegrasikan unsur-unsur sosial seperti perbedaan ras, suku dan
agama. Upaya pengintegrasian dapat dilakukan melalui kegiatan
organisasi. Misalnya OSIS.
b) Mengembangkan budaya nasional yang bersumber dari budaya daerah.
c) Mengembangkan sikap tenggang rasa antar unsur sosial.
B. Saran
Kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang menjadi lebih baik lagi.
Kami harap makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA

Aly, Abdullah. 2015. Studi Deskriptif Nilai-nilai Multikultural dalam pendidikan di Pondok
Pesantren Modern Islam Assalam. Jurnal Islamiah Pesantren, Surakarta.
Banks, James. 1993. Multicultural Education: Historical Development, Dimensions, and
Practice”, Review of Researchin Education.

Suryana, Yaya. 2015. Pendidikan Multikultural. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Tilaar. 2004. Multikulturalisme. Jakarta: PT. Grasindo.

Yakin, M. Ainul. 2005. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pilar Media.

Anda mungkin juga menyukai