PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
WIJI HARYANTATI
1912068
Fakultas: Tarbiyah
Kepada:
BANGKA BELITUNG
TAHUN 2021
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari beragam suku, agama,
bahasa dan ras, namun realita yang terjadi adalah kesadaran dan kematangan
masyarakat untuk menerima perbedaan masih sangat kurang. Cara pandang yang
berbeda memunculkan konflik karena satu dengan yang lainnya menggunakan dan
memaksakan alasannya sendiri untuk bisa diterima oleh orang lain, akibatnya
adalah cara yang dapat dilakukan agar tidak terjadi konflik. Multikulturalisme
kebangsaan, yang berarti seseorang yang mempunyai rasa cinta kepada tanah
paham cinta terhadap bangsa Indonesia dengan cara menempatkan persatuan dan
kedaulatan setiap bangsa serta menjalin hubungan persahabatan dan kerja sama
ayat 1 juga mengartikan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
1
Junanto, Subar, and Latifah Permatasari Fajrin. "Internalisasi Pendidikan Multikultural pada
Anak Usia Dini." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha 8.1 (2020): hlm .29
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
Multikultularisme itu sendiri dapat diartikan sebagai “lebih dari satu kebudayaan
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
dan masyarakat. 3
manusia sekarang tidak akan berbeda dengan generasi manusia masa lampau,
bahkan mungkin juga lebih rendah. Oleh karenanya keberhasilan suatu bangsa
sumber daya alam, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
2
Rohmah, Hidayatur. "Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural di Sekolah (Studi
Kasus SMA Kharisma Bangsa Global Education Kota Tangerang Selatan." (2021): hlm. 2-3
3
Hanifah, Nurul. Kompetensi Profesional Guru Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Model
Purwokerto Kabupaten Banyumas. Diss. IAIN, 2018: hlm. 1
manusianya. Dikatakan bahwa “Bangsa yang besar dapat dilihat dari
Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
melalui proses pembelajaran. Dalam pasal 4 dijelaskan bahwa peserta didik adalah
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Dengan demikian pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha untuk
menghargai orang lain yang berbeda suku, budaya dan nilai kepribadian. Lewat
4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 2.
5
Rini, Yuli Sectio, and Jurusan Pendidikan Seni Tari. Pendidikan: Hakekat, Tujuan, dan
Proses, (Jogyakarta: Pendidikan Dan Seni Universitas Negeri Jogyakarta (2013).
penanaman semangat multikulturalisme di sekolah-sekolah, akan menjadi medium
pelatihan dan penyadaran bagi generasi muda untuk menerima perbedaan budaya,
agama, ras, etnis dan kebutuhan di antara sesama dan mau hidup bersama secara
pada dua alasan berikut. Pertama, bahwa Indonesia merupakan negara yang
dari atas; (3) belum adanya proses menghargai dan mengakomodasi perbedaan
latar belakang peserta didik yang menyangkut budaya, etnik, bahasa, dan agama;
(4) proses pendidikan dan pengajaran agama pada umumnya lebih menekankan
lain di luar diri dan kelompoknya sendiri; (5) terbatasnya ruang perbedaan
pendapat antara guru dengan peserta didik, dan atau antara peserta didik satu
6
Awaru, A. Octamaya Tenri. "Membangun Karakter Bangsa Melalui Pendidikan Berbasis
Multikultural Di Sekolah." Prosiding Seminar Nasional Himpunan Sarjana Ilmu-Ilmu Sosial. Vol.
2. 2017.
dengan peserta didik lainnya; (6) fokus pendidikannya hanya pada pencapaian
kemampuan ritual dan keyakinan tauhid; (7) guru lebih sering menasihati peserta
didik dengan cara mengancam; (8) guru hanya mengejar standar nilai akademik
sehingga kurang memperhatikan budi pekerti dan moralitas anak, serta (9)
kecerdasan intelektual peserta didik tidak diimbangi dengan kepekaan sosial dan
yang berorientasi pada proses. Pertama, kurikulum model ini menempatkan ruang
kelas sebagai tempat berinteraksinya antara pendidik dan peserta didik dan antar
peserta didik secara edukatif dan demokratis. Kedua, kurikulum model ini
memerlukan adanya setting dan lay out ruang yang dinamis, agar proses
komunikasi dan interaksi edukatif antar peserta didik dapat berlangsung dengan
mudah. Ketiga, kurikulum model ini menempatkan peserta didik sebagai subjek
kurikulum model ini menuntut adanya perubahan cara pandang dari kegiatan
Berdasar orientasi di atas, yang perlu dilakukan oleh guru adalah melihat latar
belakang kultural dan keagamaan para siswa. Dengan sendirinya guru dapat
7
Aly, Abdullah. "Model Kurikulum Pendidikan islam Multikultural Di Pondok Pesantren
Modern Islam Assalam Surakarta." Jurnal Varidika 24.4 (2012).
yang dapat digunakan untuk kelompok siswa tertentu; 2) program lintas batas;
studi bersama antaragama, studi bersama antaretnik; studi bersama antar gender.8
seperti tentang dalam UU. No. 20 Tahun 2003 merumuskan; Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
perkembangan globalisasi, dan fenomena konflik etnis, sosial budaya, yang sering
Kerawanan konflik ini sewaktu-waktu bisa timbul akibat suhu politik, agama,
sosio budaya yang memanas. Penyebab konflik sangat kompleks namun sering
8
Kirom, Askhabul. "Peran guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran berbasis
multikultural." Jurnal Al-Murabbi 3.1 (2017): 69-80.
9
Widisuseno, Iriyanto. "Pendidikan Berbasis Multikulturalisme Suatu Upaya Penguatan
Jatidiri Bangsa." Humanika 15.9 (2012).
Tujuan utama penerapan pendekatan pendidikan multikultural di tingkat
didik terhadap budayanya sendiri dan budaya orang lain, mencakup agama,
berlandaskan semboyan bhinneka tunggal ika serta Pancasila. Untuk itu maka
B. Rumusan Masalah
Pasir Putih?
C. Tujuan Penelitian
10
Amirin, Tatang M. "Implementasi pendekatan pendidikan multikultural kontekstual berbasis
kearifan lokal di Indonesia." Jurnal pembangunan pendidikan: Fondasi dan aplikasi 1.1 (2012).
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat secara praktis maupun secara teoritis:
b. Manfaat Praktis, baik bagi peneliti maupun TK Pembinaan Pasir Putih, dapat
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka dalam sebuah penelitian merupakan hal penting yang harus
terhadap permasalahan yang sama. Oleh karna itu, peneliti juga harus mengkaji
Pembinaan Pasir Putih. Dari hasil penelusuran pustaka yang dilakukan, sampai
Akan tetapi ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan yang
Skripsi ini ditulis oleh Ai Siti Hodijah, 2021, yang berjudul “Peran Guru
yang berperan penting adalah pendidik atau guru. Tujuan dalam penelitian ini
perspektif Ki Hadjar Dewantara dan KH. Hasyim Asy’ari, serta persamaan dan
perspektif ki hadjar dewantara dan kh. hasyim asy’ari yang dilakukan peneliti
Skripsi ini ditulis oleh Sofia Nur Aeni, 2018, “Pengembangan Budaya
11
Hodijah, Ai Siti. Peran Guru Dalam Pendidikan Berbasis Multikultural Perspektif Ki Hajar
Dewantara Dan Kh. Hasyim Asy’ari. Diss. Uin Fas Bengkulu, 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan budaya toleransi
Harapan Purwokerto berasal dari latar belakang agama yang berbeda, tetapi dalam
bergaul mereka tetap menjunjung tinggi sikap toleransi beragama. Hal ini dapat
budaya toleransi umat beragama yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru
dilakukan dalam kelas maupun luar kelas dengan 1) Memberi kesempatan kepada
upacara bendera, doa bersama menjelang Ujian Nasional, kegiatan spontanitas dan
kegiatan pengkondisian.12
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sofia Nur Aeni memiliki persamaan
12
Aeni, Sofia Nur. Pengembangan Budaya Toleransi Beragama Berbasis Multikultural Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd Nasional 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto.
Diss. Iain Purwokerto, 2018.
Skripsi ini ditulis oleh Mei Tria Putri, 2018, “Nilai-Nilai Pendidikan
Multikultural Dalam Novel Tentang Kamu Karya Tere Liye Dan Implementasinya
multikultural dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui media
Kamu karya Tere Liye. Dalam novel ini terdapat nilai-nilai yang harus diketahui,
ditanamkan dan diamalkan dalam diri setiap individu, yaitu 1) Nilai Persamaan
Tentang Kamu karya Tere Liye compatible dengan spirit Multikulturalitas dapat
berbasis multikuturalisme.13
Dalam penelitian yang dilakukan Sofia Nur Aeni memiliki persamaan dengan
oleh Sofia Nur Aeni mengenai nilai-nilai pendidikan multikultural dalam novel
tentang kamu karya tere liye dan implementasinya dalam pembelajaraan pai yang
13
Putri, Mei Tria. Nilai-Nilai Pendidikan Multikultural Dalam Novel Tentang Kamu Karya
Tere Liye Dan Implementasinya Dalam Pembelajaraan Pai Skripsi. Diss. IAIN, 2018.
dilakukan peneliti yaitu implementasi pendidikan berbasis multikultural di tk
Skripsi ini di tulis oleh Tri Indah Yani, 2020, “Pendidikan Toleransi
tersebut dapat dilihat dari segi agama, suku, ras, budaya, bahasa dan sebagainya.
seperti saling menghina, mencaci atau bahkan tak segan menggunakan kekerasan,
mensyiarkan agama. Dengan itu, maka perlu adanya suatu usaha untuk mengatasi
hal tersebut. Salah satu usaha tersebut yakni dengan adanya pendidikan toleransi
beragama.14
Dalam penelitian yang dilakukan Tri Indah Yani memiliki persamaan dengan
multikultural di sma nasional 3 bahasa putera harapan (pu hua school) purwokerto
bangsa, terjadi suatu proses pendidikan atau proses belajar yang akan memberikan
Skripsi ini ditulis oleh Eliza Ayu Permatasari, 2020, yang berjudul
yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana implementasi
sikap toleransi umat beragama siswa di SMK N 3 Salatiga? (2) Apa saja faktor
15
Harun, Harun. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan Pendidikan
Berbasis Multikultural Di Smk Negeri 3 Seluma. Diss. Iain Bengkulu, 2019.
multikultural dalam membina sikap toleransi umat beragama siswa di SMK N 3
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Pendidikan
menusia, karena dimana pun dan kapan pun diatas dunia terdapat proses
dengan baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam
16
Sari, Eliza Ayu Permata. "Implementasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis
Multikultural Dalam Membina Sikap Toleransi Umat Beragama Siswa Di Smk N 3 Salatiga Tahun
Pelajaran 2019/2020." (2020).
pendidikan. Pendidikan tanpa ilmu pendidikan akan menimbulkan tidak
Istilah pendidikan multikultural secara etimologis terdiri dari dua terma, yaitu
konsekuensi keragaman budaya, etnis, suku dan aliran (agama), ekonomi, sosial
terdiri dari kelompok-kelompok etnik dan budaya (etnic and cultural groups)
yang dapat hidup berdampingan secara damai dalam prinsip co-existence yang
keberagaman latar belakang kebudayaan dari peserta didik sebagai salah satu
positif bagi pengembangan anak usia dini untuk membangun perdamaian di masa
pendidikan berbasis multikultural, sikap dan mindset (pemikiran) anak usia dini
multikultural sangat penting bagi anak usia dini adalah sebagai berikut: 20
19
Aeni, Sofia Nur. Pengembangan Budaya Toleransi Beragama Berbasis Multikultural Dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sd Nasional 3 Bahasa Putera Harapan Purwokerto.
Diss. Iain Purwokerto, 2018.
20
Kusuma, Wira Hadi. "Urgensi pendidikan multikultural bagi anak usia dini." Al-Lughah:
Jurnal Bahasa 2.1 (2013): hlm. 10
persekolahan (schooling) atau sekedar menjadi program-program sekolah formal.
yang telah dipersipakan tentang keragaman budaya dan perbedaan serta upaya-
toleransi dan saling menghargai bagi masing-masing anak usia dini. Dengan
harapan pendidikan ini tidak hanya formalitas atau hanya pada kegiatan-kegiatan
formal yang tidak bersentuhan pada perilaku anak usia dini, yang secara
aspek psikososiologis anak, agar apa yang direncanakan dapat terlaksana sesuai
dengan harapan. 21
jenis perbedaan budaya secara umu yang ada pada masyarakat Indonesia, dan
tentu harus dibangun rasa saling memahami dan tidak terdapat budaya yang lebih
unggul dan budaya yang lebih rendah, sehingga anak usia dini diajarkan dengan
21
Kusuma, Wira Hadi. "Urgensi Pendidikan Multikultural Bagi Anak Usia Dini." Al-Lughah:
Jurnal Bahasa 2.1 (2013): hlm. 10
pola kesamaanpandangan bahwa perbedaan yang ada adalh sunnatullah yang
suatu waktu ditentukan oleh situasinya. Meski jelas berkaitan, harus dibedakan
sosial dalam kelompok etnik tertentu. Misalnya dalam di sekolah anak usia dini
memiliki makan kesukaan masing-masing dan tentu ada yang sama dan ada pula
yang berbeda, persamaan dan perbedaan masing tidak untuk dijadikan justifikasi
dalam memberkan label bahwa yang satu lebih “mulia” dibanding yang lain,
menyukai makan ini, dan si B menyukai makan itu. Hal ini akan memberikan
dini.22
diskriminasi yang sudah ada. Oleh karena itu, hal yang terpenting dalam
pendidikan multikultural ini adalah, seorang guru tidak hanya di tuntuut untuk
menguasai dan mampu secara profesional. Dan seorang pendidik juga harus
22
Ibid. hlm. 10-12
demokrasi, humanisme dan pluralisme.23 Adapun indikator atau niali-nilai
perkembangan yang telah di miliki anak usia dini sejak ia lahir yaitu:
b) Anak sudah memiliki kemampuan untuk memahami apa yang ingin dia
ketahui
perasaanya.
b) Setiap hari-hari besar, seperti hari kartini pada tanggal 21 April, anak-anak
(bullying)
lagu daerah.
23
Sundari, Yuvicha. Relevansi Konsep Pendidikan Multikulturalisme Menurut M Quraish
Shihab Terhadap Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Diss. IAIN Bengkulu, 2020: hlm. 21
24
Ibid, hlm. 23
f) Mengajak anak-anak studytour ke museum dan mengenalkan sejarah serta
rupakan sesuatu yang perlu terus dipecahkan agar integrasi nasional tetap
d) Masalah hak asasi manusia merupakan masalah yang sangat krusial bagi
bangsa Indonesia, karena pada masa lalu hak asasi manusia kurang
ditawarkan alternatif atau solusi pemecahan masalah yang ada, yaitu sebagai
berikut:
27
Ibid, hlm. 4-5
a) Perlu dilakukan revitalisasi nasionalisme yang mengarah kepada inte-grasi
sehingga nilai nasionalisme yang ditanamkan sejak dini akan terpatri secara
relatif konstan dan akan terbawa sampai dewasa. Penanaman nilai tersebut
b) Terkait dengan solusi pertama di atas, maka kurikulum pada jalur pen-
didikan anak usia dini perlu dikemas dengan pemberian muatan untuk etnis-
Ada beragam pendapat tentang hal ini. Batasan tentang anak usia dini antara
lain disampaikan oleh NAEYC (National Association for The Education of Young
Children), yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada
28
Ibid,..
rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman
penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home),
pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD. Sedangkan
usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
G. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
29
Amini, Mukti, and Siti Aisyah. "Hakikat Anak Usia Dini." Perkembangan dan Konsep
Dasar Pengembangan Anak Usia Dini (2014): 1-43.
30
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), hlm. 60
penelitian di TK Pembinaan Pasir Putih yakni peneliti ingin mengetahui lebih jauh
tentang proses yang dilakukan oleh guru untuk implementasi pendidikan berbasis
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu guru-guru dan siswa TK Pembinaan Pasir Putih
4. Sumber Data
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang ada. Penelitian
Dengan demikian data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang
a. Data Primer
Data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan
secara lisan, gerak-gerak atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat
31
Ibid, hlm. 71
dipercaya, dalam hal ini subjek penelitian yang berkenaan dengan variabel yang
akan diteliti.32
b. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang biasanya disusun dalam bentuk dokumen-
suatu sekolah, data mengenai persediaan pangan disuatu daerah dan sebagainya.33
untuk memperoleh data yang diperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian
kualitatif teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui berbagai sumber, dan
berikut:
1) Teknik Wawancara
(interviewee). Metode ini ditujukan kepada kepala sekolah dan guru yang
32
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010): hlm. 23
33
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2002): hlm. 156.
menerapkan kedisiplinan beribadah peserta didik TK Pembinaan Pasir Putih ,
serta apa saja faktor pendukung dan penghambat guru dalam implementasi
2) Teknik Observasi
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yang diamati tidak terlalu besar.34 Metode ini digunakan untuk melihat
adalah jumlah anak di TK Pembinaan Pasir Putih berjumlah 20, jumlah guru yang
mengajar dikelas ada 1 setiap kelasnya. Terdapat kelas A dan kelas B yaitu kelas
A anak berusia 3-4 tahun sedangkan kelas B anak berusia 5-6 tahun.
Pengumpulan data yang juga berperan besar dalam penelitian kualitatif adalah
34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010): hlm. 203
35
Ibid, hlm 205
Untuk memperoleh data yang valid maka peneliti menggunakan keabsahan
data.
5) Triangulasi Teknik
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 36
6) Analisis Data
Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian
sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga tahapan yaitu sebagai berikut:
a) Reduksi Data
Dalam penelitian tentu saja akan mendapatkan data yang banyak dan relatif
beragam dan bahkan sangat rumit. Untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan
rinci. Makin lama peneliti kelapangan maka jumlah data akan makinbanyak,
komplek dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis datamelalui reduksi
pada hal-hal yang penting, dicari tema danpolanya dan membuang yang tidak
perlu. Berdasarkan keterangan di atas maka dalam penelitian ini peneliti akan
mencatat dan merangkum data, kemudian akan memilih hal-hal pokok dan
b) Data Display
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.39 Berdasarkan keterangan di atas maka peneliti akan menyajikan data yang
berbentuk uraian dalam bentuk teks naratif. Penyajian data ini merupakan salah
satu proses dalam pembuatan laporan penelitian agar mudah dipahami. Penyajian
data ini didapat dari hasil wawancara dan observasi, yaitu mengenai implementasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas atau gelap sehingga
setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,
kesimpulan yang bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-
H. Rancangan Sistematika
39
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 203
40
Ibid, hlm. 345
Bab I: Pendahuluan, yang berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan
penulisan.
Bab II: Landasan Teori, yang berisikan tentang pengertian umum dan teoriteori
strategi proses penanaman nilai-nilai karakter pendidikan agama islam pada anak
Bab III: Metodologi Penelitian, metode yang digunakan adalah kualitatif yaitu
lokasi penelitian, jenis penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisikan tentang gambaran
Bab V: Kesimpulan dan Saran, yang berisikan tentang kesimpulan dan saransaran
DAFTAR PUSTAKA
2018.
2018.
Amini, Mukti, and Siti Aisyah. "Hakikat Anak Usia Dini." Perkembangan dan
Bengkulu, 2019.
2013.
Perspektif Ki Hajar Dewantara Dan Kh. Hasyim Asy’ari. Diss. Uin Fas
Bengkulu, 2021.
Kirom, Askhabul. "Peran guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran
Kusuma, Wira Hadi. "Urgensi pendidikan multikultural bagi anak usia dini." Al-
2002), h. 156.
Rosdakarya, 2010), h. 60
Jogyakarta (2013).
Quraish Shihab Terhadap Pendidikan Islam Anak Usia Dini. Diss. IAIN
Bengkulu, 2020.
dini." Edukasi 13.1 (2019).
Umrati dan Hengki Wijaya, Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam
hlm.120
Widisuseno, Iriyanto. "Pendidikan Berbasis Multikulturalisme Suatu Upaya