Disusun oleh
Muhammad Arib Fadlan 1922028
Rizki Amelia 1922040
Sulistya1922046
Wafa Pik Riah 1922052
Dosen Pengampu
Sekar Putri, M.A
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Teknik
Meningkatkan Kualitas Dakwah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Sekar Putri, M.A pada Public Relation Writing. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang kepenulisan naskah pidato bagi humas serta bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................5
C. Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Kriteria Naskah Pidato.....................................................................................................6
B. Tahap Mempersiapkan Pidato..........................................................................................6
C. Susunan Pidato.................................................................................................................7
D. Fungsi Pembukaan dalam Pidato......................................................................................9
E. Strategi Membuat Isi Pidato...........................................................................................10
F. Tips Mengakhiri Pidato..................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Simpulan........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menulis atau teknik tulis menulis yang berkaitan erat dengan aktivitas atau
pekerjaan Public Relations tersebut bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, seperti
membuat Press Release, News Letter, Tabloid, Magazine, Annual Report, Company
Profile, Naskah Pidato (Speech Writing), Artikel/Feature, Advertorial, Naskah
Presentasi bisnis atau Makalah Seminar, Backgrounder dan bahan publikasi PR
lainnya yang membutuhkan kemampuan PR Writing Technical.
Pidato menjadi salah satu bagian penting dari seorang pemimpin dalam
menyampaikan sesuatu. Setiap pemimpin mempunyai gaya berpidato yang khas
yang berbeda dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena setiap untaian kata
yang terucap saat berpidato secara tidak langsung merupakan cerminan dari
kepribadian seorang tersebut.
Akan tetapi tidak hanya sekedar untaian kata saja yang menjadi patokan
kepribadian seorang pemimpin, namun juga dari sisi bahasa non verbal yang
nampak saat berorasi diatas panggung atau di depan khalayak, seperti : gaya
berjalan menuju panggung, ekspresi wajah, senyuman, gerak tangan, dan
sebagainya.
Oleh karena itu, penting bagi bagian kehumasan untuk membantu seorang
pemimpin dalam menyiapkan pidatonya guna membentuk citra dari
instansi/organisasi/perusahaan yang baik di mata masyarakat.
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kriteria naskah pidato?
2. Bagaimana tahap menyiapkan pidato?
3. Bagaimana susunan pidato?
4. Apa saja fungsi pembukaan dalam pidato?
5. Bagaimana strategi untuk membuat isi pidato?
6. Bagaimana tips untuk mengakhiri pidato?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja kriteria naskah pidato.
2. Untuk mengetahui bagaimana tahap menyiapkan pidato.
3. Untuk mengetahui bagaimana susunan pidato.
4. Untuk mengetahui apa saja fungsi pembukaan dalam pidato.
5. Untuk mengetahui bagaimana strategi untuk membuat isi pidato.
6. Untuk mengetahui bagaimana tips untuk mengakhiri pidato.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kriteria Naskah Pidato
Mempersiapkan naskah adalah salah satu aspek penting yang harus dilakukan
sebelum berpidato. Terutama bila pidato disampaikan dengan cara membaca naskah
(Manuskrip). Metode ini memberikan keamanan bagi pembicara, karena ia tidak
akan menghilangkan atau melupakan sebagian pesannya. Untuk itu, pembicara
harus membaca naskah dengan lantang. Naskah pidato yang efektif ditulis dengan
gaya berbicara. Pembicara mengucapakan naskah seolah-olah dia berbicara secara
normal, dan bukan membaca.
6
yang diberikan khalayak. Pidato dengan cara ini juga dapat menciptakan suasana
interaktif dengan pendengar. Gaya ini membuat pidato menjadi menarik,
terorganisasi secara baik, langsung, dan dinamis. Untuk itu juga diperlukan
kerangka naskahnya.
Naskah pidato yang akan dibacakan oleh seorang pemimpin biasanya disusun
oleh seorang penyusun pidato (Speech Writer) yang khusus diangkat untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut sebagai Pejabat Public Relations Officer (PRO).
C. Susunan Pidato
Dalam pengertian sempit, retorika adalah seni bicara didepan umum atau publik.
Singkatnya retorika adalah pidato. Sedangkan dalam pengertian luas, retorika tidak
hanya merupakan seni bicara tetapi juga seni menulis. Adinegoro, mendefinisikan
retorika sebagai kepandaian mengarang atau pengetahuan teknik yang melahirkan
pikiran dan perasaan dengan lisan dan tulisan secara sempurna. Sementara
Aristoteles, mengatakan pengertian retorika sebagai the art of persuasion atau seni
persuasi. Untuk itu, naskah pidato yang kita susun harus komunikatif.
7
Secara umum, susunan pidato terdiri atas 4 (empat) bagian yaitu :
1. Pendahuluan,
2. Penampilan masalah,
3. Penegasan argumentatif, dan
4. Kesimpulan.
Hubungan antara keempat bagian tersebut tidak bersifat kaku, tetapi luwes.
Artinya, peralihan dari bagian yang satu ke bagian berikutnya tidak mendadak atau
meloncat. Bagian pendahuluan berfungsi untuk menyiapkan para hadirin secara
psikologis untuk menyimak hal atau masalah pokok yang akan dikemukakan. Suatu
pidato akan membangkitkan perhatian para hadirin, apabila masalah yang
disampaikan menyentuh kebutuhan dan kepentingannya.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memikat perhatian hadirin,
antara lain :
8
c. Jangan membuat antiklimaks
Kesimpulan merupakan bagian akhir dari susunan pidato, tetapi bukan penutup.
Untuk menutup pidato hendaknya disusun beberapa kalimat yang mampu
menimbulkan kesan yang lama dan tertinggal dalam ingatan hadirin.
a. Menyajikan peribahasa
b. Menampilkan kutipan dari kitab suci
c. Menyatakan pujian kepada hadirin.
1. Mencairkan Suasana
Fungsi ini akan menggiring Audiens memasuki suasana hati yang bersahabat
dan ingin menerima (mendengar). Untuk itu, seorang pembicara hendaknya
9
ramah, sopan, dan beritikad baik. Kualitas pribadi itu akan mempengaruhi
audiens secara positif.
2. Memikat Publik
Fungsi ini bisa di bangun dengan subjek atau topik yang menarik atau
menantang. Gaya bicara dalam memperkenalkan topik pidato akan
membantu pembicara untuk meningkatkan ketertarikan Audiens.
3. Memberikan Informasi
Saat pembukaan pidato, audiens akan mendapat Informasi mengenai isi
pidato dari pembukaan yang kita sampaikan. Secara umum sangat tidak
disarankan bagi para pembicara untuk minta maaf atas kelemahan atau
persiapan yang kurang memadai. Permohonan maaf hanya kita sampaikan
jika kita datang terlambat menghadiri acara pidato tersebut.
1. Isi Pidato umumnya terdiri atas tiga sampai lima hal pokok
2. Kaitkan kata penutup dari pembukaan pidato dengan kata-kata awal dari isi
pidato
3. Jelaskan satu per satu secara ringkas definisi dari tiga sampai lima hal pokok
tersebut
4. Untuk meningkatkan konsentrasi dalam membawakan isi pidato dan
menegaskan artinya, sampaikanlah pidato dengan jeda
5. Jika ada informasi yang aktual dan terkait dengan isi pidato, selipkan
informasi tersebut ke dalam isi pidato
6. Jika di pembukaan pidato telah disebutkan latar belakang dan tujuan
diadakannya acara, isi pidato seharusnya membicarakan upaya-upaya untuk
mencapai tujuan.
10
F. Tips Mengakhiri Pidato
Terakhir adalah bagian kesimpulan atau penutup. Ada tiga kesalahan yang
sering dilakukan pembicara saat hendak menutup pidato, yaitu:
1. Pembicara tidak tanggap terhadap reaksi audiens. Misalnya, pembicara tidak
jeli mengamati suasana saat audiens telah mencapai klimaks, telah
dihinggapai rasa bosan atau lelah, sehingga pembicara tidak berusaha
mengakhiri pidato.
2. Pembicara yang sulit mengakhiri atau menghentikan pidatonya. Maka
pembicara akan terus menyampaikan pidatonya, bahkan tak terkendali lagi,
dan berputar-putar tak tentu arah.
3. Pembicara menutup pidatonya dengan mengucapkan, “Demikianlah yang
dapat saya katakan dalam kesempatan ini. Karena apa yang akan saya
katakan sudah saya utarakan semua, saya tak akan memperpanjang lagi
pidato saya, cukup sekian terima kasih”.
Menutup pidato seperti ini tidak memiliki makna. Sebab, diucapkan atau tidak
diucapkan, pengaruhnya sama saja. Audiens telah mengetahui kalau pidatonya
selesai. Untuk menghindari kesalahan diatas, sebaiknya bagian penutup pidato
merupakan bagian yang sangat penting. Untuk membuat bagian akhir pidato
bermakna dan Audiens mengingatnya, pembicara harus mengutarakan sesuatu yang
berkesan. Dengan demikian, audiens dapat membawa pulang pernyataan atau saran
itu untuk diceritakan kepada orang lain.
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penutup terdiri dari dua bagian, yaitu : Ulasan dan Pernyataan. Ulasan adalah
ringkasan dari pidato, dapat dilakukan dengan mengulangi poin-poin utama dari
pidato. Sedangkan pernyataan, diperlukan untuk membangun kesan. Pembicara
dapat menggunakan salah satu teknik pembukaan untuk menarik perhatian, yaitu
dengan mengulangi lagi tema yang menarik perhatian dalam pidato, kemudian
menghubungkannya dengan hal-hal di masa depan, dan mengajak mereka bertindak.
Baik ulasan maupun pernyataan, dimaksudkan untuk: menekankan atau menegasan
poin-poin dari pidato, mengarahkan pidato mencapai klimaks, dan membantu
Audiens mengingat pidato.
Sementara itu, berikut ini adalah sejumlah perintah dan larangan dalam
penutupan pidato:
12
DAFTAR PUSTAKA
Andi Pate, Anwar Arifin. 2015. Paradigma Baru Public Relations Teori, Strategi, dan
Riset. Cet. 1. Jakarta: Pustaka Indonesia Jakarta dan Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Persada Indonesia Y.A.I.
Danandjaja. 2011. Peranan Humas dalam Perusahaan. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Iriantara, Yosal dan A. Yani Surachman. 2011. Public Relations Writing Pendekatan
Teoretis dan Praktis. Cet. 2. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public
Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
13