Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK DI SEKOLAH

DISUSUN OLEH :

DEWI ASTUTI

A1M122082

KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kehadirat Allah SWT., Tuhan


yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan ridho-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai dengan judul
“Model Pembelajaran Menyimak Di Sekolah”.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada


junjungan kita baginda Nabi Muhammad Saw., Nabi yang
merupakan suri tauladan bagi kita. Kami mengucapkan rasa
terima kasih kepada Ibu Marwati, S.Pd., M.Hum. Selaku dosen
mata kuliah Keterampilan Menyimak yang telah menuntun dan
memotifasi kami, serta telah memberikan arahan dan dukungan
dalam penyusunan makalah ini.

Kami sadar dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekuranan, bahwasanya makalah yang disusun ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu dengan rendah hati kami memohon
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.

Kendari, 04 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................

DAFTAR ISI.....................................................................

BAB I PENDAHULUAN......................................................

1.1 Latar Belakang............................................................


1.2 Rumusan Masalah.......................................................
1.3 Tujuan Penulisan........................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................

2.1 Menyimak Berita...........................................................

2.2 Menyimak Wawancara..................................................

2.3 Menyimak laporan Perjalanan.......................................

2.4 Menyimak Pidato...........................................................

2.5 Menyimak Dialog...........................................................

BAB III PENUTUP............................................................

3.1 Kesimpulan.....................................................................

3.2 Saran..............................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara sederhana, menyimak merupakan proses mengolah


suatu bunyi yang di tangkap oleh indra pendengaran manusia
untuk menentukan suatu gagasan dan memberikan respon yang
menjadikan hubungan dua arah antara pembicara dengan
penyimak. Menyimak adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi Bahasa, mengidentifikasi,
menginterprestasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung didalamnya (Triyadi, 2015 dalam Tarigan, 1994).
Menyimak merupakan suatu proses yang seharusnya
dilaksanakan secara berurutan. Hal tersebut agar apa yang
disampaikan di dalamnya tidak terpecah dalam penerimaan
audiens. Menyimak merupakan suatu peristiwa penerimaan
pesan, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang (Sutari, dkk.,
1998 dalam Wulandari, 2009). Audiens dapat mengolah sendiri
tentang informasi yang diterimanya dari proses suatu kegiatan
menyimak. Disinilah kemampuan seseorang dapat dinilai dengan
suatu kriteria tertentu yang telah ditentukan.

Model pembelajaran adalah unsur penting dalam kegiatan


belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pembelajaran digunakan guru sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Joyce dan Weil (dalam
Rusman, 2012: 133) berpendapat bahwa model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di Kelas.

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan


pola pilihan para guru untuk merancang pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan. Model pembelajaran merupakan suatu prosedur
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan
melaksanakan proses belajar mengajar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari menyimak berita ?
2. Apa pengertian dari menyimak wawancara ?
3. Apa pengertian dari menyimak laporan perjalanan ?
4. Apa pengertian dari menyimak pidato ?
5. Apa pengertian dari menyimak dialog ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mendeskripsikan pengertian dari mrnyimak berita
2. Untuk mendeskripsikan pengertian dari menyimak
wawancara
3. Untuk mendeskripsikan pengertian dari menyimak laporan
perjalanan
4. Untuk mendeskripsikan pengertian dari menyimak pidato
5. Untuk mendeskripsikan pengertian dari menyimak dialog
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menyimak Berita

Menyimak adalah keterampilan untuk memahami dan


menafsirkan pesan yang disampaikan secara lisan oleh orang lain.
Menyimak merupakan suatu faktor yang penting dalam kehidupan
manusia, karena melalui kegiatan menyimak setiap individu dapat
memahami berbagai informasi yang disampaikan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam putra (2006: 14)


menjelaskan bahwa “berita adalah cerita atau keterangan
mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat; kabar; laporan;
pemberitahuan; pengumuman”. Cahya (2012: 2) mengatakan
berita adalah laporan tentang berbagai fakta setelah dimuat di
media massa. Berita erat kaitannya dengan informasi dan
kebutuhan banyak orang.

Menyimak berbagai jenis berita tentunya tidak akan


mendapatkan hasil yang baik apabila tidak mempertikan hal-hal
penting dalam penulisan berita. Putra (2006: 34) menyatakan
sebelum menulis berita, penulis harus memperhatikan beberapa
hal penting sebagai pedoman atau pegangan dalam menyimak.
Hal-hal penting dalam sebuah berita diantaranya sebagai berikut:

a. Informasi
Informasi merupakan unsur terpenting di dalam menyimak
sebuah berita. Jika informasi tidak lengkap akan
menimbulkan kesulitan dalam menyimak sebuah berita.

b. Signifikan
Berita juga harus sigmifikan, artinya berisi informasi penting
atau memiliki dampak bagi pembaca.
c. Fokus
Kegagalan seorang penulis, yaitu dengan menyampaikan
berita tidak fokus. Sedangkan berita yang baik biasanya
singkat dan terfokus pada tema. Untuk fokuskan isi berita
dengan tema atau peristiwa yang ada di lapangan.
d. Efektif
Tulisan yang efektif adalah tulisan yang mampu meletakkan
informasi pada prespektif secara tepat. Tujuannya agar
pembaca mengetahui dari mana kisah berawal dan kemana
mengalir, serta seberapa jauh dampaknya.
e. Karakteristik
Tulisan yang disajikan berupaya mengenalkan pembaca
kepada orang-orang yang menggerakkan peristiwa atau
menghadirkan orang yang berpengaruh oleh gagasan
peristiwa tersebut.
f. Lokasi atau tempat
Penulis berita dapat menyusupkan “sense of place” agar
tulisan menjadi hidup.
g. Suara
Pada dsarnya tulisan akan mudah diingat jika dapat
menciptakan ilusi bahwa penulis sedang bertutur kepada
pembacanya. Untuk itu penulis perlu menggunakan kalimat
aktif dan menyertakan kutipan percakapan dari orang-orang
yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Penulis yang baik
juga harus menghilangkan warna yang konsisten keseluruh
isi tulisan. Warna suara pada suatu tulisan dapat diciptakan
dengan memberi penekanan pada suatu kata atau kalimat
dimunculkan.
h. Anekdot atau kutipan
Dalam teks berita, penulis dapat menyisipkan anekdot,
dialog pendek, dan deskripsi untuk mengubah irama isi
berita dan membuat tulisan lebih hidup. Namun, anekdot
yang ditulis harus berhubungan dengan kejadian yang
sedang diberitakan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa


dalam menyimak berita yang baik sesuai dengan jenis berita yang
diinginkan maka harus berpedoman pada hal-hal penting yang
dipersyaratkan dalam penulisan berita, yaitu memiliki informasi
yang lengkap, penting atau memiliki dampak bagi pembaca,
singkat dan terfokus pada tema, mampu meletakkan informasi
pada prespektif secara tepat, berupaya mengenalkan pembaca
kepada orang yang menggerakkan peristiwa, menyebutkan lokasi
atau tempat, memberikan penekanan pada suatu kata atau
kalimat yang dimunculkan, serta menyisipkan anekdot,dialog
pendek dan deskripsi untuk mengubah irama isi berita sehingga
membuat tulisan lebih hidup.

1. Teknik Menyimak Berita


Menyimak berita tidak dapat dilakukan secara sembarangan.
Menyimak berita harus sesuai dengan langkah-langkah yang
harus dipenuhi. Menurut Tarigan (2008: 65) mengemukakan
teknik menyimak berita harus memenuhi unsur sebagai berikut.
a. Judul
 Judul berita sebisa mungkin dibuat dengan kalimat pendek,
tapi bisa menggambarkan isi berita secara keseluruhan.
Pemberian judul ini menjadi penentu apakah pembaca akan
tertarik membaca berita yang ditulis atau tidak.
 Menggunakan kalimat aktif agar daya dorongnya lebih kuat.
 Persoalan judul menjadi menarik seiring munculnya media
berita internet.
b. Lead
 Selain judul, lead bisa menjadi penentu seorang pembaca
akan melanjutkan bacaannya atau tidak. Sehingga beberapa
buku panduan menulis berita menyebutlebih dari 10 lead
yang bisa dipakai dalam sebuah berita. Namun, hal yang tak
boleh dilupakan dalam menulis lead adalah unsur 5W + 1H
(Apa/What, Dimana/Where, Kapan/When, Mengapa/Why,
Siapa/Who dan Bagaimana/How).
 Lead terkait dengan peg atau biasa disebut pelatuk berita.
Seorang reporter ketika ditugaskan meliput peristiwa harus
sudah tahu “pelatuk” apa yang akan dibuat sebelum menulis
berita.
c. Badan Berita
 Penentuan lead ini juga membantu reporter
menginventarisasi bahan-bahan berita. Sehingga penulisan
berita menjadi terarah dan tidak keluar dari lead. Inilah yang
disebut badan berita.
 Untuk lebih mudahnya, susun berita yang berawal dari lead
itu secara kronologis. Sehingga pembaca bisa mengikuti
seolah-olah berita itu suatu cerita.
 Cek atau ricek bahan yang sudah didapat. Dalam berita,
akurasi menjadi hal yang sangat penting.
d. Bahasa
 Bahasa menjadi elemen yang penting dalam berita.
Bayangkan bahwa pembaca itu berasal dari beragam strata.
Bahasa yang digunakan untuk berita hendaknya bahasa
percakapan.
 Menulis lead yang bicara. Untuk mengujinya, bacalah lead
atau berita tersebut keras-keras. Jika sebelum titik, nafas
sudah habis, berarti berita yang dibuat tidak bicara,
melelahkan dan tidak enak dibaca.
 Berita yang bagus adalah berita yang seolah-olah bisa
didengar. Prinsipnya sederhana, makin sederhana makin
baik.
 Menghidari kata sifat. Menulis berita dengan kata sifat
cenderung menggurui pembaca. Pakailah kata kerja. Menulis
berita adalah menyusun fakta-fakta. Kata "memilukan",
misalnya, tidak lagi menggugah pembaca dibanding
menampilkan fakta-fakta dengan kata kerja dan contoh-
contoh.

2.2 Menyimak Wawancara

kegiatan menyimak dilakukan manusia apabila ada penutur


dan lawan tutur. Secara sederhana, istilah menyimak dapat
dipahami sebagai sebuah kegiatan mendengarkan atau
memperhatikan baik-baik apa yang diucapkan orang, menangkap
dan memahami makna yang didengar.

Salah satu kegiatan menyimak dalam pembelajaran bahasa


Indonesia adalah menyimak wawancara. Menyimak wawancara
termasuk salah satu jenis menyimak pemahaman/komprehensif
(comprehensive listening), yaitu menyimak untuk memahami isi
pesan yang disampaikan para tokoh atau nara sumber dalam
sebuah wawancara.

 Tujuan Menyimak wawancara

Tujuan pembelajaran menyimak wawancara adalah melatih


kepekaan siswa dalam menerima atau mencari informasi.
Informasi ini digunakan untuk mendukung keterampilan
berbahasa yang lainnya seperti berbicara dan menulis. Menurut
Wijayanti (2010), tujuan menyimak wawancara meliputi :

a. Menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh


atau narasumber yang disampaikan dalam wawancara.

b. Menulis dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan


narasumber dalam wawancara.

 Manfaat menyimak wawancara

Menurut Setiawan (dalam Darmawan, 2001: 11-12), manfaat


dari kegiatan menyimak adalah sebagai berikut: pertama
menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang
berharga bagi kemanusiaan, sebab menyimak memiliki nilai
informatif, yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang
menjadikan seseorang lebih berpengalaman. Kedua Orang yang
banyak menyimak komunikasinya lebih lancar dan kata-kata yang
digunakan lebih fariatif.

Jadi dengan banyak melakukan kegiatan menyimak, maka


akan didapatkan ide-ide yang cemerlang dan segar, sehingga
pengalaman hidup akan berharga. Semua itu akan mendorong
seseorang untuk lebih giat berkarya dan kreatif. Dalam kaitannya
dengan pembelajaran menyimak adalah agar siswa mampu
menyimpulkan pikiran, pendapat, dan gagasan seorang tokoh atau
narasumber yang disampaikan dalam wawancara serta siswa
mampu menulis dengan singkat hal-hal penting yang
dikemukakan narasumber dalam wawancara.

2.3 Menyimak Laporan Perjalanan

Laporan perjalanan pada umumnya berupa karangan yang


melukiskan suatu pengalaman selama dalam perjalanan.
Pengalaman yang biasanya berupa peristiwa atau keadaan yang
mengesankan dijadikan pokok bahasan dalam laporan tersebut.

1. Menulliskan pokok laporan perjalanan

Setia laporan memiliki ciri yang berbeda. Perbedaan itu


antara lain pengunaan ragam bahasa. Ragam bahasa yang
dipergunakan dalam mengembangkan pokok-pokok bahasan
dalam laporan perjalanan cenderung bersifat deskriktif. Hal ini
dimaksud agar lebih menarik dan tidak membosankan.

2. Menuliskan laporan perjalanan

Isi dari laporan perjalanan merupakan pokok-pokok penting


yang dikembangkan dalam bentuk paragraph yang lebih padu
dan berisi.

3. Menanggapi laporan perjalanan

Mendengarkan pembacaan laporan perjalanan dari


kelompok lain kemudian memberikan tanggapan mengenai
kelengkapan laporan perjalanan tersebut.
2.4 Keterampilan menyimak Pidato

Menyimak merupakan salah satu kegiatan keterampilan


berbahasa Indonesia dalam mendengar, mengamati, apresiasi,
mengidentifikasi, dan menginterprestasi bahan simakan untuk
memperoleh makna atau informasi. Sedangkan untuk definisi
berpidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum
dengan cara tertentu untuk mencapai tujuan tertentu (Nugraha,
2009: 1). Pidato merupakan suatu kegiatan berbicara satu arah
karena dalam berpidato tidak ada interaksi timbal balik antara
retor dengan pendengar. Dari pernyataan-pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa berpidato adalah kegiatan berbicara di
depan umum untuk menyampaikan suatu penyampaian dan
penanaman pikiran, informasi, atau gagasan dalam kondisi
tertentu. Sedangkan definisi menyimak pidato dapat dimaknai
sebagai suatu kegiatan mendengar, mengamati, apresiasi,
mengidentifikasi, dan menginterprestasikan berbicara didepan
umum untuk menyampaikan suatu penyampaian dan penanaman
pikiran, informasi, atau gagasan dalam kondisi tertentu.

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak pidato


Bagian pertama yang membuka pidato, mengucapkan
rasa syukur, menceritakan pengalama, memperkenallkan
dirimenyampaikan gambaran umum, menyampaikan
kutipan, menyebut contoh nyata.
Bagian yang kedua yaitu isi pidato yang berupa pesan atau
informasi yang akan disampaikan oleh pembicara kepada
pendengar, selanjutnya adalah penutup pidato.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sebuah pidato adalah
toppik pidato, permasalahan yang harus diuraikan dalam
berpidato, sebab-sebab timbulnya permasalahan, dan solusi
yang diberikan pembicara (Anindyarini, 2008:132-133).
Selain itu, aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan yaitu
intonasi, artikulasi, volume, dan ekspresi. Adapun cara
meningkatkan upaya daya simak yaitu:
1) Simak ulang ucap,
2) Identifikasi kata kunci,
3) Parafrasa,
4) Merangkum dan menjawab pertanyaan.

2. Tahap-Tahap menyimak pidato

Menyimak pidato harus dilakukan dengan tahapan yang


runtut agar mampu menyimak dengan maksimal. Tahap-tahap
dalam menyimak pidato yaitu tahap mendengar pidato, tahap
mengamati dan memahami isi pidato, menginterpretasi atau
menafsirkan isi yang tersirat dalam pidato, tahap mengevaluasi
yaitu penyimak menanggapi isi dari pembicaraan setelah
menerima gagasan, ide, dan pendapat yang disampaikan oleh
pembicara. Dengan mengetahui, memahami dan menerapkan
tahap-tahap menyimak pidato, maka proses menyimak akan
terlaksana dengan benar. Informasi dan makna yang hendak
disampaikan oleh pembicara mampu disimak dan diterima oleh
penyimak.

Pada tahap mendengar pidato, penyimak dengan sengaja


mendengarkan apa saja yang disampaikan oleh pembicara
berdasarkan tuturan dalam pidatonya. Setelah mendengar,
penyimak akan mengamati dan memahami isi pidato artinya
penyimak berkonsentrasi untuk menangakap informasi yang
disampaikan oleh pembicara. Selanjutnya, penyimak akan
menafsirkan isi yang tersirat dalam pidato dengan mengukur
seberapa paham penyimak dalam menangkap informasi yang
disampaikan, artinya penyimak mampu menguraikan apa yang
menjadi pokok-pokok isi dalam pidato tersebut. Tahap yang
terakhir adalah mengevaluasi, pada tahap ini penyimak akan
menanggapi atau mengkritisi isi dari pidato yang disampaikan
secara keseluruhan.

2.5 Menyimak Dialog

Dialog sering kita jumpai baik secara langsung maupun


melalui media masa seperti tv atau radio.

Apabila siswa telah menyimak dialog, selanjutnya siswa harus


melakukan hal-hal berikut

1. Mencatat hal-hal penting dalam dialog


Mencatat pokok dari dialog tersebut, kemudian
mendiskusikannya dengan kelompok. Kemudian
membacakannya di depan kelompok lain untuk
mendapatkan tanggapan mengenai kesesuaian isi pokok
dari dialog tersebut.

2. Menyatakan informasi tersirat dalam dialog


Langkah-langkah untuk mencari informasi tersirat dalam
dialog :
 Fasilitator akan memperdengarkan musik
 Saat menyimak musik, tugas siswa adalah memindahkan
pulpen secara bergiliran
 Pada saat musik berhenti, maka siswa yang memegang
pulpen itulah yang harus mengemukakan informasi
tersirat dari dialog.
 Mendiskusikan informasi yang ada

3. Menyimpulkan isi dialog


Kesimpulan isi dialog didapat dari pengembangan hal-hal
penting dan informasi yang tersirat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa


menyimak merupakan proses mengolah suatu bunyi yang di
tangkap oleh indra pendengaran manusia untuk menentukan
suatu gagasan dan memberikan respon yang menjadikan
hubungan dua arah antara pembicara dengan penyimak.

Model pembelajaran adalah unsur penting dalam


kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Model pembelajaran digunakan guru sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Terdapat beberapa model pembelajaran menyimak yang


dapat diterapkan di sekolah seperti keterampilan menyimak
pada suatu berita, menyimak wawancara, menyimak laporan
perjalanan, menyimak pidato hingga menyimak dialog dengan
tujuan agar siswa mampu menyerap dengan mudah informasi
yang didapatkan melalui model-model pembelajaran menyimak
di sekolah.
3.2 Saran

Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini


diharapkan agar tidak terpatok kepada makalah ini. Pembaca
diharapkan agar membaca sumber lain yang berhubungan
dengan materi Model Pembelajaran Menyimak Di Sekolah,
dikarenakan penulis hanya memaparkan Sebagian kecil dari
materi tersebut. Kami berharap dengan adanya makalah ini
dapat menjadi tambahan referensi untuk ilmu pengetahuan
khususnya tentang materi yang kami jelaskan dalam makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abiezer, A. 2021. Keterampilan Menyimak Pidato.


https://www.scribd.com/presentation/492674854/Menyima
k-Pidato diakses pada hari senin tanggal 5 Desember 2022
pada pukul 16.42 WITA.

Defiana, A. 2011. Materi Menyimak.


https://id.scribd.com/doc/59023326/Materi-Menyimak
diakses pada hari senin tanggal 5 Desember 2022 pada
pukul 16.54 WITA.

Nurhasanah, A. 2019. Keefektifan Model Pembelajaran Paired


Storytelling Terhadap Keterampilan Menyimak Siswa.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/Upload/8151-
full_Teks.pdf diakses pada hari minggu tanggal 4 Desember
2022 pada pukul 10.44 WITA.

Puspitarini, R. 2013. Upaya meningkatkan kemampuan menyimak


wawancara melalui.
https://repository.ump.ac.id/516/1/RANNY
%20PUSPITASARI%20COVER.Pdf diakses pada hari senin
tanggal 6 Desember 2022 pada pukul 10. 59 WITA.

Rahman, Rani Nurcita Widya, Rasi Yugafiati. 2019.Menyimak &


Berbicara: Teori dan Praktik. Sumedang: Alqaprint
Jatinangor.

Anda mungkin juga menyukai